Bioenergetika
Bioenergetika adalah studi mengenai mekanisme molekul dimana energi dihasilkan melalui
metabolisme katabolik atau melalui penangkapan cahaya melalui proses fotosintesis diubah
agar dapat digunakan untuk proses pertumbuhan sel, motilitas dan bertahan hidup (Nichols,
2004). Kemudian menurut Murray (2006), bioenergetika atau yang dikenal dengan
termodinamika biokimia adalah studi tentang perubahan kimia yang menyertai suatu reaksi
kimia. Reaksi ini Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama sistem reksi bergerak dari
tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah. Sebagian besar energi
dilepaskan dalam bentuk panas. Pada sistem nonbiologik dapat menggunakan energi panas
untuk melangsungkan kerjanya dan dapat diubah menjadi energi mekanik atau energi listrik.
Sedangkan pada sistem biologik bersifat isotermik dan menggunakan energi kimia untuk
memberikan tenaga bagi proses kehidupan
Secara umum, sistem adalah segala sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam mempelajari
perubahan energi dan berubah selama proses berlangsung. Lingkungan adalah benda-benda
yang berada di luar dari sistem tersebut. Diantara sistem dan lingkungan, terdapat dinding
pembatas yang lebih dikenal dengan batas sistem (sistem boundary).
1. Sistem Terbuka
Sistem terbuka merupakan sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas
dan kerja) dan benda dengan lingkungannya. Contoh dari sistem terbuka adalah saat kita
merebus air.
2. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah sistem yang mengakibatkan terjadinya pertukaran energi (panas dan
kerja) akan tetapi tidak terjadi pertukaran zat dengan lingkungan. Contoh dari sistem tertutup
adalah air yang dibiarkan pada gelas tertutup.
3. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi adalah sistem yang tidak mengakibatkan terjadinya pertukaran panas, zat
atau kerja dengan lingkungannya. Contoh dari sistem terisolasi adalah air yang disimpan
dalam termos.
bahan bakar bereaksi dengan gas oksigen di udara dan menimbulkan panas di sekelilingnya.
Pada proses ini terjadi perpindahan energi dari sistem ke lingkungan. Daun yang berklorofil
berfungsi sebagai sistem akan menyerap sinar matahari dan CO2 dari lingkungan, karbon
dioksida bereaksi dengan air membentuk karbohidrat dan gas oksigen dalam proses
fotosintesis. Pada proses ini terjadi perpindahan energi dari lingkungan ke sistem.
Berdasarkan ini maka sistem adalah segala sesuatu yang dipelajari perubahan energinya,
sedangkan lingkungan adalah segala yang berada di sekeliling sistem. Dalam ilmu kimia,
sistem adalah sejumlah zat yang bereaksi, sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu di luar
zat-zat tersebut misalnya tabung reaksi.
Berdasarkan arah berpindahnya kalor dalam sistem dan lingkungan, maka reaksi dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Dikatakan reaksi eksoterm
(berasal dari kata eks (keluar) dan therm (panas)) apabila kalor berpindah dari sistem ke
lingkungan, artinya sistem melepas kalor. Adapun reaksi endoterm terjadi apabila sistem
menyerap kalor atau kalor berpindah dari lingkungan ke sistem.
1. Reaksi Eksoterm
Setiap kali selesai makan nasi, badan akan menjadi gerah karena nasi yang dimakan akan
bereaksi dengan oksigen yang dihirup dengan reaksi seperti berikut:
Persamaan termokimianya:
Energi dalam bentuk panas yang dilepas tubuh inilah yang menyebabkan gerah. Di dalam
reaksi eksoterm, panas berpindah dari sistem ke lingkungan, karenanya panas dalam sistem
berkurang sehingga DH-nya bertanda negatif. Secara matematis, DH dirumuskan sebagai
berikut: DH = DH hasil reaksi – DH pereaksi Karena hasilnya negatif, berarti DH hasil reaksi
lebih rendah dari DH pereaksi.
2. Reaksi Endoterm
Reaksi endoterm merupakan kebalikan dari reaksi eksoterm. Dalam reaksi ini, sistem
menyerap kalor dari lingkungan sehingga harga entalpi reaksinya bertambah besar dan DH-
nya berharga positif, atau DH hasil reaksi– DH pereaksi > 0. Karena hasilnya positif, berarti
DH hasil reaksi lebih tinggi dari DH reaksi.
B. Hukum Termodinamika
b. Statement II: tidak ada proses yang mungkin terjadi hanya terdiri dari perpindahan
panas dari level temperatur yang satu menuju level yang lebih tinggi.
Pada Statement I, tidak disebutkan bahwa panas tidak dapat dirubah menjadi kerja,
namun proses yang terjadi tidak dapat meninggalkan sistem atau lingkungan begitu saja,
keduanya harus diperhatikan. Sebagai contoh, ketika sebuah gas menyerap panas dari
lingkungannya, akan menghasilkan kerja yang sama nilainya dengan dikerjakannya pada
lingkungan. Pada awalnya mungkin agak berkontradiksi dengan Statement I, namun bahwa
proses yang terjadi tidak hanya meliputi sistem, tapi juga lingkungan. Dengan demikian,
ketika gas akan kembali ke kondisinya semula, ia akan memerlukan kerja yang digunakannya
untuk rekompresi kembali ke tekanan awalnya. Kerja ini memiliki nilai minimal yang sama
ketika gas mengalami ekspansi akibat panas yang diserapnya dari lingkungan. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa tidak ada kerja yang dihasilkan sehingga Statement I dapat
dimodifikasi menjadi: Statement II: it is impossible by cyclic process to convert the heat
absorbed by a system completely into work done by the system (Smith, 2001).
Kata siklik diperlukan karena sistem secara periodik akan kembali pada kondisinya
semula. Pada kasus gas tadi, proses ekspansi dan rekompresi menuju kondisi awalnya
merupakan satu kesatuan siklus. Jika proses ini berlanjut, maka proses ini akan membentuk
siklus. Secara garis besar, hukum II termodinamika bukanlah menentang produksi dari kerja
yang diperoleh dari panas. Namun, memberikan batasan yang jelas akan berapa banyaknya
panas yang diterima oleh sistem yang kemudian dapat dikonversikan menjadi kerja yang
dilakukan oleh proses tersebut.