1) Kadar endapan bahan galian terendah yang masih memberikan keuntungan apabila ditambang. 2) Kadar rata-rata terendah dari endapan bahan galian yang masih memberikan keuntungan apabila endapan tersebut ditambang. Cut off grade inilah yang akan menentukan batas-batas atau besarnya cadangan, serta menentukan perlu tidaknya dilakukan mixing/blending.
1. Kadar Batas Pulang Pokok (Break Even Cut-Off Grade = BECOG)
a. Dalam teori ekonomi, analisis pulang pokok terdiri dari penentuan nilai parameter yang diinginkan (misalnya : berapa jumlah produk yang harus dijual) sedemikian rupa sehinga pendapatan tepat sama dengan ongkos atau biaya yang dikeluarkan (keuntungan = nol) b. Dalam pertambangan, yang ingin kita ketahui adalah berapa kadar bijih yang menghasilkan angka yang sama antara pendapatan yang diperoleh dari penjualan bijih tadi dengan biaya yang dikeluarkan untuk menambang serta memprosesnya. Kadar ini dikenal dengan nama kadar batas pulang pokok atau break even cut-off grade.
BECOG =
c. Biasanya hanya biaya atau ongkos operasi langsung yang diperhitungkan
dalam penentuan cut-off grade. Ongkos-ongkos kapital dan biaya tak langsung seperti penyusutan (depresiasi) pada umumnya tidak dimasukkan.Untuk keperluan perancangan batas akhir penambangan (pit design) asumsi yang diambil adalah bahwa umur tambang cukup panjang sehingga depresiasi tidak lagi merupakan faktor yang penting. Karena pada tahap terakhir dari penambangan dimana batas lereng akhir dari tambang telah dicapai, kapital dan peralatan telah terdepresiasi secara penuh. 2. Kadar Batas Internal (Internal Cut-Off Grade = ICOG) a. Jika diasumsikan bahwa satu ton material pasti akan ditambang, berapa kadar minimum yang akan menghasilkan kerugian lebih kecil dari dua alternatif berikut : mengirimkan material hasil penambangan ke pabrik pemrosesan, atau mengirimkan material ini ke tempat pembuangan ? (ingat bahwa ongkos penambangan walau bagaimanapun tetap harus dikeluarkan). b. Gunakan persamaan yang sama (seperti untuk BECOG), hanya dalam hal ini ongkos penambangan tidak dimasukkan. Jadi untuk menghitung ICOG, ongkos penambangan = nol. 3. Kadar Batas Proses a. Bila tingkat produksi dari pabrik pemrosesan bijih telah ditentukan, misalnya untuk pabrik flotasi bijih fluida, maka perhitungan cut-off grade harus memasukkan ongkos G&A. b. Sebaliknya, bila tingkat produksinya tidak tertentu seperti pada kasus pelindian bijih oksida di leach pad, argumen bahwa kadar batas dapat dihitung tanpa memasukan ongkos-ongkos G&A adalah argumen yang dapat diterima. Selama jangka waktu satu tahun pasti akan ada bijih yang berkadar lebih tinggi yang dapat menutupi biaya-biaya ini. c. Kadar batas ini kadang-kadang disebut kadar batas pengolahan (process cut-off), yakni kadar terendah yang dapat menutupi biaya pengolahan langsung. Dalam operasi penambangan, jika anda mempunyai pabrik pengolahan (mill) dan tambang mengalami kekurangan bijih yang akut, maka process cut-off ini biasanya merupakan kadar terendah yang masih dapat dipertimbangkan untuk dapat dikirimkan ke pabrik. Namun demikian, tujuan dari perencanaan tambang jangka panjang adalah menghindari keadaan tadi di atas. B. Kualitas Batubara diKaliamtan Timur Kualitas batubara pada ketiga formasi di daerah ini tidak memperlihatkan perbedaan yang cukup signifikan. Batubara Formasi Batuayau memiliki kandungan abu antara 2,26 – 9,37 % (adb) atau rata-rata 5,81% , Kandungan belerang antara 0,15 – 0,35 % (adb) atau rata-rata 0,21% dan Nilai Kalori antara 5100 -5620 kal/gr atau rata-rata 5440 kal/gr.Batubara Formasi Wahau memiliki kandungan abu antara 2,28-12,40% (adb) atau rata-rata 4,96%, Kandungan belerang antara 0,11-0,45% (adb) atau rata-rata 0,17% dan Nilai Kalori antara 4870 -5595 kal/gr atau rata-rata 5375 kal/gr. Batubara Formasi Balikpapan memiliki kandungan abu antara 3,28 – 5,21% (adb) atau rata- rata4,19 %, Kandungan belerang antara 0,11 – 0,18% (adb) atau rata-rata 0,15% dan Nilai Kalori antara 5245 – 5665 kal/gr atau rata-rata 5540 kal/gr. (Dahlan Ibrahim, DIM, 2005) Endapan batubara di daerah ini dari segi sumberdaya terhitung cukup besar dan dari segi kualitas tergolong batubara bersih dan ramah lingkungan namun salah satu kendala untuk pemanfaatannya adalh mahalnya biaya transportasi karena lokasinya yang jauh dari pantai. (Dahlan Ibrahim, DIM, 2005) Ibrahim, Dahlan. Prospek Sumberdaya Batubara Di Kabupaten Kutai Timur Bagian Barat Provinsi Kalimantan Timur, DIM. Bandung, 2005