Anda di halaman 1dari 12

1

bDETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.04


RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR

SURAT KEPUTUSAN
KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA

NOMOR Skep / / I / 2019

tentang

KEBIJAKAN MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI


DI RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA

KEPALA RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatakan mutu pelayanan Rumah Sakit


Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja, maka diperlukan penyelenggaraan
manajemen komunikasi dan edukasi di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.
Noesmir Baturaja;

b. bahwa agar pelayanan kegiatan manajemen komunikasi dan edukasi


di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja dapat terlaksana
dengan baik perlu adanya kebijakan Kepala Rumah Sakit Tk. IV
02.07.05 dr. Noesmir Baturaja sebagai landasan bagi penyelenggara
manajemen komunikasi dan edukasi di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr.
Noesmir Baturaja;dan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud butir a


dan b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV
02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

Mengingat : a. Undang - undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Rumah Sakit;dan

b. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1426/Menkes/SK/XII/2006


tentang Petunjuk Teknisi Promosi Kesehatan Rumah Sakit.

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja
tentang Kebijakan Manajemen Komunikasi Dan Edukasi di Rumah Sakit
Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

Kedua : Pembinaan dan pengawasan manajemen komunikasi dan edukasi


meliputi Pembentukan PKRS, Panduan komunikasi efektif, proses
komunikasi, waktu pelaksanaan komunikasi efektif di Rumah Sakit Tk. IV
02.07.05 dr. Noesmir Baturaja dilaksanakan oleh Kepala Instalasi Rawat
Jalan dan Rawat Inap di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir
Baturaja.
2

Ketiga : Apabila terjadi perubahan, kesalahan atau kekeliruan dikemudian hari


pada Surat Keputusan ini maka akan dibuat Surat Keputusan baru
pengganti Surat Keputusan ini.

Ditetapkan di Baturaja
pada tanggal Januari 2019
KepalaRumahSakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja,

dr. Hengki Irawan, M.Biomed., Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
3

DAFTAR ISI

KEBIJAKAN MANAJEMEN KOMUNIKASI DAN EDUKASI DI RUMAH SAKIT Tk. IV


02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA................................................................................... 1

DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3

A. KEBIJAKAN UMUM ………………………………………………………………. 1

B. KEBIJAKAN KHUSUS ………………………………………………………..…. 2

1. Pembentukan PKRS …………………………………………………….. 2


2. Panduan Komunikasi Efektif ……………………………….…………… 3
3. Proses Komunikasi Efektif ................................................................. 4
4. Waktu Pelaksanaan Komunikasi Efektif ............................................ 5
4

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.04


RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR

KEBIJAKAN PENDIDIKAN PASIEN DAN KELUARGA


DI RUMAH SAKIT Tk. IV 02.07.05 dr. NOESMIR BATURAJA

A. Kebijakan Umum

1. Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja menyediakan manajemen


komunikasi dan edukasi untuk menunjang partisipasi pasien dan keluarga dalam
pengambilan keputusan dan proses pelayanan.

2. Setiap petugas kesehatan melakukan assesmen kepada pasien dan keluarga


tentang keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga, kemampuan dan kemauan
membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan, hambatan emosional dan
motivasi, keterbatasan fisik dan kognitif kesediaan pasien untuk menerima informasi
dan dicatat dalam rekam medis.

3. Pendidikan dan pelatihan membantu pemenuhan kebutuhan kesehatan


berkelanjutan dari pasien.

4. Rumah Sakit wajib membuat mekanisme pendidikan untuk melakukan edukasi


kepada pasien dan keluarga dengan mempertimbangkan nilai-nilai dan pilihan
pasien dan keluarga dan memperkenankan interaksi yang memadai antara pasien,
keluarga dan staf Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja agar terjadi
pembelajaran.

5. Setiap petugas harus bekerja sesuai standar profesi, standar prosedur


operasional yang berlaku, etika profesi, etiket dan menghormati hak pasien.

6. Pelayanan instalasi Rawat inap dilaksanakan 1 x 24 Jam.

7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan.

8. Setiap petugas kesehatan wajib melaksanakan pendidikan kepada pasien dan


keluarga.

9. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin


bulanan minimal satu bulan sekali.

10. Membuat laporan setiap Triwulan.

11. Pengambilan keputusan persetujuan tindakan kedokteran adalah hak dasar


bagi pasien dan keluarga.

12. Ketentuan tentang persetujuan tindakan kedokteran diluar sesuai dengan


undang-undang.

13. Pelaksanaan persetujuan tindakan medis di dokumentasikan dalam rekam


medis.
5

14. Dalam memberikan pelayanan Rumah Sakit berusaha mengurangi kendala


fisik, bahasa dan budaya serta penghalang lainnya yang dapat mengganggu atau
menimbulkan permasalahan dalam proses pemberian informasi dan edukasi pasien.

15. Semua pasien dengan kasus yang tidak dapat dilayani Rumah Sakit akan
dirujuk ke Rumah Sakit yang dinilai mampu menangani pasien.

B. Kebijakan Khusus

1. Pembentukan PKRS.

a. Rumah Sakit membentuk Unit PKRS ( Promosi Kesehatan Rumah Sakit )


sebagai pengelola manajemen komunikasi dan edukasi di Rumah Sakit, dalam
rangka memberikan informasi-informasi kesehatan yang memungkinkan dapat
meningkatkan status kesehatan.

b. PKRS di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja diketuai oleh
seorang yang berlatar pendidikan Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM) dan
pembentukan Tim PKRS dilaksanakan melalui rapat terlebih dahulu.

c. Unit PKRS membuat Program Kerja meliputi:


1) Penyuluhan Kelompok
2) Penyuluhan didalam dan diluar gedung

d. Untuk kelancaran kegiatan pelaksanaan PKRS, Rumah Sakit


menyediakan alokasi anggaran dan anggaran tersebut dimasukkan kedalam
RKA Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

e. Tim PKRS bertanggungjawab untuk melakukan manajemen komunikasi


dan edukasi serta melakukan berbagai macam promosi kesehatan Rumah
Sakit.

1. Langkah awal Manajemen Komunikasi dan Edukasi.

Assesmen merupakan proses pengumpulan menganalisis dan


menginterpretasikan data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang berbagai kondisi
individu dan lingkungannya sebagai dasar untuk memahami individu dan untuk
pengembangan program pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengkajian pasien merupakan langkah guna mengidentifikasi sejauh mana


kebutuhan pasien akan pelayanan kesehatan. Keputusan mengenai jenis pelayanan
yang paling tepat untuk pasien, bidang spesialisasi yang paling tepat, penggunaan
pemeriksaan penunjang diagnostik yang paling tepat, sampai penanganan
perawatan, gizi, psikologis dan aspek lain dalam penanganan pasien di rumah
sakitmerupakan keputusan yang diambil berdasarkan pengkajian (assessment).
Sebelum pendidikan kesehatan diberikan, terlebih dahulu dilakukan
pengkajian/analisis terhadap kebutuhan pendidikan dengan mendiagnosis
penyebab masalah kesehatan yang terjadi.
6

Hal ini dilakukan dengan melihat faktor - faktor yang mempengaruhi perilaku
kesehatan. Lawrence Green (1980), perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor:

a. Faktor pendukung (predisposing factors), mencakup: Pengetahuan,


sikap, tradisi, kepercayaan/keyakinan, sistem nilai, pendidikan, sosial ekonomi,
dsb.
b. Faktor pemungkin (enambling factors), mencakup : Fasilitas kesehatan,
mis: spal, air bersih, pembuangan sampah, mck, makanan bergizi, dsb.
Termasuk juga tempat pelayanan kesehatan seperti RS, poliklinik,
puskesmas,RS, posyandu, polindes, bides, dokter, perawat dsb.
c. Faktor penguat (reinforcing factors), mencakup : Sikap dan perilaku:
toma, toga, petugas kes. Kebijakan/peraturan/UU, LSM.

Informasi tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan :

a. Observasi
b. Wawancara
c. Angket/quesioner
d. Dokumentasi

Jenis informasi yang diperlukan dalam pengkajian antara lain:

a. Pentingnya masalah bagi individu, kelompok dan masyarakat yang


dibantu
b. Masalah lain yang kita lihat
c. Masalah yang dilihat oleh petugas lain
d. Jumlah orang yang mempunyai masalah ini
e. Kebiasaan yang dapat menimbulkan masalah
f. Alasan yang ada bagi munculnya masalah tersebut
g. Penyebab lain dari masalah tersebut.

Tujuan pengkajian

a. Untuk mengetahui besar, parah dan bahayanya masalah yang dirasakan.


b. Menentukan langkah tepat untuk mengatasi masalah.

Memahami masalah:

a. Mengapa muncul masalah


b. Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan
c. Jenis bantuan yang akan diberikan
d. Prioritas masalah Disusun berdasarkan hirarki kebutuhan masalah

Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu


assesment/penilaian terhadap pasien dan keluarga meliputi :

a. Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya


b. Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka
c. Hambatan emosional dan motivasi
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
7

e. Kemauan pasien untuk menerima informasi Sehingga pemberi edukasi


mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun untuk belajar
hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.

2. Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif

Semua aktifitas manusia melibatkan komunikasi, namun karena kita sering


menerimanya begitu saja, kita tidak selalu memikirkan bagaimana kita
berkomunikasi dengan yang lain dan apakah efektif atau tidak. Komunikasi yang
baik melibatkan pemahaman bagaimana orang-orang berhubungan dengan yang
lain, mendengarkan apa yang dikatakan dan mengambil pelajaran dari hal tersebut.

Komunikasi adalah tentang pertukaran informasi, berbagi ide dan


pengetahuan. Hal ini berupa proses dua arah dimana informasi, pemikiran, ide,
perasaan atau opini disampaikan/dibagikan melalui kata-kata, tindakan maupun
isyarat untuk mencapai pemahaman bersama. Komunikasi yang baik berarti bahwa
para pihak terlibat secara aktif. Hal ini akan menolong mereka untuk mengalami cara
baru mengerjakan atau memikirkan sesuatu.

Pengertian komunikasi efektif adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau


informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga
orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-
pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994; Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994;
Koontz & Weihrich, 1988).

a. Teori komunikasi

Proses komunikasi Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan


dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan
ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan
tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003).Gambar berikut memberikan
ilustrasi proses komunikasi

b. Unsur-unsur / elemen dalam komunikasi efektif:

1) Sumber/pemberi pesan/komunikator (dokter, perawat, admission,


Adm, Kasir,dll) adalah orang yang memberikan pesan.
2) Sumber ( yang menyampaikan informasi): adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima/komunikan. Hal-hal
yang menjadi tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan
dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah
pesan tersebut sudah diterima dengan baik. ( konsil kedokteran
Indonesia, hal.8).

Perawat melakukan assesmen kepada pasien / keluarga terkait pengetahuan


dan keterampilan yang dibutuhkan pasien/keluarga sesuai dengan penyakitnya
( diagnosa medis) antara lain tentang:
a. Penggunaan obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan aman
(bukan hanya obat yang diresepkan untuk pulang) termasuk potensi efek
samping obat.
b. Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman.
c. Diet dan Nutrisi
d. Pencegahan dan pengendalian infeksi
8

Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif.Setelah melalui


tahap asesmen pasien, di temukan :

a. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka


proses komunikasinya mudah disampaikan.
b. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu
dan tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet
kepada pasien dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau saudara
sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka.
c. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien
(pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan
materi edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet. Apabila pasien tidak
mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi medical information

3. Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami


pendidikan yang diberikan.

a. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,


kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah:
menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.Pertanyaannya adalah: “
Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang Bpk/ibu bisa
pelajari ?”.

b. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,


pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan pihak
keluarganya dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi yang telah
disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.

c. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada
hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah dengan
tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi edukasi
yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon atau
datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang

Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan


komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien.
Dengan pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan
mempercepat proses penyembuhan pasi.

C. Informed Consent

1. Persetujuan tindakan medik:


a. Persetujuan tindakan medik atau yang sering di sebut informed consent
sangat penting dalam setiap pelaksanaan tindakan medik di rumah sakit baik
untuk kepentingan dokter maupun pasien.
b. Persetujuan tindakan adalah kesepakatan yang dibuat seorang klien
untuk menerima rangkaian terapi atau prosedur setelah informasi yang
lengkap, termasuk risiko terapi dan fakta yang berkaitan dengan terapi
tersebut, telah diberikan oleh dokter. Oleh karena itu, persetujuan tindakan
adalah pertukaran antara klien dan dokter. Biasanya, klien menandatangani
formulir yang disediakan oleh institusi. Formulir itu adalah suatu catatan
mengenai persetujuan tindakan, bukan persetujuan tindakan itu sendiri.
9

c. Persetujuan tindakan kedokteran merupakan proses sekaligus hasil dari


suatu komunikasi yang efektif antara pasien dengan dokter atau dokter gigi,
dan bukan sekedar penandatanganan formulir persetujuan.
2. Tindakan Kedokteran adalah suatu tindakan medis berupa preventif,
diagnostik, terapeutik atau rehabilitatif yang dilakukan oleh dokter terhadap pasien
3. Tindakan invasif, adalah tindakan yang langsung dapat mempengaruhi
keutuhan jaringan tubuh pasien.
4. Tindakan Kedokteran yang mengandung resiko tinggi adalah tindakan medis
yang berdasarkan tingkat probabilitas tertentu, dapat mengakibatkan kematian
atau kecacatan.
5. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di Rumah Sakit baik dalam
keadaan sehat maupun sakit.
6. Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu kandung, anak- anak
kandung, saudara-saudara kandung.

7. Pasien Gawat Darurat, adalah pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancarn nyawanya atau anggota badannya
(akan menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya.
8. Petugas /DPJP memberikan informed consent kepada pasien dan
keluarga apabila telah dimengerti pasien tanda tangan dan DPJP tanda tangan
sebagai pemberi penjelasan.

9. Pasien mengenal identitas para dokter dan praktisi yang lain yang bertanggung
jawab melayani mereka.

D. Rekam Medis

1. Pelayanan rekam medis untuk rencana edukasi pada pasien dan keluarga baik
rawat jalan dan rawat inap dilakukan assesmen sebagai berikut:

a. Keyakinan nilai-nilai pasien dan keluarga


b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c. Hambatan emosional dan motivasi
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi

2. Setiap pasien Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja memiliki
satu nomor Rekam Medis.

a. Penyimpanan rekam medis pasien rawat jalan dan rawat inap disimpan di
dalam satu tempat.
b. Setiap pasien yang pulang rawat inap dibuatkan Ringkasan Perawatan
Pasien (Resume).
c. Kegiatan pelayanan medis dilaksanakan dengan membuat sensus harian.

d. Seluruh pelayanan dokumen rekam medis dilaksanakan oleh petugas


rekam medis.

e. Setiap pasien yang masuk ke Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir
dientry melalui admission.

f. Permintaan rekam medis hanya bisa diberikan untuk kepentingan.


10

g. pengobatan pasien dan untuk kepentingan lain harus sesuai aturan dan
pinjaman menggunakan bon peminjaman.

i. Kepala Instalasi Rawat Inap bertanggung jawab atas kembalinya berkas


rekam medis pasien rawat inap yang keluar perawatan dalam waktu tidak lebih
dari 2 x 24 jam.

j. Semua pofesi tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kepada


pasien diwajibkan menulis seluruh pelayanan yang diberikan pada lembar
rekam medis yang sudah ditentukan, dilengkapi dengan tanda tangan / paraf
dan inisial nama.

k. Penanggung jawab berkas rekam medis bertanggung jawab atas


pengembalian dan pendistribusian berkas rekam medis.

l. Berkas rekam medis yang telah dikemmbalikan ke Instalasi Rekam Medis


yang belum lengkap, wajib dilengkapi oleh profesi tenaga kesehatan yang
bersangkutan.

m. Instalasi rekam Medis bertanggung jawab atas laporan berkala yang telah
ditetapkan, baik untuk kepentingan eksternal maupun internal.

n. Seluruh hasil pemeriksaan pelayanan penunjang wajib ditempelkan pada


lembar rekam medis yang telah ditetapkan.

o. Instalasi Rekam Medis bertanggung jawab atas tersedianya informasi

p. Kegiatan pelayanan dan indikator rumah sakit yang telah ditetapkan.

q. Seluruh pelayanan rekam medis wajib berorientasi pada kepuasan


pelanggan.

r. Instalasi Rekam Medis Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja
menerima kegiatan magang bagi pasien yang memerlukan data rekam medis,
dapat diberikan Resume atau ringkasan perawatan pasien, hasil pemeriksaan
dan riwayat pelayanan telah diberikan.

E. Panduan Edukasi Kolaboratif

1. Tenaga kesehatan profesional yang memberi pelayanan pasien berkolaborasi


dalam memberikan pendidikan.
2. Rumah sakit menyediakan pendidikan untuk menunjang partisipasi pasien dan
keluarga dalam pengambilan keputusan dan proses pelayanan.

3. Mengatur sistem pendidikan yang diberikan kepada pasien dan keluarga oleh
berbagai macam profesi yang ada di rumah sakit.

4. Mekanisme pelayanan edukasi pasien dan keluarga secara kolaboratif di atur


berdasarkan standar prosedur yang ditetapkan.
11

5. Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja menyediakan sarana dan
prasaran edukasi yang dapat mendukung partisipasi pasien dan keluarga dalam
mengambil keputusan dan pelaksanaan.

6. Persyaratan dan kompetensi staf Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir
Baturaja yang boleh memberikan edukasi adalah Perawat PK 2 keatas dan Tim
PKRS Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.

F. Merujuk Pasien

1. Pasien dirujuk karena ruang perawatan penuh, membutuhkan pelayanan lebih


lanjut yang tidak tersedia di Rumah Sakit Tk. IV 02.07.05 dr. Noesmir Baturaja.
2. Pasien dirujuk oleh DPJP atau dokter lain yang ditunjuk sesuai ketentuan.
3. Petugas kesehatan (case manager /perawat yang ditunjuk) menghubungi
Rumah Sakit lain untuk memastikan fasilitas tersedia sesuai kebutuhan pasien.
4. DPJP atau dokter lain yang ditunjuk membuat rangkuman klinik pasien meliputi
kondisi, berbagai prosedur dan tindakan yang telah dilakukan dan pelayanan yang
dibutuhkan pasien.
5. DPJP atau dokter lain yang ditunjuk sesuai ketentuan informed consent
(Persetujuan/penolakan rujukan) kepada pasien tentang alasan dirujuk, Rumah Sakit
yang menerima, petugas yang mengantar dan resiko yang mungkin terjadi jika
pasien tidak dirujuk.

6. Petugas yang mentransfer pasien untuk merujuk ke Rumah Sakit lain adalah
dokter ruangan dan perawat sesuai kondisi pasien.
7. Selama proses transfer untuk dirujuk pasien harus di observasi kondisinya oleh
dokter dan perawat yang mengantar dan hasil observasi harus didokumentasikan.
8. Setiap pasien yang akan dirujuk ke rumah Sakit lain harus diberikan
terlebih dahulu pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga.

Ditetapkan di Baturaja
pada tanggal Januari 2017
KepalaRumahSakit Tk. IV 02.07.05
dr. Noesmir Baturaja,

dr. Hengki Irawan, M.Biomed., Sp.An


Mayor Ckm NRP 11040005570178
12

Anda mungkin juga menyukai