FAKULTAS KEDOKTERAN
TA 2017/2018
PENDAHULUAN
Antigen adalah sebuah zat yang merangsang respon imun, terutama dalam menghasilkan
antibody. Antigen biasanya berupa protein atau polisakarida, tetapi dapat juga berupa molekul
lainnya. Antigen ditemukan di permukaan seluruh sel, tetapi dalam keadaan normal, system
kekebalan seseorang yang tidak bereaksi terhadap selnya sendiri. Sehingga dapat dikatakan
antigen merupakan sebuah zat yang menstimulasi tanggapan imun, terutama dalam produksi
antibody. System kekebalan atau system imun adalah system perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika system kekebalan
bekerja dengan benar, system ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi bakteri dan virus, serta
menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh. Fungsi antigen sendiri yakni
digunakan untuk menggambarkan suatu molekul yang biasa dimanfaatkan dalam upaya memacu
proses respon imun yang biasanya disebut dengan imunogen. Immunogens menginduksi respon
imun dan sebagian besar antigen juga imunogen. Ada berbagai macam fitur itu sangat
menentukan imunogenisitas. Kemudian bisa digunakan dalam upaya menunjukan suatu molekul
bisa melakukan reaksi dengan antibody atau pun sel T yang sudah melalui proses disestiansi.
Mekanisme pembentukan antigen sendiri tidak lepas dari antibody. Pada bagian tubuh manusia,
antibody bisa diperoleh dari organ limfoid sentral yang tersusun dari sum sum tulang belakang
dan juga kelenjar timur (yang paling utama adalah diperoleh dari sel-sel limfosit). Proses
berikutnya pada molekul antigen dan juga molekul antibody akan saling melakukan ikatan yang
nantinya akan diletakkan pada bagian maghrofag. Dengan berurutan, magrofag akan
menghasilkan antigen yang berada pada limfosit B. selanjutnya sel limfosit B akan melakukan
poliferasi dan tumbuh menjadi dewasa. Dengan itu sel limfosit B akan mampu melakukan
pembentukan antibody yang nantinya bisa digunakan oleh masing-masing antigen.
Antibody adalah glikoprotein dengan struktur tertentu yang disekresi dari pencerap
limfosit-b yang telah teraktivasi menjadi sel plasma, sebagai respon dari antigen tertentu dan
reaktif terhadap antigen tersebut. System imunitas manusia ditentukan oleh kemampuan tubuh
untuk memproduksi antibody untuk melawan antigen. Antibody dapat ditemukan pada darah atau
kelenjar tubuh vertebrata lainnya, dan digunakan oleh system kekebalan tubuh untuk
mengidentifikasi dan menetralisasikan benda asing sepeerti bakteri virus. Antibody juga dapat
dikenal sebagai imunoglobin dengan asumsi selain karna karasteristik globularnya, ternyata juga
karna hubungan yang terjadi dengan respon imun. Pada manusia sendiri ada lima kategori
antibody yang sudah berhasil ditemukan yaitu:
Vaksin berasal dari kata vaccinia, adalah bahan antigenic yang digunakan untuk
menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme alam atau liar. Vaksin dapar berupa galur virus atau
bakteri yang telah dilemahkan sehingga tidak menimbulkan penyakit. Vaksin juga merupakan
senyawa yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme untuk menghambat perumbuhan
mikroorganisme lain. Vaksin diproduksi oleh strain mutan pathogen virulen tanpa
menghilangkan antigen yang diperlukan untuk menimbulkan respon imun. Produksi vaksin
antivirus saat ini merupakan sebuah proses rumit bahkan setelah tugas yang berat untuk
membuat vaksin potensial di laboratorium. Beberapa prinsip rekayas genetika dalam pembuatan
vaksin adalah sebagai berikut :
1. Mengisolasi / memisahkan gen-gen dari organisme penyebab sakit yang berperan dalam
menghasilkan antigen yang merangsang limfosit untuk menghasilkan antibody.
2. Menyisipkan gen-gen di atas, ke tubuh organisme yang kekurangan pathogen.
1. Vaksin Influenza
Di musim penghujan, influenza atau flu adalah penyakit yang paling banyak menyerang.
Influenza merupakan penyakit yang terjadi karena adanya infeksi virus di seputar saluran
pernapasan.
Pemberian vaksin influenza berperan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit
ini. Pemberian vaksin dilakukan satu tahun sekali sehingga dapat efektif mencegah serangan
maupun penularan flu.
2. Pneumonia
Pemberian vaksin ini bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit pneumonia. Yaitu
penyakit radang paru yang dipicu oleh bakteri Streptococcus. Biasanya bagian yang diserang
penyakit ini adalah saluran nafas bagian bawah. Orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah
biasanya akan lebih mudah terserang penyakit ini. Penularan pneumonia terjadi lewat udara,
seperti saat batk, bersin bahkan bicara.
4. HPV
Pemberian vaksin HPV bertujuan untuk menghindari serangan dari virus human
papillomavirus (HPV). Virus ini adalah penyebab utama terjadinya kanker serviks pada wanita
dan kutil kelamin pada pria maupun wanita. Saat remaja atau anak-anak adalah waktu terbaik
untuk memberikan vaksin ini. Pasalnya vaksin HPV akan lebih efektif bekerja jika diberikan
sebelum seseorang aktif berhubungan seksual. Namun jika kamu masih belum mendapatkannya,
penting untuk segera melakukan vaksinasi HPV.
Orang dewasa perlu divaksin untuk menghindari penularan penyakit tetanus, difteri dan
pertusis alias batuk rejan. Biasanya paket vaksin ini sudah diberikan jika seorang anak aktif
imunisasis sejak balita. Namun ada baiknya untuk mengulang pemberian vaksin setidaknya satu
kali dalam 10 tahun.
6. Vaksin cacar
Pemberian vaksin ini bertujuan untuk mencegah penyakit cacar air. Penyabab dari
penyakit ini adalah virus varicella zoster. Biasanya vaksin cacar juga masuk dalam paket
imunisasi yang diberikan saat balita. Namun jika kamu belum mendapatkannya, biasanya dokter
akan menganjurkan dosis yang berbeda.
Mencegah penyakit measles atau campak mumps atau gondong, dan rubella atau campak jerman
dilakukan dengan pemberian vaksin MMR. Tak hanya orang dewasa, anak kecil juga dianjurkan
untuk mendapat vaksin ini.
Selain ketujuh vaksin tersebut, ada juga beberapa vaksin yang diberikan pada saat-saat
tertentu. Seperti saat akan bepergian ke negara tertentu, contohnya vaksin meningitis yang
diberikan bagi jamaah calon haji. Ada pula vaksin yellow fever dan japanese encephalitis yang
diberikan jika Anda bepergian ke negara Afrika Selatan. Jika seseorang memiliki kontak tinggi
dengan hewan, maka penting untuk mendapatkan vaksin rabies.
Isi
Antigen adalah zat asing atau kompleks, mungkin organik, anorganik atau agen biologis
dan antigen tersebut dapat meningkatkan/ memprovokasi/ memunculkan respon kekebalan tubuh
ketika memasuki tubuh yang nantinya akan bereaksi dengan antibodi.
Klasifikasi antigen:
a) Antigen lengkap: ketika antigen memasuki tubuh membangkitkan respon imun tanpa asisten
atau molekul pembawa mereka adalah imunogenik dan antigenik juga.
b) Antigen tidak lengkap/hapten : adalah zat asing yang mereka butuhkan molekul pembawa
untuk bertindak sebagai antigen lengkap. Antigen semacam ini disebut antigen tidak
lengkap/haptens. Haptens adalah senyawa dengan berat molekul rendah yang memiliki sifat
antigenik tetapi tidak memiliki sifat imunogenik. Sifat imunogenik atau produksi antibody diatur
oleh molekul pembawa. Molekul pembawa adalah komponen non-antigenik yang bereaksi
dengan antigen membantu dalam provokasi respon imun
sebuah hapten dilengkapi dengan rantai samping yang secara kimia reaktif seperti azine,
sulfonate, asornasi, dan karboksi, dan lain-lain.
Immunogens menginduksi respon imun dan sebagian besar antigen juga imunogen. Ada
berbagai macam fitur itu sangat menentukan imunogenisitas. Mereka termasuk tindaking:
a) Pengakuan benda asing: Umumnya, molekul Dikenal sebagai "diri" tidak imunogenik. Untuk
menjadi imunogenik, molekul harus diakui sebagai asing ("bukan-diri").
b) Ukuran: Imunogens yang paling kuat biasanya besar dan kompleks. teins. Molekul dengan
berat molekul kurang dari 10.000 molekul imunogenik lemah, dan seperti yang diharapkan
sangat kecil adalah nonimmunogenic. Beberapa molekul kecil, yang disebut haptens, menjadi
imunogenik hanya ketika dihubungkan dengan protein. Contohnya terlihat dengan lipid dan asam
amino yang ada haptens nonimmunogenic. Mereka membutuhkan konjungsi dengan protein
pembawa atau polisakarida sebelum mereka bisa menjadi immunogenic atau menghasilkan
respon imun.
c) Kimia dan kompleksitas struktural: Kompleksitas kimia adalah kunci lain fitur imunogenisitas.
Misalnya, asam amino homo- polimer kurang imunogenik dibandingkan heteropolimer itu
mengandung dua atau lebih asam amino yang berbeda.
d) Ketentuan genetik stitution dari host: Karena perbedaan dalam alel MHC, dua strain dari
spesies hewan yang sama dapat merespon berbeda ently ke antigen yang sama.
Administrasi antigen:
Faktor-faktor lain yang memengaruhi imuno- genicity termasuk konsentrasi antigen yang
diberikan, rute administrasi, dan waktu pemberian antigen. Namun, metode untuk mengurangi
imunogenisitas juga pertimbangan dalam desain obat protein. Ini bisa dilihat di individu yang
dapat menanggapi obat dan produk tertentu antibodi anti-obat. Antibodi anti-obat ini dapat
menghambat kemanjuran obat. Akhirnya, perlu dicatat bahwa itu mungkin untuk ditingkatkan
imunogenisitas suatu zat dengan mengkombinasikannya dengan a adjuvant. Adjuvant adalah zat
yang menstimulasi respons imun dengan memfasilitasi serapan ke dalam APC. Molekul
Pengenalan Antigen Selama respon imun, sistem pengenalan mampu membedakan diri dari non-
diri adalah penting untuk efektif kekebalan. Bagian bab ini berkonsentrasi pada molekul yang
digunakan untuk mengenali antigen asing. Molekul dari MHC dan presentasi antigen ditinjau
lebih dulu, direndahkan oleh gambaran struktur dan fungsi anti- tubuh dan terakhir, garis besar
reseptor-spesifik untuk pengenalan antigen (yaitu, reseptor sel B [BCR] dan TCR untuk antigen)
disajikan.
Persaingan antigenik adalah globulin dalam serum yang menghambat pembentukan antibody
terhadap albumin.
Pada tahun 1902, Leonor Michaelis Melakukan Pengamatan menyuntikkan serum asing
terhadap kelinci. Antibodi yang dihasilkan kelinci mempunyain spesifisitas terhadap globulin,
bukan albumin yang merupakan protein utama dalam serum.
1.Aspek teoretik
Persaingan campuran
Efek dosis relative tersebut dapat ditunjukkan pada sejumlah campuran antigen lain.
Taussig menyimpulkan bahwa kelebihan dosis dari salah satu antigen akan menghambat respons
imun terhadap antigen lain yang lebih sedikit. campuran antigen tersebut dapat “di-
seimbangkan”sedemikian rupa dengan cara menyesuaikan perbandingan dosis agar tidak terjadi
persaingan antigenik.
Mekanisme persaingan
Radovich dan Talmage pada tahun 1967 melakukan penelitiannya dengan pendekatan
system transfer. persaingan lebih nyata apabila sel-sel yang ditransfer berjumlah
sedikit,dibandingkan apabila sel sel yg ditransfer lebih banyak jumlahnya.
Vaksin mengandung antigen yang sama atau bagian dari antigen yangmenyebabkan penyakit, tet
api antigen dalam vaksin adalah dalam keadaan sudah dibunuh atau sangat lemah. Ketika mereka
yang disuntikkan ke dalam jaringan lemak atau otot, antigen vaksin tidak cukup kuat untuk
menghasilkan gejala dantanda-tanda penyakit, tetapi cukup kuat bagi sistem imun untuk
menghasilkan antiboditerhadap mereka. Sel-sel memori yang menetap akan mencegah infeksi
ulang ketikamereka kembali lagi berhadapan dengan antigen penyebab penyakit yang sama
diwaktu-waktu yang akan datang. Dengan demikian, melalui vaksinasi, anak-
anak mengembangkan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang mestinya bisa
dicegah. Namun perlu juga diingat bahwa karena vaksin berupa antigen, walaupun sudahdilemah
kan, jika daya tahan anak atau host sedang lemah, mungkin bisa juga menyebabkan penyakit.
Karena itu pastikan anak/host dalam keadaan sehat ketika akan di vaksinasi. Jika sedang demam
atau sakit, sebaiknya ditunda dulu untuk imunisasi/vaksinasi.
Daftar Pustaka ?
PENJELASAN
Untuk modul Imunobiologi, para Mahasiswa diberi tugas agar mempersiapkan uraian tertulis yang
dipresentasikan pada forum Seminar tanggal 03 Agustus 2018. Setiap kelompok dalam pembelajaran
Diskusi Kelompok mendapat tugas berbeda (lihat Tabel terlampir). Bahan yang dipresentasikan dengan
powerpoint berdasarkan uraian yang diketik dengan huruf Calibri font 11 sebanyak 10 halaman.
Uraian yang disampaikan dapat diperoleh dari Buku Imunobiologi edisi 3 Penerbit Sagung Seto oleh Prof.
Subowo, dr., MSc., PhD. atau dari sumber lain yang dapat dipertanggung jawabkan kadar ilmiahnya.
Tugas tersebut harus selesai tanggal 31 Juli 2018 dalam bentuk printout. Soft copy dikirim kepada
subowo.unjani12@yahoo.com sebagai laporan.
Dalam setiap makalah cantumkan alamat e-mail dan nama penanggung jawab kelompok.
CATATAN:
1. Sebelum mulai menulis, renungkan apakah maksud judul yang diberikan,
uraian jangan menyimpang dari maksud judul.
2. Hindari tulisan yang tidak dipahami oleh penulis.
3. Tulisan selain dimengerti oleh Penulis, juga harus mudah dimengerti oleh
Pembaca.
4. Tulisan hanya yang tercakup dalam Sasaran Belajar pada pembelajaran.
5. Gunakan bahasa Indonesia yang benar.
KOMENTAR:
1. Dalam suatu naskah uraian apapun bentuknya memelukann judul yang memberikan petunjuk apa isi
uraian tersebut. Pada makalah ini berjudul: APLIKASI PERSAINGAN ANTIGENIK DALAM PENYIAPAN
VAKSIN YANG EFEKTIF
2. Maka uraian harus sesuai dengan judul. Agar terjadi keterkaitan uraian dengan judul dimulai dengan
membaca Judul dengan memahami makna dari judul tersebut. Kata-kata yang mana dari judul yang
mempunyai arti utama, Aplikasi ? Persaingan antigenik? Vaksin? Ketepatan dalam menentukan yang
utama akan memberikan arahan isi dari uraian utamanya (Bab 2).
3. Sebelum masuk kedalam Bab 2, didahului uraian dalam Bab 1 yang seharusnya pengantar arti judul
kedalam Bab2. Misalnya menjelaskan apa yang dimaksudkan dengan aplikasi persaingan antigenik.
Adanya kata aplikasi seharusnya aspek teori aplikasi dijelaskan.
4. Kalau kita baca dalam Bab 2, terutama membahas mengenai berbagai jenis vaksin. Apakah ini uraian
tentang Judul. Kalau Bab 2 banyak menguraikan tentang vaksin, seharusnya kata yang utama dalam
judul adalah vaksin. Bagaimana Bab 3 yang merupakan kesimpulan uraian dalam Bab 2? Dimulai
dengan kandungan antigen.
5. Dari tinjauan yang dimulai dari judul ? Bab 1 Bab 2 (uraian utama) Bab 3 tidak jelas rangkaian
gagasan yang mudah diikuti, yang biasanya dinamakan “benang merah”.
6. Terlepas dari masalah substansi uraian tersebut, seluruh uraian sulit dipahami gagasan apa yang
dimaksud oleh penulis. Hal ini menimbulkan kesan bahwa penulis tidak mengerti apa yang ditulis.
Penulisan dilakukan mencuplik berbagai narasi dari sumber yang kemudian dituangkan sebagai
tulisan yang membingungkan.
7. Dapat diduga bahwa penulis tidak memahami apa yang ditulis, melainkan meng”copy” dari sumber,
kemudian penggal-penggal cuplikan disusun bersambung tanpa memperhatikan apakah cuplikan-
cuplikan tersebut merupakan gagasan yang utuh.
8. Mungkin ketika kalian “terpaksa” membuat makalah yang merupakan tugas, timbul berbagai
pikiran: Untuk apa ini? Apa yang bermanfaat? Kami masih banyak yang harus dikerjakan
untuk menghadapi ujian? Benar: Banyak yang harus diselesaikan sebelum ujian,
bagaimanakah mengatasi ini? Kondisi demikianlah saya mencarikan jalan yang lebih efektif.
9. Apa hubungan antara tugas dengan ujian? Pertanyaan inilah yang penting. Perhatikan! Untuk
membuat makalah perlu membaca dari Sumber sebelum ditulis sebagai makalah.
10. Kalian telah mengerjakan kedua kegiatan tersebut. Tetapi yang belum kalian kerjakan
mengevaluasi dua kegiatan tersebut. Apakah kalian sudah membaca dengan benar? Apakah
kalian sudah menulios dengan benar?
11. Pertanyaan berikut: Apa hubungan kegiatan membaca & menulis dengan persiapan ujian?
Selama ini kami belajar dengan Membaca saja.
12. Perhatikan! Membaca dan Menulis merupakan moda bepikir dan belajar membutuhkan
bepikir!
13. Pertanyaan Berikut: Mengapa harus presentasi? Presentasi adalah kegiatan berbicara
yang juga merupakan kegiatan yang melibatkan pikiran. Sehingga presentasi akan melengkapi
moda berpikir.
14. Kesimpulan: Membaca, menulis dan bebicara yang benar akan merupakan kegiatan
berpikir yang benar untuk mendorong belajar yang efektif.