Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS DAN MENYUSUI

I. DEFINISI
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula
(sebelum hamil) yang berlangsung kurang lebih 6 minggu (Panduan Praktis
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-
organ reproduksi kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa ini memerlukan
waktu 6 minggu. (Farrer, 2001)

II. TUJUAN PERAWATAN MASA POST PARTUM


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrinning yang komprehensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan
diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada
bayinya, dan perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan KB.

III. PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI


1. Involusi rahim
Setelah 2 hari uterus mengecil dengan cepat sehingga pada hari ke-10
uterus tidak terba lagi dari luar.
2. Involusi tempat placenta
Mengecil dengan cepat pada akhir minggu ke-2 yaitu 3-4 cm dan pada
akhir masa nifas 1 – 2 cm.
3. Pembuluh darah rahim
Setelah persalinan pembuluh-pembuluh darah akan mengecil kembali
karena darah yang diperlukan tidak sebanyak waktu hamil.

1
4. Servik dan vagina
Beberapa hari stelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari,
pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak karena robekan dalam persalinan.
Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja dan
lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis serfikalis.
Pada servik terbentuk sel-sel otot baru, pada minggu ketiga post partum
rugae kembali nampak, luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan
sembuh dalam 6-7 hari.
5. Dinding perut dan peritonium
Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu lama,
namun berangsur-angsur akan pulih kembali dalam 6 minggu.
6. Saluran kencing
Dapat terjadi udem, dan hyperemia, pada masa nifas (puerperium)
kandung kemih kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah sehingga
kandung kencing masih terdapat urine residual. Sisa urine dan trauma
kandung kemih waktu persalinan akan memudahkan terjadinya infeksi.
7. Laktasi
Keadaan buah dada / payudara 2 hari pertama nifas sama dengan keadaan
dalam kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan
kolostrum. Mulai 3 hari post partum buah dada membesar, keras dan nyeri.
Ini menandai permulaan sekresi air susu dan kalau areola mamae dipijat,
keluarlah cairan putih dari puting susu.
8. Lokea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam nifas.
Macam-macam lochea :
a. Lochea rubra (hari 1 - 4)
Jumlahnya sedang, berwarna merah dan terutama darah
b. Lochea serosa (hari 4 – 8)
Jumlahnya berkurang dan berwarna merah muda (hemoserosa)

2
c. Lochea alba (hari 8 – 14)
Jumlahnya sedikit, berwarna putih atau hampir tidak berwarna
d. Lochea purulenta
Bila terjadi infeksi, keluar cairan nanah berbau busuk.
9. Perubahan-perubahan penting lainya
a. Hemokonsentrasi
Pada masa hamil didapat hubungan pendek yang dikenal sebagai shunt
antara sirkulasi ibu dan plasenta, setelah melahirkan shunt akan hilang
secara tiba-tiba, sehingga volume darah ibu relatif akan bertambah dan
dapat menimbulkan beban pada jantung sehingga dapat menimbulkan
decompensasi cordis. Keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme
kompensasi timbulnya hemokonsentrassi. Hal ini terjadi pada hari ke 3
sampai 15 hari post partum.
b. Laktasi
Sejak kehamilan muda sudah terdapat persiapan-persiapan pada
kelenjar mamae, perubahan pada kedua mammae antara lain :
1) Proliferasi jaringan, terutama kelenjar – kelenjar dan alveolus
mammae dan lemak.
2) Pada duktus laktiferus terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dikeluarkan berwarna kuning (kolostrum).
3) Hipervaskularisasi, terdapat pada permukaan maupun pada bagian
dalam mammae.
4) Setelah partus, pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron
terhadap hipofise hilang dan berpengaruh timbulnya hormon
laktogenic (prolaktin), sehingga mammae yang terlah dipersiapkan
terpengaruhi dengan akibat kelenjar-kelenjar berisi air susu.
Pengaruh oksitosin mengakibatkan mioepitelium kelenjar-kelenjar
susu berkontraksi sehingga terjadi pengeluaran air susu yang
berlangsung pada hari 2-3 post partum.

3
IV. MASALAH PSIKOLOGIS YANG SERING TERJADI
Kehamilan, kelahiran dan perubahan menjadi orang tua menyebabkan
terjadinya keadaan krisis yang membutuhkan adaptasi, apabila adaptasi
tersebut tidak berhasil, maka wanita tersebut akan mengalami depresi.
Masalah kesehatan jiwa yang sering dialami wanita (Kobllinsky, et al, 1993)
yaitu :
1. Post Partum Blues
Merupakan depresi pada masa kehamilan, relative rendah namun
meningkat dalam 12 bulan pertama setelah melahirkan.
Umumnya gejala terjadi antara hari ke 3 sampai hari ke 10, seperti
menangis, sangat lelah, insomnia, mudah tersinggung, sulit konsentrasi.
Berakhir dalam 24 – 48 jam. Ada korelasi positif dengan riwayat
ketegangan sebelum menstruasi dan keadaan hormonal yang tidak stabil.
2. Depresi Post Partum
Sama dengan gejala depresi yang dialami dalam kehidupan pada waktu
lain. Gejala umumnya terjadi pada 3 bulan pertama setelah melahirkan
atau sampai bayi berusia 1 tahun. Kemungkinan penyebabnya biologis,
psikososial & sosial.
Dialami sekitar 20% ibu post partum. Ada korelasi positif dengan : BBL
bayi rendah, masalah perilaku, keluhan somatik, pola pertumbuhan buruk.
Akibatnya bisa menimpa ibu maupun anak & dapat terus terjadi sampai
tahun kedua setelah kelahiran (Oates, 1995).
3. Post Partum Psikosis
Jarang terjadi, gejala terlihat dalam 3 – 4 minggu setelah melahirkan.
Gejala seperti delusi dan halusinasi, penyebab pasti belum diketahui. Hal
ini biasanya dialami oleh ibu yang mengalami keguguran atau kematian
bayi dalam kandungan/setelah dilahirkan.

4
V. PENANGANAN MASA NIFAS (PUERPERIUM)
1. Kebersihan diri
- Anjurkan menjaga kebersihan seluruh tubuh
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah alat kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan bahwa klien mengerti untuk
membersihkan daerah vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang,
baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Nasehatkan ibu
untuk membersihkan vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut
setidaknya 2x sehari. Kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci
dengan baik dan dikeringkan dibawah matahari dan disetrika.
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya.
- Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka.
2. Istirahat
- Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah kelelahan
berlebihan.
- Sarankan untuk kembali melakukan kegiatan rumah tangga secara
perlahan-lahan serta untuk tidur siang atau istirahat selagi bayi tidur.
- Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam:
 Mengurangi jumlah asi yang diproduksi
 Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan
 Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi
dan dirinya sendiri.
3. Latihan
- Diskusikan pentingnya otot-otot panggul kembali normal. Ibu akan
merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot perutnya menjadi kuat
sehingga mengurangi rasa sakit pada panggul.

5
- Jelaskan pentingnya latihan untuk memperkuat tonus otot jalan lahir
dan dasar panggul (kelgel exercise). Mulai dengan mengerjakan 5 kali
latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggu naikkan jumlah latihan 5
kali lebih banyak. Pada minggu ke-6 setelah persalinan ibu harus
mengerjakan setiap gerakan sebanyak 30 kali.
4. Gizi
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
- Makan dengan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
- Minum sedikitnya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui.
- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya selama
40 hari post partum.
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin
A kepada bayi melalui air asinya.
5. Perawatan payudara
- Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama pada puting susu
- Menggunakan Bra yang menyokong payudara
- Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar pada
sekitar puting susu setiap kali menyusui. Tetap menyusui dimulai dari
puting susu yang tidak lecet.
- Apabila lecet sangat berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminumkan menggunakan sendok.
- Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum paracetamol 1 tablet.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju puting susu dan gunakan sisi
tangan untuk mengurut payudara.
- Keluarkan ASI sebagian dari depan payudara sehingga puting susu
menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat menghisap seluruh
ASI, sisanya keluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

6
6. Senggama
- Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan 1 atau 2 jarinya kedalam
vagina tanpa rasa nyeri
- Banyaknya budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami
istri sampai pada masa waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6
minggu setelah persalinan. Keputusan bergantung pada pasangan yang
bersangkutan.

VI. PENGAMATAN PADA MASA NIFAS


1. Keadaan umum ibu
2. Suhu tubuh
3. Nadi dan tekanan darah
4. Miksi
5. Defekasi
6. Tinggi fundus uteri
7. Lochea
8. Payudara

VII. PERLUNYA ASUHAN MASA NIFAS


1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
2. Deteksi masalah, pengobatan dan rujukan
3. Penyuluhan kesehatan
4. Pelayanan KB
VIII. KOMPLIKASI POST PARTUM
1. Perdarahan pasca persalianan
2. Infeksi pada masa nifas, kejang dan panas
3. Bendungan ASI
4. Infeksi payudara
5. Abses payudara

7
IX. PEMERIKSAAAN POST NATAL ATAU POST PARTUM
1. Pemeriksaan umum : tanda-tanda vital, keluhan
2. Payudara : ASI, puting susu
3. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum, dll
4. Sekret yang keluar (lochea, fluor albus)
5. Keadaan alat reproduksi
X. DISCHARGE PLANNING
1. Fisiotherapi post natal
2. Menyusui bayi
3. Melakukan gymnastik sehabis bersalin
4. Merencanakan KB untuk menjarangkan kehamilan
5. Mengimunisasi bayi
XI. DIAGNOSA KEBIDANAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury fisik (laserasi, episiotomi)
2. Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif, masa nifas, paparan
lingkungan patogen
3. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
4. Kurang pengetahuan: perawatan post partum b.d. Kurangnya informasi.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan Kelelahan.
6. PK.Perdarahan

8
9
10
XIII. DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin,, 2002 , Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal, Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta

Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD Bandung, Obstetri Fisiologi,


Penerbit Elemen, Bandung.

Farrer H, 2001, Perawatan Maternitas, Edisi 2, EGC, Jakarta

Iowa Outcome Project, 2000, Nursing Outcome Classification (NOC), Mosby-


Year Book

Iowa Intervention Project, 1996, Nursing Intervention Classification (NOC),


Mosby-Year Book

Manuaba,Ida Bagus Gede, 1998, Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan Dan


Keluarga Berencana, EGC, Jakarta

Marlyn Doenges,Dkk, 2001,Rencana Perawatan Maternal/Bayi, EGC , Ja

11
12
13
14
15

Anda mungkin juga menyukai