Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua zat pada dasarnya terdiri dari atom-atom. Di alam terdapat ratusan jenis atom
sesuai dengan jenis unsur alam. Atom-atom sejenis bergabung membentuk molekul unsur,
sementara atom-atom yang berbeda jenis bergabung membentuk molekul senyawa.
Pembentukan molekul-molekul ini terjadi karena adanya ikatan melalui gaya tarik menarik
antar molekul-molekul tersebut.
Menurut konsep yang digunakan oleh IUPAC, terminologi ikatan kimia digambarkan
sebagai suatu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hidrogen yang terikat pada atom
elektronegatif dengan atom elektronegatif lainnya. Interaksi elektrostatik tersebut diperkuat
oleh kecilnya ukuran atom hidrogen yang memudahkan terjadinya interaksi dippol-dipol
antara atom donor proton (D) dengan atom akseptor proton (A).
Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi
antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.Walaupun lebih kuat dari
kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan
ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi
antara dua bagian dari molekul yang sama, dan berperan sebagai penentu bentuk molekul
keseluruhan yang penting. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N,
O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari
molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan
hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi
(>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin
besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O),
terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya
lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar
(karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut ikatan hydrogen?
2. Apa saja klasifikasi ikatan hydrogen ?
3. Apa saja senyawa yang memiliki ikatan hydrogen?
4. Apa saja sifat-sifat dari ikatan hydrogen?
5. Apa saja peran ikatan hydrogen?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ikatan hydrogen.
2. Mengetahui Klasifikasi ikatan Hidrogen.
3. Mengetahui contoh-contoh senyawa yang mempunyai ikatan hydrogen.
4. Mengetahui sifat-sifat dari ikatan hydrogen.
5. Mengetahui peran ikatan hydrogen.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ikatan Hidrogen
Menurut konsep yang digunakan oleh IUPAC, terminology ikatan hydrogen
digambarkan sebagai bentuk interaksi elektrostatik antara atom hydrogen yang terikat
pada atom elektronegatif dengan atom elektrogegatif lainnya. Interaksi elektrostatik
tersebut diperkuat oleh kecilnya ukuran atom hydrogen yang memudahkan terjadi
interaksi dipol-dipol antara atom donor proton (D) dengan atom akseptor proton (A).
Ikatan hydrogen ini, yang digambarkan dengan garis putus-putus, dapat terjadi antar
molekul maupun intar molekul. Selain itu, kedua atom elekronegatif tersebut biasanya
(tetapi tidak harus) berasal dari baris pertama Tabel Periodik Unsur, yaitu
nitrogen,oksigen atau fluor.
Secara sederhana interaksi ini ditulis dengan D-H----A . Donor proton (D)
adalah atom elektronegatif yang mengikat hydrogen dan menyebabkan hydrogen
memiliki parsial positif sedangkan akseptor proton (A) merupakan atom
elektronegatif lain yang berinteraksi dengan parsial positif dari atom hydrogen
tersebut.
Ikatan hidrogen pada suatu molekul terjadi karena adanya gaya elektrostatik
antarmolekul yang saling berikatan. Ikatan tersebut terbentuk dari interaksi
antarmolekul senyawa kovalen polar yang memiliki nilai keelektronegatifan (momen
dipol) yang besar antara hidrogen dengan unsur yang berikatan dengannya. Ikatan
hidrogen tersebut dapat terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki gugus NHatau -OH pada senyawa-senyawa organik yaitu golongan-golongan amina dan
al\kolhol.

Gambar Mekanisme Terbentuknya Ikatan Hidrogen pada Molekul HCl

Kekuatan ikatan hydrogen bisa sangat berbeda antara berbagai system dan
tidak selalu berkorelasi dengan keasaman Bronsed dari donor proton. Hal ini
tergantung pada jenis atom elektronegatif yang mengikat atom hydrogen dan geometri
yang diadopsi oleh atom hydrogen dalam struktur molekulnya. Biasanya kekuatan
ikatan hydrogen berkisar 4-120 Kj/mol , dengan sebagian besar di bawal 60 Kj/mol.
Saat ini skala keasaman dan kebasaan ikatan hydrogen sedang dikembangkan,
sedangkan jenis-jenis geometri yang dapat diadopsi oleh atom hydrogen dalam
struktur molekul senyawanya ditunjukkan pada gambar 1.

Terdapat 2 jenis interaksi dalam ikatan hydrogen , yaitu interaksi primer dan
interaksi sekunder. Geometri yang ditampilkan pada Gambar 1 merupakan interaksi
hydrogen primer dimana interaksi terjadi secara langsung antara kelompok donor dan
kelompok akseptor. Sedangkan interaksi antara kelompok donor atau akseptor yang
saling bersebelahan membentuk interaksi ikatan hydrogen sekunder. Muatan parsial
pada atom yang bersebelahan ini dapat memberikan dampak berbeda yaitu dapat
meningkatkan kekuatan ikatan berdasarkan tarik menarik antara muatan parsial
berlawanan atau sebaliknya dapat juga mengurangi afinitaskarena tolakan antara
mutan parsial sejenis. Perbedaan kedua jenis ini tampak pada pasangan basa guannsitosin dalam DNA dan diilustrasikan pada Gambar 2.

Geometri ikatan hydrogen dan jenis donor dan kelompok akseptor


menentukan kekuatan,panjang dan sifat interaksi. Interaksi ikatan hydrogen dapat
dibagi menjadi tiga kategori besar yaitu kuat,sedang dan lemah. Karakteristik ketiga
interaksi tersebut disajikan dalam tabel 1.

Sebuah interaksi ikatan hydrogen yang kuat memiliki kemiripan dalam


karakter dengan ikatan kovalen, dimana atom hydrogen mendekat dengan pusat titik
antara atom donor dan atom akseptor. Ikatan hydrogen yang kuat terbentuk antara 2
basa kuat, misalnya dalam ion F2H-, yang praktis linier dengan atom hydrogen antara
2 atom fluor F---H---F.
Ikatan hydrogen dengan kekuatan sedang terbentuk antara donor netral dan
kelompok akseptor netral melalui pasangan electron bebas, misalnya pada senyawa
asam karboksilat. Interaksi ikatan hydrogen sedang memiliki geometri bengkok atatu
sedikit ditekuk. Pada umumnya, ikatan hydrogen menyimpang dari lineritas dan
distribsi sudut D-H----A dan dipengaruhi oleh beberapa factor seperti conical
correction. Sebuah ikatan hydrogen linier memerlukan posisi yang tetap (fixed) dari
atom hydrogen pada saat berinteraksi dengan akseptor, sedangkan ikatan hydrogen
non linier memiliki banyak kemungkinan posisi yang membentuk semacam kerucut
disekitar posisi linier tersebut. Sudut ikatan yang lebih besar menghasilkan kerucut
yang lebih besar, sehingga lebih banyak peluang terjadinya interaksi dan membentuk
ikatan hydrogen.
Ikatan hydrogen lemah sering kali tidak linier dan dalam beberapa kasus dapat
membentuk interaksi tegak lurus, misalnya interaksi C-H---- dimana interaksi terjadi
antara cincin benzene saat ikatan C-H menunjukkan langsung terhadap system
terkonjugasi benzene.

Telah lama diketahui bahwa atom hidrogendapat ditarik secara serentak oleh
2 atom yang berbeda dengan keelektronegatifan tinggi (missal: X dan Y), sehingga
menunjukkan bilangan koordinasi dua. Pada keadaan ini, atom hydrogen bertindak
sebagai jembatan antara kedua spesi dan dapat dianggap sebagai dasar ikatan antara
kedua atom, tetapi jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen. Antaraksi seperti ini
dinamaka ikatan hydrogen, dan dapat dinyatakan dengan : X H --------Y.
Semua molekul yang mengandung gugus OH (baik organic maupun
anorganik), HF, HCN, dan semua molekul yang mengandung gugus NH
menunjukkan perilaku abnormal, seperti titik leleh dan titik didih tinggi, kalor
peleburan dan kalor penguapan tinggi, tetapan dielektrik tinggi dan sebagainya.
Beberapa contoh gejala ini disajikan pada gambar berikut:

Beberapa ketidaknormalan juga ditunjukkan oleh senyawa yang mengandung


hydrogen berikatan dengan unsur yang kurang elektronegatif seperti HCl dan H2S,
tetapi karena pengaruhnya relative kecil, kita dapat mengatakan bahwa ikatan
hydrogen efektif hanya untuk senyawa yang mengandung hydrogen berikatan dengan
nitrogen,oksigen atau flourin.
Pada masa lampau , contoh pembentukan hydrogen dibatasi hanya untuk
senyawa organic dengan pengecualian H2O, HF dan asam oksi cair, sebab sejumlah

besar senyawa anorganik adalah padatan yang dapat membentuk cairan terasosiasi
pada suhu cukup tinggi, sehingga ikatan hydrogen dianggap kurang bermakna.
Perkembangan difraksi sinar X mengubah pandangan tersebut, dan temuan
adanya ikatan hydrogen sebagai bukti penting dari hamper semua senyawa kristalin,
yang secara potensial mengandung gugus ikatan hydrogen. Dalam Kristal jenis ini,
ketidaknormalan jarak antara atom N,O dan F dalam suatu molekul berbeda, ini bukti
adanya ikatan hydrogen. Sebagai contoh, jarak terdekat dari dua atom oksigen yang
berdekatan dalam suatu Kristal adalah sekitar 3,3 sedangkan jika ikatan hydrogen
ada, jarak O O berkisar antara 2,4 sampai 2.9 .
Adanya ikatan hydrogen berperanan penting dalam membentukan struktur
Kristal suatu material. Contoh yang lain misalnya struktur tetrahedral dari es, dimana
setiap molekul H2O terikat melalui ikatan hydrogen dengan empat molekul air
lainnya. Contoh yang lain misalnya padatan HF, yang terdiri dari rantai zig zag tak
terhingga, dan bentuk Kristal dari asam oksalat yang mempunyai strukur linear.
Spectra infra merah raaman juga menunjukan bukti adanya ikata hydrogen.
Seperti diketahui bahwa pita spectra behubungan dengan vibrasi yang terasosiasi
dengan ikatan A-H yang menunjuan perubahan khas energy, intensitas dan bentuk
ketika A-H terlibat dalam ikatan hydrogen, vibrasi ulur menurunkan frekuensi
sedangkan vibrasi tekuk meningkatkan frekuensi.
Informasi tentang adanya ikatan hirogen juga dapat diketahui dari
spektroskopi NMR. Dari spectra ini pergeseran proton yang terlibat sangatlah peka
terhadap ikatan hydrogen, sehingga spektroskopi ini menjadi metode yang sangat
efektif.
Struktur atom secara fisik yang terlibat dalam ikatan hydrogen telah banyak
diketahui sebagai berbagai kasus. Yaitu jenis ikatan lurus asimetris dan tekuk
asimetris, dimana atom hydrogen lebih dekat kepada slah astu atom daripada atom
yang lain.ikatan hydrogen tekuk terjadi pada kasus dimana geometri hydrogen tidak
terletak pada sumbu X-Y. umumnya ikatan tekuk lebih lemah daripada ikatan lurus.
Jenis ketiga adalah ikatan simetris, terdapat dalam ion F-HF dan boleh jadi pada
ikatan OH-O
Selain itu terdapat bukti bahwa ikatan hydrogen juga asimetris. Contoh
khasnya dari fakta itu adalah struktur asam format dimer. Namun demikian pada
kasus seperti ikatan dalam Kristal KH2PO4, bukti asimetris dari ikatan hydrogen

tidak ditemukan sebab ada kesulitan dalam menentukan letak atom hydrogen secara
tepat. Energy sejumlah ikatan hydrogen telah diketahui dengan cermat.
Kekuatan ikatan hydrogen simetris dapat dijelaskan dengan orbital molekul
terdelokalisasi. Tiga cara kombinasi linier dari atom hydrogen akan menghasilkan
satu orbital bonding, satu orbital nonbonding dan satu orbital antibonding, yang
semuanya terdelokalisasi. Terdapat empat electron untuk menempati ketiga orbital
tersebut yang akan menghuni orbital bonding, nonbonding dan anti bondinguntuk
membentuk kulit atom yang dalam sehinggaakan dihasilkan ikatan tunggal
terdelokalisasi. Energy ikat hydrogen merupakan selisih antara ikatan tersebut dengan
energy ikatan tunggal terdelokalisasi. Keadaan ini tidak sedrhana seperti pada kasus
ikatan hydrogen yang asimetri, tetapi ikatan ini boleh terjadi lebih baik dipandang
sebagai karakter elektrostatik, walauoun tidak elektrostatik.
B. Klasifikasi Ikatan Hidrogen
Berdasarkan adanya ikatan hidrogen pada senyawa, terdapat 2 jenis:
1. Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada molekul
yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O dengan Cl-(aq)
terdapat beberapa ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul, yaitu H+ dan Clsebanyak pasangan elektron bebas disekitar ion Cl. (4 pasang elektron bebas).

Gambar 4. Ikatan hidrogen yang terbentuk melalui ikatan intermolekular


(antarmolekul)
2. Ikatan Hidrogen Intramolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada satu
molekul (dalam satu senyawa). Contohnya molekul air (H2O), dalam air terdapat
ikatan hidrogen sejumlah pasangan elektron bebas pada pusat senyawa.

Gambar 5. Ikatan hidrogen yang terbentuk dalam senyawa air (H2O).


Ikatan hidrogen intramolekular banyak ditemukan dalam makromolekul seperti
protein dan asam nukleat dimana ikatan hidrogen terjadi antara dua bagian dari
molekul yang sama yang berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan
yang penting.
C. Senyawa Berikatan Hidrogen
1. Ikatan Hidrogen antar Molekul
a. Ikatan Hidrogen pada Air
Harus diperhatikan bahwa tiap molekul air dapat berpotensi membentuk empat
ikatan hidrogen dengan molekul air disekelilingnya. Terdapat jumlah hidrogen + yang
pasti dan pasangan mandiri karena itu tiap masing-masing molekul air dapat terlibat
dalam ikatan hidrogen. Hal inilah yang menjadi sebab kenapa titik didih air lebih
tinggi dibandingkan amonia atau hidrogen fluorida. Pada kasus amonia, jumlah ikatan
hidrogen dibatasi oleh fakta bahwa tiap atom nitrogen hanya mempunyai satu pasang
elektron mandiri. Pada golongan molekul amonia, tidak terdapat cukup pasangan
mandiri untuk mengelilinginya untuk memuaskan semua hidrogen. Pada hidrogen
fluorida, masalah yang muncul adalah kekurangan hidrogen. Pada molekul air, hal itu
terpenuhi dengan baik. Air dapat digambarkan sebagai sistem ikatan hidrogen yang
sempurna.

Gambar 6. Contoh yang lebih kompleks dari ikatan hidrogen

Ketika sebuah substansi ionik dialrutkan dalam air, molekul air berkelompok
disekeliling ion yang terpisah. Proses ini disebut hidrasi. Air seringkali terikat pada
ion positif melalui ikatan koordinasi (kovalen dativ). Air berikatan dengan ion negatif
menggunakan ikatan hidrogen. Gambar 5. menunjukkan potensi terbentuknya ikatan
hidrogen pada ion klorida, Cl-. Meskipun pasangan mandiri pada ion klor terletak
pada tingkat-3 dan secara normal tidak akan cukup aktif utnuk membentuk ikatan
hidrogen, pada kasus ini mereka terbentuk lebih atraktif melalui muatan negatif penuh
pada klor.

Gambar 7. Ikatan hidrogen pada klorida


Meskipun ion negatif rumit, hal itu akan selalu menjadi pasangan mandiri
yang mana atom hidrogen dari molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen juga.
b.

Ikatan hidrogen pada alcohol


Alkohol adalah molekul organik yang mengandung gugus O-H. Setiap

molekul yang memiliki atom hidrogen tertarik secara langsung ke oksigen atau
nitrogen adalah ikatan hidrogen yang cakap. Seperti molekul yang akan selalu
memiliki titik didih yang tinggi dibandingkan molekul yang berukuran hampir sama
yang mengandung gugus -O-H atau -N-H. Ikatan hidrogen membuat molekul lebih
melekat (stickier), dan memerlukan lebih banyak energi kalor untuk memisahkannya.
Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana, CH3-O-CH3, keduanya memiliki rumus
molekul yang sama, C2H6O.

Gambar 8. Ikatan hidrogen pada alkohol

Keduanya memiliki jumlah elektron yang sama, dan panjang molekul yang
sama. Daya tarik van der Waals (baik antara gaya dispersi dan dayatarik dipol-dipol)
pada keduanya akan sama. Bagaimanapun, etanol memiliki atom hirogen yang tertarik
secara langsung pada oksigen dan oksigen tersebut masih memiliki dua pasangan
mandiri seperti pada molekul air. Ikatan hidrigen dapat terjadi antara molekul etanol,
meskipun tidak seefektif pada air. Ikatan hidrogen terbatas oleh fakta bahwa hanya
ada satu atom hidrogen pada tiap molekul etanol dengan cukup muatan +. Alkohol
seperti juga air , membentuk asosiasi molekul dengan ikatan hidrogen :

Gambar 9. Ikatan hidrogen intramolekul dalam etanol dan intermolekul antara etanol
dengan air
Pada metoksimetana, pasangan mandiri pada oksigen masih terdapat disana,
tetapi hidrogen tidak cukup ion positif (+) untuk pembentukan ikatan hidrogen.
Kecuali pada beberapa kasus yang tidak biasa, atom hidrogen tertarik secara langsung
pada atom yang sangat elektronegatif untuk menjadikan ikatan hidrogen. Titik didih
etanol dan metoksimetana menunjukkan pengaruh yang dramatis bahwa ikatan
hidrogen lebih melekat pada molekul etanol.
Ikatan hidrogen pada etanol menghasilkan titik didih sekitar 100C. Sangat
penting untuk merealisasikan bahwa ikatan hidrogen eksis pada penambahan (in
addition) dayatarik van der Waals. Sebagai contoh, semua molekul berikut ini
mengandung jumlah elektron yang sama, dan dua yang pertama memiliki panjang
yang sama. Titik didih yang paling tinggi butan-1-ol berdasarkan pada penambahan
ikatan hidrogen.

Gambar 10. Pengaruh ikatan hidrogen pada titik didih alkohol


Dengan membandingkan dua alkohol (yang mengandung gugus -OH), kedua titik
didih adalah tinggi karena penambahan ikatan hidrogen berdasarkan pada tertariknya
hidrogen secara langsung pada oksigen ? tetapi sebenarnya tidak sama. Titik didih 2metilproan-1-ol tidak cukup tinggi seperti butan-1-ol karena percabangan pada
molekul menjadikan dayatarik van der Waals kurang efektif dibandingkan pada butan1-ol yang lebih panjang.
c.

Ikatan hidrogen pada molekul organik yang mengandung nitrogen\


Ikatan hidrogen juga terjadi pada molekul organik yang mengandung gugus N-

H pendeknya terjadi juga ada amonia. Contohnya adalah molekul sederhana seperti
CH3NH2 (metilamin) sampai molekul yang panjang seperti protein dan DNA. Dua
untai double helix yang terkenal pada DNA berikatan satu sama lain melalui ikatan
hidrogen antara atom hidrogen yang tertarik oleh nitrogen pada salah satu untai, dan
pasangan mandiri pada nitrogen atau oksigen yang lain yang terletak pada untai yang
lain.
Amina-amina primer dan sekunder membentuk ikatan hidrogen , sedang amina
tersier tidak, karena tidak lagi mempunyai atom H di atom N-nya. Titik didih dimetil
amina (7 OC ) lebih tinggi daripada Trimetil Amina (4 OC ). Dalam air amina primer
dan sekunder bereaksi dengan air :
H
CH3

NH2 + H2O CH3 N

H [CH3NH3]+ + OH-

H
Gambar 11. Reaksi amina dalam air
Sebagian besar basa di atas ada dalam bentuk molekul, hingga basanya sangat lemah,
tidak seperti (CH3)4 NOH.

d. Ikatan Hidrogen pada Asam karboksilat


Beberapa asam karboksilat , membentuk dimer dengan ikatan hidrogen baik
dalam bentuk uap atau dalam pelarut-pelarut tertentu. Asam karboksilat dalam bentuk
uap dan dalam benzena membentuk dimer :

Gambar 12. Ikatan hidrogen pada asam karboksilat


Dalam air , ikatan hidrogen terbentuk antara asam asetat dengan air, tidak dengan
molekulnya sendiri.
e. Ikatan Hidrogen dalam Hidrat Kupri sulfat, CuSO4.5H2O
Zat ini bila dipanaskan , mula-mula hanya melepaskan empat molekul air. Untuk
melepaskan molekul air kelima diperlukan panas yang tinggi.
CuSO4.5H2O

CuSO4.H2O + 4 H2O

Hal ini disebabkan karena H2O yang terakhir ini diikat dengan ikatan hidrogen.
Struktur dari CuSO4.5H2O terdapat pada Gambar berikut :

Gambar 13. Ikatan hidrogen dalam hidrat kupri sulfat


Rumus lebih baik ditulis sebagai [Cu (OH2)4]SO4.H2O. Amoniak membentuk garam
yang sama [Cu(NH3)4]SO4. H2O tetapi tidak dikenal CuSO4.5NH3 karena NH3 tidak
mudah membentuk ikatan hidrogen seperti H2O. Ikatan hidrogen juga terbentuk pada
garam-garam hidrat yang lain serta hidrat dari asam-asam dan basa-basa.

2. Ikatan Hidrogen dalam Molekul


a. Senyawa orto substitusi benzena.
O-nitrofenil mendidih pada 214 oC , lebih rendah daripada isomer meta (290
o

C) dan isomer para (279 oC ). Zat ini juga lebih mudah menguap dalam uapa air ,

lebih sukar larut dalam air daripada isomer meta dan para.
Bentuk orto-nitrofenol mengadakan ikatan hidrogen dalam molekul sedang
bentuk meta dan para mengadakan ikatan hidrogen antar molekul , hingga titik
didihnya relatif tinggi.

Gambar 14. Ikatan hidrogen pada senyawa orto substitusi benzena


Kelarutan yang kecil dalam air dari zat ini disebabkan karena gugus OH dalam
molekul tidak bebas lagi, jadi tidak dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Zat lain yang membentuk ikatan hidrogen dengan cara sama ialah :

Gambar 15. Ikatan hidrogen pada senyawa orto substitusi benzena


b. Etil asetoasetat
Etil asetoasetat didapatkan dalam dua bentuk tautomer . Pada tahun 1920
meyer telah berhasil memisahkan kedua bentuk ini dengan jalan destilasi fraksional
pada tekanan direndahkan dalam alat dari kuarsa yang sangat bersih.

Gambar 16. Ikatan hidrogen Pada etil-asetoasetat


Alkohol biasanya mempunyai titik didih lebih tinggi daripada keton , tetapi
bentuk enol diatas titik didihnya lebih rendah daripada bentuk keton dan daya larutnya
dalam air rendah serta lebih mudah larut dalam sikloheksana. Hal ini disebabkan
karena zat tersebut membentuk ikatan hidrogen dalam molekul.

c. Ikatan Hidrogen dalam Protein dan Asam Nukleat.


Protein tersusun dari satuan-satuan dasar asam amino. R dapat berupa gugus
metil CH3- , seperti dalam alanin atau gugus yang lebih sulit, seperti:

Gambar 17. Ikatan hidrogen pada asam amino


Gugus -NH2 berikatan dengan gugus COOH dari molekul asam amino yang lain,
dengan membentuk ikatan peptida:

Gambar 18. Ikatan peptida

Dua asam amino dapat membentuk dipeptida, tiga asam membentuk tripeptida, dan
seterusnya. Protein adalah polipeptida dengan beratus-ratus ikatan peptida. Protein
berbeda-beda tergantung dari panjangnya rantai dan bentuk rantainya. Ikatan-ikatan
melintang terjadi bila dalam molekul terdapat atom S: -S S - . Dalam molekul protein
terdapat banyak sekali ikatanikatan hidrogen yaitu antara gugus NH - - - O = C - .
Ikatan hidrogen juga terdapat dalam asam nukleat, misalnya DNA
(deoxyribonucleic acid). Asam nukleat DNA tersusun dari satuan H3PO4, deoksiribose
dan basa purin (adenin dan guanin) atau pirimidin (sitosin dan timin).
Tiap asam fosfat, deoksiribose dan satu basa, membentuk nukleotida, misalnya:
deoksitimidin 5 fosfat.

Gambar 19. Nukleotida


Nukleotide ini saling berikatan melalui gugusan fosfat, hingga terbentuk molekul
yang besar, yaitu asam nukleat. Basa satu dengan basa lain, berikatan dengan ikatan
hidrogen, namun adenin hanya dapat berikatan dengan timin, dan guanin dengan
sitosin.

Gambar 20. Ikatan hidrogen pada DNA

D. Sifat-sifat Ikatan Hidrogen


Ikatan hidrogen memiliki beberapa sifat diantaranya ialah titik didih dan titik
lebur yang tinggi, tegangan permukaan yang tinggi, panas penguapan yang tinggi,
panas pengembunan yang tinggi, dan panas jenis yang tinggi.
Ikatan lemah yang aneh yanag menghubungkan atom hydrogen pada satu
molekul dengan atom elektronegatif pada molekul lain, yaitu ikatan hydrogen,
memiliki sifat seperti dan tidak seperti ikatan ion, kovalen atau van der Waals. Energy
yang dikaitkan dengan ikatan hydrogen sama denga ikatan van der Waals yang kuat
(0,4 sampai 40 kJ/mol); tetapi, berlawanan dengan ikatan van der Waals yang tidak
terarah, ikatan hydrogen membentuk arah tertentu. Ikatan hydrogen terjadi di antara
molekul kovalen polar, tetapi ikatan itu sendiri (bergantung pada modelnya) bersifat
elektrostatik. Ikatan ini dapat saja terjadi secara antarmolekul atau intramolekul.
Tabel Titik didih dalam derajat Celcius pada keluarga hidrida
Jumlah
elektron

Hidrida

Hidrida

Hidrida

Hidrida

golongan Td

golongan Td

golongan Td

golongan Td

IV A

VA

VI A

VII A

10

CH4

-164

NH3

-33

H2O

+100

HF

+20

18

SiH4

-112

PH3

-87

H2S

-61

HCl

-85

36

GeH4

-90

AsH3

-55

H2Se

-41

HBr

-67

54

SnH2

-50

SbH3

-18

H2Te

-2

HI

-35

Beberapa bukti percobaan untuk ikatan hydrogen digambarkan dalam


kecenderungan titik didih keluarga CH4, NH3, H2O dan HF seperti ditunjukkan pada
table 5.6. perhatikan bahwa semua molekul dalam periode yang sama adalah
isoelektron, misalnya dari periode kedua ialah SiH4, PH3, H2S dan HCl. Karena itu,
jika gaya diantara molekul dalam cairan semata-mata berjenis van der Waals, dapat
kita harapkan kenaikan bertahap yang sejajar dalam titik didih ke arah bawah
golongan, yaitu dengan semakin banyaknya jumlah elktron pada anggota keluarga.
Hal ini memang benar untuk keluarga metana.
Akan tetapi, dalam keluarga NH3, H2O dan HF, molekul yang paling ringan
ternyata menunjukkan titik didih yang luar biasa tinggi, mengisyaratkan adanya gaya
antarmolekul yang bekerja. Gaya tambahan ini merupakan ciri molekul yang
mengandung atom H yang terikat secara kovalen dengan atom yang sangat
elektronegatif seperti F, O dan N. Dalam H2O atau HF cair, atom oksigen atau fluor

yang memberikan sumbangan yang besar kepada pasangan electron ikatan yang
terlibat dalam ikatan . Bahwa dalam ikatan polar HX (X adalah N, O dan F)
sumbangan atom hydrogen berarti nisbi kecil kepada pasangan electron. Atom H
hampir merupakan proton telanjang pada ujung awan OM sigma HX. Pasangan
electron sunyi pada unsur X sendiri menyebabkan tarikan elektrostatik dengan proton
yang sangat positif. Hasil ikatan ini disebut ikatan hydrogen.
Bila diurutkan, penyimpangan titik didih NH3, H2O, dan HF dari titik didih
hidrida pada periode bentuknya dalam golongan yang sama adalah H2O>NH3>HF.
Urutan penyimpangan titik didih tersebut disebabkan karena atom N dalam molekul
NH3 hanya mempunyai 1 pasang elektron bebas, sedangkan atom O dalam molekul
H2O mempunyai 2 pasang electron bebas yang dapat disumbangkan pada atom
hidrogen untuk membentuk ikatan hydrogen.
Karena keelektronegatifan atom O lebih besar dari keelektronegatifan atom N,
maka ikatan hidrogen pada N-H . N lebih lemah dari ikatan hidrogen pada O-H.
O. Walaupun ikatan hidrogen pada F-H . F lebih besar dari pada keelektronegatifan
O, tetapi karena molekul HF hanya mempunyai 1 atom H sedangkan H2O mempunyai
2 atom H yang dapat membentukikatan hidrogen maka penyimpangan titik didih HF
juga lebih kecil dibandingkan dengan penyimpangan titik didih H2O. Anomali pada
H2O massa jenis es adalah 0,5 g/cm3 dan setelah es melebur menjadi air, maka massa
jenis air adalah maksimum pada 4C yaitu 1 g/cm3.
Fakta diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari eksperimen dengan sinar X dapat diketahui bahwa dalam kristal, setiap atom O
pada molekul H2O dikelilngi oleh 4 atom H dalam bentuk tetrahedral. Dua atom H
membentuk ikatan kovalen dengan atom O tersebut dan 2 atom H yang lain
membentuk ikatan hydrogen seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Ikatan hydrogen tetrahedral

Setiap molekul H2O akan berikatan dengan 4 molekul H2O yang lain melalui
ikatan hidrogen dalam bentuk tetrahedral. Karena ada ikatan hidrogen dalam bentuk
tetrahedral tersebut, maka kristal es merupakan struktur berongga. Pada waktu es
melebur, sebagian dari ikatan hidrogen tersebut dapat putus, sehingga struktur
rongganya mengalami kerusakan. Akibatnya adalah ruangan antara moleku-molekul
akan menjadi lebih kecil sehingga volume akan berkurang dan massa jenisnya akan
bertambah.
Apabila H2O dipanaskan dari 0C sampai 4C, maka makin banyak ikatan
hidrogen yang dapat diputuskan sehingga molekul-molekul H2O makin berdekatan
satu sama lain dan terjadi kontrasi atau pengurangan volume.
Pada suhu di atas 4C efek pemuaiannya lebih berperan sehingga volume menjadi
lebih besar dan massa jenis menjadi lebih kecil. Pasangan elektron bebas (lone pair
electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron
bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari
yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas
antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin
besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu
senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun,
khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya
jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang
seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan
elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Sifat-sifat ikatan Hidrogen antara lain :
1.

Wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O dengan molekul H2O yang
lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun dapat
tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.

2.

Wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih
rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah)

Ikatan Hidrogen dan Kelarutannya


Senyawa-senyawa ion umumnya larut dalam air, walaupun beberapa senyawa
ion tidak larut dalam air. Kelarutan senyawa ion dalam air bergantung pada harga
Ksp-nya. Sedangkan senyawa-senya kovalen yang bersifat polar dapat larut dalam air

karena air merupakan pelarut polar dan senyawa tersebut dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air. Senyawa yang tidak mampu membentuk ikatan hidrogen
umumnya kelarutan dalam airnya rendah.

Selain kelarutan dalam air, terbentuknya ikatan hidroogen intramolekul (dalam


satu molekul) atau antarmolekul (minimal 2 molekul) menyebabkan titik didih
senyawa lebih tinggi bila dibanding senyawa-senyawa yang massa molekul relatifnya
sama atau hampir sama. Ikatan hidrogen tidak hanya berpengaruh pada titik didih
suatu zat, tetapi juga mempengaruhi kelarutan dalam suatu pelarut. Senyawa yang
berikatan hidrogen mudah larut dalam senyawa lain yang juga berikatan hidrogen.
Contohnya adalah NH3 dalam H2O. Sebagaimana gambarnya adalah sebagai berikut:

Gambar 19. Ikatan Hidrogen pada Molekul NH3

Selain senyawa amonia adapun beberapa senyawa lain yang dapat larut dalam
air dan membentuk ikatan hidrogen yaitu alkohol, asam karboksilat, amina, dan
glukosa. Senyawa-senyawa tersebut memiliki struktur yang bersifat polar, sehingga
dapat larut dalam air dan terdapat ikatan (gaya) elektrostatis antara atom hidrogen
dengan atom yang memiliki nilai keelektronegatifan tinggi.

Gambar 20. Ikatan Hidrogen Antarmolekul Etanol

Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen akan memiliki titik didih lebih tinggi
daripada molekul yang memilih ikatan Van der Waals atau gaya tarik dipol-dipol.
Hubungan antara kelarutan dengan titik didih berhubungan erat dengan ikatan pada
atom hidrogen dengan molekul yang berikatan dengannya.

E. Peran ikatan Hidrogen


Meskipun kekuatan ikatan hydrogen tidak sebesar ikatan kovalen, namun
keberadaanya dalam suatu molekul dapat memberikan kontribusi terhadap struktur
dan sifat khas dari molekul tersebut. Selain mempengaruhi sifat dari suatu senyawa,
misalnya dalm menaikkan titik didih, titik leleh , kelarutan dan viskositas, ikatan
hydrogen berperan penting dalam bidang farmasi dan kedokteran khususnya dalam
mempelajari desain dan interaksi molecular antar obat-obatan dengan system
metabolism tubuh. Bahkan secara alami, ikatan hydrogen terlibat aktif dalam
menghubungkan asam-asam amino penyusun protein dan basa-basa penyusun DNA.
Bersama dengan interaksi non kovalen lainnya, ikatan hydrogen berperan dalam
pembentukan struktur double-helix dari DNA.
Selain itu, ikatan hydrogen dalam suatu senyawa juga dapat mempengaruhi
struktur suatu molekul dalam fase padatnya, baik itu senyawa organic maupun
senyawa anorganik, yang pada akhirnya juga mempengaruhi system Kristal,parameter
sel, grub titik serta sifat keseluruha dari senyawa tersebut. Di dalam kisi Kristal ,
ikatan hydrogen seringkali teramati pada senyawa organic yang memiliki gugus
fungsi amida,alcohol maupun karboksilat, misalnya asam trinestik (Gambar 3) yang
membentuk struktur dua dimensi heksagonal (hexagonal sheets). Meskipun banyak
factor yang mempengaruhi kepolaran suatu molekul dan bersifat lebih dominan,
adanya gugus gugus fungsi tersebut mampu membentuk dipol dengan gugus atom
disekitarnya dan sekaligus membentuk ikatan hydrogen, sehingga secara tidak
langsung ikatan hydrogen juga ikut bereran dalam menentukan derajad kepolaran
suatu senyawa.

Dalam rangka sintesis dan desain arsitektur senyawa supramolekul maupun polimer
koordinasi, ikatan hydrogen juga menjadi salah satu factor utama karena kekuatan

yang dimilikinya (dibandingkan interaksi non-kovalen lainnya) dan memiliki


kemampuan pengarah yang baik. Ikatan hydrogen berpeluang untuk menghubungkan
satu molekul senyawa koordinasi dengan molekul lainnya sehingga dapat membentuk
struktur yang lebih kompleks, baik itu struktur rantai (1D chains), lembaran (2D
sheets) maupun jaringan (3D networks). Sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar
4, dengan adanya dua jenis ikatan hirogen yaitu antara H2O----3py3pz-et dan H2O---SCN, struktur senyawa kompleks [Fe(3py3pz-et)2(H2O)2(SCN)2] berkembang
menjadi 1D dan akhirnya membentuk lembaran 2D.

Meskipun hydrogen merupakan atom paling kecil dengan komposisi paling


sederhana yang ada di alam, namun keberadaanya cukup mampu memberikan warna
dalam menjelaskan interaksi-interaksi non kovalen. Konsep ikatan hydrogen ini terus
berkembang hingga kini khususnya mengenai derajad karakter kovalen yang dapat
dimiliki suatu ikatan hydrogen. Dengan bantuan NMR, beberapa ikatan hydrogen
dalam protein yang teramati mengindikasikan ikatan yang bersifat kovalen. Meskipun
demikian, konsep mengenai sifat kinetika dan dinamika ikatan hydrogen dalam
system yang dinamis relative tidak berubah dari sejak awal konsep ini diusulkan oleh
Linus Pauling.
Kevlar merupakan nama dagang dari polimer organik sintetik yaitu poli (pfenilena tereftalamida) yang termasuk dalam polimer aramida (aromatik poliamida).
Kevlar terkenal dengan sifatnya yang sangat kuat dan tahan terhadap suhu tinggi.
Dengan berat yang sama, kevlar memiliki kekuatan lima kali lebih kuat dari baja.
Kekuatan kevlar diperoleh dari ikatan hidrogen intra-molekuler dan interaksi
tumpukan aromatik-aromatik antar lembaran. Kevlar terdiri dari molekul-molekul
yang relatif rigid, yang membentuk struktur seperti lembaran-lembaran datar pada
protein sutra.

Gambar 22. Lembaran-lembaran Kevlar


Kevlar tahan terhadap api, memiliki kalor pembakaran 35x106 J/Kg dan kalor
jenis 1400 J/Kg. Kevlar tahan terhadap temperatur yang sangat tinggi mencapai 370
0

C, tidak memiliki titik lebur tetapi pada temperatur 427 0C akan terdekomposisi

menjadi gas. Kekuatan kevlar semakin besar pada temperatur yang rendah dan pada
temperatur yang tinggi kekuatan kevlar menurun, seperti pada temperatur 160 0C
kekuatan kevlar menurun 10% setelah 500 jam dan pada temperatur 260 0C kekuatan
kevlar menurun 50% setelah 70 jam.
Semua sifat kekuatan dan ketahanan kevlar disebabkan oleh ikatan hidrogen
dalam molekul polimernya, ikatan hidrogen tersebut juga yang mengakibatkan
polimer kevlar berbentuk radial. Gugus-gugus bebas yang dimiliki kevlar dapat
membentuk ikatan hidrogen pada bagian luarnya,sehingga dapat mengabsorp air dan
mempunyai sifat basah yang baik.Sifat ketahanan panas dari kevlar juga berasal dari
cincin aramidanya,sedangkan kekuatannya juga dipengaruhi oleh struktur para.

Gambar 23. Struktur poli (p-fenilena tereftalamida)

Polimer kevlar tersusun berupa poli para-fenilena tereftalamida dengan rumus


molekul sebagai berikut:

Gambar 24. Struktur Para-fenilena tereftalamida


Pada polimer kevlar, terjadi cross linking berupa ikatan hidrogen yang mengakibatkan
kevlar menjadi sangat kuat. Susunan monomer-monomer pada poli (p-fenilena
tereftalamida) digambarkan sebagai berikut:

Gambar 25. Struktur poli (p-fenilena tereftalamida)


Berdasarkan sifatnya yang sangat kuat dan tahan terhadap panas, kevlar banyak
digunaakan sebagai rompi antipeluru, helm antipeluru, glove, jaket, parasut, bahkan
papan ski.

a)

b)

c)

Gambar 26. Produk berbasis Kevlar a) jaket antipeluru b) glove c) jaket musim dingin

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.

Ikatan hydrogen yaitu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hydrogen


yang terikat pada atom elektronegatif dengan atom elektrogegatif lainnya.

2.

Ikatan hydrogen dibagi menjadi 2 jenis yaitu ikatan hydrogen intramolekul


dan ikatan hydrogen intermolekul.

3.

Conroh-contoh senyawa yang mempunyai ikatan hydrogen antara lain,


H2O,alcohol,asam karboksilat,etil asetat,dll.

4.

Ikatan hydrogen memberikan sifat pada suatu senyawa seperti titik leleh dan
titik didih tinggi, kalor peleburan dan kalor penguapan tinggi, tetapan
dielektrik tinggi

5.

Ikatan hydrogen mempunyai banyak peran, antara lain memberikan


kontribusi terhadap struktur dan sifat khas dari molekul, mempengaruhi
struktur suatu molekul dalam fase padatnya dan hydrogen berperan penting
dalam bidang farmasi dan kedokteran khususnya dalam mempelajari desain
dan interaksi molecular antar obat-obatan dengan system metabolism tubuh.

B. Saran
1.

Sumber pembuatan makalah ditambah referensi dari jurnal-jurnal penelitian.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogen
prananto.lecture.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai