Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI


NOMOR : 270/SK.DIR/1001/XI/2019
TENTANG
PANDUAN PEMBERIAN EDUKASI KOLABORATIF
RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit


Umum Rachmi Dewi, maka diperlukan panduan Edukasi Kolaboratif di
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi.
b. bahwa agar pelayanan penyelenggaraan komunikasi Edukasi
Kolaboratif di Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi dapat terlaksana
dengan baik, perlu adanya kebijakan Direktur Rumah Sakit Umum
Rachmi Dewi sebagai landasan bagi penyelenggaraan Kebijakan
Komunikasi Informasi dan Edukasi yang Efektif.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudkan dalam a
dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit
Umum Rachmi Dewi.

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun
2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan;
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan;
6. Permenkes No.004 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
574/MENKES/SK/VI/2000 tentang Kebijakan Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Lampiran
290/MENKES/PER/III/2008
Sakit Umum Rachmi Dewi Tentang Persetujuan Tindakan
Keputusan Direktur Rumah
Nomor Kedokteran;
: 270/SK.DIR/1001/XI/2019
Tanggal 9.
: 9 SeptemberPeraturan
2019 Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008
tentang Rekam Medis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan Kedokteran;

MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi Tentang Kebijakan
Panduan Edukasi Kolaboratif.
Kedua : Memberlakukan Kebijakan PedomanKomunikasi Edukasi Kolaboratif di
Rumah Sakit Umum Rachmi Dewi sebagaimana terlampir dalam
keputusan ini.
Ketiga : Kebijakan Komunikasi Edukasi Kolaboratif ini dimaksudkan sebagai
acuan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan pasien di Rumah Sakit
Umum Rachmi Dewi.
Keempat : Kebijakan Komunikasi Edukasi Kolaboratif merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari ketentuan Direktur Rumah Sakit.
Kelima : Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, hal-hal yang belum
diatur atau belum cukup diatur dalam surat keputusan ini akan diatur
kemudian dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kesalahan
akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Gresik
Pada tanggal 9 September 2019
Direktur,

KEBIJAKAN KOMUNIKASI EDUKASI KOLABORATIF


DI RUMAH SAKIT UMUM RACHMI DEWI
dr. S. Henry Wibowo, MARS., SpAnd.

1. Rumah Sakit mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektifitas komunikasi


antar para pemberi pelayanan.
2. Rumah Sakit menetapkan cara untuk mendukung keterlibatan pasien dan keluarganya
dalam proses pelayanan yaitu :
a. Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui pembuatan
keputusan tentang pelayanan.
b. Pasien dan keluarga diberikan kesempatan untuk bertanya tentang pelayanan.
c. Pasien dan keluarga diberikan hak untuk menolak rosedur diagnostic dan pengobatan.
3. Sistem pelaporan kepada dokter/staf kesehatan lainnya seperti:
a. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan dituliskan secara
lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
b. Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap dibacakan
kembali oleh penerima perintah dengan teknik verifikasi (Write Back, Read Back dan
Repeat Back).
c. Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi perintah atau
hasil pemeriksaan tersebut.
d. Teknik SBAR: Komunikasi melalui telepon menggunakan metode SBAR (Situation,
Background, Assesment, Recommendation).
 Situation : Situasi dan kondisi terkini yang dilihat pada pasien yang terjadi
 Background : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini (latar belakang yang berkaitan dengan situasi)
 Assesment : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini (penilaian atas kondisi terkait
dengan situasi tersebut)
 Recommendation : Tindak lanjut yang dianjurkan saat itu
4. Komunikasi hasil pemeriksaan kritis melalui sistem informasi laboratorium (LIS) yang
sudah online di semua unit terkait.
5. Hasil pemeriksaan laboratorium kritis yang telah selesai dapat dilihat melalui data rekam
medis laboratorium.

6. Hasil pemeriksaan kritis tidak boleh dilakukan melalui telepon dalam keadaan apapun
untuk menghindari kesalahan pelaporan yang mengakibatkan terancamnya keselamatan
pasien.
7. Sistem penulisan dan laporan teknik SBAR dicatat pada format pelayanan terintegrasi dan
didokumentasikan dalam rekam medis pasien.

Anda mungkin juga menyukai