d. Stadium 4
Penurunan berat pada GFR (15-29). Teruskan pengobatan
untuk komplikasi CKD dan belajar semaksimal mungkin mengenai
pengobatan untuk kegagalan ginjal. Masing-masing pengobatan
membutuhkan persiapan. Bila kita memilih hemodialisis, kita akan
membutuhkan tindakan untuk memperbesar dan memperkuat
pembuluh darah dalam lengan agar siap menerima pemasukan
jarum secara sering. Untuk dialisis peritonea, sebuah kateter harus
ditanam dalam perut kita. Atau mungkin kita ingin minta anggota
keluarga atau teman menyumbang satu ginjal untuk dicangkok.
e. Stadium 5
Kegagalan ginjal (GFR di bawah 15). Saat ginjal kita tidak
bekerja cukup untuk menahan kehidupan kita, kita akan
membutuhkan dialysis atau pencangkokan ginjal.
1.1.4 Patofisiologi
Penurunan fungsi nefron
Perubahan
Haemolisis
peristaltik usus Ketidakefektifan
pola nafas
Kelemahan otot
Konstipasi
Resiko cidera
1.1.5 Manifestasi Klinis
1. Sistem gastrointestinal
a. Anoreksia, nausea, vomitus yang berhubungan dengan
gangguan metabolisme protein.
b. Foter uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur
diubah oleh bakteri di mulut menjadi amonia sehingga nafas berbau
amonia.
2. Kulit
a. Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat
penimbunan urokrom. Gatal-gatal dengan ekskoriasi akibat toksik
uremik dan pengendapan kalsium di pori-pori kulit.
b. Ekimosis akibat gangguan hematologis.
c. Urea frost akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat
3. Sistem hematologi
a. Berkurangnya produksi eritropoitin, sehingga rangsangan eritropoisis
pada sumsum tulsng menurun.
b. Hemolisis akibat berkurangnya masa hidup eritroosit dalam
suasana uremia toksik.
c. Difisiensi besi, asam folat akibat nafsu makan yang kurang.
d. Perdarahan pada saluran cerna dan kulit
e. Fibrosis sumsum tulang akibat hiperparatiroidismesekunder
f. Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia akibat agregasi
dan adhesi trombosit yang berkurang serta menurunnya faktor
trombosit III dan adenosis difosfat.
4. Sistem saraf dan otot
a. Resties leg syndrome: Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga
selalu digerakkan.
b. Burning feet syndrome: Rasa semutan dan seperti terbakar
terutama ditelapak kaki.
c. Ensefalopati metabolik: Lemah tidak bisa tidur, gangguan
konsentrasi tremor, miokionus dan kejang.
d. Miopati: Kelemahan dan hipotropi otot-otot terutama otot-otot
ekstremitas proksimal.
5. Sistem kardiovaskuler
a. Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan
aktifitas system renin-angiotensin-aldosteron.
b. Nyeri dada dan sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial,
penyakit jantung koroner akibat arterosklerosis dan gagal jantung
akibat penimbunan cairan dan hipertensi.
6. Sistem endokrin
a. Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun akibat
penurunan sekresi testosterone dan spermatogenesis.
b. Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin dan sekresi dan
insulin.
c. Gangguan metabolisme.
d. Gangguan metabolisme vitamin D.
7. Gangguan system lain
a. Tulang: osteodistrofi renal yaitu osteomalasia, osteofibfosa,
osteoskerosis dan kalsifikasi metastatik.
b. Asidosis metabolic akibat penimbunan asam organic sebagai
hasil metabolisme
c. Elektrolit: hiperfosfatemia, hiperkalsemia, hipokalsemia.
1.1.6 Komplikasi
1. Jantung: edema paru, aritmia, efusi pericardium, tamponade jantung
2. Gangguan elekrolit: hiponatremia, asidosis, hiperkalemia (akibat
penuruan ekskresi, asidosis mertabolik, katabolisme dan masukan diet
yang berubah)
3. Neurology: iritabilitas, neuromuscular, flap, tremor, koma, gangguan
kesadaran, kejang
4. Gastrointestinal: nausea, muntah, gastritis, ulkus peptikum,
pendarahan gastrointestinal
5. Hematologi: anemia (akibat penurunan eritropeitin penurunan tentang
usia sel darah merah, perdarahan gastrom testinal akibat iritasi diet
toxin, dan kehilangan darah selama hemodialisis), diatesis, hemoragik
6. Infeksi: pneumonia, septicemia, infeksi nosokomial
7. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system
rennin – angiotensin – aldosteron.
8. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatik akibat refensi fosfat, kadar
kalsium peningkatan kadar aluminium
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang
Didalam memberikan pelayanan keperawatan terutama intervensi maka perlu
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan baik secara medis ataupun
kolaborasi antara lain :
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Laboratorium darah : BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb, trombosit, Ht, Leukosit), protein, antibody
(kehilangan protein dan immunoglobulin).
b. Pemeriksaan UrinWarna, PH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa,
protein, sedimen, SDM, keton, SDP, TKK/CCT2.
2. Pemeriksaan EKG
Untuk melihat adanya hipertropi ventrikel kiri, tanda perikarditis, aritmia,
dan gangguan elektrolit (hiperkalemi, hipokalsemia)
3. Pemeriksaan USG
Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks ginjal, kepadatan parenkim
ginjal, anatomi system pelviokalises, ureter proksimal, kandung kemih
serta prostate.
4. Pemeriksaan Radiologi
5. Renogram, Intravenous Pyelography, Retrograde Pyelography, Renal
Aretriografi dan Venografi, CT Scan, MRI, Renal Biopsi, pemeriksaan
rontgen dada, pemeriksaan rontgen tulang, foto polos abdomen.
1.1.8 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan terhadap gagal ginjal kronik meliputi :
1. Restriksi konsumsi cairan, protein, dan fosfat.
2. Obat-obatan : diuretik untuk meningkatkan urinasi; alumunium hidroksida
untuk terapi hiperfosfatemia; anti hipertensi untuk terapi hipertensi serta
diberi obat yang dapat menstimulasi produksi RBC seperti epoetin alfa bila
terjadi anemia.
3. Dialisis
4. Haemodialisa
5. Transplantasi ginjal. (Reeves, Roux, Lockhart, 2001)
d. Bladder
Perubahan warna urine menjadi lebih pekat/gelap, merah, coklat,
berawan, Oliguria ( bisanya 12-21 hari); poliuria (2-6 l/hari),
Perubahan pola kemih : peninggkatan frekuensi, poliuria (kegagalan
dini) atau penurunan frekuensi/oliguria (fase akhir), disuria, ragu-ragu
berkemih, dorongan kurang, kemih tidak lampias, retensi
(inflamasi/obstruksi, infeksi),
e. Bowel
Adanya keluhan dari pasien mengenai mual, muntah, anoreksia,
abdomen kembung, diare atau konstipasi
f. Bone
Kulit berwarna pucat, Ekimosis, Urea frost, Bekas-bekas guratan
karena gatal
NANDA (00032)
Ketidakefektifan pola napas
Bradipnea Ansietas
Dispnea Cedera medulla spinalis
Fase ekspirasi memanjang Deformitas dinding dada
Ortopnea Deformitas tulang
Pengguanaan otot bantu pernafasan Disfungsi neuromuscular
Penggunaan posisi tiga-titik Gangguan musculoskeletal
Peningkatan diameter anterior- Gangguan neurologis (missal,
posterior elektroensefalogram[EEG]
Penurunan kapasitas vital positif, trauma kepala, gangguan
Penurunan tekanan ekspirasi kejang)
Penurunan tekanan inspirasi Hiperventilasi
Penurunan ventilasi semenit Imaturitas neurologis
Pernapasan bibir Keletihan
Pernapasan cuping hidung Keletigan otot pernapasan
Perubahan ekskursi dada Nyeri
Pola napas abnormal (missal, Obesitas
irama, frekuensi, kedalaman) Posisi tubuh yang menghambat
Takipnea ekspansi paru
Sindrom hipovemtilasi
NOC
INDIKATOR
040301 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
pernapasan
040329 Pengembangan 1 2 3 4 5 NA
dinding dada
tidak simetris
040330 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
vokalisasi
040331 Akumulasi 1 2 3 4 5 NA
sputum
040332 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
ekspirasi
040333 Gangguan Suara 1 2 3 4 5 NA
saat auskultasi
040334 Atelektasis 1 2 3 4 5 NA
NOC
INDIKATOR
041202 Tingkat 1 2 3 4 5 NA
pernapasan
spontan
041226 Takut 1 2 3 4 5 NA
041234 Ketidaknyamana 1 2 3 4 5 NA
n
041235 Kurang istirhat 1 2 3 4 5 NA
041236 Kesulitan 1 2 3 4 5 NA
menggutarakan
kebutuhan
NOC
INDIKATOR
041501 Frekuensi 1 2 3 4 5 NA
pernapasan
041502 Irama pernapasan 1 2 3 4 5 NA
041503 Kedalaman 1 2 3 4 5 NA
Inspirasi
041504 Suara auskultasi 1 2 3 4 5 NA
nafas
041532 Kepatenan jalan 1 2 3 4 5 NA
nafas
041505 Volume Tidal 1 2 3 4 5 NA
041506 Pencapaian 1 2 3 4 5 NA
tingkat intensif
spirometri
041507 Kapasitas Vital 1 2 3 4 5 NA
041508 Saturasi oksigen 1 2 3 4 5 NA
041509 Test faal paru 1 2 3 4 5 NA
041510 Penggunaan obat 1 2 3 4 5 NA
bantu nafas
041511 Retraksi dinding 1 2 3 4 5 NA
dada
041512 Pernapasan bibir 1 2 3 4 5 NA
dengan mulut
menegrucut
041513 Sianosis 1 2 3 4 5 NA
041514 Dispneu saat 1 2 3 4 5 NA
istirahat
041515 Dispneu dengan 1 2 3 4 5 NA
aktivitas ringan
041516 Perasaan kurang 1 2 3 4 5 NA
istirahat
041517 Mengantuk 1 2 3 4 5 NA
041518 Diaforesis 1 2 3 4 5 NA
041519 Gangguan 1 2 3 4 5 NA
Kesadaran
041520 Akumulasi 1 2 3 4 5 NA
Sputum
041521 Atelektasis 1 2 3 4 5 NA
041526 Mendengkur 1 2 3 4 5 NA
041531 Batuk 1 2 3 4 5 NA
NIC
NIC
Perubahan Preload
Disptensi vena julgular Peningkatan CVP
Edema Peningkatan PAWP
Keletihan Penurunan pulmonary artery
Murmur jantung wedge pressure (PAWP)
Peningkatan berat badan Penurunan ekanan vena sentral
(Central Venous Pressure, CVP)
Perubahan Afterload
Dispnea Penurunan resistansi vaskuler
Kulit lembab paru (pulmonary vascular
Oliguria resistence, PVR)
Pengisian kapiler memanjang Penurunan resitansi vaskuler
Peningkatan PVR sistemik (Systemic Vascular
Peningkatan SVR Resistance, CVR)
Penurunan nadi perifer Perubahan tekanan darah
Perubahan warna kulit (mis.,
pucat, abu-abu, sianosis)
Perubahan Kontraktilitas
Batuk Penurunan fraksi ejeksi
Bunyi nafas tambahan Penurunan indek jantung
Bunyi S3 Penurunan left ventricular
Bunyi S4 stroke work index ( LVSWI)
Dispnea paroksimal noktural Penurunan stroke volume index
Ortopnea (SVI)
Perilaku/ emosi
Ansaietas
Gelisah
NOC
Ketidakefektifan Pompa Jantung (0400)
Definisi :kecukupan volume darah yang dipompakan dari ventrikel kiri untuk
mendukung tekanan perfusi sistemik
INDIKATOR
040001 Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
sistol
040019 Tekanna darah 1 2 3 4 5 NA
diastol
040002 Denyut jangtung 1 2 3 4 5 NA
apikal
040003 Indeks jantung 1 2 3 4 5 NA
040004 Fraksi ajeksi 1 2 3 4 5 NA
040006 Denyut naddi 1 2 3 4 5 NA
perifer
040007 Ukuran jantung 1 2 3 4 5 NA
040020 Urin output 1 2 3 4 5 NA
040022 Keseimbangan 1 2 3 4 5 NA
intake dan output
dalam 24 jam
040025 Teknanan vena 1 2 3 4 5 NA
sentral
Berat Cukup sedang ringan Tidak
berat ada
040009 Distensi vena 1 2 3 4 5 NA
leher
040010 Disritmia 1 2 3 4 5 NA
040011 Suara jantung 1 2 3 4 5 NA
abnormal
040012 Angina 1 2 3 4 5 NA
040013 Edema perifer 1 2 3 4 5 NA
040014 Edema paru 1 2 3 4 5 NA
040015 Diaforesia 1 2 3 4 5 NA
040016 Mual 1 2 3 4 5 NA
040017 Kelelahan 1 2 3 4 5 NA
040023 Dyspnea pada 1 2 3 4 5 NA
saat istirahat
040026 Dyspnea dengan 1 2 3 4 5 NA
aktivitas ringan
040024 Peningkatan berat 1 2 3 4 5 NA
badan
040027 Asites 1 2 3 4 5 NA
040028 Hepatomegali 1 2 3 4 5 NA
040029 Gangguan kognisi 1 2 3 4 5 NA
040030 Intoleransi 1 2 3 4 5 NA
aktivitas
040031 Pucat 1 2 3 4 5 NA
040032 Sianosis 1 2 3 4 5 NA
040033 Wajah kemerahan 1 2 3 4 5 NA
NOC
Status Sirkulasi (0401)
Definisi :aliran darah yang searah dan tidak terhambat dengan aliran yang tepat
melalui pembuluh darah besar sirkuit sitemik dan paru.
INDIKATOR
040101 Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
sistol
040102 Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
diastol
040103 Tekanan nadi 1 2 3 4 5 NA
040104 Tekanan darah 1 2 3 4 5 NA
rata-rata
040105 Tekanan vena 1 2 3 4 5 NA
sentral
040106 Tekanan baji paru 1 2 3 4 5 NA
040141 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
karotis kanan
040142 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
karotis kiri
040143 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
brakialis kanan
040144 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
brakialis kiri
040145 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
radialis kanan
040146 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
radialais kiri
040147 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
fermoralis kanan
040148 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
fermoralis kiri
040149 Kekauatan nadi 1 2 3 4 5 NA
dorsalis pedis
kanan
040150 Kekuatan nadi 1 2 3 4 5 NA
dorsalis pedis kiri
040135 PaO2 (Tekananan 1 2 3 4 5 NA
parsial oksigen
dalam darah
arteri)
040136 PaCO2 1 2 3 4 5 NA
(Tekananan
parsial
karbondioksida
dalam darah
arteri)
040137 Saturasi oksigen 1 2 3 4 5 NA
040112 Perbedaan 1 2 3 4 5 NA
oksigen arteri-
vena
040140 Urin output 1 2 3 4 5 NA
040151 Capillary refill 1 2 3 4 5 NA
Berat Cukup sedang ringan Tidak
berat ada
040107 Hipotennsi 1 2 3 4 5 NA
ortostatik
040113 Suara nafas 1 2 3 4 5 NA
tambahan
040118 Bising pembuluh 1 2 3 4 5 NA
darah besar
040119 Distensi vena 1 2 3 4 5 NA
leher
040120 Edema perifer 1 2 3 4 5 NA
040121 Asites 1 2 3 4 5 NA
040123 Kelelahan 1 2 3 4 5 NA
040152 Peningkatan berat 1 2 3 4 5 NA
badan
040153 Gangguan kognisi 1 2 3 4 5 NA
040154 Wajah pucat 1 2 3 4 5 NA
040155 Kemerahan pada 1 2 3 4 5 NA
kaki akibat posisi
kaki
tergantung/depen
dent rubor
040156 Klaudikasi 1 2 3 4 5 NA
intermiten
040157 Penurunan suhu 1 2 3 4 5 NA
kulit
040158 Parethesia 1 2 3 4 5 NA
040159 Pingsan 1 2 3 4 5 NA
040160 Pitting edema 1 2 3 4 5 NA
040161 Luka ektremitas 1 2 3 4 5 NA
bawah
040162 Mati rasa 1 2 3 4 5 NA
NIC
Pengaturan Hemodinamik(4150)
Definisi: optimalisasi denyut jantung, preload dan afterload serta kontraktilitas [jantung]
Aktivitas-aktivitas
Lakukan penilaian komprehensif Monitor adanya tanda dan gejala
terhadap status hemodinamik masalah pada status perfusi (misalnya,
(yaitu, memeriksa tekanan darah, hipotensi simpomatik, dingin di ujung
denyut jantung, denyut nadi, kaki dan tangan, termasuk lengan dan
tekanan vena jugularis, tekanan kaki; mental abtundation atau
vena sentral, atrium kiri dan mengantuk terus; elevasi di tingkat
kanan, tekanan ventrikel dan serum kreatinin dan BUN,
tekanan arteri pulmonalis), hiponatremia; tekanan nadi sempit,
dengan tepat dan tekaan nadi proporsional 25% atau
Gunakan beberapa parameter kurang)
untuk menentukan status klinis Lakuakan auskultasi pada paru untuk
pasien (yaitu, tekanan nadi mencari tahu apa ada bunyi atau suara
proporsional dianggap sebagai tambahan lainnya
parameter definitif) Ingat bahwa suara paru tambahan
Monitor dan dokumentasikan bukan satu-satunya indikator masalah
tekanan nadi proporsional (yaitu, hemodinamik
tekanan darah sistolik dikurangi Lakukan auskultasi pada jantung
tekanan darah diastolik dibagi Monitor dan catat tekanan darah,
dengan tekanan darah sistolik, denyut jantung, irama, dan denyut nadi
sehingga menghasilkan Monitor apakah alat pacu jantung
presentase yang proporsional) berfungsi
Berikan pemeriksaan fisik Monitor resistensi sistemik pembuluh
berkala pada populasi berisiko darah dan paru
(misalnya., pasien gagal jantung) Monitor curah jantung, indeks kardiak
Kurangi kecemasan dengan dan indeks kerja stroke ventrikuler,
memberikan informasi yang yang sesuai
akurat dan perbaiki setiap Berikan obat-obatan inotropik positif
kesalahpahaman dan obat obat kontraktilitas
Arahkan pasien dan keluarga Berikan obat antiaritmia
mengenai pemantauan Monitor efek obat
hemodinamik (misalnya., obat- Monitor denyut nadi perifer,
obatan, terapi, tujuan peralatan) pengisisan kapiler, suhu dan warna
Jelaskan tujuan perawatan dan ekstremitas
bagaimana kemajuan akan Tinggikan kepala tempat tidur
diukur Tinggikan kaki tempat tidur
Identifikasi adanya tanda dan Monitor apa ada edema perifer;
gejala peringatan dini sistem distensi warna jugularis; bunyi jantung
hemodinamik yang S3 dan S4; dyspnea; penambahan berat
dikompromikan (misalnya., badan; dan distensi organ, terutama
dyspnea, penurunan kemampuan diparu-paru dan jantung
untuk olahraga, ortopnea, sangat Monitor kapiler paaru, tekanan arteri
kelelahan, pusing, melamun, sekitar, tekanan vena sentral dan
edema, palpitasi, dyspnea atrium kanan
paroksismal noktural, perubahan Monitor kadar elektrolit
berat badan tiba-tiba) Jaga keseimbangan cairan dengan
Pertimbangakan status volume pemberian cairan IV atau diuretik
(yaitu, apakah pasien Berikan obat vasodilator dan
hipervolemi, hipovolemi atau vasokonstriktor
berada pada rentang cairan yang
Monitor asupan dan pengeluaran,
seimabang?)
output urin, dan berat badan pasien
Monitor adanya tanda gejala
Evaluasi efek dari terapi cairan
masalah status volume
Pasang kateter urin
(misalnya., distensi vena,
Minimalkan stres lingkungan
peningkatan tekanan di vena
Berkolaborasi dengan dokter, sesuai
jugularis interna kanan, refleks
indikasi
vena jugularisposistif pada
abdomen, edema, asites,
crackles, dyspnea, ortopnea,
dyspnea paroxysmal noctural)
Tentukan status perfusi (yaitu,
apakah pasien terasa dingin,
suam-suam kuku, atau hangat?)
NIC
1.2.3 Evaluasi
1. Pasien tidak merasa sesak
2. Pasien tidak merasa nyeri dada
3. Warna kulit normal
4. Pasien tidak edema
5. Berat badan normal
DAFTAR PUSTAKA
Patofisiologi, Jakarta:EGC
EGC
Jakarta:Mediaesculapius
Jakarta:EGC
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: EGC.Smeltzer,
Suzanne C,
2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 Edisi 8. Jakarta: EGC
Suyono, Salmet. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. Edisi III. Jakarta: