Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 1 KIMIA AIR TANAH

MOLEKUL AIR

Disusun Oleh:

HANIF AFRIZAL
270110160157
Kelas D

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJAJARAN
2019
Air memiliki struktur kimia H2O, satu atom oksigen berikatan kovalen dengan dua atom
hydrogen. Ikatan tersebut terjadi melalui penggunaan bersama elektron terluar atom oksigen
dengan satu eletron pada tiap atom hydrogen. Pada molekul air, inti atom oksigen memiliki
kecenderungan untuk menarik elektron lebih kuat dari pada inti atom hidrogen karena jumlah
proton (partikel inti bermuatan positif) pada inti oksigen lebih banyak daripada pada inti hidrogen.
Oleh karena itu, oksigen lebih bersifat elektronegatif dibandingkan hidrogen. Hal ini menyebabkan
elektron bersama pada ikatan kovalen air lebih cenderung tertarik ke arah oksigen dari pada ke
arah hidrogen. Akibatnya, molekul air memiliki momen dipol; masing-masing atom hidrogen
memiliki kecenderungan bermuatan positif sedangkan atom oksigen bermuatan negatif.

Gambar 1. Struktur air (H2O). A. Struktur H2O dengan sudut H-O-H sebesar 104,5˚. B. Dua molekul air berikatan satu sama lain melalui ikatan
hidrogen. C. Susunan molekul air pada balok es.

Karena adanya momen dipol tersebut, molekul air dapat saling tertarik satu sama lain
membentuk ikatan hidrogen (Gambar 1B). Ikatan ini terjadi antara atom hidrogen (memiliki
kecenderungan bermuatan positif) pada molekul air yang satu dengan atom oksigen (memiliki
kecenderungan bermuatan negatif) pada molekul air yang lainnya. Ikatan ini relatif lemah
dibandingkan ikatan kovalen. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan hidrogen
(energi pemutusan ikatan) pada air dalam wujud cair adalah sebesar 23 kJ/mol, jauh lebih kecil
dari energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kovalen O-H pada molekul air (sebesar
470 kJ/mol). Walaupun demikian, karena ikatan hidrogen-lah air berbentuk cair pada suhu
ruangan.
Karena geometri molekulnya yang seperti tetrahedral (Gambar 1A), tiap molekul air
membentuk maksimal empat ikatan hidrogen dengan molekul air di sekitarnya. Pada suhu
ruangan dan tekanan atmosfir, molekul air dalam bentuk cairan tidak tersusun dengan teratur dan
bergerak terus menerus. Hal ini menyebabkan tiap molekul air hanya membentuk 3,4 ikatan
hidrogen dengan molekul di sekitarnya. Sedangkan dalam keadaan padat, seperti pada es batu,
tiap molekul air berada dalam keadaan diam sehingga dapat membentuk empat ikatan hidrogen
secara utuh dengan molekul air di sekitarnya (Gambar 1C).

Adanya ikatan hidrogen menyebabkan es batu memiliki titik leleh yang relatif tinggi. Hal
ini terjadi karena energi besar dibutuhkan untuk memutuskan ikatan-ikatan hidrogen
sehingga dapat mendestabilisasi kisi kristal es. Oleh karena itu ketika terjadi pelelehan es
ataupun penguapan air, kalor diambil dari sistem.
H2O (padat) → H2O (cair) ΔH= +5,9 kJ/mol
H2O (cair) → H2O (gas) ΔH= +44,0 kJ/mol
Ketika terjadi pelelehan es, entropi sistem meningkat karena molekul air tidak tersusun teratur
seperti pada es sehingga air berubah menjadi berbentuk cairan. Begitupun pada proses
penguapan, ikatan hidrogen antar molekul air terputus sehingga interaksi antara molekul air satu
dengan molekul air lainnya sangat lemah dan susunannya menjadi lebih tidak beraturan.

Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirinya arus listrik.
Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katode, dua molekul air bereaksi dengan menangkap
dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 & ion hidroksida (OH-). Sementara itu pada anode, 2
molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron
ke katode. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk beberapa molekul air.

Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar. Air memiliki
sejumlah muatan parsial negatif (σ-) dekat atom oksigen akibat pasangan elektron yang (hampir)
tidak digunakan bersama, dan sejumlah muatan parsial positif (σ+) dekat atom hidrogen. Dalam
air hal ini terjadi karena atom oksigen bersifat lebih elektronegatif dibandingkan atom hidrogen—
yang berarti, ia (atom oksigen) memiliki lebih "kekuatan tarik" pada elektron-elektron yang
dimiliki bersama dalam molekul, menarik elektron-elektron lebih dekat ke arahnya (juga berarti
menarik muatan negatif elektron-elektron tersebut) dan membuat daerah di sekitar atom oksigen
bermuatan lebih negatif ketimbang daerah-daerah di sekitar kedua atom hidrogen. Air memiliki
pula sifat adhesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alami ke-polar-annya.

Kohesi dan Adhesi merupakan bentuk gaya tarik menarik antar partikel. Ikatan antar
partikel zat tidak hanya terjadi pada zat yang sama. Tetapi dapat juga terjadi pada dua zat yang
berbeda. Ikatan yang terjadi merupakan gaya tarik-menarik antar partikel. Gaya tarik antar partikel
dibedakan menjadi dua, yaitu gaya kohesi dan gaya adhesi. Gaya kohesi adalah gaya tarikmenarik
dua partikel atau lebih dari partikel yang sejenis. Mengakibatkan sebuah zat tidak dapat menempel
pada zat yang lain. Contoh: Air tidak dapat menempel pada daun talas. Setiap zat memiliki
partikel-partikel yang senantiasa tarik-menarik. Akibat tarik-menarik itu terjadilah kohesi. Kohesi
adalah gaya tarik-menarik antara partikel-partikel yang sejenis. Contohnya pada sebuah gelas
terjadi tarik menarik antara partikel-partikel gelas, pada air terjadi tarik menarik antara partikel-
partikel air, dan pada raksa terjadi tarik-menarik antara partikel-partikel raksa.

Gambar 2. Konsep Kohesi dan Adhesi

Sifat fisika air, Air memiliki titik beku 00C, pada saat air membeku maka massa jenis es
(00C) 0,92 g/cm3 , pada saat berbentuk cair massa jenis air (00C) 1,00 g/cm3 , panas lebur 80
kal/g, titik didih 1000C, panas penguapan 540 kal/g, temperatur kritis 3470C, tekanan kritis 217
Atm.
Adapun sifat kimia air, Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada
kondisi standar. Air dapat bereaksi dengan basa kuat dan asam kuat, Air merupakan elektrolit yang
lemah, yang terionisasi menjadi ion hidrogen dan gugus hidroksil serta berperan aktif dan banyak
reaksi biokimia di dalam tubuh, Molekul air bersifat polar, Air memiliki atom oksigen yang nilai
keelektronegatifannya sangat besar 3,44, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai
keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam sebesar 2,2, Air merupakan
pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia. Air hujan mengandung
senyawa kimia dalam jumlah yang sangat sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa
hingga 35000 mg/liter (Tebbut,1992). Sifat ini memungkinkan unsur hara (nutrien) terlarut
diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan toksik yang
masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk dikeluarkan kembali.

1. Nelson, D.L, Cox, M.M. 2012. Lehninger, Principle of Biochemistry (6th ed.). Freeman, W.H.
& Company.

Anda mungkin juga menyukai