Pengelolaan Pasien Dengan Nyeri Kala I Menggunakan Teknik Nafas Dalam Di Ruang Poli Kebidanan Rsup Dr. Kariadi
Pengelolaan Pasien Dengan Nyeri Kala I Menggunakan Teknik Nafas Dalam Di Ruang Poli Kebidanan Rsup Dr. Kariadi
Disusun Oleh
Hidayatul Faizzah
P1337420919094
2019
1
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dan dapat dibaca oleh semua pihak ataupun
kalangan. Makalah ini disusun dengan berbagai sumber yaitu media cetak, media
elektronik dan berbagi media pendukung lainnya. Makalah ini dibuat dengan berbagai
tujuan yaitu sebagai tugas kuliah, menambah pengetahuan dibidang Keperawatan
Maternitas. Penyusunan makalah ini berusaha merangkum semua yang berhubungan dan
memberikan gambaran bahan kuliah dengan harapan agar semua mahasiswa lebih dapat
memahami.
Materi yang kami paparkan dalam makalah ini tentunya jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik yang bersifat membangun sangat kami butuhkan untuk
kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.
Penulis
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan waktu yang ditunggu – tunggu setelah 9 bulan
tersebut tidak jarang diikuti dengan perasaan cemas atau takut.Salah satu faktor
yang menyebabkan rasa cemas atau takut saat menghadapi proses persalinan
adalah bayangan akan rasa nyeri yang dihadapi para ibu saat menjalani proses
Nyeri yang muncul pada persalinan kala 1 bersifat tidak konstan dan
intermitten, pada pembukaan 0-3 nyeri dirasakan sakit dan tidak nyaman. Pada
pembukaan 4-7 nyeri dirasakan agak menusuk. Pada pembukaan 7-10 nyeri
terasa menjadi lebih hebat, menusuk dan kaku. Bobak (2004) menyatakan bahwa
nyeri pada persalinan diakibatkan oleh kontraksi uterus yang dapat meningkatan
pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera di atasi maka akan
meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress. Apabila nyeri yang
dirasakan ibu pada kala 1 tidak diatasi maka akan terjadi waktu persalinan yang
memanjang.
Rasa nyeri saat melahirkan bersifat unik dan berbeda pada tiap individu,
rasa nyeri tersebut juga memiliki karakteristik tertentu yang sama atau bersifat
mengalami persalinan yang lebih lama dan nyeri, sedangkan masyarakat yang
telah maju 7-14% bersalin tanpa rasa nyeri dan sebagian besar 90% persalinan
4
disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2002).
5
Rasa nyeri saat persalinan dapat dikendalikan melalui metode
digunakan untuk menurunkan nyeri persalinan antara lain teknik relaksasi dan
yang dapat diajarkan kepada individu untuk mengurangi perasaan nyeri. Dengan
tindakan yang sederhana yaitu dengan cara melakukan napas dalam, diikuti
napas secara perlahan dapat mengurangi stress baik stress fisik maupun
sebelum dilakukan relaksasi nafas dalam rata – rata intensitas nyeri 6,27
menjadi 4,77. Teknik tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol
6
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adakah penurunan nyeri kala I pada pasien
setelah diberikan teknik nafas dalam di poli kebidanan RSUP Dr. Kariadi.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian nyeri
b. Untuk mengetahui fisiologi nyeri
c. Untuk mengetahui jenis jenis nyeri
d. Untuk mengetahui penyebab nyeri
e. Untuk mengetahui manifestasi klinis nyeri
f. Untuk mengetahui mekanisme penerapan teknik nafas dalam
g. Untuk mengetahui prosedur tindakan
h. Untuk mengetahui pengelolaan pasien
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Nyeri
berbagai perspektif. Menurut (Potter & Perry, 2010) nyeri merupakan suatu
kondisi yang bersifat subjektif dan personal. Setiap orang mempunyai skala
ataupun tingkatan nyeri yang berbeda, sehingga hanya orang tersebutlah yang
berikut :
yaitu, pada skala nyeri 1-3 dikategorikan sebagai nyeri ringan (masih bisa
pada sebuah garis yang tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang
garis. Pendeskripsi ini dirangking dari tidak terasa nyeri sampei nyeri yang
tidak tertahankan.
yaitu nilai 1= tidak nyeri, nilai 2= nyeri ringan, nilai 3= nyeri sedang, nilai
4= nyeri hebat, nilai 5= nyeri sangat hebat, dan nilai 6= nyeri paling hebat
3. Skala Oucher
Pada skala Oucher terdapat dua skala yang terpisah yaitu pada sisi kiri
terdapat skala dengan nilai 0-10 untuk menilai skala nyeri pada anak yang
lebih besar dan pada sisi sebelah kanan terdapat skala fotografik enam-
gambar untuk meilai skala nyeri pada anak yang lebih kecil. Foto wajah
4. Skala wajah
skala wajah. Skala tersebut terdiri dari enam wajah dengan profil kartun
yang menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum (tidak merasa
nyeri) kemudian secara bertahap meningkat menjadi wajah kurang bahagia, wajah
Penilaian skala nyeri ini dinilai dari kiri ke kanan. Wajah pertama menggambarkan
ekspresi senang karena tidak merasa sakit sama sekali. Wajah kedua menggambarkan
sakit hanya sedikit. Wajah ketiga menggambarkan ekspresi sedikit lebih sakit. Wajah
ekspresi jauh lebih sakit sekali. Dan wajah keenam menggambarkan sangat sakit luar
B. Fisiologi Nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang
nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas
dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial
merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri
(nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf
perifer.
bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada
daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga
Nosireceptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal
dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptor jaringan
1. Reseptor A delta
memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab
nyeri dihilangkan
2. Serabut C
terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanya bersifat tumpul dan sulit
terdapat pada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga
3. Reseptor Viseral
Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi
organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang
timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongarn organ,
mukosa.
Visceral : nyeri yang timbul karena stimulasi rasa nyeri pada rongga
Nyeri alih : nyeri yang d irasakan pada daerah yang jauh dari
2. Nyeri sentral : nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis,
3. Nyeri psikogenik : nyeri yang tidak diketahui penyebeb fisiknya, atau dengan
kata lain nyeri ini timbul akibat pikiran si penderita itu sendiri yang
Klasifikasi nyeri secara umum di bagi menjadi dua, yakni nyeri akut dan kronis.
1. Nyeri akut merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat
tegangan otot.
berlangsung cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Termasuk dalam kategori
nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri kronis, dan nyeri
D. Etiologi Nyeri
1. Trauma pada jaringan tubuh, misalnya kerusakkan jaringan akibat bedah atau
cidera.
2. Iskemik jaringan.
3. Spasmus otot merupakan suatu keadaan kontraksi yang tak disadari atau
tak terkendali, dan sering menimbulkan rasa sakit. Spasme biasanya terjadi pada
otot yang kelelahan dan bekerja berlebihan, khususnya ketika otot teregang
berlebihan atau diam menahan beban pada posisi yang tetap dalam waktu yang
lama.
dan juga karena ada pengeluaran zat histamin dan zat kimia bioaktif lainnya.
E. Manifestasi Klinis
3. Gerakan melindungi
5. Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau,
menyeringai)
10. Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke
kaku)
11. Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada, iritabel,
F. Nyeri Persalinan
1. Nyeri Persalinan Normal
Persalinan diawali dengan penurunan hormon progesterone. Respon tersebut
respon nyeri dari ibu. Nyeri melahirkan berbeda dengan karakteristik jenis nyeri
yang lain.
Nyeri melahirkan adalah bagian dari proses normal, dapat diprediksi
munculnya nyeri yakni sekitar hamil aterm sehingga ada waktu untuk
mempersiapkan diri dalam menghadapi, nyeri yang muncul adalah bersifat akut
memiliki tanggang waktu yang singkat, munculnya nyeri secara intermitten dan
berhenti jika proses persalinan sudah berakhir. Terdapat 2 fase pada kala 1 yaitu:
berlangsung sekitar 6 jam fase aktif terbagi atas fase akselerasi (sekitar 2 jam),
dirasakan oleh sedikit ibu hamil. Nyeri sangat sangat menganggu dan
sakala nyeri dengan indeks nyeri (0-50) MPI (McGill Pan Index) pada beberapa
kondisi yang berbeda-beda yakni : persalinan primipara skala indeks nyeri 38,
persalinan multipara skala indeks nyeri 30.dari 78% primipara di temukan 37%
nyeri berat, 35% nyeri sangat hebat (intolerable) dan 28% nyeri sedang
(Manurung, 2011).
Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia Rahim ialah nyeri
visera.Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah
nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri interval
sensasi robekan akibat regangan dan laserasi serviks, vagina, atau jaringan
saat jaringan meregang. Rasa nyeri juga dapat beralih sehingga dapat dirasakan di
distensi lanjut, peregangan, dan truma pada serat otot dan ligament
nyeri.
c. Ketika serviks dilatasi cepat pada wanita yang tidak melahirkan, mereka
bawah, dan lumbal, ke ganglia akar saraf posterior. Nyeri dapat disebar
cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan respirasi secara maksimal)
paru dan meningkatkan oksigen dalam darah (Smeltzer, Suzanne C. dan Bare,
2002)
Pada kala I persalinan, teknik relaksasi pernapasan dapat memperbaiki
abdomen.Keadaan ini mengurangi friksi/gesekan dan rasa nyeri antara rahim dan
dimulai ketika ibu bersalin tidak dapat lagi berjalan atau berbicara selama
bersalin perlu menganti teknik dengan pernapasan dada, pernapasan yang lebih
dangkal dengan kecepatan kira-kira dua kali kecepatan napas normal. Saat yang
paling sulit untuk tetap mempertahankan kontrol selama kontraksi pada saat
dilatasi serviks mencapai 8-10 cm. periode ini juga disebut periode
yang dapat digunakan yaitu pola perbandingan 4:1, yaitu : napas, napas, napas,
Menurut (Suratun, 2012) ada beberapa tujuan pemberian relaksasi nafas dalam:
e. Mencegah atelectasis
f. Menurunkan kecemasan
METODE PENULISAN
klien Ny. M, dimana klien diberikan relaksasi nafas kemudian akan dinilai
perubahan skala nyeri dan respon klien terhadap pemberian relaksasi nafas dalam.
Practice) berupa relaksasi nafas dalam pada pasien yang mengalami nyeri adalah
C. Prosedur Pelaksanaan
Prosedur pelaksanaan :
A. Tahap prainteraksi
1. Membaca status pasien
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan peralatan
B. Tahap orientasi
1. Menmberikan salam kepada pasien
2. Validasi kondisi pasien
3. Kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan pada pasien dan
keluarga
C. Tahap kerja
1. Berikan kesempatan pada pasien untuk bertanya jika kurang jelas
2. Tanyakan keluhan pasien
3. Menjaga privacy pasien
4. Memuli dengan cara yang baik
5. Mengatur posisi pasien agar rileks tanap beban fisik
6. Menberikan penjelasan pada pasien beberapa cara distrasi
a. Bernafas pelan-pelan
b. Massage sambilbernafas pelan-pelan
c. Mendengarkan lagu sambil, menepuk-nepuk jari kaki
d. Menbanyangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata
e. Menonton TV
f. Berbincang-bincang dengan orang lain
D. Tahap terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Lakukan kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
3. Akhiri kegiatan dengan bsik
4. Cuci tangan
E. Dokumentasi
1. Catat waktu pelaksanaan tindakan
2. Catat respon pasien terhadap teknik distraksi
3. Paraf dan nama perawat jaga.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan pengelolaan pasien dengan menerapkan Terapi relaksasi nafas dalam ini
Dari hasil penerapan tindakan keperawatan pengelolaan pasien nyeri persalinan kala I
dengan nyeri menggunakan terapi relaksasi nafas dalam diatas, didapatkan bahwa
terapi yang dilakukan ini berpengaruh terhadap penurunan skala nyeri yang dirasakan
oleh Ny. M. Ny. M mampu mengontrol nyeri yang dirasakan, wajah tampak lebih
rileks dan tidak menunjukkan gerakan tubuh berlebihan ketika kontraksi terjadi.
B. Pembahasan
Teknik relaksasi nafas dalam berpengaruh terhadap persepsi nyeri dan kemampuan
kontrol diri pada ibu tentang proses persalinan, ibu yang belum bisa mengendalikan
nyeri yang dirasakan dalam proses persalinan akan sulit mengontrol nyeri yang
dirasakan terkait dengan belum adanya penanganan nyeri yang didapatkan yaitu
teknik relaksasi nafas dalam. Pembukaan serviks juga mempengaruhi intensitas nyeri
yang dirasakan, semakin bertambahnya intensitas nyeri yang diikuti oleh proses
pembukaan serviks maka nyeri yang dirasakan akan bertambah besar. Kecemasan
yang dirasakan ibu bermula pada kala I fase laten sampai memasuki fase aktif. Hal
tersebut dapat dilihat dari mimik wajah saat peneliti melakukan observasi, responden
intensitas yang berbeda pada masing- masing individu. Nyeri bertambah ketika mulut
rahim dalam ber dilatasi penuh akibat tekanan bayi terhadap struktur panggul diikuti
regangan dan perobekan jalan lahir. Nyeri persalinan dianggap suatu yang biasa/wajar,
namun mereka belum memiliki pengalaman tentang cara yang dapat dilakukan untuk
mengurangi nyeri seperti teknik relaksasi nafas dalam. sehingga peneliti tertarik untuk
penurunan intensitas nyeri sehingga responden menjadi lebih rileks dalam menghadapi
secara non farmakologi. Pada prinsipnya, teknik relaksasi nafas dalam ini dapat
mengurangi ketegangan pada ibu yang membuat stress pada saat nyeri persalinan,
dengan dilakukanya teknik relaksasi nafas dalam ini dapat mengendalikan nyeri
dengan meminimalkan aktifitas saraf simpatik dalam sistem saraf otonom. Teknik
tersebut dapat mengurangi sensasi nyeri dan mengontrol intensitas reaksi ibu terhadap
rasa nyeri. Hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan stres akan menurun, ibu
dapat meningkatkan konsentrasi dan merasa tenang sehingga memudahkan ibu untuk
mengatur pernafasan.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh intensitas
nyeri sebelum dan sesudah diberikan teknik relaksasi nafas dalam terhadap intensitas
nafas dalam saat persalinan guna menurunkan tingkat nyeri persalinan sehingga dapat
terutama dalam penanganan nyeri persalinan. Bagi ibu bersalin, diharapkan ibu bersalin
kala I dapat menjadikan teknik relaksasi nafas dalam sebagai upaya untuk menurunkan
nyeri persalinan yang dirasakan karena teknik relaksasi nafas dalam terbukti memiliki
Taqwin. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Intensitas Nyeri Ibu
Bersalin Kala I Fase Laten Di Praktik Bidan Mandiri Anatapura. Poltekita :
Jurnal Ilmu Kesehatan. 2018