A. LATAR BELAKANG
Infeksi Saluran Pernapasan Atas merupakan keadaan infeksi anak paling lazim,
tetapi kemakananya tergantung frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi pada anak.
Sindrom ini lebih luas dari pada orang dewasa. Biasanya anak dengan ISPA mengalami
penurunan nafsu makan tetapi tindakan memaksa dia untuk makan hidangan tidak ada
gunanya.
Sebagian besar penyakit pada anak-anak adalah infeksi, sebagian besar infeksi ini
terjadi pada saluran nafas, sebagian besar adalah ISPA, kebanyakan adalah virus. Ispa
dapat mencetus kejang demam, dan serangan asma (lectur, 2002).
Dinding dan seluruh sistem pernapasan dilapisi oleh mukosa yang saling
berhubungan sehinga infeksi yang terjadi disuatu tempat dengan mudah bisa
mempengaruhi bagian saluran pernapasan atas lainnya. ISPA juga menjadi alasan utama
mengapa pasien lebih memilih perawatan ambulatory atau rawat jalan. Oleh karena itu
menjadi penting bahwa perawat perlu dipersiapkan untuk memberikan perawatan terbaik,
memberikan penyuluhan dan informasi mengenai obat- obatan kepada pasien. Meskipun
teknologi kedokteran telah berkembang sedemikian pesatnya, namun pertanyaan-
pertanyaan klinis yang umum untuk penyakit ISPA selalu mementingkan pada strategi
yang efektif untuk pencegahan, diagnosa dan perawatan.
B. TUJUAN
C. KEPANITIAAN
Ketua Pelaksana : Fajriyyaul Mufidah
Sekretaris : Pratika Widya Sptiara
Bendahara : Sindi Mega Silvia
E. SASARAN
Siswa kelas 1 atau 2 di SMA Antartika Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo.
F. MATERI
Mata ajar ini berfokus pada pengenalan ISPA dan proses pembelajaran ini
menggunakan metode ceramah dan diskusi
G. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
H. MEDIA
Leaflet
LCD
Leaflet
I. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PUNYULUH KEGIATAN
PESERTA
1. 3 menit Pembukaan:
a. Membuka kegiatan dengan mengucapkan a. Menjawab salam
salam. b. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri. c. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan d. Memperhatikan
d. Menyebutkan materi yang akan diberikan.
2. 30 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan kembali pengertian dari a. Memperhatikan
ISPA. dan mendengarkan
2. Menyebutkan kembali tanda dan gejala b. Memperhatikan
dari ISPA. Bertanya dan
3. Menyebutkan kembali macam-macam dari menjawab
ISPA. pertanyaan yang di
4. Menjelaskan bahaya dari ISPA. ajukan
5. Menjelaskan kembali cara perawatan c. Memperhatikan
ISPA dirumah. dan mendengarkan
6. Menjelaskan cara pencegahan ISPA.
7. Menjelaskan penatalaksanaan ISPA
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta tentang materi Menjawab pertanyaan
yang telah di berikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat menjawab
pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terima kasih atas peran serta Mendengarkan
peserta Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Siswa kelas 1 atau 2 di SMA Antartika Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo hadir di tempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di SMA Antartika Desa Siwalanpanji
Kecamatan Buduran Kabupaten Sidoarjo Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Siswa kelas 1 atau 2di SMA Antartika Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo antusias terhadap kegiatan penyuluhan
b. Siswa kelas 1 atau 2di SMA Antartika Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Siswa kelas 1 atau 2 di SMA Antartika Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo mengajukan pertanyaan dan dapat mengerti jawaban yang
diberikan serta dapat mengulangi jawaban secara benar
3. Evalusi Hasil
a. Siswa kelas 1 atau 2 di SMA Antartika Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo.mengerti dan memahami tentang ISPA
b. Siswa kelas 1 atau 2 di SMA Antartika Desa Siwalanpanji Kecamatan Buduran
Kabupaten Sidoarjo mampu mengulang pengertian dari ISPA
LAMPIRAN MATERI
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut)
A. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008).
ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari
saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya
seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003)
Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) adalah penurunan kemampuan
pertahanan alami jalan nafas dalam menghadapi organisme asing yang terjadi secara
tiba-tiba, menyerang hidung, tenggorokan, telinga bagian tengah serta saluran napas
bagian dalam sampai ke paru-paru. Biasanya menyerang anak usia 2 bulan-5 tahun.
(Whaley and Wong; 1991; 1418).
B. Penyebab
Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab dari
terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan
penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus,
haemophylus influenzae,b clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus.
Usia bayi atau neonatus, pada anak yang mendapatkan air susu ibu angka
kejadian pada usia dibawah 3 bulan rendah karena mendapatkan imunitas dari air susu
ibu.
Ukuran dari lebar penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh
didalam derajat keparahan penyakit. Karena dengan lobang yang semakin sempit
maka dengan adanya edematosa maka akan tertutup secara keseluruhan dari jalan
nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi
antara lain malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung
mempengaruhi saluran pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru.
Infeksi saluran pernafasan biasanya terjadi pada saat terjadi perubahan musim,
tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin (Whaley and Wong; 1991; 1420).
C. Tanda dan Gejala
Menurut WHO (2007), penyakit ISPA adalah penyakit yang sangat menular,
hal ini timbul karena menurunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya
karena kelelahan atau stres. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering
dan gatal dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus, hidung
tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala. Permukaan mukosa
hidung tampak merah dan membengkak. Infeksi lebih lanjut membuat sekret menjadi
kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya
akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis,
faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis dan
pneumonia (radang paru). Secara umum gejala ISPA meliputi demam, batuk, dan
sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, mengi atau kesulitan
bernapas).
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam, adanya
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran
pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau minum
(Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 451).
Tanda dan gejala yang muncul ialah:
1) Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul
jika anak sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali
demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa
mencapai 39,50 C-40,5 0 C.
2) Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri
kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig
dan brudzinski.
3) Anoreksia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan
menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4) Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
5) Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
6) Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
7) Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih
mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8) Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
9) Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya
suara pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
D. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
a. Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam
(chest indrawing).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
c. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam,
tanpatarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
G. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan :
1) Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akan mencegah
kita atau terhindar dari penyakit yang terutama antara lain penyakit ISPA.
Misalnya dengan mengkonsumsi makanan empat sehat lima sempurna,
banyak minum air putih, olah raga dengan teratur, serta istirahat yang cukup,
kesemuanya itu akan menjaga badan kita tetap sehat. Karena dengan tubuh
yang sehat maka kekebalan tubuh kita akan semakin meningkat, sehingga
dapat mencegah virus / bakteri penyakit yang akan masuk ke tubuh kita.
2) Immunisasi.
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun
orang dewasa. Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita
supaya tidak mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan
oleh virus / bakteri
3) Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baik akan
mengurangi polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah,
sehingga dapat mencegah seseorang menghirup asap tersebut yang bisa
menyebabkan terkena penyakit ISPA. Ventilasi yang baik dapat memelihara
kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap segar dan sehat bagi manusia
4) Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA.
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan oleh virus/
bakteri yang ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini
melalui udara yang tercemar dan masuk ke dalam tubuh. Bibit penyakit ini
biasanya berupa virus / bakteri di udara yang umumnya berbentuk aerosol
(anatu suspensi yang melayang di udara). Adapun bentuk aerosol yakni
Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang dikeluarkan dari
tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang kedua duet (campuran
antara bibit penyakit)
H. Penatalaksanaan
1. Medis
a) Suportif : meningkatkan daya tahan tubuh berupa Nutrisi yangadekuat,
pemberian multivitamin dll.
b) Antibiotik :
Idealnya berdasarkan jenis kuman penyebab utama ditujukan pada S.
pneumonia, H. influensa dan S. aureus.
Menurut WHO : Pneumonia rawat jalan yaitu kotrimoksasol, Amoksisillin,
Ampisillin, Penisillin Prokain, Pnemonia berat : Benzil penicillin,
klorampenikol, kloksasilin, gentamisin.
Antibiotik baru lain : Sefalosforin, quinolon dll.
2. Keperawatan
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup,
dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan
lebih mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).
I. Pengobatan
a) Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres,
Bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk.
Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus
dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain
bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
b) Mengatasi batuk
1) Tarik napas dalam dan batuk efektif.
Cara napas dalam dan batuk efektif :
Ambil napas dalam (melalui hidung)
Tahan sejenak ± 5-10 detik, lalu hembuskan pelan-pelan melalui
mulut
Ulangi cara (1) dan (2) sebanyak 3 X
Setelah itu, batukkan dengan keras
Jika ada cairan/lendir/sekret yang keluar, langsung buang ke
tempat yang sudah disediakan (Sputum Pot atau jika tidak ada
boleh menggunakan botol /kaleng /wadah berisi pasir).
Berkumur-kumur.
Lakukan dengan teratur (minimal 3 x sehari).
Cara pembuatan larutan jeruk nipis-kecap, yaitu :
a. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan larutan jeruk
nipis-kecap :
Beberapa buah jeruk nipis yang masih segar.
Setengah sendok teh kecap manis.
Satu buah gelas minum ukuran belimbing.
b. Langkah-langkah :
Peras jeruk nipis dan tempatkan dalam gelas.
Campurkan dengan ½ - 1 sendok kecap manis, aduk rata.
Diminum sekali habis, lakukan secara rutin, agar batuknya
hilang.
c. Aturan pakai larutan jeruk nipis – kecap adalah:
Bagi orang dewasa, minum 3 x 1 sdm larutan tanpa dicampur
air.
Bagi anak-anak, minumkan larutan 3 x ½ sdm larutan tanpa
dicampur air.
Bila ingin minum air setelah minum larutan, minumlah air
matang yang masihhangat.
Bila batuk tidak berkurang, segera periksakan diri ke pusat
pelayanan kesehatanterdekat
Kontra indikasi : pada balita karena bau minyak penghangat terlalu kuat
serta risiko kecelakaan terkena tumpahan air panas.