Disusun Oleh :
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA BANJARMASIN
Disetujui Oleh :
Mengetahui
a.n Direktur Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Wadir I Bag. Akademik Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
KATA PENGANTAR
Laporan Pengantar Praktik Kerja Lapangan ini tidak lepas dari bantuan
dan doa dari keluarga serta rekan-rekan yang telah mendukung dan meluangkan
waktu untuk ikut berpartisipasi. Pada kesempatan ini tidak lupa penyusun
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 24. Formularium Puskesmas Pekapuran Raya .... Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 25. Tata Letak Ruangan Puskesmas ...... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 26. Kegiatan PISPK .............................. Error! Bookmark not defined.
Lampiran 27. Penyuluhan Aturan Minum Obat yg Benar ... Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 28. Penyuluhan Program MR ................ Error! Bookmark not defined.
Lampiran 29. Penyuluhan Penggunaan Antibiotik yg Benar Error! Bookmark not
defined.
Lampiran 30. Kegiatan PusLing dan Posyandu ..... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 31. Kegiatan GerMas (Gerakan Masyarakat Sehat) ... Error! Bookmark
not defined.
Lampiran 32. Kegiatan Penyuluhan Tanya 5 O ..... Error! Bookmark not defined.
Lampiran 33. Kegiatan PuskesDes ........................ Error! Bookmark not defined.
Lampiran 34. Tempat Penyimpanan Resep ........... Error! Bookmark not defined.
x
DAFTAR SINGKATAN
AA : Asisten Apoteker
ALKES : Alat Kesehatan
APBD : Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
ASKES : Asuransi Kesehatan
BATRA : Balai Pengobatan Tradisional
BP : Balai Pengobatan
Buku Penerimaan Bulanan dan Pemakaian
BPPH :
Harian
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan
BPOM : Badan Pengawas Obat dan Makanan
BTA : Basil Tahan Asam
DEPKES RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
D3 : Diploma 3 (tiga)
DAU : Dana Alokasi Umum
DINKES : Dinas Kesehatan
DOEN : Daftar Obat Essensial Nasional
DPHO : Daftar Plafon Harga Obat
DPKAD : Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah
DPT : Difteri Pertusis dan Tetatus
DT : Difteri
FEFO : First Expired First Out
FIFO : First In First Out
IFK : Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota
IP : Individual Praescription
ISO : Informasi Spesialis Obat Indonesia
ISPA : Infeksi Saluran Pernafasan Atas
IONI : Informasi Obat Nasional Indonesia
JAMKESMAS : Jaminan Kesehatan Masyarakat
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
KB : Keluarga Berencana
xi
1.1.1 Maksud
Kesehatan merupakan suatu indikator yang menggambarkan tingkat
keberhasilan pembangunan suatu negara. Pada masa sekarang, ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin maju dan berkembang dengan segala
kecanggihan peralatan kesehatan memudahkan tenaga medis lainnya untuk
mendeteksi penyakit pasien. Maka hal ini juga diikuti dengan ikut
berkembangnya juga penyakit-penyakit baru yang sulit untuk disembuhkan
sehingga mengharuskan pasien untuk melakukan perawatan intensif dan
menjalani terapi-terapi yang diberikan agar kesehatan pasien kembali normal
dan bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
1
2
1.1.2 Tujuan
Tujuan Praktik Kerja Lapangan mahasiswa program studi Diploma III
Farmasi di Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin adalah sebagai berikut:
7) Resep
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter
hewan yang diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku kepada apoteker pengelola apotek untuk menyiapkan dan atau
membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien (Syamsuni,
2006).
8) Sediaan Farmasi
Menurut PP No. 51 Tahun 2009 tentang kefarmasian, sediaan farmasi
adalah obat, bahan obat, obat asli Indonesia (obat tradisional), alat
kesehatan dan kosmetika.
9) Tablet
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau
cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan.
10) Sirup
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa.
Kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari
64.0% dan tidak lebih dari 66,0% .
11) Kapsul
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus cangkang kapsul, keras atau
lunak. Cangkang kapsul dibuat dari gelatin dengan atau tanpa zat
tambahan lainnya.
12) Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril herupa larutan, emulsi/suspensi/serbuk yang
harus dilarutkan/disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan kedalam kulit melalui kulit,
selaput lendir.
13) Infus
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan direndam simplisia nabati
dengan air pada suhu 90°C selama 15 menit.
5
14) Vaksin
Vaksin adalah sediaan yang mengandung antigen dapat berupa kuman
mati, kuman inaktif atau kuman hidup yang dilumpuhkan virulensinya
tanpa merusak antigennya, digunakan untuk menimbulkan kekebalan aktif
yang khas terhadap infeksi kuman atau toksinnya.
15) Obat
Menurut Permenkes No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang kesehatan, Obat
adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
16) Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak
membahayakan pemakai dan diberi tanda lingkaran hijau dengan garis tepi
berwarna hitam.
17) Obat Bebas Terbatas
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep
dokter dengan penyerahan dalam bungkus aslinya dan diberi tanda
peringatan dan diberi tanda lingkaran biru.
18) Obat Jadi
Obat jadi adalah obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk
serbuk, cairan, salep, tablet, pil, supositoria atau bentuk lain yang
mempunyai nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku
lain (Joenoes, 2001).
19) Obat Paten
Obat paten adalah obat milik suatu perusahaan dengan nama khas yang
dilindungi hukum, yaitu merek terdaftar atau proprietary name (Tjay dan
Rahardja, 2002).
20) Obat Generik
Obat generik adalah obat dengan nama sesuai INN (International Non-Pro-
Prietary Name) yang ditetapkan dalam FI untuk zat berkhasiat yang
dikandungnya.
6
a. Lingkungan sehat.
b. Perilaku sehat.
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu serta.
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
8
9
a. Perencanaan
Perencanaan adalah merupakan proses kegiatan seleksi sediaan
farmasi untuk menentukan jenis dan jumlah sediaan farmasi dalam
rangka pemenuhan kebutuhan puskesmas. Tujuan perencanaan
adalah untuk mendapatkan :
11
b. Pengadaan
Tujuan permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit
yang ada di wilayah kerjanya. Sumber penyediaan obat di puskesmas
berasal dari Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.
12
1) Kegiatan
a) Permintaan Rutin dilakukan sesuai dengan jadwal yang
di susun oleh dinas kesehatan Kabupaten/Kota untuk
masing-masing puskesmas.
b) Permintaan Khusus dilakukan diluar jadwal distribusi
rutin apabila: kebutuhan meningkat, menghindari
kekosongan obat, penanganan kejadian luar biasa (KLB),
obat rusak dan kedaluwarsa.
c) Permintaan obat dilakukan dengan menggunakan
formulir Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat.
d) Permintaan obat ditujukan kepada Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
2) Menentukan Jumlah Permintaan Obat
Data yang diperlukan :
a) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
b) Jumlah kunjungan resep.
c) Data penyakit.
d) Frekuensi distribusi obat oleh UPOPPK.
d. Penyimpanan
Penyimpanan sediaan farmasi merupakan suatu kegiatan
pengaturan terhadap sediaan farmasi yang diterima agar aman (tidak
hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
e. Pelaporan
Pelaporan dan pencatatan obat di puskesmas merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara
tertib, baik obat-obatan yang diterima, disimpan, di distribusikan dan
digunakan oleh puskesmas atau unit pelayanan lainnya.
obat yang diterima dan dikeluarkan dari gudang dicatat di dalam kartu
stok. Berdasarkan kartu stok tersebut dapat dibuat Laporan Pemakaian
dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). Selain berdasarkan kartu stok,
LPLPO juga dibuat berdasarkan catatan harian penggunaan obat.
LPLPO yang dibuat oleh petugas puskesmas harus tepat data, tepat isi
dan dikirim tepat waktu serta disimpan dan diarsipkan dengan baik.
Pelaporan dilakukan secara periode, setiap awal bulan. Untuk
puskesmas yang mendapatkan distribusi setiap bulan, LPLPO dikirim
setiap awal bulan (Peraturan Menteri Kesehatan, 2016).
b. Pengadaan
Tujuan Permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
masing-masing unit pelayanan kesehatan sesuai dengan pola penyakit
yang ada di wilayah kerjanya. Berdasarkan UU No. 36 tahun 2009
tentang kesehatan dan PP No. 51 tahun 2009 tentang Pengamanan
17
d. Penyimpanan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 3 Tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, dan Pelaporan
Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi, pada Pasal 3, 4, 5.
18
e. Pelaporan
b. Pemusnahan Resep
Pemusnahan resep menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 35
Tahun 2014 yaitu :
1) Memusnahkan resep yang telah disimpan lebih dari 5 (lima)
tahun.
2) Tata cara pemusnahan:
a) Resep narkotika dihitung lembarannya.
b) Resep lain ditimbang.
c) Resep dihancurkan lalu dikubur atau dibakar.
3) Membuat berita acara pemusnahan resep sesuai format terlampir
26
Adapun sarana kesehatan atau non kesehatan yang dibina oleh Puskesmas
Pekapuran Raya Banjarmasin, yaitu:
a. Praktik bidan swasta : 4 buah
b. Balai pengobatan swasta : 5 buah
c. Toko obat : 7 buah (yang dibina 2 buah)
d. Toko kosmetik : 2 buah (yang dibina 2 buah)
e. P-IRT(Pangan-Industri RT) : 8 buah (yang dibina 1 buah)
f. Salon kecantikan : 20 buah (yang dibina 3 buah)
g. Batra (Balai pengobatan tradisional) : 9 buah (yang dibina 5 buah)
27
28
Kepala Puskesmas
Apoteker
Penanggung Jawab Apotek
3.4 Perencanaan
Perencanaan obat dan perbekalan farmasi sangat mempengaruhi
ketersediaan obat di puskesmas, perencanaan bertujuan untuk mendapatkan
jenis dan jumlah obat yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan untuk
menghindari terjadinya kekosongan atau kelebihan obat. Perencanaan obat di
Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin merupakan tugas dari apoteker
dibantu oleh asisten apoteker.
Selain obat-obat diatas, terdapat juga obat puyer yang diracik oleh tenaga
farmasi dan kemudian dibungkus. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
pemberian obat kepada pasien, puyer tersebut adalah:
1. Puyer Batuk ( Puyer Batuk I dan Puyer Batuk II).
3.6 Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan setelah penerimaan obat, obat akan disimpan
digudang obat puskesmas. Sebelum obat disimpan kedalam gudang, terlebih
dahulu dilakukan pemeriksaan kedaluwarsa (expired date), sediaan, jumlah
dan kemasannya.
kesehatan. Tenaga farmasi mencatat obat apa saja yang diambil dari gudang
puskesmas untuk kemudian dimasukan dalam buku catatan khusus untuk
setiap sub unit dan dicatat pada akhir bulan dengan LPLPO bersama
pemakaian obat harian di puskesmas.
ataupun Kartu Keluarga wilayah Pekapuran Raya tetapi pasien pergi berobat
ke Puskesmas Pekapuran Raya. Sedangkan untuk pasien umum gratis harus
memenuhi syarat yang berlaku dengan membawa fotokopi KTP atau Kartu
Keluarga (KK), obat ini gratis karena anggaran ditanggung oleh Pemerintah
Kota Banjarmasin. Pasien golongan JKN adalah pasien yang ikut dalam
asuransi kesehatan kebanyakan dari mereka adalah pegawai negeri, sumber
obat dari pasien ini adalah dana JKN. Pada praktiknya pasien JKN dan pasien
umum dapat menggunakan obat yang bersumber dari APBD maupun JKN.
Dengan adanya nomor urut resep, dapat dilihat resep mana yang pertama
kali diserahkan oleh pasien sehingga akan dilayani terlebih dahulu. Obat yang
disusun berdasarkan alfabetis di ruang pelayanan juga sangat membantu
pelayanan sehingga waktu yang diperlukan pasien untuk menunggu mulai
dari resep yang diserahkan sampai penyerahan obat tidak terlalu lama.
Penyiapan obat racikan puyer waktu yang dibutuhkan 5-10 (lima sampai
dengan sepuluh) menit, sedangkan untuk penyiapan obat tanpa racikan waktu
yang dibutuhkan 3-5 (tiga sampai dengan lima) menit. Setelah obat disiapkan,
maka selanjutnya adalah menulis etiket yang memuat nama pasien, tanggal
resep, sediaan serta aturan pakai obat. Untuk resep yang memuat obat
golongan narkotika dan psikotropika harus diminta alamat pasien. Apabila
pada resep terdapat obat atau dosis obat, jumlah sediaan dan ketersediaan
obat tidak sesuai, maka petugas akan meminta konfirmasi kepada dokter.
c. Penyerahan obat
Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas farmasi memeriksa
kembali kesesuaian antara resep dengan obat yang akan diserahkan. Obat
41
yang telah diberi etiket diteliti ulang jenis, jumlah dan aturan pakai oleh
apoteker atau asisten apoteker sebelum diserahkan kepada pasien untuk
menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian obat. Obat kemudian
diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien disertai pemberian informasi
obat dan konseling yang disampaikan dengan jelas dan akurat. Dalam
penyerahan obat harus dipastikan bahwa yang menerima obat adalah orang
yang tepat agar tidak terjadi kesalahan penerimaan obat. Petugas farmasi
harus memastikan bahwa pasien telah memahami betul cara penggunaan obat
dan memberitahukan kepada pasien untuk menyimpan obat di tempat yang
aman dan jauh dari jangkauan anak-anak, serta penyimpanan khusus seperti
penyimpanan sediaan suppositoria.
interaksi obat, serta cara penyimpanan obat yang benar dan menggunakan
bahasa yang mudah dimengerti pasien. Informasi juga meliputi waktu
pemakaian dan jumlah obat yang dianjurkan.
Meskipun obat yang diberikan sudah benar dan tepat, tetapi masih ada
pasien yang tidak mengerti bagaimana cara penggunaan obat tersebut, selain
tujuan terapi tidak tercapai, hal ini dapat memunculkan resistensi terhadap
obat (obat golongan antibiotik), sehingga peran tenaga farmasis disini
sangatlah diperlukan guna tercapainya terapi yang diharapkan untuk pasien.
Sesuai dengan konsep pharmaceutical care dalam penyerahan obat
kepada pasien, Puskesmas Pekapuran Raya berusaha memberikan pelayanan
yang terbaik dan menyediakan waktu untuk memberikan informasi terkait
obat yang diterima oleh pasien, hal ini agar efek terapi yang diharapkan dapat
tercapai dengan maksimal dan untuk menunjang kepatuhan pasien terhadap
pengobatan yang dilakukannya.
3.9 Pelaporan
Pelaporan dan pencatatan data di puskesmas merupakan rangkaian
kegiatan dalam rangka penatalaksanaan obat-obatan secara tertib, baik obat-
obatan yang diterima, disimpan, distribusikan dan digunakan di puskesmas
atau unit pelayanan kesehatan lainnya. Tujuan pencatatan dan pelaporan data
adalah sebagai bukti bahwa suatu kegiatan yang telah dilakukan, sumber data
untuk melakukan pengaturan dan pengendalian, sumber data untuk pembuatan
laporan.
Cara pemusnahan resep yang telah tersimpan selama 5 (lima) tahun yaitu
dengan cara menghitung lembaran resep, kemudian resep ditimbang dan
dihancurkan dengan cara dikubur atau dibakar. Data-data tersebut
dimasukkan dalam berita acara pemusnahan resep kemudian diserahkan
kepada Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin dan Dinas Kesehatan Provinsi.
Pemusnahan resep disaksikan sekurang-kurangnya satu orang pihak
Puskesmas Pekapuran Raya Banjarmasin dan Dinas Kesehatan Kota
Banjarmasin.
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang telah
kami lakukan di Puskesmas Pekapuran Raya, maka kami dapat menarik
kesimpulan bahwa :
1. Perencanaan perbekalan farmasi di Puskesmas Pekapuran Raya
menggunakan metode konsumsi, karena metode tersebut mudah
dilakukan dan memudahkan proses perencanaannya sendiri karena
dapat digunakan sebagai gambaran pemakaian obat selanjutnya. Jika
ada KLB (Kejadian Luar Biasa) maka dilakukan dengan metode
epidemiologi.
2. Sistem pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas
Pekapuran Raya dilakukan setiap bulan oleh Apoteker penanggung
jawab apotek atas persetujuan Kepala Puskesmas dengan menyerahkan
LPLPO ke Gudang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin.
3. Kegiatan pengadaan perbekalan fasmasi di Puskesmas Pekapuran Raya
terbagi menjadi 2, yaitu permintaan rutin (setiap bulan) dan permintaan
khusus (jika terjadi kekosongan obat/KLB).
4. Sistem penerimaan obat dan perbekalan kesehatan di Puskesmas
Pekapuran Raya dengan melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian
antara jumlah, jenis obat dan bentuk sediaan yang tertera pada LPLPO.
5. Penyimpanan obat di Puskesmas Pekapuran Raya berdasarkan alfabetis,
suhu penyimpanan dan jenis sediaan. Pengeluaran obat di Puskesmas
Pekapuran Raya menggunakan metode campuran yaitu, First Expired
First Out (FEFO) dan First In First Out (FIFO). Obat-obat narkotika
dan psikotropika disimpan dalam lemari kayu terkunci dengan pintu
ganda didalamnya. obat-obat jenis suppositoria dan ovula disimpan
dalam lemari pendingin.
49
50
4.2 Saran
1. Pada kegiatan kefarmasian untuk instalasi
a) Lebih meningkatkan lagi sistem manajemen pengelolaan obat di
Puskesmas Pekapuran Raya serta mencegah terjadinya human error.
b) Agar pelayanan resep dan pengelolaan perbekalan farmasi dan alat
kesehatan lebih efektif dan efesien maka hendaknya menambah
petugas farmasi di apotek karena hampir semua kegiatan berpusat di
apotek.
c) Tingkatkan kerjasama antara petugas farmasi, perawat, dokter dan
bidan agar semakin kuat kerjasama untuk melayani masyarakat.
d) Berikan kesempatan kepada mahasiswa PKL untuk menyerahkan obat
kepada pasien bukan sebagai penulis etiket dan menstok obat saja.
e) Lebih seringlah melibatkan mahasiswa PKL dalam kegiatan
puskesmas seperti penyuluhan, posyandu, poskesdes, poslansia dll.
51
DAFTAR PUSTAKA
Joenoes, 2001, Ars Prescibende Resep yang Rasional Edisi 2, hal 20-30,
Airlangga University Press, Surabaya.
Menteri Kesehatan RI, 1989. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.85 tentang
Kewajiban Menulis resep dan atau menggunakan Obat Generik di Rumah
Sakit Pemerintah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Menteri Kesehatan RI, 2009. Peraturan Pemerintah No.51 Tahun 2009 tentang,
Pekerjaan Kefarmasian, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
Menteri Kesehatan RI, 2004. Keputusan Menteri kesehatan RI No. 128 tentang
Kebijakan Dasar Puskesmas, Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
53
Menteri Kesehatan RI, 2017, Peraturan Menteri Kesehatan RI No.2 Tahun 2017
Tentang Perubahan Penggolongan Narkotika, Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN
Ada Habis
Pasien mengambil
nomor antrian resep Obat diganti dengan Diberitahu untuk
obat lain yang ada di membeli di
Apotek Apotek luar
Pasien menyerahkan
resep ke petugas apotek