Anda di halaman 1dari 2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki beban masalah gizi ganda, yaitu masalah gizi kkurang dan gizi lebih.
Masalah gizi kurang yang sedang kita hadapi diantaranya Anemia Defisiensi Besi (ADB),
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Kurang Vitamin A (KVA), dan Kurang Energi
Protein (KEP). Sementara itu, masalah gizi lebih yang mulai mengalami peningkatan prevalensi
yaitu obesitas. Melihat permasalahan tersebut, pemerintah, industry dan masyarakat harus
bersama-sama bahu membahu untuk mengatasi masalah ini. Salah satu usaha untuk
mengatasinya ialah dengan jalan fortifikasi mikronutrien pada produk pangan.

Perbaikan pangan berupa modifikasi dan diversifikasi pangan merupakan metoda yang
paling ideal. Namun, seringkali dalam prakteknya memiliki berbagai keterbatasan, antara lain
sulitnya merubah kebiasaan kesukaan seseorang akan jenis makanan serta mahalnya bahan
pangan yang kaya akan zat gizi mikro, contohnya zat besi dengan bioavailabilitas tinggi seperti
daging-dagingan.

Atas dasar itulah maka perlu dilakukan terobosan teknologi yang murah, memberikan
dampak yang nyata, diterima oleh masyarakat dan berkelanjutan. Diantara berbagai solusi
perbaikan gizi, fortifikasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan.

Fortifikasi sendiri merupakan penambahan satu atau lebih zat gizi ke dalam pangan.
Dengan demikian dengan fortifikasi ini akan mencegah defisiensi zat gizi tertentu, memperbaiki
kekurangan zat gizi, mengembalikan zat yang pada awalnya terdapat dalam jumlah yang
signifikan akan tetapi mengalami kehilangan dalam pengolahan, meningkatkan kualitas gizi
produk pangan olahan yang digunakan sebagai sumber pangan, menajamin ekuifalensi gizi dari
produk pangan olahan yang menggantikan pangan lain seperti margarin menggantikan mentega.

Makalah ini akan membahas lebih lanjut mengenai fortifikasi, diantaranya pengertian
fortifikasi, tujuan fortifikasi, sejarah fortifikasi pangan di Indonesia, klasifikasi fortifikasi, jenis-
jenis fortifikasi, peran fortifikasi pangan dalam mengatasi masalah defisiensi zat gizi mikro di
Indonesia, syarat-syarat fortifikasi pangan, contoh makanan yang difortifikasi, serta kelebihan
dan keterbatasan fortifikasi.
RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu fortifikasi dan apa tujuan dari fortifikasi ?


2. Bagaimana sejarah fortifikasi pangan di Indonesia ?
3. Apa saja klasifikasi fortifikasi pangan ?
4. Apa saja jenis-jenis fortifikasi pangan ?
5. Bagaimana syarat-syarat pangan agar dapat dilakukan fortifikasi ?
6. Bagaimana teknik fortifikasi pangan ?
7. Bagaimana peran fortifikasi pangan dalam mengatasi permasalahan gizi di Indonesia ?
8. Apa saja contoh-contoh makanan yang dapat di fortifikasi ?
9. Apa saja kelebihan dan keterbatasan dalam fortifikasi pangan ?

TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian fortifikasi dan tujuan dari fortifikasi


2. Untuk mengetahui bagaimana sejarah fortifikasi pangan di Indonesia
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari fortifikasi pangan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis fortifikasi pangan
5. Untuk mengetahui bagaimana syarat-syarat pangan agar dapat dilakukan fortifikasi
6. Untuk mengetahui teknik-teknik fortifikasi pangan
7. Untuk mengetahui bagaimana peran fortifikasi pangan dalam mengatasi permasalahan
gizi di Indonesia
8. Untuk mengetahui contoh-contoh makanan yang dapat di fortifikasi
9. Untuk mengetahui kelebihan dan keterbatasan dalam fortifikasi pangan

Anda mungkin juga menyukai