Disusun Oleh ;
KELOMPOK 4
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul penyakit campak yang menular di daerah tropis . Makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Epidemiologi. Makalah ini berisi tentang penjelasan
mengenai penyakit campak.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk setiap pembaca dan menjadi panduan
untuk belajar. Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penyusun menerima kritikan dan saran pembaca untuk perbaikkan makalah ini.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B.
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah kesehatan merupakan tantangan besar bagi dunia, sehingga
masalahkesehatan termuat dalam 10 masalah yang dihadapi dunia di abad 21 ini.
Lebihspesifiknya mengenai ancaman pandemi dan penyakit menular. Di Indonesia
sendiribanyak factor yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, diantaranya
masalahperilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan kesehatan.
.Perilaku kesehatan bila mengacu pada penelitian Hendrik L. Blum diAmerika
Serikat memiliki urutan kedua faktor yang mempengaruhi status kesehatanmasyarakat
setelah faktor lingkungan. Di Indonesia justru factor perilakukesehatanlah yang diduga
menjadi factor utama masalah kesehatan yang merupakanakibat dari masih rendahnya
pengetahuan kesehatan dan faktor kemiskinan. Kondisitersebut mungkin terkait tingkat
pendidikan yang mempengaruhi pengetahuanmasyarakat untuk berperilaku sehat.
Karena terbentuknya perilaku diawali denganpengetahuan tentang objek yang
kemudian menimbulkan respon terhadap objek tersebut.
Perilaku kesehatan sangat mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehatyang
sedang menjadi prioritas utama pemerintah. Masih banyak masyarakatIndonesia yang
belum sadar bahkan belum peduli terhadap kondisi kesehatanlingkungan dan diri
sendiri. Akibatnya banyak masalah kesehatan yang bermunculan.Apalagi di daerah-
daerah terpencil yang belum terjangkau oleh petugas kesehatan.Lingkungan yang tidak
teratur dan minimnya tenaga kesehatan dapat memicu terjadinya penyebaran penyakit
yang mewabah atau di sebut kejadian luar biasa.Status Kejadian Luar Biasa diatur oleh
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.949/MENKES/SK/VII/2004. Kejadian Luar Biasa
dijelaskan sebagai timbulnya ataumeningkatnya kejadian kesakitan atau kematian yang
bermakna secara epidemiologispada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu.Kriteria
tentang Kejadian Luar Biasa mengacu pada Keputusan Dirjen No.451/91, tentang
Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa.Menurut aturan itu,
suatu kejadian dinyatakan luar biasa jika ada unsur:
Timbulnya suatu penyakit menular yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus-menerus selama 3 kurun
waktuberturut-turut menurut jenis penyakitnya (jam, hari, minggu)
Peningkatan kejadian penyakit/kematian 2 kali lipat atau lebih dibandingkandengan
periode sebelumnya (jam, hari, minggu, bulan, tahun).Jumlahpenderita baru dalam
satu bulan menunjukkan kenaikan 2 kali lipat atau lebihbila dibandingkan dengan
angka rata-rata perbulan dalam tahun sebelumnya.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru ( alveoli )
biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis
batuk, demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit ISPA (P2ISPA) semua
bentuk pneumonia baik pneumoniamaupun bronchopneumonia disebut pneumonia
(Depkes RI, 2002).
Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napascepat.
Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam, sedangkannapas
cepat diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu menit. Untuk balita umur
2 tahun sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau lebih dalam satumenit, balita
umur 2 bulan sampai 2 tahun tarikan napasnya 50 kali atau lebih permenit, dan umur
kurang dari 2 bulan tarikan napasnya 60 kali atau lebih per menit(Depkes, 1991).
B. Penyebab Pneumonia
Sebagian besar penyebab Pneumonia adalah mikroorganisme (virus, bakteri).Dan
sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin,atau
sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung ke dalamsaluran
pernapasan (aspirasi).
Berbagai penyebab Pneumonia tersebut dikelompokkan berdasarkan golongan
umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang menyertainya(komplikasi).
Mikroorganisme tersering sebagai penyebab Pneumonia adalah virus,terutama
Respiratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40%. Sedangkan golonganbakteri yang ikut
berperan terutama Streptococcus pneumoniae dan Haemophilusinfluenzae type b
(Hib).
Awalnya, mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudianterjadi
penyebaran mikroorganisme dari saluran napas bagian atas ke jaringan(parenkim) paru
dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah(Setiowulan, 2000).
Sedangkan dari sudut pandang sosial penyebab pneumonia menurut DepkesRI
(2004) antara lain:
a. Status gizi bayi
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
jugadidefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antarakebutuhan dan masukan nutrient. Penelitian status gizi merupakan
pengukuranyang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit
(Beck.2000 : 1).
Klasifikasi status gizi pada bayi berdasarkan Kartu Menuju Sehatadalah:
1. Gizi Lebih
2. Gizi Baik
3. Gizi kurang
4. Gizi buruk
b. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan yang mempengaruhi terjadinya pneumonia adalah
ketuban pecah dini dan persalinan preterm (Setiowulan.2000).
c. Kondisi sosial ekonomi orang tua
Kemampuan orang tua dalam menyediakan lingkungan tumbuh yangsehat
pada bayi juga sangat mempengaruhi terhadap terjadinya pneumonia.Klasifikasi
kesejahteraan keluarga adalah :
1) Keluarga sejahtera yaitu keluarga yang dibentuk berdasarkanperkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritualdan material yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa,memiliki hubungan yang serasi, selaras. dan
seimbang antar anggota,serta antara keluarga dengan masyarakat
dan lingkungannya.
2) Keluarga sejahtera I yaitu keluarga yang kondisi ekonominya barubisa
memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belummampu memenuhi
kebutuhan sosial psikologisnya.
3) Keluarga pra sejahtera yaitu keluarga yang belum dapat memenuhikebutuhan
dasarnya, belum mampu melaksanakan ibadah berdasarkanagamanya masing-
masing, memenuhi kebutuhan makan minimal duakali sehari, pakaian yang
berbeda untuk di rumah, bekerja, sekolah,dan bepergian, memiliki rumah yang
bagian lantainya bukan daritanah, dan belum mampu untuk berobat di sarana
kesehatan modern(BKKBN, 2002).
d. Lingkungan tumbuh bayi
Lingkunngan tumbuh bayi yang mempengaruhi terhadap terjadinya
pneumonia adalah kondisi sirkulasi udara dirumah, adanya pencemaran udara
disekitar rumah dan lingkungan perumahan yang padat (www.infokes.com, 2006).
e. Konsumsi ASI
Jumlah konsumsi ASI bayi akan sangat mempengaruhi imunitas bayi,bayi
yang diberi ASI secara eksklusif akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik
dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI secara eksklusif.
C. Klasifikasi Pneumonia
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi pneumonia sebagaiberikut:
a. Pneumonia berat : ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dindingdada kedalam (
chest indrawing ).
b. Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat
c. Bukan pneumonia : ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertaidemam,
tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.Rinofaringitis, faringitis
dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia(Rasmailah, 2004).
Beck, Mary. 2000.Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica
Beritasatu, 2012.http://www.beritasatu.com/features/75173-pneumonia-pembunuh-balita-
nomor-satu.html.Diakses 10 Oktober 2012, pukul 20.00 WIB
BKKBN, 2002.Buku Saku Pelayanan Kontrasepsi IUD. Sumatera Utara.
DepkesR.I., (2002) Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Akut Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada Balita, Ditjen PPM-
PLP.Jakarta.
Depkes R.I., 1999, Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010,
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Indonesia, Kementrian Kesehatan, Sekretariat Jenderal, 2012. Profil Data
KesehatanTahun 2011. Jakarta : Kementerian Kesehatan
Institutional Repository, USU. 2011.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17591/4/Chapter%20II.pdf .
diakses 20 Oktober 2012 pukul 21.45 WIB
Mansjoer, Arif. Suprohaita. Wardhani, Wahyu Ika. Setiowulan, Wiwiek. 2000.Kapita
Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aesculapius.
Rasmailah.2004. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan
Penanggulangannya.Fakultas Kesehatan Masyrakat Universitas Sumatera
Utara.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17591/4/Chapter%20II.pdf .
Yulianti, Iin, 2010.http://iyinrisa.blogspot.com/2010/12/kejadian-luar-biasa-klb.html diakses
14 Oktober 2012 pukul 21.30 WIB
Dinas Kesehatan Provinsi Banten. 2012.Laporan Verifikasi Rumor Suspek KlbPneumonia Di
Suku Baduy Dalam Desa Kanekes Kec. Leuwidamar
Kab. Lebak.http://www.dinkes.bantenprov.go.id/berita-147-verifikasi-rumor-suspek-
klb-pneumonia-di-suku-baduy-dalam--desa-kanekes-kec.-leuwidamar-kab.-lebak--
.html. Diakses 05 Oktober 2012 pukul 20.00 WIB