Air dalam
Bahan Pangan
Oleh: Elva Amurita Zebua, S.TP., M.Si PRODI TEKNOLOGI REKAYASA PANGAN
P O L I TA N I PAYA K U M B U H
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu menjelaskan sifat-sifat
air dan peranannya dalam bahan pangan
secara tepat
Mahasiswa mampu menganalisis hubungan
kadar air dan aktivitas air (Aw) terhadap
mutu pangan dengan benar
Indikator
Ketepatan dalam menjelaskan sifat-sifat
air dan peranannya dalam bahan pangan
Ketepatan dalam menganalisis hubungan
kadar air dan aktivitas air (Aw) terhadap
mutu pangan
Struktur air
Sifat fisik dan kimia air
Peran air dalam bahan pangan
Tipe – tipe air
Kadar air
Aktivitas air (Aw)
Sifat Fisik
Rumus molekul : H2O
Massa molar : 18,02 g/mol
Volume molar : 55,5 mol/ L
Kerapatan : fase cair 1000 kg/m3
: fase padat 917 kg/m3
Titik leleh : 0oC
» Air tidak berwarna, berasa dan berbau
Titik didih : 100oC
» Air terdiri atas 3 fase yaitu padat, cair
Titik beku : 0oC dan gas
Kalor jenis : 4186 J/ (kg.K) » Air memiliki sifat unik yang disebut
Massa jenis : 1 g/m3 triple point.
Triple
Point
Apabila air dipanaskan, maka jumlah molekul air akan menurun dan ikatan hidrogen akan
terputus. Bila suhu semakin tinggi dan tekanan semakin naik, maka molekul air akan bergerak
dengan sangat cepat dan lama kelamaan akan terlepas dari permukaan, sehingga menjadi gas.
Artinya air berada dalam keadaan molekul bebas.
Apabila air diturunkan suhunya, maka terjadi pelepasan panas, pergerakan molekul air menjadi
lambat, sehingga volumenya mengecil. Pengecilan volume terjadi hanya sampai pada suhu 4 oC.
Ketika suhu air diturunkan sampai 0 oC, volume air akan kembali mengembang. Setelah
mencapai suhu 0 oC, panas akan kembali dilepaskan, dan terbentuklah kristal es dengan volume
yang meningkat secara mendadak.
Perubahan volume air akibat perubahan suhu
BESTadalah fenomena air yang disebut anomali air.
FOR You 8
O R G A N I C S C O M P A N Y
Sifat Kimia
1. Air kapiler
Merupakan air yang terikat dalam rongga-rongga jaringan kapiler yang halus dari bahan
pangan, mempunyai tekanan uap yang sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tekanan
uap air bebas.
2. Air terlarut
Merupakan air yang terdapat dalam bahan padat dan seakan-akan larut dalam bahan
tersebut. Apabila air terlarut akan diuapkan dari bahan makanan maka air tersebut harus
berdifusi dari bagian dalam melalui bahanbahan padat.
Kebanyakan bahan makanan mengandung sejumlah besar bahan-bahan yang larut dalam
air, seperti gula, garam mineral, asam-asam organik, dan vitamin.
3. Air adsorpsi
Merupakan air yang terikat pada permukaan. Air ini merupakan keseimbangan dari uap
air yang ada di udara sekelilingnya sehingga jumlahnya dipengaruhi oleh kelembaban dan
suhu lingkungan. Semakin halus butir-butir padatan akan semakin banyak air yang
teradsorpsi, sebab luas permukaan persatuan berat
BEST FOR Youbertambah.
O R G A N I C S C O M P A N Y
16
Air Terikat secara Kimia
Energi yang mengikat air jenis ini relatif besar sehingga diperlukan suhu
yang lebih tinggi untuk menguapkannya. Air terikat secara kimia ada dua
jenis yaitu:
1. Air Kristal
Merupakan air yang terdapat dalam bentuk kristal (hidrat) yang
dibentuk oleh garam-garam mineral pada bahan makanan, dan terikat
sebagai molekul-molekul dalam bentuk H2O. Pembentukan air kristal
sering dijumpai pada eksikator pengeringan.
2. Air konstitusi
Merupakan air yang terikat secara kimia dengan senyawaan bahan
makanan dan merupakan bagian dari molekul senyawa padatan
tertentu (bukan dalam bentuk H2O). Meskipun demikian, apabila
senyawa padatan tersebut terurai maka unsur H dan O akan ke luar
sebagai molekul H2O, untuk mengeluarkannya dibutuhkan suhu yang
tinggi. BEST FOR You 17
O R G A N I C S C O M P A N Y
Tipe-tipe air berdasarkan derajat keterikatannya
1. Tipe I : air terikat secara kimia dengan molekul lain melalui ikatan hidrogen. Air ini tidak
dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan mikroba.
2. Air tipe II : air yang berada dalam permukaan pangan yang bersifat hidrofilik dan
membentuk layer, baik monolayer maupun multilayer
3. Air tipe III : disebut juga air bebas. Molekul air terikat secara fisik dalam jaringan bahan
pangan, seperti pada membran, kapiler, serat. Dapat digunakan untuk pertumbuhan oleh
mikroba
4. Air tipe 4 : air murni, tidak terikat pada bahan pangan.
Hubungan antara Aw dengan kadar air mengikuti pola tertentu. Secara umum
adalah bersifat sebanding, namun tidak linier, melainkan membentuk kurva
sigmoid (disebut juga dengan kurva isoterm sorpsi air).
2 bentuk kurva isoterm sorpsi air:
1. Adsorpsi, adalah kurva yang dimulai
dari kondisi bahan kering hingga
kondisi basah. Contohnya pada saat
terjadinya penyerapan air.
2. Desorpsi, adalah kurva yang dimulai
dari kondisi bahan basah hingga
kondisi kering. Contohnya pada saat
terjadinya pengeringan.
Hubungan Aw dengan
laju reaksi relatif pada
bahan pangan
Reaksi maillard adalah reaksi pencoklatan yang terjadi secara non-enzimatis. Biasanya terjadi pada
pangan yang mengandung komponen gula pereduksi dan gugus amin.
Pada awal reaksi, gula pereduksi atau gugus amin akan bereaksi membentuk basa Schiff dan
membebaskan air. Peningkatan aw akan mempercepat maillard, dan maksimum pada aw 0.7
Mikroba pembusuk seperti bakteri, kapang, dan khamir dapat merusak pangan
apabila tersedia air bebas (tipe 3) yang cukup.
Aw pertumbuhan mikroba secara umum:
1. 0.91 : bakteri
2. 0.88 : khamir
3. 0.80 : kapang
4. 0.75 : bakteri halofilik
5. 0.65 : kapang serofilik
6. 0.60 : khamir osmofilik
7. <0.60 biasanya mikroba tidak bisa tumbuh dan berkembang
TUGAS: CARI KISARAN AW YANG DAPAT DIGUNAKAN OLEH MIKROBA UNTUK AKTIVITASNYA
BESERTA BAHAN PANGAN YANG BERPOTENSI DITUMBUHINYA (MINIMAL 5)
BEST FOR You
O R G A N I C S C O M P A N Y
25
BEST FOR You 26
O R G A N I C S C O M P A N Y
Pengukuran Kadar Air
1. Metode langsung
2. Metode tidak langsung
a) Pengeringan dengan oven
a) Metode listrik-elektronika
b) Metode desikasi kimia
b) Penyerapan gelombang mikro
c) Metode termogravimetri
c) Penyerapan sonik dan ultrasonik
d) Metode destilasi
d) Metode spektroskopi
e) Metode Karl Fischer
29
Thank You
Elva Amurita Zebua
+6281328759103
amuritazebua@gmail.com