Anda di halaman 1dari 8

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA KONTEKSTUAL

INTERAKTIF BERBASIS WEB UNTUK SISWA KELAS I SMA

Rai Sujanem, I Nyoman Putu Suwindra, I Ketut Tika

Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha, Jln. Udayana Singaraja

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk menyusun dan mengembangkan (1) Modul Fisika kontekstual
interaktif berbasis web, dan (2) pedoman guru tentang penerapan Modul Fisika kontekstual inter-
aktif berbasis web untuk kelas I SMA. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan penelitian pe-
ngembangan produk Modul Fisika kontekstual interaktif berbasis web. Pengembangan produk
menggunakan desain model Dick dan Carey. Proses pengembangan menggunakan instrumen-instrumen:
tes pemahaman konsep, angket fasilitas pendukung pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK), angket kompetensi guru dan siswa dalam TIK, angket ahli isi, angket ahli
media, angket siswa perorangan, angket siswa kelompok kecil, dan angket respon implementasi pada
pembelajaran. Instrumen-instrumen tersebut memenuhi persyaratan validitas isi. Studi pendahulu-
an melibatkan 440 siswa kelas I SMA di kota Singaraja, 12 orang guru TIK, dan 34 guru Fisika.
Proses uji formatif melibatkan 3 ahli isi dan media pembelajaran, 3 ahli desain, 6 siswa perorangan,
12 siswa kelompok kecil, dan 4 orang guru. Uji sumatif melibatkan 60 siswa kelas I SMA. Ana-
lisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan uji- t. Berdasarkan hasil analisis data, ditemu-
kan hasil-hasil penelitian seperti berikut. Pertama, telah berhasil dikembangkan (1) enam Modul
Fisika kontekstual interaktif berbasis web, dan (2) panduan Guru tentang penerapan Modul Fisika
kontekstual interaktif berbasis web. Kedua, hasil evaluasi.

Abstract: this study aimed at designing and developing: (1) web based interactive contextual
physics Module, and (2) teachers’ guidance for the implementation of the web based interactive
contextual physics Module. For this purpose, a study about product development of web based in-
teractive contextual physics Module was conducted. The product development used the design of
Dick and Carey model. The process of development used instruments of: concept comprehension
test, questionnaire of ICT based learning supporting facilities, questionnaire on teacher’s and stu-
dent’s competencies in ICT, questionnaire of the content expert, questionnaire of the media expert,
individual-student questionnaire, small-group students questionnaire, and questionnaire of
implementation responses on learning. Based on the result of data analysis, they were found. First,
two items had been developed, they were: (1) six Modules of web based interactive contextual
physics, and (2) a teacher guidance about the implementation of web based interactive contextual
physics Module. Second, the result of the formative evaluation of the content expert, media expert,
design expert, individual students, small group students, and teachers showed that the products had
feasibility to be used in teaching-learning, The evaluation result of the respondents about the
Module are appropriate, good, and very good. The result of field test data showed that web based
interactive contextual Module was used effectively as learning facilities for the first year students
of Senior High School.

Kata kunci : Modul Fisika kontekstual – interaktif – web.

Masalah yang melanda dunia pendidikan Fisika penyebabnya adalah pengemasan pendidikan
sebagian besar berkutat di sekitar upaya mening- sering tidak sejalan dengan hakIkat belajar dan me-
katkan pemahaman konsep siswa. Pemahaman kon- ngajar Fisika (Santyasa, et al., 2005; Brook &
sep dan hasil belajar Fisika siswa, khusus siswa Brook, 1993). Untuk itu perlu dirancang pengema-
SMA masih relatif rendah. Salah satu faktor san pendidikan yang sejalan dengan hakekat belajar

97
98 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 97 - 104

dan mengajar, yakni bagaimana siswa belajar, Guru hendaknya menyediakan prosedur pembela-
bagaimana guru mengajar, bagaimana pesan pem- jaran yang dapat membantu siswa untuk memfor-
belajaran di dalam bahan ajar itu, bukan semata- mulasikan kembali informasi baru atau merestruk-
mata pada hasil belajar (Brook & Brook, 1993, turisasi pengetahuan awal mereka melalui penyediaan
Lawson, 1998, Novak & Gowin, 1985). Pengemasan inferensi informasi baru, mengelaborasi informasi
bahan ajar Fisika dan implementasinya hendaknya tersebut secara mendetail, dan membangkitkan hu-
diorientasikan pada penyediaan peluang kepada bungan antara informasi baru tersebut dengan pe-
siswa dalam pencapaian pe-mahaman dan hasil ngetahuan awal siswa (Morrison & Collin, dalam
belajar siswa. Santyasa, et al., 2005). Aktivitas-aktivitas tersebut
Pengemasan bahan ajar Fisika selama ini dapat diwujudkan dengan mengembangkan bahan
masih bersifat linier, yaitu bahan ajar yang hanya ajar yang mengakomodasi pengetahuan awal, ber-
menyajikan konsep dan prinsip, contoh-contoh soal muatan perubahan konseptual, dan materi kontekstual.
dan pemecahannya, dan soal-soal latihan. Bahan ajar Salah satu model bahan ajar yang mengakomodasi
kurang dikaitkan dengan masalah-masalah real yang pengetahuan awal, masalah-masalah real, bermua-
ada di seputar siswa seperti masalah krisis energi, tan perubahan konseptual, dan materi kontekstual
efek rumah kaca, masalah yang ditimbulkan oleh adalah bahan ajar yang dikemas dalam model
petir, masalah kebakaran gedung akibat konsleting, Modul kontekstual interaktif berbasis web. Web
masalah saluran listrik tegangan tinggi (sutet), dan yang dibangun dengan teknologi hipermedia meru-
sebagainya (Sadia, et al, 2001, Sujanem, et al., pakan media dinamis dan tidak linier, yang konsep-
2007a, Sujanem, et al., 2007b). Pengemasan bahan konsepnya saling berkaitan dengan penuh makna
ajar linier ini kurang memberi peluang kepada si- dalam berbagai bentuk hubungan (Turner & Handler,
swa untuk mengembangkan ketrampilan dalam 1997, McKnight & Dillon,1996). Bahan ajar dalam
merumuskan masalah, dan memecahkan masalah, model Modul interaktif berbasis web ini berisikan
merefleksikan belajarnya, dan mengembangkan pe- sajian masalah yang konseptual dan konteksual, sajian
mahaman (Liu, et al, 2002). Untuk itu, perlu miskonsepsi, sajian sangkalan berikut strategi-strategi
diimplementasikan kemasan bahan ajar Fisika yang demontrasi, konfrontasi dan contoh tandingan, yang
konseptual dan kontekstual yang mengintegrasikan dikemas dalam bentuk hiperteks, media audio, video,
teknologi serta dalam lingkungan problem-based komputer, komunikasi, dan simulasi.
learning (PBL). Strategi PBL merupakan pembe- Pengintegrasian TIK dalam dunia pendidikan,
lajaran yang menyajikan masalah sebagai rangsa- khususnya berkaitan dengan kemasan pembelaja-
ngan (stimulus) untuk belajar. Masalah yang disa- ran berbasis web dalam lingkungan PBL membawa
jikan sangat kompleks dan tak terstruktur serta ber- revolusi baru dan memberi peluang pencapaian pe-
hubungan dengan dunia siswa (Savoi & Hughes, mahaman dan hasil belajar yang lebih tinggi (IHEP,
1994, Gijselaers, 1996, Ibrahim & Nur, 2004). dalam Oliver & Herrington, 2003, Duffy & Cunningham,
Pengintegrasian TIK, khususnya teknologi internet 1996, Jonassen, dalam Liu, 2005, Williams, et al,
memberi peluang dunia pendidikan untuk mengak- 1998). Strategi PBL yang merupakan salah satu
ses berbagai informasi baik berbentuk teks, gambar, strategi dalam belajar konstruktivis dapat dikemas
simulasi, maupun suara (Hardjito, 2005, Liu, 2005, dalam hipermedia. Williams, et al. (1998) menge-
Candiasa, 2005). mukakan bahwa hypermedia memberi peluang untuk
Mata pelajaran Fisika memiliki karakteristik menghasilkan situasi autentik. Melalui hipermedia
sangat kompleks. Belajar Fisika melibatkan kemam- siswa belajar dalam suatu jalinan materi yang saling
puan dan keterampilan interpretasi fisis, transformasi kait-mengkait (Candiasa, 2005).
besaran dan satuan, logika matematis, dan kemam- Melalui pembelajaran dengan seting web,
puan numerasi yang akurat. Karakteristik pelajaran siswa dapat mengakses sumber belajar di dalam
Fisika yang relatif sulit tersebut perlu direfleksi pesan atau tautan yang telah ditetapkan, dan
dalam rangka mengemas materi pelajaran Fisika.
Rai Sujanem, dkk., Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk ... 99

siswa dapat melakukan navigasi pada lingku- langsung, melainkan melalui jaringan kompu-
ngan yang tak linier (Burton, et al, dalam ter. Oleh karena itu, pembelajaran dengan Modul
Williams, et al, 1998). Dengan sifat-sifat non berbasis web, bisa mendorong pertukaran ide,
linear web yang dibangun dengan teknologi meningkatkan partisipasi, meningkatkan keingi-
hypermedia ini akan memberi peluang kepada nan untuk mencoba, dan meningkatkan flek-
siswa untuk mengeksplorasi lingkungan PBL, sibelitas dalam kegiatan saling bertukar infor-
mengakses berbagai sumber sesuai yang di- masi. Ketiga, Modul berbasis web yang me-
inginkan. Di samping itu, melalui web juga nyediakan tautan-tautan (hiperlinks) membiasakan
dapat dipresentasikan skenario pembelajaran, siswa melihat keluwesan materi ajar. Dengan
skenario pemecahan masalah, dan mempunyai menghubungkan materi kepada berbagai media
keunggulan dalam memberi peluang kepada dan menampilkannya dalam berbagai repre-
siswa untuk mengeksplorasi lingkungan yang sentaasi akan memperkaya persepsi siswa ter-
sesuai dengan skenario yang dirancang. hadap materi tersebut. Hal ini berarti bahwa
Berdasarkan uraian di atas perlu dikembang- semakin sering siswa berinteraksi dengan suatu
kan Modul Fisika kontekstual interaktif berbasis objek dengan berbagai situasi yang berbeda,
web dalam lingkungan PBL. Modul tersebut ber- maka semakin lengkap atribut skema sese-
isikan sajian permasalahan kontekstual, miskonsepsi orang tentang objek tersebut, sehingga akan
beserta sangkalan, konsep ilmiah, animasi/simulasi,
semakin mampu siswa melihat kelenturan objek
contoh dan latihan soal kontekstual, melalui suatu
atau materi ajar tersebut. Proses belajar seperti
penelitian pengembangan.
ini hampir tidak ditemukan pada bahan ajar
Tujuan yang ingin dicapai melalui pene-
konvensional seperti pada buku-buku teks. Buku
litian ini, yaitu menyusun dan mengembangkan
teks konvensional hanya menyediakan pemro-
(1) Modul Fisika kontekstual interaktif berba-
sesan informasi dalam dua dimensi, yakni linier
sis web untuk kelas I SMA, dan (2) panduan
dan hirarkis. Sedangkan Modul berbasis web
guru tentang penerapan Modul Fisika konteks-
menyediakan struktur dalam pemrosesan pe-
tual interaktif berbasis web.
mikiran manusia, melalui jaringan simpul-simpul
Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian
dan tautan yang ada dimungkinkan navigasi tiga
ini, yaitu pertama, Modul berbasis web yang
dimensi sepanjang informasi.
dirancang dengan teknologi hypermedia menye-
diakan ruang fleksibel kepada pembaca ketim-
METODE
bang buku-buku teks linier. Siswa melakukan
aktivitas kognisi yang kompleks dengan meli- Pengembangan produk menggunakan desain
batkan berbagai strategi yang mungkin. Siswa model Dick dan Carey. Proses pengembangan
akan mengembangkan pola-pola tertentu dalam mendasarkan diri pada analisis kebutuhan. Salah
pikirannya yang bisa menuntunnya mengambil satu pendukungnya adalah studi pendahuluan
keputusan dalam kerumitan permasalahan yang di SMA-SMA di Singaraja Bali. Proses pengem-
dihadapi siswa. Kedua, Pembelajaran dengan bangan menggunakan instrumen-instrumen: tes
fasilitas Modul berbasis web akan memberi pemahaman konsep, angket fasilitas pendu-
peluang siswa untuk mengemukakan pendapat kung pembelajaran berbasis TIK, angket kom-
yang tidak diketahui oleh siswa lain. Artinya, petensi guru dan siswa dalam TIK, angket ahli
siswa relatif lebih terbebas dari rasa malu atau isi, angket ahli media, angket ahli media, angket
rasa takut untuk mengemukakan pendapat. Hal siswa perorangan, dan angket siswa kelompok
ini terjadi karena komunikasi terjadi tidak secara kecil. Instrumen-instrumen tersebut memenuhi
100 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 97 - 104

persyaratan validitas isi. Studi pendahuluan me- malnya pembelajaran berbasis TIK diimple-
libatkan 440 siswa kelas I SMA, 12 orang guru mentasikan di SMA-SMA di Singaraja, karena
TIK, dan 34 guru Fisika. Proses uji formatif sumber-sumber belajar seperti software pem-
melibatkan 3 ahli isi dan media pembelajaran, belajaran berbasis TIK yang tersedia sangat
3 ahli desain, 6 siswa perorangan, 12 siswa terbatas. Di samping itu software pembelajaran
kelompok kecil, dan 4 orang guru. Uji sumatif yang tersedia belum memberi peluang belajar
melibatkan 60 siswa kelas I SMAN 1 dan secara mandiri, belum dilengkapi dengan pem-
SMAN 4 Singaraja. Analisis data dilakukan belajaran yang bersifat interaktif yang mem-
dengan statistik deskriptif dan uji- t. beri peluang kepada siswa untuk mengkons-
truksi pengetahuannya secara mandiri sesuai
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan pandangan konstruktivisme. Di lain fihak
buku-buku penunjang pembelajaran Fisika
Berdasarkan analisis data penelitian pen-
SMA konvensional khususnya yang bermuatan
dahuluan terungkap temuan tentang buku-buku
kontekstual juga sangat terbatas. Model pem-
Fisika yang dipergunakan oleh siswa maupun
belajaran kontekstual di SMA belum diterap-
Guru Fisika selama ini. Buku-buku Fisika
kannya secara optimal, dan kebiasaan para guru
yang dipergunakan belum memuat sajian-sajian
melakukan pembelajaran yang cenderung linier
model miskonsepsi, sangkalan terhadap mis-
dan rutinitas, merupakan faktor utama yang
konsepsi, kontekstual, perubahan konseptual,
mendorong pengembangan Modul Fisika kon-
dan belum diseting dalam web interaktif.
tekstual interaktif berbasis web dalam ling-
Ditinjau dari infrastruktur TIK, semua SMA
kungan pembelajaran berbasis masalah serta
telah memiliki laboratorium komputer dengan
implementasinya untuk meningkatkan pema-
jumlah komputer 20-40 unit komputer. Lebih
haman konsep dan hasil belajar siswa kelas I
dari 75% infrastruktur TIK di SMA-SMA di
SMA di kota Singaraja.
Singaraja memadai untuk penerapan pembela-
Berdasarkan penelitian ini, telah berhasil
jaran berbasis web. Di samping itu, di labora-
dikembangkan 6 draft Modul Fisika kontekts-
torium komputer juga tersedia media pembela-
tual interaktif berbasis web. Masing-masing draft
jaran berbasis TIK. Namun, media yang terse-
Modul memuat antara 2-5 sub-bab. Masing-
dia tersebut belum bersifat interaktif, sehingga
masing sub-bab memiliki sistimatika, yaitu (1)
siswa melihat tampilan media tersebut seperti
sajian masalah-masalah kontekstual atau pertanyaan-
menonton TV. Media ini kurang memberi ke-
pertanyaan konseptual di awal sub bab, (2)
sempatan kepada siswa untuk menginternali-
sajian miskonsepsi dan sajian sangkalan, (3)
sasi konsep-konsep Fisika, dan kurang kon-
sajian konsep atau prinsip ilmiah, (4) sajian
tekstual, sehingga pembelajaran menjadi kurang
contoh-contoh konseptual atau kontekstual,
bermakna.
dan (5) sajian pertanyaan-pertanyaan di akhir
Ditinjau dari pengetahuan dan ketrampilan
teks yang dikemas dalam bentuk Lembaran
siswa dan guru terhadap TIK diperoleh temuan,
Kerja Siswa (LKS). Modul Fisika kontekstual
yaitu 44,1% siswa telah memanfaatkan TIK
interaktif berbasis web yang dikembangkan
dalam belajar Fisika, 41,2% guru Fisika dapat
dalam penelitian ini dilengkapi dengan animasi,
memanfaatkan TIK dalam pembelajaran Fisika,
video, gambar, bunyi, dan variasi huruf/teks.
dan 26,2% guru Fisika merangkap guru TIK.
Di samping itu juga telah berhasil dikembangkan
Namun, pembelajaran berbasis web belum da-
pat dilaksanakan secara optimal. Belum opti-
Rai Sujanem, dkk., Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk ... 101

panduan guru tentang penerapan Modul Fisika lahan kata-kata, kesalahan ketik, penempatan
kontekstual interaktif berbasis web. nomor-nomor persamaan, pertimbangan beberapa
Salah satu contoh konsep Fisika konteks- konsep dan prinsip pada persamaan-persamaan.
tual yang dikemas dalam bentuk web interak- Di samping itu, ahli isi juga menyoroti tentang
tif, yaitu konsep kelembaman atau hukum I fenomena kontekstual agar ditambahkan lagi
Newton. Pada bagian sajian masalah konteks- yang lebih realistis. Demikian pula, pada draft
tual disajikan beberapa permasalahan autentik bagian LKS juga mendapat masukan agar se-
yang interaktif, misalnya mengapa orang yang baran soalnya mencerminkan konseptual dan
dibonceng sepeda motor terhuyung ke bela- kontekstual. Saran/komentar/pertimbangan dan
kang ketika motor tiba-tiba bergerak dari ke- perbaikan yang diberikan tersebut selanjutnya
adaan diam, dan sebaliknya mengapa orang yang dianalisis dan digunakan sebagai dasar perbai-
dibonceng terhuyung ke depan ketika tiba-tiba kan draft Modul tersebut seperlunya. Setelah
motor direm? Sajian permasalahan ini dikemas melalui proses tersebut, maka isi Modul layak
dalam bentuk video. Melalui sajian permasala- dijadikan fasilitas belajar Fisika kontekstual
han autentik ini, siswa diberi kesempatan untuk untuk siswa kelas I SMA.
menganalisis permasalahan ini, kemudian me- Berdasarkan hasil penilaian ahli media,
mecahkannya melalui penyelidikan. Salah satu dapat dilaporkan bahwa semua media sesuai
model penyelidikan yang disajikan dalam web atau mendukung pencapaian sasaran pembela-
ini, yaitu berupa percobaan menarik selembar jaran, konsep dan prinsip, serta konteks pem-
kertas dibebani sebuah balok. Percobaan ini belajaran Fisika. Namun, ada beberapa saran
juga dikemas dalam bentuk video. Sebelum ahli media yang dapat dijadikan dasar dalam
melakukan percobaan diajukan pertanyaan awal, perbaikan pada masing-masing bahan kajian
yaitu apabila kertas ditarik dengan sekali sen- adalah sebagai berikut. Pada bagian homepage
takan, apakah balok mengikuti kertas? Sebalik- (halaman utama) kombinasi warna huruf hen-
nya, bila kertas ditarik pelan-pelan, apakah ba- daknya digunakan warna “soft”. Penggunaan
lok bergerak mengikuti kertas? Siswa diberi warna “soft” dengan tujuan agar para pembaca
kesempatan mengajukan hipotesis sebelum me- tidak cepat lelah dalam mengakses atau mene-
lakukan percobaan. Berkaitan dengan konsep laah bahan ajar yang disajikan. Demikian pula,
kelembaman ini bentuk interaktif lain yang pemakaian huruf hendaknya lebih sederhana,
disajikan dalam bentuk evaluasi. Ada sejumlah jangan terlalu banyak variasi. Ukuran video
pertanyaan, dengan beberapa opsion jawaban. perlu diperhatikan sehingga tidak terlalu besar.
Pertanyaan dengan opsion jawaban dikemas Hal ini untuk pertimbangan bila program ini
dalam bentuk animasi. Apabila siswa memilih “di-upload”. Berdasarkan masukan ini, sejum-
salah satu jawaban, maka akan ada umpan balik lah teks yang ada warna merah, teks “blink”
dari program dengan beberapa komentar ten- (kerdap-kerdip), dan warna teks yang kontras
tang jawaban. juga direvisi menjadi teks biasa dengan warna
Berdasarkan hasil analisis terhadap peni- “soft”. Demikian pula video, dan gambar, serta
laian ahli isi draft Modul, dapat dilaporkan hal- animasi yang ukurannya besar diantipasi
hal sebagai berikut. Ahli isi pembelajaran mem- dengan memecah-mecah video/gambar/animasi
berikan respon sesuai terhadap semua butir isi menjadi file-file yang ukurannya lebih kecil.
Modul tersebut. Namun, terdapat sejumlah saran Hasil penilaian siswa perorangan, siswa
berupa kesalahan redaksional isi Modul, kesa- kelompok kecil, dan penilaian guru menunjukkan
102 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 97 - 104

bahwa para evaluator memberikan penilaian (Burton, et al, dalam Williams, et al, 1998).
dengan kategori baik dan amat baik. Hal ini Dengan sifat-sifat non linear dari web ini akan
menyatakan bahwa draf Modul Fisika kon- memberi peluang kepada siswa untuk meng-
tekstual yang dihasilkan sangat layak diguna- eksplorasi lingkungan PBL, mengakses berbagai
kan sebagai penunjang pembelajaran Fisika di sumber sesuai yang diinginkan. Web interaktif
SMA. Modul Fisika kontekstual interaktif ber- dapat menyuguhkan masalah-masalah real lewat
basis web yang telah dikembangkan ini dapat simulasi, atau video. Penyajian masalah yang
diakses pada alamat http://www.fisikon.net. konseptual dan kontekstual dalam Modul kon-
Hasil analisis data uji lapangan menunjukkan tekstual berbasis web ini memberi peluang ke-
Modul kontekstual interaktif berbasis web efek- pada siswa untuk mengembangkan ketrampilan
tif digunakan sebagai fasilitas belajar bagi siswa dalam merumuskan masalah, dan memecahkan
kelas I SMA (t=21,80). Temuan ini sejalan masalah, merefleksikan belajarnya, dan me-
dengan temuan Suwindra(2004) yang menge- ngembangkan pemahaman konsep (Liu, 2005,
mukakan bahwa web interaktif efektif mening- Sujanem, et al., 2007b). Pemahaman konsep
katkan hasil belajar siswa kelas I SMU. Di secara mendalam merupakan langkah awal da-
samping itu, melalui web interaktif siswa be- lam pemerolehan hasil belajar.
lajar dalam suatu jalinan materi yang saling
kait-mengkait (Candiasa, 2005, Sujanem, et PENUTUP
al., 2007b). Modul interaktif berbasis web
Berdasarkan hasil-hasil penelitian pengem-
merupakan media dinamis dan tidak linier, yang
bangan ini dapat ditarik kesimpulan sebagai
konsep-konsepnya saling berkaitan dengan penuh
berikut. Pertama, hasil penelitian pengemba-
makna dalam berbagai bentuk hubungan (Turner
ngan produk Modul Fisika kontekstual meng-
& Handler, 1997, McKnight & Dillon,1996,
ungkapkan temuan, yaitu: telah berhasil di-
Sujanem, et al., 2007b).
kembangkan Modul Fisika berikut lembaran
Secara teoritis, model Modul Fisika kon-
kerja siswa kontekstual interaktif berbasis web
tekstual interaktif berbasis web dapat menyiapkan
yang memiliki kelayakan untuk diimplemen-
masalah-masalah real yang dikemas dalam ben-
tasikan dalam pembelajaran. Kedua, telah ber-
tuk video, animasi, atau multimedia, menyediakan
hasil dikembangkan panduan Modul Fisika
peluang materi yang saling bertautan yang mu-
kontekstual interaktif berbasis web bagi guru
dah diakses. Materi ajar yang bersifat non linear
yang yang berisikan tentang panduan tentang
memberi peluang siswa dalam mengkonstruksi
implementasi modul dalam pembelajaran. Ke-
makna, menyediakan model laboratorium, dan
tiga, Modul Fisika kontekstual interaktif ber-
menyediakan pemecahan masalah dalam bentuk
basis web untuk siswa kelas I SMA yang di-
LKS yang dikemas berupa hiperteks, gambar,
hasilkan dari penelitian ini memiliki kelayakan
video, dan animasi, yang dapat memfasilitasi
dan efektif sebagai fasilitas belajar bagi siswa
siswa dalam perolehan pemahaman konsep dan
kelas I SMA.
hasil belajar (Candiasa, 2005, Theyßen, 2006,
Berdasarkan hasil-hasil penelitian, kenda-
Sujanem, et al., 2007a, Sujanem, et al., 2007b).
la yang dialami, dan cara mengatasi kendala
Melalui web interaktif, siswa dapat meng-
tersebut, dapat diajukan saran-saran penelitian
akses sumber belajar di dalam pesan atau tautan
seperti berikut. Pertama, Modul Fisika SMA
yang telah ditetapkan, dan siswa dapat mela-
sebaiknya dikembangkan secara ekplisit memuat
kukan navigasi pada lingkungan yang tak linear
materi pembelajaran yang kontekstual. Seiring
Rai Sujanem, dkk., Pengembangan Modul Fisika Kontekstual Interaktif Berbasis Web Untuk ... 103

dengan perkembangan teknologi informasi dan berbasis web untuk kelas I SMA yang telah
komunikasi, sebaiknya materi ajar Fisika yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki
kontekstual tersebut dikemas dalam bentuk web kelayakan dan efektif sebagai fasilitas belajar
interaktif. Pembelajaran Fisika di SMA sebaik- siswa dalam pembelajaran Fisika, maka perlu
nya dilakukan dengan model pembelajaran diuji lebih lanjut melalui penelitian eksperimen
berbasis masalah yang merupakan salah satu untuk mengetahui keunggulan komparatif da-
strategi pendekatan kontekstual. Kedua, oleh lam meningkatkan pemahaman konsep dan
karena Modul Fisika kontekstual interaktif hasil belajar siswa kelas I SMA.

DAFTAR RUJUKAN
Brooks, J.G.,& Brooks,N.G.1993. In Search of Under- Oliver, R., & Herrington, J. 2003. Exploring Technology
standing : The Case for Constructivist Class- mediated Learning from a Pedagogical Perspec-
rooms. Virginia : Association for Supervision and tive. Interactive Learning Environments, 1 (2),
Curriculum Development. 111-126.
Candiasa, M. 2005. Implementasi Jaringan Semantik Sadia,W., Sujanem, R., & Wirtha, M. 2001. Pengem-
dengan Hypermedia. Jurnal Pendidikan Tekno- bangan Model Pembelajaran Fisika Berpendekat-
logi dan Kejuruan Vol 2 No 1 Januari 2005 hal an Sains Teknologi Masyarakat untuk Mening-
64-72. katkan Literasi Sains dan Teknologi Siswa
Duffy, T.M. & Cunningham, D.J. 1996. Constructism: SMUN Singaraja. Laporan Penelitian Program
Implication for The Design and Delivery for In- Due-Like 2001. IKIP Negeri Singaraja.
struction. Handbook of Research for Educational Santyasa, I.W, Suwindra, I N.P, Sujanem, R., & Suarda-
Communication and Technology, ed. David H. na, K. 2005. Pengembangan Teks Fisika Ber-
Jonassen. London : Prentice Hall International. muatan Model Perubahan Konseptual dan Ko-
Gijselaers, W.H. 1996. Connecting Problem-Based Prac- munitas Belajar Serta Pengaruhnya terhadap Pe-
tices with Educational Theory. NeDiection for rolehan Kompetensi Siswa Kelas I di SMU. La-
Teaching and Learning No. 68. p. 13-21. Jossey poran Penelitian. RUKK Tahun I 2005.
Bass Publisher. Savoie, J.M, & Hughes, A.S. 1994. Problem-Based
Hardjito. 2005. Jurnal Internet untuk Pembelajaran, Learning As Classroom Solution. Educational
www.pustekkom.go.id. Diakses 21 Juli 2006. Leadership. p. 54-57.
Ibrahim, M., & Nur, M. 2004. Pembelajaran Berdasar- Sujanem, R., Lagasudha, N., & Susila, K. 2007a. Pengem-
kan Masalah.Unesa-University Press. Surabaya. bangan Materi Ajar E-learning Fisika Kontekstual
Lawson, A.E. 1998. Science Teaching and The Develop- dalam Pembelajaran Berbasis Masalah untuk
ment of Thinking. California:Wadworth Publish- Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa
ing Company. SMA. Laporan Research for Comdev I-MHERE
Undiksha tahun 2007.
Liu, M. 2005. Alien Rescue: A Problem-Based Learning
Environment for Middle School Science. http: Sujanem, R., Suwindra, I.N.P, & Subratha, N. 2007b.
//tip.missouri.edu/tip.nsf/0/D03C1427DD93E76F Pengaruh Bahan Ajar Berdesain Hipermedia dan
86256BE7007FB59F? OpenDocument. Diakses Seting Pembelajaran terhadap Pemahaman Kon-
3 Juni 2006. sep dan Hasil Belajar Siswa SMPN di Singaraja.
Laporan Penelitian PHK-A2 Jurdik Fisika tahun
McKnight, C. & Dillon, A. 1996. User Centered Design
2007.
Hypertext/Hypermedia for Education. Handbook
of Research for Educational Communication and Suwindra, I.N.P. 2004. Penerapan Model Pembelajaran
Technology, ed. David H. Jonassen. London : Fisika Interaktif Berbasis Web di Kelas I SMU
Prentice Hall International. Negeri 1 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran No 3 Th XXXVII Juli 2004 hal. 85-95.
Novak, J.D. & Gowin.D.B.1985. Learning How to
Learn. New York: Cambride University Press.
104 Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, Jilid 42, Nomor 2, Juli 2009, hlm. 97 - 104

Turner, S. V., & Handler, M. G. 1997. Hypermedia in Williams, D.C., Pedersen, S., & Liu, M. 1998. An Eval-
Education: Children as Audience or Authors? uation of the Use of Problem-Based Learning
Journal of Information Technology for Teacher Software By Middle School Students. Journal of
Education, 6 (1), 25-35. Universal Komputer Science vol 4 issue 4 hal
Theyßen, H. 2006. Students' Attitudes Towards The 466-483.
Hypermedia Learning Environment "Physics for
Medical Students" [Online]. EURODOL. Terse-
dia:[http://www.idn.uni-bremen.de/] Diakses 15
April 2006.

Anda mungkin juga menyukai