PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua zat pada dasarnya terdiri dari atom-atom. Di alam terdapat ratusan jenis atom
sesuai dengan jenis unsur alam. Atom-atom sejenis bergabung membentuk molekul unsur,
sementara atom-atom yang berbeda jenis bergabung membentuk molekul senyawa.
Pembentukan molekul-molekul ini terjadi karena adanya ikatan melalui gaya tarik menarik
antar molekul-molekul tersebut.
Menurut konsep yang digunakan oleh IUPAC, terminologi ikatan kimia digambarkan
sebagai suatu bentuk interaksi elektrostatik antara atom hidrogen yang terikat pada atom
elektronegatif dengan atom elektronegatif lainnya. Interaksi elektrostatik tersebut diperkuat
oleh kecilnya ukuran atom hidrogen yang memudahkan terjadinya interaksi dippol-dipol
antara atom donor proton (D) dengan atom akseptor proton (A).
Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi
antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan.Walaupun lebih kuat dari
kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan
ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi
antara dua bagian dari molekul yang sama, dan berperan sebagai penentu bentuk molekul
keseluruhan yang penting. Ikatan hidrogen terjadi ketika sebuah molekul memiliki atom N,
O, atau F yang mempunyai pasangan elektron bebas (lone pair electron). Hidrogen dari
molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan
hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi
(>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas antara
atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin besar ikatan
hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin
besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O),
terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya
lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar
(karena paling tinggi perbedaan elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi
daripada asam florida.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut ikatan hydrogen?
2. Apa saja klasifikasi ikatan hydrogen ?
3. Apa saja senyawa yang memiliki ikatan hydrogen?
4. Apa saja sifat-sifat dari ikatan hydrogen?
5. Apa saja peran ikatan hydrogen?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari ikatan hydrogen.
2. Mengetahui Klasifikasi ikatan Hidrogen.
3. Mengetahui contoh-contoh senyawa yang mempunyai ikatan hydrogen.
4. Mengetahui sifat-sifat dari ikatan hydrogen.
5. Mengetahui peran ikatan hydrogen.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ikatan Hidrogen
Menurut konsep yang digunakan oleh IUPAC, terminology ikatan hydrogen
digambarkan sebagai bentuk interaksi elektrostatik antara atom hydrogen yang terikat
pada atom elektronegatif dengan atom elektrogegatif lainnya. Interaksi elektrostatik
tersebut diperkuat oleh kecilnya ukuran atom hydrogen yang memudahkan terjadi
interaksi dipol-dipol antara atom donor proton (D) dengan atom akseptor proton (A).
Ikatan hydrogen ini, yang digambarkan dengan garis putus-putus, dapat terjadi antar
molekul maupun intar molekul. Selain itu, kedua atom elekronegatif tersebut biasanya
(tetapi tidak harus) berasal dari baris pertama Tabel Periodik Unsur, yaitu
nitrogen,oksigen atau fluor.
Secara sederhana interaksi ini ditulis dengan D-H----A . Donor proton (D)
adalah atom elektronegatif yang mengikat hydrogen dan menyebabkan hydrogen
memiliki parsial positif sedangkan akseptor proton (A) merupakan atom
elektronegatif lain yang berinteraksi dengan parsial positif dari atom hydrogen
tersebut.
Ikatan hidrogen pada suatu molekul terjadi karena adanya gaya elektrostatik
antarmolekul yang saling berikatan. Ikatan tersebut terbentuk dari interaksi
antarmolekul senyawa kovalen polar yang memiliki nilai keelektronegatifan (momen
dipol) yang besar antara hidrogen dengan unsur yang berikatan dengannya. Ikatan
hidrogen tersebut dapat terjadi pada senyawa-senyawa yang memiliki gugus NHatau -OH pada senyawa-senyawa organik yaitu golongan-golongan amina dan
al\kolhol.
Kekuatan ikatan hydrogen bisa sangat berbeda antara berbagai system dan
tidak selalu berkorelasi dengan keasaman Bronsed dari donor proton. Hal ini
tergantung pada jenis atom elektronegatif yang mengikat atom hydrogen dan geometri
yang diadopsi oleh atom hydrogen dalam struktur molekulnya. Biasanya kekuatan
ikatan hydrogen berkisar 4-120 Kj/mol , dengan sebagian besar di bawal 60 Kj/mol.
Saat ini skala keasaman dan kebasaan ikatan hydrogen sedang dikembangkan,
sedangkan jenis-jenis geometri yang dapat diadopsi oleh atom hydrogen dalam
struktur molekul senyawanya ditunjukkan pada gambar 1.
Terdapat 2 jenis interaksi dalam ikatan hydrogen , yaitu interaksi primer dan
interaksi sekunder. Geometri yang ditampilkan pada Gambar 1 merupakan interaksi
hydrogen primer dimana interaksi terjadi secara langsung antara kelompok donor dan
kelompok akseptor. Sedangkan interaksi antara kelompok donor atau akseptor yang
saling bersebelahan membentuk interaksi ikatan hydrogen sekunder. Muatan parsial
pada atom yang bersebelahan ini dapat memberikan dampak berbeda yaitu dapat
meningkatkan kekuatan ikatan berdasarkan tarik menarik antara muatan parsial
berlawanan atau sebaliknya dapat juga mengurangi afinitaskarena tolakan antara
mutan parsial sejenis. Perbedaan kedua jenis ini tampak pada pasangan basa guannsitosin dalam DNA dan diilustrasikan pada Gambar 2.
Telah lama diketahui bahwa atom hidrogendapat ditarik secara serentak oleh
2 atom yang berbeda dengan keelektronegatifan tinggi (missal: X dan Y), sehingga
menunjukkan bilangan koordinasi dua. Pada keadaan ini, atom hydrogen bertindak
sebagai jembatan antara kedua spesi dan dapat dianggap sebagai dasar ikatan antara
kedua atom, tetapi jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen. Antaraksi seperti ini
dinamaka ikatan hydrogen, dan dapat dinyatakan dengan : X H --------Y.
Semua molekul yang mengandung gugus OH (baik organic maupun
anorganik), HF, HCN, dan semua molekul yang mengandung gugus NH
menunjukkan perilaku abnormal, seperti titik leleh dan titik didih tinggi, kalor
peleburan dan kalor penguapan tinggi, tetapan dielektrik tinggi dan sebagainya.
Beberapa contoh gejala ini disajikan pada gambar berikut:
besar senyawa anorganik adalah padatan yang dapat membentuk cairan terasosiasi
pada suhu cukup tinggi, sehingga ikatan hydrogen dianggap kurang bermakna.
Perkembangan difraksi sinar X mengubah pandangan tersebut, dan temuan
adanya ikatan hydrogen sebagai bukti penting dari hamper semua senyawa kristalin,
yang secara potensial mengandung gugus ikatan hydrogen. Dalam Kristal jenis ini,
ketidaknormalan jarak antara atom N,O dan F dalam suatu molekul berbeda, ini bukti
adanya ikatan hydrogen. Sebagai contoh, jarak terdekat dari dua atom oksigen yang
berdekatan dalam suatu Kristal adalah sekitar 3,3 sedangkan jika ikatan hydrogen
ada, jarak O O berkisar antara 2,4 sampai 2.9 .
Adanya ikatan hydrogen berperanan penting dalam membentukan struktur
Kristal suatu material. Contoh yang lain misalnya struktur tetrahedral dari es, dimana
setiap molekul H2O terikat melalui ikatan hydrogen dengan empat molekul air
lainnya. Contoh yang lain misalnya padatan HF, yang terdiri dari rantai zig zag tak
terhingga, dan bentuk Kristal dari asam oksalat yang mempunyai strukur linear.
Spectra infra merah raaman juga menunjukan bukti adanya ikata hydrogen.
Seperti diketahui bahwa pita spectra behubungan dengan vibrasi yang terasosiasi
dengan ikatan A-H yang menunjuan perubahan khas energy, intensitas dan bentuk
ketika A-H terlibat dalam ikatan hydrogen, vibrasi ulur menurunkan frekuensi
sedangkan vibrasi tekuk meningkatkan frekuensi.
Informasi tentang adanya ikatan hirogen juga dapat diketahui dari
spektroskopi NMR. Dari spectra ini pergeseran proton yang terlibat sangatlah peka
terhadap ikatan hydrogen, sehingga spektroskopi ini menjadi metode yang sangat
efektif.
Struktur atom secara fisik yang terlibat dalam ikatan hydrogen telah banyak
diketahui sebagai berbagai kasus. Yaitu jenis ikatan lurus asimetris dan tekuk
asimetris, dimana atom hydrogen lebih dekat kepada slah astu atom daripada atom
yang lain.ikatan hydrogen tekuk terjadi pada kasus dimana geometri hydrogen tidak
terletak pada sumbu X-Y. umumnya ikatan tekuk lebih lemah daripada ikatan lurus.
Jenis ketiga adalah ikatan simetris, terdapat dalam ion F-HF dan boleh jadi pada
ikatan OH-O
Selain itu terdapat bukti bahwa ikatan hydrogen juga asimetris. Contoh
khasnya dari fakta itu adalah struktur asam format dimer. Namun demikian pada
kasus seperti ikatan dalam Kristal KH2PO4, bukti asimetris dari ikatan hydrogen
tidak ditemukan sebab ada kesulitan dalam menentukan letak atom hydrogen secara
tepat. Energy sejumlah ikatan hydrogen telah diketahui dengan cermat.
Kekuatan ikatan hydrogen simetris dapat dijelaskan dengan orbital molekul
terdelokalisasi. Tiga cara kombinasi linier dari atom hydrogen akan menghasilkan
satu orbital bonding, satu orbital nonbonding dan satu orbital antibonding, yang
semuanya terdelokalisasi. Terdapat empat electron untuk menempati ketiga orbital
tersebut yang akan menghuni orbital bonding, nonbonding dan anti bondinguntuk
membentuk kulit atom yang dalam sehinggaakan dihasilkan ikatan tunggal
terdelokalisasi. Energy ikat hydrogen merupakan selisih antara ikatan tersebut dengan
energy ikatan tunggal terdelokalisasi. Keadaan ini tidak sedrhana seperti pada kasus
ikatan hydrogen yang asimetri, tetapi ikatan ini boleh terjadi lebih baik dipandang
sebagai karakter elektrostatik, walauoun tidak elektrostatik.
B. Klasifikasi Ikatan Hidrogen
Berdasarkan adanya ikatan hidrogen pada senyawa, terdapat 2 jenis:
1. Ikatan Hidrogen Intermolekular, yaitu ikatan hidrogen yang terjadi pada molekul
yang berbada (antar molekul). Contohnya reaksi antara H2O dengan Cl-(aq)
terdapat beberapa ikatan hidrogen yang terjadi antar molekul, yaitu H+ dan Clsebanyak pasangan elektron bebas disekitar ion Cl. (4 pasang elektron bebas).
Ketika sebuah substansi ionik dialrutkan dalam air, molekul air berkelompok
disekeliling ion yang terpisah. Proses ini disebut hidrasi. Air seringkali terikat pada
ion positif melalui ikatan koordinasi (kovalen dativ). Air berikatan dengan ion negatif
menggunakan ikatan hidrogen. Gambar 5. menunjukkan potensi terbentuknya ikatan
hidrogen pada ion klorida, Cl-. Meskipun pasangan mandiri pada ion klor terletak
pada tingkat-3 dan secara normal tidak akan cukup aktif utnuk membentuk ikatan
hidrogen, pada kasus ini mereka terbentuk lebih atraktif melalui muatan negatif penuh
pada klor.
molekul yang memiliki atom hidrogen tertarik secara langsung ke oksigen atau
nitrogen adalah ikatan hidrogen yang cakap. Seperti molekul yang akan selalu
memiliki titik didih yang tinggi dibandingkan molekul yang berukuran hampir sama
yang mengandung gugus -O-H atau -N-H. Ikatan hidrogen membuat molekul lebih
melekat (stickier), dan memerlukan lebih banyak energi kalor untuk memisahkannya.
Etanol, CH3CH2-O-H, dan metoksimetana, CH3-O-CH3, keduanya memiliki rumus
molekul yang sama, C2H6O.
Keduanya memiliki jumlah elektron yang sama, dan panjang molekul yang
sama. Daya tarik van der Waals (baik antara gaya dispersi dan dayatarik dipol-dipol)
pada keduanya akan sama. Bagaimanapun, etanol memiliki atom hirogen yang tertarik
secara langsung pada oksigen dan oksigen tersebut masih memiliki dua pasangan
mandiri seperti pada molekul air. Ikatan hidrigen dapat terjadi antara molekul etanol,
meskipun tidak seefektif pada air. Ikatan hidrogen terbatas oleh fakta bahwa hanya
ada satu atom hidrogen pada tiap molekul etanol dengan cukup muatan +. Alkohol
seperti juga air , membentuk asosiasi molekul dengan ikatan hidrogen :
Gambar 9. Ikatan hidrogen intramolekul dalam etanol dan intermolekul antara etanol
dengan air
Pada metoksimetana, pasangan mandiri pada oksigen masih terdapat disana,
tetapi hidrogen tidak cukup ion positif (+) untuk pembentukan ikatan hidrogen.
Kecuali pada beberapa kasus yang tidak biasa, atom hidrogen tertarik secara langsung
pada atom yang sangat elektronegatif untuk menjadikan ikatan hidrogen. Titik didih
etanol dan metoksimetana menunjukkan pengaruh yang dramatis bahwa ikatan
hidrogen lebih melekat pada molekul etanol.
Ikatan hidrogen pada etanol menghasilkan titik didih sekitar 100C. Sangat
penting untuk merealisasikan bahwa ikatan hidrogen eksis pada penambahan (in
addition) dayatarik van der Waals. Sebagai contoh, semua molekul berikut ini
mengandung jumlah elektron yang sama, dan dua yang pertama memiliki panjang
yang sama. Titik didih yang paling tinggi butan-1-ol berdasarkan pada penambahan
ikatan hidrogen.
H pendeknya terjadi juga ada amonia. Contohnya adalah molekul sederhana seperti
CH3NH2 (metilamin) sampai molekul yang panjang seperti protein dan DNA. Dua
untai double helix yang terkenal pada DNA berikatan satu sama lain melalui ikatan
hidrogen antara atom hidrogen yang tertarik oleh nitrogen pada salah satu untai, dan
pasangan mandiri pada nitrogen atau oksigen yang lain yang terletak pada untai yang
lain.
Amina-amina primer dan sekunder membentuk ikatan hidrogen , sedang amina
tersier tidak, karena tidak lagi mempunyai atom H di atom N-nya. Titik didih dimetil
amina (7 OC ) lebih tinggi daripada Trimetil Amina (4 OC ). Dalam air amina primer
dan sekunder bereaksi dengan air :
H
CH3
H [CH3NH3]+ + OH-
H
Gambar 11. Reaksi amina dalam air
Sebagian besar basa di atas ada dalam bentuk molekul, hingga basanya sangat lemah,
tidak seperti (CH3)4 NOH.
CuSO4.H2O + 4 H2O
Hal ini disebabkan karena H2O yang terakhir ini diikat dengan ikatan hidrogen.
Struktur dari CuSO4.5H2O terdapat pada Gambar berikut :
C) dan isomer para (279 oC ). Zat ini juga lebih mudah menguap dalam uapa air ,
lebih sukar larut dalam air daripada isomer meta dan para.
Bentuk orto-nitrofenol mengadakan ikatan hidrogen dalam molekul sedang
bentuk meta dan para mengadakan ikatan hidrogen antar molekul , hingga titik
didihnya relatif tinggi.
Dua asam amino dapat membentuk dipeptida, tiga asam membentuk tripeptida, dan
seterusnya. Protein adalah polipeptida dengan beratus-ratus ikatan peptida. Protein
berbeda-beda tergantung dari panjangnya rantai dan bentuk rantainya. Ikatan-ikatan
melintang terjadi bila dalam molekul terdapat atom S: -S S - . Dalam molekul protein
terdapat banyak sekali ikatanikatan hidrogen yaitu antara gugus NH - - - O = C - .
Ikatan hidrogen juga terdapat dalam asam nukleat, misalnya DNA
(deoxyribonucleic acid). Asam nukleat DNA tersusun dari satuan H3PO4, deoksiribose
dan basa purin (adenin dan guanin) atau pirimidin (sitosin dan timin).
Tiap asam fosfat, deoksiribose dan satu basa, membentuk nukleotida, misalnya:
deoksitimidin 5 fosfat.
Hidrida
Hidrida
Hidrida
Hidrida
golongan Td
golongan Td
golongan Td
golongan Td
IV A
VA
VI A
VII A
10
CH4
-164
NH3
-33
H2O
+100
HF
+20
18
SiH4
-112
PH3
-87
H2S
-61
HCl
-85
36
GeH4
-90
AsH3
-55
H2Se
-41
HBr
-67
54
SnH2
-50
SbH3
-18
H2Te
-2
HI
-35
yang memberikan sumbangan yang besar kepada pasangan electron ikatan yang
terlibat dalam ikatan . Bahwa dalam ikatan polar HX (X adalah N, O dan F)
sumbangan atom hydrogen berarti nisbi kecil kepada pasangan electron. Atom H
hampir merupakan proton telanjang pada ujung awan OM sigma HX. Pasangan
electron sunyi pada unsur X sendiri menyebabkan tarikan elektrostatik dengan proton
yang sangat positif. Hasil ikatan ini disebut ikatan hydrogen.
Bila diurutkan, penyimpangan titik didih NH3, H2O, dan HF dari titik didih
hidrida pada periode bentuknya dalam golongan yang sama adalah H2O>NH3>HF.
Urutan penyimpangan titik didih tersebut disebabkan karena atom N dalam molekul
NH3 hanya mempunyai 1 pasang elektron bebas, sedangkan atom O dalam molekul
H2O mempunyai 2 pasang electron bebas yang dapat disumbangkan pada atom
hidrogen untuk membentuk ikatan hydrogen.
Karena keelektronegatifan atom O lebih besar dari keelektronegatifan atom N,
maka ikatan hidrogen pada N-H . N lebih lemah dari ikatan hidrogen pada O-H.
O. Walaupun ikatan hidrogen pada F-H . F lebih besar dari pada keelektronegatifan
O, tetapi karena molekul HF hanya mempunyai 1 atom H sedangkan H2O mempunyai
2 atom H yang dapat membentukikatan hidrogen maka penyimpangan titik didih HF
juga lebih kecil dibandingkan dengan penyimpangan titik didih H2O. Anomali pada
H2O massa jenis es adalah 0,5 g/cm3 dan setelah es melebur menjadi air, maka massa
jenis air adalah maksimum pada 4C yaitu 1 g/cm3.
Fakta diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari eksperimen dengan sinar X dapat diketahui bahwa dalam kristal, setiap atom O
pada molekul H2O dikelilngi oleh 4 atom H dalam bentuk tetrahedral. Dua atom H
membentuk ikatan kovalen dengan atom O tersebut dan 2 atom H yang lain
membentuk ikatan hydrogen seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar Ikatan hydrogen tetrahedral
Setiap molekul H2O akan berikatan dengan 4 molekul H2O yang lain melalui
ikatan hidrogen dalam bentuk tetrahedral. Karena ada ikatan hidrogen dalam bentuk
tetrahedral tersebut, maka kristal es merupakan struktur berongga. Pada waktu es
melebur, sebagian dari ikatan hidrogen tersebut dapat putus, sehingga struktur
rongganya mengalami kerusakan. Akibatnya adalah ruangan antara moleku-molekul
akan menjadi lebih kecil sehingga volume akan berkurang dan massa jenisnya akan
bertambah.
Apabila H2O dipanaskan dari 0C sampai 4C, maka makin banyak ikatan
hidrogen yang dapat diputuskan sehingga molekul-molekul H2O makin berdekatan
satu sama lain dan terjadi kontrasi atau pengurangan volume.
Pada suhu di atas 4C efek pemuaiannya lebih berperan sehingga volume menjadi
lebih besar dan massa jenis menjadi lebih kecil. Pasangan elektron bebas (lone pair
electron). Hidrogen dari molekul lain akan berinteraksi dengan pasangan elektron
bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi mulai dari
yang lemah (1-2 kJ mol-1) hingga tinggi (>155 kJ mol-1).
Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh perbedaan elektronegativitas
antara atom-atom dalam molekul tersebut. Semakin besar perbedaannya, semakin
besar ikatan hidrogen yang terbentuk. Ikatan hidrogen memengaruhi titik didih suatu
senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun,
khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya
jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang
seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar (karena paling tinggi perbedaan
elektronegativitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida.
Sifat-sifat ikatan Hidrogen antara lain :
1.
Wujud cair, ikatan hidrogen antara satu molekul H2O dengan molekul H2O yang
lain mudah putus, akibat gerak termal atom-atom H dan O. Namun dapat
tersambung dengan molekul H2O yang letaknya relatif lebih jauh.
2.
Wujud padat, ikatan hidrogennya lebih stabil karena energi termalnya lebih
rendah dari energi ikat hidrogen : kristal es (suhunya lebih rendah)
karena air merupakan pelarut polar dan senyawa tersebut dapat membentuk ikatan
hidrogen dengan air. Senyawa yang tidak mampu membentuk ikatan hidrogen
umumnya kelarutan dalam airnya rendah.
Selain senyawa amonia adapun beberapa senyawa lain yang dapat larut dalam
air dan membentuk ikatan hidrogen yaitu alkohol, asam karboksilat, amina, dan
glukosa. Senyawa-senyawa tersebut memiliki struktur yang bersifat polar, sehingga
dapat larut dalam air dan terdapat ikatan (gaya) elektrostatis antara atom hidrogen
dengan atom yang memiliki nilai keelektronegatifan tinggi.
Senyawa yang memiliki ikatan hidrogen akan memiliki titik didih lebih tinggi
daripada molekul yang memilih ikatan Van der Waals atau gaya tarik dipol-dipol.
Hubungan antara kelarutan dengan titik didih berhubungan erat dengan ikatan pada
atom hidrogen dengan molekul yang berikatan dengannya.
Dalam rangka sintesis dan desain arsitektur senyawa supramolekul maupun polimer
koordinasi, ikatan hydrogen juga menjadi salah satu factor utama karena kekuatan
C, tidak memiliki titik lebur tetapi pada temperatur 427 0C akan terdekomposisi
menjadi gas. Kekuatan kevlar semakin besar pada temperatur yang rendah dan pada
temperatur yang tinggi kekuatan kevlar menurun, seperti pada temperatur 160 0C
kekuatan kevlar menurun 10% setelah 500 jam dan pada temperatur 260 0C kekuatan
kevlar menurun 50% setelah 70 jam.
Semua sifat kekuatan dan ketahanan kevlar disebabkan oleh ikatan hidrogen
dalam molekul polimernya, ikatan hidrogen tersebut juga yang mengakibatkan
polimer kevlar berbentuk radial. Gugus-gugus bebas yang dimiliki kevlar dapat
membentuk ikatan hidrogen pada bagian luarnya,sehingga dapat mengabsorp air dan
mempunyai sifat basah yang baik.Sifat ketahanan panas dari kevlar juga berasal dari
cincin aramidanya,sedangkan kekuatannya juga dipengaruhi oleh struktur para.
a)
b)
c)
Gambar 26. Produk berbasis Kevlar a) jaket antipeluru b) glove c) jaket musim dingin
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
2.
3.
4.
Ikatan hydrogen memberikan sifat pada suatu senyawa seperti titik leleh dan
titik didih tinggi, kalor peleburan dan kalor penguapan tinggi, tetapan
dielektrik tinggi
5.
B. Saran
1.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_hidrogen
prananto.lecture.ub.ac.id