Ny. Rumpi umur 72 tahun, 3 bulan, 15 hari Tanggal MRS : 6 April 2019 Diagnosa : TB Kategori 1 (MTB Detected
very low), hipertensi stage II. Pasien mengalami sesak napas semakin hari semakin memberat, tidak ada factor yang
memperberat. Pasien hanya bisa terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu keluarga. Mengi (-), berdebar (-),
nyeri dada (-), batuk berdahak sulit dikeluarkan (+), demam (+), BAB dan BAK tidak ada keluhan dan pasien
mengalami keringat malam.
tanda vital Ny. S saat masuk di rumah sakit : TD 170/90 mm Hg, Suhu : 36oC, Nadi 90 / menit, RR : 24/menit
TD 170/ 120 120 120 120 120 110 110 110 120 120 120 120
(mmHg) 90 /70 /80 /80 /80 /70 /70 /70 /70 /80 /80 /70 /70
Nadi 50 48 55 51 60 72 75 80 82 90 80 75 76
(x/menit)
Nafas 24 20 20 23 23 23 18 24 20 18 22 22 20
(x/menit)
Sesak + + + + - - + + + - + - -
nafas
1. Bagaimanakah penanganan pharmaceutical care pa0sien tersebut dengan pendekatan metode SOAP dan metode
PCNE pada analisis DRP yang terjadi
2. Cantumkan literature terkini dari penyelesaian kasus tersebut ( kekinian literature memiliki bobot nilai yang tinggi
(Silakan dikerjakan sendiri-sendiri jika terdapat kerjasama masing-masing dikurangi nilai 50%)
METODE SOAP
INFORMASI SUBYEKTIF
Ny. Rumpi umur 72 tahun, 3 bulan, 15 hari
Tanggal MRS : 6 April 2019
Diagnosa : TB Kategori 1 (MTB Detected very low), hipertensi stage II.
Keluhan : Pasien mengalami sesak napas semakin hari semakin memberat, tidak ada factor yang memperberat. Pasien
hanya bisa terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu keluarga. batuk berdahak sulit dikeluarkan (+), demam
(+),BAB dan BAK tidak ada keluhan dan pasien mengalami keringat malam.
Riwayat Pengobatan
Tanggal
10 tpm IV √ √ √ √ √ √
Miniaspi 80 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Amlodipin 10 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Furosemid 20 mg/24 IV √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Candesartan 8 mg/24 jam PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Simvastatin 20 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √
jam
INFORMASI OBYEKTIF
Tanggal
Monitoring
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TD (mmHg) 170/90 120/70 120/80 120/80 120/80 120/70 110/70 110/70 110/70 120/80 120/80 120/70 120/70
Normal pada
lansia: 130-150
/80-90 mmHg
(WHO)
Nadi (x/menit) 50 48 55 51 60 72 75 80 82 90 80 75 76
Normal pada lansia
:60-70x/mnt
(WHO)
Nafas (x/menit) 24 20 20 23 23 23 18 24 20 18 22 22 20
Normal pada lansia
:14-16x/mnt
(WHO)
Sesak nafas + + + + - - + + + - + - -
Nadi x/menit Sulfas Atropin 0,5 mg/ Terapi Adekuat Sulfas Atropin 0,5 mg/
Pada tanggal ekstra iv digunakan Untuk mengatasi ekstra iv
6: 50 pada tanggal 8, tanggal bradikardi (PIONAS)
7: 48 9 dihentikan
8: 55
9: 51 Miniaspi (asam asetil
Miniaspi (asam asetil Terapi Adekuat salisilat) 80 mg/24 jam
salisilat) 80 mg/24 jam untuk mencegah PO
PO dimulai tanggal 7 terjadinya thrombus
s/d 18 dijantung dan mencegah
terjadinya emboli
(Pradila dkk, 2016)
Sesak Nafas Pasien Nafas Menormalkan nafas Nitrocaf (Nitrogliserin) Terapi adekuat Nitrogliserin (5-200mg, Frekuensi sesak nafas
mengalami (x/menit) atau RR 2,5 mg/ 24 jam PO 5 mg/permenit dinaikan
sesak napas ES: Nitrat bisa setiap 5 menit)
semakin hari 6: 20 Combivent menyebabkan toleransi (konsesus
semakin 9: 23 (Ipatropium+albuterol) jika digunakan dalam penatalaksaan
memberat, 10: 23 jangka panjang / terlalu hipetensi 2019)
tidak ada 11: 23 sering (Pradila dkk,
factor yang 13: 24 2016) Combivent
memperberat. 16: 22 (Ipatropium+albuterol)
Pasien hanya 17:22 Sebagai bronkodilatasi
bisa terbaring pelebaran jalan nafas.
di tempat
tidur dan
aktivitasnya
dibantu
keluarga
TBC Demam, Gambaran TB Menyembuhkan FDC 3 tab/24 jam PO Terapi Tidak Adekuat Gol. 1 (Lini Pertama: Monitoring efek
keringat paru lama aktif dan Menghilangkan (Rifampisin 150 mg, isoniazid (H), samping obat
malam, batuk dengan gejala TBC, INH 7 mg, pyrazinamid Pasien didiagnosa TB rifampisin ®, etambutol Monitoring hasil
infiltrate mengencerkan 400 mg, Ethambutol MDR yang artinya (E), pirazinamid (Z), laboratorium terutama
Diagnosa TB relative dahak HCL 275 mg). dimulai pasien resisten terhadap streptomisin (S) sputum
MDR bertambah pada tanggal 16 s/d 18 obat Isoniazid dan Gol. 2 Lini Kedua) : Monitoring hasil
efusi plura rifampisin sehingga obat kanamisin (Km), radiologi (Gambaran
tersebut tidak dapat amikasin (Am) TB paru lama aktif
diberikan. kapreomisin (Cm) dengan infiltrate relatif
Gol. 3 : levofloxasin bertamabh,
(Lfz), moksifloksasn Monitoring Efusi pleura
(Mvx) , ofolsasin (Ofx) dupleks . Kepatuhan
( permenkes, 2013). minum obat pada
Gol. 4 : pasien.
Etionami (Eto)
Sikloserin(CS)
Protionamid
(Pto)
(PERMENKES, 2013
Pedoman Manajemen
Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resistan
Obat)
Batuk Batuk Mengurangi N-asetil sistein 200 mg/ Terapi Adekuat N-asetil sistein 200 mg/ 8 Frekuensi batuk
Berdahak berdahak sulit frekuensi batuk 8 jam PO dimulai Mukolitika jam PO
dikeluarkan dan dengan tanggal 6 s/d 18 (mengencerkan secret
mengencerkan atau melarutkan
dahak mucus. Ex.
Asetilsistein, mesna,
bromheksin, dan
ambroksol. Zat-zat ini
berdaya merombak dan
melarutkan dahak
sehingga viskositasnya
dikurangi dan
pengeluarannya
dipermudah.
(Uswatun Hasanah,L,
2014)
Cairan Menormalkan Infus RL 20 tpm dan 10 Terapi Adekuat Infus RL 20 tpm dan 10
elektrolit cairan elektrolit tpm iv dimulai tanggal 6 Untuk menyeimbangkan tpm iv
tubuh tidak didalam tubuh dan dihentikan tanggal cairan didalam tubuh
seimbang 13
2. Konseling mengenai Tuberkulosis dan jadwal ntuk melakukan kontrol rutin dan mengambil obatnya jika habis
6. Edukasi mengenai gaya hidup sehat dan fungsi dari ventilasi rumah.
7. Terapi diet (konsultasi untuk konsumsi lemak total, lemak jenuh, kolesterol untuk mendapatkan berat badan yang sesuai)
8. Peningkatan aktivitas fisik (secara teratur dan tidak terlalu berat 30 menit tiap harinya)
9. Peningkatan konsumsi serat larut dalam bentuk oat, pektin, gum untuk membantu penurunan kolesterol total dan LDL
KIE:
1. Asupan nutrisi tambahan berupa protein, vitamin dan mineral (vit A, Zn, Fe, Ca, dll).
INFORMASI SUBYEKTIF
Ny. Rumpi umur 72 tahun, 3 bulan, 15 hari
Tanggal MRS : 6 April 2019
Diagnosa : TB Kategori 1 (MTB Detected very low), hipertensi stage II.
Keluhan : Pasien mengalami sesak napas semakin hari semakin memberat, tidak ada factor yang memperberat. Pasien
hanya bisa terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu keluarga. batuk berdahak sulit dikeluarkan (+), demam
(+),BAB dan BAK tidak ada keluhan dan pasien mengalami keringat malam.
Riwayat Pengobatan
Tanggal
10 tpm IV √ √ √ √ √ √
Miniaspi 80 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Amlodipin 10 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Furosemid 20 mg/24 IV √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Candesartan 8 mg/24 jam PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Simvastatin 20 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √
jam
INFORMASI OBYEKTIF
Tanggal
Monitoring
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TD (mmHg) 170/90 120/70 120/80 120/80 120/80 120/70 110/70 110/70 110/70 120/80 120/80 120/70 120/70
Normal pada
lansia: 130-150
/80-90 mmHg
(WHO)
Nadi (x/menit) 50 48 55 51 60 72 75 80 82 90 80 75 76
Normal pada lansia
:60-70x/mnt
(WHO)
Nafas (x/menit) 24 20 20 23 23 23 18 24 20 18 22 22 20
Normal pada lansia
:14-16x/mnt
(WHO)
Sesak nafas + + + + - - + + + - + - -
MEDIK
Hipertensi dan CHF Alasan ? sudah diberikan bisoprolol akan tetapi Beta Target (SMART) ?
bloker kontaindikasi pada pasien sesak nafas dan
bradikardi. (PERKI, 2015 Gagal Jantung). Menghilangkan sesak dan menangani CHF
Furosemid diberikan sebagai diuretic akan tetapi Nadi normal lansia 60-70x / menit (normal) (WHO)
pasien tidak mengalami udem dan penggunaan
TD 130/90 mmhg (normal lansia) (WHO)
diuretik kuat ini bisa menimbulkan hypokalemia serta
tidak aman untuk pasien geriatri
Tambahan:
Sulfas Atropin 0,5 mg/ ekstra iv
Miniaspi (asam asetil salisilat) 80 mg/24 jam PO
Solusi yang dipilih? Monitoring ?
diuretik hemat kalium yaitu Sprinolakton
(1x25mg) karena spironolkaton aman untuk Monitoring
geriatric. TTV
Candesartan (1x8 mg) Kadar kalium
CCB golongan Dihidropiridin yaitu Amlodipin Fungsi ginjal,
(1x10mg) untuk bekerja secara sinergis dengan Frekuensi sesak nafas
candesartan dalam menangani hipertensi dan CHF
nya
(PERKI, 2015 Kardiovaskuler)
Tambahan:
Sulfas Atropin 0,5 mg/ ekstra iv
Miniaspi (asam asetil salisilat) 80 mg/24 jam PO
PROBLEM
MEDIK
PROBLEM
MEDIK
American College of Cardiology. 2017. Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and
Management of High Blood Pressure in Adults.
Ika Puspita, S, Titik,N, Rizka, HA, Anton, P, Endang, E. 2017. Perbandingan Pola Terapi
Antibiotik Pada Community- Acquired Pneumonia (Cap) Di Rumah Sakit Tipe A Dan B.
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Vol 7(4). p- ISSN: 2088-8139. e-ISSN:
2443-2946.
Mulyana, R. 2019. Terapi Antibiotika pada Pneumonia Usia Lanjut. Jurnal Kesehatan Andalas.
2019; 8(1)
Pradila, Ade, Haryadi, Bobby. 2016. Penatalaksanaan Gagal Jantung NYHA II disertai
Pleurapneumonia pada Laki-laki Usia 38 Tahun. Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung. J Medula Unila. VOL (6:1).
Rondonuwu A.A, Wullur A, Lolo W.A. 2014. Kajian Penatalaksanaan Terapi pada Pasien
Gastritis di Instalasi Rawat Inap RSUP prof dr. R .D. Kandou Manado Tahun 2013.
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol 3:3. ISSN
2302 – 2493.
Uswatun HL, Susi EW. 2014. Rasionalitas Peresepan Obat Batuk Ekspektoran Dan Antitusif Di
Apotek Jati Medika Periode Oktober-Desember 2012. Poltekes Kesehatan Sukoharjo.
Indonsian Journal on Medical Scienc. Volume 1 No 1