Anda di halaman 1dari 11

KELARUTAN SUATU SENYAWA

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu,


zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan
dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu
pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat
tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut.
Contohnya adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris
lebih tepatnya disebut miscible.

Komponen yang ada dalam jumlah kecil dinyatakan sebagai zat


terlarut atau solute, sedangkan komponen yang ada dalam lebih besar
dinyatakan sebagai pelarut atau solven. Pernyataan sebagai pelarut dan zat
terlarut dapat dipertukarkan misalnya: dalam campuran 10% aseton, 90%
air, aseton adalah zat terlarut dan air adalah pelarut, tetapi dalam campuran
10% air dan 90% aseton, aseton bertindak sebagai pelarut sedangkan air
bertindak sebagai zat terlarut. Secara umum ada batas kelarutan solute
dalam solven. Jika batas tersebut terpenuhi, penambahan solute lebih lanjut
akan mencapai kesetimbangan antara solut yang larut dan yang tidak larut.
Larutan dalam tingkatan ini disebut larutan jenuh. Larutan yang
menggunakan air sebagai pelarut disebut sebagai larutan berair (aquous
solution).

Jumlah bagian pelarut di perlukan


NO Istilah Kelarutan
untuk malarutkan 1 bagian air

1 Sangat mudah larut kurang Dari 1

2 Mudah larut 1 10

3 Larut 10 30

4 Agak sukar larut 30-100

5 Sukar Larut 100-1.000

6 Sanagat Sukar Larut 1.000-10.000

7 Praktis Tidak larut lebih dari 10.000

Istilah Kelarutan
PENGARUH TEMPERATURE PADA KELARUTAN

Kelarutan suatu zat berwujud padat semakin tinggi, jika suhunya


dinaikkan. Dengan naiknya suhu larutan, jarak antarmolekul zat padat
menjadi renggang. Hal ini menyebabkan ikatan antarzat padat mudah
terlepas oleh gaya tarik molekul-molekul air, sehingga zat tersebut mudah
larut.

STRUKTUR KIMIA DAN KELARUTANNYA

like dissolves like adalah aturan yang biasa digunakan untuk


kelarutan solute selaku dengan sehubungan dengan karakter kimia yaitu
sifat alamiah zat terlarut dan pelarut. Karakter kimia disini terutama dalam
polaritas dan komposisi. Sebagai contoh, paraffin larut dengan cepat dalam
benzene, tetapi gula polihidroksil larut dalam air dan tidak larut dalam
benzene.

Aturan pasti untuk menentukan kelarutan suatu senyawa tidak dapat


disusun sebagai ukuran, muatan dan struktur electron dari suatu senyawa,
tetapi secara umum dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Karena memiliki energy kisi yang lebih rendah, ion besar membentuk
senyawa yang lebih larut. Sesium iodioda sepuluh kali lebih larut
disbanding natrium iluorida.
b. Padatan yang mempunyai rapat muatan ionic lebih tinggi, kelarutan
lebihrendah dalam solven berair dan polar. Barium oksida 2000 kali
lebih larut disbanding magnesium oksida.
c. Jika salah satu senyawa adalah garam ionic yang mempunyai ukuran
sangat kecil jika dibandingkan dengan yang lain, tidak akan terbentuk
kisi yang rapat, dengan kata ;lain energy kisinya rendah. Magnesium
sulfat dan barium sulfat menurut kesimpulan kedua di atas BaSO4
harusnya lebih larut sebab Ba2+ mempunyai rapat muatan yang lebih
rendah. Fakta menunjukkan bahwa MgSO4 lebih mudah larut. Hal ini
disebabkan oleh ketidakmampuan dari kecilnya ukuran ion Mg 2+ untuk
membentuk kisi yang rapat maka akan membentuk hidrat untuk menata
kisi dalam matrik sulfat.
d. Polarisasi ion dlam Kristal. Polarisari kation oleh anion menunjukkan
bahwaadanya ikatan kovalen, sehingga kelarutan senyawa menurun.

MEKANISME PELARUTAN SENYAWA IONIK DALAM MEDIUM AIR

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta
mil) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga
dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air,
dan lautan es. Air dalam obyek-obyek tersebut bergerak mengikuti suatu
siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan
tanah (runof, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.

Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu
atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau
pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang
memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti
garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.

Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak
umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan
antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel
periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas,
sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik,
terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor,
dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan
dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan
normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk
fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif
ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).

Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat dari
pada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan
positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom
oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air
memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-
molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling
berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya
menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan
hidrogen.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak
zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan
padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).

0o 20o 50o 100o

Massa jenis (g/cm3) 0.99987 0.99823 0.9981 0.9584

Panas jenis (kal/goC) 1.0074 0.9988 0.9985 1.0069

Kalor uap (kal/g) 597.3 586.0 569.0 539.0

Konduktivitas termal 1.39


1.40 10-3 1.52 10-3 1.63 10-3
(kal/cmsoC) 10-3

Tegangan permukaan
75.64 72.75 67.91 58.80
(dyne/cm)

178.34
Laju viskositas (g/cms) 100.9 10-4 54.9 10-4 28.4 10-4
10-4

Tetapan dielektrik 87.825 80.8 69.725 55.355

Jumlah molekul air yang diikat tidak harus sama, tetapi bergantung pada:
1. Ukuran ion, makin kecil kemampuan gerak makin besar, daya hantar
makin besar, kemempuan mengikat makin besar.
2. Muatan ion, makin besar muatan ion, kemampuan mengikat H 2O
semakin besar.

PERAN AIR SEBAGAI SOLVENT

Pelarut digunakan sehari-hari untuk mencuci, contohnya mencuci


tubuh manusia, pakaian, lantai, mobil, makanan, dan hewan. Selain itu,
limbah rumah tangga juga dibawa oleh air melalui saluran pembuangan.
Pada negara-negara industri, sebagian besar air terpakai sebagai pelarut. Air
dapat memfasilitasi proses biologi yang melarutkan limbah. Mikroorganisme
yang ada di dalam air dapat membantu memecah limbah menjadi zat-zat
dengan tingkat polusi yang lebih rendah.

Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan


banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair
dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air
dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi
(berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-). Jika suatu padatan ionic
dimasikkan kedalam air, karena interaksi ion dipole, molekul air
mengarahkan molekul airnya sendiri pada permukaan padatan dengan jalan
ujung negatifnya kearah kation dan ujung pogatifnya mengarah ke anion.
Pada permukaan padatan daya tarik antar ion lemah karena adanya daya
tarik solute-solven. Permukaan ion dapat tertarik ke dalam larutan sebagai
ion terhidrat. Solute ionic mempunyai kelarutan lebih tinggi dalam solven
yang mempunyai konstanta dielektrik lebih tinggi, karena adanya penurunan
daya tarik antar ion yang lebih besar.

SIFAT FISIKA DAN KIMIA PADA SENYAWA AIR

Informasi dan sifat-sifat


Nama
air
sistematis
Nama aqua, dihidrogen monoksida,Hidrogen
alternatif hidroksida
Rumus
H2O
molekul
Massa molar 18.0153 g/mol
Densitas dan 0.998 g/cm (cariran pada 20 C)
fase 0.92 g/cm (padatan)
Titik lebur 0 C (273.15 K) (32 F)
Titik didih 100 C (373.15 K) (212 F)
Kalor jenis 4184 J/(kgK) (cairan pada 20 C)

Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu
molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen
pada satu atom oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar)
dan suhu 273,15 K (0 oC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam,
gula, asam, beberapa jenis gas dan senyawa organik (Scientist N., 2010).
Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar,
sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil
diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat
kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar
molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam
satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen
yang terikat dalam molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang
menyebabkan air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas air sangat
menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004). Hal sama
dikemukakan oleh Dugan (1972), Hutchinson (1975) dan Miller (1992) yang
menyatakan bahwa air memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh
senyawa kimia lain. Diantara sifat-sifat tersebut adalah : Air memiliki titik
beku 0 oC dan titik didih 100 oC (jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan
secara teoritis), sehingga pada suhu sekitar 0 oC sampai 100 oC yang
merupakan suhu yang sesuai untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini
sangat menguntungkan bagi makhluk hidup, karena tanpa sifat ini, air yang
terdapat pada jaringan tubuh makhluk hidup maupun yang terdapat di laut,
sungai, danau dan badan perairan yang lain mungkin ada dalam bentuk gas
ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan dalam kehidupan adalah air
dalam bentuk cair.

Air memiliki perubahan suhu yang lambat. Sifat ini merupakan


penyebab air sebagai penyimpan panas yang baik, sehingga makhluk hidup
terhindar dari ketegangan akibat perubahan suhu yang mendadak. Suhu
lingkungan akan terjaga tetap sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk
kehidupan. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia, sehingga
disebut sebagai pelarut universal. Sifat ini memungkinkan terjadinya
pengangkutan nutrien yang larut ke seluruh jaringan makhluk hidup dan
pengeluaran bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh
makhluk hidup. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Sifat ini
mengakibatkan air dapat membasahi suatu bahan secara baik. Hal ini juga
dapat mendukung terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk
bergerak dalam pipa kapiler. Keuntungan dari adanya sistem kapiler dan sifat
sebagai pelarut yang baik menyebabkan air dapat membawa nutrien dari
dalam tanah ke dalam jaringan tumbuhan (akar, batang dan daun). Air
merupakan satu-satunya senyawa yang mengembang ketika membeku. Hal
ini mengakibatkan densitas es lebih rendah daripada air, sehingga es akan
mengapung di atas air. Keuntungan yang diperoleh dari sifat ini adalah
kehidupan organisme akuatik pada daerah beriklim dingin tetap
berlangsung, karena air yang membeku hanya ada di permukaan perairan
saja.

SIFAT DAN SISTEM AIR

Sebagian besar organisme hidup, sekitar 70 % nya terdiri dari air. Pada
chapter ini akan dibahas tentang sifat fisik dan sifat kimia air. Diawali dengan
interaksi antar molekul air itu sendiri, sampai interaksinya dengan
biomolekul lain dalam sistem hidup. Dalam chapter ini juga akan dibahas
tentang ionisasi yang terjadi pada air menjadi ion OH - dan H+. Ion yang
terbentuk ini akan berpengaruh pada berbagai proses biomolekul dalam
sistem hidup, seperti protein, asam nukleat, dan lemak. Air dalam interaksi
memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan hidrogen antar molekulnya
atau dengan komponen lain.

A. INTERAKSI LEMAH DI DALAM SISTEM LARUTAN

Ikatan hidrogen antar molekul air, mendorong terbentuknya gaya


kohesi yang menjadikan fasa cair pada temperatur kamar, dan menajdi
kristal es pada temperatur rendah yang ekstrim. Biomolekul polar mudah
larut dalam air, karena terjadi pergantian interaksi air-air dengan air-solute
yang lebih stabil dan kuat. Sebaliknya, biomolekul nonpolar akan
mengganggu interaksi air-air, tetapi tidak memungkinkan akan terbentuk
interaksi air-solute yang ikatannya lebih lemah dari pada air-air. Sehingga
kelarutan biomolekul non-polar sangat sedikit dalam air.

Ikatan hidrogen, ionik, dan ikatan van der walls yang notabene lemah,
semuanya dapat membentuk pengaruh yang sangat besar pada struktur 3
dimensinya.

Ikatan hidrogen memberikan sifat air yang tidak biasa

Air memiliki titik didih, titik lebur, dan panas penguapan yang lebih
tinggi dari pada pelarut lain. Sifat yang tidak biasa ini, sebagai konsekuensi
dari interaksi yang sangat berdekatan antar molekul air yang memberikan
gaya kohesi yang sangat besar.

Pada struktur elektroniknya, atom hidrogen sharing elektron dengan


atom pusat oksigen. Pada bentuk geometrinya, terjadi hibridisasi sp 3 pada
orbital oksigen. Sehingga pasangan elektron menempati daerah dengan
membentuk geometri tetrahedron. Ikatan H-O pada air di desak oleh Lone
Pair sehingga sudut ikatannya mengecil menjadi 104,5.

Pada molekul air, oksigen sangat bersifat elektronegatif. Karena sifat


ini Oksigen dapat membentuk interaksi lemah dengan Hidrogen dari molekul
air yang lain. Ikatan ini yang kemudian disebut ikatan Hidrogen. Ikatan
kovalen O-H memiliki jarak 0,0965 nm sedangkan ikatan Hidrogen O-H
memiliki jarak 0,177 nm. Nilai ini memiliki selisih yang sangat sedikit.
Sehingga gaya kohesi yang dimiliki air sangat kuat, karena ikatan antar
molekulnya (ikatan Hidrogen) sangat kuat.

Air dapat membentuk ikatan hidrogen dengan senyawa polar

Keunikan ikatan hidrogen tidak hanya terjadi pada struktur air. Ikatan
hidrogen terbentuk dari atom elektronegatif (biasanya Nitrogen atau Oksigen
yang memiliki lone pair) dengan Hidrogen yang berikatan kovalen dengan
atom elektronegatif yang lain. Berikut merupakan beberapa ikatan Hidrogen
yang terjadi dalam sistem hidup.
Gambar 1

Ikatan hidrogen kekuatannya lebih kuat ketika molekul yang berikatan


berada pada arah garis lurus dengan molekul yang diikat. Pada arah yang
tepat, ikatan hidrogen dapat terbentuk pada dua atom hidrogen sekaligus
pada struktur geometrinya. Hal ini menjadi sangat penting ketika membahas
struktur tiga dimensi dari protein dan asam amino.

Interaksi elektrostatic dengan zat terlarut bermuatan

Air merupakan pelarut polar. Air dapat melarutkan dengan mudah


senyawa yang bersifat polar. Senyawa yang dapat larut ini kemudian disebut
sebagai senyawa Hidrofilik. Sebaliknya, pelarut non-polar seperti klorofom
dan benzena dapat melarutkan senyawa non-polar sebagai contoh lilin dan
lemak. Pelarut ini kemudian disebut sebagai senyawa Hidrofobik.

Air melarutkan garam seperti NaCl dengan menstabilkan dan


menghidrasi ion Na+ dan Cl-. Interaksi ini berpengaruh sama seperti halnya
pada biomolekul bermuatan. Senyawa dengan gugus fungsi ion karboksilat,
ion amina, phospat ester, dan anhidrit. Air melarutkan senyawa dengan
memindahkan ikatan hidrogen solut-solut dengan ikatan hidrogen solut-
water yang kemudian terjadi pembentukan interaksi elektrostatic antar
molekul zat terlarut.

Berikut ini adalah senyawa polar, non-polar, dan amphoter dalam


biomolekul-biomolekul tertentu.
Gambar 2

kenaikan entropi sebagai jumlah kristal yang terlarut

Sebagaimana garam NaCl yang dilarutkan membentuk ion Na + dan Cl-


meninggalkan kisi kristal sehingga memiliki kebebasan pergerakan yang
lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Hasilnya kenaikan entropi, yang mana
merupakan pengaruh paling besar dalam pelarutan garam NaCl dalam air.
Dalam terminologi termodinamika, terbentuknya larutan berkaitan erat
dengan energy Gibbs. . Dimana nilainya positive kecil dan bernilai positive
tinggi, sehingga diperoleh nilai yang negatif.

Gas non-polar yang sedikit larut dalam air

Gas CO2, H2, dan N2 merupakan gas yang sedikit larut dalam air.
Pergerakan dari molekul dengan ketidakteraturan tinggi pada fase gas dalam
larutan berair, mendesak pergerakan mereka dan pergerakan molekul air,
sehingga terjadi penurunan entropi. Gas non-polar dan penurunan entropi
pada sistem, ketika mereka disatukan dalam larutan, menjadikan kelarutan
ga sangat sedikit. Beberapa organisme, pelarutan dalam air dibawa oleh
protein (hemoglobin, myoglobin) yang memfasilitasi transfer Oksigen.
Carbon Dioksida membentuk asam karbonat dalam larutan berair dan
ditransfer sebagai ion bikarbonat dalam larutan. Asam bikarbonat ini sangat
larut dalam air. Dan kadang dalam transfernya diikat oleh Hemoglobin.

Gaya senyawa non-polar dapat mengubah struktur air

Ketika air dicampurkan dengan benzena atau heksana akan terbentuk


dua lapisan,yang tidak larut satu sama lain. Heksena atau benzena
merupakan molekul non-polar yang hidrofobic yang tidak mungkin
berinteraksi dengan molekul air, dan dia malah akan mengganggu ikatan
hidrogen antar molekul air. Molekul bermuatan, atau ion dalam larutan berair
akan segera mengganggu ikatan hidrogen antar molekul air disekitarnya.
Tetapi zat terlarut yang polar atau bermuatan akan segera membentuk
ikatan baru seiring hilangnya ikatan hidrogen antar molekul air. Solute yang
hidrofobic, bagaimanpun tidak terjadi pergantian ikatan yang mungkin akan
mengahasilkan entalpi yang relatif kecil, pemecahan ikatan hidrogen antara
molekul air membutuhkan energi dari sistem. Selain itu, pelarutan senyawa
hidrofobic dalam air akan menurunkan entropy sistem. Molekul air di sekitar
solute non-polar akan segera dibatasi arahnya, sebagaimana dia akan
membentuk kulit seperti sangkar disekitar zat terlarut. Moleku air ini akan
membentuk seperti kristal antara molekul non-polar dan air. Tetapi
pengaruhnya akan sama, keadaan molekul air yang seperti itu akan
memperkecil entropy, dan permukaan solut non-polara akan ditutupi oleh
selimut molekul air yang terbenntuk. Jika dikaitkan dalam entropi, akan
bernilai positif, dimana bernilai positif, dan akan bernilai negatif karena
terjadi penurunan entropi.

Anda mungkin juga menyukai