Anda di halaman 1dari 11

Jurnal AGROSWAGATI 6 (1), April 2018

PENGARUH KOMPOSISI DEDAK BEKATUL DAN KONSENTRASI


AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR
TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

Oleh:
Minhatul Maula,1 Wijaya,2 dan Subandi Nur3

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komposisi dedak bekatul dan
konsentrasi air kelapa terhadap pertumbuhan dan hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus). Percobaan dilaksanakan di Desa Karangwangi Kecamatan Depok Cirebon – Jawa
Barat dari bulan Mei sampai Juli 2013.
Metode percobaan yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) yang terdiri dari kombinasi perlakuan komposisi dedak bekatul dan
konsentrasi air kelapa yang diulang tiga kali. Kombinasi perlakuan tersebut adalah sebagai
berikut : A (5% dedak bekatul dan 0% air kelapa), B (5% dedak bekatul dan 10% air kelapa),
C (5% dedak bekatul dan 20% air kelapa), D (5% dedak bekatul dan 30% air kelapa), E (10%
dedak bekatul dan 0% air kelapa), F (10% dedak bekatul dan 10% air kelapa), G (10% dedak
bekatul dan 20% air kelapa), H (10% dedak bekatul dan 30% air kelapa), I (15% dedak bekatul
dan 0% air kelapa), J (15% dedak bekatul dan 10% air kelapa), K (15% dedak bekatul dan
20% air kelapa), dan L (15% dedak bekatul dan 30% air kelapa).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata antara komposisi dedak
bekatul dan konsentrasi air kelapa terhadap kedalaman miselium umur 7 dan 21 HSI, diameter
tudung, jumlah badan buah per baglog dan bobot jamur tiram putih per baglog. Namun tidak
berpengaruh nyata pada pengamatan kedalaman miselium 14 HSI dan waktu muncul pin head.
Hasil terbaik ditunjukkan dari perlakuan L yaitu takaran 15% dedak bekatul dan konsentrasi
30% air kelapa.

Kata Kunci: Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

A. PENDAHULUAN 12,40 miligram vitamin C. Jamur tiram


juga mengandung folic acid yang cukup
Jamur tiram berasal dari Belanda, tinggi dimana kandungan tersebut diduga
kemudian menyebar ke Australia, mampu menyembuhkan anemia.
Amerika, Asia tenggara, termasuk Sampai saat ini jamur lebih banyak
Indonesia (Sutarja, 2010). Hasil penelitian diproduksi di Jawa. Berdasar data MAJI
Departemen Sains Kementerian Industri tahun 2009, setiap hari Jawa Barat
Thailand, jamur tiram mengandung protein memproduksi 10 ton jamur tiram. Sebagian
5,94%, karbohidrat 50,59%, serat 1,56%, besar produksi jamur dipasarkan dalam
lemak 0,17%, dan abu 1,14%. Setiap 100 bentuk segar. Walaupun banyak
gram jamur tiram segar mengandung 45,65 dibutuhkan, seluruh produksi jamur baru
kalori, 8,9 miligram kalsium, 1,9 miligram memenuhi 50% dari permintaan pasar yang
besi, 17,0 miligram fosfor, 0,15 miligram membutuhkan jamur tiram segar per hari.
vitamin B1, 0,75 miligram vitamin B2, dan

1
Mahasiswa Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati
2
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati
3
Dosen Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Swadaya Gunung Jati

646
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

Sampai saat ini permintaan itu belum bisa Mengingat besarnya manfaat jamur
dipenuhi. bagi kesehatan tubuh, tentunya akan lebih
Tidak terpenuhinya permintaan baik lagi apabila karakteristik yang
jamur tiram baik untuk pasar domestik dihasilkan yaitu waktu penumbuhan
maupun pasar luar negeri merupakan miselium kurang dari 45 hari dan
masalah yang harus segera dipecahkan. munculnya tunas kurang dari satu minggu.
Salah satu alternatif meningkatkan Diduga, masalah tersebut dapat diatasi bila
produksi jamur tiram putih adalah jamur tiram putih mendapat perlakuan
penggunaan penambah nutrisi dengan penambahan nutrisi dan hormon tumbuh
dedak bekatul dan zat pengatur tumbuh pada media tanam jamur tiram putih.
berupa air kelapa. Zat pengatur tumbuh Pemanfaatan hormon tumbuhan yang
mengatur pertumbuhan dan perkembangan terdapat pada air kelapa sangat efisien.
tanaman pada setiap tingkat pertumbuhan Selama ini air kelapa banyak digunakan di
dan perkembangan (Salisbury dan Ross, laboratorium sebagai nutrisi tambahan di
1995). dalam media kultur jaringan. Hal ini
Potensi jamur tiram sangat bagus, menunjukkan bahwa air kelapa dapat
sehingga banyak dari penduduk yang mulai digunakan sebagai campuran media
membudidayakan jamur tiram putih ini. tumbuh, dengan tujuan peningkatan
Media tanam yang digunakan pada pertumbuhan.
umumnya adalah serbuk kayu (misalnya Penelitian ini bertujuan untuk
kayu albasia), dedak padi atau bekatul, mengetahui pengaruh dedak bekatul dan
tepung jagung dan kapur pertanian. pemberian air kelapa, komposisi dan
Pertumbuhan dan perkembangan jamur konsentrasi yang optimal untuk
sangat tergantung pada banyaknya nutrisi pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih
yang ada atau tersedia dalam media yang (Pleurotus ostreatus) yang terbaik.
dapat diserap dan digunakan oleh jamur.
Dalam hal ini, dedak merupakan salah satu B. METODE PENELITIAN
sumber nutrisi tersebut. Tempat dan Waktu Penelitian
Air kelapa merupakan endosperm Percobaan dilaksanakan di Desa
dalam bentuk cair yang mengandung unsur Karangwangi Kecamatan Depok
hara dan zat pengatur tumbuh, sehingga Kabupaten Cirebon dengan ketinggian
dapat menstimulasi perkecambahan dan tempat 35 m di atas permukaan laut (dpl),
pertumbuhan (Morel, 1974 dalam Dyah dengan suhu 27ºC. Percobaan dilaksanakan
Widiastoety dkk, 1997). Zat-zat utama pada bulan Mei sampai dengan Juli 2013.
yang terkandung dalam air kelapa antara Bahan yang digunakan untuk
lain kalium, kalsium, dan magnesium. percobaan ini adalah bibit jamur tiram
Sedangkan natrium, klorida, dan fosfat, putih, serbuk kayu gergaji albasia, kapur
ditemukan dalam jumlah konsentrasi yang (CaSO4), TSP murni, air kelapa, dedak
lebih rendah. bekatul, alkohol, spirtus, karet gelang,
Manfaat jamur bagi kesehatan sudah selotip dan kertas koran. Alat-alat yang
banyak diketahui, namun masalah yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :
dihadapi dalam budidaya jamur tiram cangkul, terpal, ayakan pasir 60 mesh,
adalah penumbuhan miselium jamur yang botol, penggaris, drum sterilisasi, pinset
masih relatif lama. Pertumbuhan miselium stainless, bunsen, thermohygrometer, gelas
jamur antara 40-60 hari, dan produksi ukur, hand sprayer, penggaris, alat tulis,
jamur hanya dapat dilakukan pemanenan dan lainnya.
badan buah dengan selang waktu antara Metode penelitian yang digunakan
masing-masing panen selama 1-2 minggu adalah metode eksperimen dengan
(Parlindungan, 2003). Rancangan Acak Lengkap (RAL).

647
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

Penelitian ini terdiri dari dua faktor yaitu yang masing-masing diulang tiga kali.
takaran dedak bekatul dan konsentrasi air Kombinasi perlakuan yang diuji di
kelapa dengan 12 kombinasi perlakuan lapangan adalah sebagai berikut :
A = Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 0% G = Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 20%
B = Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 10% H = Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 30%
C = Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 20% I = Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 0%
D = Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 30% J = Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 10%
E = Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 0% K = Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 20%
F = Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 10% L = Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 30%

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 2. Keberhasilan Inokulasi


Pengamatan Penunjang Selama percobaan, baglog jamur
1. Suhu dan kelembaban tiram yang berhasil ditumbuhi miselia
Suhu dan kelembaban kumbung sebanyak 328 buah dari total 360 baglog
jamur tiram diukur dua kali sehari, mulai atau sebesar 91,11%. Baglog yang tidak
tanggal 29 Mei hingga tanggal 19 Juli ditumbuhi miselia diganti dengan baglog
2013. Pengukuran suhu dan kelembaban cadangan.
menggunakan thermohygrometer. Suhu 3. Serangan Hama dan Penyakit
ruangan kumbung pada saat dilakukan
percobaan rata-rata 27,6oC, dengan Hama yang menyerang baglog
kelembaban udara rata-rata 78,4%. jamur tiram adalah tikus dan ulat belatung.
Selama percobaan berlangsung, suhu Tikus tidak memakan baglog, tetapi
rata-rata kumbung pada pagi hari sebesar memakan biji jagung yang menjadi media
27,1oC dan sore hari rata-rata 28,8oC, bibit jamur tiram. Selama percobaan,
dengan kelambaban rata-rata pagi hari terdapat 7 baglog yang diserang tikus, 5 di
78,6% dan sore hari 77,7%. Menurut antaranya mati karena baru diinokulasi
Direktorat Jenderal Hortikultura (2009), sementara 2 baglog lainnya tetap dapat
ada beberapa syarat agar jamur tiram dapat tumbuh karena miselium jamur sudah
tumbuh dengan baik yaitu jika berada pada hampir memenuhi baglog. Bagian baglog
suhu berkisar 22 sampai 28°C untuk masa yang terkena serangan tikus ditutup dengan
inkubasi atau pembentukan miselium dan selotip. Terdapat 3 baglog jamur tiram
16-22°C untuk masa pembentukan tubuh yang terkena serangan ulat. Ulat memakan
buah. Selama masa pertumbuhan nutrisi yang terdapat pada media, namun
miselium, kelembaban udara miselia jamur masih tetap dapat tumbuh.
dipertahankan antara 60-70%, sedangkan Penyakit yang menyerang adalah
pada pertumbuhan badan buah kelembaban Trichoderma sp, namun intensitas
yang dipertahankan berkisar antara 80- serangannya tergolong rendah.
90%. Dengan demikian suhu dan Pengamatan Utama
kelembaban udara kumbung selama 1. Kedalaman Miselium
percobaan sesuai untuk inkubasi jamur Hasil analisis statistik menunjukkan
tiram putih, sementara untuk penumbuhan bahwa takaran dedak bekatul dan
buah jamur tiram kurang sesuai. Untuk konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata
mengatasinya, lantai kumbung dan baglog terhadap kedalaman miselium pada 7 dan
jamur tiram disiram setiap pagi dan sore 21 HSI, sementara pada pengamatan 14
hari. HSI tidak berpengaruh nyata (Tabel 1).
Pengamatan umur 7 HSI
menunjukkan kedalaman miselium yang
terbaik diperoleh pada perlakuan D
(komposisi dedak bekatul 10% dan

648
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

konsentrasi air kelapa 10%), H (komposisi konsentrasi air kelapa 30%), serta berbeda
dedak bekatul 10% dan konsentrasi air nyata dengan perlakuan lainnya. Hal ini
kelapa 20%), J (komposisi dedak bekatul menunjukkan bahwa kedalaman miselium
15% dan konsentrasi air kelapa 10%), K umur 7 HSI dipengaruhi oleh komposisi
(komposisi dedak bekatul 15% dan dedak bekatul dan konsentrasi air kelapa.
konsentrasi air kelapa 20%) dan L
(komposisi dedak bekatul 15% dan

Tabel 1. Pengaruh Takaran Dedak Bekatul dan Konsentrasi Air Kelapa terhadap Kedalaman
Miselium umur 7, 14, dan 21 HSI
Kedalaman Miselium (cm)
Perlakuan
7 HSI 14 HSI 21 HSI
A Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 0% 2,90 a 5,07 a 15,93 b
B Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 10% 2,40 a 6,10 a 13,70 b
C Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 20% 2,43 a 4,77 a 8,87 a
D Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 30% 3,27 b 5,20 a 13,63 b
E Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 0% 1,83 a 8,93 a 12,40 a
F Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 10% 1,88 a 5,23 a 10,33 a
G Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 20% 2,03 a 7,30 a 10,40 a
H Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 30% 3,38 b 7,23 a 15,90 b
I Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 0% 2,40 a 7,63 a 14,77 b
J Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 10% 4,00 b 8,10 a 14,20 b
K Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 20% 3,07 b 7,77 a 15,40 b
L Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 30% 4,93 b 10,07 a 16,57 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan Uji Gugus Scott-Knott pada taraf nyata 5%
Komposisi dedak bekatul 5% dan komposisi dedak bekatul 15% tanpa
10% dengan konsentrasi air kelapa 30% pemberian air kelapa (perlakuan I). Dalam
membuat miselium jamur tiram cukup hal ini, air kelapa juga berfungsi sebagai
dalam menembus media, yaitu sedalam penambah nutrisi karena mengandung
3,27 cm 3,38 cm. Begitu pula dengan vitamin, asam-asam amino, asam nukleat,
pemberian komposisi dedak bekatul 15% fosfor (Tuleckle, 1961 dalam Widyastoety
serta konsentrasi air kelapa 10%, 20% dan dkk, 1997), potasium, klorida, sodium,
30% memperlihatkan miselium jamur magnesium, sulfur, besi dan tembaga
tiram putih yang juga cukup dalam, yaitu 4 (Muhammed Majeed dan Lakshmi
cm, 3,07 cm, dan 4,93 cm. Prakash, 2007).
Menurut Suhardiman (2000), Selain itu, Staden dan Drews (1974)
semakin kecil persentase dedak bekatul melaporkan bahwa dalam air kelapa
maka akan semakin kecil pula kandungan terkandung pula zeatin yang diketahui
vitamin B kompleks, karbohidrat, protein, termasuk dalam kelompok sitokinin.
dan lemak yang tersedia untuk Menurut Hess (1975) sitokinin mempunyai
pertumbuhan dan perkembangannya. kemampuan mendorong terjadinya
Namun, hasil pengamatan kedalaman pembelahan sel dan diferensiasi jaringan
miselium umur 7 HSI menunjukkan terutama dalam pembentukan tunas pucuk
komposisi dedak bekatul yang kecil yaitu dan pertumbuhan akar. Namun demikian,
5% dan 10% ketika diimbangi dengan peranan sitokinin dalam pembelahan sel
konsentrasi air kelapa sebesar 30% tergantung pada adanya fitohormon lain
memberikan hasil yang lebih tinggi dari terutama auksin (Widiastoety dkk, 1997).

649
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

Pada pengamatan kedalaman dapat meningkatkan pertumbuhan


miselium umur 14 HSI perlakuan takaran miselium jamur tiram.
dedak bekatul dan konsentrasi air kelapa 2. Waktu Muncul Pin Head,
tidak menunjukkan pengaruh yang nyata. Diameter Tudung, dan Jumlah
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh Badan Buah per Baglog
stagnansi pertumbuhan miselium jamur Hasil analisis statistik menunjukkan
tiram akibat penyuntikan air kelapa pada bahwa takaran dedak bekatul dan
miselium jamur tiram umur 9 HSI. Diduga, konsentrasi air kelapa tidak berpengaruh
penambahan air kelapa belum mampu nyata terhadap waktu muncul pin head,
berperan dalam mendorong pertumbuhan tetapi berpengaruh nyata terhadap
miselium jamur tiram karena belum lama parameter diameter tudung, dan jumlah
terdapat di dalam media tanaman. badan buah per baglog (Tabel 2).
Sebagaimana diungkapkan Wattimena Dalam percobaan kali ini,
(1992) bahwa ada beberapa hal yang harus peningkatan dosis dedak bekatul dan
diperhatikan dalam pemberian ZPT pemberian air kelapa tidak membuat pin
diantaranya adalah ZPT harus berada head jamur tiram lebih cepat muncul.
cukup lama di jaringan target. Sebagaimana penelitian yang dilakukan
Pada pengamatan umur 21 HSI, Afina dkk (2012), pemberian air kelapa
komposisi dedak bekatul dan konsentrasi tidak membuat pin head jamur tiram
air kelapa sangat berpengaruh terhadap muncul lebih cepat.
kedalaman miselium jamur tiram putih.
Kombinasi komposisi nutrisi yang
Hal ini sesuai dengan penelitian Erika dkk terdapat dalam media diduga kurang
(2012), bahwa dedak bekatul menstimulasi munculnya pin head. Selain
mempengaruhi awal tumbuhnya miselium itu, suhu ruangan kumbung jamur tiram
jamur tiram namun berbeda dengan hasil juga cukup tinggi untuk pembentukan
penelitian Armawi (2009) yang
tubuh buah sehingga jamur tiram
menunjukkan bahwa konsentrasi air kelapa memerlukan adaptasi untuk mulai muncul.
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan Yasri (1997) menyatakan bahwa
miselium.
munculnya pin head pertama sangat
Hasil pengamatan 7 HSI dan 21 HSI dipengaruhi oleh komposisi medium dan
menunjukkan bahwa perlakuan takaran keadaan lingkungan.
dedak bekatul dan konsentrasi air kelapa Dedak bekatul mengandung 15% air,
berpengaruh nyata terhadap kedalaman 14,5% protein, 48,7% lemak dan 7,0% abu
miselium. Semakin tinggi takaran dedak (Indah, 2007). Menurut Soenanto (2000),
bekatul dan konsentrasi air kelapa, bekatul sebagai campuran medium tanam
miselium jamur tiram putih cenderung berfungsi sebagai sumber karbohidrat dan
semakin dalam menembus media tanam. protein. Karbohidrat digunakan sebagai
Artinya, pemberian air kelapa sebagai zat sumber energi utama, sedangkan protein
pengatur tumbuh dan peningkatan
diperlukan untuk pertumbuhan miselium
ketersediaan nutrisi dari dedak bekatul
dan pembentukan enzim-enzim.

650
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

Tabel 2. Pengaruh Takaran Dedak Bekatul dan Konsentrasi Air Kelapa terhadap Waktu
Muncul Pin Head
Waktu Jumlah Badan
Diameter
Perlakuan Muncul Pin Buah per
Tudung (cm)
Head (HSI) Baglog (buah)
A Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 0% 39,67 a 7,626 a 13,08 a
B Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 10% 41,00 a 7,833 b 10,08 a
C Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 20% 44,08 a 7,508 a 11,17 a
D Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 30% 37,75 a 8,349 b 12,42 a
E Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 0% 43,42 a 7,484 a 12,58 a
F Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 10% 43,08 a 7,019 a 17,17 b
G Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 20% 42,33 a 7,173 a 15,75 b
H Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 30% 43,00 a 7,228 a 13,42 a
I Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 0% 38,83 a 7,244 a 13,08 a
J Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 10% 39,08 a 7,551 a 12,58 a
K Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 20% 37,17 a 6,775 a 16,25 b
L Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 30% 39,83 a 8,435 b 17,92 b

Diameter tudung jamur tiram putih 2008). Gula sederhana ini digunakan untuk
yang paling besar diperoleh pada perlakuan pembentukan badan buah.
B (komposisi dedak bekatul 5% dan Semakin banyak jumlah rumpun dan
konsentrasi air kelapa 10%), D (komposisi jumlah badan buah jamur tiram putih, maka
dedak bekatul 5% dan konsentrasi air semakin banyak pula enzim yang
kelapa 30%) dan L (komposisi dedak dihasilkan untuk mendegradasi substrat
bekatul 15% dan konsentrasi air kelapa menjadi gula sederhana, mengakibatkan
30%), serta berbeda nyata dengan meningkatnya gula sederhana yang dapat
perlakuan lainnya. Hal ini menunjukkan dimanfaatkan untuk pertumbuhan badan
bahwa diameter tudung jamur tiram buah diantaranya diameter tudung.
dipengaruhi oleh komposisi dedak bekatul Kemampuan jamur menyerap makanan
dan konsentrasi air kelapa. tergantung pula pada kandungan yang
Pemberian komposisi dedak bekatul terdapat di dalam medium (Erika dkk,
5% serta konsentrasi air kelapa 10% dan 2012).
30% memberikan hasil yang cukup lebar, Pemberian komposisi dedak bekatul
yaitu 7,833 cm dan 8,439 cm. Begitu pula 10% serta konsentrasi air kelapa 10% dan
dengan pemberian dedak bekatul 15% dan 20% memberikan jumlah badan buah yang
air kelapa 30% memperlihatkan hasil cukup banyak, yaitu 17,17 buah dan 15,75
diameter tudung jamur tiram putih yang buah. Begitu pula dengan pemberian
lebar yaitu 8,435 cm. komposisi dedak bekatul 15% serta
Dalam pertumbuhan dan konsentrasi air kelapa 20% dan 30%
perkembangannya, jamur tiram putih memperlihatkan jumlah badan buah jamur
memperoleh makanan dengan cara tiram putih yang juga cukup banyak, yaitu
mengeluarkan enzim-enzim yang dapat 16,25 buah dan 17,92 buah.
mendegradasi komponen selulosa, Diduga, penambahan bekatul
hemiselulosa, dan lignin menjadi gula sebanyak 10% dan 15% dari bobot media
sederhana (Erika dkk, 2012). Enzim-enzim telah mencukupi untuk menghasilkan
tersebut ialah lignin peroksidase (LiP), jumlah badan buah jamur. Peningkatan
mangan peroksidase (MnP) dan lakase penambahan dedak bekatul memberikan
(Lac) (Howard dkk, 2003 dalam Arif, peningkatan kandungan nutrisi pada

651
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

sehingga karbohidrat atau pun protein yang (1998), menyatakan bahwa penambahan
dikandung semakin tinggi. Hal ini sesuai dedak bekatul dengan dosis yang optimum
dengan penelitian Erika dkk (2012) bahwa pada medium tumbuh jamur dapat
dedak bekatul berpengaruh nyata terhadap meningkatkan pertumbuhan dan produksi
jumlah rumpun, jumlah badan buah, jamur.
diameter tudung, dan bobot segar jamur 3. Bobot Segar Jamur Tiram per
tiram putih. Baglog
Sebagaimana pendapat Suryawiria Hasil analisis statistik menunjukkan
(2000) bahwa jamur akan tumbuh subur bahwa takaran dedak bekatul dan
pada tempat-tempat yang mengandung konsentrasi air kelapa berpengaruh nyata
karbohidrat tinggi baik dalam bentuk terhadap bobot segar jamur tiram per
terurai maupun yang masih dalam bentuk baglog (Tabel 3).
selulosa. Sumiati dan Herbagiandono

Tabel 3. Pengaruh Takaran Dedak Bekatul dan Konsentrasi Air Kelapa terhadap Bobot Segar
Jamur Tiram per Baglog
Bobot Segar Jamur Tiram per Baglog
Perlakuan
(g)
A Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 0% 156,58 a
B Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 10% 152,00 a
C Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 20% 169,00 a
D Dedak bekatul 5% dan Air kelapa 30% 198,58 a
E Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 0% 154,33 a
F Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 10% 172,67 a
G Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 20% 180,42 a
H Dedak bekatul 10% dan Air kelapa 30% 212,67 a
I Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 0% 181,50 a
J Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 10% 238,92 a
K Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 20% 208,00 a
L Dedak bekatul 15% dan Air kelapa 30% 340,83 b
Keterangan : Angka rata-rata yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan Uji
Gugus Scott-Knott pada taraf nyata 5%
Perlakuan L dengan takaran dedak lebar diameter tudung badan buah maka
bekatul 15% dari bobot medium dan akan semakin besar bobot segar badan
konsentrasi air kelapa 30% menghasilkan buah yang dimiliki jamur tiram putih
bobot segar jamur tiram tertinggi yaitu tersebut. Senada dengan Erika dkk, Laili
340,83 g dan berbeda nyata dengan (1986) menyatakan bahwa jumlah badan
perlakuan lainnya. Peningkatan dosis buah jamur merang berpengaruh terhadap
bekatul 15% dari bobot medium bobot segar badan buah jamur merang.
menghasilkan bobot segar badan buah yang Bobot segar badan buah dipengaruhi oleh
paling tinggi. Hal ini diduga karena jumlah jumlah badan buah yang dihasilkan.
badan buah yang terbentuk paling banyak Menurut Wattimena (1987),
dan diameter tudung lebar sehingga bobot pemberian hormon sintetis secara eksogen
yang dihasilkan oleh jamur juga semakin sampai batas tertentu akan meningkatkan
tinggi. kerja auksin secara keseluruhan, sehingga
Sebagaimana pendapat Erika dkk dapat mempercepat pertumbuhan akar dan
(2012), bahwa semakin banyak jumlah menghasilkan diameter tunas yang besar
badan buah yang terbentuk dan semakin dan pada akhirnya dapat mempengaruhi

652
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

terhadap bobot segar tanaman. Zat segar jamur tiram per baglog yaitu
pengatur tumbuh eksogen yang memiliki sebesar 340,83 gram.
daya kerja sebagai auksin diantaranya air Saran-saran
kelapa. Berdasarkan kesimpulan tersebut,
Dwidjoseputro (1990) maka dapat dikemukakan saran-saran
mengemukakan bahwa manfaat zat sebagai berikut :
pengatur tumbuh sangat tergantung dari 1. Untuk memperoleh bobot segar jamur
konsentrasi atau takaran yang diberikan, tiram putih yang maksimum
jika konsentrasinya tepat akan sangat disarankan menggunakan takaran
membantu dan meningkatkan dedak bekatul 15% dan konsentrasi air
pertumbuhan miselium serta peningkatan kelapa 30%.
bobot jamur tiram yang dihasilkan. Pada 2. Perlu penelitian lebih lanjut mengenai
konsentrasi air kelapa 30% memberikan pengaruh takaran dedak bekatul dan
pengaruh yang terbaik pada bobot jamur konsentrasi air kelapa terhadap
tiram putih. pertumbuhan dan hasil jamur tiram
Pada percobaan ini, bobot putih, dengan cara pemberian air
maksimal yang dapat dihasilkan sebesar kelapa yang berbeda di lokasi yang
340,83 g (perlakuan L). Jika dibandingkan, berbeda.
maka bobot jamur tiram yang dihasilkan
per baglog lebih kecil dari deskripsi
DAFTAR PUSTAKA
menurut Sumarmi yang mencapai 500–750
g per baglog (Lampiran 1). Lebih Aan Mi’dad A. dan Amatul Firdaus R.
rendahnya hasil pengamatan yang 2010. Coconut Water (Cocos
diperoleh dari kemungkinan disebabkan nucifera) as Storage Media for the
oleh kandungan nutrisi yang terdapat pada Avulsed Tooth. Journal of
media dan lingkungan tumbuh jamur tiram, Dentistry Indonesia 2010, Vol. 17,
sehingga jamur tiram hanya dapat dipanen No. 3, 74-79. Diunduh tanggal 20
sebanyak dua kali panen per baglog. Maret 2013

D. KESIMPULAN DAN SARAN Achmad, Mugiono, Tias dan Chotimatul


Kesimpulan Azmi. 2011. Panduan Lengkap
Berdasarkan hasil penelitian dan Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta
pembahasan yang telah diuraikan di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagai Agustin Wydia Gunawan. 2011. Usaha
berikut : Pembibitan Jamur. Penebar
1. Terdapat pengaruh yang nyata antara Swadaya. Jakarta
komposisi dedak bekatul dan
konsentrasi air kelapa terhadap Arief Muhammad Sigit. 2008. Pola
kedalaman miselium umur 7 dan 21 Aktivitas Enzim Lignolitik Jamur
HSI, diameter tudung, jumlah badan Tiram (Pleurotus ostreatus) pada
buah per baglog, dan bobot segar Media Sludge Industri Kertas.
jamur tiram per baglog. Jurnal Penelitian Jurusan
2. Perlakuan komposisi dedak bekatul Biokimia. Fakultas Matematika
15% dan konsentrasi air kelapa 30% dan Ilmu Pengetahuan Alam
memberikan pengaruh terbaik Institut Pertanian Bogor. Diunduh
terhadap kedalaman miselium umur 7 tanggal 14 Maret 2013
dan 21 HSI, diameter tudung, jumlah
Armawi. 2009. Pengaruh Tingkat
badan buah per baglog, dan bobot
Kemasakan Buah Kelapa dan
Konsentrasi Air Kelapa Pada

653
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

Media Tanam terhadap Gunawan, A.W. 2005. Usaha Pembibitan


Pertumbuhan Jamur Tiram Putih Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta
(Pleurotus ostreatus).
http://lib.uin- Genders, R. 1986. Bercocok Tanam Jamur.
malang.ac.id/thesis/fullchapter/05 Pionir Jaya. Bandung
52 0007-armawi.ps. Diunduh
tanggal 5 Januari 2013 Indah Nur Tarini Yanuati. 2007. Kajian
Perbedaan Komposisi Media
Cahyana, Y. A. 1997. Pembibitan dan Tanam terhadap Pertumbuhan dan
Budidaya Jamur Tiram Putih. Hasil Jamur Tiram Putih
Papas Sinar Sinanti. Jakarta (Pleurotus florida). Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya.
Departemen Pertanian. 2009. Hortikultura. Malang. Diunduh tanggal 27
Perkembangan PDB Komoditas Februari 2013
Hortikultura Indonesia. Jakarta.
http://www.database.deptan.go.id Isnawan, H., N. Widyastuti, Donowati,
/ eksim/indeks.asp. Diunduh Jamil dan Uswindraningsih. 2004.
tanggal 5 Maret 2013 Teknologi Bioproses Pembibitan
dan Produksi Jamur Tiram Untuk
Dwijoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Peningkatan Nilai Tambah
Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Pertanian. Jurnal Sains dan
Teknologi.
Dyah Widiastoety dan Syafril. 1993. http://www.iptek.net.id/
Pengaruh Air Kelapa terhadap ind/jurnal_idx.php? doc= VII.IIB.
Pertumbuhan Protocorm Like 09.htm. Diunduh tanggal 14
Bodies Anggrek Dendrobium Maret 2013
dalam Medium Padat. Bul. Penel.
Tan. Hias. 1993, 1 (1) : 7 – 12. Laili. 1986. Pengaruh Berbagai Komposisi
Diunduh tanggal 20 Maret 2013 Bahan Adonan Kompos terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Jamur
Dyah Widiastoety, Surachmat Kusumo, Merang. Fakultas Pertanian
dan Syafni. 1997. Pengaruh Universitas Andalas. Padang.
Tingkat Ketuaan Air Kelapa dan Diunduh tanggal 27 Maret 2013
Jenis Kelapa terhadap
Pertumbuhan Planlet Anggrek Lisya Yuanita. 2011. Pengukuran Kadar
Dendrobium. J. Hort. 7(3) : 768- Protein, Lemak, Karbohidrat dan
772. Diunduh tanggal 20 Maret Air untuk Penentuan Usia Panen
2013 Terbaik Ditinjau dari Segi Nutrisi
dan Ekonomi pada Jamur Tiram
Erika Simatupang, Murniati, Sukemi Indra Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal
Saputra. 2012. Pengaruh Departemen Kimia FMIPA USU.
Pemberian Beberapa Dosis Medan. Diunduh tanggal 5 Maret
Bekatul Pada Medium Serbuk 2013
Gergaji Terhadap Pertumbuhan
Dan Produksi Jamur Tiram Putih Martawijaya, Elang Ilik dan Nurjayadi,
(Pleurotus ostreatus). Jurnal Mochamad Yadi. 2010. Bisnis
Agroteknologi Fakultas Pertanian Jamur Tiram di Rumah Sendiri.
Universitas Riau. Diunduh IPB Press. Bogor
tanggal 14 Maret 2013

654
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

Masyarakat Agribisnis Jamur Indonesia. J.Hort.16(2): 96-107. Diunduh


2009. Jakarta. http://www.agrina- tanggal 30 Agustus 2012
online.com. Diunduh tanggal 5
Maret 2013 Sumiati, E dan Herbagiandono. 1988.
Pengaruh Bekatul dan Suplemen
Muchrodi. 2001. Jamur Tiram Putih. Terhadap Hasil Jamur Tiram
Penebar Swadaya. Jakarta Putih (Pleorotus ostreatus).
Buletin Penelitian Hortikultura 3 :
Muhammed Majeed dan Lakshmi Prakash. 18-24. Lembang-Jawa Barat.
2007. CococinTM: The Diunduh tanggal 27 Maret 2013
Nourishment Factor™ Freeze
Dried Coconut Water Solids. Suprapti, S. dan Djarwanto. 1997.
Sabinsa Corporation. Diunduh Pembudidayaan Jamur pada
tanggal 27 Maret 2013 Limbah Industri Kehutanan.
Makalah Pelatihan Singkat
Palungkun, R. 1998. Aneka Produk Olahan Mikrobiologi dalam Pemanfaatan
Kelapa. Penebar Swadaya. Limbah Lignoselulosa.
Jakarta. Universitas Indonesia. Depok

Parlindungan, Abdul Karim. 2003. Sutarja, 2010. Produksi Jamur Tiram


Karakteristik Pertumbuhan dan (Pleurotus ostreatus) pada Media
Produksi Jamur Tiram Putih (P. Campuran Serbuk Gergaji dengan
ostreatus) dan Jamur Tiram Berbagai Komposisi Tepung
Kelabu (P. sajor caju) pada Jagung Dan Bekatul. Tesis
Baglog Alang-alang. Jurnal Natur Program Pasca Sarjana
Indonesia 5(2): 152-156. Diunduh Universitas Sebelas Maret
tanggal 30 Agustus 2012 Surakarta. Diunduh tanggal 28
Maret 2013
Salisbury, Frank B dan Ross, Cleon. W.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3 Unus Suriawiria. 2000. Sukses
Edisi Keempat. Penerbit ITB Beragrobisnis Jamur Kayu :
Bandung. Bandung Shitake – Kuping – Tiram.
Penebar Swadaya. Jakarta
Suhardiman, P. 2000. Jamur Merang dan
Champignon. Penebar Swadaya. Vincent Gasperz. 2006. Teknik Analisis
Jakarta dalam Penelitian Percobaan.
Tarsito. Bandung
Sumarmi. 2000. Botani dan tinjauan gizi
jamur tiram putih. Jurnal Inovasi Wattimena, G. A. 1987. Zat Pengatur
Pertanian 4(2):124-130. Tumbuh Tanaman. Laboratorium
http://www.scribd.com/doc/2571 Kultur Jaringan Tanaman. PAU
6261/Botani-Dan-Tinjauan-Gizi- Bioteknologi IPB Bogor.
Jamur-Tiram-Putih. Diunduh Direktorat Jenderal Pendidikan
tanggal 16 April 2013 Tinggi dan Kebudayaan. Jakarta

Sumiati, E; Suryaningsih; Puspitasari. Wattimena dkk. 1992. Bioteknologi


2006. Perbaikan Produksi Jamur Tanaman. Laboratorium Kultur
Tiram Pleurotus ostreatus Strain Jaringan Tanaman. PAU
Florida dengan Modifikasi Bahan Bioteknologi IPB Bogor.
Baku Utama Substrat.

655
Jamur Tiram Putih, Dedak Bekatul, dan Konsentrasi Air Kelapa

Direktorat Jenderal Pendidikan Negeri Semarang. Semarang.


Tinggi dan Kebudayaan. Jakarta Diunduh tanggal 27 Maret 2013

Widodo, N. 2007. Isolasi dan Karakterisasi Yasri, G. 1997. Pertumbuhan dan Hasil
Senyawa Alkaloid yang Jamur Merang (Volvariella
Terkandung Dalam Jamur Tiram volvaceae Bull.) pada Beberapa
Putih (Pleurotus ostreatus). Medium Tanam. Fakultas
Jurusan Kimia Fakultas Pertanian Universitas Andalas.
Matematika dan Ilmu Padang. Diunduh tanggal 27
Pengetahuan Alam Universitas Maret 2013

656

Anda mungkin juga menyukai