Anda di halaman 1dari 11

BAB I

DEFINISI
Menyusui adalah cara terbaik yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan
yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi. Menyusui merupakan proses
pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan Air Susu Ibu ( ASI )
IMD (Inisiasi Menyusu Dini) yaitu meletakkan bayi didada ibu diantara dua
payudara, lebih dekat ke payudara untuk memulai kontak kulit (skin to skin contact).
Untuk itu perlu dipersiapkan sejak masa kehamilan dengan memperhatikan secara umum
kesehatan ibu hamil, difokuskan pada status gizi dan keadaan payudara ibu. Selanjutnya
bayi dan ibuya harus tetap berada dalam satu ruangan (perawatan ibu dan bayi dengan
rawat gabung) kecuali bila benar – benar diperlukan/ indikasi medis. Untuk
melaksanakan rawat gabung yang berkualitas atau sesuai harapan perlu adanya panduan
atau pedoman.
ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja sejak bayi dilahirkan samapi usia 6
bulan. Air susu ibu sangat baik untuk kesehatan bayi, karena di dalam ASI mengandung
antibiotik yang bisa melindungi si kecil dari berbagai penyakit selama antibodinya
berkembang.

1
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
1. Pelaksana panduan ini adalah tenaga kesehatan terdiri dari :
a. Staf Medis
b. Staf Perawat
c. Staf Bidan
2. Instalasi yang terlibat dalam pelaksanaan Panduan Inisiasi Menyususi Dini Dan ASI
Eksklusif
a. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
a) Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
b) Ruang Neonatal

B. Kewajiban Dan Tanggung Jawab


1. Seluruh Staf Rumah Sakit wajib memahami tentang Panduan Inisiasi Menyususi Dini
Dan ASI Eksklusif
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggung jawab Pasien) bertanggung jawab
melakukan Panduan Inisiasi Menyususi Dini dan ASI Eksklusif
3. Kepala Instalasi / Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi memahami Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan
ASI Eksklusif
b. Terlibat dan melakukan evaluasi terhadap Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan ASI
Eksklusif
4. Manajer
a. Memantau dan memastikan Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan ASI Eksklusif
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan Panduan Inisiasi Menyusui Dini Dan ASI
Eksklusif

2
BAB III
TATA LAKSANA
A. Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Melaksanakan IMD pada persalinan pervaginam
a. IMD dilakukan di kamar bersalin atau kamar operasi dengan segera setelah bayi
lahir.
b. IMD dilakukan pada persalinan norma (pervaginam), atau setelah sectio caesarea
dengan kondisi ibu dan bayi sehat (memungkinkan dilakukan IMD)
c. IMD dilakukan selama 30 menit s/d 60 menit
d. IMD dilakukan dengan bantuan bidan/ perawat yang terlatih
2. Melaksanakan Program Rawat Gabung
a. Rawat gabung dilakukan pada semua persalinan pervaginam atau sectio caesarea
dengan kondisi ibu dan bayi sehat
b. Rawat gabung bisa dilakuka bila usia kehamilan 37 minggu atau lebih dengan
berat badan bayi 2500 gram atau lebih
3. Melaksanakan Pemberian ASI esklusif
a. Pemberian ASI esklusif dimulai sejak bayi lahir dengan dilakukan IMD sejak di
ruang bersalin atau kamar operasi
b. ASI diberikan sampai usia bayi 6 bulan tanpa ada susu pendamping/ makanan
tambahan.

B. Persiapan
Pada masa persiapan rawat gabung dilakukan pendekatan – pendekatan kepada
ibu dan keluarga dengan penyuluhan dan pemberian leaflet – leaflet yang bertujuan untuk
lebih memahami perlunya suatu kegiatan rawat gabung. Adapun penyuluhan dan leaflet
yang diberikan adalah seputar ASI, perawatan paydara, nutrisi ibu menyusui dan
perawatan bayi sehari – hari.

3
C. Di Poliklinik Kandungan dan Kebidanan
1. Melakukan KIE tentang rawat gabung dan seputar ASI pada ibu hamil (saat ANC)
2. Konsultasi gizi ibu hamil

D. Di Kamar Bersalin
1. Dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) pada semua bayi yang lahir spontan kecuali
bayi beresiko tinggi dan mempunyai kelainan yang tidak memungkinkan dilakukan
IMD
2. Identifiksi bayi baru lahir

E. Di Ruang Perawatan Nifas


1. Menyusui On Cue (melihat tanda- tanda bayi ingin menyusui)
2. Menyusui eksklusif
3. Asuhan Ibu nifas :
a. Puerpurium
b. Breast care, termasuk memerah dan menyimpan ASI
c. Pendampingan menyusui termasuk perlekatan dan posisi menyusui yang benar,
mengenal tanda bayi ingin menyusu dan bayi telah puas dalam menyusu.
d. Mengenali hambatan dalam nifas
e. Asuhan ibu nifas pasca tindakan
f. Membantu ibu nifas bila ditemukan penyulit dlm menyusui (kelainan putting,
pembengkakan mamae, engorgement, dll)
g. Senam nifas
4. KIE (Komunikasi Informsi Edukasi)
a. Nutrisi ibu menyusui
b. Pengetahuan tenang menyusui secara eksklusif
c. Kerugian bayi bila tidak mendapat ASI
d. Manajemen laktasi yang benar termasuk kendala- kendala dalam menyusui bayi
e. Mengenai tanda- tanda bahaya pada ibu dan bayi
f. Perawatan payudara
g. Cara memerah, menyimpan dan memberikan ASI dengan sendok

4
h. KB terutama metode amenorhoe laktasi ((MAL)

F. Di Ruang Neonatus
1. Dilakukan demonstrasi / PKRS perawatan bayi sehari- hari meliputi :
a. Memandikan bayi
b. Merawat tali pusat
c. Membersihkan mata
d. Mengganti popok
e. Menjaga hygiene bayi
2. Asuhan Bayi Baru Lahir
a. Mencegah hipotermi
b. Pemeriksaan klinis bayi
c. Perawatan umum
d. Deteksi dini bayi baru lahir

G. Praktek Rawat Gabung


Untuk melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi yang perlu dipersiapkan adalah institusi
pelayanan, ibu hamil, suami dan keluarga, petugas, sarana dan prasarana pelayanan.
a. Institusi Pelayanan
a) Perlu adanya kebijakan tertulis dari Rumah Sakit yang merupakan komitmen dari
unsur terkait untuk menunjang keberhasiln pelaksanaan rawat gabung ibu dan
bayi.
b) Rawat gabung ibu dan bayi merupakan salah satu kegiatan atau program untuk
mendukung keberhasilan menyusui pada Program Sayang Ibu dan Sayang Bayi
c) Program Sayang Ibu dan Sayang Bayi dengan memberikan hak ibu antara lain
mendapat pelayanan sesuai standar, dekat dengan bayinya, bisa mencurahkan
kasih saying sesuai keinginan.
d) Hak bayi antara lain mendapatkan gizi terbaik untuk tumbuh dan kembang. Gizi
yang terbaik bagi bayi adalah air susu ibu (ASI) yang tidak dapat tergantikan oleh
apapun, dan juga dapat setiap saat mendapatkan ASI sesuai kebutuhan, mendapat
kasih oordi, dan selalu dekat dengan ibunya.

5
b. Ibu Hamil, Suami dan Keluarga
a) Salah satu faktor keberhasilan menyusui adalah kesiapan calon ibu dan dukungan
dari keluarga, sehingga sejak awal ibu hamil sudah memahami rawat gabung
b) Suami dan keluarga perlu juga mendapatkan informasi tentang rawat gabung ibu
dan bayi sejak masa kehamilan pada waktu ANC.
c) Informasi dapat diperoleh melalui sosialisasi tentang rawat gabung ibu dan bayi
minimal 2 kali, pertama pada ANC (trimester I dan II), dimulai secara kelompok,
dilanjutkan dengan konseling kepada ibu, suami dan keluarga
c. Petugas
Kesiapan petugas dalam melaksanakan rawat gabung ibu dan bayi adalah sebagai
berikut :
a) Memahami pentingnya rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan bayi
b) Mampu menilai persyaratan ibu dan bayi untuk dilakukan rawat gabung
c) Terampil dalam memberikan asuhan rawat gabung untuk kesejahteraan ibu dan
bayi
d) Terampil melakukan asuhan pada ibu dan bayi yng lahir dengan tindakan
e) Mampu menolong ibu memposisikan bayi dan perlekatan dengan baik
f) Mampu menolong ibu daam mengatasi kendala yang timbul dlam menyususi
bayinya, misalnya putting lecet, payudara bengkak.
g) Mampu menolong iu memerah ASI, bila atas indikasi medis bayi harus berpisah
dari ibunya.
h) Memahami dan mampu melaksanakan laktasi yang benar.
i) Pelatihan petugas untuk menghindari hambatan dalam pelaksanaan rawat gabung
d. Sarana Prasarana Pelayanan Rawat Gabung
Untuk melaksanakan rawat gabung perlu adanya sarana dan prasarana yang
mendukung antara lain :
a) Ruang Poli Kebidanan atau ANC dilengkapi dengan ruang konsultasi dan pojok
laktasi
b) Kamar bersalin : Ruang nifas dan ruang rawat gabung dengan ruang penyuluhan
dan bimbingan
c) Ruang Neonatal dilwngkapi dengan ruang istirahat bagi ibu dan bayinya dirawat

6
d) Sarana prasarana yang tersedia harus memenuhi persyaratan rawat gabung
disesuaikan di masing- masing institusi/ fasilitas pelayanan persalinan dan di
komunitas.

H. Cara Menyusui, Memerah Dan Menyimpan Asi


1. Cara menyusui yang benar (perlekatan)
Posisi menyusui yang tepat merupakan elemen penting dalam keberhasilan menyusui.
Posisi yang tepat akan menghasilkan perlekatan yang tepat, perlekatan yang tepat
akan membuat bayi memperoleh ASI secara efektif dan mencegah rasa nyeri pada
putting, ibu dapat memlih posisi menyusui yang nyaman dengan berbaring atau
duduk.
Posisi yang benar saat menyusui:
a. Topang badan bayi terutama leher, bahu dan bokong, pastikan kepala, lengan dan
bayi berada pada 1 garis lurus.
b. Bayi didekap dengan berhadapan dengan ibu, perut bayi menempel dengan perut
ibu.
c. Kepala bayi lebih rendah dari payudara ibu
d. Lingkarkan kaki merapat ke badan ibu utuk mencegah hidung tertutup dari
payudara.
e. Perlekatan dimulai dengan cara mendekatkan bayi ke payudara, hidung bayi
setinggi putting, rangsang reflek membuka mulut dengan cara menyentuh pipi
atau bagian atas bibir bayi dengan putting. Begitu mulut bayi membuka lebar
bawa bibir bayi menuju payudara dengan gerakan cepat
f. Perlekatan yang benar ditandai dengan :
a) Dagu menempel payudara sebagian areola mamae masuk mulut bayi bagian
atas bibir terlihat lebih banyak dari pada bagian bawah dagu.
b) Mulut terbuka lebar
c) Ibu tidak merasa nyeri pada putting susu

7
Tip Sukses Menyusui
Tidak bisa dipungkiri bahwa sekarang banyak tantangan bagi seorang ibu untuk
dapat menyususi bayinya secara ekslusif selama 6 bulan, dan meneruskan paling
tidak selam 2 tahun dengan makanan pendamping ASI.
Berikut ini hal- hal yang dapat dilakukan ibu sejak hamil agar ibu dapat sukses
menyusui :
1. Percaya diri bahwa ibu dapat menyusui
2. Mencari informasi bersama dengan suami mengenai manfaat ASI, manfaat
IMD, tata cara IMD, manfaat rawat gabung, tehnik menyusui, tehnik
memerah ASI
3. Mencari tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan yang mendukung
penggunaan ASI, melakukan IMD yang tepat dan rawat gabung
4. Melakukan IMD segera setelah bayi lahir paling tidak 1 jam
5. Meminta agar bayi dirawat dalam satu ruangan bersama ibu segera setelah
bayi lahir
6. Tidak memberikan cairan prelaktal, dot dan atau empeng pada bayi
7. Mencari kelompok pendukung ASI dilingkungan, komunitas, tempat kerja
atau internet
8. Jika harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ibu masih tetap dapat
memberikan ASI meski berpisah dengan bayinya dengan cara memberikan
ASI yang diperah
2. Memerah
Tujuan memerah ASI:
a. Mengurangi payudara bengkak
b. Mempertahankan dan memproduksi ASI
c. Memberikan ASI saat ibu dan bayi terpisah
Peralatan yang di butuhkan :
a) Pemerahan cuckup diakukan dengan tanga
b) Gelas penampung
c) Botol penyimpan ASI
d) Tabel dan spidol

8
e) Kulkas/ lemari es + blue ice
Cara memerah :
a) Letakkan ibu jari 3 cm di atas putting dan jari telunjuk dan tengah di 3
cm di bawah areola dengan membentuk huruf C
b) Dorong payudara kearah dada tanpa mengubah posisi jari
c) Lanjutkan dengan gerakan ke depan memijat jaringan dibawah areola
sehingga memerah ASI dalam saluran ASI, lakukan gerakan ini
berulang- ulang sampai pancaran ASI berkurang
d) Hindari meremas putting karena dapat menyumbat saluran payudara
dan jangan menarik putting karena bisa lecet
3. Menyimpan ASI
Cara Penyimpanan ASI
a. Isi botol penyimpanan maksimal ¾ botol
b. Tutup botol dengan rapat
c. Beri label nama, tanggl dan jam penyimpanan yang sesuai, jika dibekukan,
masukkan dulu kedalam kulkas selama 30 menit, baru di masukkan ke freezer.

9
BAB IV
DOKUMENTASI
A. PENCATATAN DAN PELAPORAN
Pencatatan dilakukan setiap hari dan dilaporkan setiap bulan kepada sekretaris PONEK
Hal – hal yang perlu dilaporkan meliputi :
1. Jumlah persalinan
a. Persalinan normal
b. Persalinan tindakan
2. Jumlah rawat gabung
3. Jumlah bayi yang dilakukan IMD
4. Jumlah ibu dan bayi yang bermasalah dalam menyusui
5. Kepuasan pasien akan KIE yang diberikan rawat gabung

B. MONITORING DAN EVALUASI


Monitoring dan evaluasi dilakukan setiap 6 bulan dan dilaporkan kepada Kepala Rumah
Sakit Rachmi Dewi Gresik

10
BAB V
PENUTUP
Panduan menyusui dini (IMD) dalam rangka melaksanakan pelayanan yang bertujuan
memenuhi hak ibu dan hak bayi untuk tiggal bersama, Bayi segera memperoleh colostrum
maupun air susu ibu, bayi memperoleh stimulasi mental dini demi tumbuh kembang, bayi bisa
memperoleh ASI setiap saat bayi menginginkan, ibu memperoleh dukungan dari suami dan
keluarga dalam pemberianASI, ibu memperoleh pengalaman dalam hal merawat payudara dan
cara menyusui yang benar, ibu dan keluarga memperoleh pengalaman cara merawat bayi baru
lahir.
Buku panduan ini merupakan pegangan bagi petugas dalam melaksanakan pelayanan
pada ibu yang sedang melakukan rawat gabung dan pemberian ASI esklusif di Rumah Sakit
Rahmi Dewib Gresik. Dengan ini di harapkan pelayanan pada pasien yang diselenggarakan dapat
terlaksana dengan baik dan dapat ditingkatkan sesuai dengan layanan di Rumah Sakit ini.
Semoga dengan buku panduan ini akan meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi
sehingga sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Ditetapkan di : Gresik
Pada tanggal : 01 Oktober 2018
Tim PONEK
Ketua,

dr.Hj. Maya Sri Kamaroekmi,Sp.Og(K) Fer

11

Anda mungkin juga menyukai