Anda di halaman 1dari 16

TUGAS

UNDANG-UNDANG ETIKA

OLEH :
ANISA TRI SUSANTI ` (1908020018)
PUTRI AYU MARTININGSIH (1908020033)
NUR FAJRINA (1908020045)
DESRIANI (1908020067)
ALFIANDI (1908020068)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PURWOKERTO
2019
Peraturan Menteri Kesehatan
No. Perubahan
No. 1148 th. 2011 No. 34 th. 2014 No. 30 th. 2017 Kesimpulan
Pasal 4 ayat 1 (d) Komisaris/dewan
Pasal 4 ayat 1 (d) Komisaris/dewan pengawas dan
Komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus
pengawas dan direksi/pengurus tidak yang melakukan
direksi/pengurus tidak pernah terlibat baik tindak criminal
BAB II
pernah terlibat baik langsung atau tidak lebih dari 2 tahun
1. Perizinan -
langsung atau tidak langsung dalam dianggap tidak
(Umum)
langsung dalam pelanggaran peraturan berlaku dan tetap
pelanggaran peraturan perundang-undangan di memdapatkan izin
perundang-undangan bidang farmasi dalam sebagai distributor
di bidang farmasi kurun waktu 2 (dua) (PBF).
tahun terakhir
Pernyataan
Pasal 7 ayat 2 ( c )
Komisaris/dewan
Pasal 7 ayat 2 ( c ) Pernyataan
pengawas dan
Pernyataan komisaris/dewan
direksi/pengurus
komisaris/dewan pengawas dan
yang melakukan
pengawas dan direksi/pengurus tidak
tindak criminal
direksi/pengurus tidak pernah terlibat -
lebih dari 2 tahun
pernah terlibat pelanggaran peraturan
dianggap tidak
pelanggaran peraturan perundangundangan di
berlaku dan tetap
perundang-undangan bidang farmasi dalam
memdapatkan izin
di bidang farmasi kurun waktu 2 (dua)
sebagai distributor
tahun terakhir;
(PBF).
BAB II
Pasal 8 ayat 4, Dalam pemberian
Perizinan Pasal 8 ayat 4
Paling lama dalam izin PBF
(Tata Cara Paling lama dalam
waktu 6 (enam) hari sebelumnya tidak
2 Pemberian Izin waktu 6 (enam) hari
kerja sejak melakukan melalui Badan POM
PBF) kerja sejak dinyatakan
audit pemenuhan dan yang terbaru
memenuhi persyaratan
persyaratan CDOB, melalui Badan POM
CDOB, Kepala Balai
Kepala Balai POM untuk memberikan
POM mengeluarkan
melaporkan pemohon rekomendasi PBF
rekomendasi hasil
yang telah memenuhi kepada Direktur
analisis pemenuhan
persyaratan CDOB Jendral.
persyaratan CDOB
kepada Kepala Badan.
kepada Direktur
Pasal 8 ayat 4 (a)
Jenderal dengan
Paling lama dalam
tembusan kepada
waktu 6 (enam) hari
Kepala Badan, Kepala
kerja sejak menerima
Dinas Kesehatan
laporan sebagaimana
Provinsi dan pemohon
dimaksud pada ayat (4),
dengan menggunakan
Kepala Badan POM
contoh Formulir 3 memberikan
sebagaimana terlampir rekomendasi
pemenuhan persyaratan
CDOB kepada Direktur
Jenderal dengan
tembusan kepada
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi dan pemohon
dengan menggunakan
contoh Formulir 3
sebagaimana terlampir.
Pasal 8 ayat 5 Dalam pemberian
Pasal 8 ayat 5
Paling lama dalam izin PBF
Paling lama dalam
waktu 6 (enam) hari sebelumnya tidak
waktu 6 (enam) hari
kerja sejak menerima melalui Badan
kerja sejak menerima
rekomendasi POM dan yang
rekomendasi
sebagaimana terbaru melalui
sebagaimana dimaksud
dimaksud pada ayat Badan POM untuk
pada ayat (4a) serta
(3) dan ayat (4) serta memberikan
persyaratan lainnya
persyaratan lainnya rekomendasi PBF
yang ditetapkan,
yang ditetapkan, kepada Direktur
Direktur Jenderal
Direktur Jenderal Jendral
menerbitkan izin PBF
menerbitkan izin PBF menggunakan
dengan menggunakan
dengan menggunakan formulir 4.
contoh Formulir 4
contoh Formulir 4
sebagaimana terlampir.
sebagaimana terlampir
Pasal 8 ayat 6 Surat pernyataan
Pasal 8 ayat 6
Dalam hal ketentuan siap melakukan
Dalam hal ketentuan
sebagaimana dimaksud kegiatan dibahas
sebagaimana
pada ayat (3), ayat (4), pada pada ayat (4a)
dimaksud pada ayat
ayat (4a) dan ayat (5) yang sebelumnya
(3), ayat (4), dan ayat
tidak dilaksanakan pada dibahas pada ayat
(5) tidak dilaksanakan
waktunya, pemohon (4).
pada waktunya,
dapat membuat surat
pemohon dapat
pernyataan siap
membuat surat
melakukan kegiatan
pernyataan siap
kepada Direktur
melakukan kegiatan
Jenderal dengan
kepada Direktur
tembusan kepada
Jenderal dengan
Kepala Badan, Kepala
tembusan kepada
Balai POM dan Kepala
Kepala Badan, Kepala
Dinas Kesehatan
Balai POM dan
Provinsi dengan
Kepala Dinas
menggunakan contoh
Kesehatan Provinsi
Formulir 5 sebagaimana
dengan menggunakan
terlampir.
contoh Formulir 5
sebagaimana terlampir
Pasal 9 ayat 2 huruf Pernyataan kepala
Pasal 9 ayat 2 huruf (d) PBF cabang yang
(d) pernyataan kepala PBF melakukan tindak
BAB II
pernyataan kepala Cabang tidak pernah criminal lebih dari
Perizinan
PBF Cabang tidak terlibat pelanggaran 2 tahun dianggap
(Tata Cara
3 pernah terlibat peraturan perundang- tidak berlaku dan
Pemberian
pelanggaran peraturan undangan di bidang dapat menduduki
Pengakuan PBF
perundang-undangan farmasi dalam kurun jabatan sebagai
Cabang)
di bidang farmasi waktu 2 (dua) tahun kepala PBF cabang.
terakhir

Pasal 12 A Pasal 12
(1) Dalam hal terjadi (2011)membahas
perubahan nama pencabutan izin
dan/atau alamat PBF PBF dan pasal 12
serta perubahan lingkup (2014) membahas
kegiatan penyaluran pembaharuan izin
obat atau bahan obat, PBF
Pasal 12 wajib dilakukan
Pengakuan Cabang pembaharuan izin PBF.
PBF dinyatakan tidak (2) Dalam hal terjadi
berlaku, apabila: perubahan izin PBF
a. masa berlaku Izin dan/atau alamat PBF
BAB II
PBF habis dan tidak Cabang wajib dilakukan
4 Perizinan
diperpanjang; pembaharuan
(Masa Berlaku)
b. dikenai sanksi pengakuan PBF
berupa penghentian Cabang.
sementara kegiatan; (3) Tata cara
atau memperbaharui izin
c. pengakuan dicabut. PBF atau pengakuan
PBF Cabang
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat
(2), berlaku ketentuan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 sampai
dengan Pasal 10.
Pasal 13 ayat 5 Peraturan terbaru
Pasal 13 ayat 5 Pasal 13 ayat 5
PBF Cabang mengatakan bahwa
PBF Cabang hanya PBF Cabang hanya
hanya dapat pengadaan obat
BAB III dapat melaksanakan dapat melaksanakan
5 melaksanakan dan/atau bahan obat
Penyelenggaraan pengadaan obat pengadaan obat
pengadaan obat bisa dari PBF pusat
dan/atau bahan obat dan/atau bahan obat dari
dan/atau bahan dan PBF cabang
dari PBF pusat PBF pusat.
obat dari PBF
pusat atau PBF yang ditunjuk oleh
Cabang lain PBF pusat.
yang ditunjuk
oleh PBF
pusatnya
Pasal 13 ayat 6 Nomor SIKA sudah
PBF dan PBF tidak berlaku dan
Cabang dalam diganti dengan
Pasal 13 ayat 6
melaksanakan nomor SIPA.
PBF dan PBF Cabang
pengadaan obat
dalam melaksanakan
atau bahan obat
pengadaan obat atau
harus
bahan obat harus
Belum ada pasal 13 berdasarkan
berdasarkan surat
ayat 6 surat pesanan
pesanan yang
yang
ditandatangani apoteker
ditandatangani
penanggung jawab
apoteker
dengan mencantumkan
penanggung
nomor SIKA.
jawab dengan
mencantumkan
nomor SIPA.
Pasal 14 ayat 4 Pasal 14 dihapus
Setiap pergantian
apoteker penanggung
jawab,
direksi/pengurus PBF
atau PBF Cabang
wajib melaporkan Pasal 14 ayat 4,
kepada Direktur DIHAPUS
Jenderal atau Kepala
Dinas Kesehatan
Provinsi selambat-
lambatnya dalam
jangka waktu 6 (enam)
hari kerja.
Pasal 14 A Penunjukan
Pasal 14 A
(1) Dalam hal apoteker yang
(1) Dalam hal apoteker
apoteker bertugas sementara
penanggung jawab tidak
penanggung ditunjuk oleh PBF
dapat melaksanakan
jawab tidak atau PBF cabang
tugas, apoteker yang
- dapat dan ada bukti
bersangkutan harus
melaksanakan tertulis kepada
menunjuk apoteker lain
tugas, PBF atau DinKes Provinsi.
sebagai pengganti
PBF Cabang
sementara yang
harus menunjuk
bertugas paling lama
apoteker lain
untuk waktu 3 (tiga) sebagai
bulan. pengganti
(2) Penggantian sementara yang
sebagaimana dimaksud bertugas paling
pada ayat (1) harus lama untuk
mendapat persetujuan waktu 3 (tiga)
dari Kepala Dinas bulan.
Kesehatan Provinsi. (2) PBF atau
PBF Cabang
yang menunjuk
apoteker lain
sebagai
pengganti
sementara
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (1) harus
menyampaikan
pemberitahuan
secara tertulis
kepada kepala
dinas kesehatan
provinsi
setempat dengan
tembusan
Kepala Balai
POM.
Pasal 19 Pasal 19 terdapat
(1) PBF Cabang hanya (1) PBF Cabang penambahan ayat
dapat menyalurkan obat hanya dapat dalam
dan/atau bahan obat di menyalurkan penyelenggaraan
wilayah provinsi sesuai obat dan/atau PBF dan masa
surat pengakuannya. bahan obat di berlaku surat
Pasal 19 (2) Dikecualikan dari daerah provinsi penugasan/
PBF Cabang hanya ketentuan sebagaimana sesuai dengan penunjukkan
dapat menyalurkan dimaksud pada ayat (1) surat berlaku selama 1
obat dan/atau bahan PBF Cabang dapat pengakuannya. bulan
obat di wilayah menyalurkan obat (2) Dikecualikan
provinsi sesuai surat dan/atau bahan obat di dari ketentuan
pengakuannya wilayah provinsi sebagaimana
terdekat untuk dan atas dimaksud pada
nama PBF Pusat yang ayat (1) PBF
dibuktikan dengan Surat Cabang dapat
Penugasan/Penunjukan. menyalurkan
(3) Surat obat dan/atau
Penugasan/Penunjukan bahan obat di
sebagaimana dimaksud daerah provinsi
pada ayat (2) disahkan terdekat untuk
oleh Dinas Kesehatan dan atas nama
Provinsi dimaksud. PBF pusat yang
dibuktikan
dengan Surat
Penugasan/Penu
njukan.
(3) Setiap Surat
Penugasan/Penu
njukkan
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2) berlaku
hanya untuk 1
(satu) daerah
provinsi terdekat
yang dituju
dengan jangka
waktu selama 1
(satu) bulan.
(4) PBF Cabang
yang
menyalurkan
obat dan/atau
bahan obat di
daerah provinsi
terdekat
sebagaimana
dimaksud pada
ayat (2),
menyampaikan
pemberitahuan
atas Surat
Penugasan/Penu
njukan secara
tertulis kepada
kepala dinas
kesehatan
provinsi yang
dituju dengan
tembusan kepala
dinas kesehatan
provinsi asal
PBF Cabang,
Kepala Balai
POM provinsi
asal PBF Cabang
dan Kepala Balai
POM provinsi
yang dituju
Pasal 20 Karena SIKA sudah
(1) PBF dan PBF tidak berlaku maka
Cabang hanya cukup
melaksanakan menggunakan SIPA
penyaluran obat dan adanya
berdasarkan penambahan ayat
surat pesanan tentang
yang penyelenggaraan
ditandatangani secara online.
apoteker
pemegang SIA,
apoteker
Pasal 20
penanggung
PBF dan PBF Cabang
jawab, atau
hanya melaksanakan
Pasal 20 tenaga teknis
penyaluran obat
PBF dan PBF Cabang kefarmasian
berdasarkan surat
hanya melaksanakan penanggung
pesanan yang
penyaluran obat jawab untuk
ditandatangani apoteker
berupa obat keras toko obat dengan
pengelola apotek,
berdasarkan surat mencantumkan
apoteker penanggung
pesanan yang nomor SIPA
jawab, atau tenaga
ditandatangani atau SIPTTK.
teknis kefarmasian
apoteker pengelola (2) Dikecualikan
penanggung jawab
apotek atau apoteker dari ketentuan
untuk toko obat dengan
penanggung jawab. sebagaimana
mencantumkan nomor
dimaksud pada
SIPA, SIKA, atau
ayat (1),
SIKTTK.
penyaluran obat
berdasarkan
pembelian
secara elektronik
(E-Purchasing)
dilaksanakan
sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.

6 BAB IV Pasal 27 ayat 1 Pasal 27 ayat 1


Gudang PBF Permohonan Permohonan Permohonan
penambahan gudang penambahan gudang penambahan
PBF diajukan secara PBF diajukan secara gudang dan
tertulis kepada tertulis kepada Direktur perubahan gudang
Direktur Jenderal Jenderal dengan PBF diajukan
dengan tembusan Kepala Dinas secara tertulis
mencantumkan : Kesehatan Provinsi, kepada Direktur
a. alamat kantor PBF Kepala Badan, dan Jenderal dengan
pusat; b. alamat Kepala Balai POM tembusan Kepala
gudang pusat dan dengan mencantumkan: Dinas Kesehatan
gudang tambahan; a. alamat kantor PBF Provinsi, Kepala
c. nama apoteker pusat; Badan, dan Kepala
penanggung jawab b. alamat gudang pusat Balai POM
pusat; dan dan gudang tambahan;
d. nama apoteker c. nama apoteker
penanggung jawab penanggung jawab
gudang tambahan. pusat; dan
d. nama apoteker
penanggung jawab
gudang tambahan

Pasal 28 ayat 1
Permohonan perubahan
Pasal 28 ayat 1
gudang PBF diajukan
Permohonan
secara tertulis kepada
perubahan gudang
Direktur Jenderal
PBF diajukan secara
dengan tembusan
tertulis kepada
Kepala Dinas Kesehatan
Direktur Jenderal
Provinsi, Kepala Badan,
dengan
dan Kepala Balai POM
mencantumkan:
dengan mencantumkan:
a. alamat kantor PBF
a. alamat kantor PBF
pusat; b. alamat
pusat;
gudang; dan
b. alamat gudang; dan
c. nama apoteker
c. nama apoteker
penanggung jawab.
penanggung jawab.

Pasal 34 ayat 6 Adanya


Pasal 34 ayat 6 Kepala Dinas Kesehatan penambahan
Kepala Dinas Provinsi wajib tembusan kepada
BAB VI
Kesehatan Provinsi melaporkan pemberian Kepala Badan dan
Pembinaan Dan
7 wajib melaporkan sanksi administratif Kepala Balai POM
Pengawasan
pemberian sanksi kepada Direktur tentang pemberian
administratif kepada Jenderal dengan sanksi administratif.
Direktur Jenderal. tembusan Kepala Badan
dan Kepala Balai POM.
Pasal 35 Adanya ketentuan
(1) Permohonan Izin peralihan
PBF dan PBF Cabang
Pasal 35 yang telah diajukan
(1) PBF dan PBF sebelum mulai
Cabang yang telah berlakunya Peraturan
memiliki izin dan/atau Menteri ini tetap
pengakuan sebelum diproses berdasarkan
Peraturan Menteri ini Peraturan Menteri
diundangkan, wajib Kesehatan Nomor
menyesuaikan 918/Menkes/Per/X/199
perizinan dan 3 tentang Pedagang
penyelenggaraan Besar Farmasi
usahanya paling lama sebagaimana telah
2 (dua) tahun sejak diubah dengan
mulai berlakunya Keputusan Menteri
Peraturan Menteri ini. Kesehatan Nomor
(2) Permohonan Izin 1191/Menkes/SK/IX/20
PBF dan PBF Cabang 02 atau Keputusan
yang telah diajukan Menteri Kesehatan
sebelum mulai Nomor
berlakunya Peraturan 287/Menkes/SK/X/197
Menteri ini tetap 6 tentang Pengimporan,
diproses berdasarkan Penyimpanan, dan
Peraturan Menteri Penyaluran Bahan Baku
Kesehatan Nomor Obat.
918/Menkes/Per/X/19 (2) Izin PBF dan PBF
93 tentang Pedagang Cabang yang
Besar Farmasi dikeluarkan
sebagaimana telah berdasarkan Peraturan
diubah dengan Menteri Kesehatan
Keputusan Menteri Nomor
Kesehatan Nomor 918/Menkes/Per/X/199
1191/Menkes/SK/IX/ 3 tentang Pedagang
2002 atau Keputusan Besar Farmasi
Menteri Kesehatan sebagaimana telah
Nomor diubah dengan
287/Menkes/SK/X/19 Keputusan Menteri
76 tentang Kesehatan Nomor
Pengimporan, 1191/Menkes/SK/IX/20
Penyimpanan, dan 02 atau Keputusan
Penyaluran Bahan Menteri Kesehatan
Baku Obat. Nomor
287/Menkes/SK/X/197
6 tentang Pengimporan,
Penyimpanan, dan
Penyaluran Bahan Baku
Obat dinyatakan masih
tetap berlaku sampai
dengan tanggal 31
Desember 2015.
(3) Izin PBF dan PBF
Cabang sebagaimana
dimaksud pada ayat (2)
harus disesuaikan
berdasarkan ketentuan
dalam Peraturan
Menteri ini paling
lambat tanggal 31
Desember 2015.
(4) Penyesuaian
pengakuan PBF Cabang
dilakukan setelah
memperoleh
penyesuaian izin PBF
pusat.
(5) Dalam hal PBF dan
PBF Cabang tidak
melakukan penyesuaian
izin atau pengakuan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dan ayat
(4), maka PBF dan PBF
Cabang yang
bersangkutan harus
mengajukan
permohonan izin atau
pengakuan sesuai
ketentuan dalam Bab II
Peraturan Menteri ini
Pasal 35A Adanya ketentuan
(1) Permohonan peralihan
penyesuaian izin PBF
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (3)
harus diajukan oleh
pemohon dengan
kelengkapan sebagai
berikut:
a. surat permohonan
kepada Direktur
Jenderal yang
ditandatangani oleh
direktur utama dan
apoteker penanggung
jawab;
b. fotokopi Kartu Tanda
Penduduk
(KTP)/identitas
direktur/ketua;
c. susunan
direksi/pengurus;
d. surat pernyataan
komisaris/dewan
pengawas dan
direksi/pengurus tidak
pernah terlibat
pelanggaran peraturan
perundang-undangan di
bidang farmasi dalam
kurun waktu 2 (dua)
tahun terakhir;
e. akta pendirian badan
hukum yang sah sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. surat Tanda Daftar
Perusahaan;
g. fotokopi Surat Izin
Usaha Perdagangan;
h. fotokopi Nomor
Pokok Wajib Pajak;
i. surat bukti
penguasaan bangunan
dan gudang;
j. peta lokasi dan denah
bangunan;
k. surat pernyataan
kesediaan bekerja
penuh apoteker
penanggung jawab;
l. fotokopi Surat Tanda
Registrasi Apoteker
penanggung jawab; m.
rekomendasi
pemenuhan persyaratan
CDOB dari Kepala
Badan; dan n.
rekomendasi
pemenuhan persyaratan
administratif dari
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi.
(2) Paling lama dalam
waktu 6 (enam) hari
kerja sejak diterimanya
permohonan
penyesuaian izin PBF
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan
dinyatakan lengkap,
Direktur Jenderal
menerbitkan izin PBF
dengan tembusan
kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi,
Kepala Badan, dan
Kepala Balai POM
dengan menggunakan
contoh sebagaimana
tercantum dalam
Formulir 11 terlampir
Pasal 35B Adanya ketentuan
(1) Permohonan peralihan
penyesuaian pengakuan
PBF Cabang
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (4)
harus diajukan oleh
pemohon dengan
kelengkapan sebagai
berikut:
a. surat permohonan
kepada Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi
yang ditandatangani
oleh direktur utama dan
apoteker penanggung
jawab
b. fotokopi Kartu Tanda
Penduduk
(KTP)/identitas
direktur/ketua;
c. susunan
direksi/pengurus;
d. pernyataan
komisaris/dewan
pengawas dan
direksi/pengurus tidak
pernah terlibat
pelanggaran peraturan
perundangundangan di
bidang farmasi dalam
kurun waktu 2 (dua)
tahun terakhir;
e. akta pendirian badan
hukum yang sah sesuai
ketentuan peraturan
perundang-undangan;
f. surat Tanda Daftar
Perusahaan;
g. fotokopi Surat Izin
Usaha Perdagangan;
h. fotokopi Nomor
Pokok Wajib Pajak;
i. surat bukti
penguasaan bangunan
dan gudang;
j. peta lokasi dan denah
bangunan;
k. surat pernyataan
kesediaan bekerja
penuh apoteker
penanggung jawab;
l. fotokopi Surat Tanda
Registrasi Apoteker
penanggung jawab;
m. rekomendasi
pemenuhan persyaratan
CDOB dari Kepala
Badan; dan
n. rekomendasi
pemenuhan persyaratan
administratif dari
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
(2) Paling lama dalam
waktu 6 (enam) hari
kerja sejak diterimanya
permohonan
penyesuaian pengakuan
PBF Cabang
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan
dinyatakan lengkap,
Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi menerbitkan
pengakuan PBF Cabang
dengan tembusan
kepada Direktur
Jenderal, Kepala Badan,
Kepala Balai POM, dan
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan
menggunakan contoh
sebagaimana tercantum
dalam Formulir 12
terlampir
Pasal 36 Adanya ketentuan
Pasal 36
a. Peraturan Menteri penutup
a. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor
Kesehatan Nomor
918/MENKES/PER/X/
918/MENKES/PER/X
1993 tentang Pedagang
/1993 tentang
Besar Farmasi
Pedagang Besar
sebagaimana telah
Farmasi sebagaimana
diubah dengan
telah diubah dengan
Keputusan Menteri
Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
Kesehatan Nomor
1191/MENKES/SK/IX/
1191/MENKES/SK/I
2002 tentang Perubahan
X/2002 tentang
BAB VIII atas Peraturan Menteri
Perubahan atas
8 Ketentuan Kesehatan Nomor
Peraturan Menteri
Penutup 918/MENKES/PER/X/
Kesehatan Nomor
1993 tentang Pedagang
918/MENKES/PER/X
Besar Farmasi;
/1993 tentang
b. Keputusan Menteri
Pedagang Besar
Kesehatan Nomor
Farmasi; dan
287/MENKES/SK/XI/1
b. Keputusan Menteri
976 tentang Ketentuan
Kesehatan Nomor
Pengimporan,
287/MENKES/SK/XI
Penyimpanan, dan
/1976 tentang
Penyaluran Bahan Baku
Ketentuan
c. Keputusan Menteri
Pengimporan,
Kesehatan Nomor
Penyimpanan, dan
00049/A/SK/I/1989
Penyaluran Bahan tentang Penyaluran
Baku; Obat Kontrasepsi
Lingkaran Biru Sediaan
Pil Untuk Sarana
Pelayanan Kesehatan
Praktek Bidan dan
Praktek Dokter; dan d.
Keputusan Direktur
Jenderal Pengawasan
Obat dan Makanan
Nomor
HK.00.06.2.01571
tentang Penyaluran
Obat/Alat Kontrasepsi;

Anda mungkin juga menyukai