Anda di halaman 1dari 18

Nama : Diup Gusnia

SOAL UJIAN No. Mhs : 050218A058


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS UNIVERSITAS NGUDI WALUYO T.A. 2019/2020 Kelas : A Farmasi TF III
Hari/tanggal :
Pengampu : Sumaryana, S.Si., M.Sc.,Apt.
Waktu : 60 MenitT
Tipe : Open All Your Access

Ny. Rumpi umur 72 tahun, 3 bulan, 15 hari Tanggal MRS : 6 April 2019 Diagnosa : TB Kategori 1 (MTB Detected
very low), hipertensi stage II. Pasien mengalami sesak napas semakin hari semakin memberat, tidak ada factor yang
memperberat. Pasien hanya bisa terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu keluarga. Mengi (-), berdebar (-),
nyeri dada (-), batuk berdahak sulit dikeluarkan (+), demam (+), BAB dan BAK tidak ada keluhan dan pasien
mengalami keringat malam.

tanda vital Ny. S saat masuk di rumah sakit : TD 170/90 mm Hg, Suhu : 36oC, Nadi 90 / menit, RR : 24/menit

Tanda vital selama dirawat di rumah sakit:


Tanggal
Monitoring
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

TD 170/ 120 120 120 120 120 110 110 110 120 120 120 120
(mmHg) 90 /70 /80 /80 /80 /70 /70 /70 /70 /80 /80 /70 /70

Nadi 50 48 55 51 60 72 75 80 82 90 80 75 76
(x/menit)
Nafas 24 20 20 23 23 23 18 24 20 18 22 22 20
(x/menit)
Sesak + + + + - - + + + - + - -
nafas

Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2019 :

PARAMETER HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN


Hematologi
Hb 16.4 g/dl 12.00 – 15.00 g/dl Meningkat
Hematocrit 51.1 % 35 – 47 % Meningkat
Eritrosit 5.58 4.4 – 5.9 Normal
MCH 29.4 Pg 27.00 – 32.00 Pg Normal
MCV 91.6 FL 76 – 96 FL Normal
MCHC 32.1 g/dl 29.00 – 36.00 g/dl Normal
Leukosit 13 3.6 – 11 Meningkat
Trombosit 337 150 – 400 Normal
MPV 10.2 % 4.00 – 11.00 % Normal
RDW 14.2 FL 11.60 – 14.80 FL Normal
Kimia Klinik
Glukosa 129 mg/dl 80 – 160 mg/dl Normal
sewaktu
SGOT 56 U/L 15 – 34 U/L Meningkat
SGPT 38 U/L 15 – 60 U/L Normal
Albumin 3.5 g/dl 3.4 – 5.0 g/dl Normal
Ureum 13 mg/dl 15 – 39 mg/dl Menurun
Kratinin 0.46 mg/dl 0.60 – 1.30 mg/dl Menurun

Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2019 :

PARAMETER HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN


Ureum 18 mg/dl 15 – 39 mg/dl Normal
Kreatinin 0.68 mg/dl 0.60 - 1.30 mg/dl Normal
Mg 0.73 mmol/L 0.74 - 0.99 mmol/L Menurun
Calcium 2.04 mmol/L 2.12 – 2.52 mmol/L Menurun
Gula puasa 71 mg/dl 80 – 109 mg/dl Menurun
Gula2pp 139 mg/dl 80 – 140 mg/dl Normal
Kolestrol total 225 <200 Meningkat
Tligiserid 90 <150 Normal
HDL 64 40 – 60 Meningkat
LDL 152 0 – 100 Meningkat
Asam urat 1.6 2.6 – 6.0 Menurun
Natrium 138 136 – 145 Normal
Kalium 3.6 3.5 – 5.1 Normal
Chloride 96 98 – 107 Menurun
TsHs 5.02 0.51 – 4.94 Meningkat
Free t4 10.65 10.6 - 19.4 Normal
HIV screening Non Reaktif Non reaktif

Pemeriksaan Radiologi : (kesan)


1. Klinik : TB MDR, Hipertensi
2. Cardiomegaly (LV, LA) disertai elengotio aorta dan klasifikasi arcus aorta
3. Gambaran TB Paru lama aktif dengan infiltrate relative bertambah
4. Penebalan hilus kanan kiri : curiga limfadenopati
5. Efusi pleura dupleks

1. Bagaimanakah penanganan pharmaceutical care pa0sien tersebut dengan pendekatan metode SOAP dan metode
PCNE pada analisis DRP yang terjadi
2. Cantumkan literature terkini dari penyelesaian kasus tersebut ( kekinian literature memiliki bobot nilai yang tinggi

(Silakan dikerjakan sendiri-sendiri jika terdapat kerjasama masing-masing dikurangi nilai 50%)

SELAMAT MENGERJAKAN SEMOGA SUKSES


JANGAN LUPA BERDOA
PENYELESAIAN KASUS:

METODE SOAP

INFORMASI SUBYEKTIF
Ny. Rumpi umur 72 tahun, 3 bulan, 15 hari
Tanggal MRS : 6 April 2019
Diagnosa : TB Kategori 1 (MTB Detected very low), hipertensi stage II.
Keluhan : Pasien mengalami sesak napas semakin hari semakin memberat, tidak ada factor yang memperberat. Pasien
hanya bisa terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu keluarga. batuk berdahak sulit dikeluarkan (+), demam
(+),BAB dan BAK tidak ada keluhan dan pasien mengalami keringat malam.

Riwayat Pengobatan
Tanggal

Nama obat Dosis Rute 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Infus RL 20 tpm IV √ √ √ √ √ √ √ stop

10 tpm IV √ √ √ √ √ √

Ranitidin 50 mg/12 IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ Stop


jam

N-acetylsistein 200 mg/8 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


jam

Miniaspi 80 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam

Amlodipin 10 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam

Concor 2,5 mg/24 PO √ √ stop


jam

Combivent @1cc/8 jam Inhalasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


bisolvon
: NaCl
0,5 %

Sulfa atropine 0,5 mg/extra IV √ Stop

Nitrocaf 2,5 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


jam

Furosemid 20 mg/24 IV √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Candesartan 8 mg/24 jam PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Simvastatin 20 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √
jam

Ampicilin 1,5 g/8 jam IV √ √ √ √ √ √ √ √ √


Sulbact

FDC 3 tab/24 jam PO √ √ √

INFORMASI OBYEKTIF

Tanda vital Ny. S saat masuk RS:


TD : 170/90 mm Hg
Suhu : 36oC
Nadi : 90 / menit,
RR : 24/menit

Tanda vital selama dirawat di rumah sakit:

Tanggal
Monitoring
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TD (mmHg) 170/90 120/70 120/80 120/80 120/80 120/70 110/70 110/70 110/70 120/80 120/80 120/70 120/70
Normal pada
lansia: 130-150
/80-90 mmHg
(WHO)
Nadi (x/menit) 50 48 55 51 60 72 75 80 82 90 80 75 76
Normal pada lansia
:60-70x/mnt
(WHO)
Nafas (x/menit) 24 20 20 23 23 23 18 24 20 18 22 22 20
Normal pada lansia
:14-16x/mnt
(WHO)
Sesak nafas + + + + - - + + + - + - -

Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2019 :


PARAMETER HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN
Hematologi
Hb 16.4 g/dl 12.00 – 15.00 g/dl Meningkat
Hematocrit 51.1 % 35 – 47 % Meningkat
Leukosit 13 3.6 – 11 Meningkat
Kimia Klinik

SGOT 56 U/L 15 – 34 U/L Meningkat


Ureum 13 mg/dl 15 – 39 mg/dl Menurun
Kratinin 0.46 mg/dl 0.60 – 1.30 mg/dl Menurun
Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2019 :

PARAMETER HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN


Mg 0.73 mmol/L 0.74 - 0.99 mmol/L Menurun
Calcium 2.04 mmol/L 2.12 – 2.52 mmol/L Menurun
Gula puasa 71 mg/dl 80 – 109 mg/dl Menurun
Kolestrol total 225 <200 Meningkat
HDL 64 40 – 60 Meningkat
LDL 152 0 – 100 Meningkat
Asam urat 1.6 2.6 – 6.0 Menurun
Chloride 96 98 – 107 Menurun
TsHs 5.02 0.51 – 4.94 Meningkat

Pemeriksaan Radiologi : (kesan)


1. Klinik : TB MDR, Hipertensi
2. Cardiomegaly (LV, LA) disertai elengotio aorta dan klasifikasi arcus aorta
3. Gambaran TB Paru lama aktif dengan infiltrate relative bertambah
4. Penebalan hilus kanan kiri : curiga limfadenopati
5. Efusi pleura dupleks
Assesment dan Planning
Problem Assesment Target Terapi DRP and Cause Planning Monitoring
Medik
Subjektif Objektif
Hipertensi dan Diagnosa: Cardiomegaly, Menghilangkan Concor (Bisoprolol) 2,5 Terapi Tidak Adekuat  Terapi yang dapat  Monitoring
CHF Hipertensi efusi pleura sesak dan mg/24 jam PO diberikan  TTV
stage 2 menangani CHF dihentikan pada tanggal Beta bloker Diuretic+ACEI  Kadar kalium
TD: 170/90 8/4/2019 kontaindikasi pada ARB+Diuretik  Fungsi ginjal,
sesak napas mmhg Nadi normal pasien sesak nafas dan  CCB (PERKI, 2015  Frekuensi sesak nafas
semakin hari lansia 60-70x / bradikardi. Kardiovaskuler)
semakin (TD ≥130/≥90 menit (normal) ACE I tidak boleh
memberat, mmhg diberikan karna efek  diuretik hemat kalium
tidak ada menunjukkan TD 130/90 mmhg sampingnya batuk yaitu Sprinolakton
factor yang hipertensi stage (normal lansia) (PERKI, 2015 Gagal (1x25mg) karena
memperberat. II (American Jantung). spironolkaton aman
Pasien hanya College of untuk geriatric.
bisa terbaring Cardiology. Furosemid 20 mg/24 Terapi Tidak Adekuat  Candesartan (1x8 mg)
di tempat 2017) jam iv (dimulai pada Karena pasien tidak  CCB golongan
tidur dan tanggal 10 s/d tgl 18) mengalami udem dan Dihidropiridin yaitu
aktivitasnya TD 130/80 penggunaan diuretik Amlodipin (1x10mg)
dibantu menandakan kuat ini bisa untuk bekerja secara
keluarga, hipertensi stage menimbulkan sinergis dengan
menandakan II (JNC 8) hipokalemia candesartan dalam
CHF menangani hipertensi
CHF kelas III dan CHF nya (PERKI,
(PERKI, Candesartan 8 mg/24 Terapi Adekuat 2015 Kardiovaskuler)
2015 Gagal PO dimulai pada Terapi dengan ARB
Jantung). tanggal 9 s/d tgl 18 memperbaiki fungsi
ventrikel dan kualitas
hidup, mengurangi
angka perawatan rumah
sakit karena perburukan
gagal jantung ARB
direkomedasikan
sebagai alternatif
pada pasien intoleran
ACEI. Pada pasien ini,
ARB mengurangi angka
kematian karena
penyebab kardiovaskular
(PERKI, 2015 Gagal
Jantung).

Amlodipin 10 mg/24 Terapi Adekuat


jam dimulai tgl 6 s/d 17 Amlodipin, harus
dipertimbangkan pada
pasien yang intoleran
terhadap penyekat β,
untuk menghilangkan
angina(PERKI, 2015
Gagal Jantung).

Nadi x/menit Sulfas Atropin 0,5 mg/ Terapi Adekuat Sulfas Atropin 0,5 mg/
Pada tanggal ekstra iv digunakan Untuk mengatasi ekstra iv
6: 50 pada tanggal 8, tanggal bradikardi (PIONAS)
7: 48 9 dihentikan
8: 55
9: 51 Miniaspi (asam asetil
Miniaspi (asam asetil Terapi Adekuat salisilat) 80 mg/24 jam
salisilat) 80 mg/24 jam untuk mencegah PO
PO dimulai tanggal 7 terjadinya thrombus
s/d 18 dijantung dan mencegah
terjadinya emboli
(Pradila dkk, 2016)

Sesak Nafas Pasien Nafas Menormalkan nafas Nitrocaf (Nitrogliserin) Terapi adekuat  Nitrogliserin (5-200mg, Frekuensi sesak nafas
mengalami (x/menit) atau RR 2,5 mg/ 24 jam PO 5 mg/permenit dinaikan
sesak napas ES: Nitrat bisa setiap 5 menit)
semakin hari 6: 20 Combivent menyebabkan toleransi (konsesus
semakin 9: 23 (Ipatropium+albuterol) jika digunakan dalam penatalaksaan
memberat, 10: 23 jangka panjang / terlalu hipetensi 2019)
tidak ada 11: 23 sering (Pradila dkk,
factor yang 13: 24 2016)  Combivent
memperberat. 16: 22 (Ipatropium+albuterol)
Pasien hanya 17:22 Sebagai bronkodilatasi
bisa terbaring pelebaran jalan nafas.
di tempat
tidur dan
aktivitasnya
dibantu
keluarga
TBC Demam, Gambaran TB Menyembuhkan FDC 3 tab/24 jam PO Terapi Tidak Adekuat  Gol. 1 (Lini Pertama:  Monitoring efek
keringat paru lama aktif dan Menghilangkan (Rifampisin 150 mg, isoniazid (H), samping obat
malam, batuk dengan gejala TBC, INH 7 mg, pyrazinamid Pasien didiagnosa TB rifampisin ®, etambutol  Monitoring hasil
infiltrate mengencerkan 400 mg, Ethambutol MDR yang artinya (E), pirazinamid (Z), laboratorium terutama
Diagnosa TB relative dahak HCL 275 mg). dimulai pasien resisten terhadap streptomisin (S) sputum
MDR bertambah pada tanggal 16 s/d 18 obat Isoniazid dan  Gol. 2 Lini Kedua) :  Monitoring hasil
efusi plura rifampisin sehingga obat kanamisin (Km), radiologi (Gambaran
tersebut tidak dapat amikasin (Am) TB paru lama aktif
diberikan. kapreomisin (Cm) dengan infiltrate relatif
 Gol. 3 : levofloxasin bertamabh,
(Lfz), moksifloksasn  Monitoring Efusi pleura
(Mvx) , ofolsasin (Ofx) dupleks . Kepatuhan
( permenkes, 2013). minum obat pada
 Gol. 4 : pasien.
 Etionami (Eto)
 Sikloserin(CS)
 Protionamid
 (Pto)
(PERMENKES, 2013
Pedoman Manajemen
Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resistan
Obat)

Mulai pengobatan tahap


awal dengan
 Kapreomisin (Km)
 Etionamid (Eto)
 levofloxasin (Lfx)
 Sikloserin(CS)
 pirazinamid (Z)
 Etambutol (E)
 /Eto-Lfx-Cs-Z-(E)
(PERMENKES, 2013
Pedoman Manajemen
Terpadu Pengendalian
Tuberkulosis Resistan
Obat)
Hiperlipidemia Kolesterol total  Kolesterol : Simvastatin 20 mg/ 24 Terapi Tidak Adekuat Menggunakan golongan  Kadar kolesterol total
: 225 mg/dl <200 mg/dl jam PO dimulai pada fenofibrat dosis 150 mg  Kadar LDL
(Koda kimble) tanggal 10 stop dan Walaupun telah banyak (1x1 tiap malam hari)
LDL : 152
 LDL < 70 mg/dl dihentikan pada tanggal penelitian-penelitian sebelum makan atau pada
mg/dl atau 17 besar mengenai saat makan.
penurunanannya statin dengan data yang
setidaknya 50 % membuktikan manfaat
(PERKI, 2017 statin, namun
Dislipidemia) sebagian banyak
penelitian tersebut tidak
memasukan pasien
gagal jantung dedalam
subyeknya. Ada
beberapa penelitian
mengenai statin pada
gagal jantung kronis,
namun hasilnya tidak
menyatakan manfaat
yang jelas statin
PERKI, 2015 Gagal
Jantung).
Pneumonia Demam, Nafas Menormalkan Ampisillin sulbact 1,5 Terapi Adekuat Ampisillin sulbact 1,5 Monitoring tanda vital
berkeringat, (x/menit) nafas atau RR mg/ 8 jam iv dimulai mg/ 8 jam iv dimulai yaitu nafas (x/menit)
sesak nafas, tanggal 10 s/d 18 Pedoman terapi CAP tanggal 10 s/d 18
batuk dengan 6: 20 menurut IDSA/ATS
dahak yang 9: 23 yang diberikan oleh Seftrianxon+ azitromisin
sangat kental 10: 23 untuk pasien CAP rawat mempunyai efek
11: 23 inap non ICU antara lain sinergisme dan penetrasi
13: 24 fluorokuinolon tunggal, terhadap paru-paru akan
16: 22 β-laktam termasuk di tinggi. Kombinasi obat
17:22 dalamnya sefalosporin ini juga merupakan yang
dan karbapenem paling banyak digunakan.
Leukosit: 13 (sefotaksim, seftriakson, (Ika Puspitasari, dkk,
(Meningkat) ampisilin dan 2017)
Efusi pleura, ertapenem) dan
Tsh: 5,02 makrolida atau β-laktam
(Meningkat) dan fluorokuinolon
(Ika Puspitasari, dkk,
2017)

Terapi rawat inap yang


disarankan
Amoksisilin/Klavulanat
atau Seftriakson atau
Sefotaksim atau
Seftarolin + Azitromisin
atau Fluorokuinolon
(Castillo JG,et al, 2017
dalam mulyana, r,
2019)
Stress Ulcer Menghilangkan Ranitidin 50 mg/12 jam Terapi Adekuat Ranitidin Ranitidin 50
stress ulcer iv dimulai tanggal 7 mg/12 jam iv
dan dihentikan pada Ranitidin merupakan
tanggal 16 obat antiulcer yang
paling banyak
digunakan dalam terapi
gastritis (Rondonuwu
dkk,2014)
Pencegahan tukak
lambung akibat miniaspi

Batuk Batuk Mengurangi N-asetil sistein 200 mg/ Terapi Adekuat N-asetil sistein 200 mg/ 8 Frekuensi batuk
Berdahak berdahak sulit frekuensi batuk 8 jam PO dimulai  Mukolitika jam PO
dikeluarkan dan dengan tanggal 6 s/d 18 (mengencerkan secret
mengencerkan atau melarutkan
dahak mucus. Ex.
Asetilsistein, mesna,
bromheksin, dan
ambroksol. Zat-zat ini
berdaya merombak dan
melarutkan dahak
sehingga viskositasnya
dikurangi dan
pengeluarannya
dipermudah.
(Uswatun Hasanah,L,
2014)
Cairan Menormalkan Infus RL 20 tpm dan 10 Terapi Adekuat Infus RL 20 tpm dan 10
elektrolit cairan elektrolit tpm iv dimulai tanggal 6 Untuk menyeimbangkan tpm iv
tubuh tidak didalam tubuh dan dihentikan tanggal cairan didalam tubuh
seimbang 13

Terapi Non Farmakologi


1. Pengurangan Berat badan dan kurangi asupan garam Hindari rokok dan alkohol

2. Konseling mengenai Tuberkulosis dan jadwal ntuk melakukan kontrol rutin dan mengambil obatnya jika habis

3. Konseling mengenai jadwal pemeriksaan dahak

4. Diet tinggi kalori dan tinggi protein

5. Konseling untuk mengalihkan stress psikososial dengan hal-hal bersifat positif

6. Edukasi mengenai gaya hidup sehat dan fungsi dari ventilasi rumah.

7. Terapi diet (konsultasi untuk konsumsi lemak total, lemak jenuh, kolesterol untuk mendapatkan berat badan yang sesuai)

8. Peningkatan aktivitas fisik (secara teratur dan tidak terlalu berat 30 menit tiap harinya)

9. Peningkatan konsumsi serat larut dalam bentuk oat, pektin, gum untuk membantu penurunan kolesterol total dan LDL

KIE:

1. Asupan nutrisi tambahan berupa protein, vitamin dan mineral (vit A, Zn, Fe, Ca, dll).

2. Pola hidup sehat dan bersih

3. Merubah gaya hidup pasien berupa menggunakan masker

4. Selalu dan membuang dahak pada tempatnya

5. Olahraga yang rutin dan menghindari faktor yang dapat memperberat.


METODE PCNE

INFORMASI SUBYEKTIF
Ny. Rumpi umur 72 tahun, 3 bulan, 15 hari
Tanggal MRS : 6 April 2019
Diagnosa : TB Kategori 1 (MTB Detected very low), hipertensi stage II.
Keluhan : Pasien mengalami sesak napas semakin hari semakin memberat, tidak ada factor yang memperberat. Pasien
hanya bisa terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu keluarga. batuk berdahak sulit dikeluarkan (+), demam
(+),BAB dan BAK tidak ada keluhan dan pasien mengalami keringat malam.

Riwayat Pengobatan
Tanggal

Nama obat Dosis Rute 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Infus RL 20 tpm IV √ √ √ √ √ √ √ stop

10 tpm IV √ √ √ √ √ √

Ranitidin 50 mg/12 IV √ √ √ √ √ √ √ √ √ Stop


jam

N-acetylsistein 200 mg/8 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


jam

Miniaspi 80 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam

Amlodipin 10 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam

Concor 2,5 mg/24 PO √ √ stop


jam

Combivent @1cc/8 jam Inhalasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


bisolvon
: NaCl
0,5 %

Sulfa atropine 0,5 mg/extra IV √ Stop

Nitrocaf 2,5 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


jam

Furosemid 20 mg/24 IV √ √ √ √ √ √ √ √ √
jam
Candesartan 8 mg/24 jam PO √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Simvastatin 20 mg/24 PO √ √ √ √ √ √ √ √
jam

Ampicilin 1,5 g/8 jam IV √ √ √ √ √ √ √ √ √


Sulbact

FDC 3 tab/24 jam PO √ √ √

INFORMASI OBYEKTIF

Tanda vital Ny. S saat masuk RS:


TD : 170/90 mm Hg
Suhu : 36oC
Nadi : 90 / menit,
RR : 24/menit

Tanda vital selama dirawat di rumah sakit:

Tanggal
Monitoring
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
TD (mmHg) 170/90 120/70 120/80 120/80 120/80 120/70 110/70 110/70 110/70 120/80 120/80 120/70 120/70
Normal pada
lansia: 130-150
/80-90 mmHg
(WHO)
Nadi (x/menit) 50 48 55 51 60 72 75 80 82 90 80 75 76
Normal pada lansia
:60-70x/mnt
(WHO)
Nafas (x/menit) 24 20 20 23 23 23 18 24 20 18 22 22 20
Normal pada lansia
:14-16x/mnt
(WHO)
Sesak nafas + + + + - - + + + - + - -

Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2019 :


PARAMETER HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN
Hematologi
Hb 16.4 g/dl 12.00 – 15.00 g/dl Meningkat
Hematocrit 51.1 % 35 – 47 % Meningkat
Leukosit 13 3.6 – 11 Meningkat
Kimia Klinik

SGOT 56 U/L 15 – 34 U/L Meningkat


Ureum 13 mg/dl 15 – 39 mg/dl Menurun
Kratinin 0.46 mg/dl 0.60 – 1.30 mg/dl Menurun
Pemeriksaan laboratorium tanggal 16 April 2019 :

PARAMETER HASIL NILAI NORMAL KETERANGAN


Mg 0.73 mmol/L 0.74 - 0.99 mmol/L Menurun
Calcium 2.04 mmol/L 2.12 – 2.52 mmol/L Menurun
Gula puasa 71 mg/dl 80 – 109 mg/dl Menurun
Kolestrol total 225 <200 Meningkat
HDL 64 40 – 60 Meningkat
LDL 152 0 – 100 Meningkat
Asam urat 1.6 2.6 – 6.0 Menurun
Chloride 96 98 – 107 Menurun
TsHs 5.02 0.51 – 4.94 Meningkat

Pemeriksaan Radiologi : (kesan)


1. Klinik : TB MDR, Hipertensi
2. Cardiomegaly (LV, LA) disertai elengotio aorta dan klasifikasi arcus aorta
3. Gambaran TB Paru lama aktif dengan infiltrate relative bertambah
4. Penebalan hilus kanan kiri : curiga limfadenopati
5. Efusi pleura dupleks
PROBLEM

MEDIK

Masalah Terapi Obat: M.2 (Keamanan terapi), M.2.1


1.
kejadian tidak diinginkan terkait penggunaan obat

Hipertensi dan CHF Alasan ? sudah diberikan bisoprolol akan tetapi Beta Target (SMART) ?
bloker kontaindikasi pada pasien sesak nafas dan
bradikardi. (PERKI, 2015 Gagal Jantung). Menghilangkan sesak dan menangani CHF

Furosemid diberikan sebagai diuretic akan tetapi Nadi normal lansia 60-70x / menit (normal) (WHO)
pasien tidak mengalami udem dan penggunaan
TD 130/90 mmhg (normal lansia) (WHO)
diuretik kuat ini bisa menimbulkan hypokalemia serta
tidak aman untuk pasien geriatri

TD: 170/90 mmhg (Hipertensi stage 2) (JNC, 8)

sesak napas semakin hari semakin memberat, tidak


ada factor yang memperberat. Pasien hanya bisa
terbaring di tempat tidur dan aktivitasnya dibantu
keluarga, menandakan CHF.

CHF kelas III (PERKI, 2015 Gagal Jantung).

Penyebab: P.1 (Pemilihan obat), P.1.2 (Pemilihan obat


tidak tepat termasuk kontraindikasi
Kemungkinan Solusi ? Implementasi ?
 Terapi yang dapat diberikan
 Diuretic+ACEI Penggunaan ARB+Diuretik, CCB golongan
 ARB+Diuretik dihidropiridin, sulfas atropine dan miniaspi
 CCB
(PERKI, 2015 Kardiovaskuler)

Tambahan:
Sulfas Atropin 0,5 mg/ ekstra iv
Miniaspi (asam asetil salisilat) 80 mg/24 jam PO
Solusi yang dipilih? Monitoring ?
 diuretik hemat kalium yaitu Sprinolakton
(1x25mg) karena spironolkaton aman untuk  Monitoring
geriatric.  TTV
 Candesartan (1x8 mg)  Kadar kalium
 CCB golongan Dihidropiridin yaitu Amlodipin  Fungsi ginjal,
(1x10mg) untuk bekerja secara sinergis dengan  Frekuensi sesak nafas
candesartan dalam menangani hipertensi dan CHF
nya
(PERKI, 2015 Kardiovaskuler)

Tambahan:
Sulfas Atropin 0,5 mg/ ekstra iv
Miniaspi (asam asetil salisilat) 80 mg/24 jam PO

PROBLEM

MEDIK

Masalah Terapi Obat: M.1 (Efektivitas terapi), M.1.2


2.
Efek obat tidak optimal

TBC Alasan ? sudah diberikan FDC 3 tab/24 jam PO Target (SMART) ?


(Rifampisin 150 mg, INH 7 mg, pyrazinamid 400 mg, Menyembuhkan dan Menghilangkan gejala TBC,
Ethambutol HCL 275 mg) akan tetapi Pasien mengencerkan dahak
didiagnosa TB MDR yang artinya pasien resisten
terhadap obat Isoniazid dan rifampisin sehingga obat
tersebut tidak dapat diberikan.

Demam, keringat malam, batuk


Diagnosa TB MDR
Gambaran TB paru lama aktif dengan infiltrate
relative bertambah efusi plura

Penyebab: P.1 (Pemilihan obat tidak tepat), P.1.1


(Pemilihan obat tidak sesuai guideline)

Kemungkinan Solusi ? Implementasi ?


 Gol. 1 (Lini Pertama: isoniazid (H), rifampisin ®,
etambutol (E), pirazinamid (Z), streptomisin (S) Mulai pengobatan tahap awal dengan
 Gol. 2 Lini Kedua) : kanamisin (Km), amikasin
(Am) kapreomisin (Cm) Km-Eto-Lfx-Cs-Z(E)
 Gol. 3 : levofloxasin (Lfz), moksifloksasn (Mvx) ,
(PERMENKES, 2013 Pedoman Manajemen
ofolsasin (Ofx) ( permenkes, 2013).
Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan
 Gol. 4 :
Obat)
 Etionami (Eto)
 Sikloserin(CS)
 Protionamid
 (Pto)
(PERMENKES, 2013 Pedoman Manajemen
Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resistan
Obat)
Solusi yang dipilih? Monitoring ?

Mulai pengobatan tahap awal dengan  Monitoring efek samping obat


 Monitoring hasil laboratorium terutama sputum
Km-Eto-Lfx-Cs-Z(E)  Monitoring hasil radiologi (Gambaran TB paru
lama aktif dengan infiltrate relatif bertamabh,
 Kapreomisin (Km)
 Monitoring Efusi pleura dupleks .
 Etionamid (Eto)
 Kepatuhan minum obat pada pasien.
 levofloxasin (Lfx)
 Sikloserin(CS)
 pirazinamid (Z)
 Etambutol (E)

PROBLEM

MEDIK

Masalah Terapi Obat: M.1 (Efektivitas terapi), M.1.2


3.
Efek obat tidak optimal

Hiperlipidemia Alasan ? sudah diberikan simvastatin tetapi tidak Target (SMART) ?


memiliki efek optimal  Kolesterol : <200 mg/dl (Koda kimble)
 LDL < 70 mg/dl atau penurunanannya setidaknya
Kolesterol total : 225 mg/dl 50 % (PERKI, 2017 Dislepidemia)
LDL : 152 mg/dl

Penyebab: P.1 (Pemilihan obat), P.1.2 (Pemilihan obat


tidak tepat termasuk kontraindikasi

Kemungkinan Solusi ? Implementasi ?


 Statin
 Inhibitor absorpsi kolesterol Golongan Fibrat
 Bile acid sequestrant.
 Golongan Fibrat
 Golongan Asam nikotinat
(PERKI, 2017 Dislepidemia)

Solusi yang dipilih? Monitoring ?

Menggunakan golongan fenofibrat dosis 150 mg (1x1  Kadar kolesterol total


tiap malam hari) sebelum makan atau pada saat makan  Kadar LDL
Daftar Pustaka

American College of Cardiology. 2017. Guideline for the Prevention, Detection, Evaluation, and
Management of High Blood Pressure in Adults.

Ika Puspita, S, Titik,N, Rizka, HA, Anton, P, Endang, E. 2017. Perbandingan Pola Terapi
Antibiotik Pada Community- Acquired Pneumonia (Cap) Di Rumah Sakit Tipe A Dan B.
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Vol 7(4). p- ISSN: 2088-8139. e-ISSN:
2443-2946.

JNC 8 Report, The Journal of American Medical Asscociation. Hypertension: Comparison of


New Guidelines.

Konsesus Penatalaksaan Hipertensi 2019

Mulyana, R. 2019. Terapi Antibiotika pada Pneumonia Usia Lanjut. Jurnal Kesehatan Andalas.
2019; 8(1)

PERKI. 2013. Pedoman Kardiovaskular

PERKI. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung

PERKI. 2013. Pedoman Talaksana Dislipidema

PERKI. 2017. Pedoman Talaksana Dislipidema

Permenkes 2013. Pedoman Manajemen Terpadu Pengendalian Tuberkulosis Resisten Obat.

Pradila, Ade, Haryadi, Bobby. 2016. Penatalaksanaan Gagal Jantung NYHA II disertai
Pleurapneumonia pada Laki-laki Usia 38 Tahun. Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung. J Medula Unila. VOL (6:1).

Rondonuwu A.A, Wullur A, Lolo W.A. 2014. Kajian Penatalaksanaan Terapi pada Pasien
Gastritis di Instalasi Rawat Inap RSUP prof dr. R .D. Kandou Manado Tahun 2013.
Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado. Jurnal Ilmiah Farmasi. Vol 3:3. ISSN
2302 – 2493.

Uswatun HL, Susi EW. 2014. Rasionalitas Peresepan Obat Batuk Ekspektoran Dan Antitusif Di
Apotek Jati Medika Periode Oktober-Desember 2012. Poltekes Kesehatan Sukoharjo.
Indonsian Journal on Medical Scienc. Volume 1 No 1

Anda mungkin juga menyukai