BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Hipotiroidisme merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan
lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid
berada di bawah nilai optimal
Defisiensi yodium merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius, mengingat
dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Defisiensi
yodium yang juga disebut iodine deficiency disorder (IDD) menyebabkan berbagai sindrom gangguan
akibat kekurangan yodium (GAKY).
Indonesia menjadikan GAKY sebagai masalah gizi utama, karena sejumlah 42 juta penduduk tinggal di
daerah endemis GAKY, 10 juta menderita gondok. Hasil survei di seluruh Indonesia menunjukkan
peningkatan prevalensi Total Goiter Rate (TGR) dari 9,8% pada tahun 1998 menjadi sebesar 11,1% pada
tahun 2003. (Tim GAKY Pusat, 2005).
Prevalensi penderita hipotirodisme meningkat pada usia 30-60 tahun,empat kali lipat angka kejadiannya
pada wanita dibandingkan pria.hipotiroidisme kongenital dijumpai satu orang pada empat ribu kelahiran
hidup.
Penderita dengan kelainan hormone paratiroid tidak tampak jelas pada kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan pasien dengan kelainan hormon paratioid mengalami gangguan dari metabolism kalsium
dan fosfat.
Prevalensi penyakit hipoparatiroid di Indonesia jarang ditemukan. Kira-kira 100 kasus dalam setahun
yang dapat diketahui, sedangkan di Negara maju seperti amerika penderita penyakit hipoparatiroid lebih
banyak ditemukan, kurang lebih 1000 kasus dalam setahun. Pada wanita resiko untuk terkena
hipoparatiroid lebih besar dari pria.
B.Tujuan
2. Mahasiswa mampu untuk memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Hipotiroid.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
A.DEFINISI
A. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid mulai terbentuk pada janin berukuran 3,4 – 4 cm, yaitu pada akhir bulan pertama
kehamilan. Kelenjar tiroid berasal dari lekukan faring antara brachial pouch pertama dan kedua. Dari
bagian tersebut timbul divertikulum yang kemudian membesar, tumbuh ke arah bawah mengalami
migrasi ke bawah yang akhirnya melepaskan diri dari faring.
Kelenjar thyroid adalah salah satu kelenjar terbesar dalam tubuh kita. Kelenjar ini ditemukan pada leher
bagian bawah dengan bentuk seperti kupu kupu, atau dapat kita ketahui saat kita menelan air liur maka
kelenjar thyroid ini akan bergerak keatas. Kelenjar Thyroid membuat, menyimpan dan mensekresi
hormon T3 (triiodothyronin) dan T4 (Thyroxine)
kelenjar-tiroid.jpg
B. Hipothyroid
Hipothyroid adalah suatu keadaan dimana produksi hormon thyroid oleh kelenjar thyroid tidak
mencukupi
Pada awalnya Hypothalamus akan menghasilkan TRH (Thyrotropine Releasing Hormone) yang akan
memacu Kelenjar Pituitari (Hipofise) untuk menghasilkan TSH (Thyrotropine stimulating hormone),
kemudian TSH akan memacu kelenjar thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4. Jika hormon thyroid
diproduksi dalam jumlah sedikit maka TSH akan meningkat nilainya untuk memacu agar kelenjar thyroid
dapat menghasilkan T3 dan T4 dalam jumlah cukup. Sebaliknya jika terjadi peningkatan produksi T3 dan
T4 maka TSH akan menurun jumlahnya agar tidak terbentuk T3 dan T4 lagi.
B. ETIOLOGI
Hipotiroidisme biasanya terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidisme yang mengalami terapi
radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid. Kejadian ini paling sering ditemukan pada wanita
lanjut usia. Terapi radiasi untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi
penyebab hipotiroidime pada lansia laki-laki.
1. Hipotiroidi sentral, karena kerusakan hipofisis atau hypothalamus ,dan biasa karen ahashimoto
(penyakit auto imun )
2. Hipotiroidi primer apabila yang rusak kelenjar tiroid ,seperti tumor ,radiasi ,dan pembedahan
3. Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan yodium, dan resistensi perifer.
C. PATOFISIOLOGI
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan hormon tyroid.
Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam sirkulasi darah dan ditangkap paling
banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler
oleh Tiroid Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi pada fase sel
koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin membentuk tiroksin (T4) dan molekul
yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid
Stimulating Hormon dan bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan
hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi sintesis, pelepasan dan
metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik
negatif meningkatkan pelepasan TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran
kelenjar tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
Apabila gangguan faal tiroid terjadi karena adanya kegagalan hipofisis, maka disebut hipotiroidisme
sekunder, sedangkan apabila kegagalan terletak di hipothalamus disebut hipotiroidisme tertier. 50% HS
terjadi karena tumor hipofisis. Keluhan klinis tidak hanya karena desakan tumor, gangguan visus, sakit
kepala, tetapi juga karena produksi hormon yang berlebih (ACTH penyakit Cushing, hormon
pertumbuhan akromegali, prolaktin galaktorea pada wanita dan impotensi pada pria). Urutan kegagalan
hormon akibat desakan tumor hipofisis lobus anterior adalah gonadotropin, ACTH, hormon hipofisis lain,
dan TSH.
Hipogenesis atau agenesis kelenjar tiroid. Hormon berkurang akibat anatomi kelenjar. Jarang ditemukan,
tetapi merupakan etiologi terbanyak dari hipotiroidisme kongenital di negara barat. Umumnya
ditemukan pada program skrining massal. Kerusakan tiroid dapat terjadi karena, 1. Operasi, 2. Radiasi, 3.
Tiroiditis autoimun, 4. Karsinoma, 5. Tiroiditis subakut, 6. Dishormogenesis, dan 7. Atrofi
Pascaoperasi. Strumektomi dapat parsial (hemistrumektomi atau lebih kecil), subtotal atau total. Tanpa
kelainan lain, strumektomi parsial jarang menyebabkan hipotiroidisme. Strumektomi subtotal M. Graves
sering menjadi hipotiroidisme dan 40% mengalaminya dalam 10 tahun, baik karena jumlah jaringan
dibuang tetapi juga akibat proses autoimun yang mendasarinya.
Pascaradiasi. Pemberian RAI (Radioactive iodine) pada hipertiroidisme menyebabkan lebih dari 40-50%
pasien menjadi hipotiroidisme dalam 10 tahun. Tetapi pemberian RAI pada nodus toksik hanya
menyebabkan hipotiroidisme sebesar <5%. Juga dapat terjadi pada radiasi eksternal di usia <20 tahun :
52% 20 tahun dan 67% 26 tahun pascaradiasi, namun tergantung juga dari dosis radiasi.
Tiroiditis autoimun. Disini terjadi inflamasi akibat proses autoimun, di mana berperan antibodi antitiroid,
yaitu antibodi terhadap fraksi tiroglobulin (antibodi-antitiroglobulin, Atg-Ab). Kerusakan yang luas dapat
menyebabkan hipotiroidisme. Faktor predisposisi meliputi toksin, yodium, hormon (estrogen
meningkatkan respon imun, androgen dan supresi kortikosteroid), stres mengubah interaksi sistem imun
dengan neuroendokrin. Pada kasus tiroiditis-atrofis gejala klinisnya mencolok. Hipotiroidisme yang
terjadi akibat tiroiditis Hashimoto tidak permanen.
Tiroiditis Subakut. (De Quervain) Nyeri di kelenjar/sekitar, demam, menggigil. Etiologi yaitu virus. Akibat
nekrosis jaringan, hormon merembes masuk sirkulasi dan terjadi tirotoksikosis (bukan hipertiroidisme).
Penyembuhan didahului dengan hipotiroidisme sepintas.
Dishormogenesis. Ada defek pada enzim yang berperan pada langkah-langkah proses hormogenesis.
Keadaan ini diturunkan, bersifat resesif. Apabila defek berat maka kasus sudah dapat ditemukan pada
skrining hipotiroidisme neonatal, namun pada defek ringan, baru pada usia lanjut.
Karsinoma. Kerusakan tiroid karena karsinoma primer atau sekunder, amat jarang.
Hipotiroidisme sepintas. Hipotiroidisme sepintas (transient) adalah keadaan hipotiroidisme yang cepat
menghilang. Kasus ini sering dijumpai. Misalnya pasca pengobatan RAI, pasca tiroidektomi subtotalis.
Pada tahun pertama pasca operasi morbus Graves, 40% kasus mengalami hipotiroidisme ringan dengan
TSH naik sedikit. Sesudah setahun banyak kasus pulih kembali, sehingga jangan tergesa-gesa memberi
substitusi. Pada neonatus di daerah dengan defisiensi yodium keadaan ini banyak ditemukan, dan
mereka beresiko mengalami gangguan perkembangan saraf.
D.MANIFESTASI KLINIK
Sering merasa kelelahan ketika bangun di pagi hari, kenaikan berat badan, sering merasa kedinginan
sepanjang waktu terutama tangan dan kaki merupakan gejala umum dari hipotiroid. Adapun gejala
umum hipotiroidisme yang lain, adalah :
Nyeri / sakit pada seluruh anggota tubuh, terkadang diikuti sakit kepala.
Penurunan CO
Hiperlipidemia
Hiperkolestrolemia
Anemia
Penurunan peristaltik
Anoreksia
Peningkatan BB
Konstipasi
Apatis
Berbicara lambat
Sering berkeringat
Udema
Dispnea
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
2. Pemeriksaan TSH
Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid untuk membuat dan mengeluarkan
hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH
menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai penyakit tiroid.
Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang
normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat menyingkirkan penyakit tiroid primer.
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan nodul.(Hotma
Rumahorbo, 1999)
F.PENATALAKSANAAN
Tujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien kembali kepada
keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang hilang. Levotiroksin sintetik (Synthroid
atau Levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit
goiter nontoksik.
a. Dosis awal
Tujuan pengobatannya :
b. Menormalkan metabolisme
c. Menormalkan TSH
a. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosisi awal dan makin landai meningkatan dosis.
b. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.
Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama bahan lain yang
menggangu serapan usus.).
a. Farmakoligi:
A. PENGKAJIAN
Data Subjektif
9. Mengeluh cepat lelah dan tidak mampu melakukan semua aktivitas hidup sehari-hari
11. Pengetahuan tentang sifat penyakit, pengobatan, serta efek dan efek samping obat (Barddero,
Marry, dkk. 2009)
Data Objektif
2. Perubahan Kardiovaskular : Tekanan darah sistolik meningkat, tekanan diastolik menurun, takikardi
a walaupun waktu istirahat, disritmia dan murmur
6. Perubahan Nutrisi / Metabolik : Berat badan menurun, nafsu makan dan asupan makan bertambah
serta kolesterol dantrigliserida serum menurun
7. Perubahan Muskuloskeletal : Otot lemah, tonus otot kurang dan sulit berdiri dari posisi duduk
Hasil pemeriksaan diagnostik yang harus dikaji adalah peningkatan T3 dan T4 serum dan penurunan TSH
serum(Barddero, Marry, dkk. 2009)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
* Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh s.d. peningkatan kecepatan metabolisme
C.INTERVENSI
Tujuan : Perbaikan status respiratorius dan pemeliharaan pola napas yang normal.
Intervensi :
· Pelihara saluran napas pasien dengan melakukan pengisapan dan dukungan ventilasi jika
diperlukan.
R/Penggunaan saluran napas artifisial dan dukungan ventilasi mungkin diperlukan jika terjadi depresi
pernapasan
R/Pasien hipotiroidisme sangat rentan terhadap gangguan pernapasan akibat gangguan obat golongan
hipnotik-sedatif.
Diagnosa II : Penurunan curah jantung berhubungan dengan volume sekuncup akibat brakikardi
Intervensi :
R/ Sirkulasi perifer turun jika curah jantung turun. Membuat kulit pucat atau warna abu-abu dan
menurunnya kekuatan nadi
R/ S3,S4 dan creackles terjadi karena dekompensasi jantung atau beberapa obat(penyekat beta).
· Lakukan pengukuran tekanan darah (bandingkan kedua lengan pada posisi berdiri, duduk dan
tiduran jika memungkinkan).
R/ Takikardi dapat terjadi karena nyeri, cemas, hipoksemia dan menurunnya curah jantung. Perubahan
juga terjadi pada TD(hipo/hiper) karena respon jantung.
· Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
Intervensi :
R/ Memungkinkan deteksi konstipasi dan pemulihan kepada pola defekasi yang normal.
· Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung air
R/Untuk peningkatan asupan cairan kepada pasien agar . feses tidak keras
Diagnosa IV : Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d peningkatan kecepatan metabolisme
Intervensi
· Observasi suhu tubuh pasien dan melaporkan penurunannya dari nilai dasar suhu normal pasien.
· Berikan klien pengetahuan apa saja yang harus dihindari dan bagaimana cara pencegah
penggunaan sumber panas dari luar (misalnya, bantal pemanas, selimut listrik atau penghangat).
R/ Meningkatkan tingkat kenyamanan pasien dan menurunkan lebih lanjut kehilangan panas. .
Diagnosa VI : Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan
status kardiovaskuler serta pernapasan.
Intervensi :
· Orientasikan pasien terhadap waktu, tempat, tanggal dan kejadian disekitar dirinya.
· Berikan stimulasi lewat percakapan dan aktifitas yang tidak bersifat mengancam.
· Jelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa perubahan pada fungsi kognitif dan mental merupakan
akibat dan proses penyakit . .
R/Meyakinkan pasien dan keluarga tentang penyebab perubahan kognitif dan bahwa hasil akhir yang
positif dimungkinkan jika dilakukan terapi yang tepat
· Kolaborasi dengan ahli Psikologi tentang terapy yang cocok untuk masalah Proses Berpikir
Diagnosa VII : Intoleran aktivitas berhubungan dengan. kelelahan dan penurunan proses kognitif.
Intervensi
R/ Menjaga pasien agar tidak melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang.
· Atur interval waktu antar aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat ditelerir.
R/Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk mendapatkan istirahat yang adekuat.
· Bantu aktivitas perawatan mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.
R/ Memberi kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas perawatan mandiri.
· Berikan stimulasi melalui percakapan dan aktifitas yang tidak menimbulkan stress.
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Setelah kami menyusun Askep yang berjudul Hipotiroid,kami dapat menyimpulkan definisi dari
Hipotiroid merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat
dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat kadar hormone tiroid berada
dibawah nilai optimal. Adapun diagnosa yang muncul Pada kasus Hipotiroid ini yaitu :
* Pola napas tidak efektif berhubungan dengan depresi ventilasi
* Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan peningkatan kecepatan
metabolisme
* Perubahan pola berpikir berhubungan dengan gangguan metabolisme dan perubahan status
kardiovaskuler serta pernapasan.
B.SARAN
1. Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Hipotiroid diperlukan pengkajian, konsep
dan teori oleh seorang perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Flynn RW, McDonald TM, Jung RT, et al. Mortality and vascular outcomes
Thyroid 2004,90-110