Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS

“BBLR”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Patologi
dosen pengampu Rini Susanti, S.Si.T., M.Kes

Disusun Oleh Kelomok 1 :

1. Kurnia Dwi Pratiwi 152191207


2. Zulfa Aulia Rahma 152191208
3. Vivi Tomiatun 152191209
4. Reny 152191212
5. Dwi Trisnawati 152191223
6. Dionisia Mayola 152191231

PROGRAM STUDI SI KEBIDANAN TRANSFER

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas pendidikan anti
korupsi.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Asuhan Kebidanan Neonatus Patologi tentang “BBLR”. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh
dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa ada
yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Ungaran, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian BBL ........................................................................................ 3
B. Karakteristik BBLR ................................................................................. 4
C. Faktor-faktor penyebab BBLR ................................................................ 6
D. Akibat BBLR ........................................................................................... 8
E. Penatalaksanaan BBLR ............................................................................ 10
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14
A. Kesimpulan .............................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Data World Health Organization (WHO) memperlihatkan sekitar 20 juta bayi berat lahir
rendah (BBLR) lahir setiap tahunnya yang dapat disebabkan oleh kelahiran sebelum waktunya
(prematur) maupun perkembangan janin terhambat saat dalam kandungan. Bayi dengan berat lahir
rendah merupakan penyumbang tertinggi angka kematian neonatal (AKN). Dari sekitar 4 juta
kematian neonatal, prematur dan BBLR menyumbang lebih dari seperlima kasus, dan Indonesia
terdaftar sebagai negara di urutan ke-8 berdasarkan jumlah kematian neonatal per tahun menurut
data WHO. Prevalensi BBLR di Indonesia berkisar antara 2 hingga 17,2% dan menyumbang
29,2% AKN.
Masalah utama bayi baru lahir pada masa perinatal dapat menyebabkan kematian,
kesakitan dan kecacatan. Hal ini merupakan akibat dari kondisi kesehatan ibu yang jelek,
perawatan selama kehamilan yang tidak adekuat, penanganan selama persalinan yang tidak tepat
dan tidak bersih, serta perawatan neonatal yang tidak adekuat. Bila ibu meninggal saat melahirkan,
kesempatan hidup yang dimiliki bayinya menjadi semakin kecil. Kematian neonatal tidak dapat
diturunkan secara bermakna tanpa dukungan upaya menurunkan kematian ibu dan meningkatkan
kesehatan ibu. Perawatan antenatal dan pertolongan persalinan sesuai standar, harus disertai
dengan perawatan neonatal yang adekuat dan upaya-upaya untuk menurunkan kematian bayi
akibat bayi berat lahir rendah, infeksi pasca lahir (seperti tetanus neonatorum, sepsis), hipotermia
dan asfiksia. Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi pasca lahir disebabkan oleh penyakit
– penyakit yang dapat dicegah dan diobati dengan biaya yang tidak mahal, mudah dilakukan, bisa
dikerjakan dan efektif.
Intervensi yang efektif masih sangat terbatas akibat terbatasnya jumlah fasilitas dan tenaga
yang terampil. Akibatnya angka morbiditas dan mortalitas bayi BBLR menjadi tinggi. Perawatan
dengan metode kanguru (PMK) merupakan salah satu cara yang sederhana dan terbukti efektif
untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan
infeksi, dan stimulasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan BBLR?
2. Apa saja karakteristik BBLR?
3. Apa faktor-faktor penyebab BBLR?
4. Apa akibat dari BBLR?
5. Bagaimana penatalaksanaan dari BBLR?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana perencanaan perawatan BBLR dengan metode kangguru.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui pengertian, karakteristik, faktor, akibat dan penatalaksanaan BBLR.
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari rp2.500 G bayi yang lahir dengan
berat kurang dari 2500 gram, tanpa memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua
bagian yaitu BBL sangat rendah bila berat badan lahir kurang dari 1500 gram dan BBLR bila berat
badan lahir antara 1501-2499 gram.

BBLR dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram.

2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat ahir 1000-1500 gram.

3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

B. Karakteristik BBLR

Karakteristik yang dapat ditemukan pada prematur murni adalah:

1. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang
dari 33 cm lingkar dada kurang dari 30 cm

2. Gerakan kurang aktif otot masih hipotonis.

3. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

4. Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus.

5. Tulang-tulang tengkorak lunak fontanela besar dan sutura besar.

6. Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana.

7. Jaringan payudara tidak ada dan puting susu kecil.


8. Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu.

9. Kulit tipis dan transparan lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan pelipis dahi dan
lengan.

10. Lemak subkutan kurang.

11. Genetalia belum sempurna pada wanita labia minora belum tertutup oleh labia mayora.

12. Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah.

13. Bayi prematur mudah sekali mengalami infeksi karena daya tahan tubuh masih lemah,
kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu
tindakan preventif sudah dilakukan sejak antenatal sehingga tidak terjadi persalinan dengan
prematuritas (BBLR).

C. Faktor-faktor penyebab BBLR

Berat badan lahir seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari
bayi itu sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Status gizi ibu hamil

Kualitas bayi lahir sangat bergantung pada asupan gizi ibu hamil. Gizi yang cukup akan menjamin
bayi lahir sehat dengan berat badan cukup. Namun kekurangan gizi yang adekuat dapat
menyebabkan berat badan lahir rendah.

D. Akibat BBLR

1. Gangguan tumbuh kembang

Tingginya angka Ibu hamil yang mengalami kurang gizi, seiring dengan hidup resiko tinggi untuk
melahirkan bayi BBLR dibandingkan ibu hamil yang tidak menderita kekurangan gizi. Apabila
tidak meninggal pada awal kelahiran, bayi BBLR akan tumbuh dan berkembang lebih lambat,
terlebih lagi Apabila mendapat ASI eksklusif yang kurang dan makanan pendamping ASI yang
tidak cukup. Oleh karena itu bayi BBLR cenderung besar menjadi balita dengan status gizi yang
rendah. Balita kurang gizi cenderung tumbuh menjadi remaja yang mengalami gangguan
pertumbuhan dan mempunyai produktivitas yang rendah. Jika remaja ini tumbuh dewasa maka
remaja tersebut akan menjadi dewasa yang pendek, dan apabila itu wanita maka jelas wanita
tersebut akan mempunyai resiko melahirkan bayi BBLR lagi terus berlangsung hingga hari ini.

2. Hipotermi

Hal ini terjadi karena peningkatan penguapan akibat kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan
permukaan tubuh yang lebih luas dibandingkan dengan bayi yang memiliki berat badan lahir
normal. Hipotermi pada BBLR juga terjadi karena pengaturan suhu yang belum berfungsi dengan
baik dan produksi panas yang berkurang karena lemak coklat (Brown fat) yang belum cukup.

3. Asfiksia

Asfiksia atau gagal bernafas secara spontan saat lahir atau beberapa menit setelah lahir sering
menimbulkan penyakit berat pada BBLR. Hal ini disebabkan oleh kekurangan surfaktan (ratio
lesitin atau sfingomielin kurang dari 2), pertumbuhan dan pengembangan yang belum sempurna
otot pernafasan yang masih lemah dan tulang iga yang mudah melengkung atau pliable thorax.

4. Kematian

Pada saat kelahiran maupun sesudah kelahiran, bayi dengan berat badan lahir rendah
kecenderungan untuk terjadinya masalah lebih besar jika dibandingkan dengan bayi yang berat
badan lahir normal. Hal ini dikarenakan organ tubuhnya belum berfungsi sempurna seperti bayi
normal. Oleh karena itu, ia mengalami banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya. Semakin
pendek masa kehamilannya maka semakin kurang sempurna pertumbuhan organ-organ dalam
tubuhnya sehingga mudah terjadi komplikasi serta meningkatkan angka kematian pada bayi.
E. Penatalaksanaan

Dengan memperlihatkan gambaran klinik dan berbagai kemungkinan yang dapat terjadi
pada bayi prematur Itas maka perawatan dan pengawasan ditunjukkan pada pengaturan suhu,
pemberian makanan bayi, ikterus, pernafasan, hipoglikemia dan menghindari infeksi.

1. Pengaturan suhu badan bayi prematuritas atau BBLR

Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas dan menjadi hipotermi karena pusat
pengaturan panas belum berfungsi dengan baik, metabolisme rendah dan permukaan badan relatif
luas titik oleh karena itu bayi prematuritas harus dirawat dalam inkubator sehingga panas badannya
mendekati dalam rahim, apabila tidak ada inkubator bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya ditaruh botol berisi air panas sehingga panas badannya dapat dipertahankan.

Mekanisme pengaturan temperatur tubuh pada bayi baru lahir belum berfungsi sempurna,
untuk itu diperlukan pencegahan kehilangan panas pada tubuh bayi karena bayi dapat mengalami
hipotermia. Bayi dengan hipotermia sangat beresiko tinggi mengalami kesakitan berat bahkan
kematian. Hipotermia mudah terjadi pada bayi yang tubuhnya dalam keadaan basah atau tidak
segera dikeringkan dan diselimuti walaupun di dalam ruangan yang relatif hangat. Cegah
kehilangan panas pada bayi dengan upaya antara lain:

a) Segera setelah lahir, keringkan permukaan tubuh sebagai upaya untuk mencegah kehilangan
panas akibat evaporasi cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. Hal ini juga merupakan
rangsangan taktil untuk membantu bayi memulai pernafasan.

b) Selimuti bayi dengan Selimut atau kain bersih, kering dan hangat. Segera setelah tubuh bayi
dikeringkan dan tali pusat dipotong, ganti handuk dan kain yang telah dipakai kemudian selimuti
bayi dengan selimut dan kain hangat, kering dan bersih. Kain basah yang diletakkan dekat tubuh
bayi akan menyebabkan bayi tersebut mengalami kehilangan panas tubuh. jika selimut bayi harus
dibuka untuk melakukan suatu prosedur, segera selimuti kembali dengan handuk atau selimut
kering, segera setelah prosedur selesai.
c) Tutupi kepala bayi.

Pastikan bagian kepala bayi ditutupi atau diselimuti setiap saat. Bagian kepala bayi memiliki luas
permukaan yang relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut
tidak ditutup.

d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI.

Pelukan Ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan mencegah kehilangan panas.
Anjurkan ibu untuk menyusukan bayinya segera setelah lahir. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu 1 jam pertama kelahiran.

e) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas tubuhnya terutama jika tidak
menggunakan pakaian, sebelum melakukan penimbangan terlebih dulu selimuti bayi dengan kain
atau selimut bersih dan kering. Berat badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat Bayi
berpakaian atau diselimuti dikurangi dengan berat pakaian atau selimut. Bayi sebaiknya
dimandikan sedikitnya 6 jam Setelah lahir. Memandikan bayi dalam beberapa jam pertama setelah
lahir dapat menyebabkan hipotermia yang sangat membahayakan bayi baru lahir.

f) Tempatkan bayi di lingkungan hangat

Idealnya bayi baru lahir ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan ibunya di tempat tidur
yang sama. Menempatkan bagi bersama ibunya adalah cara yang paling mudah untuk menjaga
agar bayi tetap hangat, mendorong Ibu segera menyusukan bayi nya dan mencegah paparan infeksi
pada bayi.

g) Rangsangan taktil

Upaya ini merupakan cara untuk mengaktifkan berbagai reflek protektif ada tubuh bayi baru lahir.
Mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan stimulasi titik untuk bayi yang sehat hal ini
biasanya cukup untuk merangsang terjadinya pernafasan spontan. Jika bayi tidak memberikan
respon terhadap pengeringan dan rangsangan taktil, kemudian menunjukkan tanda-tanda
kegawatan, Segera lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.
2. Skin to skin contact

Dewasa ini sudah banyak sekali penelitian yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi harus
berdekatan, kulit ke kulit dalam kurung (bayi telanjang, tidak dibedong) segera setelah lahir, juga
setelahnya titik bayi lebih bahagia, suhu tubuh bayi lebih stabil dan lebih normal, detak jantung
bayi dan pernapasannya lebih stabil dan lebih normal, serta gula darah bayi lebih meningkat. Tidak
hanya itu, kontak kulit segera setelah lahir membuat bayi di kolonisasi oleh bakteri yang sama
seperti ibunya. Hal ini, ditambah menyusu dari ibu dipandang penting untuk mencegah penyakit
penyakit alergi titik Apabila bayi diletakkan dalam inkubator, kulit dan usus nya semakin
terkolonisasi oleh bakteri yang berbeda dari bakteri tubuh ibunya.

3. Kangaroo Mother Care

a. Pengertian Kangaroo Mother Care


Pengertian Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kangguru (PMK)
adalah kontak kulit antara ibu dan bayi secara dini, terus-menerus serta dikombinasi dengan
pemberian ASI eksklusif. Tujuannnya adalah agar bayi kecil tetap hangat. Dapat dimulai segera
setelah lahir atau bayio telah stabil. KMC dapat dilakukan di rumah sakit atau di rumah setelah
bayi pulang. Bayi tetap dapat di rawat dengan KMC meskipun belum dapat menyusu, berikan ASI
peras dengan menggunakan salah satu alternatif pemberian minum.
Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia, metode ini meniru perilaku
binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu
optimal bagi kehidupan bayi. Metode ini asalnya bukan dari Australia melainkan dikembangkan
di Kolombia.

b. Manfaat Perawatan Metode Kangguru


Beberapa penelitian menyebutkan metode ini memberikan manfaat yang dapat dirasakan
langsung oleh bayi dan ibu :
a) Untuk meningkatkan Berat Badan terutama pada BBLR
b) Menjaga kehangatan, agar suhu tubuh bayi tetap normal. Suhu optimal didapat lewat kontak
langsung kulit ibu dengan kulit bayi (skin to skin contact). Suhu ibu merupakan sumber panas
yang efisien dan murah.
c) Mempercepat pengeluaran ASI dan meningkatkan keberhasilan menyusui sehingga Inisiasi
Menyusu Dini juga akan cepat tercapai dalam tahap metode ini dan apabila ASI sudah keluar
manfaat ekonomis juga akan dirasakan. Ibu selain mudah, praktis dan murah dapat meyusui
bayinya, tidak perlu juga membeli susu formula yang harganya cukup mahal
d) Menjalin ikatan batin antara ibu dan bayi.
Metode ini tentunya akan lebih mendekatkan ikatan batin ibu dan si bayi, karena apabila bayi
berada di inkubator, tentunya hubungan bayi dan ibu akan ”terbatas”. Dengan metode KMC ini
akan diketahui pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena
berbagai rangsangan seperti skin to skin contact. Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi
merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi
masih dalam rahim. Bayi dapat merasakan sentuhan lembut ibu, ungkapan rasa sayang dan
perhatian seorang ibu. Bayi prematur yang mendapat banyak sentuhan ibu, menurut penelitian,
menunjukkan kenaikan berat badan yang cepat dari pada jika si bayi jarang disentuh.
e) Perlindungan dari infeksi
f) Mengurangi lama menangis pada bayi
g) Dapat mengurangi biaya rumah sakit.
Hal ini berkaitan dengan penggunaan ikubator di rumah sakit yang cukup mahal, sehingga dengan
menggunakan asuhan metode kangguru dapat mengurangi biaya rumah sakit
h) Metode bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain, jika ibu perlu istirahat, termasuk ayah,
saudara,atau petugas kesehatan. Bila tidak ada yang menggantikan , bayi diberi pakaian hangat
atau topi, dan diletakkan di box bayi dalam ruangan yang hangat.

c. Kriteria bayi untuk metode kanguru


Adapun kriteria bayi untuk metode kanguru menurut Suriviana adalah
· Bayi dengan berat badan ≤ 2000 gram.
· Tidak ada kelainan atau penyakit yang menyertai.
· Refleks dan koordinasi isap dan menelan yang baik.
· Perkembangan selama di inkubator (rumah sakit) baik.
· Kesiapan dan keikutsertaan orang tua, sangat mendukung dalam keberhasilan
d. Waktu Pelaksanaan Metode Kanguru
a) Segera setelah lahir
b) Sangat awal, setelah 10-15 menit
c) Awal, setelah umur 24 jam
d) Menengah, setelah 7 hari perawatan
e) Lambat, setelah bayi bernafas sendiri tanpa O2
f) Setelah keluar dari perawatan incubator

Langkah-langkah metode kanguru.


a. Persiapan pelaksanaan metode kanguru
1) Persiapan ibu
a) Membersihkan daerah dada dan perut dengan cara mandi dengan sabun 2-3 kali sehari.
b) Membesihkan kuku dan tangan
c) Baju yang dipakai harus bersih dan hangat sebelum dipakai
d) Selama pelaksanaan metode kanguru ibu tidak memakai BH
e) Bagian bawah baju diikat dengan pengikat baju atau kain
f) Memakai kain baju yang dapat diregangkan

2) Persiapan bayi
a) Bayi jangan dimandikan, tetapi cukup dibersihkan dengan kain bersih dan hangat
b) Bayi perlu memakai tutup kepala atau topi dan popok selama penggunaan metode ini.

Bila metode kanguru dilakukan dengan baju kanguru


1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada dibawah telinga bayi
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri , duduk ,
jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.

c. Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.


1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan dada tidak terhalang BH
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit menengadah
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti katak.
6) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh
bayi.
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan bebas seperti berdiri , duduk ,
jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawatan Metode Kanguru (PMK) merupakan alternatif pengganti incubator dalam
perawatan BBLR, dengan beberapa kelebihan antara lain: merupakan cara yang efektif untuk
memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu,
dimana tubuh ibu akan menjadi thermoregulator bagi bayinya, sehingga bayi mendapatkan
kehangatan (menghindari bayi dari hipotermia), PMK memudahkan pemberian ASI, perlindungan
dari infeksi, stimulasi, keselamatan dan kasih sayang. PMK dapat menurunkan kejadian infeksi,
penyakit berat, masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta meningkatnya hubungan antara ibu
dan bayi serta meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bayi. Perawatan Metode Kangguru
ini dapat digunakan lebih efektif bagi tenaga kesehatan untuk membantu memenuhi sebagian besar
kebutuhan dasar bayi, antara lain kehangatan, ASI, perlindungan infeksi, dan stimulasi pada bayi
BBLR.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ghadira. 2018. Kangaroo Mother Care. https: / / seputarkuliahkesehatan. blogspot. Com / 2018 /
07 / makalah-tentang-kangoroo-mother-care.html diakses : 12 November 2019
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Pra Sekolah. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar

Anda mungkin juga menyukai