Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAU PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Daun Katepeng Cina (Cassia Allata L)


1. Pengertian Daun Katepeng Cina (Cassia Allata L)
Tanaman katepeng (cassia allata l) biasanya pula disebut katepeng cina
banyak pula tumbuh di tanah air kita terutama dibagian jawa, manado dan
maluku, familia leguminosae. Daun katepeng yang banyak diperlukan ini
dapat dikatakan tidak berbau, rasanya kelat makroskopiknya dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Helai anak daunnya memanjang sampai bulat telur terbalik,
tumpul,
b. Helai daun hampir tidak berambut, tepi daun berwarna
merah kecoklatan,
c. Ukuran daun, panjang 3.5 cm sampai 15 cm, lebar 2,5 cm
sampai 9 cm, melebar kearah ujung daun.

Daun-daun ini mengandung zat penyamak, dan zat pahit, dengan


khasiat obat untuk menyembuhkan sakit demam, astiringensia.(G.
Kartasapoetra, 1992).

Katepeng cina (cassia allata) merupakan tanaman perdu. Dengan


tinggi 1-5 m, daunnya menyirip genap, proses dauntanpa kelenjer. Daun
penumpu lama tetap tinggal dengan pangkal lebar dan ujungnya
meruncing. seperti kulit, merah coklat, panjang 6-9 mm. Anak daun 8-24
pasang, sepasang yang terbawah langsung diatas pangkal tangkai daun,
berjarak dengan pasangan berikutnya, yang lebih atas memanjang sampai
bulat telur terbalik, tumpul bertepi merah coklat, boleh dikatakan gundul;
panjang 3,5-15 cm, lebar 2,5-9 cm ke arah ujung daun menjadi lebih besar.
Tandan tidak bercabang, tangkai 10-20 cm, poros panjang 50 cm,
Daun pelindung pendek sebelum mekar rontok, berwarna orange panjang
3 cm dan lebar 2 cm. Kelopak berbagi 5 dalam. Daun mahkota kuning
cerah. Benang sari yang tertengah dari 3 yang terbawah lebih pendek
daripada yang kedua lainnya. Polongan diatas tanda bekas kelopak
bertangkai, menjauhi, hitam, dengan sayapnya panjang 12-18 cm dan
lebar 2,5 cm, membuka sepanjang sambungan perut. Biji 50-70.
Kebanyakan tumbuh liar dan kadang-kadang ditanam. Daun dapat
digunakan sebagai obat (van Steenis, 2005). Daun ketepeng cina
mengandung flavonoid dan antrakinon (Windono, 1996), juga
megandung alkaloid (Hujjastunaini, 2011).
Daun katepeng cina (cassia alata l) mempunyai beberapa nama
tergantung dari daerah tempat tumbuhnya. Nama daerah katepeng adalah:
daun katepeng, daun kurap, katepeng, kupang-kupang gelenggang urakap.
(sumatera) katepeng badak , kimanila, katepeng kebo, katepeng cina, acon-
aconan (jawa) sayamar, tabankun, hayamara.(syamsuhidayat & Ria, 1991).

2. Klasifikasi Daun Katepeng Cina (Cassia Allata L)

Kedudukan tanaman ketepeng cina (Cassia Allata L) dalam sistematika


tumbuhan (Cronquist, 1981) adalah sebagai berikut :

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Bagsa : Rosales

Suku : Caesalpiniaceae

Marga : Cassia

Jenis : Cassia alata L.


Gambar (2.1)

2
.

1
3.

(Gambar 2.1 ) 1. Tanaman katepeng cina (cassia allata l) 2. Bunga


katepeng cina 3. Daun katepeng cina )

3. Kandungan Daun Katepeng Cina (Cassia Allata L)


Ketepeng cina biasa digunakan sebagai obat tradisional antara
lain sebagai obat cacing, pencahar, panu, kudis, kurap dan obat
kelainan kulit yang di sebabkan parasit kulit seperti sifilis, gonorhoe,
dan gatal-gatal (soetjipto dkk., 2007).
Menurut hujjastunaini (2010), penggunanaan daun ketepeng cina
secara tradisional adalah dengan cara direbus yang kemudian airnya
diminum juga dapat digerus yang kemudian ditambahkan sedikit air
kemudian digosokkan pada daerah permukaan kulit yang sakit.
Senyawa organik pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi 2
kelompok yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder. Metabolit
primer merupakan senyawa utama yang diperlukan untuk proses
pertumbuhan dan perkembangan meliputi karbohidrat, lemak dan
protein. Menurut Taiz dan Zeiger (2002). Metabolit sekunder yang
dihasilkan tumbuhan merupakan bagian dari sistem pertahan diri.
Senyawa tersebut berperan penting sebagai pelindung dari serangan
infeksi mikroba patogen dan mencegah pemakan oleh herbivora.
Metabolit sekunder dibedakan menjadi tiga kelompok besar yaitu
terpen, fenolilk, dan senyawa mengandung nitrogen terutama alkaloid.
Flavonoid pada katepeng cina (cassia allata l) ditemukan pada
daun dan batangnya sealin flavonoid katepeng cina juga mempunyai
kandungan penting seperti alkaloid, antrakuinon, dan karbohiodrat.
(Gama, 2011).
Saponin merupakan senyawa yang memiliki sifat anti bakteri dan
dapat menyebabkan busa dalam air jika dikocok dengan kuat.
Saponin berkerja dengan mengganggu stabilitas membrane sel bakteri
sehingga menyebabkan kematian sel. (Zahro dan Agustini, 2013).
B. TINJAUAN UMUM TENTANG JAMUR
1. Pengertian Jamur
Jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga
tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan
sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti
selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain.
Zat-zat nutrisi tersebut biasanya telah tersedia dari proses pelapukan
oleh aktivitas mikroorganisme.
Jamur merupakan organisme eukariotik yang digolongkan kedalam
kelompok cendawan sejati. Dinding sel jamur terdiri atas kitin, sel
fungi tidak mengandung klorofil. Jamur mendapat makanan secara
heterotrof dengan mengambil makanan dari bahan organik. Bahan
organik disekitar tempat tumbuhnya dan akan diubah menjadi molekul
sederhana dan diserap oleh hifa (Hapsari, 2014).

2. Klasifikasi jamur
Jamur diklasifikasikan menjadi empat kelas utama yaitu
Phycomycetes, Ascomycetes, Basidiomycetes, dan Deuteromyce.
a. Phycomycetes
Berdasatkan ciri-ciri spora seksual dan aksesual, habitat, struktur
garis besar morfologi dan sifat nutrisinya, kelas phycomycetes dibagi
menjadi enam kelas yaitu: cytridiomycetes, hypocytridiomycetes,
Oomicycetes, Plasmodiophormycetes, Trychomycetes, dan
Zygomycetes. Keenam kelas ini umumnya tidak mempunyai septa
(dinding penyekat) yang teratur pada benan hifanya (oenocytic hiphae),
sehingga mengakibatkan banyak nukleus (inti) disetiap sel benang hifa.
b. Ancomycetes
Jenis jamur ini disebut juga fungi berkantung, membentuk satu
atau lebih (umumnya delapan) spora seksual (askospora) dalam sel
berbentuk kantung yang disebut askus. Spora akseksual yang
diproduksi ascomycetes sering kali berupa mikrikonidia bersel tunggal.
Mikrokonidia mungkin diproduksi di dalam rantai panjang yang
menjalar dari hifa udara yang disebut konidiofor (pembawa konidia),
atau sebagai mikroaleurospora. Beberapa ascomycetes membentuk
tubuh buah atau askokarp yang mengilingi askus bersama
askosporanya.
Sebagian besar ascomycetes hidup sebagai saprofit. Beberapa
spesies merupakan parasit. Contohnya adalah piedraia hortai yang
menyebabkan infeksi ramut pada manusia. banyak ascomycetes
tumbuh sebagai khamir bersel tunggal. Misalnya khamir dari genus
saccharomyces yang banyak digunakan dalam industri makanan dan
minuman.
c. Basidiomycetes
Jamur jenis ini membentuk spora seksual (basidiospora) secara
eksternal pada sel berbentuk gada (basidia). Reproduksi seksual
mungkin terjadi melalui pertunasan, mikrokonidia, ataupun
fragmentasi benang hifa. Umumnya hifa basidiomycetes bersepta.
Basidiomycetes membentuk tubuh buah atau basidiokrap, yang
mengandung basidia dan basidiaspora. Basidiomycetes yang banyak
dikenal meliputi cendawan papan pada pepohonan, cendawan karat
dan cendawan gosong yang menghancurkan serealia. Banyak
diantaranya yang bersifat toksik dan menyebabkan kematian akibat
mikotoksin yang dihasilkannya.
d. Deuteromycete
Deunteromycetes atau jamur imperfecti, adalah jamur yang
statusnya seksualnya belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, karena
konidumnya jelas dan tidak asing lagi, banyak spesies masih dianggap
tergolong kedalam kelas ini meskipun tingkat seksualnya saat ini telah
diketahui dengan baik. Kapang genus penicillum dan aspergillus
diklasifikasikan sebagai deuteromycetes meskipun tingkat
pembentukan askosporanya telah ditemukan pada beberapa spesies.
Kapang ini memiliki konidium yang khas dan mudah dibedakan,
contohnya konidiofor aspergillus dan penicillum.
Penyakit yang disebabkan oleh jamur kelas deuteromycetes,
meliputi infeksi permukaan, yaitu infeksi kulit yang terbatas pada
jaringan keratin yaitu kuku, rambut dan stratum korneum kulit, serta
infeksi sistemik dibawah kulit maupun lebih dalam lagi yang dapat
menginfeksi organ-organ dalam tubuh dan menimbulkan kerusakan
fatal. (Pratiwi, 2008).

3. Morfologi jamur
4. Perkembangbiakan jamur

C. TINJAUAN UMUM JAMUR ASPERGILLUS SP


1. Pengertian jamur aspergillus sp
Aspergilus sp adalah salah satu jenis mikroorganisme yang
termasuk jamur, dan termasuk dalam mikroorganisme eukariotik.
Aspergilus sp secara mikroskopis dicirikan sebagai hifa bersepta
dan bercabang, konidiofora muncul dari foot cell (miselium yang
bengkak dan berdinding tebal) membawa stigmata dan akan
tumbuh konidia yang membentuk rantai berwarna hijau, coklat atau
hitam. (srikandi, f.,1992).
Aspergillus sp merupakan organisme saprofit yang hidup bebas
dan terdapat dimana-mana.empat jenis organisme yang sering
berhubungan dengan infeksi pada manusia. yaitu aspergillus
fumigatus, aspergillus niger, aspergillus flavus, dan aspergillus
terreus. (Irianto koes, 2014)
2. Klasifikasi Jamur Aspergillus sp
Kingdom : Myceteae (fungi)
Division : Amastigomycotae
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Eurotiales
Familia : Euroticeae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus sp
5. Morfologi Jamur Aspergillus Sp
6. Patogenesis Jamur Aspergillus Sp
D. TINJAUAN UMUM UJI DAYA HAMBAT
1. Pengertian uji daya hambat
2. Metode

Anda mungkin juga menyukai