0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
18 tayangan4 halaman
Berdasarkan hasil penelitian geologi, geokimia, dan geofisika, dokumen ini membahas simulasi kondisi alamiah dan potensi pengembangan lapangan panas bumi Lainea. Simulasi dilakukan menggunakan model numerik dengan asumsi fluida masuk pada kedalaman -750m. Hasilnya menunjukkan distribusi temperatur sesuai data lapangan dan potensi listrik 1,25-2,25 MW dari dua skenario pengembangan.
Berdasarkan hasil penelitian geologi, geokimia, dan geofisika, dokumen ini membahas simulasi kondisi alamiah dan potensi pengembangan lapangan panas bumi Lainea. Simulasi dilakukan menggunakan model numerik dengan asumsi fluida masuk pada kedalaman -750m. Hasilnya menunjukkan distribusi temperatur sesuai data lapangan dan potensi listrik 1,25-2,25 MW dari dua skenario pengembangan.
Berdasarkan hasil penelitian geologi, geokimia, dan geofisika, dokumen ini membahas simulasi kondisi alamiah dan potensi pengembangan lapangan panas bumi Lainea. Simulasi dilakukan menggunakan model numerik dengan asumsi fluida masuk pada kedalaman -750m. Hasilnya menunjukkan distribusi temperatur sesuai data lapangan dan potensi listrik 1,25-2,25 MW dari dua skenario pengembangan.
No Judul Latar Belakang Pendahuluan Metode Penelitian Pembahasan / Isi Kesimpulan
Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Pusat Sumber Daya
Simulasi Kondisi Alamiah Fluida recharge didistribusikan Geologi, struktur geologi yang berkembang di daerah ini merupakan Pada tahun 2012 Pusat Sumber Daya Geologi melakukan pada layer terbawah, masing-masing 9 blok dan 6 blok. bagian dari mandala Tukangbesi – Buton yang berasal dari lempeng penyelidikan terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika, serta Simulasi pengembangan Posisi fluida recharge ditentukan dari hasil data MT yang Asesmen potensi lapangan panas bumi dilakukan Australia. Ada beberapa pola struktur yang berkembang di daerah pengeboran sumur landaian suhu LNA-1 dan LNA-2. Pengeboran lapangan panas bumi dilakukan menunjukan nilai tahanan jenis paling tinggi. Input massa untuk mendukung pemanfaatan teknologi siklus biner ini, Sesar Boro-boro yang berarah Barat Laut – Tenggara sumur landaian suhu LNA -3 dan LNA-4 dilanjutkan pada tahun dengan pembuatan model sebesar 17 kg/s dan enthalpi 1000 kJ/kg. Simulasi kondisi di lapangan panas bumi Lainea. Hasil simulasi Simulasi diperkirakan sebagai sesar utama yang mengontrol munculnya 2013 untuk memperoleh data-data bawah permukaan yang lebih numerik menggunakan simulator alamiah mencapai kondisi steady secara thermodinamik menunjukan potensi yang didapat dari skenario Pengembangan manifestasi, kelurusan topografi dan terbentuknya rawa-rawa di terperinci. Pusat Sumber Daya Geologi sudah melakukan 1 dasar diperuntukan untuk aliran pada 27.873.722 tahun. Hasil simulasi kondisi alamiah pengembangan lapangan 1 sebesar 1250 kW, Lapangan Panas Bumi sekitar Kaindi dan Lainea. Manifestasi permukaan berupa mata air perhitungan potensi cadangan terduga lapangan panas bumi multifasa pada media berpori dilihat dari laju alir masing-masing mata air panas hampir sedangkan dari Skenario 2 sebesar 2250 kW. Lainea panas dan batuan ubahan (alterasi) yang dikelompokkan Lainea dengan metode Montecarlo menggunakan beberapa nilai yaitu Tough2 dengan bantuan menyamai hasil pengukuran di lapangan. Skenario pengembangan lapangan dibuat dengan berdasarkan lokasi keberadaan manifestasi tersebut. Secara umum, probabilitas P10, P50 dan P90. Hasil perhitungan menggunakan Petrasim 5 sebagai interface Hasil distribusi temperatur seperti terlihat pada gambar dasardasar asumsi yang mengedepankan faktor temperatur air panas berkisar 67 – 80°C dengan pH 6,3 – 6,9. nilai probabilitas P50 dengan perkiraan luas area yang digunakan Tough2. dibawah ini, distribusi lateral pada kedalaman -750m yang teknis dan kelayakan secara ekonomi. Batuan ubahan banyak ditemukan di sekitar lokasi mata air panas sebesar 17 km2, didapatkan potensi cadangan terduga sebesar 73 diprediksi sebagai top reservoir, dan distribusi secara yaitu batuan metamorf (filit). Hasil penyelidikian Geologi, Geokimia MW. vertikal memotong manifestasi. dan Geofisika menunjukan anomali temperatur berkorelasi baik.
Komplek Gunungapi Slamet tersusun oleh perselingan
batulempung dan batupasir sebagai bagian dari Formasi Halang dan Formasi Rambatan yang berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir (Djuri, 1975) yang mendasari batuan vulkanik Komplek Gunungapi Slamet. Struktur geologi di kawasan Gunungapi Slamet memiliki orientasi barat daya – timur laut dan barat laut – tenggara. Pemunculan mata air di Komplek Gunungapi Slamet dikontrol oleh sesar normal. Sistem panas bumi Gunungapi Slamet, Jawa Tengah Penyelidikan panas bumi Gunung Slamet telah dilakukan dengan ditandai dengan pemunculan manifetasi panas bumi Air panas dan air dingin sebagai fluida panas bumi survey pengukuran gaya berat dan geolistrik, penyelidikan geologi permukaan berupa mata air panas, gas solfatara dan Gunungapi Slamet tidak berada pada kondisi Gunung Slamet merupakan salah satu gunungapi yang berada pada dan geokimia, pemboran dan pengukuran landaian suhu, dan fumarola, serta batuan ubahan hidrotermal Mata air panas kesetimbangan ketika mencapai permukaan yang busur vulkanik Pulau Jawa yang memiliki sumber daya panas bumi pengujian sifat fisik dan kimia sumur landaian suhu di daerah panas Metode penelitian ini dilakukan muncul pada tiga kelompok daerah yang berbeda, yaitu disebabkan oleh proses percampuran dan pelarutan yang dicirikan dengandengan pemunculan manifestasi mata air bumi Guci (Anonim, 2009, dalam Mukhsin, dkk. 1991). Pengeboran survei lapangan dan pengambilan Kelompok Guci, Kelompok Sigedog di lereng barat laut, dan sebagai pengaruh interaksi air - mineral alterasi. panas di daerah Guci dan Sigedog di lereng utara dan Baturraden di Geokimia Panas Bumi dan pengukuran pada sumur GC-01 dilakukan pada kedalaman 232 sampel, dan analisis laboratorium Kelompok Baturraden di lereng selatan G. Slamet. Air panas Korelasi isotop stabil 18O dan 2H menunjukan lereng selatan Gunungai Slamet. Analisis geokimia fluida 2 Gunung Api Slamet meter pada ketinggian 1.050 mdpl di tepi jalan Desa Guci dan kimia air. Analisis kimia air untuk pada Kelompok Baturraden memperlihatkan adanya seluruh air yang berasal dari mata air panas di menggambarkan sistem kesetimbangan fluida panas bumi yang Jawa Tengah Dukuh Tengah. Dari pengeboran data sumur tersebut, didapatkan setiap parameter endapan besi dan belerang yang berwarna kekuningan, Komplek Gunungapi Slamet berada di sebelah kanan dipengaruhi oleh proses percampuran (mixing), pelarutan gradien thermal pada range 10.09 - 14.09°C/meter dan temperature mempergunakan metode yang serta endapan sinter karbonat (travertin) yang tersebar di dari garis air meteorik lokal sebagai indikasi adanya (dissolution), dan interaksinya dengan batuan atau mineral yang reservoar 208°C. sementara itu berdasarkan analisis geokimia berbeda sekitar pemunculan air panas. Secara keseluruhan, pergeseran (shifting) posisi isotop oksigen ke sebelah dilaluinya selama perjalanannya dari reservoir panas bumi menuju fluida mata air panas, hasil analisis kimia air panas didaerah Guci temperatur air panas Gunungapi Slamet berkisar antara kanan garis air meteorik lokal (pergeseran positif) permukaan tergolong tipe bikarbonat sebagai indikasi out flow sistem panas 40,9 ° – 61,7 °C. Seluruh mata air panas di Komplek yang menunjukan sistem panas bumi Slamet relatif bumi yang sangat dipengaruhi oleh air permukaan (meteoric water) Gunungapi Slamet memiliki pH normal dalam kisaran 6,23 tua yang telah mengalami interaksi sangat intensif. hingga 7,43. Berdasarkan analisis kimia air, air panas Kelompok Baturraden memiliki konsentrasi klorida (Cl), sulfat (SO4), sodium (Na), potasium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), dan litium (Li) lebih tinggi dibandingan air panas Kelompok Guci dan Sigedog. Sementara itu, seluruh air panas memperlihatkan konsentrasi SiO2 dan HCO3 yang relatif berimbang, sedangkan elemen kimia minor, seperti boron (B), dan amoniak (NH4) adalah bervariasi. Terdapat tiga jenis tipe fluida di daerah penelitian, yaitu tipe bikarbonat (GT-2, GT- 3, GT-4, GT-8 dan Berdasarkan pengambilan sample air pada sembilan lokasi GT-9), tipe klorida (GT- 1, GT-6), dan tipe sulfat (GT-5 manifestasi panas bumi di Kabupaten Banjarnegara dan GT-7). Fluida pada lokasi GT-1, GT-5, dan GT-6 Penelitian lapangan dilakukan Berdasarkan ploting pada diagram ternary Cl-HCO3-SO4. berasal dari reservoir; sedangkan fluida GT- 2, GT-7, dengan mencari lokasi Tipe fluida panas bumi di Banjarnegara meliputi tipe Klorida GT- 8, GT- 9 telah mengalami interaksi dengan manifestasi panas bumi, (GT-1 dan GT-6), Bikarbonat (GT- 2, GT-3, GT-4, GT-8 dan batuan sedimen yang kaya akan zat organik. Penentuan Tipe pengamatan kondisi geologi, GT-9) dan Sulfat (GT-5 dan GT-7). Tipe fluida bikarbonat, Berdasarkan rasio HCO3/SO4, Cl/SO4 dan B/Cl, Fluida, pengukuran suhu, pH, debit mata (pheripheral water) menandakan adanya percampuran maka reservoir panas bumi di sekitar lokasi Geothermometer Panas bumi merupakan energi yang terbentuk sebagai hasil Kabupaten Banjarnegara dikenal dengan keberadaan lapangan air serta pengambilan conto air. dengan air tanah. Sedangkan chloride water (mature water) manifestasi terdiri dari empat reservoir. Reservoir I, Reservoar dan Hilang perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang panas bumi Dieng yang menghasilkan energi dengan kapasitas Pada conto air dilakukan analisis manandakan bahwa sumber air berasal dari reservoir, berada di sekitar lokasi GT-1 Desa Gumelem Wetan Panas terjadi secara konduksi dan konveksi. Perpindahan panas secara terbukti 60 Mwe. Energi panas bumi muncul dalam berbagai bentuk kation-anion di Laboratorium . sedangkan sulphate water (volcanic water) menandakan dengan suhu reservoir 810 C (bertipe suhu sedang), 3 AlamiahBerdasarkan konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas di permukaan dalam berbagai bentuk manifestasi berupa tanah Pada hasil analisis laboratorium bahwa sumber air berkaitan dengan vulkanisme hilang panas alamiah 95,5 kW. Reservoir II berada di Analisis Data secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan hangat, tanah beruap, mata air panas/hangat, kolam air panas, tersebut dilakukan pengecekan (Nicholson,1993). Berdasarkan analisis isotop dan geokimia sekitar GT-2, GT-3, GT-4, Kecamatan Wanayasa dan Geokimia Panas Bumi, suatu sumber panas. Panas bumi menghasilkan energi yang bersih telaga air panas, fumarol, geyser, kubangan lumpur panas, silika tingkat kesetimbangan ionnya dan gas pada lapangan panas bumi Dieng maka fluida panas Kalibening, dengan suhu reservoir berkisar 2220 C- Di Kabupaten (dari polusi) dan berkesinambungan atau dapat diperbarui. sinter dan batuan teralterasi (Saptadji, 2003). analisis menggunakan berbagai bumi Dieng berasal dari air meteorik yang berinterkasi 2640C (suhu tinggi), potensi hilang panas alamiahnya Banjarnegara, Jawa diagram ternary Nicholson (1993) dengan batuan namun juga ada kontribusi air magmatik 4,691 MW. Reservoir III berada di sekitar lokasi GT-5, Tengah. dan Gigenbach (1991) dan terhadap fluida geotermal (Prasetio dkk., 2010). GT-6 di Kecamatan Batur, dengan suhu reservoir perkiraan temperatur reservoir Berdasarkan perhitungan geotermometer tersebut, reservoir berkisar 1370 C (bertipe suhu sedang), potensi hilang dengan berbagai geotermometer I (lokasi GT–1) memiliki temperatur sekitar 81-174°C, panas alamiahnya 246,4 kW. Reservoir IV berada panas bumi. sedangkan reservoir III sekitar 137 °C, sehingga termasuk sekitar lokasi GT-7, GT-8, GT-9 di Kecamatan Batur tipe reservoir suhu sedang. dengan suhu reservoir berkisar 334-3740 C (bertipe suhu tinggi), potensi hilang panas alamiahnya 26,58 MW.
Daerah panas bumi Candi Umbul Telumoyo terletak pada
zona Pegunungan Serayu Utara, dengan batuan tertua adalah batuan sedimen berumur Miosen Tengah dengan mekanisme pengendapan turbidit dalam lingkungan neritik. Struktur geologi yang berkembang terdiri dari struktur kaldera dan sesar-sesar normal berarah baratdaya-timurlaut Metode yang digunakan dalam yang terbentuk akibat aktivitas Gunung Telomoyo, serta makalah ini terdiri dari studi sesarsesar mendatar berarah relatif utara-selatan dan Daerah panas bumi Candi Umbul-Telomoyo merupakan salah satu literatur dan kajian data sekunder baratlaut-tenggara yang merupakan struktur regional dan lapangan panas bumi di Indonesia yang terbentuk pada suatu berupa analisis data geologi dan sebagian sudah ditutupi oleh produk batuan yang lebih sistem panas bumi Candi Umbul-Telomoyo terbentuk komplek gunungapi Kuarter yaitu komplek Telomoyo. Sistem panas data geokimia. Analisis data muda (PSDG, 2010). Manifestasi panas bumi di daerah pada lingkungan magma basaltik yang berasosiasi bumi di daerah Candi Umbul-Telomoyo terbentuk dengan adanya Sistem panas bumi adalah energi yang tersimpan dalam bentuk air geologi meliputi mengkaji data Candi Umbul-Telomoyo terdiri dari mata air panas yang dengan aktivitas vulkanik terakhir Komplek Telomoyo. panas dari sisa panas (dapur magma) yang muncul akibat aktivitas SISTEM PANAS BUMI panas atau uap pada kondisi geologi tertentu pada kedalaman geologi yang ada seperti tersebar di tiga lokasi yaitu mata air panas Candi Dukuh Fluida panas bertemperatur tinggi terakumulasi di vulkanik terakhir komplek Gunung Telomoyo. Aktivitas ini DAERAH CANDI beberapa kilometer di dalam kerak bumi (Rybach, 1981). stratigrafi, pola struktur geologi, dengan temperatur berkisar antara 35-36 C, serta mata air reservoir membentuk sistem satu fasa yaitu fasa air. membentuk tubuh lava Gunung Telomoyo-3 dan tubuh kerucut UMBUL-TELOMOYO Keberadaan sistem panas bumi pada umumnya berkaitan dengan batuan ubahan, dengan tujuan panas Candi Umbul dan Pakis Dadu dengan temperatur Lapisan reservoir ini ditutupi oleh lapisan penudung 4 piroklastik yang muncul di daerah Candi Dukuh dan Gunung Potro BERDASARKAN magmatisme dan terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari untuk mengetahui dan memahami berkisar antara 35-36 C. Dan terdapat batuan ubahan terdiri berupa batuan ubahan yang kedap air yang juga sepanjang jalur sesar berarah utara-selatan. Sistem panas bumi KAJIAN GEOLOGI sumber panas di sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan tatanan geologi yang menyusun dari kelompok alunit-kaolinit dan mineral lempung tersingkap luas di permukaan. Zona terbentuk di daerah Candi Umbul-Telomoyo termasuk ke dalam tipe vulkanik DAN GEOKIMIA konveksi, dimana sistem panas bumi diantaranya yaitu heatsource, daerah penelitian, dan Analisis monmorilonit serta haloisit sehingga dapat dikelompokkan dalam kaldera komplek Telomoyo, sedangkan daerah kompleks gunung api. Pada dasarnya, penelitian mengenai panas cap rock, reservoar dan fluida panas. data geokimia berupa kajian ke dalam tipe ubahan argilik-argilik lanjut. Fluida panas sekitar menifestasi Candi Dukuh, Candi Umbul dan bumi pada daerah ini sangat menarik dimana hal ini untuk lebih tentang karakteristik fluida panas merupakan air tipe klorida-bikarbonat pada zona yang Pakis Dadu merupakan zona dari sistem panas bumi memahami lagi tentang karakteristik dan proses pembentukan bumi yang diperoleh dari jenis memberikan gambaran bahwa kondisi air panas Candi Umbul-Telomoyo. sistem panas bumi daerah ini sehingga diharapkan dapat dijadikan manifestasi dan konsentrasi kemungkinan berasal langsung dari kedalaman, tetapi salah satu acuan dalam proses pengembangan selanjutnya senyawa kimia terlarut yang selama dalam pencapaian ke permukaan kemungkinan terabsorpsi dalam fluida. telah mengalami kontaminasi atau pengenceran oleh air permukaan yang cukup dominan. Reservoir daerah ini merupakan zona yang tersusun oleh batuan yang memiliki sifat sarang. Permeabilitas dihasilkan oleh karakteristik stratigrafi (misal porositas intergranular pada lapilli, atau lapisan bongkah-bongkah lava) dan unsur struktur (misalnya sesar, kekar, dan rekahan). Penelitian penentuan arah aliran fluida panas bawah Sumber energi konvensional yang berasal dari minyak bumi, gas permukaan telah dilakukan di daerah Obyek Wisata alam, batubara, dan uranium tidak dapat diperbaharui dan dapat Guci adalah obyek wisata yang berada di Desa Guci Kecamatan Guci menggunakan metode self potential. Metode geofisika yang digunakan merusak lingkungan, sehingga perlu pengembangan sumber energi Bumijawa Kabupaten Tegal dengan luas 210 Ha, terletak di kaki 2 Berdasarkan peta kontur isopotensial, terlihat bahwa pada penelitiain ini adalah metode Aliran panas bawah permukaan di daerah penelitian dapat PENENTUAN ARAH terbarukan. Energi panas bumi merupakan sumber energi Gunung Slamet bagian utara dengan ketinggian ± 1.050 meter. daerah penelitian merupakan zona konduktif, yang self potential (SP) yaitu untuk dilakukan melalui koreksi terhadap data penelitian. FLUIDA PANAS terbarukan yang ramah lingkungan dan berpotensi untuk Jarak Guci dari Kota Slawi berjarak ± 30 km, sedangkan dari Kota diduga berasal dari mineral sulfida dalam fluida mendapatkan informasi tentang Pengukuran metode SP di permukaan bumi merupakan BAWAH PERMUKAAN dikembangkan di Indonesia untuk mendukung pemenuhan Tegal berjarak tempuh sekitar 40 km ke arah selatan. Menurut panas. Hal ini terindikasi dengan rendahnya nilai tegangan statis alam yang berada hasil dari nilai potensial yang diukur dipermukaan. Analisis DI OBYEK WISATA kebutuhan energi nasional yang masih didominasi dari sektor Zarkasyi et al. (2011: 23), karakteristik sistem panas bumi meliputi potensial yang terukur secara numerik bernilai 5 di kelompok titik-titik di utama terhadap data penelitian adalah nilai potensial di GUCI minyak dan gas bumi. Berdasarkan survei geologis, Indonesia sumber panas, reservoir, lapisan penudung, dan fluida panas. negatif. Nilai potensial yang tertinggi pada penelitian permukaan tanah. Metode SP ini sekitar pancuran tujuh obyek wisata Guci. Interpretasi hasil MENGGUNAKAN memiliki 299 prospek panas bumi yang tersebar di sepanjang jalur Kegiatan untuk mengidentifikasi sistem panas bumi memerlukan ini adalah 47,3 mV dan nilai potensial terendah -29,8 didapatkan data bawah analisis dilakukan berdasarkan hasil pengolahan data, hasil METODE SELF vulkanik yang dimulai dari bagian barat Sumatra, berlanjut ke Pulau informasi kegeologian dan analisis manifestasi daerah prospek mV. Dari nilai sebaran potensial tersebut dapat permukaan tanah yang nantinya penelitian-penelitian terdahulu dan informasi geologi di POTENTIAL Jawa, Bali, Nusa Tenggara, selanjutnya berbelok ke arah utara panas bumi. Karakterisasi sumber daya panas bumi dapat diprediksi arah aliran fluida di daerah obyek wisata dapat diketahui arah fluida panas daerah penelitian dimana terdapat manifestasi panas bumi. melalui Maluku dan Sulawesi (Royana, 2013: 18). Salah satu dilakukan dengan cara mempelajari ciri-ciri fisika dan kimia dari Guci mengarah dari Utara menuju Selatan mengikuti bawah permukaan potensi panas bumi yang ada di Indonesia khususnya di Jawa daerah prospek panas bumi. perubahan topografi daerah penelitian serta Tengah yaitu obyek wisata Guci menyesuaikan dengan perubahan anomali potensial diri.
Dari hasil pembahasan sumur landaian suhu MM-2
lapangan panas bumi Marana, Kabupaten Donggala, Pemboran diawali dengan tajak sumur memakai TB 7 7/8”, dapat disimpulkan sebagai berikut : dilanjutkan dengan pemboran formasi hingga kedalaman Stratigrafi sumur MM-2 disusun oleh endapan 5,5 meter. Cabut rangkaian TB 7 7/8” + T-90 sampai aluvial (0-8 m), endapan rombakan batuan ubahan (8- Pemboran sumur MM-1 tidak dapat mencapai target kedalaman 250 permukaan, masuk casing pelindung 6” dari permukaan 217 m) dan batu pasir terubah (217-250 m). Selama m, karena ada aliran air panas yang keluar dari lubang bor hingga kedalaman 5,5 meter, semen permukaan casing dan proses pengeboran tidak ada indikasi terdapatnya mencapai temperatur 95°C dengan debit ± 317 liter/menit. tunggu semen kering (TSK). Masuk rangkaian TB 5 5/8” + T- rekahan pada batuan sebagai suatu struktur geologi. PEMBORAN SUMUR Walaupun tidak mencapai target kedalaman, tetapi sumur MM-1 90 dari permukaan sampai kedalaman 5,5 meter, lanjut bor Sumur landaian suhu MM-2 merupakan sumur dangkal kedua yang Batuan dari permukaan hingga kedalaman 8 m LANDAIAN SUHU sudah mengindikasikan adanya fluida panas bumi di bawah formasi dari kedalaman 5,5 meter hingga kedalaman 95 dibor di lapangan panas bumi Marana, Kabupaten Donggala, belum mengalami ubahan hidrotermal berfungsi MM-2, LAPANGAN permukaan dan daerah di sekitar sumur MM-1 ini dianggap sebagai Metode yang digunakan pada meter. Selama pemboran telah dilakukan beberapa kali Sulawesi Tengah. Sumur MM-2 ini terletak ± 1 Km di sebelah barat- sebagai lapisan penutup atau Overburden. Batuan PANAS BUMI daerah up-flow. Diharapkan sumur MM-2 dapat lebih baik dibanding lapangan adalah metode semen sumbat karena formasi batuan runtuh dan selama 6 baratlaut dari sumur MM-1. Sumur landaian suhu MM-2 terletak dari kedalaman 8-217 m merupakan batuan lepas MARANA, sumur MM-1, karena lokasi bor di daerah ini diapit oleh dua buah pemboran dan konstruksi pada proses pemboran beberapa kali terhenti karena ganti pada posisi 119o 47’ 54,6’’ Bujur Timur dan 00o 35’ 1,5” Lintang yang juga berfungsi sebagai lapisan penutup atau KABUPATEN struktur sesar yang membentuk graben yaitu sesar Masaingi dan sumur pahat/bit, perbaikan kerusakan-kerusakan kecil pada mesin selatan. atau pada posisi koordinat UTM 811510 E dan 9935400 N Overburden. Batuan dari kedalaman 217-235 m telah DONGGALA, sesar Marana. Ternyata pada sumur MM-2 ini tidak terjadi aliran air bor, hidrolik, spindel dan kerusakan kecil lainnya pada dengan ketinggian ± 25 m di atas permukaan laut mengalami ubahan hidrotermal dengan intensitas SULAWESI TENGAH panas dari bawah permukaan, tetapi hasil logging terakhir perangkat bor. Untuk konstruksi sumur MM-2 dimulai sedang-kuat berfungsi sebagai batuan penudung menunjukkan ada lonjakan temperatur logging mulai dari dengan pemboran lubang 7 7/8” dari permukaan hingga panas (cap rock/clay cap). Batuan dario kedalaman kedalaman 217 m hingga 250 m, yang mencirikan adanya anomali kedalaman 5,5 m, pasang casing pelindung 6”, lanjut bor 235-250 m adalah lapisan transisi dengan tipe gradient thermal. lubang 5 5/8” dari 5,5 m hingga kedaaman 98 m, set dan ubahan Phyllic. sementing casing 4” pada kedalaman 95 m. Lanjut bor formasi (coring) dari kedalaman 95 m hingga 250 m, selesai Hasil pengukuran logging temperatur menunjukkan pemboran. ada kenaikan atau lonjakkan temperatur mulai kedalaman 217 m.
Dari hasil penelitian magnet didaerah panas bumi Pincara
ditemukan kurang lebih 6 struktur sesar anomali magnet metoda yang digunakan dan kelurusankelurusan yang arahnya bervariasi hampir • Hasil penelitian dengan metoda magnet yang PENYELIDIKAN merupakan penyelidikan utara-selatan ( sesar Balease yang arahnya hampir Utara- diterapkan didaerah manifestasi panas bumi Pincara GEOMAGNETIK DI geomagnetik. Metoda magnet ini Selatan), sesar Sepakat dan sesar Balakala berarah telah ditemukan kurang lebih 6 struktur sesar dan DAERAH PANAS dalam eksplorasi panas bumi Baratlaut- Tenggara, sesar Salu Patikala berarah hampir Sasaran utama dari penelitian magnetik adalah untuk mendapatkan Penelitian magnet yang dilakukan di daerah panas bumi di Desa adanya kelurusan-kelurusan anomali magnet yang BUMI KANAN dapat digunakan untuk Utara- Selatan ,sesar Salu Masamba berarah hampir Utara data geologi bawah permukaan, struktur sesar yang berkaitan Pincara, Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Propinsi arahnya bervariasi , menunjukan bahwa struktur TEDONG DI DESA mendeteksi adanya zone-zone – Selatan , sesar Salu Uraso berarah hampir Utara-Selatan dengan manifestasi panas bumi di daerah penelitian dan sekaligus Sulawesi Selatan. Penelitian cara magnet ditekankan pada daerah sesar dan kelurusan-kelurusan anomali magnet yang 7 PINCARA demagnetisasi batuan akibat dan sesar Salu Kula berarah Baratlat- Tenggara). Dari hasil untuk melokalisir daerah anomali magnetik rendah(low magnetic batuan intrusi – terobosan ( granit/granodiorit dan batuan breksi arahnya bervariasi hampir Utara – Selatan dan KECAMATAN alterasi hidrothermal, stuktur interpretasi data magnet dan hasil pengamatan lapangan, anomaly) yang diperkirakan berkaitan erat dengan manifestasi -andesit ) yang secara geologi di perkirakan batuannya berumur Baratlaut – Tenggara, merupakan penyebab MASAMBA geologi, seperti intrusi dan sesar, diperkirakan struktur sesar yang mengakibatkan munculnya panas bumi di daerah tersebut. Paleosen sampai Miosen Atas terjadinya manifestasi panas bumi di daerah ini KABUPATEN LUWU yang mempunyai kaitan dengan mata air panas Kanan Tedong Pincara (yang manifestasinya dengan ditandai munculnya mataair panas di Desa UTARA PROPINSI manifestasi panas bumi ( mata air terdapat tepat berada pada lintasan C titik C4450 – C4500) Pincara. SULAWESI SELATAN panas) di daerah Kanan Tedong dipengaruhi oleh adanya sesar Balease yang berarah Pincara. hampir Utara-Selatan, Sesar Sepakat yang berarah Baratlaut-Tenggara dan sesar Balakala yang berarah Baratlaut – Tenggara Dalam Suwawa Prospect, kemiringan ini sebagian besar merupakan kontak antara batuan Lava atau Granit-Diorit dengan endapan piroklastik dan danau dan kadang-kadang bagian dari zona sesar. Fluida termal cenderung naik ke Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan FFD Dalam studi ini, FFD diterapkan pada tiga prospek panas bumi di permukaan di zona lemah dan permeabel ini. Di sisi lain, Fault dan Fracture Density (FFD) adalah metode sederhana yang dalam panas bumi suhu rendah - sedang sistem Pulau Sulawesi, Indonesia. Sebagian besar prospek dalam area yang sangat retak ditandai oleh kontur FFD tinggi (> digunakan untuk menilai area dengan kepadatan struktur tinggi yang harus digunakan dengan pertimbangan yang cermat Application of Fault penelitian ini ditandai oleh suhu sedang. Kontrol struktural 3000 m / km2), yang sebagian besar terletak di topografi dibentuk oleh interkoneksi patahan dan rekahan. Struktur ini dari hidrologi regional di daerah tersebut. Tinggi nilai and Fracture Density mendominasi distribusi manifestasi permukaan, yang utamanya Metode FFD menggunakan data tinggi (ketinggian tinggi), mungkin merupakan area yang berpotensi zona permeabel yang dapat bertindak sebagai jalur untuk kontur FFD biasanya terletak di atas (FFD) Method for adalah mata air panas. Secara geologis, aktivitas vulkanik muda topografi digital dan alat bantuan menguntungkan untuk pengisian ulang air meteorik. Peta fluida termal mengalir dari reservoir pada kedalaman ke tingkat yang dataran tinggi, yang mungkin terkait dengan fraktur Geothermal yang menunjukkan sumber panas potensial dari sistem panas bumi berbayang, yang tersedia dalam FFD dari Prospek Marana disajikan pada Gambar 3b. Jika 8 lebih dangkal. Telah terbukti dalam eksplorasi dan eksploitasi panas yang disebabkan oleh deformasi tektonik dan bisa Exploration in Non- bersuhu tinggi hanya terjadi di lengan utara pulau ini. Sistem panas beberapa pemetaan atau kontur FFD> 3000 m / km2 diambil sebagai cutoff untuk bumi bahwa zona permeabel ini adalah target pengeboran yang menjadi area isi ulang. Mata air panas dan Volcanic Geothermal bumi yang terletak di tempat lain di pulau-pulau tersebut dikaitkan perangkat lunak GIS, seperti menentukan area anomali panas bumi, area tersebut akan signifikan untuk menemukan sumur produktif (Soengkono, 1999a manifestasi permukaan lainnya sering terjadi pada System; a Case Study dengan pluton pendingin di kedalaman. Sebagian besar prospek Surfer dan ArcGIS ditaksir terlalu tinggi. Anomali yang menarik terletak di utara dan 1999b). Dengan demikian, penggambaran dan deteksi area transisi antara kontur FFD tinggi dan rendah yang in Sulawesi-Indonesia panas bumi di Pulau Sulawesi, termasuk wilayah studi, diselidiki Musim Semi Masaingi. Di sini, area anomali FFD tinggi dengan kerapatan dan patahan yang sangat tinggi sangat penting mencerminkan kemiringan atau sisi medan. FFD tidak selama pengintaian dan pemetaan inventaris oleh Direktorat kurang lebih bertepatan dengan batas reservoir panas bumi. untuk eksplorasi dan eksploitasi panas bumi dikaitkan dengan resistivitas rendah nilai-nilai atau Inventarisasi Mineral atau DIM Namun, batas reservoir panas bumi dalam prospek ini tubuh yang mengalami kerusakan magnetik sebagian besar digambarkan oleh lokasi reservoir di zona sesar Masaingi daripada menggambarkan anomali dari resistivitas rendah, benda yang mengalami kerusakan magnetik, atau manifestasi permukaan
Fluida panas bumi di daerah Amohola bertipe klorida
sementara Sumber Sari bertipe bikarbonat. Pada diagarm Cl-Li-B terlihat ada korelasi positif antara kelompok air panas/ hangat Amohola 1,2,3,4, dan 4a, yang Kenampakan gejala panas bumi di daerah panas bumi Amohola mengindikasikan berasal dari sumber yang sama, berupa mata air panas yang dibagi menjadi kelompok mata air sementara air panas Air hangat Sumbersari 1,2,6,8, dan 9 Penyelidikan terpadu geologi dan geokimia daerah panas bumi panas, yaitu kelompok mata air panas Amohola dengan temperatur PENYELIDIKAN mempunyai nilai rasio Cl/B yang berbeda/jauh yang bisa Amohola, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara 37,5 oC hingga 50 oC dan kelompok mata air hangat Sumber Sari TERPADU GEOLOGI mengindikasikan sumber yang berbeda dengan air panas telah dilakukan pada Maret 2014. Daerah ini berada di kaki tenggara dengan temperatur 33,3 oC hingga 46,5 oC, debit air 0,2-2 l/detik DAN GEOKIMIA Amohola. Sehingga di daerah penyelidikan bisa Dari kompilasi data secara keseluruhan maka pulau Sulawesi yang terletak pada koordinat 122° 35' 6,74" - 122° dan pH netral. Pembentukan sistem panas bumi diperkirakan metode yang digunakan dalam DAERAH PANAS diindikasikan terdapat 2 sistem panas bumi, yaitu Amohola didapatkan delineasi daerah prospek panas bumi 45' 56" BT dan 4° 5' 20" - 4° 16' 9,84"LS atau 456000 – 474000 mE dimulai pada Kala Pliosen Akhir ketika rezim regangan akibat gaya studi lapangan adalah survey data 9 BUMI AMOHOLA, dan Sumbersari. Air hangat Amohola cenderung masuk ke Amohola seluas 21.19 km2 atau jika dibulatkan dan 9528000 – 9558000 mN pada sistem koordinat UTM zona 51 tarikan (tension) mulai berlangsung di daerah penyelidikan. Proses geologi dan pengujian secara KABUPATEN low terrain, sehingga dimungkinkan tipe air klorida pada air menjadi 21 km2. Sedangkan daerah Sumber Sari belahan bumi bagian selatan. Lokasi penyelidikan dapat ditempuh tektonik ini memungkinkan terbentuknya suatu zona permeable dari geokimia KONAWE SELATAN hangat Amohola merupakan zona upflow ataupun seluas 6.52 km2 atau jika dibulatkan menjadi 6.5 km2 dari kota Kendari (Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara) ke arah batuan yang terkekarkan sebagai tempat terakumulasinya fluida PROVINSI SULAWESI batas/margin upflow dari sistem panas bumi Amohola, Timur Tenggara menuju arah Desa Amohola Kecamatan Moramo hidrotermal. Selain itu, zona permeable ini juga dapat menjadi TENGGARA sementara untuk Sumber Sari merupakan outflow ataupun dengan waktu tempuh sekitar ± 1,5 jam. media jalannya fluida panas ke permukaan menghasilkan batas/margin outflow dari sistem panas bumi Sumber Sari. manifestasi – manifestasi panas bumi berupa air hangat dan air Untuk menambah keyakinan akan dugaan tersebut, panas diperlukan survei data geofisika. Sebaran area prospek panas bumi daerah penyelidikan berdasarkan hasil penyelidikan metode geologi berada di dalam zona depresi yang terbentuk oleh struktur tarikan
Pengambilan contoh manifestasi Mata air panas mendidih Tambang Sawah,
Penentuan suhu reservoir panasbumi dari manifestasi Disamping geotermometer kimia, isotop 18O dalam kesetimbangan permukaan dilakukan dengan SO4 - H2O dalam fluida sangat dapat dipercaya untuk digunakan cara memasukkan 20 ml contoh permukaan di daerah Sumatra dan Kotamobagu - Sulawesi Rantau Dadap (5 dan 6) dan Sarula di daerah Utara telah dilakukan dengan menggunakan geoterniometer Sumatra berasal dari daerah "deep equilibrium", Pengembangan energi panasbumi menjadi energi listrik di Indonesia sebagai geotennometer pada fluida panasbumi kedalam vial KARAKTERISASI isotop T'SOSO4H2O. Suhu sumur SBY-3 juga ditentukan sedangkan mata air panas Lobong-otamobagu- kini mengalami kemajuan pesat seiring dengan kebutuhan akan daerah panasbumi yang bersifat "water dominated system". Selain kedap udara untuk dianalisis PANASBUMI sebagai pembanding. Metode geotermometer TI8OSO4_mo Sulawesi Utara dan Rantau Dadap 8 berasal dari energi dan tersedianya sumber daya alam. Penelitian eksplorasi itu hubungan antara I8O dan MS dalam senyawa sulfatdapat kadar 18O dalam H2O. Untuk DIDAERAH SUMATRA dilakukan dengan menganalisis isotop I8O dari H2O dan proses percampuran antara fiimarole dan untuk mengetahui potensi sumber panasbumi tnerupakan tahapan mengungkapkan berbagai proses geokimia seperti kesetimbangan analisis kadar 18O dalam sulfat, DAN SULAWESI 34S dari ion sulfat (SO4) yang terlarut dalam fluida panas. 10 UTARA DENGAN yang sangat menentukan dalam rangka tindak lanjut eksploitasi. fluida, percampuran dan asal-usul fluida (1). Aplikasi contoh fluida panasbumi Nilai suhu ditentukan dengan formulasi Mizutani Rafter. "shallow equilibrium". Terdapat kesamaan suhu Perkiraan suhu reservoir menggunakan geotermomeler isotop dan geotermoineterT "OSO4 H2Otelah dilakukan pada berbagai sebanyak 1-2 liter tergantung yang dihitung dengan menggunakan MENGGUNAKAN Hasil penentuan suhu mata air panas mendidih di Sumatra kimia dari manifestasi permukaan seperti mata air panas dan manifestasi permukaan daerah panasbumi di Sumatera dan kandungan sulfat yang ada geotermometer T"OSO4.H2O dan kimia pada GEOTERMOMETER T (Tambang Sawah, Waipanas, Rantau Dadap dan Sarula) fumarole dapat dipakai untuk mengetahui potensi dan daerah "up Kotamabagu - Sulawesi Ulara. Sebagai acuan penentuan suhu dimasukkan kedalam vial plastik, mata air panas Tambang Savvah (255°C), 18O SO4-H2O menunjukkan suhu di atas 200°C dengan karakteristik fluida flow" sumber panasbumi. dengan geotermometer ini, dilakukan juga pengukuran pada sumur kemudian di tambahkan ± 0,1 Rantau Dadap 5 dan 6 (250 »C), Sarula (266°C) kesetimbangan dalam. Sedangkan suhu mata air panas tak lapangan panasbumi Sibayak karena pada daerah ini telah diketalnii grain HgCl2 untuk pengavvetan suhunya secara pasti dengan menggunakan peralatan custer. guna menjaga reduksi bakteri mendidih menunjukkan suhu lebih rendah (150°C) dengan sedangkan T 18OSCM.H2O Kotamobagu lebih karakteristik fluida percampuran. rendah daripada Tkimia terhadap sulfur (4).