Anda di halaman 1dari 3

Struktur Air

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip
dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya
berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat
bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan
klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas
pada temperatur dan tekanan normal.

Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah
karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali
flor). Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari pada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom
hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen.

Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen
dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat
masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang
pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.

Air adalah molekul sederhana yang terdiri dari satu atom oksigen terikat pada dua atom
hidrogen yang berbeda. Karena elektronegativitas lebih tinggi dari atom oksigen, ikatan
tersebut adalah kovalen polar (ikatan polar). Atom oksigen menarik elektron bersama dari
ikatan kovalen sampai batas jauh lebih besar dibandingkan atom hidrogen.

Akibatnya, atom oksigen memperoleh muatan negatif parsial (δ -), sedangkan atom hidrogen
masing-masing memperoleh muatan positif parsial (δ+). Molekul mengadopsi struktur
bengkok karena dua pasangan elektron mandiri pada atom oksigen. Sudut ikatan H-O-H
adalah sekitar 105 °, sedikit lebih kecil dari yang ideal 109,5 ° dari sp3 hibridisasi orbital
atom.
Bentuk bengkok dari molekul air sangat penting karena ikatan kutub OH tidak meniadakan
satu sama lain dan molekul secara keseluruhan adalah polar. Gambar di bawah ini
menggambarkan polaritas bersih dari molekul air. Oksigen merupakan ujung negatif dari
molekul, sedangkan daerah antara atom hidrogen merupakan ujung positif dari molekul.

Molekul polar menarik satu sama lain oleh kekuatan dipol-dipol setelah ujung yang positif
dari satu molekul tertarik ke ujung negatif dari molekul di dekatnya. Dalam kasus air, ikatan
OH tersebut sangat polar menghasilkan sangat sedikit kerapatan elektron di sekitar atom
hidrogen. Setiap atom hidrogen sangat tertarik dengan pasangan elektron tunggal pada atom
oksigen yang berdekatan. Ini disebut ikatan hidrogen dan lebih kuat dari kekuatan dipol-dipol
konvensional.

Karena setiap atom oksigen memiliki dua pasangan elektron mandiri, dapat membuat ikatan
hidrogen dengan atom hidrogen dari dua molekul lain yang terpisah. Gambar di bawah ini
menunjukkan hasil geometri tetrahedral sekitar masing-masing atom oksigen yang terdiri dari
dua ikatan kovalen dan dua ikatan hidrogen.
struktur tiga dimensi dari molekul air mirip dengan tetrahedral, struktur ini dikenal sebagai
tetrahedron yang mempunyai sudut lebih kecil daripada tetrahedral. Pada struktur tiga
dimensi ini, oksigen berada di pusatnya sedang hidrogen berada di dua sudutnya. Antara
kedua atom H tersebut membentuk sudut 105, sedangkan sudut tetrahedral sebenarnya
adalah 109,5. Oleh karena itu tetrahedral pada air agak miring atau condong, akibatnya
elektron-elektron dalam molekul air tidak tersebar merata. Pada sisi O yang berhadapan
dengan H banyak tersebar elektron, sehingga pada O akan terbentuk muatan negatif setempat.
Akibat selanjutnya pada sisi H yang terbuka akan membentuk muatan positif. Sehingga
molekul air bersifat dwikutub atau dipole. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan pada
Gambar

Anda mungkin juga menyukai