Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS MASALAH BERSUMBER DARI ARTIKEL JURNAL

PETUNJUK KERJA

1. Bacalah dengan seksama artikel jurnal yang telah anda unduh dari jurnal elektronik PGSD.

2. Dari bacaan yang anda lakukan buatlah dikotomi (batasan) tentang latar belakang masalah, solusi pemecahan masalah, hasil penelitian dan kesimpulan.

3. Tulis semua aspek analisis tersebut ke dalam tabel di bawah ini.

4. Hasil review artikel dikumpulkan dalam bentuk soft file dengan format pdf dan diberi nama: Kode kelas—01—NAMA—NPM; contoh: A-01-Siti Khodijah-
A1G1023423

5. Hasil review artikel yang anda lakukan, selanjutnya dikirim ke email: setiono.pgsd@unib.ac.id dengan subject: Kode kelas—01—NAMA—NPM—NO.WA;
contoh: A-01-Siti Khodijah-A1G1023423—085287532328.
Tugas dikirim paling lambat tanggal SABTU, 28 September 2019, pukul 22.00 WIB
HASIL REVIEW ARTIKEL JURNAL

NAMA : Ineke Anidya Prameswari


NPM : A1G017006
NO Judul Artikel/ Nama Penulis Kondisi Ideal yang Permasalahan yang Solusi pemecahan Hasil Penelitian Kesimpulan/ Saran
Volume, Edisi, dan diharapkan timbul masalah
Tahun terbitan/
Halaman
1 PENINGKATAN Sri Dadi (1) Meningkatnya  Pada mata Pemanfaatan model Hasil penelitian Dapat diambil
KUALITAS kemampuan guru pelajaran IPS di kelas di kelas V SD N menunjukan bahwa kesimpulan sebagai
PEMBELAJARAN dalam membuat Sekolah Dasar 38 Kota Bengkulu kemampuan guru berikut :
IPS MELALUI rencana pembelajaran, Negeri 38 Kota dalam membuat 1. Pemanfaatan
PEMANFAATAN (2) Meningkatnya Bengkulu terjadi rencana pembelajaran model kelas dapat
MODEL KELAS DI kualitas proses “kesenjangan IPS dengan meningkatkan
KELAS V pembelajaran IPS, dan dalam proses memanfaatkan model kemampuan guru
SEKOLAH DASAR (3) Meningkatnya mengajar” di kelas secara signifikan dalam membuat
NEGERI 38 KOTA kualitas hasil belajar antaranya: meningkat. Hal ini rencana
BENGKULU siswa pada kemampuan terbukti dari pembelajaran IPS
pembelajaran IPS profesional yang pelaksanaan tindakan di kelas V SD N 38
Jurnal PGSD: melalui pemanfaatan ditampilkan dan dengan indikator Kota Bengkulu.
Jurnal Ilmiah model kelas di kelas V dimiliki guru pas- keberhasilan PTK 2. Pemanfaatan
Pendidikan Guru SD N 38 Kota pasan, guru (3,60); skor pada model kelas dapat
Sekolah Dasar, 9 Bengkulu. kurang tindakan pertama meningkatkan
(2) 2016. Hal.255- memperhatikan sebesar 4,44 (baik); kualitas proses
260 kebutuhan siswa. dan skor pada pembelajaran IPS
Hal ini nampak tindakan kedua 4,58 di kelas V SD N 38
pada rencana (sangat baik). Kota Bengkulu
pembelajaran Penerapan PTK 3. Pemanfaatan
(RP) yang dibuat dengan dua kali model kelas dapat
oleh guru belum tindakan ini skor meningkatkan hasil
dapat perolehannya belajar siswa pada
dikategorikan meningkat. pembelajaran IPS
baik, bila dilihat Peningkatan skor pada di kelas V SD N 38
dari perumusan tindakan pertama dan Kota Bengkulu.
TPK, pemilihan kedua sebesar 0,14.
metode Berdasarkan dua kali Saran yang dapat
pembelajaran, tindakan diajukan terkait
kegiatan belajar pembelajaran IPS dengan hasil
mengajar, dengan memanfaatkan penelitian ini
pemilihan media model kelas mampu sebagai berikut :
dan sumber membuktikan 1. Guru diharapkan
belajar. peningkatan skor. Hal dapat
 Pada saat guru ini berarti melalui memanfaatkan
melakukan proses pemanfaatan model model kelas dalam
pembelajaran, ia kelas mampu pembelajaran selain
hanya meningkatkan IPS
menggunakan kemampuan guru 2. Kepala sekolah
sumber belajar dalam membuat diharapkan
berupa buku rencana pembelajaran mendorong guru
penunjang atau IPS di kelas V SD N 38 untuk
buku paket. Kota Bengkulu. memanfaatkan
Padahal di Kedua, berdasarkan model kelas
lingkungan hasil penelitian
sekitar sekolah menunjukkan bahwa
banyak sumber kualitas proses
belajar yang pembelajaran IPS
dapat melalui pemanfaatan
dimanfaatkan model kelas secara
untuk signifikan meningkat.
mendukung Hal ini terbukti dari
proses pelaksanaan tindakan
pembelajaran. dengan indikator
 Berdasarkan keberhasilan PTK
informasi dari (3,60); skor pada saat
guru kelas V nilai tindakan pertama
rata- rata sebesar 4,33 (baik);
pembelajaran IPS dan skor pada
adalah 62. Nilai tindakan kedua
tersebut masih di sebesar 4,63 (sangat
bawah kategori baik). Penerapan PTK
baik. dengan dua kali
tindakan ini skor
perolehannya
meningkat.
Peningkatan skor pada
tindakan pertama dan
kedua sebesar 0,30.
Berdasarkan dua kali
tindakan
pembelajaran IPS
melalui pemanfaatan
model kelas mampu
memberikan
peningkatan skor. Hal
ini berarti melalui
pemanfataan model
kelas mampu
meninkatkan kualitas
proses pembelajaran
IPS di kelas V SD N 38
Kota Bengkulu.
2 KESANTUNAN Daimun Siswa Sekolah Dasar  Bagaimana Melakukan jenis Berkaitan dengan Dapat disimpulkan
BERBAHASA Negeri 06 Kota kesantunan penelitian kesantunan berbahasa sebagai berikut ini.
Hambali
INDONESIA Bengkulu Mampu berbahasa deskriptifkualitatif siswa, ditemukan 33 1. Tuturan
SISWA SEKOLAH & Menerapkan Indonesia dengan subjek data percakapan yang berbahasa
DASAR NEGERI Kesantunan Berbahasa antarsiswa pada penelitian yakni siswa dijadikan data dalam Indonesia
Novia
06 KOTA Indonesia dengan baik. SDN 06 Kota kelas V di SDN 06 Kota penelitian. Data antarsiswa
BENGKULU Bengkulu? Bengkulu serta bentuk percakapan menampakan
 (2) Bagaimana data yang kesantunan berbahasa kesantunan, karena
Jurnal PGSD: kesantunan dikumpulkan, yaitu antarsiswa di dalam bahasa
Jurnal Ilmiah berbahasa data primer dan data lingkungan SDN 06 verbal ditemukan
Pendidikan Guru Indonesia antara sekunder. Kota Bengkulu terdiri data percakapan
Sekolah Dasar, 10 siswa dengan dari 21 data santun lebih
(1) 2017. Hal.11-17 guru pada SDN percakapan, yang banyak dari data
06 Kota mencakup dalam percakapan yang
Bengkulu? keenam maksim melanggar
kesantunan berbahasa kesantunan
Leech (1983), yakni berbahasa. Hal ini
(1) kebijaksanaan, terlihat dari 21 data
(2) kedermawanan, percakapan santun
(3) pujian, dan 5 data
(4) kerendahan hati, percakapan yang
(5) kesepakatan, dan tidak santun.
(6) kesimpatian. Untuk bahasa
Kemudian untuk nonverbal, siswa
kesantunan berbahasa sudah
antara siswa dengan menerapkannya
guru terdiri dari 7 sesuai dengan
data percakapan, yang bahasa verbal, dan
mencakup dalam dua tidak ditemukan
maksim, yaitu tindak berbahasa
(1) kebijaksanaan, dan yang menggunakan
(2) kesepakatan. fungsi komunikasi
Ditemukan juga 5 data kontradiksi
percakapan yang antarsiswa.
melanggar prinsip 2. Kesantunan
kesantunan berbahasa antara
berbahasa, yakni siswa dengan guru
melanggar maksim cukup santun,
kebijaksanaan, didapatkan 7 data
maksim pujian, dan percakapan siswa
maksim kerendahan dengan guru yang
hati. menerapkan
Sementara itu, untuk kesantunan
kesantunan bahasa berbahasa verbal,
nonverbal siswa, tidak yaitu mengandung
banyak ditemukan maksim
pelanggaran terhadap kebijaksanaan dan
fungsi komunikasi dan maksim
indikator dari kesepakatan.
kesantunan berbahasa Untuk bahasa
nonverbal. Di dalam nonverbal yang
percakapan, siswa digunakan siswa
menggunakan bahasa sejalan dengan
tubuh dan bahasa bahasa verbal,
isyarat sesuai dengan karena tidak
apa yang dituturkan. ditemukan
Untuk kesantunan percakapan yang
berbahasa antarsiswa, kasar dan tindakan
maksim yang paling siswa yang
banyak digunakan melawan guru
adalah maksim pujian, selama masa
yaitu 5 maksim, penelitian.
sedangkan kesantunan
berbahasa antara Berdasarkan hasil
siswa dan guru hanya dan kesimpulan,
ditemukan 2 maksim, disarankan sebagai
yaitu maksim berikutini.
kebijaksanaan dan 1. Guru sebaiknya
maksim kesepakatan. ikut berperan serta,
Maksim kesantunan dalam
berbahasa antara menanamkan
siswa dengan guru kesantunan
yang paling banyak berbahasa pada
digunakan yaitu saat proses
maksim kesepakatan. pembelajaran
Kemudian ditemukan ataupun di luar jam
pelanggaran pembelajaran.
kesantunan berbahasa 2. Kesantunan
siswa. Pelanggaran berbahasa
kesantunan ini hanya Indonesia siswa di
ditemukan antarsiswa lingkungan SDN 06
saja.Pelanggaran Kota Bengkulu
kesantunan berbahasa ialah suatu kajian
antara siswa dan guru yang menarik
tidak ditemukan. untuk diteliti
Terdapat 3 karena membahas
pelanggaran kesantunan bahasa
kesantunan yang digunakan
berbahasa, yakni (1) oleh siswa di dalam
pelanggaran maksim lingkungan sekolah.
kebijaksanaan, (2) Namun, dalam hal
pelanggaran maksim ini, peneliti
pujian, dan (3) menyadari bahwa
pelanggaran maksim penelitian tentang
kerendahan hati. kesantunan
Pelanggaran berbahasa
kesantunan berbahasa Indonesia siswa
paling banyak masih belum
ditemukan adalah lengkap karena
pelanggaran maksim masih minimnya
pujian. siswa yang
menggunakan
bahasa Indonesia
sesuai
dengan kaidah yang
baik dan benar.
Oleh sebab itu,
penelitian dengan
topik ini masih
terbuka untuk
diadakan penelitian
lebih lanjut.
3 Hubungan Syahril Yusuf Meningkatnya hasil  Banyak siswa Perlu dilakukan sebuah Hasil belajar 45 siswa Berdasarkan hasil
Motivasi dengan dan motivasi belajar yang upaya penelitian yang mempunyai skor penelitian dan
Hasil Belajar siswa pada mata mendapatkan dapat membuktikan terendah, yaitu 33 dan pembahasan, maka
Siswa Pada Mata pelajaran PKn Kelas V apakah terdapat skor tertinggi, yaitu dapat disimpulkan
nilai di bawah
SD Gugus V Kota hubungan antara 90, kemudian hasil bahwa (1) terdapat
Pelajaran PKn dari Kriteria
Bengkulu faktor-faktor intern perhitungan data yang hubungan yang
Kelas V Gugus V Ketuntasan seperti, faktor jasmani dilakukan oleh peneliti positif dan
Kota Bengkulu Minimal (KKM), (faktor kesehatan, cacat menunjukan bahwa signifikan antara
yaitu antara 60- tubuh), faktor psikologi nilai rhitung lebih variabel motivasi
Jurnal 75. (inteligensi, perhatian, besar dari nilai rtabel. belajar intrinsik
Pendidikan Guru minat, bakat, motif, Untuk motivasi siswa dengan hasil
 Berdasarkan
Sekolah Dasar, 1 kematangan, dan intrinsik adalah 0,470 belajar PKn dengan
hasil wawancara,
(1) 2018 : 8 – 14 kesiapan), dan faktor sementara nilai rtabel nilai rhitung lebih
rendahnya hasil kelelahan. Serta faktor adalah 0,301 sehingga besar dari rtabel
belajar siswa ini ekstern, yaitu faktor diperole rhitung lebih (0,470>0,301).
dipengaruhi oleh keluarga, faktor besar dari rtabel (2) Terdapat
beberapa hal, sekolah, dan faktor (0,470>0,301). hubungan yang
yaitu: (1) Siswa masyarakat dengan Berdasarkan hasil positif dan
hasil belajar siswa pada analisis, hubungan signifikan antara
sangat pasif
pelajaran PKn. antara motivasi variabel motivasi
ketika proses
Dilanjutkan dengan intrinsik dengan hasil belajar ekstrinsik
pembelajaran melakukan penelitian belajar berada pada dengan hasil belajar
berlangsung, kuantitatif yang kategori korelasi PKn dengan nilai
(2) Siswa kurang bersifat hubungan sedang atau cukup rhitung lebih besar
suka dengan (korelasi) dimana kuat. Hasil dari rtabel
pelajaran PKn, melibatkan tindakan perhitungan tersebut (0,6>0,301).
Siswa pengumpulan data menunjukan bahwa (3) Terdapat
menganggap untuk menentukan antara motivasi hubungan antara
pelajaran PKn hubungan antar intrinsik dengan hasil motivasi belajar
adalah pelajaran variabel. Sedangkan belajar PKn terdapat dengan hasil belajar
yang sulit karena angket dan tes dalam hubungan yang sedang siswa pada mata
banyak penelitian ini bertujuan karena berada pada pelajaran PKn
menghafal, untuk mengumpulkan rentang 0,40 – 0,50. Kelas V SD Gugus
(3) Guru kurang data tentang motivai Sementara itu nilai V Kota Bengkulu
memberikan belajar dan rhitung pada motivasi dengan nilai
motivasi berupa hubungannya dengan ekstrinsik adalah rhitung >rtabel,
penghargaan atau hasil belajar mata sebesar 0,6 sementara yaitu 0,44 > 0,301.
reward, pelajaran PKn Kelas V nilai rtabel adalah Denga demikian,
(4) Guru tidak SD Gugus V Kota 0,301 sehingga dapat dikatakan
menggunakan Bengkulu. diperoleh rhitung lebih bahwa ter
variasi metode besar dari rtabel dapat hubungan
yang dapat (0,6>0,301). yang signifikan
memotivasi siswa Berdasarkan hasil antara motivasi
untuk belajar, analisis, hubungan belajar dengan hasil
(5) Kurang antara motivasi belajar siswa pada
adanya perhatian ekatrinsik dengan mata pelajaran PKn
dari orang tua hasil belajar berada Kelas V SD Gugus
kepada anak pada kategori kuat. V Kota Bengkulu.
dimana terdapat Hasil perhitungan Hal ini dapat
beberapa anak tersebut menunjukan dilihat dari
yang orang bahwa antara motivasi perhitungan
tuanya sibuk intrinsik dengan hasil korelasi dimana
bekerja sehingga belajar PKn terdapat hasil yang diperoleh
tidak hubungan yang sedang menunjukan bahwa
memperhatikan karena berada pada rhitung > rtabel,
dan mendampingi rentang 0,60 – 0,799. yaitu 0,44 > 0,301.
anaknya belajar. Hasil perhitungan
data hubungan Berdasarkan hasil
motivasi belajar dan penelitian yang
hasil belajar yang telah dilakukan,
dilakukan oleh peneliti maka peneliti
menunjukan bahwa menyarankan: (1)
nilai rhitung lebih Bagi guru,
besar dari nilai rtabel hendaknya dapat
yaitu 0,44 > 0,301. meningkatkan dan
Hasil perhitungan menumbuhan
tersebut menunjukan motivasi instrinsik
bahwa antara motivasi dalam diri siswa
belajar dengan hasil pada aspek adanya
belajar PKn terdapat hasrat atau
hubungan yang sedang dorongan untuk
karena berada pada berhasil, adanya
rentang 0,40 – 0,50 harapan atau cita-
(lampiran 14 halaman cita masa depan.
156). Berdasarkan Kurangnya
hasil analisis tersebut, motivasi intrinsik
dapat disimpulkan dalam diri siswa
bahwa motivasi akan menghambat
belajar siswa memiliki siswa dalam meraih
hubungan yang hasil belajar yang
signifikan dengan baik. Selain itu juga
hasil belajar PKn. guru dapat
mempertahankan
motivasi ekstrinsik
siswa yang ada
seperti pemberian
pujian,
penghargaan, dll.
dan diharapkan
dapat
meningkatkan
motivasi ekstrinsik
siswa. Dan (2) Bagi
peneliti selanjutnya
berdasarkan apa
yang ditemukan
oleh peneliti,
diharapkan dapat
melakukan
penelitian lanjutan
dengan
mengeksplorasikan
penelitian ini lebih
lanjut dengan
melibatkan
variabel-variabel
lainnya yang
berkaitan dengan
motivasi belajar
dan diharapkan
peneliti dalam
melakukan
penelitian lainnya
yang berhubungan
dengan faktor yang
memiliki hubungan
dengan hasil
belajar, seperti
penggunaan media
pembelajaran yang
dapat memotivasi
siswa, penggunaan
metode belajar yang
bervariasi, atau
hubungan pola asuh
orang tua dengan
hasil belajar siswa.
4 ANALISIS Ansyori Kemampuan siswa Apa saja bentuk-bentuk Melakukan jenis Hasil penelitian Dapat disimpulkan
KESALAHAN kelas V SDN 59 Kota kesalahan siswa yang penelitian deskriptif, berupa bentuk-bentuk sebagai berikut ini:
Gunawan
DALAM Bengkulu dalam terjadi pada saat yang bertujuan untuk kesalahan siswa yang 1. Kesalahan siswa
MENYELESAIKAN menyelesaikan soal menyelesaikan soal menggambarkan terjadi pada setiap dalam
SOAL CERITA cerita pada mata cerita pada mata tentang suatu kejadian aspek yaitu: menyelesaikan soal
PADA MATA pelajaran matematika pelajaran matematika atau situasi tertentu Pertama, adalah cerita matematika
PELAJARAN semakin meningkat. siswa kelas V SDN 59 pada populasi tertentu. memahami soal yang ditunjukkan dengan
MATEMATIKA Kota Bengkulu? yaitu menuliskan hal kesalahan dalam
SISWA KELAS V yang diketahui dan menuliskan
SDN 59 KOTA ditanyakan: (a) tidak langkah-langkah
BENGKULU menuliskan sama pednyelesaian soal
sekali, (b) tidak cerita yang telah
Jurnal PGSD: lengkap, (c) persis dikerjakan siswa
Jurnal Ilmiah dengan soal, (d) yaitu:
Pendidikan Guru menuliskan hal yang a. Kesalahan dalam
Sekolah Dasar, 9 diketahui pada hal memahi soal.
(2) 2016. Hal.216- ditanyakan ataupun b. Kesalahan dalam
225 sebaliknya. membuat model.
Kedua, membuat c. Kesalahan dalam
model matematika melakukan
yaitu: (a) tidak perhitungan.
membuat model, (b) d. Kesalahan dalam
model tidak tepat. menarik
Ketiga, melakukan kesimpulan.
perhitungan yaitu: (a) 2. Kesalahan yang
tidak mengikuti paling banyak
prosedur, (b) dilakukan oleh
perhitungan tidak siswa adalah
tepat. kesalahan dalam
Keempat, dalam melakukan
menarik kesimpulan: perhitungan
(a) tidak sesuai dengan (64,4%). Kesalahan
konteks jawaban, (b) terbanyak kedua
tidak menuliskan terjadi pada aspek
sama sekali, (c) sama membuat model
persis dengan matematika
pertanyaan. (55,1%). Kesalahan
Selanjutnya kesalahan terbanyak
terbanyak yang terjadi selanjutnya
yaitu: Pertama, aspek kesalahan pada
melakukan aspek memahami
perhitungan, Kedua, soal (35,3%).
membuat model Kesalahan yang
matematika, Ketiga, paling sedikit
memahami soal, dan terjadi adalah
Keempat, aspek kesalahan pada
menarik kesimpulan. aspek menarik
kesimpulan (33,2%).
Maka disarankan:
1. Bagi guru,
hendaknya
lebih banyak
memberi
latihan,
pemahaman
dan
bimbingan
mengenai
penyelesaian
soal cerita
matematika
siswa
menjadi
terbiasa dan
mampu
menguasai
permasalaha
n yang dekat
dengan
kehidupan
siswa.
Dalam
pembelajara
n, guru lebih
menekankan
konsep-
konsep dasar
matematika
terutama
dalam
melakukan
operasi
perhitungan.
Guru perlu
memberikan
pemahaman
tentang
“kata kunci”
yang tepat
dalam
menyelesaik
an soal
cerita
matematika.
2. Bagi peneliti
lain dapat
meneliti
lebih lanjut
mengenai
kesulitan
siswa dalam
menyelesaik
an soal
cerita
matematika
terutama
faktor yang
mempegaruh
i terjadinya
kesulitan
yang
menimbulka
n banyak
keslahan
yang terjadi
pada siswa
dalam
menyelesaik
an soal
cerita
matematika.

5 PENERAPAN Neza Meningkatnya  Mampukah Menerapkan model Dari hasil penelitian Dapat ditarik
MODEL keterampilan membuat mahasiswa PGSD PjBL dalam mata yang telah dilakukan kesimpulan bahwa
Agusdianita
PEMBELAJARAN alat peraga bagi merencanakan kuliah konsep dasar dengan menerapkan melalui model
BERBASIS mahasiswa PGSD pada pembelajaran geometri dan model model pembelajaran
PROYEK PADA mata kuliah konsep matematika yang pengukuran pada pembelajaran berbasis berbasis proyek
MATA KULIAH dasar geometri dan berkualitas dan mahasiswa semester III proyek pada mata pada mata kuliah
KONSEP DASAR pengukuran. terampil dalam Prodi PGSD FKIP kuliah konsep dasar konsep dasar
GEOMETRI DAN menciptakan alat Unib. geometri dan geometri dan
PENGUKURAN peraga yang pengukuran diperoleh pengukuran dapat
UNTUK dibutuhkan? hasil observasi sebagai meningkatkan
MENINGKATKAN berikut: keterampilan
KETERAMPILAN Siklus I membuat alat
MEMBUAT ALAT Deskripsi Observasi peraga bagi
PERAGA BAGI terhadap Keaktifan mahasiswa PGSD.
MAHASISWA Mahasiswa, Disarankan untuk:
PGSD Deskripsi Observasi (1) untuk
terhadap meningkatkan
Jurnal PGSD: Keterampilan keaktifan dan
Jurnal Ilmiah Mahasiswa, keterampilan
Pendidikan Guru Refleksi siklus I mahasiswa dapat
Sekolah Dasar, 9 Berdasarkan hasil menerapkan model
(3) 2016. Hal. 283- analisis terhadap pembelajaran
286 keaktifan dan berbasis proyek,
keterampilan (2) Mahasiswa
mahasiswa masih harus dibekali
terdapat beberapa dengan
aspek yang masih keterampilan
pada kategori cukup membuat alat
yaitu keaktifan peraga matematika
mahasiswa dalam untuk dapat
presentasi dan diskusi digunakan saat
hasil kerja kelompok mereka bekerja
serta dalam membuat sebagai guru.
alat peraga masih ada
mahasiswa yang tidak
bekerja sama dan hasil
produk alat peraga
juga belum sempurna.
Langkah-langkah yang
penulis lakukan untuk
mengatasi kelemahan
pada siklus I yaitu: (1)
memperjelas prosedur
pembelajaran, (2)
memberikan
kesempatan kepada
semua mahasiswa
untuk memberikan
pendapat saat diskusi,
(3) membimbing
mahasiswa dalam
membuat alat peraga
dalam kelompok.
Siklus II
Deskripsi Observasi
terhadap Keaktifan
Mahasiswa, Deskripsi
Observasi terhadap
Keterampilan
Mahasiswa.
Refleksi siklus II
Berdasarkan hasil
analisis terhadap
keaktifan dan
keterampilan siswa
menjukkan terdapat
peningkatan yaitu dari
kategori baik pada
siklus I menjadi
kategori amat baik
pada siklus II. Hal
tersebut ditunjukkan
dengan rata-rata skor
pada keaktifan siswa
pada siklus I sebesar
36 menjadi 45,5 pada
siklus II. Selanjutnya
untuk keterampilan
mahasiswa rata-rata
skor pada siklus I
sebesar 36 dan
meningkat menjadi
47,5 pada siklus II.
6 Permainan Lompat Elfitria Rosa, Meningkatnya Hasil  Di SD N 51 Kota Dalam penelitian di Data hasil penelitian Dapat disimpulkan
Kodok Belajar Matematika Bengkulu, pada jurnal tersebut ini meliputi data tes bahwa terdapat
V. Karjiyati, &
Mempengaruhi Siswa Kelas V di pembelajaran menggunakan metode dengan menggunakan pengaruh
Hasil Belajar Hasnawati SDN 51 Kota Bengkulu matematika yaitu eksperimen semu lembar tes pilihan Rosa, E., Karjiyati,
Matematika Siswa pembelajarannya (quasy experiment), ganda (multiple V., & Hasnawati
Kelas V di masih monoton karena sampelnya choise). Tes ini terdiri 46 Jurnal
SDN 51 Kota atau tidak dipilih secara dari pretest dan Pendidikan Guru
Bengkulu konvensional. Hal acak melainkan sudah posttest pada dua Sekolah Dasar, 2 (1)
ini membuat terbentuk berupa kelas- kelompok, yakni : 38 – 46
Jurnal Pendidikan banyak siswa kelas, sehingga akan kelompok eksperimen permainan lompat
Guru Sekolah yang tidak dipilih dua kelas yaitu (VA) dan kelompok kodok terhadap
Dasar, 2 (1) 2019 : memperhatikan kelas eksperimen dan kontrol (VB). Kedua hasil belajar siswa
38 – 46 guru saat kelas kontrol. kelompok aspek kognitif pada
menerangkan Pada kelas eksperimen, melaksanakan proses pembelajaran
pelajaran, pembelajaran akan pembelajaran dengan Matematika Kelas
sehingga siswa dilaksanakan perlakuan yang V SDN 51 Kota
sibuk sendiri pembelajaran dengan berbeda pada masing- Bengkulu . Hal ini
dengan menggunakan masing kelompok, ditunjukkan dengan
kegiatannya permainan lompat yaitu kelompok perhitungan uji-t
seperti kodok yang telah eksperimen pada pretest yaitu t
menggangu dan dimodifikasi oleh menggunakan hitung (2,38) > t
mengobrol peneliti, dan pada kelas pembelajaran dengan tabel (2,02) yang
dengan kontrol pembelajaran permainan lompat artinya tidak
temannya. akan dilaksanakan kodok yang telah terdapat perbedaan
pembelajaran secara dimodifikasi oleh rata-rata pada
konvensional. Dari dua peneliti dan kelompok kelas eksperimen
kelas yang terpilih, kontrol menggunakan dan kelas kontrol,
kelas akan dibuat pembelajaran secara pada posttest t
secara setara atau konvensional. hitung (0,0964) < t
sama sampelnya. dapat disimpulkan tabel (2,02) yang
pengujian hipotesis artinya terdapat
uji-t nilai posttest perbedaan rata-rata
antara kelompok pada kelas
eksperimen dan eksperimen dan
kelompok kontrol kelas kontrol dan
adalah t hitung > t terdapat pengaruh
tabel. Artinya terdapat signifikan pada
perbedaan posttest antara
kemampuan siswa kelas eksperimen
setelah diberi dan kelas kontrol.
perlakuan pada kelas Dari kenaikan
eksperimen dan kelas pretest – posttest
kontrol . menunjukkan
bahwa kelas
eksperimen lebih
tinggi, hal ini
menunjukkan
bahwa terdapat
pengaruh
permainan lompat
kodok terhadap
hasil belajar siswa
aspek kognitif pada
pembelajaran
Matematika Kelas
V SDN 51 Kota
Bengkulu.
Serta peneliti
mengemukakan
beberapa saran
sebagai berikut:
1. Dalam
permainan lompat
kodok guru
sebaiknya dapat
berperan aktif
dengan
menggunakan
permainan lompat
kodok yang
digabungkan dalam
pembelajaran
matematika,
sehingga
permainan tersebut
dapat dijadikan alat
bagi anak untuk
mempermudah
dalam memahami
konsep.
2. Bagi peneliti lain
(yang ingin
menindaklanjuti
penelitian ini)
disarankan peneliti
memilih strategi
yang tepat dalam
mengkondisikan
siswa pada saat
permainan sesuai
dan saling
mendukung agar
didapatkan hasil
belajar aspek
kognitif yang
maksimal.
7 STUDI Tesy Siswa tidak kesulitan  Sebagian siswa Dilakukan p enelitian Berdasarkan hasil Berdasarkan hasil
KEMAMPUAN untuk membuat pantun kesulitan untuk deskriptif dengan analisis, kemampuan penelitian dan
Ratnasari,
MENULIS yang sesuai dengan membuat pantun tujuan menggambarkan menulis pantun pembahasan dari 21
PANTUN Daimun teori. yang sesuai secara sistematis fakta nasihat pada siswa siswa diperoleh
dengan teori. dan karakter objek atau kelas IVA SD Negeri nilai rata-rata
NASIHAT SISWA Hambali, &
 Terdapat subjek yang diteliti 73 Kota Bengkulu kemampuan
KELAS IVA SD
Ansyori kesalahan pada secara tepat. Dalam terbagi menjadi menulis pantun
NEGERI 73 penulisan pantun penelitian ini peneliti kriteria mampu dan nasihat siswa kelas
KOTA Gunawan
seperti pemilihan tidak melakukan tidak mampu. Siswa IVA SDN 73 Kota
BENGKULU kata yang tidak manipulasi atau mampu dalam menulis Bengkulu sebesar
sesuai dengan memberikan pantun apabila 67,2 . Nilai tersebut
Jurnal Riset sajak dan belum perlakuan-perlakuan memperoleh nilai bila dilihat dari
Pendidikan memahami kata- tertentu terhadap objek total/keseluruhan kriteria penilaian
Dasar, 1 (1) 2018 kata yang tepat penelitian, semua jumlah aspek termasuk kriteria
: 57 – 62 untuk kegiatan atau peristiwa kemampuan yang cukup, karena
ditempatkan pada berjalan seperti apa diamati adalah ≥75. berada pada
sampiran dan isi adanya. Pada Hal ini berpedoman rentang nilai 56-75.
pantun. penelitian ini pada standar Dari analisis data
difokuskan untuk kemampuan yang menunjukkan
mencari data tentang ditetapkan oleh SD bahwa: (1) sebagian
kemampuan menulis Negeri 73 Kota dari 21 orang (86%)
pantun nasihat pada Bengkulu. siswa telah
siswa kelas IVA di SDN Dari 21 orang siswa memperoleh
73 Kota Bengkulu. jumlah nilai kriteria baik sekali
Kemampuan menulis keseluruhan dalam kesesuaian
ini sesuai dengan kemampuan dilihat dengan kriteria
kriteria menulis dari kelima aspek pantun; (2)
pantun. adalah 1410. Rata-rata sebagian dari 21
kemampuan siswa orang (72,6%) siswa
dalam menulis pantun telah memperoleh
nasihat dilihat dari kriteria cukup
keseluruhan aspek dalam kemenarikan
adalah 67,2 termasuk isi pantun; (3)
kriteria cukup. Rincian sebagian dari 21
kemampuan menulis orang (65,4%) siswa
pantun nasihat dari 21 telah memperoleh
orang siswa 12 orang kriteria cukup
(57,1%) siswa mampu dalam kekuatan
dalam menulis pantun imajinasi; (4)
nasihat, dan 9 orang sebagian dari 21
(42,9%) siswa tidak orang (67,8%) Siswa
mampu dalam menulis telah memperoleh
pantun nasihat. kriteria cukup
Deskripsi pada setiap dalam ketepatan
aspek sebagai berikut diksi dan ejaan; (5)
sebagian dari 21 orang sebagian dari 21
(86%) siswa telah orang (67,8%) Siswa
memperoleh kriteria telah memperoleh
baik sekali dalam kriteria cukup
kesesuaian dengan dalam kebaruan
kriteria pantun, tema, dan bagi
sebagian dari 21 orang siswa disarankan
(72,6%) siswa telah lebih banyak
memperoleh kriteria berlatih menulis
cukup dalam pantun, terutama
kemenarikan isi pantun nasihat dan
pantun, sebagian dari harus
21 orang (65,4%) siswa memperhatikan
telah memperoleh syarat-syarat dalam
kriteria cukup dalam penulisan pantun
kekuatan imajinasi, untuk
sebagian dari 21 orang meningkatkan
(67,8%) Siswa telah kemampuan
memperoleh kriteria menulis pantun.
cukup dalam Bagi guru
ketepatan diksi dan memberikan
ejaan, sebagian dari 21 motivasi yang lebih
orang (67,8%) Siswa kepada siswa
telah memperoleh sehingga dapat
kriteria cukup dalam meningkatkan
kebaruan tema. kemampuan belajar
siswa, serta
memberikan
pelajaran yang
lebih pada aspek
menulis pantun
yang mendapatkan
kriteria cukup. Bagi
peneliti selanjutnya
(yang ingin
menindaklanjuti
penelitian ini),
disarankan untuk
melakukan
penelitian pada
satu aspek saja
agar penelitiannya
lebih terfokus dan
mendalam.
8 Pengaruh Media Vicha Dwi Meningkatnya Ditemukan beberapa Dilakukan jenis Data hasil penelitian Disumpulkan
Kartu Kata Penguasaan permasalahan, antara penelitian kuantitatif ini diperoleh melalui bahwa terdapat
Anggraini.S,
Bergambar Kosakata Bahasa lain : (1) guru belum dengan desain nilai pretest dan pengaruh
terhadap Sri Ken Indonesia Siswa menggunakan media penelitian TheMatching postest dari kelompok penggunaan kartu
Penguasaan Kelas I Sekolah Dasar dalam kegiatan Only Pretest-Posttest eksperimen dan kata bergambar
Kustianti, &
Kosakata Bahasa di Kecamatan pembelajaran terutama Control Group Design. kelompok control dan terhadap
Indonesia Siswa Wurdjinem Pelabai Kabupaten di kelas rendah; Desain ini memerlukan terdapat pengaruh kemampuan
Kelas I Sekolah Lebong (2) siswa kesulitan dua kelompok subyek dari penggunaan penguasaan
Dasar di ketika diberikan tugas yang dipilih secara media kartu kata kosakata bahasa
Kecamatan untuk mengerjakan soal acak kelompok. Masing- bergambar terhadap Indonesia pada
Pelabai Kabupaten bahasa Indonesia masing kelompok kemampuan siswa siswa kelas I
Lebong berdasarkan teks; diberikan tes sebanyak dalam Sekolah
(3) siswa sulit dua kali, yakni menguasai kosakata Dasar di
Jurnal Riset memahami maksud dari pretest dan posttest. bahasa Indonesia. Hal Kecamatan Pelabai.
Pendidikan Dasar, percakapan ketika orang Dari kedua kelompok ini juga menunjukan Hal ini ditunjukkan
1 (3) 2018 : 240 – lain menggunakan akan dilakukan bahwa terdapat dengan nilai rata-
245 bahasa Indonesia; pengundian untuk perbedaan rata hasil postest
(4) siswa masih terbata- memperoleh kelas kemampuan pada kedua kelas,
bata ketika berbicara eksperimen dan kelas penguasaan kosakata yakni pada kelas
menggunakan bahasa kontrol. Dalam bahasa Indonesia eksperimen sebesar
Indonesia. penelitian ini, yang siswa pada 75,5 dan pada kelas
menjadi variabel bebas kelompok eksperimen kontrol
(X) adalah media kartu dan kelompok kontrol sebesar 64,65,
kata bergambar. akibat dari perlakuan dengan hasil
Sedangkan yang yang diberikan perhitungan uji t
menjadi variabel kepada kelompok pada postestsebesar
terikat (Y) adalah eksperimen. 2,5 lebih besar bila
penguasaan dibandingkan
kosakata bahasa dengan ttabel pada
Indonesia. taraf signifikan 5%
Instrumen dalam sebesar 1,69 dan
penelitian ini adalah peneliti
lembar tes objektif. mengemukakan
Instrumennya berupa beberapa saran
soal pilihan ganda (tes sebagai berikut.
objektif) dengan bobot 1. Guru dalam
skor setiap soalnya satu mengajarkan
dan alternatif jawaban kosakata bahasa
(a, b, c, dan d) Indonesia di kelas I
sekolah dasar
disarankan untuk
menggunakan
media kartu kata
bergambar, karena
media
kartu kata
bergambar penting
untuk membantu
siswa dalam
memahami makna
dari kosakata
bahasa Indonesia
yang bersifat
abstrak.
2. Bagi peneliti lain
yang ingin meneliti
tentang penguasaan
kosakata bahasa
Indonesia selain
menggunakan
media kartu kata
bergambar akan
lebih baik jika
dikolaborasikan
dengan media
konkret agar
hasilnya lebih
efektif bagi siswa
dalam memahami
makna kosakata
bahasa Indonesia
yang bersifat
abstrak.
9 Penggunaan Model Azis Meningkatnya Kualitas  Guru masih Dilakukan variasi Penerapan model Disimpulkan
Inkuri untuk Pembelajaran melaksanakan model pembelajaran Inkuiri bahwa:
Meningkatkan IPA pada Siswa Kelas V proses Pembelajaran dengan berbasis aktivitas 1. Dengan
Kualitas SD Negeri 09 pembelajaran penggunaan model untuk meningkatkan menggunakan
Pembelajaran Kabawetan Melalui yang hanya inkuiri dan diikuti hasil Model
IPA pada Siswa Penggunaan Model menggunakan dengan penelitian belajar siswa dapat pembelajaran
Kelas V SD Negeri Inkuri. metode ceramah tindakan kelas (action dilakukan dengan Inkuiri Berbasis
09 dimana siswa research) yang mengawalinya dengan Aktivitas, ternyata
Kabawetan bertindak sebagai dilaksanakan dalam 3 membuat rencana mampu
pelaku pasif siklus, masing-masing pelaksanaan meningkatkan hasil
Jurnal Pendidikan dalam kegiatan siklus terdiri atas 1 kali pembelajaran (RPP), belajar siswa kelas
Guru Sekolah belajar mengajar. pertemuan. menentukan konsep 5 SDN Kabawetan
Dasar, 11 (2) 2018 :  Rendahnya nilai materi yang akan 2. Melalui Model
170-175 hasil belajar diajarkan pembelajaran
siswa. kepada siswa, mencari Inkuiri Berbasis
 Kurangnya dan merumuskan Aktivitas, siswa
variasi model masalah yang sesuai dapat lebih aktif
pembelajaran dengan konsep dalam kegiatan
yang digunakan tersebut, serta belajar, terutama
oleh guru. merencanakan strategi pada mata
pembelajaran yang pelajaran IPA.
sesuai atau yang Dilanjutkan dengan
cocok. beberapa saran
Mengacu pada model yang dianggap
yang digunakan, maka perlu untuk
selama proses disampaikan
kegiatan belajar diantaranya:
mengajar di kelas 1. Dalam kegiatan
siswa dapat pembelajaran IPA
memusatkan sebaiknya guru
perhatiannya pada menggunakan
pokok bahasan yang model
akan dijelaskan. Siswa pembelajaran
memperoleh Inkuiri berbasis
pengalaman yang aktivitas, karena
dapat membentuk dengan model
ingatan pembelajaran
yang kuat, siswa tersebut terbukti
terhindar dari dapat
kesalahan dalam meningkatkan hasil
mengambil suatu belajar siswa;
kesimpulan, 2. Guru hendaknya
pertanyaan- menerapkan
pertanyaan yang pembelajaran
timbul dapat dijawab Inkuiri, terutama
sendiri oleh siswa pada mata
pada saat pelajaran IPA,
dilaksanakannya karena dapat
evaluasi, apabila mengaktifkan siswa
terjadi keraguan siswa dalam
dapat menanyakan pembelajaran.
secara
langsung kepada guru,
kesalahan yang terjadi
dari hasil ceramah
dapat diperbaiki
karena langsung
terjadi interaksi
antara guru dan siswa
dalam proses belajar
mengajar.
Kesalahan yang
terjadi dari hasil
ceramah dapat
diperbaiki dengan
cara: (1).
Mengadakan dialog
dengan siswa dan
membahas tentang
materi yang telah
diajarkan namun
belum banyak yang
memahaminya;
(2). Memberikan tugas
kelompok yang berupa
lembar kerja
kelompok, sehingga
peneliti dapat
mengukur
kemampuan siswa
dalam memahami
pembelajaran;
(3). Menggunakan
metode
pembelajaran yang
bervariasi yaitu
metode ceramah,
metode tanya jawab,
presentasi
dan pemberian tugas
secara kelompok.
10 Penggunaan Peta Iskandar Meningkatnya Kualitas  Hasil belajar PKn Dilakukan jenis Berdasarkan hasil Dapat diambil
Konsep Sebagai Proses dan di kelas IV SD penelitian tindakan observasi guru dan kesimpulan
Media Hasil Belajar Siswa Negeri 09 Tebat kelas (Classroom Action siswa serta hasil antara lain :
Pembelajaran Pkn Kelas IV SD Karai belum Research) di SD Negeri evaluasi selama proses 1. Penggunaan peta
Untuk Negeri 09 Tebat Karai memuaskan. 09 Tebat Karai, dengan pembelajaran sudah konsep sebagai
Meningkatkan Melalui Penggunaan  Rata- rata nilai teknik pengumpulan menunjukkan media
Kualitas Proses dan Peta Konsep Sebagai ulangan harian data observasi, peningkatan yang pembelajaran PKn
Hasil Belajar Siswa Media Pembelajaran yaitu 5,0 dan dokumentasi dan tes. sangat baik. Hal ini dapat
Kelas IV SD Pkn ketuntasan Instrumen Penelitian dapat dilihat dari meningkatkan
Negeri 09 Tebat belajar klasikal yang digunakan adalah aspek pengamatan kualitas proses
Karai sebesar 50%. lembar observasi pada observasi guru pembelajaran. Hal
 Guru guru, lembar observasi rata-rata telah ini dapat dilihat
Jurnal Pendidikan menggunakan siswa, dan lembat tes terlaksana dengan dari :
Guru Sekolah model tertulis. Ada empat baik dan hanya ada 1 a. Aktivitas guru
Dasar, 11 (2) 2018: pembelajaran tahapan penting dari aspek yang dalam Dengan
106-111 yang tidak penelitian tindakan ini katagori cukup yaitu menggunakan peta
variatif, dan yang terdiri dari : a) guru belum optimal konsep sebagai
selalu perencanaan memotivasi siswa media
menggunakan (planning); b) untuk melaporkan pembelajaran PKn
metode ceramah pelaksanaan tindakan hasil diskusi di depan yang
yang (action); c) pengamatan kelas. Aktivitas dilakukan di kelas
menyebabkan (observation); dan d) siswa juga telah dalam IV SD Negeri 09
siswa menjadi refleksi (reflection). katagori baik dengan Tebat Karai dapat
tidak aktif,sibuk rata- rata yang meningkat. Pada
dengan diperoleh sebesar 25. siklus I nilai rata-
pekerjaannya Beberapa aspek yang rata aktivitas guru
sendiri, dan sulit ada di lembar yaitu 23.5 dengan
mengerti materi observasi yang masih kriteria baik dan
pembelajaran termasuk dalam mengalami
kategori cukup pada peningkatan pada
siklus I, baik lembar siklus II menjadi
observasi guru 32.5 dengan kriteria
maupun lembar baik.
observasi siswa b. Aktivitas siswa
telah mengalami Dengan
peningkatan pada menggunakan peta
siklus II. Adapun konsep sebagai
presentase ketuntasan media
belajar klasikal pada pembelajaran PKn
siklus I (50%) yang
meningkat pada siklus dilakukan di kelas
II menjadi (75%). IV SD Negeri 09
Aktivitas Tebat Karai dapat
pembelajaran dan meningkat. Pada
hasil belajar telah siklus I nilai rata-
berhasil dan mencapai rata aktivitas siswa
ketuntasan yang yaitu 19.5 dengan
ditetapkan SDN 09 kriteria baik dan
Tebat Karai yaitu mengalami
belajar dikatakan peningkatan pada
tuntas bila minimal siklus II menjadi 25
70% siswa mendapat dengan kriteria
nilai ≥ 60 dan rata- baik.
rata kelas minimal 60, 2. Penggunaan peta
sehingga penelitian ini konsep sebagai
dapat diakhiri. media
pembelajaran PKn
dapat
meningkatkan
hasil belajar siswa
kelas IV SD Negeri
09 Tebat Karai
dengan ata-rata
kelas
pada siklus I
sebesar 60,75
dengan ketuntasan
belajar klasikal
sebesar 50% dan
meningkat pada
siklus II dengan
nilai rata-rata 70.25
dan ketuntasan
belajar
secara klasikal
mencapai 75%.
Dengan saran :
1. Guru disarankan
untuk dapat
mencoba
menggunakan peta
konsep sebagai
media
pembelajaran PKn
pada tingkatan
kelas yang lain,
karena terjadi
peningkatan hasil
belajar.
2. Guru disarankan
untuk dapat
mencoba
menggunakan peta
konsep sebagai
media
pembelajaran pada
mata pelajaran
yang lain agar
dapat memberikan
variatif baru dalam
proses
pembelajaran
sebagai upaya
untuk tercapainya
tujuan
pembelajaran yang
diharapkan.
3. Bagi peneliti lain
disarankan agar
dilakukan
penelitian lebih
lanjut mengenai
pembelajaran
dengan
menggunakan peta
konsep sebagai
media
pembelajaran
PKn. Peneliti
mengemukakan
masih terdapat
beberapa
kekurangan dalam
penelitian ini,
diharapkan bagi
peneliti lain
kekurangan ini
nantinya dapat
dijadikan bahan
rujukan untuk
melakukan
penelitian
selanjutnya.
Kekurangan
itu diantaranya
guru belum optimal
menciptakan
motivasi siswa
untuk
melaporkan hasil
diskusi di depan
kelas.

Anda mungkin juga menyukai