Anda di halaman 1dari 8

BAB II

GEOMETRIK JALAN RAYA

2.1 Alinemen Horisontal


Yang dimaksud dengan alinemen horisontal atau trase suatu jalan adalah proyeksi dari
rencana sumbu jalan, tegak lurus pada bidang datar (peta).
2.1.1 Tangen
Tangen adalah merupakan bagian-bagian lurus dari trase.
Tangen-tangen tersebut dihubungkan dengan lengkungan-lengkungan yang berupa
busur lingkaran atau busur peralihan yang berupa spiral.
Lengkungan-lengkungan yang dihubungkan tangen yang satu dengan yang lainnya
disebut dengan istilah tikungan horisontal.
2.1.2 Lengkungan Horisontal
Bentuk lengkungan yang biasa digunakan adalah
a. Lingkaran
b. Sipral-Lingkaran-Spiral
c. Spiral-Spiral
Tidak semua lengkungan boleh berbentuk lingkaran ini tergantung pada besarnya
kecepatan rencana serta jari-jari lingkaran itu sendiri.
2.1.2.1 Lingkaran
(Lihat gambar 1 di halaman berikut) !
Keterangan gambar :
Titik CC = titik tengah busur lingkaran
Titik TC = titik awal lingkaran ( titik tangen ke lingkaran)
Titik PI = titik perpotongan tangen (point of intersection)
Gambar 1

α1 dan α2 sudut jurusan tangen I dan II.


Titik CT = titik akhir lingkaran (titik lingkaran ke tangen)
Titik 0 = titik pusat lingkaran
TC = panjang tangen = jarak dari TC ke PC atau
= jarak dari PI ke CT
RC = jari-jari lingkaran
= jari dari 0 ke TC atau ke CT atau ke setiap titik di busur
lingkaran.
LC = panjang busur lingkaran
EC = jarak luar = jarak dari PI ke 00
∆C = sudut luar di PI = sudut pusat lingkaran di 0
Tlb = tali busur dari TC ke CT

Hitungan-hitungan pada lingkaran digunakan rumus-rumus sebagai berikut :


TC = RC tan ½ ∆C
1
EC = RC ( 1 − 1) =tan ½ ∆C
cos ∆
2 C

∆C
LC = 360° x 2𝜋R C : Tlb =2 R C sin ½ ∆C

Untuk dapat mengggunakan rumus-rumus tersebut diatas, maka sebelumnya


haruslah diketahui jari-jari lingkaran R C dan ∆C yang dihitung dari arah
tangen-tangen tersebut (∆C = α1 =α2 ), atau dengan koordinat titik-titik pada
tangen.
2.1.2.2 Spiral - Lingkaran – Spiral
Pada bentuk ini, bagian spiral merupakan perubahan dari bagian lurus ke
bagian lingkaran, sehingga dikenal istilah lengkungan peralihan.
Istilah “peralihan” dalam hal ini dimaksudkan untuk menyatakan perubahan
jari-jari secara berangsur-angsur dari tak terhingga pada awal lengkungan
sampai dengan jari-jari busur lingkaran yang bersangkutan.
Bentuk lengkungan spiral-lingkaran-spiral digunakan karena pada
pernecanaan jalan raya tersebut dipertahankan kecepatan rencananya
sedangkan jari-jari lingkaran tersebut tidak dapat memenuhi syarat standart
Geometrik Perencanaan Jalan Raya, sehingga jari-jari lingkaran yang
digunakan berada dibawah harga-harga yang telah ditetapkan.
( lihat gambar di halaman berikut ) !
Keterangan Gambar :
Titik TS = titik awal spiral = titik dari tangen ke spiral.
Titik SC = titik dari spiral ke lingkaran.
Titik CC = titik dari tengah busur lingkaran.
Titik CS = titik dari lingkaran ke spiral.
Titiik TS = titik dari spiral ke tangen.
Titik V = titik perpotongan tangen liingkaran.
Titik PI = titk perpotongan tangen spiral.
Titik O = titik pusat
Gambar 2 RC = OG = O – SC = O – CC = OH
RC = jari.jari lingkaran
LC = panjang busur lingkaran = busur SC – CC – CS
EC = jarak luar busur lingkaran = Y – CC
∆C = sudut luar di V
TC = panjang tangen lingkaran
p = pergeseran tangen terhadap ligkaran ( Shift) = jarak dari A ke G
k = absis dari p pada garis tangen spiral = jarak dari TS ke A
LT = long tangen = jarak dari TS ke B
ST = short tangen = jarak dari B ke SC
Garis B-SC-V adalah garis singgung di SC yang tegak lurus jari-jari R C ,
demikian juga garis ST-CS-V di titik CS
XS = absis titik SC pada garis tangen
YS = ordinat titik SC pada garis yang tegak lurus garis tangen .
Tt = panjang tangen total =jarak dari TS ke PI
θS = sudut spiral = ⦟ C-B-SC = ⦟ A-O-SC = ⦟ CS-O-D.
Δ = sudut luar di PI – 2 θS + ∆C
Et = jarak luar total = jarak PI ke CC
∅C = sudut lentur spiral = PI-TS-SC = PI-ST-CS
1 li 2
∅i =3 θS − CS
LS

CS = koreksi spiral = 0,0031 θ𝑆3


∅i = sudut lentur spiral bila li = panjang busur spiral dari TS atau ST ke
titik i pada busur spiral (i titik pada busur spiral)
Bila titik i = titik SC, maka li = LS
1
Jari : ∅i = ∅C = 3 θS − CS
Biasanya pada perencanaan jalan raya telah diketahui V kecepatan rencana
dan jari-jari lengkungan R C . Dari kedua unsur tersebut maka akan didapat
harga LS dan harga-harga lainnya yang dihitung dengan menggunakan
rumus-rumus sbb :
L L
1). θS = 2 RS radial = 2 RS . 𝜌°
C C

360°
Dimana : 𝜌° = = 57°, 296
2𝜋

1 li 2
2). ∅i = 3 θS − CS
LS

CS diabaikan bila θS < 15°


Bila θS ≥ 15° maka CS = 0,0031 θ𝑆3
(CS dalam sekon dan θS dalam derajat)
1
∅C = 3 θS − CS

l5
3). Xi = li − 40 Ri2
C L 2S

Bila i di titik SC atau CS, maka :

L5S L3S
XS = LS − = LS − ≈ LS cos ∅C
40R2C L2S 40 R2C
l3
4). Yi = 6 R i , bila i = SC = CS, maka :
C LS

L 3S L2
YS = = 6 RS ≈ LS sin ∅C
6 RC LS C

5). p = YS - R C ( l – cos θS )
6). k = X S - R C sin θS
(R C +p)
7). Et = 1 − RC
cos ∆
2

8). Tt = (R C + p) tan ½ ∆ + k
Y
9). LT = X S – tan Sθ
s

Y
10).ST = sin Sθ
s
11). ∆C = ∆ - 2θS
∆°C R C
12).LC = 𝜌°

13). TC = R C tan ½ ∆C
14). EC = TC tan ½ ∆C

2.1.2.3 Spiral– Spiral


Pada lengkungan yang berbentuk spiral-spiral prinsipnya sama dengan spiral-
lingkaran-spiral, hanya disini panjang busur lingkaran LC = 0, sehingga ∆C =
0, jadi : ∆ = 2 θS + ∆C = 2θS , maka didapat bahwa : θS = ½ ∆ .
Menghitung besaran-besaran bagian spiral-spiral sama dengan menghitung
pada Bab 2.1.2.1. ; No. 1 s/d 10.

G
a
m
b
a
r

2
G
a
m
b
a
r

2
G
G
Gambar 2 Lengkungan jari-jari RC digambar strip-strip (putus-putus)

Anda mungkin juga menyukai