Anda di halaman 1dari 19

GEOMETRI

KRISTALOGRAFI
1. Sumbu dan sudut kristalografi

Sumbu kristalografi adalah suatu garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal.

Kristal mempunyai bentuk 3 dimensi, yaitu panjang, lebar dan tebal atau
tinggi. Tetapi dalam penggambarannya dibuat 2 dimensi shingga digunakan
proyeksi orthogonal.

Sudut kristalografi, adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan sumbu-


sumbu kristalografi pada titik potong (pusat simetri).
Sistem Kristalografi

 Sistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem, ini


didasarkan kepada:
1. Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi
2. Letak dan posisi sumbu kristalografi
3. Jumlah sumbu kristalografi
4. Nilai sumbu c atau sumbu vertikal
1. Sistem Reguler (kubik,
isometrik)
 Ketentuan:
- sumbu a=b=c
- sudut α=β=γ=90

- karena sb a = sb b= sb c disebut
juga sb a.
Cara menggambarnya:
Sudut antara a+ dan b- = 30 derajat
a:b:c = 1:3:3
2. Sistem Tetragonal
(Quadratik)
 Ketentuan:
- sb a = sb b ≠ sb c
- sudut α=β=γ= 90
- karena sb a = sb b disebut juga sb a
- sb c biasanya lebih panjang atau lebih pendek dari
sumbu a atau b
- sb c lebih panjang dari sb a dan sb b disebut columnar
(panjang).
- sumbu c lebih pendek dari sumbu a dan sumbu b
disebut bentuk stout (gemuk).
3. Sistem Hexagonal
 Ketentuan:
- Ada 4 sumbu yaitu a,b,c,d
- sumbu a =b=d≠c
- sudut β1=β2=β3=90
- sudut γ1=γ2=γ3=120
- sb a,b dan d terletak dalam bidang horizontal dan membentuk
sudut 60
- sb c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari sb a.
Cara penggambarannya:
Sudut antara a+ dan b- = ditentukan kemudian
Sudut antara b+ dan d- = 40 derajat
b : d: c= 1:3:6

Posisi dan satuan panjang sb a dibuat dengan memperhatikan sb b dan


sb d.
4. Sistem Trigonal (Rhombohedral)
 Ketentuan:
- sumbu a=b=d ≠ c
- sudut β1=β2=β3=90
- sudut γ1=γ2=γ3=120
Cara menggambar:
Sama dengan sistem hexagonal, perbedaannya harga sb c bernilai 3
Penarikan sb a sama dengan pada sistem hexagonal.
5. Sistem Orthorombik (rhombik, prismatik,
trimetrik)
 Ketentuan

- sumbu a≠b≠c
- sudut α=β=γ=90
- sumbu c adalah sumbu terpanjang
- sumbu a adalah sumbu terpendek
- sumbu a disebut sumbu brachy
- sumbu b disebut sumbu macro
- sumbu c disebut sumbu basal/vertikal
Cara menggambar:
Sudut antara a+ dan b- = 30 derajat
a : b : c = sembarangan
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
6. Sistem Monoklin (oblique,monosimetrik)
 Ketentuan
- sumbu a≠b≠c
- sudut α= γ =90 derajat, β≠90 derajat
- sb a disebut sb clino
- sb b disebut sb ortho
- sb c disebut sb basal/vertikal
Cara menggambar:
Sudut antara a+ dan b- = 45 derajat
a: b: c = sembarangan
Sb c adalah sumbu terpanjang
Sb a adalah sumbu terpendek
7. Sistem Triklin (anorthic,asymetric)
 Ketentuan:
- sumbu a≠b≠c
- sudut α≠β≠γ≠90 derajat
- semua sb a,b,c saling berpotongan dan membuat sudut miring tidak
sama besar
- sb a disebut sb brachy
- sb b disebut sb macro
- sb c disebut sb basal/vertikal
Cara menggambar:
Sudut antara a+ dan b- = 45 derajat
Sudut antara b+ dan c- = 80 derajat
SIMBOL KRISTALOGRAFI

 Parameter dan parameter rasio


- oh = 1 bagian
- ok = 3 bagian
- ol = 6 bagian
 Parameter rasio bidang hkl
oh:ok:ol = 1:3:6
Simbol weiss dan simbol Miller

 Simbol weiss = bagian yang terpotong


satuan ukur
 Simbol Miller = satuan ukur
bagian yang terpotong
Simbol weiss dipakai dalam penggambaran kristal ke dalam bentuk proyeksi
orthogonal dan proyeksi stereografis.
Simbol Miller dipakai sebagai simbol bidang dan simbol bentuk suatu kristal.
Contoh:
 Bidang hkl tersebut kita gambarkan dalam susunan salib sumbu sistem
reguler, maka bidang hkl tersebut memotong:
- sumbu a pada 1 bagian a+
- sumbu b pada 1 bagian b+
- sumbu c pada 2 bagian c+
Maka:
Simbol Weiss Simbol Miller
a: b: c
1/1:1/1:1/2
(112) (221)

Anda mungkin juga menyukai