Tugas Akhir
Disusun untuk meraih gelar sarjana teknik pertambangan
Oleh :
HANDESMAN PUTRA
1410024427067
TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND )
PADANG
2018
1
PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI
KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK
PEMISAHAN PASIR BESI
SKRIPSI
Handesman Putra
1410024427067
TEKNIK PERTAMBANGAN
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2018
2
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
NPM : 1410024427067
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
3
PRODUKTIVITAS SHAKING TABLE DENGAN VARIASI
KEMIRINGAN DECK MEJA UNTUK
PEMISAHAN PASIR BESI
ABSTRAK
4
PRODUKTIVITY OF THE SHAKING TABLE TOOL WITH
VARIATIONS IN THE SLOPE OF THE TABLE DECK
FOR THE SEPARATION OF IRON SAND
ABSTRACT
Iron sand is generally found along the coast, formed due to the process of
destruction of rock origin by weathering and erosion processes. The material is
then transported and deposited along the coast. The absence of the use of medern
tools such as machines shaking table in the village sunur city Pariaman which
serves as a tool for separating iron sandand the lack of processing for iron sands
in the field especially in Pariaman areas was a problem in this study. The purpose
of this study is analyze the comparison of concentrates with tailings on washing
iron sand with tools shaking table, analyze the relationship of tilt of table decks to
the acquisition of iron sand concentrate, and analyze the relationship of washing
time to the acquisition of iron sand concentrate.
The research was conducted with the stages of sampling at the sunur beach
in Pariaman city, then the separation of concentrate and tailings by means
shaking table with slope 1°, 2° and 3° with sample weight 500 gr, 750 gr and
1000 gr. Sieving activities using sieves ASTM C 136-06, after carrying out these
activities the results of the comparison of concentrates and tailings were obtained
at slope 3° better than slope 1° and 2°, the relationship between the slope of the
table deck towards the acquisition of iron sand concentrate the better the slope
used by the tool table deck shaking table it will be more maximal in separating
concentrates from tailings. Slope 3° very effective applied to the toolshaking table
because it can separate the concentrate more than the slope 1°and 2°, and the
relationship of washing time to the acquisition of iron sand concentrate at shaking
table on slope 3° more efficient than slope 1° and 2°
5
KATA PENGANTAR
ﺒﺴﻢﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ
Alhamdulillahirabbil'alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
penelitian ini. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya ke zaman yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Penulisan merupakan salah satu syarat untuk kelulusan kuliah pada
jenjang Strata-1 Teknik Pertambangan, penelitian ini berjudul produktivitas
shaking table dengan variasi kemiringan deck meja untuk pemisahan pasir besi.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak baik
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih dengan setulus hati kepada:
1. Kedua orang tua yang senantiasa memberikan do'a dan dorongan baik
moril maupun materil pada penulis.
2. Bapak Riko Ervil MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang.
3. Bapak Dr. Murad MS. MT selaku Ketua jurusan prodi teknik
pertambangan.
4. Bapak Refky Adi Nata ST, MT selaku dosen pembimbing 1 dalam
pembuatan Skripsi
5. Ibu Riam Marlina ST, MT selaku dosen pembimbing 2 dalam pembuatan
Skripsi
6. Dosen-dosen Teknik Pertambangan terima kasih atas segala bantuan, do’a
dan dukungannya
7. Rekan-rekan Teknik Pertambangan terima kasih atas segala bantuan, do'a
dan dukungannya.
Usaha maksimal dalam Proposal Penelitian ini tidak luput dari
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan dan kekhilafan penulis yang tidak
6
disengaja. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran demi
untuk kesempurnaan Laporan dimasa datang.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah Yang Maha Penyayang akan
membalas jasa baik yang telah diberikan, mudah-mudahan Tugas Akhir ini
bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri.
Penulis
7
DAFTAR ISI
8
2.2 Kerangka Konseptual ................................................................ 17
2.2.3 output.......................................................................... 19
9
6.2 Saran .................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
DAFTAR GAMBAR
Halaman
11
DAFTAR TABEL
`Halaman
Tabel 5.1 : Analisa ayakan pada konsentrat yang telah dipisahkan .......... 38
12
DAFTAR LAMPIRAN
13
BAB I
PENDAHULUAN
produk bahan galian yang bersangkutan. Pengolahan bahan galian ini memiliki
ongkos angkut. Bahan galian pasir besi merupakan sumber daya alam yang
khususnya untuk sumber daya pasir besi di Indonesia pada tahun 2011 sumber
daya berjumlah 1,58 miliar ton dan pada tahun 2015 sumber daya meningkat
menjadi 4,46 miliar ton karena adanya penemuan sumber daya baru. Pasir besi
Sulawesi, Nusa tenggara dan kepulauan Maluku. Di sumbar terdapat potensi pasir
besi di daerah Pantai Sunur di Padang Pariaman dengan kadar besi 2-5% dan
ketebalan bervariasi antara 2 mm -10 mm. Pasir besi juga banyak ditemukan di
daerah sungai, dalam pasir besi terdapat kandungan mineral magnetik seperti
14
Pasir besi berguna untuk bahan baku industri semen, bahan dasar tinta kering
(toner), bahan utama pita kaset, pewarna serta campuran untuk cat dan bahan
hydrocyclone dan shaking table. Dari semua contoh alat tersebut memiliki prinsip
kerja yang berbeda. Alat jig bekerja dengan tekanan dan hisap (Anaperta, 2012).
Prinsip kerja alat magnetic separator adalah memisahkan antara material padat
centrifugal dan density fluida tiap partikel di dalam air (Rahmawati dan Santosa,
2014). Prinsip kerja shaking table berdasarkan perbedaan berat dan ukuran
partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis (Sajima dkk, 2012).
alat konvensional seperti pemisahan pasir besi dengan demikian diperlukan alat
sebelumnya pada lokasi yang sama merancang rod mill untuk pengecilan pasir
konsentrat dengan tailing pasir besi. Penulis memilih shaking table karena alat ini
ramah lingkungan karena alat ini dalam proses pemisahan tidak menggunakan zat
kimia atau bahan berbahaya dan ekonomis jika dibandingkan dengan metode
cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang dengan menggunakan
media aliran tipis dari air. Mekanisme alat meja goyang sulicing effect ditambah
15
gaya tegak lurus dengan aliran fluida hentak head motion. Shaking table ini
lebih lanjut mengenai alat shaking table, dengan judul “Produktivitas Shaking
1.Belum adanya alat modern untuk memisahkan pasir besi didaerah Pariaman.
Pariaman.
Pariaman.
4.Berat sampel yang digunakan setiap kemiringan 500 gr, 750 gr, dan 1000 gr.
16
1.4 Rumusan Masalah
pasir besi?
besi?
pasir besi.
besi.
perusahaan maupun bagi peneliti. Berikut manfaat yang dapat diperoleh dari
penelitian ini:
17
1. Bagi peneliti
rangkaianya.
2. Bagi daerah
Alat ini bisa digunakan untuk penelitian dilabor dan penelitian ini juga
18
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan Bahan Galian atau mineral dressing adalah istilah umum yang
biasa dipergunakan untuk proses pengolahan semua jenis bahan galian atau
mineral yang berasal dari endapan-endapan alam pada kulit bumi, untuk
berharga dan sisanya dianggap sebagai mineral kurang berharga, yang terdapat
Secara umum mineral dressing adalah suatu proses pengolahan bahan galian
menunjang dalam bekerja agar lebih efektif. Misalnya alat pemisahan mineral
secara gravitasi masih tetap digunakan saat ini untuk endapan placer seperti pasir
besi. pemisahan mineral berdasarkan berat jenis atau density. Media pemisah
berupa suspensi padatan dan air yang sering dipakai alat tersebut untuk beroperasi
lebih maksimal.
19
Alat pemisah mineral secara gravitasi yaitu jig, magnetic separator,
hydrocyclone, dan shaking table. Dari semua contoh alat tersebut memiliki prinsip
kerja yang berbeda. Alat jig bekerja dengan tekanan dan hisap, magnetic
centrifugal dan density fluida tiap partikel didalam air, dan shaking table
berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran
Salah satu metode gravitasi adalah shaking table. Shaking table merupakan
pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja
bergoyang dengan menggunakan media aliran tipis dari air (flowing film
concentration).
mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion
dan aliran air tipis dipermukakan meja dari wash water. Mineral berat karena
mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar kesamping (searah
sentakan meja). Mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih
jauh dibanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran
kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukuran
halus. Sedangkan adanya riffle diatas meja akan mengakibatkan aliran turbulen
20
2. Jenis Shaking Table
1. Willey Table
feed dan lebar seperempat feed. Kapasitas alat tergantung pada panjang
store, jumlah air, jumlah store, sifat bijih, slope dan meja, dan ukuran
feed.
2. Butcher Table
a. Zona stratifikasi
b. Cleaning zona
c. Dischange zona
kekanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material
3. Card Table
21
5. Card field table
6. Plat of table
Ciri utamanya diatas meja ada 3 macam riffle dan terdapat tiga zona dari
riffle yaitu:
a. Zona stratifikasi
1. Pengaruh riffle
bahwa jika tinggi riffle terlalu rendah, maka partikel akan mudah
terbawa laju aliran air menuju ke zona tailing. Apabila tinggi riffle
sangat tinggi maka arus air tidak mampu mengaduk dan mengangkat
22
Efek transportasi partikel-partikel yang akan dipisahkan pada meja
(tegak lurus sumbu meja). Selain itu air pencuci digunakan sebagai
Bila Re kurang dari 2100 maka aliran fluida bersifat laminer kalau
Secara umum pasir besi terdiri bercampur dengan butiran logam seperti,
kuarsa, kalsit, feldspar, ampibol, piroksen, biotir dan tourmaline. Mineral tersebut
Titaniferous magnetit bagian yang cukup penting merupakan ubahan dari magnetit
23
dan ilmenit. Mineral bijih pasir besi terutama berasal dari batuan basaltik dan
penghancuran batuan asal oleh cuaca dan air permukaan. Material tersebut
sebagai endapan aluvial pantai. Endapan pasir besi antara lain terdapat di
sepanjang pantai barat Sumatera, pantai selatan Jawa dan Bali, pantai-pantai
Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan pantai utara Papua. Beberapa lokasi
telah dilakukan eksplorasi, bahkan eksploitasi, namun sebagian besar lagi belum
Pasir besi berwarna abu-abu hingga kehitaman, berbutir sangat halus dengan
ukuran antara 75 - 150 mikron, densitas 2-5 gr/cm³, bobot isi (spesific gravity, SG)
2,99 - 4,23 gr/cm³, dan derajat kemagnetan (MD) 6,4 - 27,16%. Pasir besi yang
mengandung mineral utama magnetit dicirikan oleh butiran mineral magnetit yang
ikatan rantai. Butiran mineralnya bersistem kristal isometrik, sehingga pasir besi
24
Kegunaan pasir besi ini selain untuk industri logam besi juga telah
dimanfaatkan sebagai bahan dasar tinta kering (toner) pada mesin photo-copy dan
printer laser dan sebagai bahan dasar pembuatan besi baja yang telah dilakukan
studinya dalam bentuk pellet, selain itu, mineral magnetit pasir besi juga sangat
potensial diolah menjadi bahan industri lain, seperti pewarna serta campuran
(filter) untuk cat (Helvy dan Arif, 2015). Pemakaian pasir besi sebesar 80% dari
berat pasir total bisa meningkatkatkan kuat tarik belah beton sebesar 4,84%
dibandingkan beton normal dan meningkatkan kuat tekan beton sebesar 28,41%
satu set ayakan di mana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara
berurutan. Untuk standar ayakan di Amerika Serikat, nomor ayakan dan ukuran
25
Tabel 2.1. Ukuran-ukuran Ayakan Standar di Amerika Serikat
No. Ayakan Ukuran Lubang (mm)
4 4,750 mm
6 3,350 mm
8 2,360 mm
10 2,000 mm
16 1,180 mm
20 0,850 mm
30 0,600 mm
40 0,425 mm
50 0,300 mm
60 0,250 mm
80 0,180 mm
100 0,150 mm
140 0,106 mm
170 0,088 mm
200 0,075 mm
270 0,053 mm
Sumber : Mekanaika Tanah Jilid 1,(Braja M Das, 1995)
Hasil dari analisis mekanik (analisis ayakan dan hidrometer) umumnya
digambarkan dalam skala logaritmik, dan persentase dari butiran yang lolos
ayakan digambarkan dalam skala hitung biasa. Sebagai contoh, grafik distribusi
ukuran-butiran dari dua tanah ditunjukkan dalam gambar 2.1. Grafik distribusi
26
Gambar. 2.1. Grafik distribusi ukuran-butiran
Sumber : Mekanaika Tanah Jilid 1,(Braja M Das, 1995)
Persentase dari kerikil, pasir, lanau, dan butiran berukuran lempung yang
Kerikil (ukuran batas - lebih besar dari 4,75 mm) = 0%. Pasir (ukuran batas -
4,75 mm sampai dengan 0,075 mm) = persentase butiran yang lebih halus dari
4,75 mm - persentase butiran yang lebih halus dari 0,075 mm =100-62 = 3 8%.
Lanau dan lempung (ukuran batas- kurang dari 0,075 mm)= 6 2%.
yang lebih halus (lolos ayakan) didefinisikan sebagai ukuran efektif, atau D10 .
1. Koefisien keseragaman
D60
Cu (2.1)
D10
dengan:
Cu = koefisien keseragaman
27
D10 = diameter yang bersesuaian dengan 10% lolos ayakan yang
D302
Cc (2.2)
D60 x D10
dengan:
Cc = koefisien gradasi
Tanah yang bergradasi baik akan mempunyai Cu>4 dan Cc antara 1 dan 3
untuk tanah berkerikil, untuk tanah pasir memiliki Cu>6 dan Cc antara 1 dan 3.
F= C + T (2.3)
dengan:
28
2.2 Kerangka konseptual
Input
Proses
1. Pengambilan Sampel Pasir Besi Dilapangan
2. Pembuatan Alat Shaking Table
3. Pengujian Alat dengan Sampel
29
Output
1. Menganalisis Perbandingan Konsentrat dengan Tailing Pada
Pencucian Pasir Besi dengan Menggunakan Alat Shaking
Table
2. Menganalisis Hubungan Kemiringan Masing-masing Sudut
Dek Meja Terhadap Perolehan Konsentrat Pasir Besi
3. Menganalisis Lama Pencucian terhadap Perolehan
Konsentrat Pasir Besi yang Dipengaruhi oleh Debit Air
4.
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
pikiran penelitian yang terstruktur untuk memperoleh hasil yang di inginkan dan
2.2.1 Input
Input bersumber dari data primer dan Data Sekunder. Data primer diambil
dari kegiatan lapangan yang bersumber dari pengamatan langsung dan observasi.
pengujian dengan alat shaking table. Data sekunder berasal dari literatur-literatur
2.2.2 Proses
meneliti data yang di peroleh dan memberikan informasi pemisahan pasir besi
table. Data yang di proses berasal dari data-data input yaitu data primer dan
sekunder.
30
2.2.3 Output
Output atau hasil dari kegiatan penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan pemisahan pasir besi antara konsentrat dengan tailing dan manfaat
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yaitu penelitian yang dengan sengaja peneliti melakukan manipulasi terhadap satu
atau lebih variabel dengan suatu cara tertentu sehingga berpengaruh pada satu atau
Pariaman Provinsi Sumatera Barat, data yang dikumpulkan adalah sampel pasir
Pada penelitian ini yang menjadi variabel penelitian ada dua yaitu variabel
penelitian ini yaitu belum adanya alat modern untuk memisahkan pasir
32
perbandingan konsentrat dengan tailing pada pencucian pasir besi dengan
1. Data primer
2. Data sekunder
b. Peta geologi
c. Peta topografi
33
2. Alat shaking table.
3. Ember
4. Timbangan.
5. Sekop kecil.
6. Saringan
1. Besi siku
2. Besi plat
3. Akrelic
5. Talang air
6.
34
3.6 Teknik Pengumpulan Data
1. Pengambilan sampel
Ayakan yang digunakan yaitu ukuran 0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm, 0,075
dan pan.
2. Proses pemisahan
media pemisah antara pasir dan besi, pada proses ini sampel yg telah
dengan waktu kerja alat yang telah ditentukan. agar bisa mengetahui
3. Proses penyaringan
Proses ini bertujuan untuk mengambil sampel yang telah diuji alat
konsentrat dan tailing pada pasir besi. Selain itu, dengan kegiatan ini
masing-masing saringan.
35
3.7 Teknik Pengolahan Data
tailing sampel pasir besi diuji dengan alat shaking table setelah
pasir besi
perbandingan concentrat dan tailing pada pencucian pasir besi dengan alat meja
36
3.9 Kerangka Metodologi
Identifikasi Masalah
1. Masih belum adanya alat modern untuk memisahkan pasir besi
didaerah pariaman
2. 2.Minimnya pengolahan untuk pasir besi dilapangan khususnya
didaerah pariaman
3. Masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang kegunaan pasir
besi
37
A
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Proses Pengolahan Data :
Untuk mendapatkan perbandingan konsentrat dengan tailing setelah
diuji dapat dapat digunakan persamaan 2.3 dan microsoft excel untuk
melihat linearitasnya dan untuk melihat hubungan kemiringan deck
meja terhadap perolehan konsentrat dan hubungan lama pencucian
terhadap perolehan konsentrat pasir besi menggunakan microsoft
excel untuk melihat linearitasnya.
Analisa Data
Hasil
38
BAB IV
Pariaman Provinsi Sumatera Barat, data yang dikumpulkan adalah sampel pasir
39
Tabel 4.1
Hasil Uji Ayakan
Hasil Uji Ayakan
No Uraian 0.60 0.30 0.15 0.075
mm mm mm mm Pan
Berat
%
Konsentrat Tertahan 0.18 24.56 27.36 47.70 0
Pasir besi % Kumulatif
% 0.18 24.74 52.10 99.80 100
1 Yang telah (tertahan)
Dipisahkan % Kumulatif
% 99.82 75.26 47.90 0,20 0
(lolos)
Sumber : PT. Semen Padang
4.2 Pengolahan Data
40
Dari gambar 4.2 penulis mendapatkan nilai D10, D30, dan D60
dari sampel konsentrat yang telah dipisahkan, berikut nilainya D10 =
0.083 mm, D30 = 0.115 mm, dan D60 = 0.230 mm, dari nilai tersebut
barulah penulis dapat mencari koefisien keseragaman dan koefisen gradasi
dengan menggunakan persamaan (2.1) dan persamaan (2.2).
a. Koefisien keseragaman
0.230
Cu 2.771
0.083
Jadi nilai koefisien keseragaman dari sampel konsentrat yang telah
dipisahkan adalah: 2.771.
b. Koefisien gradasi
0.115 2
Cc 0.692
0.230 x 0.083
Jadi nilai koefisien gradasi dari sampel konsentrat yang telah
dipisahkan adalah: 0.692.
2. Pemisahan dengan kemiringan 1°
Tabel 4.2. hasil pengujian dengan kemiringan 1°
No Berat Waktu Konsentrat Tailing
Produktifitas
Sampel Pemisahan (T)
(C) (%)
(F) (W)
Dari tabel 4.2 dapat hasil pengujian dengan kemiringan 1°, dengan
3 macam berat sampel antara lain 500 gr,750 gr, dan 1000 gr. Selanjutnya
didapatkan waktu pemisahan 500 gr= 13 menit, 750 gr=18 menit, dan
41
1000 gr= 24 menit. Kecepatan aliran air 33 d/l,dari data tabel diatas
tersebut barulah penulis dapat dicari rumus perbandingan pasir besi
menggunakan persamaan (2.3) dapat dilihat dilampiran h.
Dari tabel 4.3 dapat hasil pengujian dengan kemiringan 2°, dengan
3 macam berat sampel antara lain 500 gr,750 gr, dan 1000 gr. Selanjutnya
didapatkan waktu pemisahan 500 gr= 11 menit, 750 gr=16 menit, dan
1000 gr= 22 menit. Kecepatan aliran air 33 d/l,dari data tabel diatas
tersebut barulah penulis dapat dicari rumus perbandingan pasir besi
menggunakan persamaan (2.3) dapat dilihat dilampiran h.
42
Dari tabel 4.4 dapat hasil pengujian dengan kemiringan 2°, dengan
3 macam berat sampel antara lain 500 gr, 750 gr, dan 1000 gr. Selanjutnya
didapatkan waktu pemisahan 500 gr= 10 menit, 750 gr=14 menit, dan
1000 gr= 20 menit. Kecepatan aliran air 33 d/l,dari data tabel diatas
tersebut barulah penulis dapat dicari rumus perbandingan pasir besi
menggunakan persamaan (2.3) dapat dilihat dilampiran h.
43
BAB V
ANALISA HASIL PENGOLAHAN DATA
44
2. Kemiringan shaking table 2°
.
Gambar 5.2. Grafik Pengaruh Hubungan Pemisahan Antara Konsentrat
dengan Tailing 2°
Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 8,8684x –
171,05 yang merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan
tailing. Dengan persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah
konsentrat pasir besi . Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9838
mendekati 1 itu menandakan hubungan antara variabel tailing dengan
konsentrat semakin kuat.
3. Kemiringan shaking table 3°
45
Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 9,7105x –
557,63 hubungan pemisahan antara konsentrat dengan tailing. Dengan
persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi .
Selain itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9937 mendekati 1 itu
menandakan hubungan antara variabel tailing dengan konsentrat semakin
kuat.
5.2 Analisa Perbandingan Kemiringan dengan Perolehan Konsentrat
46
5.3 Analisa Perbandingan Waktu Pemisahan terhadap Perolehan
Konsentrat
47
Gambar 5.6. Grafik Pengaruh Hubungan Waktu Pemisahan dengan Perolehan
Konsentrat 2°
Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 4,5604x + 18,846 yang
merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan waktu. Dengan
persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain
itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 0,9961 mendekati 1 itu menandakan
hubungan antara variabel waktu dengan konsentrat semakin kuat.
3. Analisis hubungan pengaruh waktu pemisahan terhadap perolehan
konsentrat pada kemiringan 3°
48
Dari grafik diatas diperoleh persamaan empiris y= 5x + 50 yang
merupakan hubungan pemisahan antara konsentrat dengan waktu. Dengan
persamaan tersebut kita dapat memprediksi jumlah konsentrat pasir besi . Selain
itu, dapat disimpulkan juga kalau R² = 1 itu menandakan hubungan antara variabel
waktu dengan konsentrat sangat kuat.
Dari hasil pengolahan data dari bab sebelumnya didapatkan nilai koefisien
keseragaman dan koefisien gradasi pada setiap sampel berbeda. Tanah yang
bergradasi baik akan mempunyai Cu>4 dan Cc antara 1 dan 3 untuk tanah
berkerikil, Untuk tanah pasir memiliki Cu>6 dan Cc antara 1 dan 3,(Braja M Das,
1995).
Pada sampel konsentrat yang telah dipisahkan nilai koefisien keseragaman
Cu = 2.771 dan nilai koefisen gradasi Cc = 0.692, maka sampel konsentrat yang
telah dipisahkan ini bergradasi buruk karena Cu < 6.
49
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dari hasil perhitungan dan analisa dari bab sebelumnya, maka hasil akhir
dari penelitian ini dapat di simpulkan:
1. Hasil perbandingan konsentrat dengan tailing pada shaking table
kemiringan 1° diperoleh persamaan empiris y= 7,3333x + 83,333 dan R² =
1, shaking table kemringan 2° diperoleh persamaaan empiris y= 8,8684x –
171,05 dan R²= 0,9838, dan shaking table kemiringan 3° diperoleh
persamaan empiris y= 9,7105x – 557,63 dan R²= 0,9937.Dapat disimpulkan
perbandingan konsentrat dan tailing di kemiringan 3° lebih baik dengan
berat sampel 500 gr setelah dipisahkan konsentrat= 100 gr dan tailing= 400
gr, berat sampel 750 gr setelah dipisahkan konsentrat= 120 gr dan tailing=
630 gr, dan berat sampel 1000 gr setelah dipisahkan konsentrat = 150 gr dan
tailing= 890 gr.
2. Hubungan kemiringan deck meja terhadap perolehan konsentrat pasir besi
diperoleh persamaan empiris y= 21,5x + 55,667 dan R²= 0,9505. Semakin
bagus kemiringan yang dipakai deck meja alat shaking table maka akan
lebih maksimal dalam memisahkan antara konsentrat dengan tailing.
Kemiringan 3° sangat efektif diterapkan pada alat shaking table karna dapat
memisahkan konsentrat lebih banyak jika dibandingkan dengan kemiringan
1° dan 2°.
3. Hubungan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat pasir besi pada
shaking table kemiringan 1° diperoleh persamaan empiris y= 5,4396x –
19,725 dan R²= 0,9973, shaking table kemiringan 2° diperoleh persamaan
empiris y= 4,5604x + 18,846 dan R²= 0,9961, dan shaking table kemiringan
3° diperoleh persamaan empiris y= 5x + 50 dan R²= 1. .Dapat disimpulkan
perbandingan lama pencucian terhadap perolehan konsentrat di kemiringan
3° lebih baik dengan berat sampel 500 gr setelah dipisahkan waktu= 10
menit dan konsentrat= 100 gr, berat sampel 750 gr setelah dipisahkan
50
waktu= 14 menit dan konsentrat= 120 gr, dan berat sampel 1000 gr setelah
dipisahkan waktu= 20 menit dan konsentrat= 150 gr.
6.2 Saran
Saran-saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini agar bisa menjadi referensi atau acuan bagi penelitian
selanjutnya yang akan membahas tentang ukuran-butir, kumulatif
persen lolos dan kumulatif persen tertahan, dan memisahkan material
dengan menggunakan alat shaking table.
51
DAFTAR PUSTAKA
Anaperta Yoszi Mingsi 2012.Optimalisasi Proses Pencucian Kapal Isap Produksi
(KIP) Meningkatkan Pencapaian Produksi Dilaut Permis. Jurnal Teknologi
Informasi dan Pendidikan Vol. 5, No. 1.
Ervil Riko, Ernita Tri, Nofriadiman, Fitri Meldia, Buku Panduan Penulisan dan
Ujian Skripsi STTIND Padang, Sekolah Tinggi Teknolgi Industri Padang,
Padang, 2016.
http://arda.biz/sain-teknologi/mineral/pengolahan-mineral/pemisahan-secara
gravitasi-gravity-separation/pengolahan-bijih-mineral-dengan-meja-goyang-
shaking-table/ (diakses pada 22 Agustus 2018)
http://dunia-atas.blogspot.com/2013/12/tentang-meja-goyang-atau-shaking -
table.html?m=1 (diakses pada 20 Agustus 2018)
Ginting Immanuel dan Sufiandi Deddy 2011.Percobaan Peningkatan Kadar
Mangan Menggunakan Magnetic Separator. Jurnal Majalah Metalurgi Vol. 26,
No. 1.
Rahmawati Debby dan Santosa Budi 2014. Pengaruh Head dan Luas Underflow
Terhadap Efesiensi Pemisahan Hydrocyclone. Jurnal Desain Konstruksi Vol.
13, No. 2.
Sundari Rita, Subandrio, Gaos Hadi, Yanker Adi 2010. Aplikasi Metode Buih
untuk Pencucian Batubara Peringkat Rendah. Jurnal Teknik Kimia.
52
LEMBAR KONSULTASI
53
LEMBAR KONSULTASI
4 November 2018
1. Acc kompre
54
29 november 2018 1. Perbaiki abstrak
2. Perbaiki penulisan sumber kutipan
3. Perbaiki sistematika penulisan
4. Perbaiki bab 3
5. Tambahkan saran
6. Perbaiki daftar pustaka
1 Desember 2018 1. Perbaiki judul
2. Perbaiki variabel penelitian
3. Perbaiki daftar pustaka
55
56
57
Lampiran c
Peta Kesampaian Daerah
58
Lampiran D
Peta Geologi
59
Lampiran E
Peta Topografi
60
Lampiran F
Rancangan dan Komponen Alat Shaking Table
61
LAMPIRAN G
POTO DOKUMENTASI PENELITIAN
62
Gambar 4. Proses Pemisahan Sampel Pasir Besi
63
LAMPIRAN H
PERHITUNGAN PEMISAHAN PENGUJIAN
1. Kemiringan 1°
a.sampel 500 gr
F = C+T
F = 50 gr+ 450 gr
F =500 gr
b.sampel 750 gr
F = C+T
F = 80 gr+ 670 gr
F =750 gr
c.sampel 1000 gr
F = C+T
F = 110 gr+ 890 gr
F =1000 gr
2. Kemiringan 2°
64
(F) (W) (C) (T)
a.sampel 500 gr
F = C+T
F = 70 gr+ 430 gr
F =500 gr
b.sampel 750 gr
F = C+T
F = 90 gr+ 660 gr
F =750 gr
c.sampel 1000 gr
F = C+T
F = 120 gr+ 880 gr
F =1000 gr
3. Kemiringan 3°
65
3 1000 gr 20 menit 150 gr 890 gr
a.sampel 500 gr
F = C+T
F = 100 gr+ 400 gr
F =500 gr
b.sampel 750 gr
F = C+T
F = 120 gr+ 630 gr
F =750 gr
c.sampel 1000 gr
F = C+T
F = 150 gr+ 850 gr
F =1000 gr
66
SURAT PERNYATAAN
NIM : 1410024427067
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akir yang saya susun dengan judul:
skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).
Handesman Putra
NPM:1410024427067
67
BIODATA WISUDAWAN
No. Urut :
Nama : Handesman Putra
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat/Tgl Lahir : Alahan Mati/ 03 Maret 1995
Nomor Pokok : 1410024427067
Mahasiswa
Program Studi : Teknik Pertambangan
Tanggal Lulus : 17 Agusutus 2018
IPK : 3,16
Predikat Lulus : Sangat Memuaskan
Judul Skripsi : Produktivitas Shaking Table dengan
Variasi Kemiringan deck meja untuk
Pemisahan Pasir Besi
68