DI BUAT OLEH:
No Nama NIM
1 Aditiyha Octa Wahyu P. 157022596
2 Kamlia Nur 157022451
3 Satria Setiawan 157022482
A. Kasus 13
Kegagalan Pompa Bahan Bakar di Pesawat
(Failure of a Fuel Pump in an Aircraft)
Kasus pertama ini adalah kecelakaan sebuah pesawat yang terbakar sesaat setelah lepas
landas. Kecelakaan ini disebabkan karena kerusakan pada pompa bahan bakar. Salah satu
piston dari pompa bahan bakar hancur.
Berikut beberapa gambar dari komponen pompa yang bermasalah :
Gambar 13.1 :
Gambar 13.1 menunjukkan poros dari pompa yang
patah dan rusak karena bergesekan dengan
patahannya.
Gambar 13.2 :
Menunjukkan rotor dari pompa. Pada rotor terdapat
7 lubang silinder sebagai rumah dari piston. Salah
satu rumah piston mengalami deformasi
diakibatkan karena piston yang rusak/hancur.
Gambar 13.4 :
Menunjukkan gambar sketsa dari piston yang rusak.
Bagian “A” : Pada patahan nya, terdapat dua macam
permukaaan, yaitu permukaan yang rata dan
permukaan yang bergerigi. Pada permukaan yang rata,
terdapat beach mark, seperti gambar potongan di
bawahnya.
Bagian “B” : Ditemukaan retakan kecil. Awal dari
retakan ini, berhubungan dengan awal dari permukaan
rata pada patahan “A”. Pada bagian B ini, terdapat
patahan piston yang tidak ditemukan.
Gbr. CH13.4 Sketsa yang menunjukkan pola fraktur piston yang gagal
Gambar 13.5 :
Pemandu pegas (Spring Guide) tidak
menunjukkan adanya keanehan. Hanya
ditemukan keausan yang wajar.
Gambar 13.6 :
Gambar dari beach mark pada patahan piston
bagian “A”. Diambil menggunakan SEM.
Gbr. CH13.6 Fitur menyerupai tanda pantai (beach mark) pada permukaan fraktur piston
yang gagal. Fraktografi SEM
Gambar 13.7 :
Menunjukkan gambar dari Barrel piston yang
rusak. Barrel ini mengalami kerusakan
nersamaan dengan piston yang rusak.
Gbr. CH13.7 Kerusakan pada permukaan laras (barrel) dari piston yang gagal.
Foto SEM
Kemungkinan Penyebab terbesar
Penyebab utama yang paling mungkin adalah:
• Panduan pegas tidak diposisikan dengan benar
• Dudukan pegas tidak dalam posisi yang tepat
• Kekakuan pegas tidak seragam sehubungan dengan pegas lainnya
• Slipper pad macet
Salah satu dari kondisi ini secara sendiri-sendiri atau bersama-sama dapat menyebabkan
kelelahan resah atau muatan tidak seragam pada piston, yang menyebabkan kegagalan.
Rekomendasi:
• Ganti semua pegas, dudukan pegas, dan pemandu pegas setiap kali pompa dirombak.
• Periksa dan gunakan pegas dengan panjang / kekakuan yang benar.
• Periksa penyumbatan lubang pelumas pada slipper pad.
• Piston harus memiliki dimensi yang benar. Di pompa itu sendiri, diamati bahwa
lancip di ujung piston bervariasi dari piston ke piston. Lancip sangat penting untuk
menghindari keausan pegas.
• Saat membongkar pompa, selalu lakukan praktik yang baik untuk mengidentifikasi
bagian-bagian dan lokasi relatifnya dengan benar.
Kesimpulan
Kerusakan pompa bahan bakar disebabkan karena rusaknya salah satu piston pompa. Quill
part yang rusak merupan akibat dari piston yang rusak. Piston ini rusak diawali dengan
adanya retakan (crack) akibat dari kelelahan (fatique). Dari fakta-fakta yang ditemukan,
membuktikan bahwa adanya retakan awal sebelum piston hancur berkeping-keping.
Piston mengalami kerusakan karena mengalami fretting fatique yang berawal dari fretting
fatique pada barrel. Namun fretting fatique ini belum bisa diidentifikasi penyebab utamanya.
Kemungkina penyebab terbesar sudah disebutkan sebelumnya.
Istilah-istilah :
Referensi:
V. Ramachandran, A.C. Raghuram, R.V. Krishnan, and S.K. Bhaumik, Failure Analysis of
Engineering Structures, ASM International, 2005, p 92
B. Kasus 23
Kegagalan Struts Undercarriage Utama di Pesawat
(Failure of Main Undercarriage Struts in an Aircraft)
Kasus kedua adalah kasus 23, yaitu terjadinya kegagalan Strut undercarriage utama dari
pesawat.
Berikut beberapa gambar dari bagian yang bermasalah :
Gambar 23.1 :
Gambar dari Strut Undercarriage Utama yang
patah.
Gambar 23.2 :
Menunjukkan gambar dari padatan strut.
Terdapat kotak kecil “A”. Yang akan di
diperbesar pada gambar 23.3.
Gbr. CH23.3 Tampilan close-up wilayah A pada Gambar. CH23.2 yang menunjukkan tiga
zona berbeda: (a) daerah berbentuk setengah bulan, (b) tanda chevron, dan (c) daerah shear
lip
Gambar 23.4 :
Merupakan gambar perbesaran dari zona
(a), diambil menggunakan SEM. Gambar
ini, memperlihatkan retakan yang proses
terjadi nya secara lambat/perlu waktu lama.
Daerah “A” pada gambar 23.2, dipotong,
lalu dibersihkan dengan metode ultrasonic,
sehingga dihasilkan gambar ini dengan
menggunakan SEM..
Gbr. CH23.4 SEM frograf yang menunjukkan motif khas daerah kelelahan
(a) dari Gambar. CH23.3
Gambar 23.5 :
Gambar patahan dari strut sisi lainnya.
Patahannya miring dengan beberapa tanda-
tanda adanya beban berlebih.
Kesimpulan
Dalam pengamatan visual dan makroskopik, tidak ditemukan adanya cacat material. Dari
pengamatan retakan, menunjukkan adanya keratakan yang disebabkan fatique yang bisa
disebabkan adanya beban yang berlebih.
Strut kanan gagal dengan retakan kelelahan yang berasal dari pinggiran luar dekat ujung atas
dan merambat ke dalam hingga kedalaman 2 mm sebelum menimbulkan satu kegagalan
kelebihan beban. Penyangga sisi port rusak karena kelebihan beban dan fraktur/retakan
akibat sekundarnya.
Istilah-istilah :
Referensi :
V. Ramachandran, A.C. Raghuram, R.V. Krishnan, and S.K. Bhaumik, Failure Analysis of
Engineering Structures, ASM International, 2005, p 120