Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. R UMUR 32 TAHUN


G2P1A0 HAMIL 39 MINGGU DENGAN PERSALINAN SEKSIO SESAREA
ATAS INDIKASI DKP DI RSUD NYI AGENG SERANG

ZEBULAN CHANDRA KIRANA


NIM. P07124519030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN KOMPREHENSIF

“ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PADA NY. R UMUR 32 TAHUN G2P1A0


HAMIL 39 MINGGU DENGAN PERSALINAN SEKSIO SESAREA ATAS
INDIKASI DKP DI RSUD NYI AGENG SERANG”

Oleh:
Zebulan Chandra Kirana
P07124519030

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Yani Widyastuti, S.Si.T., M.Keb Koes Hartanti, Amd.Keb


NIP. 197601032001122001 NIP. 197709222005012012

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Hesti Widyasih, SST., M.Keb


NIP. 197910072005012004

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas
rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan laporan ini yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu
Bersalin pada Ny. R Umur 32 Tahun G2P1A0 Hamil 39 Minggu dengan
Persalinan Seksio Sesarea Atas Indikasi DKP Di RSUD Nyi Ageng Serang”.
Dalam pembuatan laporan asuhan kebidanan komprehensif ini, penulis telah
mendapatkan bantuan dan masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM. M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta
2. DR. Yuni Kusmiyati, SST, MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan
3. Hesty Widyasih, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan yang telah banyak memberikan arahan agar terselesaikannya
laporan ini
4. Yani Widyastuti, S.Si.T., M.Keb selaku pembimbing pada stase persalinan
dan bayi baru lahir.
5. Direktur RSUD Nyi Ageng Serang dan CI pembimbing lahan yang telah
banyak memberikan masukan dan pengarahan sehingga dapat
terselesaikannya laporan ini
Semoga laporan asuhan kebidanan komprehensif ini dapat dipahami bagi
siapapun yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Yogyakarta, 26 September 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1


A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................2
C. Ruang Lingkup .................................................................................3
D. Manfaat .............................................................................................3

BAB II KAJIAN KASUS DAN TEORI ............................................................4


A. Kajian Masalah Kasus ......................................................................4
B. Kajian Teori ....................................................................................10

BAB III PEMBAHASAN .................................................................................. 18

BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 20


C. Kesimpulan .....................................................................................20
D. Saran ...............................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disproporsi Kepala Panggul (DKP) merupakan keadaan yang
menggambarkan ketidak-seimbangan antara kepala janin dan panggul ibu
sehingga janin tidak bisa keluar melalui vagina. Disproporsi kepala panggul
disebabkan oleh panggul sempit, janin yang besar atau keduanya.
Cephalopelvic Disproportion (CPD) merupakan diagnosa medis digunakan
ketika kepala bayi dinyatakan terlalu besar untuk muat melewati panggul
ibu. Dalam obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis,
lebih penting lagi ialah panggul sempit secara fungsionil artinya
perbandingan antara kepala dan panggul.
Pertolongan persalinan CPD melalui jalan vaginal memerlukan
perhatian karena dapat menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen
sampai dengan kemantian bayi. Memperhatikan komplikasi pertolongan
persalinan CPD melalui jalan vaginal, maka sebagian besar pertolongan
persalinan cephalo pelvic disproportion dilakukan dengan sectio caesaria.
Bedah caesar merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan
membuka dinding abdomen dan dinding uterus dan merupakan prosedur
untuk menyelamatkan kehidupan. Operasi ini memberikan jalan keluar bagi
kebanyakan kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginam tidak
mungkin atau berbahaya (Winkjosastro, 2009).
Menurut data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, AKI
di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara ASEAN
lainnya, yaitu sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan
kesepakatan global Sustainable Development Goals (SDGs) menargetkan
AKI di Indonesia dapat turun menjadi 70 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2030. Hal tersebut menunjukkan bahwa Indonesia masih jauh dari
target SDGs sehingga perlu upaya yang lebih besar untuk menurunkan AKI
agar mencapai target SDGs di tahun 2030 (Kemenkes, 2015).

1
Dengan demikan, bidan sebagai ujung tombak kesehatan ibu dan
anak memiliki peran penting dalam deteksi dini tentang disproporsi kepala
panggul pada ibu hamil terutama primigravida dalam asuhan kebidanan
holistik persalinan dan bayi baru lahir.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mengimplementasikan asuhan
kebidanan holistik persalinan dan bayi baru lahir pada ibu bersalin
dengan DKP menggunakan pola pikir manajemen kebidanan serta
mendokumentasikan hasil asuhannya.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat melaksanakan pengkajian pada kasus Ny. R
ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.
b. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa/masalah kebidanan
berdasarkan data subyektif dan data obyektif pada kasus Ny. R
ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.
c. Mahasiswa dapat menentukan masalah potensial yang mungkin
terjadi pada kasus Ny. R ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.
d. Mahasiswa dapat menentukan kebutuhan segera pada kasus Ny.
R ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.
e. Mahasiswa dapat merencanakan tindakan yang akan dilakukan
pada kasus Ny. R ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.
f. Mahasiswa dapat melaksanakan tindakan untuk menangani pada
kasus Ny. R ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.
g. Mahasiswa dapat melaksanakan evaluasi untuk menangani pada
kasus Ny. R ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.
h. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian pada kasus Ny.
R ibu bersalin usia 31 tahun dengan DKP.

2
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan komprehensif ini adalah pelaksanaan pelayananan
kebidanan yang berfokus pada masalah kesehatan ibu bersalin yang
berkaitan dengan DKP.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
secara langsung, sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan. Selain itu, menambah wawasan dalam
menerapkan asuhan kebidanan pada kasus DKP.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Dapat memahami teori, memperdalam ilmu, dan menerapkan
asuhan yang akan diberikan pada kasus DKP pada ibu bersalin.
b. Bagi Bidan Pelaksana
Laporan komprehensif ini dapat memberikan informasi tambahan
bagi bidan pelaksana di rumah sakit dalam upaya promotif dan
preventif dalam kasus persalinan.
c. Bagi Ibu Bersalin
Laporan komprehensif ini diharapkan menambah pengetahuan
tentang remaja dan pranikah, sehingga ibu dapat merencanakan
kehamilan yang sehat.

3
BAB II
KAJIAN KASUS DAN TEORI

A. Kajian Masalah Kasus

No register : 034105
Nama Pengkaji : Zebulan Chandra Kirana
Tempat Pengkajian: Bangsal Kebidanan RSU Nyi Ageng Serang
Waktu Pengkajian : 20-09-2019/19.00
I. PENGKAJIAN DATA SUBJEKTIF
A. BIODATA
Ibu Suami
Nama Klien : Ny. R Nama Klien : Tn. S
Umur : 31 tahun Umur : 32 tahun
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat Rumah : Gunungduk, Tuksono, Sentolo, Kulon Progo

B. KELUHAN : Ibu datang mengatakan akan bersalin secara SC dan tidak ada
keluhan saat ini

C. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 21-12-2018
Menarche : 12 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Lama Haid : 5-6 hari
Banyaknya : ± 3 kali ganti pembalut/hari
Disminorhea : Tidak
Riwayat Penyakit : Tidak ada

4
D. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (Hepatitis,
TBC), penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes), dan penyakit
menahun (Asma, Jantung).
2. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (Hepatitis,
TBC), penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes), dan penyakit
menahun (Asma, Jantung).
3. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit menular
(Hepatitis, TBC), penyakit menurun (Hipertensi, Diabetes), dan
penyakit menahun (Asma, Jantung) serta keturunan kembar.
E. RIWAYAT PERKAWINAN
Status Perkawinan : Kawin
Perkawinan : Ke 1
Usia Saat Kawin : 16 tahun
Lama Perkawinan : 10 tahun
F. RIWAYAT IMUNISASI
TT0 : Bayi TT4 : SD
TT1 : Bayi TT5 : Caten
TT2 : Bayi
TT3 : SD
G. RIWAYAT OBSTETRI
Hamil Persalinan BBL
No Nifas
Tahun Cara Tempat Penolong JK BB Ket
SC karena
1. 2010 RS dokter P Hidup
DKP Normal 3200gr

2. 2019 Hamil Sekarang

H. RIWAYAT KEHAMILAN SEKARANG


1. HPHT : 21-12-2019

5
2. HPL : 27-09-2019
3. UK : 39 minggu
4. ANC
TM I : 1 kali, di puskesmas, oleh bidan, keluhan mual, terapi
tablet Fe dan vit B6
TM II : 3 kali, di PMB, oleh bidan, sulit tidur, terapi tablet Fe dan
Ca
TM III : 3 kali, di PMB dan puskesmas, oleh bidan, sulit BAB,
terapi tablet Fe
I. RIWAYAT KB
Ibu mengatakan pernah memakai KB suntik 3 bulan selama 8 tahun
sebelum hamil kedua ini.
J. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
Kebutuhan Sebelum Hamil Saat Hamil
Pola Makan dan Minum
Frekuensi 2x sehari / 6-8 gelas 3-4x sehari / > 8 gelas
Porsi 1 piring / 1 gelas 1 piring / 1 gelas
Jenis Makanan Nasi, lauk, sayur Nasi, lauk, sayur, buah
Jenis Minuman Air putih dan teh Air putih, kadang teh
Minuman Jamu Tidak minum jamu Tidak minum jamu
Makanan Pantangan Tidak ada pantangan Tidak ada pantangan
Keluhan Tidak ada Tidak ada
Istirahat
Lama Tidur 7-8 jam 7-8 jam
Tidur siang 1 jam 1-2 jam
Keluhan Tidak ada keluhan Kadang sulit tidur saat malam
hari
Aktivitas
Aktivitas sehari-hari Ibu sehari melakukan aktivitas Ibu sehari melakukan
menyuci baju, menyapu lantai, aktivitas menyuci baju,
mengepel lantai, dan memasak menyapu lantai, mengepel
lantai, dan memasak
Personal Hygiene
Mandi 2x/hari 2x/hari
Keramas 3x/minggu 3x/minggu
Gosok Gigi 2x/hari 2x/hari
Ganti Pakaian 2x/hari 2x/hari
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada
Hubungan Seksual
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Eliminasi
Frekuensi BAK 4-6 x/hari 7-8 x/hari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Frekuensi BAB 1 x/hari 3 hari sekali
Konsistensi Lunak Lunak
Keluhan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan

6
H. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan karena ibu sudah berniat
untuk berhenti KB sebelum kehamilan ini.
2. Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya ibu senantiasa
mengajak ngobrol bayi dalam kandungannya. Ibu melakukan stimulasi
janin dengan musik tertentu.
3. Ibu mengatakan suami dan anaknya sangat senang dan mendukung
kehamilan ibu, ditandai dengan selalu menemani ibu memeriksakan
kehamilannya serta sering mengajak ngobrol janin di kandungannya.
4. Ibu mengatakan tidak mengikuti budaya apapun.
5. Ibu mengatakan siap untuk bersalin karena keluarga mendukung dan
ibu sudah pernah bersalin dengan cara yang sama sebelumnya.
II. PENGKAJIAN DATA OBJEKTIF (O)
A. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Berat badan saat ini : 58 kg
Berat badan sebelum hamil: 45 kg
Kenaikan berat badan : 13 kg
4. TB : 157 cm
5. LILA : 25 cm
6. Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg Pernapasan : 22 x/menit
Nadi : 82 x/menit Suhu : 36,5 oC
B. Pemeriksaan Fisik
(1) Rambut : bersih, hitam, tidak mudah dicabut,
tidak ada ketombe.
(2) Muka : Tidak pucat, tidak terdapat cloasma
gravidarum, tidak terdapat oedema.
(3) Mata : simetris, konjungtiva merah muda,
sklera putih, tidak ada pengeluaran

7
sekret.
(4) Hidung : simetris, tidak terdapat polip.
(5) Telinga : simetris, tidak ada pengeluran
serumen
(6) Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak
terdapat caries gigi.
(7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid dan kelenjar limfe.
(8) Dada : simetris, puting susu menonjol,
areola mammae hiperpigmentasi,
tidak terdapat benjolan abnormal
pada payudara, kolostrum belum
keluar.
(9) Abdomen : simetris, pembesaran sesuai umur
kehamilan, tidak tedapat luka bekas
operasi, terdapat linea nigra, ada
striae gravidarum.
(10) Palpasi

Leopold I : TFU 2 jari dibawah prosesus


xipoideus, fundus teraba bulat,
lunak, tidak melenting.
Leopold II : Perut ibu bagian kanan teraba
panjang, mendatar seperti papan
dan bagian kiri teraba bagian-
bagian kecil.
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba
bulat, keras, melenting, dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Tidak dilakukan pemeriksaan

DJJ : 138 x/menit teratur

8
Mc Donald : 32 cm
TBJ : (32-12) x 155 = 3100 gram
(11) Genetalia : Bersih, tidak oedema, tidak ada
pengeluaran lendir dan darah.

(12) Ekstremitas
Atas : normal, tidak oedema, kuku tidak
pucat
Bawah : normal, tidak ada oedema, tidak
ada varises, reflek patella positif
(+/+)
C. Pemeriksaan Penunjang
1) Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas Sentolo I
dengan hasil:
Hb : 12,2 gr/dl
Gol Darah :B
HbSAg : ( - ) Negative
Protein Urine : ( - ) Negative
VCT : Non reaktif
2) Telah dilakukan pemeriksaan laboratorium di RSU NAS dengan hasil:
Hb : 11,4 gr/dl
Gol Darah :B
Protein Urine : ( - ) Negative

III. ANALISA (A)


Diagnosa : Ny. R G2P1A0 umur 31 tahun hamil 39 minggu dengan
persalinan seksio sesarea atas indikasi DKP
Kebutuhan : KIE tentang persiapan persalinan SC
IV. PENATALAKSANAAN (P)
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Ny. R mengerti dan dapat mengulangi informasi

9
2. Menjelaskan kembali pada ibu tentang DKP dan riwayat SC sehingga ibu
harus melalui persalinan SC
Ibu mengerti dan memahami keadaannya
3. Menyarankan ibu untuk mencukur rambut didaerah kewanitaannya
dengan bersih sebagai salah satu syarat prosedur operasi SC
Ibu mengerti dan akan melakukannya
4. Menyarankan ibu mulai puasa makan dan minum mulai jam 22.00 WIB
untuk persiapan SC sesuai advice dokter
Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
5. Memberitahu ibu untuk mandi bersih besok pagi dan memakai baju
operasi tanpa menggunakan pakaian dalam serta melepas semua
perhiasan
Ibu mengerti dan akan melakukannya
6. Menyarankan ibu untuk tetap memantau gerak janinnya minimal 10x
dalam 12 jam
Ibu mengerti dan akan melakukannya
7. Mengobservasi KU, kesadaran dan tanda vital ibu
Akan dilakukan setiap 6 jam
8. Menganjurkan ibu dan keluarga menghubungi bidan jaga bila ada
keluhan dengan keadaannya
Ibu mengerti dan akan melakukannya

Catatan Perkembangan I
Tanggal: 21 September 2019
Waktu: 06.20 WIB
S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan dan merasa sedikit takut bila terjadi sesuatu
dengan bayinya saat operasi nanti
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis
TD: 110/80 mmHg
N: 88 x/menit
S: 36,6 oC

10
P: 22 x/menit
A: Ny. R G2P1A0 umur 31 tahun hamil 39 minggu dengan persalinan seksio
sesarea atas indikasi DKP
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Memotivasi ibu untuk tetap tenang karena persalinan akan ditangani oleh
dokter ahli
3. Mengantar ibu ke ruang IBS beserta dengan keluarga
4. Menyarankan ibu mengatakan kepada dokter bila ada keluhan saat operasi
berlangsung

Catatan Perkembangan II
Tanggal: 21 September 2019
Waktu: 08.40 WIB
S: Ibu mengatakan sedikit pusing tetapi bahagia karena operasi sudah berjalan
dengan lancar. Ibu mengatakan kakinya belum bisa digerakkan.
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis
TD: 100/70 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,5 oC
P: 20 x/menit
A: Ny. R P2A0 umur 31 tahun dengan post SC hari ke 0
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Memposisikan ibu semi fowler untuk mengurangi pusing akibat efek
anestesi
3. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan sedikit demi sedikit saat kaki
sudah bisa digerakkan
4. Memberitahukan ibu untuk mulai mobilisasi sekitar 12 jam kemudian
5. Mengobservasi KU, kesadaran, tanda vital, pengeluaran per vagina dan
input output ibu

11
6. Menyarankan ibu menghubungi bidan jaga bila ada keluhan dengan
keadaannya

Catatan Perkembangan III


Tanggal: 21 September 2019
Waktu: 15.30 WIB
S: Ibu mengatakan jahitannya mulai terasa nyeri dan kaki sudah bisa digerakkan.
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis
TD: 110/70 mmHg
N: 85 x/menit
S: 36,6 oC
P: 22 x/menit
A: Ny. R P2A0 umur 31 tahun dengan post SC hari ke 0
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menjelaskan pada ibu bahwa nyeri tersebut akibat dari efek anestesi yang
sudah mulai menghilang
3. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan sedikit demi sedikit karena
kaki sudah bisa digerakkan
4. Melakukan vulva hygiene dan mengganti baju ibu
5. Memberitahukan ibu untuk mulai mobilisasi pada jam 21.00 WIB
6. Mengobservasi KU, kesadaran, tanda vital, pengeluaran per vagina dan
input output ibu
7. Menyarankan ibu menghubungi bidan jaga bila ada keluhan dengan
keadaannya

Catatan Perkembangan IV
Tanggal: 21 September 2019
Waktu: 21.00 WIB
S: Ibu mengatakan jahitannya masih terasa nyeri dan ASI belum keluar.
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis

12
TD: 110/70 mmHg
N: 85 x/menit
S: 36,6 oC
P: 22 x/menit
A: Ny. R P2A0 umur 31 tahun dengan post SC hari ke 0
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan nafas dalam
3. Mengajarkan ibu mobilisasi duduk dengan bersandar pada bed yang
dimiringkan 90o
4. Menganjurkan ibu untuk mulai makan dan minum yang bergizi untuk
membantu produksi ASI
5. Mengobservasi KU, kesadaran, tanda vital, pengeluaran per vagina dan
input output ibu
6. Menyarankan ibu menghubungi bidan jaga bila ada keluhan dengan
keadaannya

Catatan Perkembangan V
Tanggal: 22 September 2019
Waktu: 09.00 WIB
S: Ibu mengatakan ASInya sudah mulai keluar sedikit demi sedikit.
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
N: 88 x/menit
S: 36,5 oC
P: 21 x/menit
A: Ny. R P2A0 umur 31 tahun dengan post SC hari ke 1
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menyarankan ibu untuk tetap menyusui bayinya karena hisapan bayi dapat
meningkatkan produksi ASI

13
3. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum yang bergizi untuk
membantu produksi ASI
4. Mengobservasi KU, kesadaran, tanda vital, pengeluaran per vagina dan
input output ibu
5. Menyarankan ibu menghubungi bidan jaga bila ada keluhan dengan
keadaannya

Catatan Perkembangan VI
Tanggal: 22 September 2019
Waktu: 15.00 WIB
S: Ibu mengatakan ASInya sudah mulai keluar sedikit demi sedikit dan tidak ada
keluhan.
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis
TD: 110/70 mmHg
N: 85 x/menit
S: 36,6 oC
P: 22 x/menit
A: Ny. R P2A0 umur 31 tahun dengan post SC hari ke 1
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menyarankan ibu untuk tetap menyusui bayinya karena hisapan bayi dapat
meningkatkan produksi ASI
3. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum yang bergizi untuk
membantu produksi ASI
4. Memberikan KIE tentang cara menyusui yang benar
5. Mengobservasi KU, kesadaran, tanda vital, pengeluaran per vagina dan
input output ibu
6. Menyarankan ibu menghubungi bidan jaga bila ada keluhan dengan
keadaannya

14
Catatan Perkembangan VI
Tanggal: 22 September 2019
Waktu: 21.00 WIB
S: Ibu mengatakan ASInya sudah mulai keluar sedikit demi sedikit dan tidak ada
keluhan.
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis
TD: 120/80 mmHg
N: 82 x/menit
S: 36,6 oC
P: 19 x/menit
A: Ny. R P2A0 umur 31 tahun dengan post SC hari ke 1
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Menyarankan ibu untuk tetap menyusui bayinya karena hisapan bayi dapat
meningkatkan produksi ASI
3. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum yang bergizi untuk
membantu produksi ASI
4. Memberikan KIE tentang ASI eksklusif
5. Mengelola terapi sesuai advice dokter
6. Mengobservasi KU, kesadaran, tanda vital, pengeluaran per vagina dan
input output ibu
7. Menyarankan ibu menghubungi bidan jaga bila ada keluhan dengan
keadaannya

Catatan Perkembangan VI
Tanggal: 22 September 2019
Waktu: 21.00 WIB
S: Ibu mengatakan sudah bisa berjalan dan tidak ada keluhan.
O: KU Baik Kesadaran: Composmentis
TD: 120/70 mmHg
N: 85 x/menit

15
S: 36,5 oC
P: 20 x/menit
A: Ny. R P2A0 umur 31 tahun dengan post SC hari ke 2
P:
1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
2. Memberikan KIE tentang penyimpanan dan pemberian ASI perah
3. Memberikan KIE tentang tanda bahaya masa nifas
4. Mengelola terapi sesuai advice dokter
5. Melepas infus dan gelang pasien ibu karena ibu sudah boleh pulang
6. Mengobservasi KU, kesadaran, tanda vital, pengeluaran per vagina dan
input output ibu
7. Menyarankan ibu kontrol ulang sesuai jadwal yang telah diberikan oleh
bidan

B. Kajian Teori
1. Pengertian
Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul karena tidak
adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan oleh
panggul sempit, janin yang besar sehingga tidak dapat melewati panggul ataupun
kombinasi keduanya (Cunningham, 2014). Dalam kasus DKP, jika kepala janin
belum masuk ke dalam pintu atas panggul pada saat term, mungkin akan
dilakukan seksio sesarea karena risiko terhadap janin semakin besar apabila
persalinan tidak semakin maju. Apabila kepala janin telah masuk ke dalam pintu
panggul, pilihannya adalah seksio sesarea elektif atau percobaan persalinan
(Wiknjosastro, 2009).
Ibu hamil dengan risiko tinggi terjadinya disproporsi kepala panggul
seharusnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas ruangan operasi
sebelum proses persalinan dimulai (Manuaba, 2012).

16
2. Etiologi
Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi
(Mochtar, 2012), sebagai berikut:
1) Kelainan karena gangguan pertumbuhan
1) Panggul sempit seluruh: semua ukuran kecil
2) Panggul picak: ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa
3) Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tetapi terlebih ukuran muka
belakang
4) Panggul corong : pintu atas panggul biasa,pintu bawah panggul sempit.
5) Panggul belah : symphyse terbuka
2) Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya
1) Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul
sempit picak dan lain-lain
2) Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang
3) Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring
3) Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang
a. Kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong
b. Sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit miring.
4) Kelainan panggul disebabkan kelainan anggota bawah Coxitis, luxatio,
atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit miring fraktura dari
tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan panggul
Penyebab disproporsi juga dilihat dari faktor janin (Mochtar, 2012), sebagai
berikut:
a. Janin Besar
Rata-rata bayi baru lahir dengan usia cukup bulan (37 minggu-42
minggu) berkisar antara 2.500 gram hingga 4.000 gram. Janin besar apabila
>4.000 gram. Janin dapat terlahir besar karena beberapa faktor, yaitu pada ibu
dengan diabetes gestational, post term atau pascamaturitas, faktor herediter,
multiparitas. Janin besar disebut juga makrosomia atau bila lingkar kepala
janin 37-40 cm, dan untuk persalinan pervaginam dilakukan pada janin
dengan lingkar kepala <37 cm.

17
b. Malpresentasi Kepala
Sikap janin yang fisiologis adalah badan dalam keadaan kifose dan
menghasilkan sikap fleksi. Pada sikap ini akan menghasilkan presentasi
belakang kepala. Dengan adanya malpresentasi kepala, seperti presentasi
puncak kepala (defleksi ringan), presentasi dahi (defleksi sedang), dan
presentasi muka (defleksi maksimum), maka kemungkinan akan menimbukan
kemacetan dalam persalinan. Hal ini disebabkan karena kepala tidak dapat
masuk pintu panggul karena diameter kepala pada malpresentasi lebih besar
dari diameter panggul.
3. Patofisiologi
Tulang – tulang panggul terdiri dari os koksa, os sakrum, dan os koksigis.
Os koksa dapat dibagi menjadi os ilium, os iskium, dan os pubis. Tulang – tulang
ini satu dengan lainnya berhubungan. Di depan terdapat hubungan antara kedua os
pubis kanan dan kiri, disebut simfisis. Dibelakang terdapat artikulasio sakro-
iliaka yang menghubungkan os sakrum dengan os ilium. Dibawah terdapat
artikulasio sakro-koksigea yang menghubungkan os sakrum (tl panggul) dan os
koksigis (tl.tungging).
Pada wanita, di luar kehamilan artikulasio ini hanya memungkinkan
pergeseran sedikit, tetapi pada kehamilan dan waktu persalinan dapat bergeser
lebih jauh dan lebih longgar, misalnya ujung koksigis dapat bergerak kebelakang
sampai sejauh lebih kurang 2,5 cm. Hal ini dapat dilakukan bila ujung os koksigis
menonjol ke depan pada saat partus, dan pada pengeluaran kepala janin dengan
cunam ujung os koksigis itu dapat ditekan ke belakang (Mochtar, 2012).
Secara fungsional, panggul terdiri dari dua bagian yaitu pelvis mayor dan
pelvis minor. Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak diatas linea
terminalis, disebut juga dengan false pelvis. Bagian yang terletak dibawah linea
terminalis disebut pelvis minor atau true pelvis. Pada ruang yang dibentuk oleh
pelvis mayor terdapat organ –organ abdominal selain itu pelvis mayor merupakan
tempat perlekatan otot – otot dan ligamen ke dinding tubuh. Sedangkan pada
ruang yang dibentuk oleh pelvis minor terdapat bagian dari kolon, rektum,
kandung kemih, dan pada wanita terdapat uterus dan ovarium. Pada ruang pelvis

18
juga kita temui diafragma pelvis yang dibentuk oleh muskulus levatorani dan
muskulus koksigeus. Ukuran panggul yang normal sebagai berikut:
1) Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul dibentuk oleh promontorium corpus vertebra
sacrum, linea innominata, serta pinggir atas simfisis. Konjugata diagonalis
adalah jarak dari pinggir bawah simfisis ke promontorium, Secara klinis,
konjugata diagonalis dapat diukur dengan memasukkan jari telunjuk dan jari
tengah yang dirapatkan menyusur naik ke seluruh permukaan anterior
sacrum, promontorium teraba sebagai penonjolan tulang. Dengan jari tetap
menempel pada promontorium, tangan di vagina diangkat sampai menyentuh
arcus pubis dan ditandai dengan jari telunjuk tangan kiri. Jarak antara ujung
jari pada promontorium sampai titik yang ditandai oleh jari telunjuk
merupakan panjang konjugata diagonalis.
Konjugata vera yaitu jarak dari pinggir atas simfisis ke promontorium
yang dihitung dengan mengurangi konjugata diagonalis 1,5 cm, panjangnya
lebih kurang 11 cm. Konjugata obstetrika merupakan konjugata yang paling
penting yaitu jarak antara bagian tengah dalam simfisis dengan
promontorium, Selisih antara konjugata vera dengan konjugata obstetrika
sedikit sekali (Prawirohardjo, 2010).
2) Panggul Tengah (Pelvic Cavity)
Ruang panggul ini memiliki ukuran yang paling luas. Pengukuran klinis
panggul tengah tidak dapat diperoleh secara langsung. Terdapat penyempitan
setinggi spina isciadika, sehingga bermakna penting pada distosia setelah
kepala engagement. Jarak antara kedua spina ini yang biasa disebut distansia
interspinarum merupakan jarak panggul terkecil yaitu sebesar 10,5 cm.
Diameter anteroposterior setinggi spina isciadica berukuran 11,5 cm.
Diameter sagital posterior, jarak antara sacrum dengan garis diameter
interspinarum berukuran 4,5 cm (Prawirohardjo, 2010).
3) Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul bukanlah suatu bidang datar namun terdiri dari dua
segitiga dengan dasar yang sama yaitu garis yang menghubungkan tuber

19
isciadikum kiri dan kanan. Pintu bawah panggul yang dapat diperoleh melalui
pengukuran klinis adalah jarak antara kedua tuberositas iscii atau distansia
tuberum (10,5 cm), jarak dari ujung sacrum ke tengah-tengah distensia
tuberum atau diameter sagitalis posterior (7,5 cm), dan jarak antara pinggir
bawah simpisis ke ujung sacrum (11,5 cm) (Prawirohardjo, 2010).
4. Diagnosis
a. Anamnesis
Menanyakan kepada pasien riwayat kehamilan dan persalinan
sebelumnya untuk mengetahui risiko disproporsi kepala panggul.
b. Inspeksi
Ibu terlihat pendek, skoliosis, kifosis, kelainan panggul dan lainnya.
Tampak kontur kepala janin menonjol di atas simfisis apabila belum
memasuki pintu atas panggul. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
dapat digunkan untuk mendiagnosis tinggi badan rendah dan berisiko untuk
terjadinya partus macet (Mochtar, 2012).
c. Palpasi
Menentukan bagian terbawah janin, pemeriksaan panggul luar dan
dalam. Ketiganya digunakan untuk perhitungan pelvimetri klinik (Mochtar,
2012).
d. Pelvimetri Rontgen
Pelvimetri rontgen digunakan untuk mengetahui arsitektur panggul,
baik dalam bentuk, ukurannya, jenis panggul, maupun turunnya bagian
terbawah janin (kepala, bokong, atau bahu). Ini dapat dilakukan untuk
memastikan adanya kelainan panggul atau disproporsi kepala panggul setelah
dilakukan evaluasi secara klinis (Mochtar, 2012).

e. Magnetik Resonance Imaginary (MRI)


Dalam pemeriksaan disroporsi kepala panggul, MRI digunakan untuk
pencitraan janin, mengevaluasi adanya distosia jaringan lunak, mengukur
kapasitas pelvis dan untuk mengukur dimensi kepala (Cunningham, 2014).

20
5. Komplikasi
Apabila persalinan dengan disproporsi kepala panggul dibiarkan
berlangsung sendiri tanpa-bilamana perlu pengambiilan tindakan yang tepat,
timbulnya bahaya bagi ibu dan janin (Prawirohardjo, 2010), sebagai berikut:
1) Bahaya pada ibu
1. Partus lama yang sering disertai pecahnya ketuban pada pembukaan kecil
dapat menimbulkan dehidrasi serta asidosis dan infeksi intrapartum
2. Dengan his yang kuat, sedang kemajuan janin dalam jalan lahir tertahan
dapat timbul regangan segmen bawah uerus dan pembentukan
lingkaranretrasi patologik (Bandl). Keadaan ini terkenal dengan ruptura
uteri mengancam. Apabila tidak segera diambil tindakan untuk
mengurangi regangan, akan timbul ruptur uteri
3. Dengan persalinan tidak maju karena disproporsi, jalan lahir pada suatu
tempat mengalami tekanan yang lama antara kepala janin dan tulang
panggul. Hal ini menimbulkan gangguan sirkulasi dengan akibat
terjadinya iskemia dan kemudian nekrosis pada tempat tersebut.
Beberapa hari post partum akan terjadi fistula vesiko servikalis, atau
fitula vesiko vaginalis atau fistula rekto vaginalis
2) Bahaya pada janin
1. Partus lama dapat meningkatkan kematian Perinatal, apabila jika
ditambah dengan infeksi intrapartum
2. Prolapsus Funikuli atau tali pusat menumbung, apabila terjadi,
mengandung bahaya yang sangat besar bagi janin dan memerlukan
kelahirannya dengan apabila ia masih hidup.
3. Dengan adanya disproporsi, kepala janin dapat melewati rintangan pada
panggul dengan mengadakan moulage dapat dialami oleh kepala janin
tanpa akibat yang jelek sampai batas – batas tertentu. Akan tetapi apabila
batas – batas tersebut dilampaui, terjadi sobekan pada tentorium serebelli
dan pendarahan intrakranial
4. Selanjutnya tekanan oleh promontorium atau kadang – kadang oleh
simfisis pada panggul picak menyababkan perlukaan pada jaringan diatas

21
tulang kepala janin, malahan dapat pula menimbulkan fraktur pada
Osparietalis
6. Penatalaksanaan
a. Partus Percobaan
Untuk menilai kemajuan persalinan dan memperoleh bukti ada atau
tidaknya disproporsi kepala panggul, dapat dilakukan dengan partus
percobaan. Pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaaan pada hamil tua
diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua
bidang dan hubungan antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai
kesimpulan bahwa ada harapan bahwa persalinan dapat berlangsung
pervaginam dengan selamat, dapat diambil keputusan untuk dilakukan
persalinan percobaan. Persalinan ini merupakan suatu tes terhadap DKPuatan
his dan daya akomodasi, termasuk molase kepala janin (Saifuddin, 2010).
Partus dikatakan maju apabila partus berjalan fisiologis, terjadi
perubahan pada pembukaan serviks, tingkat turunnya kepala, dan posisi
kepala (rotasi). Jika tidak terjadi perubahan tersebut maka disebut partus tidak
maju. Apabila terjadi kegagalan, partus dihentikan dengan indikasi dan harus
dilakukan seksio sesarea. (Mochtar, 2012)
Partus percobaan harus dihentikan jika:
1) Pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuannya
2) Keadaan ibu atau janin menjaddi kurang baik
3) Adanya lingkaran retraksi yang patologis
4) Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah walaupun his
cukup baik dan dilakukan pimpinan persalinan dengan baik, bagian
kepala dengan diameter terbesar dalam 1 jam tetap tidak mau
melewati pintu atas panggul.
5) Forseps atau vakum gagal.
Dalam keadaan-keadaan tersebut, dilakukan seksio sesarea. Jika
seksio sesarea dilakukan pada saat pembukaan sudah lengkap dan atas
indikasi sebab-sebab yang menetap (partus percobaan lengkap dan gagal),

22
pada persalinan berikutnya tidak ada manfaatnya untuk melakukan persalinan
percobaan lagi.
Persalinan percobaan ada dua macam yaitu trial of labour dan test of
labour. Trial of labour serupa dengan persalinan percobaan di atas,
sedangkan test of labour sebenarnya adalah fase akhir dari trial of labour
karena baru dimulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam kemudian.
Saat ini test of labour jarang digunakan karena biasanya pembukaan tidak
lengkap pada persalinan dengan pangul sempit dan terdapat kematian anak
yang tinggi pada cara ini.
b. Seksio Sesarea
Seksio Sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau
seksio sesarea adalah suatu histerotomia melahirkan janin dari dalam rahim
(Cunningham, 2014). Seksio sesarea di lakukan untuk mencegah hal – hal
yang membahayakan nyawa ibu. Panggul sempit apabila ukurannya 1-2 cm
kurang dari ukuran yang normal (Manuaba, 2012). Seksio sesarea elektif
direncanakan lebih dulu dan dilakukan pada kehamilan cukup bulan karena
kesempitan panggul yang cukup berat/absolut atau karena terdapat
disproporsi kepala panggul yang cukup nyata. Seksio sesarea sekunder
dilakukan karena partus percobaan dianggap gagal atau karena timbul
indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin, sedang syarat-
syarat untuk persalianan per vaginam tidak atau belum terpenuhi (Mochtar,
2012).
c. Simfisiotomi
Simfisiotomi adalah sebuah operasi untuk memperbesar kapasitas pelvis
dengan memotong jaringan ikat tulang pubis di bagian depan pelvis.
Tindakan ini dilakukan dengan memisahkan panggul kiri dan kanan pada
simfisis. Tindakan ini sudah tidak dilakukan lagi (Cunningham, 2014).

23
BAB III
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Pada masa kehamilan ini, Ny. R datang ke RSU Nyi Ageng Serang
mengatakan ingin bersalin secara SC pada tanggal 20 September 2019. Ny. R
memiliki riwayat SC sebelumnya pada kehamilan pertama dengan indikasi
DKP. Pada kehamilan kedua ini, Ny. R juga didiagnosa mengalami DKP oleh
dokter. Jika Ny. R hamil dengan DKP akan masuk dalam kehamilan berisiko
yang perlu mendapatkan perhatian khusus.
Ibu hamil dengan risiko tinggi terjadinya disproporsi kepala panggul
seharusnya dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas ruangan operasi
sebelum proses persalinan dimulai (Manuaba, 2012). Hal ini sudah sesuai,
Ny. R mengambil keputusan yang tepat dengan bersalin di rumah sakit dan
melalui operasi SC karena kehamilannya berisiko.
Rata-rata bayi baru lahir dengan usia cukup bulan (37 minggu-42
minggu) berkisar antara 2.500 gram hingga 4.000 gram. Janin besar apabila
>4.000 gram. Janin dapat terlahir besar karena beberapa faktor, yaitu pada ibu
dengan diabetes gestational, post term atau pascamaturitas, faktor herediter,
multiparitas. Janin besar disebut juga makrosomia atau bila lingkar kepala
janin 37-40 cm, dan untuk persalinan pervaginam dilakukan pada janin
dengan lingkar kepala <37 cm. Dalam kasus Ny. R TBJ dalam batas normal
yaitu 3100 gram.

B. Analisis
Berdasarkan riwayat persalinan ibu sebelumnya, Ny. R sudah
didiagnosa mengalami DKP dan bersalin secara SC. Sehingga kemungkinan
besar kehamilan kedua ini juga memiliki masalah yang sama. Dokter
mendiagnosa DKP berdasarkan hasil USG. Bidan juga dapat mendiagnosa
DKP berdasarkan pengukuran panggul dan palpasi bagian terendah janin.

24
Diagnosis lainnya ibu terlihat pendek, skoliosis, kifosis, kelainan
panggul. Tampak kontur kepala janin menonjol di atas simfisis apabila belum
memasuki pintu atas panggul. Ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm
dapat digunakan untuk mendiagnosis tinggi badan rendah dan berisiko untuk
terjadinya partus macet. Tinggi badan Ny. R 157 cm yang berarti tidak masuk
dalam risiko partus macet (Mochtar, 2012).

C. Penatalaksanaan
Seksio Sesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat
sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau vagina, atau
seksio sesarea adalah suatu histerotomia melahirkan janin dari dalam rahim
(Cunningham, 2014). Seksio sesarea di lakukan untuk mencegah hal – hal
yang membahayakan nyawa ibu. Panggul sempit apabila ukurannya 1-2 cm
kurang dari ukuran yang normal (Manuaba, 2012).
Seksio sesarea elektif direncanakan lebih dulu dan dilakukan pada
kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul yang cukup berat/absolut
atau karena terdapat disproporsi kepala panggul yang cukup nyata. Seksio
sesarea sekunder dilakukan karena partus percobaan dianggap gagal atau
karena timbul indikasi untuk menyelesaikan persalinan selekas mungkin,
sedang syarat-syarat untuk persalianan per vaginam tidak atau belum
terpenuhi (Mochtar, 2012).
Dalam kasus Ny. R sudah sesuai dengan teori bahwa kehamilan
dengan DKP harus bersalin secara SC untuk menghindari komplikasi dan
penyulit bila bersalin secara normal. Partus percobaan juga jarang
direkomendasikan jika disproporsi kepala panggul yang cukup nyata dan
sebelumnya ibu juga mempunyai riwayat SC.

25
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kasus ini, kami memahami kasus secara nyata tentang asuhan
yang diberikan pada kasus DKP. Asuhan kebidanan yang diberikan pada
Ny. R di RSU Nyi Ageng Serang berjalan sesuai teori. Selain itu dari
penatalaksanaan kasus ini kami mendapat:
1. Asuhan kebidanan pada Ny. R dilakukan berdasarkan pengkajian dan
pemeriksaan fisik, sehingga penanganan yang diberikan berdasarkan
kebutuhan dan kewenangan bidan.
2. Asuhan kebidanan pada Ny. R dapat diidentifikasi diagnosa/masalah
kebidanan yaitu DKP.
3. Asuhan kebidanan pada Ny. R dapat menentukan masalah potensial
yaitu post date.
4. Asuhan kebidanan Ny. R dapat menentukan kebutuhan segera yaitu
dengan melakukan KIE mengenai persiapan SC.
5. Asuhan kebidanan Ny. R dengan merencanakan tindakan yang akan
dilakukan pada kasus DKP yaitu dengan persalinan SC.
6. Asuhan kebidanan Ny. R dengan melaksanakan tindakan untuk
menangani kasus DKP dengan persalinan SC oleh dokter ahli.
7. Asuhan kebidanan Ny. R dengan melakukan evaluasi untuk
menangani kasus DKP dengan memantau ibu selama perawatan.
8. Asuhan kebidanan Ny. R dengan melakukan pendokumentasian kasus.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih memperdalam ilmu dan teori tentang
DKP, sehingga dapat mengambil tindakan secara lebih cepat dan tepat.
Selain itu mahasiswa diharapkan dapat mengkaji setiap informasi yang

26
dapat menunjang analisa dengan rinci sehingga pendokumentasian dapat
dilakukan sesuai dengan managemen kebidanan.
2. Bagi Bidan Pelaksana
Diharapkan bidan dapat melakukan deteksi dini pada kasus DKP
jika menemukan ibu bersalin dengan penyulit saat bersalin untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
3. Bagi Ibu Bersalin
Diharapkan ibu dapat meningkatkan pengetahuan mengenai
kehamilan dengan DKP dan dapat memberikan informasi pada ibu hamil
lainnya.

27
DAFTAR PUSTAKA

Cunningham, FG. 2014. Obstetri Williams edisi 23 volume 1. Jakarta:


EGC.

Manuaba, IA. 2012. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa


Kebidanan. Jakarta: EGC.

Mochtar, R. 2012. Sinopsis Obstetri jilid 1. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saifuddin. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka.

Wiknjosastro, Hanifa. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

28

Anda mungkin juga menyukai