Anda di halaman 1dari 3

A.

Sifat Fisika Aldehid


1. Titik didih
Aldehid sederhana seperti metanal memiliki wujud gas dengan titik didih
(-21C) dan etanal memiliki titik didih +21C. Ini berarti bahwa etanal akan
mendidih pada suhu yang mendekati suhu kamar. Aldehid lainnya berwujud cair,
dengan titik didih yang semakin meningkat apabila molekul semakin besar.
Besarnya titik didih dikendalikan oleh kekuatan gaya-gaya antar-molekul, yaitu :
a. Gaya dispersi van der Waals
Gaya tarik ini menjadi lebih kuat apabila molekul menjadi lebih panjang dan
memiliki lebih banyak elektron. Peningkatan gaya tarik ini akan meningkatkan
ukuran dipol-dipol temporer yang terbentuk. Inilah sebabnya mengapa titik didih
meningkat apabila jumlah atom karbon dalam rantai juga meningkat pada aldehid
b. Gaya tarik dipol-dipol van der Waals
Aldehid adalah molekul polar karena adanya ikatan rangkap C=O. Seperti
halnya gaya-gaya dispersi, juga akan ada gaya tarik antara dipol-dipol permanen
pada molekul-molekul yang berdekatan. Ini berarti bahwa titik didih akan menjadi
lebih tinggi dibanding titik didih hidrokarbon yang berukuran sama, yang mana
hanya memiliki gaya dispersi. Misalnya, titik didih dari tiga senyawa hidrokarbon
yang memiliki besar molekul yang mirip. Ketiga senyawa ini memiliki panjang
rantai yang sama, dan jumlah elektronnya juga mirip (walaupun tidak identik).

molekul Tipe titik didih (C)
CH
3
CH
2
CH
3
Alkana -42
CH
3
CHO aldehid +21
CH
3
CH
2
OH alkohol +78

Pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa aldehid (yang memiliki gaya tarik
dipol-dipol dan gaya tarik dispersi) memiliki titik didih yang lebih tinggi dari alkana
berukuran sebanding yang hanya memiliki gaya dispersi. Akan tetapi, titik didih
aldehid lebih rendah dari titik didih alkohol. Hal ini terjadi karena pada alkohol
terdapat ikatan hidrogen dan dua jenis gaya-tarik antar molekul lainnya (gaya-
tarik dipol-dipol dan gaya-tarik dispersi). Walaupun aldehid merupakan molekul
yang sangat polar, namun aldehid tidak memiliki atom hidrogen yang terikat
langsung pada oksigen, sehingga tidak bisa membentuk ikatan hidrogen
sesamanya.

2. Kelarutan dalam air
Aldehid yang kecil dapat larut secara bebas dalam air tetapi kelarutannya
berkurang seiring dengan pertambahan panjang rantai. Sebagai contoh, metanal,
etanal dan propanal yang merupakan aldehid berukuran kecil dapat bercampur
dengan air pada semua perbandingan volume. Alasan mengapa aldehid yang
kecil dapat larut dalam air adalah bahwa walaupun aldehid tidak bisa saling
berikatan hidrogen sesamanya, namun keduanya bisa berikatan hidrogen
dengan molekul air.
Salah satu dari atom hidrogen yang sedikit bermuatan positif dalam
sebuah molekul air bisa tertarik dengan baik ke salah satu pasangan elektron
bebas pada atom oksigen dari sebuah aldehid untuk membentuk sebuah ikatan
hidrogen.








Selain karena adanya ikatan hidrogen antara air dan molekul
aldehid,adanya gaya dispersi dan gaya tarik dipol-dipol antara aldehid dengan
molekul air menyebabkan aldehid berukuran kecil dapat larut dalam air.
Pembentukan gaya-gaya tarik ini melepaskan energi yang membantu menyuplai
energi yang diperlukan untuk memisahkan molekul air dan aldehid atau keton
satu sama lain sebelum bisa bercampur.
Apabila panjang rantai meningkat, maka "ekor-ekor" hidrokarbon dari
molekul-molekul (semua hidrokarbon sedikit menjauh dari gugus karbonil) mulai
mengalami proses di atas. Dengan menekan diri diantara molekul-molekul air,
ekor-ekor hidrokarbon tersebut memutus ikatan hidrogen yang relatif kuat antara
molekul-molekul air tanpa menggantinya dengan ikatan yang serupa. Ini menjadi
proses yang tidak bermanfaat dari segi energi, sehingga kelarutan berkurang.

Anda mungkin juga menyukai