Anda di halaman 1dari 14

KASUS DILEMA ETIK KEPERAWATAN

DAN PENYELESAIANNYA

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Etika dan Hukum Keperawatan

LUKI ANDRIANA
MB1218104

STIKES MITRA KENCANA TASIKMALAYA


TAHUN AJARAN 2018/2019
KASUS 1 :
Suatu hari ada seorang bapak – bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah
Sakit di kota Surabaya dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu
bapak tersebut ( Tn. A ) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat
badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir
ini badannya kurus dan telah turun 10 kg dari berat badan semula. Tn. A ini merupakan
seorang supir truk yang sering keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan jarang pulang,
kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali.
Tn. A masuk UGD kemudian dari Dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam
karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya Dokter yang menangani
Tn. A melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk
dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin
tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu
penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil
pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh Dokternya. Hasilnya
mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut
memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dan
seizin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya.
Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat
untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarganya takut Tn. A akan
frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat.
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi
permintaan keluarga namun disisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang
dialami oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi.
PEMECAHAN MASALAH DILEMA ETIK
1. Mengembangkan Data Dasar : Identifikasi
a. Orang yang terlibat :
 Tn.A  Perawat
 Dokter  Keluarga

b. Tindakan diusulkan
 D dan P => Dokter menyarankan perawat untuk melakukan pemeriksaan
darah pada Tn.A
 Tn.A ke P => Tn.A Meminta perawat untuk membeitahukan penyakitnya
jika sudah didapatkan hasil pemeriksaan.
 Keluarga ke D dan P => Keluarga meminta Dokter dan perawat untuk tidak
membertahukan penyakit kepada Tn.A.
c. Maksud dari tindakan
 Dokter ke perawat : untuk mengetahui penyakit yang diderita Tn.A
 Tn.A : agar Tn.AA mengetahui penyakit apa yang dideritanya
 Keluarga : agar Tn.A tidak frustasi dan merasa dikucilkan dalam masyarakat.
d. Konsekuensi dari tindakan
 Tn.A ke keluarga : apabila diberitahukan kepada klien hasil pemeriksaannya
kemungkinan klien akan depresi dan menarik diri. Apabila tidak diberitahukan
akan melanggar hak pasien untuk mendapatkan informasi yang sebenarnya.
 Keluarga ke dokter dan perawat : apabila perawat dan dokter mengikuti saran
keluarga,ini telah melanggar prinsip-prinsip etik keperawatan yaitukejujuran
dan tidak memenuhi hak klien. Apabila saran keluarga tidak dokter dan
perawat maka dikhawatirkan Tn.A mengalami frustasi.
2. Mengidentifikasi Konflik Akibat Situasi Tersebut : Kegiatan
a. Lakukan analisis terkait situasi atau kasus yang terjadi
 Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit
yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut
memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya
 Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya
berniat untuk menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan
tersebut dan meminta perawat untuk tidak memberitahukannya kepada
Tn. A dengan pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak
bisa menerima kondisinya sekarang
 Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana
dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus
memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil
pemeriksaan kondisinya
b. Identifikasi berbagai masalah atau konflik yang terjadi dari kasus atau situasi
tersebut
Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka timbullah permasalahan
etik moral, jika perawat tidak memberitahukan informasi kepada Tn. A terkait
dengan penyakitnya, karena mendapatkan informasi tentang kondisi pasien
merupakan hak pasien.
3. Membuat Tindakan Alternatif : Kegiatan
a. Identifikasi berbagai alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut
 Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan
informasi hasil pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga,
tetapi memilih waktu yang tepat ketika kondisi pasien dan situasinya
mendukung dan sudah didiskusikan kepada tim medis lain. Tujuannya
agar Tn. A tidak panik yang berlebihan ketika mendapatkan informasi
penyakitnya karena sebelumnya telah dilakukan pendekatan-pendekatan
oleh perawat. Tetapi keluarga harus tetap menemani pasien.
 Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam
memenuhi hak-hak pasien terutama hak Tn. A untuk mengetahui
penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah ada dan sudah
didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan langsung
menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seizin dokter. Tujuannya
supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati haknya sebagai pasien serta
perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan
b. Identifikasi berbagai konsekuensi atau dampak dari masing-masing alternatif
tindakan tersebut
 Dampak dari alternatif pertama : Tn.A bertanya-tanya tentang penyakit
yang sebenarnya saat perawat menemui pasien.
 Dampak dari alternatif kedua : pasien akan sangat terkejut dan defresi
sehingga dapat memperparah kondisi kesehatan Tn.A. Selain itu keluarga
juga tidak akan menerima karena keluarga merasa kasihan bila Tn. A
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi pada diri Tn.A.
4. Menentukan Siapa Pengambil Keputusan yang Tepat : Kegiatan
Menentukan pengambil keputusan yang tepat sesuai dengan aspek etik dan
legalnya adalah tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik
keperawatn yang disertai dengan hadirnya keluarga dalam pengambilan
keputusan tersebut.

5. Mendefenisikan Kewajiban Perawat : Kegiatan


a. Memahami tugas dan tanggung jawab kita sebagai perawat profesional dalam
menyelesaikan masalah atau situasi tersebut
Sebagai perawat profesional, kita harus selalu menerapkan prinsip-prinsip moral
yaitu:
1. Otonomi
Sebagai perawat kita harus menghargai keputusan pasien dan keluarganya,
tapi ketika Tn.A menuntut haknya dan keluarga menentangnya maka perawat
harus mengutamakan Tn.A untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya.
2. Benefesiens
Sebagai perawat kita harus memberikan sesuatu yang baik dan tidak
merugikan pasien. Sehingga perawat bisa memilih dua alternatif diatas mana
yang paling baik dan tidak merugikan Tn.A
3. Justice
Sebagai perawat kita harus melaksanakan konsep adil pada pasien, maka
Tn.A seharusnya dapat mengetahui penyakitnya karena semua pasien
mengetahui penyakit mereka.
4. Nonmalefisien
Sebagai perawat keputusan yang dibuat seharusnya tidak membahayakan
kondisi fisik dan psikis pasien. Maka alternatif yang diambil seharusnya tidak
membahayakan untuk Tn.A.
5. Veracity
Sebagai perawat kita harus menerapkan sikap jujur dalam praktik
keperawatan. Untuk itu, perawat harus jujur dan tidak menutup-nutupi tentang
penyakitnya kepada Tn.A.
6. Fidelity
Sebagai perawat kita harus menepati janji dan komitmen pada pasien. Untuk
itu, perawat harus menepati kesepakatan dengan Tn.A sebelum pemeriksaan
bahwa Tn.A akan diberitahu tentang informasi penyakitnya jika pemeriksaan
sudah selesai, walaupun hasil pemeriksaannya tidak seperti yang diharapkan.
7. Confidentiality
Sebagai perawat kita harus menjaga kerahasiaan. Untuk itu perawat harus
menghargai apa yang di putuskan oleh Tn.A dan merahasiakannya.
b. Identifikasi berbagai kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang perawat
profesional dalam menyelesaikan masalah atau situasi tersebut
Dalam menyelesaikan masalah tersebut, perawat harus melaksanakan prinsip-
prinsip moral dan dalam menyampaikan informasi penyakit pada pasien harus
menggunakan pendekatan-pendekatan serta komunikasi terapeutik , agar pasien
bisa menerima dan memahami apa yang disampaikan perawat dengan baik.
6. Membuat Keputusan : Kegiatan
a. Mempertimbangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan dan
konsekuensinya masing-masing
Alternatif pertama : perawat akan memberi tahu pasien tentang penyakitnya
dengan seizin dokter tapi menunggu pada saat kondisi pasien memungkinkan dan
akan ditemani oleh keluarga.
Alternatif kedua : perawat akan langsung memberi tahu pasien tentang penyakit
sesaat setelah hasil pemeriksaan itu didapatkan dengan seizin dokter.
b. Membuat keputusan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah atau situasi
tersebut dengan memperhatikan prinsip moral
Berdasarkan prinsip-prinsip moral diatas alternatif yang dipilih adalah alternatif
pertama karena pasien tetap memperoleh haknya sebagai pasien untuk
memperoleh informasi tentang penyakitnya walaupun tidak dengan segera. Ini
memenuhi prinsip moral otonomi, fidelity, veracity, justice, benefesiens. Selain
itu juga alternatif kedua juga bersifat nomalefisiens yaitu tidak membahayakan
pasien baik fisik maupun psikis, karena memberitahu pasien saat kondisi tubuh
pasien sudah sedikit membaik dan saat memberitahukan informasi tersebut
perawat menggunakan komunikasi terapeutik dan ditemani oleh keluarga pasien.

KASUS 2 :
Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara terminal
dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan radiasi. Wanita
tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat lagi diatasi dengan
pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan adanya rintihan ketika
istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah posisinya. Walapun klien
tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat analgesik, dan keluarganya pun
meminta untuk dilakukan penambahan dosis pemberian obat analgesik. Saat dilakukan
diskusi perawat disimpulkan bahwa penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian
klien.

PEMECAHAN KASUS DILEMA ETIK

1. Mengembangkan data dasar


a. Orang yang terlibat
 Pasien
 Keluarga
 Perawat
 Dokter
b. Tindakan yang diusulkan
 Pasien : meminta diberikan obat analgesik.
 Keluarga : meminta untuk dilakukan penambahan dosisi dalam
pemberian obat analgesik.
 Perawat : perawat memberitahukan bahwa pemberian obat analgesik
dapat mempercepat kematian pasien.
c. Maksud dari tindakan tersebut
 Pasien : agar dengan pemberian obat analgesik dapat mengurangi rasa
nyeri tulang yag dia derita.
 Keluarga : agar pasien merasa tenang dan mengurangi rasa nyeri yang
dialami pasien.
 Perawat : apabila dilakukan penambahan dosis, maka dapat
mempercepat kematian pasien dan ini juga melanggar hak azasi
manusia.
d. Konsekuensi tindakan yang diusulkan
 Pasien : dapat mempengaruhi kondisi kesehatan pasien.
 Keluarga : apabila dilakukan penambahan dosis obat, dapat
mempengaruhi kondisi fisik klien dan berujung kepada kematian.
 Perawat : apabila tidak dilakukan pemberian obat, pasien akan tetap
merasakan nyeri dibagian tulang.
2. Mengidentifikasi konflik akibat situasi tersebut
a. Lakukan analisis terkait situasi/kasus yang terjadi
Penderitaan klien dengan kanker payudara yang sudah mengalami
metastase mengeluh nyeri yang tidak berkurang dengan dosis morphin yang
telah ditetapkan. Klien meminta penambahan dosis pemberian morphin untuk
mengurangi keluhan nyerinya. Keluarga mendukung keinginan klien agar
terbebas dari keluhan nyeri. Sedangkan perawat ragu untuk melakukan
permintaan klien dann keluarga, karna perawat mengetahui bahwa tindakkan
tersebut dapat menyebabkan kematian.
b. Identifikasi berbagai masalah atau konflik yang terjadi dari kasus atau situasi
tersebut.
 Penambahan dosis obat analgesik dapat mempercepat kematian klien.
 Apabila tidak memenuhi keinginan klien dan keluarga akan membuat
keluarga pasien merasa kesal dan pasien akan tetap merasakan nyeri.
3. Membuat tindakan alternatif
a. Identifikasi alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut.
 Tidak menngikuti keinginan pasien dan keluarga tentang penambahan
dosis obat analgesik, tetapi memberikan cara lain untuk mengurangi
nyeri yang dirasakan pasien. Seperti menarik nafas dalam yang akan
menguranngi rasa nyeri yang dilami pasien.
 Mengikuti keinginan pasien tentang pemberian obat analgesik, setelah
dilakukan diskusi dengan tim medis lain terkait dosis yang akan
diberikan kepada pasien.
b. Identifikasi konsekuensi dari masing-masing alternattif tindakan tersebut.
 Konsekuensi dari tindakan alternatif pertama : Tidak mempercepat
kematian pasien, klien dibawa pada kondisi untuk beradaptasi pada
nyerinya, dan keinginan pasien untuk menentukan nasibnya sendiri
tidak terpenuhi.
 Konsekuensi dari tindakan alternatif kedua : Risiko mempercepat
kematian klien sedikit dapat dikurangi, Klien pada saat tertentu bisa
merasakan terbebas dari nyeri sehingga ia dapat cukup beristirahat Hak
klien sebagian dapat terpenuhi, dan Kecemasan pada klien dan
keluarganya dapat sedikit dikurangi.
4. Menentukan siapa pengambil keputusan yang tepat

Pada kasus di atas dokter adalah pihak yang membuat keputusan, karena dokterlah yang
secara legal dapat memberikan ijin penambahan dosis morphin. Namun hal ini perlu
didiskusikan dengan klien dan keluarganya mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan
dari penambahan dosis tersebut. Perawat membantu klien dan keluarga klien dalam membuat
keputusan bagi dirinya. Perawat selalu mendampingi pasien dan terlibat langsung dalam
asuhan keperawatan yang dapat mengobservasi mengenai respon nyeri, kontrol emosi dan
mekanisme koping klien, mengajarkan manajemen nyeri, sistem dukungan dari keluarga, dan
lain-lain.

5. Mendefenisikan kewajiban perawat

Adapun kewajiban perawat :

 Membuat klien merasa nyaman dengan memberikan dukungan emosional dengan


memeberikan support
 Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri
 Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap masalah
yang sedang dihadapi
 Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai
dengan keyakinannya
 Tetap menerapkan prisip-prisip moral perawat
 Tetap memperhatikan hak-hak klien
6. Membuat keputusan
a. Mempertimbangkan dan menganalisis alternatif tindakan dan konsekuensinya
Dari alternatif tindakan yang ada
masing-masing alternatif tindakan tersebut memiliki manfaat dan konsekuensi
tertentu. Setelah dilakukan pertimbangan bahwa alternatif pertama lebih besar
manfaatnya karena dengan manajemen nyeri yang diberikan oleh perawat
dapat menegurangi rasa sakit pada klien dan kemungkinan kematian klien
dapat diminimalisir. Tetapi apabila dilakukan alternatif ke dua ini masih
menimbulkan kemungkinan mempercepat kematian pasien.
b. Membuat keputusan yang diambil untuk menyelesaikan masalah tersebut
dengan memperhatikan prinsip moral
berdasarkan pertimbangan dan memperhatikan prinsip-prinsip yang moral
diputuskan untuk melakukan alternatif pertama karena telah memenuhi prinsip
moral benefisiens, justice dan nonmalefisiens walaupun hak otonimynya tidak
terpenuhi.
KASUS 3 :
Kembar siam lahir di manchester 8 november 2000. Nama yang sebenarnya tidak di
umumkan, tetapi oleh pengadilan inggris untuk mudahnya diberi nama Mary dan Jodie. Dari
segi medis, kondisi mereka sangat berat. Tulang pinggulnya mereka menempel dan tulang
punggung beserta seliruh bagian bawah tubuh menyambung. Kaki-kaki ada pada tempatnya
dalam posisi silang menyilang. Keadaan itu tampak pada gambar yang dikeluarkan oleh RS
St. Mary’s. Jantung dan paru-paru mary tidak berfungsi, lagi pula otaknya tidak berkembang
penuh. Jodie tampak dalam keadaan fisik normal, tetapi jantung dan paru-parunya mendapat
beban berat. Karena harus menyediakan darah beroksigen juga untuk saudaranya. Menurut
para dokter keadaan ini hanya bisa berlangsung tiga sampai enem bulan. Kalau keadaan ini
dibiarkan lebih lama, dua-duanya akan meninggal dunia.
Dengan demilian kasus kembar siam ini menimbulkan suatu dilema yang amat
memilukan. Orang tua, staf medis, dan semua pihak yang terlibat dalam kasus ini
menghadapi suatu pilihan yang sangat sulit. Jika Mary dan Jodie tidak di pisahkan, mereka
dua-duanya meninggal. Jika mereka dipisahkan melalui operasi, mary pasti akan mati, karena
ia tidak bisa benafas sendiri, sedangkan jodie mempunyai peluang baik untuk hidup dengan
agak normal, walaupun dalam keadaan cacat dan harus menjalani banyak operasi lagi untuk
sedikit demi sedikit membetullkan kondisi fisiknya.
Orang tua kedua bayi perempuan ini adalah pemeluk agama yang saleh. Mereka
berpendapat, Mary dan Jodie sebaiknya tidak di pisahkan, karena cinta mereka untuk kedua
anak ini sama besarnya. Merka tidak bisa menerima jika yang paling lemah harus di
korbankan kepada yang kuat. Karena itu mereka memilih menyerahkan seluruh masalah ini
kepada kehendak Tuhan. Staf medis di RS Mary’s tidak setuju. Sesuai dengan naluri
kedokteranyang umum, mereka beranggapan bahwa kehidupan yang mungkin tertolong,
harus di tolong juga.

KERANGKA PEMECAHAN MASALAH


A.Identifikasi data dasar
1. Orang yang terlibat :
 Bayi kembar siam : Mary dan Jodie
 Dokter
 Tenaga medis lainya : Perawat
 Orang tua
2. Tindakan diusulkan :
 Orang tua terhadap anaknya : Orang tua berpendapat mary dan Jodie
sebaiknya tidak dipisahkan, mereka memilih menyerahkan seluruh masalah ini
kepada kehendak tuhan.
 Staf medis terhadap klien : Menginginkan untuk dilakukan operasi pemisahan
terhadap mary dan jodir karena mereka beranggapan bahwaa kehidupan yang
mungkin tertolong harus ditolong juga.
3. Maksud dari tindakan :
 Orang tua kepada Klien : Karena kasih sayang orang tua kepada kedua
anaknya sehingga orang tua tidakmenginginkan salah satu dari anaknya
meninggal
 Staf Medis terhadap Klien : Untuk menolong nyawa dari salah satu bayi
tersebut yang mungkin masih bisa diselamatkan hidupnya.
4. Konsekuensi dari tindakan :
 Orang tua terhadap klien : Apabila keinginan orang tua untuk tidak dilakukan
pemisahan pada bayinya,Kemungkinan nyawa dari kedua bayi ini tidak bisa
diselamaatkan . Apabila keinginan orang tua tidak dilakukan maka hal itu
berarti kita telahmelanggar keputusan yang telah diambil oleh orang tua selaku
pangambil keputusan atas bayinya
 Staff medis terhadap klien : apabila keputusan staf medis dilakukan untuk
dilakukan pemisahan salah satu nyawa dari bayi harus dikorbankan untuk
menyelamatkan salah satu darinya. Apabila keputusan tidak dilakukan maka
kemungkinan nyawa dari kedua bayi ini tidak akan bisa diselamatkan.
B. Identifikasi konflik
1. Analisis kasus
 Staff medis menginginkan untuk dilakukan operasi pemisahan pada
kebdua bayi ini,karena salah satu dari bayi ini memiliki peluang
hidup yang lebih besar dari salah satu bayi tersebut.
 Orang tua tidak menginginkan untuk dilakukan pemisahan pada
kedua bayinya,karena orang tua sangat menyayangi kedua bayinya
dan tidak ingin bila salah satu dari bayinya meninggal.
2. Identifikasi konflik atau masalaah yang akan terjadi pada kasus
Dari analisis kasus diatas didapatkan bahwa terjadi dilema etik
dalam pengambilan keputusan apa yang harus dilakukan antara
menyelamatkan salah satu dari nyawa bayi tersebut dengan
melakukan operasi pemisahan atau tidak dilakukan operasi sama
sekali karena tidak menginginkan salah satu dari bayi tersebut
meninggal namun di sisi lain kedua nyawa bayi tersebut tidak akan
tertolong bila tidak dilakukan operasi pemisahan.
C. Membuat tindakan alternative
1. Alternatif untuk menyelesaikan masalah
 Tetap dilakukan operasi pemisahan dengan Memberikan pengertian
pada orang tua bayi tersebut apa yang akan terjadi bila dilakukan
operasi pemisahan.
 Meyakinkan orang tua bahwa operasi ini dilakukan demi kebaikan bayi
tersebut. Karena bila tidak dilakukan akan terjadi penyesalan.
2. Konsekuensi
 Dampak dari alternative diatas adalah penolakan dari orang tua
terhadap keputusan staf medis untuk dilakukan operasi pemisahan
pada bayi kembar tersebut.
D. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan oleh staf medis dengan memberikan
pengertian kepada orang tua bayi sebagai wali dari pasien yang masih Bayi.
E. Mendefinisikan kewajiban perawat
1. Memahami tugas dan tanggung jawab kita sebagai perawat professional
Sebagai seorang perawat profesional kita haruslah selalu menerapkan prinsip
moral dalam menyelesaikan masalah etik,seperti:
- Prinsip otonomi,yaitu: perwat harus selalu menghargai keputusan
klien. Paada kasus ini staf medis harus tetap menhargai keputusan
dari orang tua bayi kembar tersebut.
- Prinsip benefisiensi,yaitu: perawat harus melakukan tindakan yang
bermanfaat untuk klien. Pada kasus ini perawat haruslah
melakukan tindakan yang bermanfaat demi kepentingan klien.
- Justice(Keadilan),yaitu: Perawat harus memberikan keadilan
terhadap hak-hak yang harus didapatkan klien.
- Nonmalefisisen : perawat harus tetap melakukan tindakan yang
tidak akan membahayakan klien baik fisik maupun dari segi
mental.
- Veracity : perawat harus bersikap jujur
- Fidelity : perawat harus menepati janji dan komitmen.
- Confidentiality : perawat harus bisa merahasiakan masalah klien.
2. Identifikasi kewajiban yang harus dilakukan oleh perawat professional
Adapun kewajiban perawat :
 Membuat klien merasa nyaman dengan memberikan dukungan emosional
dengan memeberikan support
 Membantu proses adaptasi klien terhadap nyeri / meningkatkan ambang nyeri
 Membantu klien untuk menemukan mekanisme koping yang adaptif terhadap
masalah yang sedang dihadapi
 Membantu klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan keyakinannya
 Tetap menerapkan prisip-prisip moral perawat
 Tetap memperhatikan hak-hak klien
F. Membuat keputusan
1. Mempertimbangkan dan menganalisis berbagai alternatif tindakan dan
konsekuensinya masing-masing
Dari alternatif diatas : tim medis tetap akan melakukan operasi pemisahan
dengan meyakinkan pihak keluarga walaupun terjadi penolakan dari keluarga
pasien.
2. Membuat keputusan yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah atau
situasi tersebut dengan memperhatikan prinsip moral
Berdasarkan dengan alternatif-alternatif diatas serta mempertimbangkan
prinsip-prinsip moral di putuskan untuk mengoperasi bayi kembar tersebut
dengan menyelamatkan nyawa jodi karena alternatif dari tim medis telah
memenuhi prinsip moral yaitu:
 Otonomi (mendahulukan hak pasien) pasien disini mary dan jodi
karena jodi bisa bertahan hidup jika dilakukan operasi.
 Benefiensi (kemanfaatan) : dengan melakukan operasi pemisahan akan
menyelamatkan nyawa jodi.
 Justice (keadilan) : semua orang punya hak untuk hidup, begitu pun
jodi.
 Nonmalefisiens (tidak membahayakan) : walaupun dengan dilakukan
operasi akan membahayakan nyawa mary, tapi jika tidak dilakukan
operasi ini akan membahayakan nyawa kedua bayi tersebut. Jadi dalam
pilihan yang buruk diambil pilihan yang kurang
buruk(membahayakan).

Anda mungkin juga menyukai