PEMUCATAN DEODORISASI
DEODORISASI INTERESTERIFIKASI
PLASTISIZING PEMURNIAN
PREPARASI
1. Cleaning
2. Dehulling
3. Flaking
4. Cooking and drying
5. Detoxification
6. Extrusion preparation
Pembersihan (Cleaning)
Pengupasan Kulit Biji (Dehulling)
• Memisahkan bahan dari kotoran, tangkai, daun, dll) • Kulit bersifat abrasif dan mengandung minyak <1%
• Tangkai, daun, batu atau tanah bersifat abrasif dan • Tidak dilakukan pada canola dan saff flower
tidak mengandung minyak, berukuran lebih besar
• Pengupasan kulit akan mengurangi pengausan dari alat
dari biji (oilseeds) sehingga dapat dipisahkan dengan
pengepres, meningkatkan rendemen minyak (karena kulit
menyaring pada sebuah revolving reels (rol yang
dapat menyerap minyak hasil pressan), dan
berputar)
meningkatkan kapasitas
• Jika kotoran berupa biji rumput yang mengandung
• Alat :
minyak dengan jenis yang berbeda dari oilseeds,
maka dapat dipisahkan dengan ayakan bergetar Bar Hullers dan Disk hullers : untuk biji berukuran
(vibrating screen) sedang seperti biji bunga matahari atau kapas
• Kotoran berupa magnet dipisahkan dengan penjerat Hot aspiration system : untuk biji kedelai
besi (tramp iron) Cracking machine : untuk biji berukuran lebih besar
1
Flaking Cooking dan Drying
• Hancuran daging biji dibuat dalam bentuk “flakes” yang tipis
• Cooking :
• Tujuan :
Untuk melunakkan biji yang akan dipress
mempermudah proses ekstraksi dengan solvent
Mengurangi kebutuhan energi pada screw press Memecah dinding sel sehingga minyak dapat keluar
Menyeragamkan hasil pemasakan (jika biji Suhu pemasakan mengurangi viskositas sehingga
dimasak/dipanaskan sebelum diekstraksi) minyak lebih mudah keluar
• 2 Type flakers : Menginaktifkan enzim2
Type roll : tdd 2 roll baja paralel, yang satu sama lain
Sterilisasi (membunuh bakteri dan jamur)
hampir bersentuhan dan berputar dengan arah
berlawanan. • Suhu pemasakan : 98oC dan dengan kadar air
Type Roll bersusun (biasanya 5 tingkatan roll) 10-12% selama 15 menit
keuntungannya : berat roll yang paling atas memberikan
tekanan umumnya digunakan untuk ekstkasi mekanis.
Detoxification............. Detoxification.............
• Proses pemasakan yang benar akan membuat • Toxin CB-IA pada biji jarak diinaktivasi dengan
gossypol berikatan dengan protein biji dan Prosedur Rhee (Texas A7M University) dengan
akan menghasilkan minyak yang ebrwarna menggunakan : Ca(OH)2 atau NaOH dan NaOCl
lebih cerah. dan alat extruder dengan tekanan tinggi.
• Ampas biji kapas yang mengandung gossypol • Detoxification untuk aflatoxin : dengan
tidak berbahaya bagi ternak ruminansia. menggunakan amonia akan bereaksi dengan
aflatoxin dan memecahnya menjadi residu
berukuran kecil yang tidak toksik
mengurangi kandungan aflatoxin dari 300-1000
ppb menjadi 1-3 ppb, tapi juga mengurangi
nilai gizi biji.
2
Extrusion Preparation EKSTRAKSI
EXPANDER :
Pengepresan Hidraulik
Pengepresan Mekanis
• Bahan dipres dengan tekanan 2000 Psi (140.6
Merupakan metode ekstraksi lemak terutama dari
kg/cm2 =m 136 atm)
biji2an.
• Banyaknya lemak/minyak yang diekstraksi
Untuk bahan yang berkadar minyak tinggi (30-70%). tergantung pada :
- lama pengepresan
Perlu perlakuan pendahuluan : pembuatan serpih,
perajangan, penggilingan dan tempering (pemasakan) - tekanan
- kandungan minyak dalam bahan
2 metode pengepresan mekanis :
• Sisa minyak pada bungkil sekitar 4-6% tergantung
1. pengepresan hidraulik (hydraulic pressing) pada lamanya bungkil ditekan pada tekanan
hidraulik.
2. pengepresan berulir (expeller pressing/screw
pressing)
3
Esktraksi Minyak Zaitun (Olive Oil)
Ekstraksi dengan Pelarut (Solvent Extraction)….
• Buah yang telah matang dipanen dan segera diangkut ke tempat
2. Direct Solvent extraction pengolahan untuk mencegah peningkatan keasaman yang
menurunkan mutu.
– mengeluarkan minyak dari biji yang telah diberi perlakuan • Prosedur ekstraksi :
terlebih dahulu dengan menggunakan pelarut organik. Hydraulic Press
– Contoh : ekstraksi minyak dari biji kedele Continuous Centrifuge
Adhession filtering tdd serangkaian pisau baja yang
– Pelarut yang digunakan : dicelupkan pada pasta olive, kemudian ditarik setelah
- hexan - petroleum eter minyak menetes keluar dari pisau.
• Fraksi yang dipisahkan dari pasta olive: minyak, air dan residu
- gasoline karbondioksida - karbon tetraklorida (ampas)
- benzena • Ampas dikeringkan dan minyak yang tertinggal di ekstraksi
dengan pelarut diperoleh 2 tipe minyak :
– Suhu tinggi dapat menurunkan viskositas dan meningkatkan
1. Olive oil yang dipress tanpa pengolahan selanjutnya (kecuali
proses difusi, hexan (pelarut) dapat menguap sehingga suhu pencucian, dekantasi, sentrifugasi dan filtering) dengan
ekstraksi harus berada pada kisaran 50-55oC. kandungan FFA < 3,5%)
– Pemisahan lemak dari pelarut dilakukan dengan cara 2. Pomace oil yaitu minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi
ampas dengan pelarut
distilasi.
Wet rendering
4
Dry Rendering PEMURNIAN MINYAK
• Cara rendering tanpa penambahan air selama proses
• Minyak /lemak kasar hasil ekstraksi masih mengandung
• Dilakukan dalam ketel terbuka dan dilengkapi dengan steam jacket
sejumlah komponen non trigliserida seperti :
dan alat pengaduk (agitator).
• Proses dry rendering :
- Asam lemak - tokoferol
Bahan yang akan diektraksi dimasukkan ke dalam ketel
- mono dan di gliserida - hidrokarbon
Bahan dipanaskan sambil diaduk pada suhu 105-110oC
- pospatida - pigmen (gossypol dan klorofil)
Ampas akan mengendap di dasar ketel
- sterol - sterol glukosida
Pengambilan minyak dilakukan dari bagian atas ketel. - glikolipid - protein
- pestisida - logam-logam
• 2 metode pemurnian :
• Tujuan pemurnian : 1. Chemical refining
2. Physical refining
pemisahan kotoran dan komponen non • Pada chemical refining : FFA, pospatida dan
trigliserida dengan cara penguapan, degumming kotoran lain dipisahkan pada saat netralisasi
dan pencucian dengan asam
dengan larutan alkali (NaOH)
Pemisahan FFA dengan netralisasi
• Pada physical refining : FFA dipisahkan dengan
Dekolorisasi dengan pemucatan
distilasi pada saat deodoriasi, sedangkan
Deodorisasi pospatida kemudian didistilasi dengan uap.
Pemisahan gliserida jenuh (stearin) dengan
pendinginan (chilling)
Pemurnian Fisik
• Pemilihan metode pemurnian ditentukan oelh
karakteristik lemak : • Dahulu digunakan untuk pemurnian minyak dengan kandungan
1. lemak/minyak yang biasanya dimurnikan secara FFA tinggi, kemudian diikuti dengan pemurnian dengan alkali
fisik, misal : lemak dengan kandungan pospatida (prenetralisasi).
rendah : minyak sawit, inti sawit, kelapa • Tahun 1950-an digunakan untuk pemurnian minyak sawit
2. Lemak/minyak yang dapat dipisahkan secara fisik dengan kandungan FFA tinggi dan kadar gum rendah.
dan kimia : kedele • Proses tdd : perlakuan pendahuluan dan deasidifikasi
3. lemak/minyak dari biji seperti minyak bunga • Perlakuan pendahuluan tdd 2 tahap :
matahari, jagung dan biji kelapa. 1. degumming
2. bleaching
• Pada pengolahan minyak secara tradisional tdd : netralisasi,
bleaching dan deodorisasi.
• Pemurnian fisik memisahkan FFA, komponen tak tersabunkan
dan kotoran lain dengan menggunakan uap dan kemudian
memisahkan sabun yang terbentuk.
5
Perlakuan Pendahuluan Pada Pemurnian Fisik
DEGUMMING
• adalah proses pemisahan getah atau lendir yang tdd fosfatida,
protein, lilin, prooksidan, residu, karbohidrat, air, resin dan
kotoran lain untuk mengurangi asam lemak bebas dalam minyak.
• merupakan proses penting pada pemurnian fisik
• Tdd :
- water degumming
- acid degumming
- enzymatic degumming
- dry degumming
• Pada pemurnian fisik, fosfor harus dikurangi < 30 ppm dengan
Gambar 3. Diagram alir proses pemurnian fisik acid degumming atau enzymatic degumming, kemudian bleaching
atau dry degumming akan mengurangi lagi hingga < 5 ppm dan
mengeluarkan semua Fe dan Cu.
Water Degumming
• Proses degumming perlu dilakukan karena :
Sabun yang terbentuk dari reaksi antara ALB
dengan kaustik soda pada proses netralisasi
akan menyerap gum menghambat proses
pemisahan sabun
Netralisasi minyak yang mengandung gum akan
mengurangi rendemen minyak
Gum terhidrasi (hasil proses degumming)
merupakan bahan baku produk lesitin
6
Enzymatic Degumming
PEMURNIAN ASAM
• Enzim yang digunakan Pospolipase A1 merubah pospolipid
• Perlakuan pendahuluan pada pemurnian fisik yang baik untuk
menjadi lisopospolipid dan ALB
minyak yang akan dinetralisasi dengan kaustik soda
• Proses :
• Minyak diberi perlakuan dengan asam degumming kemudian
Pengaturan pH hingga 4.5 dengan penambahan 1.4 bagian di pranetralisasi sebagian dengan larutan NaOH
asam sitrat – 1 bagian NaOH pada suhu 70-75oC.
• Jumlah NaOH sedikit agar tidak terbentuk sabun
Reaksi enzimatis dalam holding tank yaitu dengan cara
• Proses :
memasukkan 200.000 unit enzim dalam 7.5 liter air/ton
minyak pada suhu 40oC selama < 6 jam Kompleks logam-pospolipid didisosiasikan oleh asam
membentuk garam logam yang tidak larut dan bentuk
Dipanaskan kembali hingga suhu 70oC kemudian sludge
asam dari pospolipid yang masih larut dalam minyak
dipisahkan dari minyak dengan sentrifus.
Penambahan NaOH akan meningkatkan pH dan mengubah
Gum yang dihasilkan dengan cara ini cocok untuk produksi
pospolipid menjadi garam Na yang dapat dihidrasi
lesitin
Garam terhidrasi disentrifus untuk memisahkan gumpalan
dan gumpalan diadsorpsikan pada silika difiltrasi
• Cara ini cocok untuk degumming pada minyak nabati kecuali
minyak jagung dan biji kapas.
Pemurnian Kimia
• Proses kaustik soda merupakan sistem pemurnian yang terbaik
• Kombinasi alkali dengan FFA membentuk sabun; pospatida dan
gum menyerap alkali dan dikoagulasikan melalui hidrasi atau • Tahapan dalam pemurnian kimia :
degradasi
1. Penerimaan minyak kasar
• Pada proses ini warna diserap oleh gum atau dibuat larut air
oleh alkali 2. Sampling
• Bahan yang tidak larut diikat oleh bahan yang dapat 3. Crude oil conditioning
dikoagulasikan.
4. Caustic treatment
• Kelebihan soda dapat dikeluarkan dengan pemanasan
5. Caustic oil mixing
• Faktor yang mempengaruhi proses pemurnian kimia :
6. Soap oil separation
Konsentrasi NaOH
Waktu pencampuran
7. Water washing
Energi pencampuran 8. Vacuum drying
Jumlah kelebihan kaustik soda
7
ad.4. Caustic Oil Mixing
• Tabel 1. Perlakuan kaustik untuk minyak nabati
• Minyak dan soda dicampur pada suhu 30-35oC selama 5-15 menit
sehingga ALB, fosfatida dan pigmen kontak dengan soda.
• Gum dihidrolisa oleh air dalam larutan kaustik soda sehingga menjadi
tidak larut dalam minyak.
Pemucatan (Bleaching)
8
Pemucatan Secara Kimia
1. Pemucatan Secara Oksidasi
• Tdd 2 macam reaksi pemucatan : • Oksidasi zat warna akan mengurangi kerusakan TG
1. Pemucatan Secara oksidasi tapi ALTJ cenderung membentuk peroksida
• Pemucatan dengan Peroksida :
- Pemucatan dengan preoksida
Konsentrasi larutan peroksida 30-40%
- Pemucatan Dengan Dikromat dan asam
Baik digunakan pada minyak kacang tanah, minyak
- Pemucatan dengan panas wijen, rape oil dan minyak ikan
2. Pemucatan Secara Reduksi Wadah yang digunakan harus dilapisi dengan
email atau alumunium atau stainless steel karena
peroksida dapat bereaksi dengan logam.
1. Pemisahan dengan Surface Active Agent • Adalah tahap pemurnian minyak yang bertujuan
• Surface active agent yang digunakan = larutan alkali encer untuk menghilangkan bau dan rasa yang tidak enak
yang dipanaskan pada suhu air mendidih (100oC pada tekanan
dalam minyak
atmosfir)
• Larutan alkali dengan tegangan permukaan lebih rendah dan • Prinsip : penyulingan minyak dengan uap panas
daya pembasah > akan mencuci minyak yang tergabung dalam dalam tekanan atmosfir atau vakum
adsorben. • Dilakukan pada minyak pangan
• Jumlah minyak yang diperoleh 70-75% dari minyak yang
• Lemak yang tidak memerlukan deodorisasi : lemak
terdapat dalam adsorben
susu, lemak babi, lemak coklat dan minyak olive.
2. Pemisahan dengan Pelarut
• Flavor minyak :
• Digunakan pelarut organik
- Flavor alamiah
• Pelarut dipisahkan dengan cara penyulingan pada suhu titik
didih pelarut - Flavor dari hasil kerusakan minyak
9
HIDROGENASI
• Cara deodorisasi :
Dilakukan pada tabung baja vertikal yang tertutup • Adalah proses pengolahan minyak/lemak dengan
menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari
Minyak dipompakan kedalam ketel dipanaskan asam lemak mengurangi ketidak jenuhan
pada suhu 200-250oC pada tekanan atm minyak/lemak.
Tekanan diturunkan (10 mm Hg) sambil dialiri uap • Bertujuan untuk :
panas 4-6 jam untuk mengangkut senyawa mudah - membuat minyak/lemak bersifat lebih plastis
menguap. - meningkatkan titik cair
- minyak tahan terhadap oksidasi
• H2
• R-CH=CH-CH2-COOH R-CH2-CH2-COOH
Pt/Ni
INTERESTERIFIKASI
• Adalah penukaran ester (transesterifikasi) yaitu pertukaran gugus asil antar TG.
• TG mengandung 3gugus ester peluang pertukaran banyak
• Gugus asil dapat bertukar posisinya di dalam satu molekul TG atau di antara
molekul TG.
• Digunakan pada pembuatan mentega putih, margarin dan enrobing fat.
• Mentega putih yang dibuat dengan penambahan MG disebut super gliserinated
shortening.
• Pembuatan monogliserida (MG) :
Minyak dicampurkan dengan gliserol dan katalisator natrium metoksida (0.1%
dari berat minyak)
Dipanaskan pada suhu 87.7-121oC pada kondisi udara lembab hingga tercapai
kesetimbangan reaksi katalisator dipisahkan
Hasil reaksi didinginkan
• Pembuatan MG secara komersial dilakukan dengan penyaringan bertahap untuk
mendapatkan MG dengan konsentrasi tinggi
Gambar 6. Proses hidrogenasi
10
Reaksi pembuatan metil ester (biodiesel)
11