Anda di halaman 1dari 90

KEPALA KAMAR OPERASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/2
06 /065/1/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Proses kegiatan mengkoordinasi jalannya operasi dan keselamatan
PENGERTIAN
pasiennya.
Untuk memastikan proses kesiapan, pelaksanaan ( Pre, Intra, Post Op )
TUJUAN
selama jalannya operasi.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso.p
A. Melaksanakan fungsi perencanaan (P1)
1. Menerima input kegiatan pembedahan dari ruang
rawat/poliklinik/dokter/luar.
2. Menyusun rencana kegiatan pembedahan berdasarkan jenis,
jumlah dan kemampuan kamar operasi.
3. Menentukan macam dan jumlah alat yang dipergunakan serta
kegunaannya dalam pelayanan pembedahan.
4. Membagi harian dengan memperhatikan jumlah dan tingkat
kemampuan tenaga keperawatan.
5. Menyusun program pengembangan staf.
6. Membuat pola ketenagaan di kamar bedah.
7. Mengelola ketenagaan di unit kamar bedah sesuai dengan jenis
pelayanan pembedahan yang direncanakan.
8. Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di
kamar operasi.
9. Menyusun program alat dan obat sesuai kebutuhan.
10. Berperan aktif menyusun prosedur/tata kerja kamar operasi
PROSEDUR
(termasuk menyusun pedoman penggunaan alat).

B. Melaksanakan fungsi Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)


1. Memantau seluruh staf dalam penerapan dan pelaksanaan
peraturan/etik yang berlaku di kamar operasi.
2. Mengatur pelayanan pembedahan sesuai dengan kebutuhan tim
dan kemampuan tenaga kamar operasi.
3. Membuat jadwal kegiatan:
a. Pemanfaatan tenaga seefektif mungkin.
b. Mengatur pekerjaan secara merata.
c. Menerapkan kebijaksanaan yang berlaku.
4. Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankan.
5. Mengatur pemanfaatan sumber daya secara efektif dan efisien :
a. Mengadakan pelatihan untuk pegawai secara
berkesinambungan.
b. Memberi orientasi kepada pegawai baru di kamar operasi.
KEPALA KAMAR OPERASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/1/AK-RSDS/2016 03 2/2

c. Mengatur pengadaan , pemeliharaan dan penggunaan bahan-


bahan/alat-alat di kamar operasi.
6. Menciptakan suasana kerja yang harmonis.
7. Melakukan supervisi terhadap tenaga / staf.

C. Melaksanakan fungsi Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian


(P3)
1. Mengawasi pelaksanaan tugas masing-masing pegawai.
2. Mengawasi penggunaan alat dan bahan agar digunakan secara
tepat guna dan hasil guna.
3. Mempertahankan kelengkapan bahan dan alat.
4. Mengatur agar alat tetap di inventarisasi secara periodik.
5. Mengawasi pelaksanaan inventarisasi secara periodik.
6. Mengawasi kegiatan tim bedah sehubungan dengan
perkembangan tindakan yang ada dan mengadakan peninjauan
PROSEDUR
kembali tentang:
a. Rencana pelayanan tindakan pembedahan.
b. Kebutuhan pelayanan pembedahan.
c. Masalah-masalah yang timbul.
d. Fungsi kegiatan pegawai di kamar operasi.
7. Secara kontinyu menganalisa kegiatan tatalaksana kamar
operasi yang ada hubungannya dengan penggunaan alat / bahan
secara efektif dan efisien, dengan jalan meninjau kembali
tentang :
a. Program kamar operasi.
b. Rencana pengawasan.
c. Penggunaan alat/bahan sesuai dengan tatalaksana kamar
operasi.
d. Masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan
tatalaksana kamar operasi.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ASISTEN OPERATOR

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/1
06 /065/2/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Bertanggung jawab atas asistensi dokter ahli bedah dalam
PENGERTIAN melaksanakan tindakan pembedahan sesuai dengan kode etik, standar
pelayanan dan prosedur teknik tindakan pembedahan

TUJUAN Untuk membantu operator dalam operasi

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Memanggil, mengecek, mempersiapkan pasien yang akan di
operasi.
2. Mempelajari operasi yang akan dilakukan.
3. Diskusi dengan operator tindakan apa yang akan dilakukan.
4. Mengecek kelengkapan alat operasi.
5. Melakukan cuci tangan steril.
6. Menggunakan handscoon steril.
7. Menggunakan jas steril.
8. Melakukan scrubbing atau memberi antiseptik area operasi.
9. Melakukan drapping atau memasang duk steril untuk membatasi
area insisi.
PROSEDUR
10. Membantu operator dalam pelaksanaan pembedahan.
11. Melakukan heacting sub kutis dan epidermis.
12. Melakukan dressing menggunakan sufratule, kassa steril dan
hypafix.
13. Membantu instrumentator dalam mengecek kelengkapan alat,
instrument, kasa sebelum dan sesudah operasi.
14. Merapikan pasien setelah selesai dilakukan pembedahan.
15. Membantu membereskan, merapikan kembali alat-alat dan
lingkungan kamar bedah agar siap di pakai untuk tindakan
pembedahan berikutnya.
16. Membuat asuhan keperawatan.
- Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
SCRUB NURSE

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/3/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Seorang tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tugas
dalam pengelolaan asuhan keperawatan, paket alat pembedahan,
PENGERTIAN
selama intra operatif, tindakan pembedahan berlangsung sesuai dengan
kode etik dan standar profesi serta prosedur teknis keperawatan.

Untuk menyediakan atau membantu operator dalam menyediakan alat


TUJUAN
atau instrumen dalam operasi
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
A. Sebelum pembedahan
1. Melakukan kunjungan pasien yang akan dibedah minimal
sehari sebelum pembedahan untuk memberikan penjelasan
/memperkenalkan tim bedah.
2. Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai
meliputi: kebersihan ruang operasi dan peralatan, meja
mayo/instrument, meja operasi lengkap, lampu operasi, mesin
anastesi lengkap, suction pump, gas medis.
3. Menyiapkan set instrument steril sesuai jenis pembedahan.
4. Menyiapkan cairan antiseptic dan bahan-bahan sesuai
keperluan pembedahan.

B. Saat pembedahan
1. Melakukan cuci tangan bedah.
2. Memasang jas steril.
3. Memasang sarung tangan steril.
PROSEDUR 4. Membantu mengenakan jas steril dan sarung tangan steril untuk
ahli bedah dan asisten.
5. Menata instrument steril di meja mayo sesuai dengan urutan
prosedur pembedahan.
6. Memberikan cairan antiseptik kulit yang akan di insisi.
7. Memberikan laken steril untuk tindakan drapping.
8. Bersama perawat sirkuler atau perawat anestesi untuk
melakukan time out dan sign out.
9. Memberikan instrument ke ahli bedah sesuai urutan prosedur
dan kebutuhan tindakan pembedahan secara tepat dan benar.
10. Memberikan kain kassa yang telah digunakan dengan
menggunakan alat.
11. Menyiapkan benang jahitan sesuai kebutuhan, dalam keadaan
siap pakai .
12. Mempertahankan instrument selama pembedahan dalam
keadaan tersusun secara sistematis untuk memudahkan saat
bekerja.
SCRUB NURSE

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/3/AK-RSDS/2016 03 2/2

13. Membersihkan instrument dari darah pada saat pembedahan


untuk mempertahankan sterilisasi alat dari meja mayo.
14. Menghitung kain kassa , jarum dan instrument.
Memberitahukan hasil perhitungan jumlah alat, kain kassa dan
jarum pada ahli bedah sebelum operasi dimulai dan sebelum
luka ditutup lapis demi lapis
15. Menyiapkan cairan untuk mencuci luka
16. Membersihkan kulit sekitar luka, setelah luka dijahit.
17. Menutup luka dengan kain kassa steril.
18. Menyiapkan bahan pemeriksaan laboratorium/patologi jika ada.

C. Setelah pembedahan
1. Memfiksasi drain, dan kateter (jika terpasang)
2. Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada
PROSEDUR daerah yang dipasang electrode (wajib dikerjakan).
3. Mengganti alat tenun, baju pasien dan penutup serta
memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong.
4. Memeriksa dan menghitung semua instrument sebelum
dikeluarkan dari kamar operasi.
5. Memeriksa ulang catatan dan dokumentasi pembedahan dalam
keadaan lengkap.
6. Membersihkan instrument bekas pakai .
7. Membungkus instrument sesuai jenis macam, bahan ,
kegunaaan dan ukuran.Memasang indikator autoclave, dan
membuat label nama alat-alat (set) pada setiap bungkusan
instrument dan selanjutnya siap untuk disterilkan sesuai
prosedur yang berlaku.
8. Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan
selesai agar siap pakai.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
CIRCULATING NURSE

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06/065/4/AK-RSDS/2016 03 ½

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung


PENGERTIAN
jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan

TUJUAN Untuk membantu kelancaran operasi


Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
A. Sebelum pembedahan
1. Menerima pasien yang akan dibedah
2. Melakukan serah terima pasien dan perlengkapan sesuai isian check
list, dengan perawat ruang rawat.
3. Memeriksa dengan menggunakan formulir “check list” meliputi:
a. Kelengkapan dokumen medis antara lain:
(1). Izin operasi
(2). Hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
(3). Hasil pemeriksaan radiologi/foto rontgen
(4). Hasil pemeriksaan ahli bedah/anastesi (pra visit anastesi).
(5). Hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan.
b. Kelengkapan obat-obatan, cairan, alat kesehatan
c. Persediaan darah bila perlu
4. 4. Melakukan pengkajian Keperawatan
5. 5. Memeriksa persiapan fisik
6. 6. Menyusun Askep Pre Operatif
7. Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas kewenangan
tentang:
PROSEDUR a.Gambaran rencana tindakan pembedahan yang akan dilakukan
b. Tim bedah yang akan menolong
c. Fasilitas yang ada di dalam kamar bedah, antara lain lampu operasi
dan mesin pembiusan.
d. Tahap-tahap anastesi

B. Saat Pembedahan
1. Mengatur posisi pasien sesuai dengan jenis pembedahan dan
bekerjasama dengan petugas anastesi.
2. Memasang sarung tangan steril.
3. Membuka set steril dengan teknik aseptic.
4. Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan
penerapan teknik aseptic.
5. Mengikat tali jas steril tim bedah
6. Mengingatkan waktu time out.
7. Membantu mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan,
dengan cara mengetahui jumlah produksi urine, jumlah perdarahan,
jumlah cairan yang hilang.
CIRCULATING NURSE

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06/065/4/AK-RSDS/2016 03 2/2

8. Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlahkan


perdarahan yang berasal dari kassa, suction, dan urine dikurangi
oleh pemakaian cairan untuk pencucian luka selama pembedahan.
9. Melaporkan hasil pemantauan hemodinamik kepada ahli anastesi.
10. Menghubungi petugas penunjang medis(radiologi, laboratorium),
bila perlu selama pembedahan.
11. Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan.
12. Menghitung dan mencata pemakaian kassa bekerjasama dengan
scrub nurse.
13. Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital.
14. Mengambil instrument yang jatuh dengan menggunakan alat dan
memisahkan dari instrument yang steril.
15. Memeriksa kelengkapan instrument dan kain kassa, bersama
perawat instrument agar tidak tertinggal dalam tubuh pasien
sebelum luka operasi ditutup.
16. Merawat bayi untuk kasus section caesaria.
PROSEDUR
C. Setelah Pembedahan
1. Membersihkan dan merapikan pasien yang sudah selesai
dilakukanpembedahan.
2. Memindahkan pasien dari meja operasi ke kereta dorong yang telah
disediakan,
3. Mengatur dan mencatat tanda-tanda vital
4. Mengukur tingkat kesadaran, dengan cara memanggil nama
pasien,memberikan stimulus, memeriksa reaksi pupil.
5. Meneliti, menghitung dan mencatat obat-obatan serta cairan yang
diberikan ke pasien
6. Memeriksa kelengkapan dokumen medic(laporan operasi,
anastesidan PA).
7. Mendokumentasikan tindakan keperawatan selama pembedahan.
8. Melakukan evaluasi askep pre, intra, post operasi di kamar bedah.
9. Melakukan serah terima dengan perawat/petugas Recovery Room.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
PERAWAT ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/5/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Tenaga perawat professional yang diberi wewenang dan tanggung
PENGERTIAN
jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembiusan

TUJUAN Untuk membantu kelancaran operasi

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
A. Sebelum Pembedahan
1. Melakukan kunjungan pra anastesi untuk menilai status fisik
pasien sebatas tanggung jawabnya.
2. Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
3. Menyiapkan alat dan mesin anastesi dan kelengkapan formulir
anastesi.
4. Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin dan kelengkapan
formulir anastesi.
5. Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anastesi dan alat
monitoring.
6. Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain:
a. Pengikat dan kunci meja operasi
b. Standar tangan
c. Standar penutup kepala
d. Standar infus
7. Menyiapkan botol suction.
PROSEDUR 8. Mengatur posisi meja sesuai tindakan operasi.
9. Memasang infuse/tranfusi darah bila diperlukan.
10. Memberikan premedikasi sesuai program dokter anastesi.
11. Mengukur tanda-tanda vital dan nilai kembali kondisi fisik
pasien.
12. Memindahkan pasien ke meja operasi dan memasang sabuk
pengaman.
13. Menyiapkan obat-obatan bius dan membantu ahli anastesi dalam
proses pembiusan.

B. Saat Pembedahan
1. Membebaskan jalan nafas ,dengan cara mempertahankan posisi
endotracheal tube.
2. Memenuhi keseimbangan O2 dan CO2 dengan cara memantau
flowmeter pada mesin pembiusan.
3. Memonitor kondisi hemodinamik selama pembedahan dan
memantau cairan tubuh yang hilang selama pembedahan antara
PERAWAT ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/5/AK-RSDS/2016 03 2/2

lain: (cairan lambung, cairan perut, urine dan perdarahan).


4. Mengukur tanda –tanda vital
5. Memberikan obat-obatan sesuai dengan program medis.
6. Melaporkan hasil pemantauan kepada dokter ahli anastesi/bedah.
7. Menjaga keamanan pasien dari bahaya jatuh.
8. Menilai hilangnya efek obat anastesi pada pasien.
9. Melakukan resusitasi pada henti jantung.
C. Setelah Pembedahan
1. Mempertahankan jalan nafas pasien.
2. Memantau tanda-tanda vital untuk mengetahui sirkulasi
PROSEDUR pernafasan dan keseimbangan cairan.
3. Memantau dan mencatat tentang perkembangan pasien
perioperatif.
4. Menilai respon pasien terhadap efek obat anastesi.
5. Memindahkan pasien ke Recovery Room/ruang rawat, bila
kondisi sudah stabil
6. Melengkapi catatan perkembangan pasien sebelum, selama dan
sesudah pembedahan.
7. Merapikan dan mengembalikan alat-alat anastesi ke tempat
semula agar siap pakai.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ALUR PROSEDUR
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/6/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu proses menerima, mempersiapkan, melaksanakan dan
PENGERTIAN
menyerahkan pasien yang dioperasi
Untuk menerangkan langkah-langkah penerapan, penerimaan,
TUJUAN
persiapan, pelaksanaan dan penyerahan pasien selama proses operasi

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

- Pasien masuk kamar operasi melalui Rawat Jalan atau Rawat


Inap.Di antar oleh perawat dari ruangan rawat jalan atau rawat inap
kekamar operasi
- Perawat ruangan menyerahkan pasien ke perawat kamar operasi
dengan menyerahkan status rekam medis yang lengkap ( Status
rekam medis pasien, Laboratorium, Foto Rontgen, Darah ,formulir
inform concern dan Keterangan puasa pasien ) dan formulir serah
terima pasien yang sudah di tanda tangani oleh kedua belah pihak(
perawat yang mengantar dan yang menerima).
- Dokter anestesi menjelaskan ulang resiko operasi yang akan di
lakukan kepada pasien dengan mengisi format inform concern
pasien.
PROSEDUR - Perawat kamar operasi melakukan Sign In di ruang persiapan
pasien.
- Pasien di masukkan ke kamar operasi dengan melakukan time out
selama operasi.
- Dokter operator membuat laporan operasi, membuat pengantar Cek
Lab Patologi (bila perlu) dan Rontgen (bila perlu).
- Dokter anestesi membuat laporan anestesi.
- Perawat bedah dan perawat anestesi mencatat pemakaian Bahan
Habis pakai bedah dan anastesi
- Menyerahkan pasien keruangan pemulihan (Recovery Room)
- Setelah sadar, pasien dipindahkan keruangan perawatan atau
keruangan intensive dengan serah terima pasien post operasi
- serta menyerah kan status yang lengkap..

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ALUR PROSEDUR
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/6/AK-RSDS/2015 03 2/2

PENANGGUNG JAWAB ALUR PROSEDUR REFERENSI

PASIEN RAWAR JALAN


PASIEN RAWAT INAP

Perawat Ruangan RUANG TRANSFER Status Rekam


Perawat IBS ( Serah Terima Perawat Ruangan dan Medis
Formulir Serah
Perawat IBS )
Terima Data Pra
Bedah

Dokter Anestesi RUANG PERSIAPAN Sign In


Perawat IBS

KAMAR OPERASI Time Out


Dokter Operator
Laporan Operasi
Dokter Anestesi L Laporan Anestesi
Scrub Nurse O Laporan Pemakaian
Circulating Nurse Bahan Habis Pakai
K 1 2 3 4 5 6 7 8 Bedah dan Anestesi
A Form Patologi
Form Rontgen
L
Sign Out

Perawat RR RUANG PEMULIHAN Form Serah Terima Post


Recovery Room Operasi

Status Rekam Medis

 Ruangan Pulang
Perawatan Rawat Jalan
 Ruangan
Intensive
PELAYANAN ANESTESI YANG TERINTEGRASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/7/AK-RSDS/2016 03 ½

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu pelayanan anestesi yang untuk memenuhi kebutuhan pasien dan
PENGERTIAN
termasuk sedasi moderat dan dalam.
TUJUAN Untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam pelayanan anestesi
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Setiap pasien ( radiologi, kebidanan, ICU, ICCU, PICU, OK


Emergency, IBS ) yang memerlukan tindakan anestesi
membuat pengantar di status pasien dan setiap tindakan
anestesi / pembiusan menjadi tanggung jawab koordinator
dokter anestesi
2. Dokter anestesi melihat / memeriksa pasien
PROSEDUR 3. Dokter anestesi memberi jawaban yang sesuai dengan
kebutuhan tindakan anestesi yang akan dilakukan
4. Melakukan sedasi moderat atau dalam
5. Apabila dokter anestesi tidak bisa melakukan atau
melimpahkan tindakan pembiusan sebaiknya membuat surat
pelimpahan tugas tersebut
6. Menulis tindakan yang dilakukan

1. Radiologi
2. Kebidanan
3. ICU
UNIT TERKAIT 4. ICCU
5. PICU
6. OK Emergency
7. Instalasi Bedah Sentral
PELAYANAN ANESTESI YANG TERINTEGRASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/7/AK-RSDS/2016 03 1/2

RADIOLOGI

KEBIDANAN

PROSEDUR
ICU, ICCU, PICU

OK EMERGENCY
IGD
INSTALASI BEDAH SENTRAL

PELAYANAN ANESTESI TERINTEGRASI

1. Radiologi
2. Kebidanan
3. ICU
UNIT TERKAIT 4. ICCU
5. PICU
6. OK Emergency
7. Instalasi Bedah Sentral
PROSEDUR KONSULTASI ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO

06 /065/8/AK-RSDS/2017 04 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Februari 2017 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Pelayanan Konsultasi adalah pelayanan yang diberikan kepada pasien


yang sedang dirawat diruangan atau berada di Unit Emergency, yang
membutuhkan pemeriksaan khusus untuk penyakit yang dialaminya
PENGERTIAN dan memerlukan konsultasi untuk menilai kelayakan dilakukan
tindakan anestesi terhadap pasien yang akan dilakukan oleh dokter
Spesialis anestesi atau yang diberi wewenang dibawah tanggung jawab
dokter anestesi.

Memberikan acuan langkah – langkah tata cara konsultasi antar disiplin


TUJUAN untuk pelayanan Anestesi.
Menjamin lancarnya dan tertibnya pelayanan intensif di RSUD
dr.SOEDARSO

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

Pasien dikonsulkan untuk tindakan anestesi oleh Dokter yang akan


melakukan pembedahan dikamar operasi Emergency atau Elektif
secara tertulis.
PROSEDUR Jam Konsultasi :
Jam Kerja : Dokter Spesialis Anestesi
Luar jam Kerja : Penata Anestesi yang jaga, melaporkan pertelepon ke
dokter Anestesi yang tugas jaga.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
PROSEDUR KONSULTASI ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/8/AK-RSDS/2017 04 2/2

PELAYANAN KONSULTASI ANESTESI

Emergency Elektif
(IGD / Rawat Inap) (R.Poli/ R.Inap Dr.DPJP)

Dokter Spesialis
Anestesi
Dr.Anestesi OK Emergency

Penjadwalan Operasi
( IBS)
Penata Anestesi

R.Poli/ R.Inap
Dr.DPJP Dokter Spesialis
SELESAI Anestesi Visite ke Ruangan

Dokter Spesialis Anestesi


menentukan metode tindakan
dan Inform Consent

SELESAI
TATA CARA MEMBERIKAN PELIMPAHAN
WEWENANG TINDAKAN ANESTESI KEPADA
PERAWAT ANESTESI

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/9/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Melimpahkan wewenang terbatas tindakan anestesi kepada perawat
PENGERTIAN
anestesi

Memberikan pelayanan anestesi yang cepat, aman, professional dan


TUJUAN
legal.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
PROSEDUR
Perawat anestesi A. Penilaian Pre Anestesi / Operasi :
1. Membaca status pasien, jawaban dokter spesialis anestesi,
diagnose, jenis dan rencana tindakan operator, izin tindakan /
informed consent.
2. Menetukan Status Resiko Anestesi ( ASA ) sesuai yang
tercantum pada jawaban Dokter Sp.An
3. Melaporkan kepada Dokter Sp.An secara lengkap tentang
kondisi pasien
4. Cara melaporkan dapat secara langsung atau melalui sistem
komunikasi yang ada
Dokter Sp.An 5. Dokter Spesialis anestesi ( Sp.An ) dapat memberikan /
melimpahkan wewenang penatalaksanaan tindakan anestesi
sesuai dengan standar Pelayanan Anestesi dan Reanimasi.
6. Memberikan / melimpahkan tugas / wewenang dianggap sah
bila sudah ada jawaban konsultasi pada status medik ( jawaban
konsultasi ) khusus ASA-1 dan ASA- II
7. Pada kondisi tertentu / emergensi dapat dimintakan kemudian.
Perawat Anestesi 8. Perawat anestesi dapat menerima tugas pelimpahan wewenang
atau menolak karena keadaan pasien atau pertimbangan medic
atau alas an tertentu.
9. Perawat Anestesi harus mencatat semua hal yang berhubungan
dengan pelimpahan wewenang menolak.
B. Intra Anestesi / Operasi :
1. Perawat anestesi selama melakukan tindakan anestesi harus
berpedoman pada tugas pokok dan uraian tugas perawat
anestesi
2. Segera melaporkan kepada dokter Sp.An, bila terjadi sesuatu
Perawat Anestesi atau keadaan emergensi ( konsultasi )
3. Dokter Sp.An memberikansaran medic selama anestesi /
operasi, atau Dokter Sp.An dapat melanjutkan tindakan
Anestesi tersebut pada kondisi pasien tertentu.
TATA CARA MEMBERIKAN PELIMPAHAN
WEWENANG TINDAKAN ANESTESI KEPADA
PERAWAT ANESTESI

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/9/AK-RSDS/2016 03 2/2

C. Post Anestesi / Operasi


Dokter Sp.An 1. Harus sesuai dengan “ SOP Uraian Tugas Perawat Anestesi “
2. Pada kaus tertentu Perawat Anestesi harus melaporkan
kembali kondisi pasien secara lisan atau tertulis.
3. Memeriksa kembali catatan anestesi.
Perawat Anestesi 4. Mencatat semua yang berhubungan dengan administrasi.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ASSESMENT PRA ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/1
06 /065/10/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Assesment atau penilaian sebelum tindakan anestesi ini merupakan
PENGERTIAN rangkaian kegiatan yang mengawali suatu operasi yang akan
dilaksanakan. Penilaian dilakukan terhadap fungsi vital pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah penilaian sebelum anestesi
dengan tujuan :
1. Melakukan penilaian terhadap fungsi nafas, fungsi kardiovaskuler,
fungsi kesadaran, fungsi ginjal, fungsi gastrointestinal
2. Mengetahui status fisik pasien preoperative
TUJUAN 3. Mengetahui dan menganalisis jenis operasi
4. Memilih jenis atau tehnik anesthesia yang sesuai
5. Meramalkan penyulit yang mungkin terjadi selama operasi dan
atau pasca bedah
6. Mempersiapkan obat atau alat guna menanggulangi penyulit yang
mungkin terjadi
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
Assesment atau penilaian pra anestesi meliputi :
1. Melakukan pengkajian terhadap : Riwayat penyakit, riwayat penyakit
keluarga, riwayat anestesi, riwayat alergi, riwayat merokok, makan malam
terakhir
2. Pemeriksaan Fisik yang meliputi :
a. Gigi
b. Jalan nafas dan Fungsi pernafasan
 Nilai potensi jalan nafasnya, apakah jalan nafas bebas
 Lihat adakah smbatan jalan nafas oleh benda asing, muntahan,
darah dll
 Lihat adakah tanda-tanda retraksi dinding dada, pernafasan cuping
hidung
 Lihat apakah gerakan dada kiri dan kanan simetris waktu inspirasi
dan ekspirasi. Bila asimetris manakah yang tertinggal
 Lihat adakah gerakan dada see saw seperti gergaji
PROSEDUR  Dengarkan adakah suara nafas tambahan :
- Snoring ( Mengorok )
- Gurgling
- Stridor
- Tidak ada suara nafas
 Bila terjadi sumbatan jalan nafas segera bebaskan baik tanpa alat
atau menggunakan alat pembebas jalan nafas
 Rasakan dengan punggung tangan adakah hembusan udara dari
hidung atau mulut
 Lakukan perkusi untuk membedakan antara kemungkinan berisi
darah atau udara
 Dengarkan menggunakan stetoskop apakah kiri sama dengan yang
kanan, ataukah terdapat suara nafas yang lebih lemah pada salah
satu sisi.
 Nilai adakah prediksi intubasi sulit dengan mallampati
ASSESMENT PRA ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/10/AK-RSDS/2016 03 2/2

 score, jarak mentohyoid, gerak leher, massa dileher


c. Fungsi kardiovaskuler
 Lihat apakah pasien tampak pucat atau cyanosis
 Lihat adakah sumber perdarahan yang terlibat
 Cek apakah perfusi pada ujung jari apakah hangat kering
merah ( normal )
 Cek nadi apakah frekuensi normal, iramanya teratur, kuat
 Cek tensi menggunakan tensimeter
 Bila perlu periksa tensi pada lengan kiri dan kanan
 Dengarkan menggunakan stetoskop apakah terdapat bising
jantung
d. Fungsi kesadaran
Nilai kesadaran bisa dengan mengajak pasien berbicara bila dia
sadar, atau dengan penilaian Glasgow Coma Scale (GCS) bila
terdapat penurunan kesadaran
e. Fungsi perkemihan
 Lakukan evaluasi fungsi ginjal, dapat dilakukan
menggunakan urine tampung atau kalau perlu dengan
pemasangan kateter
 Nilai produksi urine meliputi warna dan jumlahnya
f. Fungsi pencernaan
 Lihat adakah abdomen distended
PROSEDUR  Lakukan perkusi untuk membedakan adanya udara atau
cairan, palpasi untuk mencari adanya massa
g. Fungsi Ekstremitas
 Adakah patah tulang panjang pada femur, patah tulang
multiple, patah tulang iga multiple
 Adakah perlukaan kulit
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Evaluasi hasil laboratorium, apabila terdapat nilai yang abnormal
segera ambil tindakan dan evaluasi ulang
b. EKG
c. Radiologi
Evaluasi hasil dari pemeriksaan radiologi, apabila terdapat hal
yang tidak normal segera ambil tindakan
4. Assesment
Setuju/Tidak Setuju dilakukan operasi/Tindakan kedokteran
5. Menentukan rencana anestesi yang akan dilakukan apakah anestesi
umum, regional, teknik khusus.
6. Pasien di puasakan, mempersiapkan kebutuhan darah dan kebutuhan
ruang ICU
7. Setelah dilakukan pengkajian kemudian menentukan klasifikasi ASA
1/2/3 dan Obat anestesi yang akan digunakan
8. Memberikan catatan khusus apabila pasien memiliki kelainan khusus

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ASSESMENT PRA INDUKSI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/1
06 /065/11/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Melakukan pendekatan dan memberikan dukungan moril kepada
PENGERTIAN pasien,memeriksa ulang tentang identitas pasien, obat-obat, alat-alat yg
akan digunakan sebelum pelaksanaan induksi anestesi dan operasi
1. Untuk meyakinkan bahwa pasien dalam keadaan hemodinamik
TUJUAN stabil sebelum dilakukan induksi.
2. Untuk mengantisipasi dampak dari tindakan induksi
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Penilain pra-induksi dilakukan di kamar operasi atau ruang tindakan.
2. Penilain pra-induksi dilakukan oleh DPJP Anestesiologi dan Penata
Anastesi sesuai kompetensi.
3. Penilaian pra-induksi dilakukan sesaat sebelum induksi.
4. Sebelum melakukan penilaian pra-induksi bersamaan dengan proses
sign in DPJP Anestesiologi dan penata anestesi meninjau kembali
data-data yang dianggap penting.
5. Dilakukan penilaian tanda vital pra-induksi, seperti.
a. Tingkat kesadaran pasien.
b. Tekanan darah.
c. Frekuensi nadi.
PROSEDUR d. Frekuensi pernapasan.
e. Patensi Jalan Nafas.
f. Suhu.
6. Pemberian Pre-Medikasi.
7. Diberikan oksigenasi melalui sungkup muka.
8. Evaluasi kembali efek dari pemberian obat Pre-medikasi terhadap
Fisiologi,respons dan jalan nafas pasien.
9. Dilakukan proses dokumentasi terhadap seluruh proses penilaian
pra- induksi kedalam status anestesia.
10.Hasil penilaian pra-induksi menjadi dasar bagi pengeloloaan anestesi
selanjutnya.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ANESTESI UMUM
( BALANS ANESTESIA )
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/12/AK-RSDS/2017 04 ½

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
STANDAR 1 Januari 2017 RSUD dr.Soedarso
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH


Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Adalah tindakan meniadakan rasa nyeri secara sentral disertai
PENGERTIAN hilangnya kesadaran dengan obat-obatan yang balans dan bersifat
sementara.
1. Mengurangi dosis obat anestesi yang di pakai
TUJUAN 2. Mempercepat pemulihan
3. Untuk memberikan fasilitas pembedahan yang optimal

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Menjelaskan prosedur tindakan ke pasien :
a. Tegur – sapa serta penjelasan / informasi
b. Anamnesa :
- Baca status pasien
- Periksa “ Izin Tindakan Medik “
- Riwayat penyakit terdahulu
- Riwayat allergi dan anestesi
c. Tentukan “ Teknik Anestesi Umum “ yang sesuai
2. Persiapan :
a. Siapkan mesin anestesi sesuai protap.
b. Siapkan obat-obat anestesi yang diperlukan sesuai protap.
c. Siapkan alat intubasi dan resusitasi sesuai protap ( Staticss )
d. Siapkan alat pementau ( monitor ) sesuai protap.
e. Pasang infuse sesuai protap
f. Sungkup muka dan Head Harnest serta LMA.
3. Cuci tangan dan pasang sarung tangan
PROSEDUR 4. Pasang monitor, periksa tanda-tandavital.
5. Berdiri diatas kepala pasien. Pasien setinggi pusar petugas.
6. Berikab obat-obat premedikasi. ( Bila belum diberikan )
7. Induksi anestesi diberikan secara intravena atau inhalasi.
8. Pada kasus emergensi atau kondisi tertentu sebelum induksi
anestesi, lakukan Pre-Oksigenasi ( O2 = 100% ) melalui nafas
spontan atau nafas bentuan dengan “bellows mesin anestesi”
9. Induksi berhasil setelah reflek bulu mata hilang, sungkup muka
dirapatkan kemuka ( hidung & mulut ) pasien. Atau apabila
menggunakan tekhnik anestesi intravena ( TIVA) berikan oksigen
4 lt/mt dengan menggunakan nasal canule.
10. Bila teknik anestesi umum dengan sungkup muka ( face-mask ),
lanjutkan pemberian obat anestesi inhalasi dan obat intravena
lainnya dapat menggunakan Head Hearness. Bila dengan Laringeal
Mask Air Way / LMA lakukan pemasangan LMA ukuran sesuai
dengan berat badan pasien.
ANESTESI UMUM
( BALANS ANESTESIA )
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/12/AK-RSDS/2017 04 2/2

11. Bila teknik anestesi umum dengan intubasi endotrakeal, lakukan


sesuai prosedur intubasi ( protap), dengan memberikan “
Pelemas otot “ .Hubungkan konektor pipa trakeal ke ujung “
Corrugate pasien “ . Lanjutkan pemberian obat inhalasi dan
intravena.
12. Selama prosedur No.6 s/d No.12 tanda-tanda vital harus
dipantau dengan monitor atau secara manual.
13. Sebelum melepas sarung tangan, masuk sampah atau alat-alat (
terkontaminasi / tidak ) pada tempatnya masing-masing.
14. Selama prosedur No.6 s/d No.12 tanda-tanda vital harus
PROSEDUR dipantau dengan monitor atau secara manual.
Sebelum melepas sarung tangan, masuk sampah atau alat-alat (
terkontaminasi / tidak ) pada tempatnya masing-masing.
Daun laringoskop, Magil forsep, dan Introduser langsung di “
Dekontaminasi “. Rendam dalam larutan desinfektan.
15. Lepas sarung tangan, cuci tangan
16. Catatan medik berkala ( Kartu Anestesi ).
17. Selama prosedur tindakan / operasi, pantau secara berkala
dengan monitor atau secara manual dan catat.
18. Pemulihan mulai di lakukan 1-3 menit sebelum atau sesudah
prosedur tindakan / operasi selesai.
19. Perawatan di ruang pulih sadar sesuai protap.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
SPINAL ANALGESIA / ANESTESIA
( SUB-ARACHNOID ANALGESIA / ANESTESIA )

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/13/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Teknik insersi ke dalam rongga sub-arachnoid dengan jarum spinal,
PENGERTIAN
melalui rongga intra-vertebra
Untuk memasukkan obat analgesia / anesthesia lokal yang bekerja
TUJUAN
memblok impuls saraf dimedula spinalis.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Menjelaskan prosedur tindakan ke pasien


 Periksa “ Izin Tindakan Medik “
 Pastikan indikasi dan indikasi kontra
 Tegur sapa serta penjelasan / informasi
 Tentukan teknik dan lokasi insersi.
2. Persiapan :
a. Pastikan pasienb telah mendapat infuse dengan kateter vena yang
besar
b. Jarum spinal tiga ukuran ( No.23, 25, 27 G )
c. Obat-abat spinal :
 Bupivacaine HCL 0,5 %
(Marcain TM Spinal 0,5% Heavy) atau
 Levobupivacaine HCL 0,5%
(Chirocaine TM) atau Golongan lain.
 Gol.Narkotik ( Morfin, Fentanyl )
 Obat-obat emergensi
 Obat Vasopresor, sedative.
PROSEDUR  Cairan infuse HES ( Bila ada )
 Obat-obat lain sesuai kebutuhan.
d. Jarum suntik 3cc, 5cc, 10cc
e. Larutan Antiseptik (Alkohol 60-90 %)
f. Trolly dengan duk steril
g. Povidon iodine 10% dalam mangkuk steril
h. Duk lobang streril, kasa steril
i. Sarung tangan steril.
j. Plester gunting tempat sampah
k. Kontainer jarum.
3. Periksa ulang tekanan darah dan nadi secara manual atau dengan
monitoring terpasang.
4. Pasien duduk ( membungkuk ) atau berbaring posisi lateral ( melengkung
)
5. Cucci tangan, pakai sarung tangan.
6. Siapkan obat spinal yang dipakai.
7. Bersihkan daerah insersi dengan larutan antiseptic, pasang duk lobang.
8. Pastikan lokasi insersi; lakukan teknik insersi dengan jarum spinal secara
asepsis dan hati-hati.
SPINAL ANALGESIA / ANESTESIA
( SUB-ARACHNOID ANALGESIA / ANESTESIA )

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/13/AK-RSDS/2016 03 2/2

9. Bila berhasil ditandai keluarnya cairan cerebro-spinalis yang


jernih ( tanpa darah )
10. Masukan obat yang telah disiapkan secara pelan.
11. Oleskan antiseptic, Tutup kasa steril ( kering )
12. Fiksasi dengan plester
13. Pasien tidur telentang, periksa tekanan darah dan nadi.
14. Berikan oksigen 2-3 liter/menit.
PROSEDUR 15. Tunggu beberapa menit ( masa aksi )
16. Periksa dan Tanya pasien tentang level analgesia.
17. Sebelum melepas sarung tangan, masukkan sampah atau alat-alat
( terkontaminasi / tidak ) pada tempatnya masing – masing.
18. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan.
19. Catatan medic berkala ( Kartu Anestesi )
20. Pemantauan dilakukan terus menerus / berkala selama prosedur
tindakan dan catat pada kartu anestesi.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ANESTESI PEDIATRIK DENGAN BERAT
BADAN KURANG ATAU SAMA DENGAN 20 Kg
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/14/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Teknik anestesi umum dengan system sirkulasi terbuka, di gunakan
pada anak atau bayi dengan syarat khusus :
PENGERTIAN
a. Menggunakan satu unit alat khusus ( Jackson Rees )
b. Berat badan sama dengan atau kurang dari 20 Kg

TUJUAN Untuk mengurangi tahanan respirasi pada anak atau bayi


Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien :


a. Tegur sapa anak dan orang tua pasien serta penjelasan / Informasi.
b. Anamnesa :
- Baca status pasien
- Periksa “ Izin Tindakan Medik “.
- Riwayat penyakit terdahulu.
- Riwayat allergi dan anestesi.
c. Tentukan “ Teknik Anestesi Umum “ yang sesuai ( Sungkup muka
atau intubasi endotrakeal )
2. Persiapan :
a. Siapkan mesin anestesi sesuai protap.
b. Jackson Rees satu set.
c. Siapkan obat-obat anestesi yang diperlukan dengan pengenceran.
d. Siapkan alat intubasi dan resusitasi sesuai protap
e. Siapkan alat pemantau ( monitor ) sesuai protap.
f. Cuci tangan, pasang sarung tangan.
PROSEDUR g. Pasang infuse sesuai protap ( Bila mungkin )
h. Hubungkan “Jackson Rees “ ke outlets mesin anestesi.
i. Tes aliran gas pada system “ Jakson Rees “
j. Pasang monitor, periksa tanda-tanda vital.

3. Penatalaksanaan anestesi :
a. Berdiri di atas kepala pasien. Pasien setinggi pusar petugas.
b. Berikan obat –obat premedikasi.
c. Induksi anestesi :
- Inhalasi
- Intravena
d. Pada kasus emergensi atau kondisi tertentu sebeluminduksi
anestesi, lakukan Pre-Oksigenasi O2=100%
e. Induksi berhasil setelah reflex bulu mata hilang.
f. Lanjutkan pemberian obat anestesi inhalasi dan obat-obat
intravena lain.
g. Bila teknik anestesi umum dengan intubasi endotrakeal, lakukan
sesuai prosedur intubasi (protap).
ANESTESI PEDIATRIK DENGAN BERAT
BADAN KURANG ATAU SAMA DENGAN 20 Kg
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/14/AK-RSDS/2016 03 2/2

Hubungkan konektor pipa trakeal ke ujung “Corrugate pasien”


h. Selama prosedur tanda-tanda vital harus dipantau dengan
monitor atau secara manual.
i. Pemeliharaan anestesi selama operasi dengan memantau tanda-
tanda vital.
j. Catatan medic berkala ( Kartu Anestesi )
k. Pengakhiran anestesi / pemulihan dilakukan sesudah prosedur
tindakan operasi selesai.
PROSEDUR l. Bila dengan intubasi endotrakeal, ekstubasi dilakukan dengan
teknik sadar atau dalam tidur.

4. Membawa pasien post operasi ke RPS ( Recovery Room )

5. Perawatan du ruang pulih sadar sesuai protap.

6. Pasien boleh dikeluarkan dari kamar operasi.

7. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ANESTESI UMUM PADA BEDAH SARAF
( BEDAH INTRA KRANIAL )

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/15/AK-RSDS/2016 03 ½

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Teknik anestesia umum pada pembedahan pada daerah cranial (
PENGERTIAN epidural hematum, subdural hematum, Intra-cerebral hematum atau
tumor cerebral )
Memberikan fasilitas kepada operator untuk dapat melakukan tindakan
TUJUAN pembedahan otak dengan menurunkan tekanan intra cranial,
mengurangi perdarahan serta menjaga aliran darah otak secara normal.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Menjelaskan prosedur tindakan ( Pasien / keluarga )


a. Memberikan penjelasan, informasi serta informed consent.
b. Anamnesa :
- Baca status pasien.
- Periksa “Izin tindakan Medik”
- Riwayat penyakit terdahulu.
- Riwayat allergi dan anestesi.
c. Tentukan “Teknik Anestesi Umum” yang sesuai
2. Persiapan :
a. Menyiapkan mesin anestesi sesuai protap.
b. Menyiapkan obat-obat anestesi yang di perlukan.
c. Siapkan set intubasi dengan spiral endotrakel tube ( tiga nomor )
d. Memasang alat pemantau ( monitor )
e. Pasang infuse sesuai protap, bila belum terpasang.
3. Cuci tangan, pasang sarung tangan.
PROSEDUR 4. Berdiri diatas kepala pasien. Pasien setinggi pusar petugas.
5. Berikan Obat-obat premedikasi ( Bila belum diberikan )
6. Induksi anestesi diberikan secara intravena atau inhalasi.
7. Pada kasus emergensi atau kondisi tertentu sebelum induksi anestesi,
lakukan Pre-Oksigenasi (O2=100%) melalui nafas spontan atau nafas
bantuan dengan “Bellows Mesin Anestesi”
8. Induksi berhasil setelah reflek bulu mata hilang, sungkup muka
dirapatkan ke muka( hidung & mulut )pasien.
9. Lanjutkan pemberian obat pelemas otot serta obat-obatan lain bila
diperlukan ( Obat Inhalasi, obat-obat intra-vena lain )
10. Melakukan intubasi endotrakeal setelah relaksasi cukup.
11. Hubungkan konektor pipa trakeal ke ujung system sirkuit mesin
anestesi.
12. Selama prosedur No.6 s/d No.13 tanda-tanda vital harus dipantau pada
monitor atau secara manual.
13. Mempertahankan ventilasi paru secara manual sambil menyiapkan
setting ventilator mesin anestesi ( RR, TV, FiO2 / sesuai menu yang ada
).
14. Selanjutnya respirasi secara control.
ANESTESI UMUM PADA BEDAH SARAF
( BEDAH INTRA KRANIAL )

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/15/AK-RSDS/2016 03 2/2

15. Pemberian obat-obat anestesi, cairan untuk mencapai tujuan di


atas, harus sesuai indikasi dan keadaan pasien.
16. Sebelum melepas sarung tangan, masukkan sampah atau alat-alat
( terkontaminasi / tidak ) pada tempatnya masing—masing. Daun
Laringoskop, Magil Forsep, dan Introduser langsung di
“Dekontaminasi”
17. Lepas sarung tangan, cuci tangan.
PROSEDUR
18. Mencatat rekaman monitor secara berkala ( kartu anestesi )
19. Selama prosedur tindakan/ operasi, tanda-tanda vitalharus
dipantau pada monitor atau secara manual.
20. Mengakhiri anestesi mulai dilakukan 1-3 menit sebelum atau
sesudah prosedur tindakan / operasi selesai.
21. Extubasi endotrakeal dilakukan sesuai indikasi atau keadaan
pasien; atau endotrakeal tube tetap dipertahankan selama waktu
tertentu
22. Memindahkan pasien ke Ruang Pulih Sadar atau langsung ke
Instalasi Rawat Inap Khusus.
- Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
PEMANTAUAN ANESTESI LOKAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/1
06 /065/16/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Adalah tindakan mengurangi rasa nyeri secara lokal dan bersifat
PENGERTIAN
sementara.
1. Membantu dalam pembedahan minor
TUJUAN 2. Resiko pembedahan kecil
3. Menonitoring tindakan anestesi lokal yang dilakukan

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

DPJP menuliskan prosedur pemantauan anestesi local sebagai berikut :


1) Nama pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medic
2) Ruangan pasien dirawat, tanggal dilakukannya tindakan anestesi
Suhu, lokal, serta waktunya
3) Diagnosa prabedah dan diagnose pasca bedah
4) Keadaan prabedah yang meliputi Berat badan, Tinggi Badan,
Golongan darah, Riwayat alergi ( Iya/Tidak ), Tekanan Darah,
Nadi, Haemoglobin
5) Pemeriksaan Fisik yang meliputi : Jalan nafas ( Normal / Abnormal
PROSEDUR ), Obat local anestesi yang digunakan ( Diencerkan ( Ya/ Tidak ) ),
Dosis Obat, Lokasi pemberian local anestesi, Jam pemberian
6) Menggunakan adrenalin ( Ya / Tidak ), JikaYa sertakan dosisnya
7) Menilai hemodinamik pasien setelah pemberian lokal anestesi :
Kesadaran, Tekanan Darah, Nadi, Suhu, SpO2, Gambaran EKG,
serta tingkat nyeri
8) Kejadian penting selama operasi
9) Penanganan / Therapi yang diberikan
10) Dokter Operator dan Perawat membubuhi tanda tangan pada lembar
Pemantauan anestesi lokal

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
PELAYANAN ANESTESI UNTUK KEADAAN
DARURAT
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/17/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
STANDAR 1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH


Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu pengaturan tentang langkah-langkah pelayanan anestesi yang
PENGERTIAN
emergency atau di luar jam kerja

Untuk memenuhi kebutuhan pasien dalam pelayanan anestesi di luar


TUJUAN
jam kerja.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Setiap pasien yang memerlukan tindakan pembiusan diluar jam


kerja, petugas ruangan langsung menghubungi koordinator anestesi
( dokter anestesi ) yang berdasarkan instruksi dokter penggung
jawab pasien
PROSEDUR 2. Petugas ruangan menyiapkan alat yang diperlukan untuk
pembiusan
3. Khusus untuk pasien yang operasi di OK Emergency, tindakan
pembiusannya berdasarkan standart pelayanan di OK Emergency
4. Membuat laporan tindakan yang dilakukan

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
STANDAR PERALATAN ANESTESI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/18/AK-RSDS/2016 03 1/3

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Untuk kelancaran pelayanan anestesi di Rumah Sakit diperlukan sarana
prasarana peralatan medic dan non medic yang optimal, yang
PENGERTIAN
disesuaikan dengan kegiatan beban kerja.

1. Sebagai acuan penyediaan sarana prasarana , alat – alat medik / non


medik anestesi.
TUJUAN
2. Memberikan pelayanan anestesi yang bermutu dan aman bagi
pasien.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Fasilitas Kamar Persiapan
o Perlengkapan Ruangan
a. Penerangan yang cukup ditambah dengan
penerangan darurat.
b. Titik keluar listrik yang dibumikan (grounded).
c. Tempat cuci tangan dan kelengkapannya.
d. Jam dinding
e. Brankard (kereta pasien ) dilengkapi dengan
pagar disisi kanan kiri, kedudukan kepala
dapat diubah
f. Alat komunikasi
o Perlengkapan Medis
a. Sumber oksigen
b. Alat pelembab oksigen dilengkapi dengan
kanula masal
PROSEDUR
c. Alat resusitasi : air viva / ambu bag
d. Laryngoscope dengan berbagai ukuran
e. Pipa tracheal berbagai ukuran
f. Cunam megill, stilet
g. Alat penghisap lender portable atau sentral
h. Stetoskop, tensimeter, thermometer dan alat
timbang
i. Alat infuse terdiri dari : set infuse, kateter
berbagai ukuran, kapas anti septic, plester dan
gunting
j. Cairan untuk rumatan dan resusitasi
k. Obat – obat standar resusitasi
l. Patient monitor dengan saturasi oksigen
STANDAR PERALATAN ANESTESI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/18/AK-RSDS/2016 03 2/3
2. Fasilitas kamar Bedah
o Perlengkapan Ruangan :
a. Penerangan yang cukup dilengkapi dengan
penerangan darurat
b. Suhu 20 0 - 28 0 C, kelembaban > 5,50%
c. Titik keluar listrik yang dibumikan ( grounded
)
d. Peralatan yang mengeluarkan sisa gas / uap
anestetik dari ruangan (scavenger / exhaust )
e. Jam dinding
f. Alat pengatur suhu dan kelembaban
o Perlengkapan Medis
a. Sumber oksigen
b. Alat pelembab oksigen, dengan kanula nasal
dan sungkup muka
c. Sumber gas gelak ( N2)
d. Alat penghisap lender ponable / sentral dengan
kateter hisap.
e. Stetoskop, tensimeter, thermometer
f. Pasien monitor , pulse oksimetri
g. Capnosat
h. Mesin anestesi dilengkapi minimal dengan :
 Alat pengatur otomatis pengaman
sehingga kadar oksigen dalam
campuran gas minimal 20%
 Mesin anestesi dengan meter aliran O2
PROSEDUR
/ NO2, dilengkapi dengan
vaporizer(alat penguap), sirkuit
pernafasan dengan penyerap CO2 (
CO2 absorber ) untuk ukuran bayi,
pediatric, dewasa dan system Jackson
rees, sebaiknya mesin anestesi
dilengkapi dengan ventilator.
i. Laryngoskop dengan berbagai ukuran
j. Pipa jalan nafas oro / nasofaring dan pipa
tracheal berbagai ukuran dengan penghubung
pipa
k. Sungkup muka berbagai ukuran
l. Peralatan analgesia regional berupa jarum
spinal, jarum epidural berbagai ukuran dalam
keadaan steril
m. Defribilator
n. Monitor EKG dan Pulse Oxymetri
 Respirometer
 Obat – obatan anestetik
STANDAR PERALATAN ANESTESI
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/18/AK-RSDS/2016 03 3/3
3. Fasilitas Ruang Pulih
o Perlengkapan ruangan
a. Penerangan yang cukup dilengkapi dengan
penerangan darurat
b. Suhu 20 0 – 28 0 C, kelembaban > 5,50%
c. Titik keluar listrik yang dibumikan(grounded)
d. Tempat cuci tangan dan kelengkapannya
e. Jam dinding
f. Alat pengatur suhu dan kelembaban ruangan
g. Posisi bed dapat diubah menjadi posisi
trendelenburg atau anti trendelenburg

o Perlengkapan Medis
a. Sumber oksigen yang dilengkapi dengan katup
dan flow meter
b. Alat penghisap lender portable / sentral dengan
PROSEDUR kateter hisap
c. Alat resusitasi terdiri dari kantong sungkup
muka ( misalnya ambu bag / air viva )
d. Laryngoscope berbagai ukuran
e. Pipa tracheal berbagai ukuran
f. Cunam megill, stilet
g. Obat – obatan standar untuk resusitasi
h. Stetoskop, tensimeter, thermometer, monitor
EKG
i. Alat infuse : set infuse, kateter vena, jarum
suntik berbagai ukuran, kapas, anti septic,
plester, gunting, cairan untuk rumatan dan
resusitasi
j. Harus ada defribilator
k. Kereta dorong untuk alat – alat resusitasi dan
lain – lain

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
ASSESMENT PRA BEDAH

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/1
06 /065/19/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu perencaan yang akan dilakukan oleh dokter bedah sebelum
PENGERTIAN
dilakukan pembedahan

Untuk perencanaan dokter bedah dalam melakukan tindakan


TUJUAN
pembedahan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

Konsultasikan ke dokter anestesi untuk pelaksanaan tindakan


operasi yang akan dilakukan berupa :
1. Tanggal
2. Jam
3. Tinggi Badan, Berat Badan
PROSEDUR
4. Diagnosa pre operasi
5. Rencana tindakan operasi yang akan dilakukan
6. Keadaan khusus
7. Tempat, tanggal, bulan, tahun, jam, DPJP yang melakukan
tindakan

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
PENANDAAN DAERAH OPERASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/1
06 /065/20/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

PENGERTIAN Merupakan penandaan daerah yang akan dioperasi

Untuk memastikan daerah yang akan dilakukan tindakan agar tidak


TUJUAN
terjadi salah lokasi, salah insisi dalam melakukan operasi
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Di ruangan rawat inap
a. Menyiapkan spidol hitam permanen
b. Dokter operator menginform concern pasien dan member
tanda berbentuk panah yang menunjuk lokasi sayatan yang
akan dioperasi
2. Di ruangan persiapan kamar operasi
a. Perawat / petugas kamar operasi mengecek tanda operasi
pada saat serah terima pasien dari ruangan rawat inap
kepetugas kamar operasi
b. Petugas kamar operasi menanyakan daerah operasi
PROSEDUR
kepasien
c. Petugas kamar operasi memastikan lagi penandaan operasi
tersebut
3. Diruangan tindakan / Kamar Operasi
a. Sebelum dibius, tim operasi mengecek ulang tanda daerah
yang akan operasi
b. Mengecek dengan disesuaikan menanya pasien ulang,
operasi dimana dan dicocok dengan status riwayat
persiapan operasi / pra bedah

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT - Instalasi Bedah Emergency
- Instalasi Rawat Inap
SERAH TERIMA PASIEN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/21/AK-RSDS/2016 03 1/3

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Serah terima pasien adalah merupakan rangkaian kegiatan yang


berkaitan dengan pembedahan, dimulai dari pasien diterima diruang
PENGERTIAN persiapan dari ruang persiapan ke kamar operasi dan paska operasi ke
ruang pulih (Recovery Room) sampai dengan pasien kembali lagi
keruang rawat.
1. Sebagai pedoman dalam melaksanakan serah terima antar petugas
IBS
TUJUAN
2. Memberi rasa aman dan Nyaman bagi pasien
3. Pelaksanaan program patien safety

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1.Komunikasi terapeutik
2. Dikamar Persiapan
a. Serah terima pasien dari rawat inap dan rawat jalan dengan petugas
ruang terima kamar operasi.
b. Pengecekan oleh petugas ruang terima :
ID pasien, minimal dua identitas min : nama pasien No.RM
Persiapan operasi : fisik, kelengkapan dokumen medik, informed
consent, obat alat (implant), dan darah bila perlu
Daerah / sisi dan tanda daerah operasi (mark site)
Nama operator
c. Penandatanganan dan penulisan nama jelas kedua pihak di lembar
serah terima dan buku ekspedisi
PROSEDUR
d. Pemindahan pasien ke kereta dorong kamar persiapan
e. Mengganti baju pasien dengan baju kamar operasi, dan topi.
f. Pemeriksaan ulang klinis pasien oleh perawat bedah atau perawat
anestesi dan melaporkan kepada dr anestesi / bedah bila ada hal yang
istimewa
g. Memfasilitasi pasien untuk berdoa
3. Dikamar Operasi
a. Serah terima pasien dari petugas persiapan dengan tim kamar bedah.
b. Pengecekan ulang oleh petugas kamar operasi :
i. ID pasien, minimal dua identitas, mis: nama pasien,
RM
ii. Persiapan operasi : fisik, kelengkapan dokumen
medic, obat, alat (implant) dan darah bila perlu
iii. Daerah / sisi dan tanda daerah operasi (marker site )
SERAH TERIMA PASIEN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/21/AK-RSDS/2016 03 2/3

iv. Nama operator


v. Perawat anestesi / bedah mengenalkan pasien
kepada tim
vi. Pemindahan pasien ke meja operasi
vii. Penandatanganan lembar serah terima oleh
kedua pihak di lembar serah terima
viii. Penlaksanaan anestesi dan pembedahan sesuai
prosedur

4. Diruang Pulih ( Recovery Room )


1.1. Serah terima antara petugas kamar operasi dengan ruang pulih
1.2. Pengecekan ulang oleh petugas ruang pulih
1.2.1 ID pasien
1.2.2 Kelengkapan dokumen medi ; laporan operasi, laporan
anestesi, instruksi post operasi, resep, pemeriksaan
Patologi, Permintaan foto, laporan ILO
1.2.3 Obat-obatan, sisa darah tranfusi bila ada dan jaringan
PA
1.3 Pemantauan tanda-tanda vital (T/D, N, RR ), kesadaran, keadaan
umum, dan perdarahan daerah operasi oleh perawat anestesi
1.4 Penilaian kesadaran pasien berdasarkan Alderette score oleh
perawat anestesi, lalu melapor kepada dokter anestesi
1.5 Keputusan bahwa pasien sudah boleh dikembalikan ke IRNA
oleh dr anestesi
1.6 Pemberitahuan oleh perawat anestesi kepada petugas IRNA
untuk menjemput pasien
1.7 Serah terima pasien, dokumen, obat-obatan dan jaringan PA (
bila ada ) dari perawat ruang pulih kepada perawat ruang arawat
inap, dan menanda tangani lembar serah terima. Pada pasien
yang memerlukan perawatan pasca bedah di ICU, dilakukan
sesuai dengan prosedur pengiriman pasien ke ICU

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
SERAH TERIMA PASIEN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/21/AK-RSDS/2016 03 3/3

ALUR SERAH TERIMA PASIEN

Pasien :
Rawat Jalan & Rawat Inap

IBS

Dikamar persiapan : Di kamar operasi : Diruang pulih ( RR ) :

1. Serah terima pasien 1. Serah terima pasien 1. Serah terima pasien


- Pengecekan 2. Cek ulang identitas 2. Cek ulang identitas
identitas pasien pasien 3. Pemantauan tanda-tanda
2. 2. Penandatanganan 3. Perkenalan pasien vital
serah terima dengan dokter bedah 4. Penilaian kesadaran
kelengkapan 4. Pindahkan pasien ke (alderette score)
3. Pemindahan pasien meja operasi 5. Keputusan dr.anestesi
4. Ganti baju pasien 5. Pelaksanaan pembiusan pasien boleh dikembalikan
5. Cek ulang klinis & operasi ke Rawat Inap
oleh perawat bedah 6. Pemberitahuan perawat
6. Dibimbing berdoa anestesi kepada Rawat
Inap
7. Serah terima pasien dan
kelengkapan petugas IBS
dengan petugas Rawat
Inap/ ICU

Selesai
PENERIMAAN PASIEN PRE OPERATIF DI IBS
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO 06/065/22/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Menerima dan mempersiapkan pasien sebelum di lakukan tindakan


PENGERTIAN
pembedahan dari ruangan rawat inap

Menerangkan langkah-langkah penerapan dalam penerimaan pasien


TUJUAN
sebelum pembedahan / pre operatif
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
a. Mengidentifikasi pasien :
 Mencocokkan identitas pasien ( nama, umur, status dan rekam
medis pasien )
 Mencocokkan pembedahan yang akan di lakukan ( jenis operasi,
lokasi dan diagnosa medis )
b. Memberikan motivasi dan penjelasan prosedur pembedahan kepada
pasien
c. Meneliti dan melengkapi status pasien dengan lembar check list,
antara lain :
 Surat persetujuan operasi
 Menanyakan kepada pasien apakah dalam keadaan puasa
 Memeriksa RO, EKG
 Persediaan obat dan darah
 Mengecek apakah sudah di lakukan pencukuran, perhiasan dan
PROSEDUR gigi palsu sudah di lepas dar ruangan
 Apabila hal tersebut di atas belum di lengkapi pasien di
kembalikan ke ruangan rawat inap
 Mengganti baju pasien dari ruangan dengan baju operasi
d. Mengevaluasi keadaan umum pasien dan vital sign
e. Memindahkan pasien ke kamar tindakan dan memberikan penjelasan
setiap mau melakukan tindakan oleh dokter bedah dan dokter
anestesi
f. Apabila pasien perlu/harus di damping atau bila dokter harus
memberi penjelasan kepada keluarga pasien pada saat operasi, maka
keluarga pasien diwajibkan mengganti pakaiannya dengan
kelengkapan pakaian di ruangan operasi
g. Memberikan petunjuk agar selalu berdo’a kepada Tuhan Yang Maha
Esa

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- Instalasi Bedah Emergency
TILIK KESELAMATAN TINDAKAN
PEMBEDAHAN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/23/AK-RSDS/2016 03 1/3

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Langkah-langkah yang dilakukan tim pembedahan untuk menyamakan
persepsi tentang tindakan yang akan dilakukan dengan memberlakukan
metode verifikasi sebelum dan setelah pasien dilakukan tindakan
PENGERTIAN
operasi, verifikasi dilakukan dengan mengisi check list verifikasi pre
operasi, check list keselamatan pasien operasi (Sign In, Time Out, Sign
Out)
1) Membantu Tim Agar Konsisten Mengikuti Beberapa Langkah
Keselamatan Pasien
TUJUAN 2) Memandu Interaksi Verbal Antar Tim
3) Menurunkan Angka Kejadian Tidak Diharapkan ( Salah Lokasi,
Salah Prosedur, Salah Pasien Operasi ) Di Kamar Operasi.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1) Sign In :
a) Waktu pelaksanaan : sesaat sebelum pasien dibawa keruang
operasi (sebelum dilakukan induksi)
b) Persiapan alat : Checklist keselamatan pasien operasi, alat tulis
c) Tim yang hadir Perawat sirkuler , Perawat instrument, Perawat
Asisten, Dokter Operator, Dokter Anestesi, Perawat Anestesi.
d) Perawat sirkuler/ anestesi memperkenalkan diri kepada pasien
e) Perawat sirkuler/ anestesi memperkenalkan Dokter Anestesi
f) Perawat sirkuler/ anestesi menjelaskan tujuan sign in
g) Perawat sirkuler/ anestesi mengkonfirmasi ulang identitas
pasien
h) Perawat sirkuler/ anestesi mencocokkan apa yang disebut pasien
dengan gelang pasien dan rekam medis pasien
PROSEDUR i) Perawat sirkuler/ anestesi memastikan pasien mengetahui
tindakan operasi apa yang akan dilakukan pada pasien
j) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan pada pasien lokasi
operasi sambil melakukan pengecekan, apakah sudah diberikan
tanda lokasi daerah operasi atau belum
k) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan apakah tanda tangan/ cap
jari pasien yang ada dalam informed consent formulir adalah
tanda tangan/ cap jari pasien, kecuali pasien tidak sadar
l) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan apakah pasien
mempunyai riwayat alergi
m) Perawat sirkuler/ anestesi mencocokkan dengan gelang ( merah)
jika ada alergi
n) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan pada dokter anestesi,
apakah alat dan mesin anestesi sudah siap digunakan
TILIK KESELAMATAN TINDAKAN
PEMBEDAHAN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/23/AK-RSDS/2016 03 2/3

o) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan pada dokter anestesi


apakah ada masalah dalam pernafasan pasien
p) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan pada dokter anestesi
apakah pasien memiliki resiko perdarahan
q) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan pada dokter anestesi
apakah perlu akses IV line lebih dari Satu
r) Perawat sirkuler/ anestesi menanyakan posisi pasien pada saat
operasi.
s) Perawat instrumen melaporkan jumlah dan kelengkapan alat
instrument, kasa, jarum yang dipakai sebelum operasi dimulai
dan perawat sirkuler mencatat nya pada form Daftar Pemakaian
Instumen dan BHP.
t) Setelah cek lis terisi semua, Perawat sirkuler/ Perawat Anestesi ,
Penata Anestesi, dokter Bedah ( Operator ) dan Dokter Anestesi
segera membutuhkan nama terang dan tanda tangan dibagian
bawah cek list

2) Time Out :
a) Waktu pelaksanaan : sesaat sebelum dilakukan incise
b) Persiapan : cek list keselamatan pasien operasi dan alat tulis
c) Pemberi kode untuk dimulainya time out adalah perawat
Instrumen/ Perawat Asisten
d) Yang membacakan : Perawat sirkuler/ Onloop
e) Perawat sirculer/ Onloop membacakan urutan sesuai yang
tertera pada cek list, sambil melakukan pengecekan cek list
f) Tanggal, bulan, tahun, Jam dilakukan Time Out
g) Setiap anggota tim memperkenalkan diri sesuai perannya
masing-masing
h) Operator menyebutkan nama pasien, usia, tindakan dan lokasi
operasi
i) Dokter Anestesi/ Dokter operator memastikan apakah
antibiotik profilaksis sudah diberikan
j) Perawat Sirkuler/ Onloop menayakan Kepada Operator dan
dokter Anestesi Langkah apa yang perlu dilakukan jika terjadi
kondisi kritis atau kejadian yang tidak diharapkan
k) Perawat Sirkuler/ Onloop, menanyakan kepada operator :
Apakah ada hal khusus yang perlu diantisipasi
l) Perawat Sirkuler/ Onloop, menayakan kepada operator :
Apakah perlu dipasang hasil : X-Ray pasien? Perawat Sirkuler/
Onloop memberi informasi
m) Setelah Checklist terisi semua Perawat Sirkuler/ Onloop
membubuhkan nama terang dan tanda tangan dibagian bawah
checklist dan ditandatangani oleh operator setelah operasi
selesai

3) Sign Out :
a) Waktu pelaksanaan : sebelum area operasi ditutup
b) Persiapan : cek list keselamatan pasien operasi dan alat
tulis
c) Perawat instrumen memberi kode dimulainya sign out
d) Perawat sirkuler : mencatat dan melakukan pengisian :
ceklist keselamatan pasien operasi
TILIK KESELAMATAN TINDAKAN
PEMBEDAHAN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/23/AK-RSDS/2016 03 3/3

e) Operator, menyebutkan operasi yang telah dilakukan


f) Perawat instrumen melaporkan jumlah dan kelengkapan
alat instrument, kasa dan jarum yang dipakai sebelum
daerah operasi ditutup dan perawat sirkuler mencatat nya
pada form Daftar Pemakaian Instumen dan BHP.
g) Perawat sirkuler mencatat dan memastikan jumlah dan
kelengkapan alat, instrument, kasa dan jarum yang dipakai
h) Perawat Sirkuler mencatat dan memastikan apakah ada
specimen yang akan diperiksa, jika ada beri label sesuai
identitas pasien.
i) Perawat Sirkuler menanyakan pada operator dan anestesi
apakah ada hal khusus yang perlu diperhatikan pada pasien
setelah operasi.
j) Perawat Sirkuler menanyakan ke Perawat Instrumen,
apakah ada alat yang bermasalah selama operasi
berlangsung
k) Perawat Sirkuler memastikan kembali ceklist keselamatan
pasien operasi sudah dilengkapi
l) Jika sudah lengkap semua maka area operasi boleh ditutup
m) Setelah ceklist terisi semua Dokter Operator, Dokter
Anestesi dan Perawat Sirkuler segera membubuhkan nama
terang dan tandatangan dibagian bawah cek list sebelum
keluar kamar operasi

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PERSIAPAN MESIN ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/2
06 /065/24/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
STANDAR 1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH


Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Persiapan dan pemeriksaan mesin anestesi dengan agar siap pakai
PENGERTIAN
sebelum penatalaksanaan anestesi dimulai
1. Mempersiapkan mesin anestesi sesuai teknik –teknik anestesi yang
TUJUAN diinginkan
2. Memeriksa dan memelihara mesin anestesi secara berkala
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1.Langkah awal :
a. Atur posisi mesin anestesi, pastikan mesin serta system sirkuit dan
asesoris terpasang dengan baik.
b. Periksa semua tekanan gas ( O2, N2O, Udara tekan ) pada Panel
Kontrol Aliran Gas .
c. Hubungkan semua pipa gas mesin anestesi ke outlets gas sesuai “
Warna & Pin Index”pipa gas
d. Hubungkan semua kabel listrik pada outlets listrik.
e. Pastikan Selinder “Absorber “ berisi dan berfungsi baik.
f. Pastikan pipa gas buangan sudah terpasang.

1. Vaporizers :
a. Semua vaporizers terpasang baik, terisi dan port pengisian tertutup
b. Hanya ada satu vaporizers yang dapat dibuka pada waktu yang sama

2. Suplai gas :
a. Suplai gas dengan tabung cadangan; dalam lima menit bertekanan
tidak kurang dari 100 psi ( 690 kPa )
PROSEDUR b. Suplai gas dari outlets gas sentral bertekanan kira-kira 45 – 55 psi (
310 – 380 kPa )
c. Tekanan O2 yang rendah akan menghentikan semua aliran gas lain
dan “ Pneumatic – Alarm “ berbunyi

3. Tes kebocoran dengan tekanan rendah :


a. Tutup semua vaporizer, lakukan tes kebocoran.
b. Tes dilakukan pada setiap vaporizer.
( pada posisi OFF – ON/1% - OFF )
c. Tutup semua vaporizer, Tes O2-Flush.

4. Tes “ Flow Meters “ :


a. Flow meter O2 yang tertutup dapat mengalirkan minimal 200±25 cc /
menit dan Flow meter gas lain harus NOL
b. Pelampung setiap “Flow meter “ harus bergerak sempurna pada aliran
tertentu
c. Pastikan anda tidak dapat mengatur “ Flow Meter “ O2 + N2O yang
dapat menyebabkan Hipoksia ( O2 < 21 % )
PERSIAPAN MESIN ANESTESI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 2/2
06 /065/24/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
STANDAR 1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
PROSEDUR
OPERASIONAL

Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH


Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
5. Tes Sistem sirkuit / pernafasan :
a. Pastikan saluran inspirasi ( gas outlet ) tak ada bau ( zat anestesi
atau bau abnormal lain )
b. Semua “ Valves “ dan switch “ Bag/APL-Ventilator berfungsi
baik.Cek dan Tes Ventilator
c. Lakukan Tes dengan :
 Menutup “ APL Valve “
 Tutup “ Corrugate pasien “ dengan tangan atau balon
tes
 Tekan O2 FlushPastikan tidak bocor pada tekanan
PROSEDUR sampai 40 cm H2O
d. Tes batas tekanan “ APL Valve :
 Buka penuh “ APL Valve “ dan alirkan O2 10
liter/menit
 Ujung “ Corrugate pasien “ tutup dengan tangan
 Pastikan tekanan ( Barometer ) mendekati NOL cm
H2O
 Lepaskan tangan anda

MESIN SIAP PAKAI

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PEMASANGAN PIPA ENDOTRAKEAL
( INTUBASI ENDOTRAKEAL )

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/25/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Intubasi Endotrakeal adalah memasukkan pipa khusus ke dalam trakeal
PENGERTIAN
melalui mulut atau hidung.
1. Membebaskan jalan nafas, fasilitas pengisapan sekresi
TUJUAN 2. Resusitasi, teknik Anestesi.
3. Pernafasan bantuan jangka panjang.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Menjelaskan prosedur tindakan ke pasien
 Periksa “ Izin Tindakan Medik “
 Tegur sapa serta penjelasan / Informasi.
 Tentukan “Teknik Intubasi” yang sesuai, sebelum persiapan
alat.
2. Persiapan alat dan obat ( Troley Emergensi ) :
 Laringoskop set, Pipa Endotrakeal 3 ukuran, magil Forsep,
Introduser, Guedel air-way, Jelly, Xilocain Spray, Spuit 20cc,
Stetoskop, Plester, Gunting, Sarung tangan, Monitor ( Bila ada)
 Resusitator kit dan obat-obat emergensi.
 Oksigen Apparatus, Suction Apparatus.
 Obat-obat emergensi, narkotik, sedative
 Pasang infuse ( Bila belum terpasang ) sesuai protap.
3. Cuci tangan, pasang sarung tangan, berdiri diatas kepala pasien. Pasien
setinggi pusar petugas.
4. Pre-Oksigenasi ( O2=100% ), Nafas bantuan dengan resusitator / Balon
nafas.
PROSEDUR 5. Bersihkan jalan nafas ( isep slem ) kalau perlu. Dengan laringoskop
semprotkan Xylocain ( 1-2 x ) ke daerah laringofarings ( tidak sadar ) ;
pasien buka mulut sendiri ( sadar )
6. Pre-Oksigenasi selama 1-5 menit, sebelum intubasi.
7. Teknik Intubasi ( “ Oro atau naso “ ) dilakukan dengan hati-hati dlam
waktu paling lama 60 detik.
8. Bila gagal intubasi Ulangi prosedur no.4 s/d no.6
9. Intubasi berhasil, hubungkan pipa endotrakeal ke resuscitator / Balon
Nafas.
10. Ventilasi paru tetap dipertahankan dengan oksigen.
11. Isi Cuff ( Balon udara ), pasang Guedel air way
12. Periksa posisi dan kedalaman pipa secara auskultasi, fiksasi dengan
plester.
13. Sebelum melepas sarung tangan, masuk sampah atau alat-alat (
terkontaminasi / tidak ) pada tempatnya masing-masing. Daun
laringoskop, Magil forsep, dan Introduser langsung di “ Dekontaminasi

14. Lepas sarung tangan, cuci tangan.
15. Catatan medic atau keperawatan
- Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
MONITORING DAN PENCATATAN ANESTESIA

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/26/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu teknik pengisian, pengembangan, memonitoring pasien selama
PENGERTIAN
pembiusan atau operasi.

Untuk memonitoring pasien selama operasi.


TUJUAN

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. No.KRJ dan No.MR


2. Identitas pasien dan tanggal masuk
3. Dokter anestesi, asisten, supervisor dan ahli bedah
4. Diagnosa pra bedah, diagnose pasca bedah, jenis pembedahan, jenis
anesthesia/teknik, lama operasi, lama anesthesia.
5. Keadaan pra bedah
6. Jenis intubasi ( Facemask / Intubasi ) dan obat anestesi.
7. Riwayat penyakit
PROSEDUR 8. Hasil laboratorium
9. Hasil pemeriksaan penunjang.
10. Posisi selama pembedahan
11. Komplikasi selama pembedahan / anesthesia.
12. Status Fisik ( ASA )
13. Premedikasi, Medikasi.
14. Catatan perkembangan selama operasi.
15. Catatan Recovery Room.
16. Catatan Post Op
17. Tandatangan dokter anestesi yang bertanggung jawab

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PEMBERIAN OBAT SEDASI di RSUD dr.SOEDARSO

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 06 /065/27/AK-RSDS/2016 03 1/3

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Pemberian Obat Sedasi adalah : Pemberian obat untuk menghasilkan
depresi tingkat kesadaran sehingga menimbulkan rasa mengantuk dan
menghilangkan kecemasan serta menurunkan / menghilangkan reflek
protektif.
The American society of Anesthesiologist sedasi terdiri dari : sedasi
minimal, sedasi sedang, sedasi dalam ( berat ).
Sedasi Minimal : pasien berespon normal terhadap perintah verbal,
walaupun fungsi kognitif dan koordinasi terganggu tapi fungsi
kardiovaskuler dan ventilasi tidak dipengaruhi.
PENGERTIAN Sedasi sedang : pasien dapat berespon terhadap perintah verbal secara
spontan atau setelah diikuti oleg rangsangan taktil cahaya. Tidak
diperlukan intervensi untuk menjaga patensi jalan nafas dan ventilasi
spontan masih adekuat Monitoring fungsi kardiovaskuler .
Sedasi Dalam : Pasien sulit dibangunkan tapi akan berespon terhadap
rangsangan berulang atau rangsangan sakit, kemampuan
mempertahankan fungsi ventilasi dapat terganggu dan pasien dapat
memerlukan bantuan menjaga patensi airway,Monitoring fungsi
kardiovaskuler .

1. Agar penggunaan obat sedasi tepat dan aman.


2. Meningkatkan mutu pelayanan agar tatakelola pemberian sedasi
TUJUAN
sesuai pasien safety
3. Rumah sakit mudah menyiapkan obat –obatan.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Pemberian obat sedasi seperti : golongan benzodiazepin oral, luminal


oral, opioat oral, anti histamin oral, obat transquilizer oral yang
menyebabkan sedasi minimal, didelegasikan oleh DPJP kepada perawat
ruangan.
2. Melakukan tindakan invasif di poli THT, poli Mata, poli Anak, Poli Gigi,
EEG pada Anak yang menggunakan chloral hidrat yang menyebabkan
sedasi sedang kewenangan klinis DPJP dengan mengawasi hemodinamik
PROSEDUR serta tersedianya obat emergency dan resusitasi kit.
Bila pemberian chloral hidrat tidak respon dinilai level sedasi Ramsay score 4
harus konsul Dokter Anestesi.
Dilakukan penilaian Ramsay score setiap 30 menit selama tindakan.
3. Pemberian obat sedasi golongan benzodiazepin intravena pada tindakan
kardioversi diberikan kewenangan klinis kepada DPJP yang tersertifikasi
ACLS dan dimonitor vital sign dan saturasi oksigen, serta tersedianya
obat emergency dan resusitasi kit.
PEMBERIAN OBAT SEDASI di RSUD dr.SOEDARSO

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 06 /065/27/AK-RSDS/2016 03 2/3

4. Melakukan Intubasi diruang resusitasi IGD dan ICU yang


dilakukan oleh Dokter Umum dengan memakai obat – obat
sedasidiberikan kewenangan klinis kepada dokter yang sudah
terlatih dan tersertifikasi ACLS dimonitor vital sign dan saturasi
oksigen, serta tersedianya obat emergency dan resusitasi kit.
5. Pemberian obat sedasi pada pasien gelisah untuk pemeriksaan
penunjang seperti : CT Scan di Radiologi IGD dengan memakai
obat – obat sedasi intra vena diberikan kewenangan klinis kepada
Dokter Umum yang sudah terlatih dan tersertifikasi ACLS , Bila
pasien tetap gelisah dan dinilai Ramsay Score 4 harus konsul
Dokter Anestesi selama melakukan tindakan pasien dimonitor vital
sign dan saturasi oksigen, serta tersedianya obat emergency dan
resusitasi kit.
6. Melakukan sedasi dalam / berat di Radiologi CT Scan Anak,
Endoskopi / ERCP, di Kamar Bersalin dilakukan oleh Dokter
Anestesi dengan Pre assesment pra sedasi monitoring durante
sedasi dan memakai kriteria Aldrette score untuk memindahkan
pasien keluar dari ruangan tindakan.
7. Penilaian Kedalaman sedasi pada sedasi sedang dilakukan setiap 30
menit dengan memakai Ramsay score ( terlampir detail dalam
PROSEDUR lampiran SPO ini perhitungan Ramsay score )
8. Pemakaian obat dan penilaian kedalaman sedasi dicatat didalam
rekam medis oleh DPJP.
9. Pemindahan dan pemulangan pasien dari ruangan tindakan dengan
memakai Aldrette score , bila Aldrette score > 8 bisa pindah dari
ruang tindakan ( terlampir detail dalam lampiran SPO ini
perhitungan skala Aldrette.
10. Melakukan Intubasi diruang resusitasi IGD dan ICU yang
dilakukan oleh Dokter Umum dengan memakai obat – obat
sedasidiberikan kewenangan klinis kepada dokter yang sudah
terlatih dan tersertifikasi ACLS dimonitor vital sign dan saturasi
oksigen, serta tersedianya obat emergency dan resusitasi kit.
11. Pemberian obat sedasi pada pasien gelisah untuk pemeriksaan
penunjang seperti : CT Scan di Radiologi IGD dengan memakai
obat – obat sedasi intra vena diberikan kewenangan klinis kepada
Dokter Umum yang sudah terlatih dan tersertifikasi ACLS , Bila
pasien tetap gelisah dan dinilai Ramsay Score 4 harus konsul
Dokter Anestesi selama melakukan tindakan pasien dimonitor vital
sign dan saturasi oksigen, serta tersedianya obat emergency dan
resusitasi kit.
PEMBERIAN OBAT SEDASI di RSUD dr.SOEDARSO

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 3/3
06 /065/27/AK-RSDS/2016

12. Melakukan sedasi dalam / berat di Radiologi CT Scan Anak,


Endoskopi / ERCP, di Kamar Bersalin dilakukan oleh Dokter
Anestesi dengan Pre assesment pra sedasi monitoring durante
sedasi dan memakai kriteria Aldrette score untuk memindahkan
pasien keluar dari ruangan tindakan.
13. Penilaian Kedalaman sedasi pada sedasi sedang dilakukan setiap 30
menit dengan memakai Ramsay score ( terlampir detail dalam
PROSEDUR lampiran SPO ini perhitungan Ramsay score )
14. Pemakaian obat dan penilaian kedalaman sedasi dicatat didalam
rekam medis oleh DPJP.
15. Pemindahan dan pemulangan pasien dari ruangan tindakan dengan
memakai Aldrette score , bila Aldrette score > 8 bisa pindah dari
ruang tindakan ( terlampir detail dalam lampiran SPO ini
perhitungan skala Aldrette.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PELAKSANAAN TINDAKAN PEMBEDAHAN
DI INSTALASI BEDAH SENTRAL
( MENGHILANGKAN EFEK EMOSIONAL DAN
MEMBERIKAN RASA AMAN KEPADA PASIEN )

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/28/AK-RSDS/2015 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Menerangkan semua langkah-langkah tentang pelaksanaan tindakan
PENGERTIAN pembedahan di Instalasi Bedah Sentral yang dapat di hilangkan efek
emosional dan memberikan rasa aman kepada pasien

1. Membantu kelancaran tindakan pembedahan


TUJUAN 2. Mengilangkan efek emosional
3. Memberikan rasa aman
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Pasien diterima di ruang IBS oleh koordinator lapangan operasi, yang


serah terima dari perawat ruangan di depan pasien, dengan mengecek
dan menjelaskan identitas pasien, operasi apa, dokter siapa yang
mengoperasinya, serta mengecek kelengkapan status pasien dan
PROSEDUR operator di haruskan untuk menyapa pasien yang akan di operasi
2. Setelah pasien masuk kedalam kamar operasi, dokter Bedah dan
dokter Anestesi menjelaskan persiapan dan tindakan yang akan di
lakukan kepada pasien serta mengajak/menuntun untuk berdo’a
sesuai kepercayaannya

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
MENYIAPKAN MEJA OPERASI DAN INSTRUMEN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/29/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Proses penyiapan meja dan instrument yang steril untuk dapat di


PENGERTIAN
gunakan dalam proses operasi

 Untuk membantu kelancaran tindakan pembedahan


TUJUAN
 Mengurangi terjadinya infeksi nosocomial

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Meja operasi didesinfeksi dulu dengan alcohol
2. Meja ditutup dengan dock steril
3. Di atas meja steril di letakkan :
 Jas operasi 3-4 buah menurut kebutuhan
 Mangkok steril
PROSEDUR
 Gaas steril sesuai kebutuhan
 Set instrument
 Slang suction dan cother
 Benang sesuai ukuran
 Macam-macam dock ( atas, bawah, samping )

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
MEMAKAI JAS OPERASI
No.Dokumen :
No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/30/AK-RSDS/2016
03 1/1
Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Proses pemakaian jas steril oleh operator, asisten dan instrumen untuk
PENGERTIAN
mencegah terjadinya infeksi nosokomial

TUJUAN Untuk mengurangi terjadinya infeksi nosokomial

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Setelah cuci tangan lalu di keringkan dengan lap steril atau kasa
2. Ambil jas operasi yang telah tersedia di meja instrument
3. Pasang jas pada bagian kerah lalu lipatan jas di buka, kemudian
PROSEDUR
kedua tangan masuk ke tangan jas secara bersamaan tanpa
menyentuh bagian luar
4. Tali jas bagian belakang diikat oleh petugas lain

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
DESINFEKSI DAERAH OPERASI

No.Dokumen : No.Revisi : 02 Halaman : 1/1


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/31/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

PENGERTIAN Membersihkan kuman di daerah lapangan operasi

TUJUAN Untuk menghindari terjadinya infeksi

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

Setelah dilakukan pembiusan oleh dokter anestesi :


1. Lapangan yang akan dioperasi di cuci memutar searah jarum jam
dari tengah keluar 2 kali sampai bersih dengan alkohol 70%
seluas 30% dari daerah operasi
2. Kemudian di cuci dngan bethadine 10% seluas 30 cm dari daerah
operasi
PROSEDUR
3. Untuk kasus bedah saraf serta orthopedi yang luka terbuka/kotor
sebelum dicuci Alkohol 70% dan Bethadine 10% dicuci dulu
dengan savlon 7,5% baru dicuci dengan alkohol 70% dan
bethadine 10%
4. Selanjutnya didekat daerah yang akan di operasi di tutup dengan
dock steril

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
DRAPING

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 03 1/1
06 /065/32/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu prosedur penutupan pasien yang sudah berada di atas meja
operasi dengan menggunakan alat tenun steril, dengan tujuan memberi
PENGERTIAN tegas daerah steril pada daerah pembedahan setelah permukaan kulit di
desinfeksi

Untuk menutup area yang tidak steril


TUJUAN

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Membentangkan doek bawah untuk menutupi area bawah


2. Membentangkan doek atas untuk menutupi area tabir anestesi
3. Menutup area samping kiri dan kanan
4. Gunakan doek klem untuk fiksasi sudut
5. Dilakukan dengan teliti dan hati-hati
6. Draping tidak boleh di pindah-pindah
7. Draping sesuai dengan kebutuhan area operasi
8. Bila alat tenun steril terkontaminasi harus diganti
PROSEDUR 9. Tim bedah steril menghadap area operasi
10. Hindari mengibas alat tenun steril terlalu tinggi
11. Jika ragu-ragu terhadap sterilisasi tenun maka alat tenun tersebut
harus dinyatakan sudah terkontaminasi/ tidak steril
12. Pada saat draping hindari menyentuh kulit pasien
13. Jika ada yang jatuh di bawah atas pinggang jangan di ambil,
dianggap tidak steril
14. Scrub nurse paham akan tindakan yang akan dilakukan

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PENUTUPAN DAERAH SAYATAN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 06 /065/33/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Suatu tindakan yang dilakukan untuk menutupi daerah steril dengan


PENGERTIAN
penutup yang steril

 Untuk mengurangi infeksi nosokomial


TUJUAN
 Untuk kelancaran tindakan pembedahan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Dilaksanakan dengan teliti dan hati-hati
2. Drop yang terpasang tidak boleh dipindah-pindahkan sampai operasi
selesai dan dijaga kesterilannya
3. Dipasang dock klem pada setiap daerah susut sayatan agar alat tenun
tidak mudah tergeser
4. Tim bedah yang memakai baju steril harus selalu menghadap tempat
PROSEDUR yang sudah tertutup alat tenun steril
5. Semua petugas yang berpakaian on steril tidak boleh mendekat pada
alat /bahan yang steril
6. Hindari mengibas alat steril/terlalu tinggi sehingga dapat menyentuh
lampu operasi, alat lain yang on steril
7. Jika pemasangan alat tenun sudah selesai juga kesterilan daerahnya

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
BILA ADA KETIDAKSESUAIAN
PERHITUNGAN KASA DAN ATAU INSTRUMEN
OPERASI

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/34/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Suatu ketentuan yang mengatur bila tidak ada kesesuaian perhitungan


PENGERTIAN
kasa atau instrumen dalam pelaksanaan tindakan operasi

TUJUAN Untuk menghindari terjadinya kecelakaan dalam operasi

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Menghitung jumlah kasa sewaktu persiapan oleh omlop
2. Perhitungan kasa diulang lagi sebelum penutupan sayatan operasi
3. Apabila pada perhitungan kasa tidak lengkap dilaporkan ke
PROSEDUR
operator untuk dilakukan pencarian di daerah operasi
4. Apabila tidak ditemukan kasa, sayatan ditutup. Setelah operasi di
buat laporan

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
TINDAKAN MEMBANTU PELAKSANAAN
PEMBEDAHAN SECARA LANGSUNG
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/35/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Melakukan persiapan dan pelaksanaan dalam membantu tindakan
PENGERTIAN
pembedahan

Memberikan petunjuk dalam membantu pelaksanaan tindakan


TUJUAN
pembedahan secara langsung
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Setelah perawat instrumen memakai jas operasi dan handscoon ,
kepada perawat instrumen memasangkan jas dan handscoon kepada
operator (Dokter Bedah)
PROSEDUR 2. Memberikan alat kepada operator sesuai kebutuhan
3. Menjaga kesterilan alat operasi selama pembedahan
4. Memeriksa kelengkapan instrumen sebelum dan sesudah operasi
5. Menghitung jumlah kain kasa yang akan di pakai dan disediakan

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PENGELOLAAN, PEMINDAHAN ATAU PEMULANGAN
PASCA ANESTESI DI RUANG PULIH SADAR
( RECOVERY ROOM )

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/36/AK-RSDS/2017 04 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Februari 2017 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

Pengelolaan pasca anestesi adalah pemulihan dan perawatan pasien


PENGERTIAN
pasca operasi dan anestesi yang dilakukan di ruang pulih.

1. Mencegah komplikasi yang dapat terjadi selama proses pemulihan


pasca anestesi.
2. Mendeteksi secara dini dan mengatasi komplikasi yang terjadi
TUJUAN secara cepat.
3. Memutuskan perlunya pasien Rawat di ruang semi intensif dan
intensif.
4. Meningkatkan keselamatan sampai pasien dapat di transport ke
ruangan rawat biasa atau pulang.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Dilakukan serah terima oleh penata anestesi yang bertugas di
Kamar Operasi kepada penata anestesi yang bertugas di ruang
pulih, meliputi diagnosa , permasalahan pra dan intra bedah, jenis
anestesia, dan instruksi khusus pasca anestesi.
2. Pasien diperiksa saat tiba diruangan pulih, dilakukan pemasangan
monitor serta evaluasi kembali tanda vital pasien oleh petugas
ruang pulih.
3. Pemberian oksigen dengan nasal kanul atau face mask sesuai
dengan kebutuhan pasien diberikan sampai pasien sadar penuh dan
vital sign baik.
4. Pemantauan tanda vital dan skala nyeri dilakukan setiap 10 menit
PROSEDUR sampai pasien dinyatakan stabil dan layak pindah ke ruang rawat
atau pulang.
5. Tersedia Trolly emergency dan alat airway management , dicek
secara rutin, harus selalu dalam kondisi siap pakai dan dapat
diakses secara cepat di ruang pulih.
6. Bila terjadi komplikasi pasca anestesi seperti : kedaruratan jalan
nafas, respirasi, hemodinamik, nyeri hebat, harus segera diatasi
oleh dokter anestesi, bila kegawatan bedah diatasi oleh dokter
bedah yang bersangkutan.
7. Pemantauan seperti : tanda vital, pemberian obat, cairan, tindakan,
maupun jenis komplikasi yang terjadi beserta penanganannya
selama pasien berada di ruang pulih harus dicatat secara lengkap di
rekam medis oleh dokter anestesi / dokter bedah / peñata anestesi
yang bertugas.
PENGELOLAAN, PEMINDAHAN ATAU PEMULANGAN
PASCA ANESTESI DI RUANG PULIH

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 06 /065/36/AK-RSDS/2017 04 2/2

8. Pemindahan pasien dari ruang pulih memakai kriteria Aldrette


score ( terlampir detail dalam lampiran SPO ini perhitungan
skala Aldrette.
9. Pemulangan pasien dari ruang pulih ke rumah (Khusus dengan
Pasien bius lokal) memakai kriteria Post anesthesia discharge
scoring system ( terlampir detail dalam lampiran SPO ini
perhitunganPost anesthesia discharge scoring system ).
10. Pemindahan pasien ke ruang rawat biasa bila Aldrette score >
8, kalau Aldrette score < 8 dan sudah diobservasi di ruang
Recovery Room secepat mungkin transfer ke Ruang Rawat
Inap Khusus (ICU/PICU/HCU) dengan didampingi perawat
anestesi/penata anestesi.
11. Pemindahan atau pulang, semua intruksi pasca operasi dan
pembiusan harus sudah ditulis lengkap dan ditanda tangani
oleh dokter anestesi.
12. Dilakukan serah terima oleh staff medis atau petugas yang
akan menjemput pasien ( terlampir cek list serah terima ).
- Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
TINDAKAN MENYIAPKAN BAHAN
PEMERIKSAAN
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/37/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Melakukan persiapan dan pelaksanaan pengambilan pengidentifikasi
PENGERTIAN
bahan pemeriksaan

TUJUAN Memberi petunjuk cara-cara menyiapkan bahan pemeriksaan

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

A. Kriteria Persiapan
1. Menyiapkan label dan etiket yang berisi nama, nomor rekam
medis, jenis pemeriksaan dan tanggal
2. Menyiapkan tempat untuk jenis pemeriksaan
3. Menyiapkan formulir pemeriksaan untuk setiap jenis
pemeriksaan
B. Kriteria Pelaksanaan
PROSEDUR
1. Memeriksa kembali bahan pemeriksaan yang diterima
perawat, instrumen dan dicatat dalam buku pemeriksaan dan
lembar catatan perawat
2. Formulir diisi dengan tepat
3. Menyerahkan bahan pemeriksaan dan formulir yang diisi
kepada petugas/keluarga pasien
4. Mencatat penyerahan dalam buku ekspedisi

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PROSEDUR PENANGANAN KEGAGALAN DI
KAMAR BEDAH
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/38/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Kecelakaan kegagalan yang terjadi di kamar bedah harus
PENGERTIAN
ditatalaksanakan dengan baik

TUJUAN Meningkatkan mutu pelayanan

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Apabila terjadi kegagalan / kecelakaan saat dilakukan tindakan di
kamar bedah, perawat kamar bedah harus mencatat di buku
kecelakaan /operasi dalam segera melaporkan kepada penanggung
jawab (PJ) Shift Kamar Bedah dalam waktu 1 x 24 jam
2. PJ kamar bedah melaporkan kejadian tersebut kepada kepala kamar
bedah selanjutnya kepala kamar bedah melaporkan kejadian
tersebut kepada Direktur Medik
PROSEDUR
3. Kabid Penunjang Medik melaporkan kejadian tersebut kepada
Direktur Medik
4. Direktur Medik bersama sama coordinator SMF bedah dan dokter
Bedah yang bersangkutan, Subkomite Keperawatan, sub komite
Etika Kabid Perawat, mengadakan pertemuan untuk membahas hal
tersebut dan memutuskan langkah-langkah tindak lanjutnya

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
ASUHAN PASCA BEDAH

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO 02 1/1
06 /065/39/AK-RSDS/2016

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
PENGERTIAN Pemberian informasi atau perencanaan pasca tindakan operasi

TUJUAN Untuk perencanaan tindak lanjut pasca tindakan operasi

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Dilakukan di kamar operasi
2. Dokter bedah mengisi tanggal, bulan, tahun, jam
3. Dokter bedah menuliskan perencanaan tindak lanjut pasca bedah :
a. Pemberian therapy
b. Intervensi perawatan di ruang rawat inap
c. Rencana rawat jalan
d. Rencana control ulang
4. Verifikasi DPJP berupa :
a. Nama jelas
b. Paraf
PROSEDUR
c. Dokter menggunakan bolpoin warna hitam
5. Perawat Bedah dan Perawat Anestesi membuat Asuhan
Keperawatan pasca Bedah
6. Verifikasi perawat Bedah dan Anestesi berupa :
a. Nama jelas
b. Paraf
c. Perawat menggunakan bolpoin warna biru
7. Tenaga kesehatan yang lain mengisi di lembar asuhan pasca bedah
dengan menggunakan bolpoin warna hijau.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
TATA CARA PENGIRIMAN PASIEN DARI
KAMAR OPERASI KE RUANG PERAWATAN
INTENSIF

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/40/AK-RSDS/2017 04 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Februari 2017 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Pengiriman pasien pasca operasi, baik yang sudah direncanakan atau
PENGERTIAN belum; dengan indikasi tertentu atau keadaan kritis atau kemungkinan
akan terjadi kegagalan satu atau beberapa organ tubuh.
1. Menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif dalam proses
pemindahan pasien ke Ruang Perawatan Intensif
TUJUAN
2. Memberikan perawatan intensif
3. Memberikan “ Bantuan Hidup Lanjut “ bila diperlukan.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Keputusan untuk memindahkan pasien dari Instalasi Bedah Sentral
ke ruang perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU/NICU dan HCU)
dilakukan oleh DPJP dan atau Dokter Anestesi.
2. Keputusan untuk mentransfer pasien mempertimbangkan kondisi
pasien, resiko dari proses transfer, kesiapan peralatan medis dan
kesiapan tenaga medis di ruang perawatan intensif (ICU, ICCU,
PICU/NICU dan HCU).
3. Keputusan untuk mentransfer pasien ke ruang perawatan intensif
(ICU, ICCU, PICU/NICU dan HCU) setelah kondisi pasiendinilai
layak untuk ditransfer dan telah stabil direcovery room, dokumen
laporan operasi telah terisi lengkap, peralatan medis yang
dibutuhkan telah siap.
4. Pemilihan alat transfer & peralatan medis ke ruang perawatan
intensif (ICU, ICCU, PICU/NICU dan HCU) ditentukan oleh
DPJP dan atau Dokter Anestesi.
PROSEDUR
5. DPJP memberikan penjelasan terhadap pasien atau keluarga pasien
tentang tindakan operasi yang telah dilakukan.
6. Perawat Recovery Room menghubungi perawat ruangan intensif
(ICU, ICCU, PICU/NICU dan HCU) untuk menjemput pasien
yang telah dilakukan tindakan operasi.
7. Dokter anestesi memeriksa kembali kondisi pasien sebelum di
transfer ke ruang perawatan intensif (ICU, ICCU, PICU/NICU dan
HCU) di Recovery Room.
8. Perawat recovery Room memeriksa kelengkapan dokumen operasi,
peralatan medis pasien sebelum ditransfer.
9. Perawat Recovery Room melakukan serah terima pasien di ruang
Recovery Room kepada perawat ruangan intensif (ICU, ICCU,
PICU/NICU dan HCU) tentang kondisi terakhir pasien, tindakan
operasi yang telah dilakukan dan rencana tindak lanjut di ruang
perawatan intensif serta membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas.
TATA CARA PENGIRIMAN PASIEN DARI
KAMAR OPERASI KE RUANG PERAWATAN
INTENSIF

RSUD.Dr.SOEDARSO No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

06 /065/40/AK-RSDS/2017 04 2/2

10. Untuk pasien operasi Elektif dan Emergency dari rawat inap
yang harus dirawat di ruang intensif (ICU, ICCU,
PICU/NICU dan HCU) di jemput oleh perawat dari asal
ruangan yang mempersiapkan operasi.
11. Untuk operasi emergency yang memerlukan ruang intensif
dari IGD dijemput oleh perawat ruangan intensif.
12. Untuk operasi emergency yang tidak memerlukan ruangan
intensif di jemput oleh perawat ruangan
13. Perawat ruangan rawat inap dan Intensif didampingi oleh
penata anestesi dalam proses transfer pasien dari recovery
room ke ruangan perawatan intensif (ICU, ICCU,
PICU/NICU dan HCU) pada keadaan tertentu yaitu :
a) Terpasang alat bantu nafas.
b) Support ventilasi.
c) Support Hemodinamik.
d) Aldrette score dibawah 8
14. Selama proses berlangsung ; Penata Anestesi harus
berpedoman pada “ Standar Prosedur Tetap Ruang Pulih
Sadar “

- Dokter Penanggung Jawab Pasien ( DPJP )


- SMF Anestesi
- Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT - Instalasi Bedah Emergency
- Ruang Recovery Room
- Ruang Rawat Inap Intensif
- Rawat inap A dan B
UNTUK MENUNDA ATAU MENAMBAHKAN
PASIEN OPERASI PADA JADWAL YANG
SUDAH ADA
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/41/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

PENGERTIAN Proses penjadwalan pasien yang akan di operasi

TUJUAN Untuk menghindari penumpukan jadwal dan pasien operasi

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Pasien ynag akan ditunda atau dibatalkan operasinya bila terjadi


hal-hal sebagai berikut :
a. Ada kasus operasi darurat/cyto
b. Ada penyakit medis yang tidak dapat diatasi
c. Persiapan pasien untuk operasi belum terpenuhi
d. Jadwal operasi melebihi target dan lewat dari jam kerja ( kecuali
emergency)
e. Atas permintaan pasien dan dokter
PROSEDUR
2. Bila pembatalan khusus kasus anestesi, dokter anestesi yang
menjelaskan, sedangkan untuk kasus bedah, dokter bedah yang
menjelaskan
3. Pasien yang batal dijadwalkan kembali hari Jum’at
4. Untuk menambahkan jadwal pasien operasi yang sudah ada perlu
ketentuan sebagai berikut :
a. Pasien operasi darurat/emergency
b. Jadwal operasi pada hari tersebut belum memenuhi target

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PEMASANGAN KATETER VENA SENTRAL
( Central Venous Catheter )

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/42/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Pemasangan Kateter Vena Sentral adalah tindakan insersi yang dimulai
PENGERTIAN
pada salah satu vena sampai ke vena sentral.
1. Untuk memantau dan mengukur volume cairan tubuh
TUJUAN
2. Untuk memasukkan cairan atau nutrisi parenteral.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Persiapan :
 Semua persiapan pemasangan infuse.
 Meja atau Trolly steril.
 Duk alas atau duk lobang ( sterl )
 Kateter Vena Sentral, Pipa manometer, Konektor tiga jalur (
Three Way Stop Lock )
 Larutan Antiseptik ( Alkohol 60-90% ) dan Povidon Iodin
10%.
2. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien :
 Periksa “Izin Tindakan Medik”
 Sapa pasien serta penjelasan / Informasi.
 Tentukan lokasi insersi
PROSEDUR 3. Asisten ( Perawat cuci tangan )
4. Perawat menghubungkan set infuse dan cairan pada tiang infuse. Isi
tabung dan pipa infuse dengan cairan. Hubungkan ke manometer
melalui konektor tiga jalur ( semua tindakan di atas dengan teknik
asepsis dan tanpa udara dalam pipa infuse.
5. Pasang manometer ( titik nol ) setinggi mid-axiller pasien.
6. Dokter cuci tangan, pakai sarung tangan ( steril ).Bersihkan daerah
insersi yang luas ( dari sentral memutar keluar ) dengan larutan
antiseptic :
 Alkohol, tunggu sampai kering.
 Povidon Iodin 10%, tunggu sampai kering.

7. Pasang duk lobang; pastikan lokasi insersi.


8. Lakukan insersi, sambil fiksasi vena dengan ibu jari, setelah kateter
terisi penuh darah. Pastikan posisi dan keadaan kateter yangsesuai.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT - OK Emergency IGD
- Instalasi Rawat Inap Khusus
RESUSITASI

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/43/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Keadaan yang menyebabkan terhentinya fungsi pernafasan dan atau
PENGERTIAN
fungsi sirkulasi yang terjadi secara tiba-tiba.
Mengembalikan fungsi pernafasan dan atau fungsi sirkulasi pada
TUJUAN fisiologi yang normal atau keadaan seoptimal mungkin sehingga tidak
terjadi “ Brain Damage “ atau gagal fungsi organ vital lainnya.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Menentukan segera pasien sadar atau tidak.


2. Meminta tolong ( berteriak )
3. Menentukan pasien henti nafas dan atau henti sirkulasi.
4. Memasang sarung tangan.
5. Membebaskan jalan nafas.
6. Memberikan ventilasi buatan.
7. Membuat sirkulasi buatan bila ada henti sirkulasi.
8. Memasang infuse ( bila belum terpasang )
PROSEDUR
9. Memberikan obat-obat “ Life Saving “ atas indikasi.
10. Melakukan intubasi endotrakeal.
11. Kompresi Jantung Luar dan nafas buatan adalah 30 : 2
12. Memasang monitor bila tersedia.
13. D.C Shock dapat digantikan dengan “ Pre-Cordial Thump “
14. Resusitasi dapat dihentikan bila :
a. Resusitasi berhasil.
b. Sampai ada indikasi untuk menghentikannya.
15. Perawatan paska resusitasi dilakukan di Instalasi Rawat Inap
Khusus.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
MENGGUNAKAN ALAT BANTU NAFAS
( RESUSITATOR )

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/44/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Cara menggunakan alat bantu nafas pada pasien dewasa atau anak /
PENGERTIAN
bayi.

Mengembalikan fungsi pernafasan dengan memberikan ventilasi paru


TUJUAN
secara manual.

Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso


KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso

1. Persiapan :
a. Menyiapkan Resusitator Kit yang terdiri dari :
 Resusitator ( Dewasa atau Anak ) serta Balon udara
cadangan ( Reservoar –Bag )
 Canula Oksigen.
 Sungku muka ( Face-Mask ), ukuran disesuaikan.
 Orofaringeal air-way atau nasofaringeal air-way, ukuran
disesuaikan
 Sarung tangan
b. Menyiapkan Alat Penghisap ( Suction Apparatus )
2. Pelaksanaan :
a. Memasang sarung tangan.
b. Membebaskan jalan nafas, bila perlu pasang Oro/Naso
PROSEDUR faringeal air-way, ukuran alat disesuaikan.
c. Meletakkan sungkup muka ( Face Mask ) sehingga menutupi
mulut dan hidung, ukuran alat disesuaikan , Canulea Oksigen;
pegang rapat ( tanpa bocor ) antara sungkup muka dengan
muka pasien.
d. Memberikan volume nafas buatan 8-10cc/ kg / BB serta
frekuensi nafas buatan sesuai umur pasien .
e. Mempertahankan tekanan intra-thorax ± 20 cm H2O.
f. Memberikan aliran Oksigen sesuai keadaan kebutuhan (
konsentrasi O2 Fi O2 ).
g. Bila tidak ada aliran oksigen murni, maka Balon udara
cadangan ( Reservoar Bag ) Harus dilepaskan.
3. Memelihara bebasnya jalan nafas :
a. Bila perlu jalan nafas di bersihkan dengan suction.
b. Memasang Oro / Naso faringeal air-way dengan ukuran yang
sesuai.
c. Bila jalan nafas sulit dipertahankan atau nafas buatan jangka
lama, dapat dipertimbangkan Intubasi Endotrakea
MENGGUNAKAN ALAT BANTU NAFAS
( RESUSITATOR )

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/44/AK-RSDS/2015 03 2/2

4. Menghentikan nafas buatan bila :


PROSEDUR a. Nafas pasien sudah spontan.
b. Ada indikasi untuk menghentikannya.

5. Membuat catatan Medik atau Keperawatan.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
- OK Emergency IGD
PERSIAPAN PASIEN OPERASI
DI RUANG RAWAT INAP

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/45/AK-RSDS/2016 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu tindakan persiapan yang dilakukan di ruang rawat inap sebelum
PENGERTIAN
dilakukan operasi
Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi elektif pada pasien-
TUJUAN pasien rawat inap secara elektif sesuai dengan indikasi untuk
melakukan tindakan operasi.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Persiapan status pasien :
a) Hasil laboratorium terlampir Yaitu Darah Rutin, BTCT,
HbsAg, Anti HIV, Anti HCV dan Kimia Darah bila
diperlukan
b) Hasil Radiologi ( Foto Thorax, Foto Fraktur, Foto Panoramik
( Untuk Bedah Mulut ), USG, CT-Scan, MRI )
c) Hasil PA ( Patologi Anatomi ) bila ada pemeriksaan
sebelumnya ( Untuk operasi Elektif )
d) Konsul Penyakit Dalam, Anak, Paru (Sesuai indikasi )
e) Konsul Kardiologi (Pasien diatas umur 40 tahun dan Pasien
dibawah umur 40 tahun bila dicurigai ada kelainan )
f) Konsul Anestesi
g) Persiapan darah sesuai kebutuhan ( Di hari H harus tersedia
minimal 1 kantong di Bank Darah )
PROSEDUR h) Tempat ICU / ICCU / NICU / PICU harus disiapkan bila
diperlukan
i) Surat Jaminan Pelayanan BPJS
j) Konfirmasi ulang ke Dokter DPJP dan Dokter Anestesi
k) Format Persetujuan Tindakan Pembiusan / Sedasi dan Format
Persetujuan Tindakan Kedokteran ( Operasi/ Invasif ) telah
ditandatangani oleh DPJP dan Dokter Anestesi serta pasien,
keluarga dan perawat.
l) Format Assesment Pra Operasi telah diisi oleh Dokter DPJP
dan Dokter Anestesi
m) Daftar Tilik Verifikasi Penandaan Gambar sudah di tandai
oleh Operator sesuai indikasi dan Format Verifikasi awal Pre
Operasi sudah di isi oleh perawat sebelum di antar ke Kamar
Operasi.
n) Konfirmasi ke kamar operasi tentang kebutuhan implant pada
saat penjadwalan operasi
PERSIAPAN PASIEN OPERASI
DI RUANG RAWAT INAP

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/45/AK-RSDS/2016 03 2/2

2. Persiapan fisik pasien :


a) Puasa :
i. Dewasa ( 6-8 jam pre op )
ii. Bayi & anak-anak ( 3-4 jam pre op )
b) Obat yang sudah di programkan dikonfirmasi ulang ke Dokter
DPJP / Dokter Anestesi untuk pemberian Pre Operasi
c) Lapangan operasi di cukur di pagi hari sebelum mandi dengan
ketentuan :
 Bedah umum atau Bedah Orthopedi diameter 2-3 inci
atau 5-8 cm / sesuai kebutuhan
 Laparatomi, Hernia, Bedah Urologi dilakukan
pencukuran sampai dengan daerah genitalia.
 Bedah Saraf : dilakukan pencukuran pada seluruh
rambut kepala.
d) Kebersihan pasien ( mandi dengan antiseptic/ clorhexidine
4%, cuci rambut, sikat gigi, potong kuku )
e) Gigi palsu, kacamata, kontak lensa, hearing aid, wig telah
dilepas dan disimpan
f) Tata rias dan cat kuku di hapus
g) Penandaan ( Mark side) sudah di berikan di area operasi
dengan tanda anak panah sesuai indikasi ( Anak usia < 1
tahun tidak di berikan penandaan )
h) Pemberian cairan infus sesuai kebutuhan dengan
menggunakan IV Catheter Nomor 18 dan Set Tanfusi.
( Bayi dan anak-anak menggunakan IV Catheter Nomor 22 -
24 dengan menggunakan set infuse ) Pemberian cairan infus
dilaksanakan pada saat pasien mulai dipuasakan.
i) Pemasangan Folley Kateter sesuai kebutuhan.
j) Konfirmasi ulang ke Petugas OK /Operator bila ada hasil
Vital Sign dan Laboratorium yang tidak normal.
3. Khusus untuk operasi yang sifatnya Emergency , persiapan
status dan fisik pasien disesuaikan dengan situasi dan kondisi
pasien untuk tujuan keselamatan pasien.

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT - Instalasi OK Emergency
- Ruangan Rawat Inap
PERSIAPAN PASIEN OPERASI LOKAL
DI RUANG RAWAT INAP

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/46/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu tindakan persiapan yang dilakukan di ruang rawat inap sebelum
PENGERTIAN
dilakukan operasi dengan anestesi lokal
Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi dengan anestesi
TUJUAN lokal pada pasien-pasien rawat inap secara elektif sesuai dengan
indikasi untuk melakukan tindakan operasi.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Persiapan status pasien :
a) Hasil laboratorium terlampir ( Darah Rutin, BTCT serta
Kimia Darah bila di perlukan )
b) Hasil radiologi sesuai kebutuhan
c) Surat Jaminan Pelayanan BPJS
d) Informed Consent bedah telah ditandatangani oleh DPJP dan
pasien, keluarga dan perawat.
PROSEDUR
2. Persiapan fisik pasien :
a) Pasien tidak dipuasakan
b) Lapangan operasi di cukur sesuai kebutuhan
c) Kebersihan pasien ( mandi dengan antiseptic/ clorhexidine
4%, cuci rambut, sikat gigi, potong kuku )
d) Tata rias dan cat kuku di hapus
e) Penandaan ( Mark side) sudah di berikan di area operasi
dengan tanda anak panah sesuai indikasi.
f) Pemberian cairan infus sesuai kebutuhan

 Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT
 Ruangan Rawat Inap
PERSIAPAN PASIEN ONE DAY CARE
DI RAWAT JALAN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/47/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu tindakan persiapan yang dilakukan di ruang rawat jalan sebelum
PENGERTIAN
dilakukan operasi dengan anestesi lokal
Memberikan pelayanan persiapan sebelum operasi dengan anestesi
TUJUAN lokal pada pasien-pasien rawat jalan sesuai dengan indikasi untuk
melakukan tindakan operasi.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Persiapan status pasien :
a) Hasil laboratorium terlampir ( Darah Rutin, BTCT dan Kimia
Darah bila di perlukan )
b) Hasil radiologi sesuai kebutuhan
c) Surat Jaminan Pelayanan BPJS
PROSEDUR d) Informed Consent bedah telah ditandatangani oleh DPJP dan
pasien, keluarga dan perawat.

2. Persiapan fisik pasien :


a) Pasien tidak dipuasakan
b) Lapangan operasi di cukur sesuai kebutuhan
c) Penandaan ( Mark side) sudah di berikan di area operasi
dengan tanda anak panah sesuai indikasi.
 Instalasi Bedah Sentral
UNIT TERKAIT
 Ruangan Rawat Jalan
PEMASANGAN INFUS

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/37/AK-RSDS/2015 03 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Cara pemasangan pungsi vena secara transkutan menggunakan stilet
tajam yang kaku yang dilakukan secara steril seperti angiokateter atau
PENGERTIAN
dengan jarum yang dihubungkan dengan spuilt, untuk memasukkan
cairan dan atau obat ke dalam tubuh pasien.
1. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung
air, elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat
dipertahankan melalui oral.
2. Mengkoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit.
TUJUAN
3. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
4. Memberikan tranfusi darah.
5. Menyediakan akses untuk pemberian obat intravena.
6. Membantu pemberian nutrisi parenteral.

SK Direktur RSUD dr.Soedarso No.115 tahun 2014 tentang Kebijakan


KEBIJAKAN
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso.

1. Persiapan :
 Kateter intravena, Set Infus, Caran infuse
 Larutan antiseptic ( Alkohol 60-90 % )
 Chloramfenikol salep kulit (2%) atau Povidon iodine 10% (
wadah tetes )
 Torniket, Kasa steril ( 2x2 cm ), Gunting.
 Tiang infuse, Plester ( dressing)
 Sarung tangan ( DTT ), kantong sampah
2. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien :
 Periksa “ Izin Tindakan Medik “
 Sapa pasien serta penjelasan / informasi.
PROSEDUR  Tentukan Lokasi insersi.
3. Cuci tangan.
4. Hubungkan set infus dan cairan pada tiang infus dengan teknik
asepsis. Isi tabung dan pipa infus dengan cairan ( bebas udara )
5. Pasang tourniket.
6. Pakai sarung tangan.
7. Bersihkan daerah insersi dengan larutan antiseptic, tunggu sampai
kering.
8. Lakukan insersi, sambil fiksasi vena dengan ibu jari, setelah kateter
terisi penuh darah, tekan ujung kateter, hubungkan ke pipa infuse,
lepaskan tourniket.
9. Daerah insersi diberi Chloramfenikol salep kulit (2%) atau Povidon
Iodin tetes.
10. Tutup kasa steril ( Kering ), Fiksasi dengan Plester.
PEMASANGAN INFUS

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :


RSUD.Dr.SOEDARSO
06 /065/37/AK-RSDS/2015 03 2/2

11. Sebelum melepas sarung tangan , masukkan sampah (


terkontaminasi / tidak ) pada tempatnya masing-masing.
12. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan.
13. Catatan medic atau keperawatan

- Instalasi Bedah Sentral


UNIT TERKAIT - OK Emergency IGD
- Seluruh Ruang Perawatan
PEMASANGAN KATETER KANDUNG KEMIH

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 06 /065/39/AK-RSDS/2015 03 1/3

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Cara memasukkan kateter kedalam kandung kemih melalui uretra yang
PENGERTIAN bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan.

1. Untuk mengeluarkan urin.


2. Mendapatkan urine steril untuk specimen.
3. Pengkajian residu urin.
4. Penataksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis,
gangguan neuromuscular, atau inkompeten kandung kemih, serta
TUJUAN
pasca operasi besar.
5. Mengatasi obstruksi aliran urin.
6. Mengatasi retensi perkemihan.
7. Memantau pengeluaran urine pada pasien yang mengalami
gangguan hemodinamik.
SK Direktur RSUD dr.Soedarso No.115 tahun 2014 tentang Kebijakan
KEBIJAKAN
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso.
Persiapan :
 Diatas meja / trolly ( steril ) :
o Kateter uretra, spuilt 10 cc, aquadest dan sarung tangan (
semua steril atau DTT )
o Pinset anatomis dengan kassa steril (2x2 cm) atau kuas
kapas besar steril)
o Duk steril kertas
 Tempat lain (non steril)
o Larutan antiseptic (Povidone Iodine 10%)
o Urine Bag tertutup
o Xylocain gel/ lubrikan
o Bengkok
o Plester
o Kain penutup
PROSEDUR
1. Menjelaskan prosedur tindakan kepada pasien
a. Periksa “Izin Tindakan Medik”
b. Sapa pasien serta beri penjelasan /informasi
2. Cuci tangan, pakai sarung tangan, petugas berdiri di samping
kanan pasien.
3. Minta pasien untuk berbaring dan melepaskan pakaian bawah,
kemudian tutup dengan kain.
4. Tindakan a dan antisepsis daerah genitalia eksterna.
5. Tutup dengan duk steril kertas.
6. Buka bungkus kateter, uji balon kateter dengan cara memasukkan
udara menggunakan spuilt.
7. Hubungkan kateter dengan urine bag.
PEMASANGAN KATETER KANDUNG KEMIH

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 06 /065/39/AK-RSDS/2015 03 1/3

8. Oleskan 1/3 ujung kateter dengan menggunakan xylocain gel atau


lubrikan.
9. Pegang kateter sedemikain rupa dengan satu tangan, sedangkan
tangan yang lain :
 Pada pria :
1) Memegang penis bagian dorsal distal gland penis.
2) Diposisikan untuk tegak agar meatus tampak jelas.
3) Masukkan ujung kateter melalui meatus, dorong perlahan
hingga kateter masuk maksimal (sampai pangkal)
4) Dorong secara konstan dan gentle, amati adanya urin yang
mengalir.
5) Isi balon kateter dengan aquadest.
6) Tarik kateter perlahan hingga ada tahanan (menandakan
balon berada pada dinding leher kandung kemih)
7) Fiksasi kateter dengan plester pada daerah SIAS.
 Pada Wanita
1) Membuka labia mayor dengan ibu jari dan telunjuk tangan
kiri.
2) Masukkan ujung kateter melalui meatus eksternus ±10 cm
kedalam kandung kemih, amati adanya urin yang mengalir.
3) Isi balon kateter dengan aquadest.
4) Tarik kateter perlahan hingga ada tahanan (menandakan
balon berada pada dinding leher kandung kemih)
5) Fiksasi kateter dengan plester pada daerah medial.
10. Lepaskan sarung tangan, cuci tangan.
11. Pemasangan kateter paling lama ±7 hari atau < 7 hari jika terdapat
tanda infeksi dan >7 hari pada pasien tertentu ( pasien urologi
sesuai instruksi dokter )
- Instalasi Bedah Sentral
- OK Emergency IGD
UNIT TERKAIT - Instalasi Rawat Inap Khusus
- Instalasi Gawat Darurat
- Seluruh Ruang Perawatan
MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN STERIL

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 035/065/10/AK-RSDS/2015 01 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
PENGERTIAN Suatu kegiatan bagaimana cara menggunakan sarung tangan steril.
Untuk melindungi bagian tubuh yang dioperasi serta alat steril dari
TUJUAN kontaminasi petugas dan sebaliknya melindungi petugas dari kontak
darah dan cairan tubuh lainnya.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
KEBIJAKAN Nomor 115 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso
Persiapan :
1. Jenis sarung tangan sesuai jenis tindakan
2. Kuku dijaga agar selalu pendek
3. Lepaskan cincin dan perhiasan lain
4. Cuci tangan sesuai prosedur standar
Prosedur :
1. Cuci tangan.
2. Siapkan area yang cukup luas, bersih dan kering untuk
membuka paket sarung tangan, perhatikan tempat menaruhnya
(steril atau minimal DTT )
3. Buka pembungkus sarung tangan, minta bantuan petugas lain
untuk membuka pembungkus sarung tangan, letakkan sarung
tangan dengan bagian telapak tangan menghadap ke atas.
4. Ambil salah satu sarung tangan dengan memegang pada sisi
PROSEDUR sebelah dalam lipatan nya, yaitu bagian yang bersentuhan
dengan kulit tangan saat dipakai.
5. Posisikan sarung tangan setinggi pinggang dan dan
menggantung ke lantai sehingga bagian lubang jari-jari
tangannya terbuka. Masukkan tangan (jaga sarung tangan
supaya tetap tidak menyentuh permukaan)
6. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari
tangan yang sudah memakai sarung tangan kebagian lipatan,
yaitu bagian yang tidak akan bersentuhan dengan kulit tangan
saat dipakai.
7. Pasang sarung tangan yang kedua dengan cara memasukkan
jari-jari tangan yang belum memakai sarung tangan, kemudian
luruskan lipatan dan atur posisi sarung tangan sehingga terasa
pas dan enak ditangan.

UNIT TERKAIT Semua unit yang memberi pelayanan


MELEPASKAN SARUNG TANGAN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 036/065/10/AK-RSDS/2015 01 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Kegiatan dalam melepaskan sarung tangan agar tidak mengkontaminasi
PENGERTIAN
yang lain.
Agar petugas dapat melepaskan sarung tangan dengan benar dan tidak
TUJUAN
mengkontaminasi yang lain.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
KEBIJAKAN Nomor 115 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso

1. Ingat selalu untuk mendekontaminasi sarung tangan lebih dahulu.


2. Lepaskan sarung tangan dengan prinsip tidak menyentuh bagian
yang tidak menggunakan sarung tangan.
3. Gulung sarung tangan yang satu dan ditangkap oleh tangan yang
PROSEDUR
lain, sehingga bagian luar sarung tangan yang terkontaminasi
berada didalam dan yang tidak terkontaminasi berada di luar dan
taruh ditempat penampungan yang telah disediakan.
4. Sarung tangan sekali pakai dibuang bersama sampah medis.
5. Cuci tangan setelah melepas sarung tangan.

UNIT TERKAIT - Semua unit yang memberi pelayanan


MENGGUNAKAN MASKER

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 037/065/10/AK-RSDS/2015 01 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Tindakan menutupi hidung dan mulut petugas agar terlindung dari
PENGERTIAN
infeksi yang ditularkan lewat udara
Melindungi selaput hidung, mulut dari percikan darah atau cairan
TUJUAN
tubuh.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
KEBIJAKAN Nomor 115 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso
Persiapan :
1. Cuci tangan sebelum menggunakan masker
2. Masker
Persiapan :
1. Ambil masker dari wadahnya, tekuk bagian logam yang akan
mengenai hidung sesuai dengan bentuk hidung pemakai.
2. Hundarkan memegang-megang masker sebelum dipasang
diwajah.
PROSEDUR 3. Kenakan masker sehingga hidung dan mulut tertutup masker.
4. Ikatkan tali atas pada bagian atas dibelakang kepala dan
pastikan bahwa tali lewat diatas telinga.
5. Ikatkan tali bawah dibelakang kepala, sejajar dengan bagian
atas leher/ dagu.
6. Masker digunakan selama berada dalam ruangan perawatan,
tidak diperkenankan dipakai diluar ruangan pasien.
7. Sebuah masker dapat digunakan selama 24 jam, dengan catatan
harus diganti apabila tercemar atau lembab.

UNIT TERKAIT Semua unit yang memberi pelayanan


MELEPASKAN MASKER

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 038/065/10/AK-RSDS/2015 01 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001

PENGERTIAN Kegiatan melepaskan masker agar tidak terkontaminasi yang lain.

Agar petugas dapat melepaskan masker dengan benar atau tidak


TUJUAN
mengkontaminasi yang lain.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
KEBIJAKAN Nomor 115 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso
1. Ingat selalu untuk membuka sarung tangan lebih dahulu (jika
memakai ) dan cuci tangan sebelum melepas masker, untuk
mencegah kontaminasi dari tangan ke muka.
2. Lepaskan tali bawah dahulu, baru kemudian tali atas. Tangan harus
diusahakan sebersih mungkin bila menyentuh leher.
PROSEDUR 3. Lepaskan masker, gulung talinya mengelilingi masker dan buang
ditempat penampungan yang telah disediakan.
4. Masker sekali pakai dibuang bersama sampah medis, masker kain
dicuci bersama linen tercemar.
5. Jangan membuka masker dari hidung dan mulut dan
membiarkannya menggelantung di leher.

UNIT TERKAIT Semua unit yang memberi pelayanan


PEMBERSIHAN DAN PENCUCIAN ALAT

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 044/065/10/AK-RSDS/2015 01 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu kegiatan dalam membersihkan dan mencuci alat-alat kesehatan
PENGERTIAN
dengan baik dan benar
Agar langkah-langkah pembersihan alat dapat dilakukan dengan
TUJUAN
sistematik sesuai dengan ketentuan pengendalian infeksi
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
KEBIJAKAN Nomor 115 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso
Persiapan
1. Alat pelindung sama dengan dekontaminasi.
2. Sikat yang lunak atau sikat gigi
3. Air
4. Detergen
5. Wastafel
Prosedur :
1. Kenakan sarung tangan, masker dan kacamata pelindung ketika
membersihkan instrument dan peralatan lainnya.
2. Keluarkan alat yang telah didekontaminasi dan dibilas air.
3. Cuci dengan air hangat dan detergen.
4. Sikat perlahan-lahan untuk menghilangkan bahan organik dari
setiap permukaan termasuk gerigi dan lekukan. Penyikatan
PROSEDUR
dilakukan dibawah permukaan air untuk mencegah cipratan.
5. Lepaskan bagian-bagian instrument atau alat yang terbuat lebih
dari satu bagian, yakinkan bahwa semua lekukan geligi dan
sambungan telah disikat, karena pada bagian ini bahan organic
sering tersangkut/ tertimbun.
6. Bilas sampai bersih dengan air hangat sampai tidak ada sisa-
sisa detergen.
7. Keringkan diudara.
8. Gunakan detergen baru setiap kali.
9. Bersihkan sikat dan wastafel.
10. Buka sarung tangan dan pelindung lainnya sebelum sterilisasi /
desinfeksi.
11. Cuci tangan.

UNIT TERKAIT Semua unit yang memberi pelayanan


STERILISASI FISIK DENGAN UAP PANAS
KERING
No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :
RSUD.Dr.SOEDARSO
048/065/10/AK-RSDS/2015
01 1/1
Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
2 Januari 2015 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Suatu kegiatan sterilisasi terhadap alat-alat kesehatan dengan
PENGERTIAN
menggunakan uap panas kering
Untuk menghilangkan seluruh mikroorganisme dari alat kesehatan
TUJUAN
termasuk endospora bakteri.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso Pontianak
KEBIJAKAN Nomor 115 Tahun 2014 tentang Kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Dokter Soedarso
Persiapan
1. Oven listrik
2. Bahan pembungkus dari aluminium foil atau kain katun.
3. Nampan tahan panas.
4. Hanya peralatan yang terbuat dari kaca tahan panas dan logam
yang dapat disterilisasi dengan cara ini.
Prosedur :
1. Dekontaminasi, cuci dan keringkan semua alat kesehatan dan
peralatan yang akan disterilisasi.
2. Bungkus alat kesehatan atau peralatan dengan aluminium foil
atau 2 lapis katun / kain, atau taruh peralatan yang tidak
dibungkus pada nampan atau taruh peralatan pada wadah
PROSEDUR logam.
3. Karena sterilisasi panas bekerja dengan meningkatkan suhu
seluruh peralatan, maka tidak perlu untuk memisahkan /
melepaskan komponen peralatan dan alat kesehatan atau
peralatan dapat dimasukkan kedalam wadah tertutup.
Suhu Waktu
170°C (340°F) 1 jam
160°C (320°F) 2 jam
150°C (300°F) 2,5 jam
140°C (285°F) 3 jam

UNIT TERKAIT CSSD


PENGAMBILAN INSTRUMEN ALAT-ALAT
STERIL OLEH RUANGAN

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 06 /065/50/AK-RSDS/2016 03 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Pengambilan instrument stainless steel, alat plastic/ kaca dari CSSD ke
ruangan dicatat di buku pengambilan, dimana jumlahnya harus sesuai
PENGERTIAN
dengan alat-alat yang dikirim ke CSSD dengan menggunakan kereta
dorong, tempat khusus alat steril.
Memperoleh kelengkapan jumlah instrument/ alat steril yang diambil
TUJUAN dengan mutu terjamin serta berusaha meningkatkan mutu pelayanan
CSSD
Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter
KEBIJAKAN Soedarso Pontianak Nomor 252 A Tahun 2015 tentang Kebijakan
Manajemen Pelayanan Sterilisasi Sentral
1. Petugas ruangan memberikan buku catatan alat-alat yang akan
dikembalikan dan dipinjam.
2. Petugas CSSD membaca catatan alat yang dikembalikan dan
dipinjam serta mencatatkan dibuku, kemudian di cek satu persatu
alat yang dikembalikan.
3. Instrumen/ alat-alat diberikan oleh petugas CSSD sesuai dengan
jumlah alat-alat yang diserahkan sebelum disterilkan.
4. Petugas CSSD mencatatkan jumlah instrument/ alat yang
diserahkan keruangan dalam buku yang tersedia.
5. Bila petugas meminjam alat tertentu, petugas ruangan menulis
dibuku peminjaman ruangan nama alat yang dipinjam diparaf
PROSEDUR
petugas CSSD, tulis nama jelas :
- Petugas CSSD membuat bon peminjaman rangkap dua,
satu untuk bukti ruangan dan satu lagi disimpan di CSSD
untuk Arsip.
- Petugas CSSD mencatatkan di buku peminjaman CSSD
serta mencatat jumlahnya pada buku yang telah tersedia di
CSSD
6. Alat-alat/ instrument diserahkan oleh petugas CSSD kepada
petugas ruangan.
7. Alat-alat/ Instrumen masuk dalam tempat khusus untuk alat-alat
steril milik ruangan/ keranjang.

UNIT TERKAIT Semua ruangan pengguna jasa CSSD


PENGGUNAAN APAR

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 12/065/025/AK-RSDS/2016 02 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
APAR ( Alat Pemadam Api Ringan) adalah alat pemadam api portable
yang mudah dibawa, cepat dan tepat di dalam penggunaan untuk awal
PENGERTIAN
kebakaran, selain itu pula karena bentuknya yang portable dan ringan
sehingga mudah mendekati daerah kebakaran.
Untuk langkah awal dalam melakukan pemadaman api, sehingga api
TUJUAN
dapat dipadamkan dengan cepat.

Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter


KEBIJAKAN
Soedarso Nomor 187 Tahun 2014 Tentang Keselamatan Kebakaran

1. Pastikan APAR berisi dan dapat digunakan ( lihat indikator)


2. Tarik PIN atau pengunci APAR.
3. Sebelum masuk kelokasi kebakaran, tes terlebih dahulu dengan
PROSEDUR menekan sedikit pompanya.
4. Berdirilah sesuai arah mata angin untuk menghindari panasnya api.
5. Pegang selang APAR, jangan nozlenya, tekan tuas, sapukan kea pi
kiri dan kanan secara berulang hingga api mati.
1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Gizi
4. IPFRS
UNIT TERKAIT 5. ISPJ
6. IBS
7. Instalasi farmasi
8. Instalasi Laboratorium
9. IGD
PENANGANAN TUMPAHAN B3 KIMIA DI UNIT
KERJA

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 12/065/012/AK-RSDS/2016 02 1/2

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Penanganan tumpahan B3 di unit kerja adalah suatu cara untuk
menangani tumpahan bahan berbahaya dan beracun yang diakibatkan
PENGERTIAN karena kecelakaan kerja atau faktor lainnya sehingga tumpahan bahan
berbahaya dan beracun tersebut tidak mengkontaminasi orang atau
lainnya.
Agar bahan berbahaya dan beracun dapat segera dibersihkan sesuai
TUJUAN
dengan aturan yang ada dan tidak membhayakan orang lain.
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 16 Tahun 2015 Tentang Kebijakan Penanganan Tumpahan
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Pasang tanda bahaya untuk mengisolasi dengan warning sign /
halangi dengan kursi.
2. Perhatikan dan kenali tumpahan B3 dengan membaca MSDS dan
siapkan Spill Kit Kimia.
3. Pasang safety line dan gunakan APD yang ada dalam Spill Kit
sesuai dengan tumpahan.
4. Siapkan kantong plastik coklat / bening yang tertulis limbah kimia.
5. Serap dengan potongan bahan absorben / majun / tissue, angkat
penyerap dengan penjepit / skop, masukkan kedalam kantong plastic
coklat ( jangan membersihkan dengan sapu / pel daerah sekitar
tumpahan karena akan menyebabkan penyebaran kontaminasi.)
6. Ulangi langkah tersebut hingga permukaan paparan dalam kondisi
bersih, bilas dengan larutan detergen, serap kembali lalu masukkan
kedalam kantong plastic coklat dan ikat.
7. Masukkan ke bin tempat sampah medis / B3 warna kuning dan
PROSEDUR dikirim ke TPS B3.
8. Melapor ke komite K3 dengan menggunakan laporan insiden K3
sesuai dengan prosedur.
9. Ingat!
a. Bila tumpahan disertai pecahan botol kaca / benda tajam
bersihkan dulu dengan skop.
b. Bila tumpahan asam kuat / basa kuat serap dengan absorben
(pasir)
c. Bila tumpahan B3 Mercury
- Lepaskan semua perhiasan / jam yang terbuat dari
logam dan gunakan APD.
- Siapkan senter, serokan kertas, botol limbah
Mercury, Spuit dan Selotif.
Ambil satu demi satu tumpahan butiran Mercury dengan serokana
kertas atau spuit atau selotif dibantu dengan senter sampai butiran
kimia Mercury terkumpul didalam botol dan selotif, hati-hati jangan
sampai kontak dengan bahan kimia Mercury.

PENANGANAN TUMPAHAN B3 KIMIA DI UNIT


KERJA

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 12/065/012/AK-RSDS/2016 02 2/2

1. Instalasi Farmasi
2. Laboratorium
3. CSSD
UNIT TERKAIT
4. Instalasi Rawat Inap
5. Instalasi Bedah Sentral
6. Instalasi Bedah Emergency
PEMBERIAN INFORMED CONSENT

No.Dokumen : No.Revisi : Halaman :

RSUD.Dr.SOEDARSO 12/065/025/AK-RSDS/2016 02 1/1

Di tetapkan
Tanggal terbit : Direktur
1 Mei 2016 RSUD dr.Soedarso
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dr.YUSTAR MULYADI, Sp.PD (K) GEH
Pembina Tingkat 1
NIP.19620328 198910 1001
Pemberian materi informasi yang berkaitan dengan tindakan yang akan
PENGERTIAN dilakukan kepada pasien dan atau keluarga berkaitan dengan kondisi
kesehatannya.
Pasien dan atau keluarga memahami tujuan tindakan dan semua aspek
TUJUAN
yang terkait dengan tindakan tersebut
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
KEBIJAKAN Nomor 47 A Tahun 2016 tentang Kebijakan Pelayanan Anestesi dan
Bedah Pada Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Soedarso
1. Ucapkan salam, “Selamat pagi Bapak/ Ibu”, dan perkenalkan diri :
“Saya…..(nama), jelaskan profesi/ unit kerja.
2. Jelaskan tugas yang akan dilakukan.
3. Pastikan identitas pasien.
4. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah.
5. Jelaskan materi yang berkaitan dengan informed consent kepada
pasien dan atau keluarga (Diagnosa, Dasar Diagnosis, Tindakan
Kedokteran / Tindakan Operasi/ Tindakan Pembiusan, Indikasi
Tindakan, Tata Cara, Tujuan, Risiko, Komplikasi, Prognosis,
Alternatif dan Resiko.
6. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga bahwa mereka
telah memahami materi yang disampaikan .
PROSEDUR 7. Berikan formulirpemberian informasi untuk ditandatangani oleh
pasien dan keluarga.
8. Beri kesempatan pasien dan atau keluarga untuk berunding
sebelum memberi keputusan.
9. Setelah ada keputusan, berikan formulir persetujuan atau
penolakan tindakan kedokteran (operasi / tidakan invasif) atau
tindakan pembiusan/ sedasi sesuai keputusan yang ada.
10. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan.
11. Tawarkan bantuan kembali “Apakah masih ada yang dapat saya
bantu?”
12. Ucapkan terima kasih dan semoga semuanya dapat berjalan dengan
baik.
13. Berdiri ketika pasien hendak pulang

UNIT TERKAIT Semua unit pelayanan RSUD Dr.Soedarso Pontianak

Anda mungkin juga menyukai