Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.


Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis.Dalam pembelajarannya
keempat aspek keterampilan berbahasa ( berbicara, menulis, menyimak, dan
membaca ) disajikan dalam porsi yang seimbang dan dilaksanakan secara
terpadu. Keterampilan membaca adalah keterampilan reseptif di samping
keterampilan menyimak. Sebagai salah satu keterampilan reseptif, membaca
merupakan komponen pemahaman.
Membaca adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi dari sesuatu
yang ditulis. Membaca melibatkan pengenalan simbol yang menyusun sebuah
bahasa. Membaca dan mendengar adalah 2 cara paling umum untuk
mendapatkan informasi. Informasi yang didapat dari membaca dapat termasuk
hiburan, khususnya saat membaca cerita fiksi atau humor. Membaca
merupakan kegiatan menerima akan tetapi, untuk mendapatkan pemahaman
yang baik dan menyeluruh, kita tidak melakukannya dengan berpasrah diri.
Untuk memperoleh itu, kita secara aktif bekerja mengolah teks bacaan menjadi
bahan yang bermakna.
Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran
keterampilan berbahasa, bukan pengajaran tentang bahasa. Tata bahasa,
kosakata, dan sastra disajikan dalam konteks, yaitu dalam kaitannya dengan
keterampilan tertentu yang tengah diajarkan, bukan sebagai pengetahuan. Tata
bahasa teori pengembangan kosakata, teori sastra sekedar sebagai pendukung
atau alat penjelas.
Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan adalah
keterampilan reseptif (menyimak dan membaca) dan keterampilan produktif
(menuturkan dan menulis). Pengajaran bahasa diawali dengan pengajaran
keterampilan reseptif, keterampilan produktif dapat ikut ditingkatkan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu membaca?
2. Apa tujuan dan manfaat membaca?
3. Apa saja Jenis–jenis dari membaca?
4. Apa saja aspek-aspek membaca?
5. Bagaimana pengembangan keterampilan membaca SD?

C. Tujuan
1. Untuk memahami arti membaca.
2. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari membaca.
3. untuk mengetahui jenis-jenis membaca?
3. Untuk mengetahui aspek-aspek membaca.
4. Untuk mengetahui pengembangan keterampilan membaca di SD.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Keterampilan Membaca 1


1. Pengertian Membaca
Membaca adalah proses lengkap antara kegiatan yang mengandung
komponen fisik dan mental. Dalam hal ini, arti membaca memiliki
kandungan yang menjelaskan tentang hubungan secara fisik dalam
menerjemahkan tulisan atau catatan dengan mental yaitu memahami dari
hasil terjemaahan teks atau tulisan menjadi maksud-maksud tertentu sesuai
dengan catatan yang diterjemaahkan.
Keterampilan membaca adalah aktifitas yang kompleks yang
melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan
faktor luar. Selain itu keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai
jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan
bukan kemampuan yang bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak
lahir.
Adapun Konsep Membaca Menurut Para Ahli, yaitu:
Menurut Harjasujana dan Mulyati (2003:5-25), membaca merupkn
perkembangan ketrampilan yang bermula dari kata dan berlannjut kepada
membaca kritis. (Rusyana, 1984:190) mengartikan membaca sebagi suatu
kegiatan memahami pola-pola bahasa dalam penampilannya secar tertulis
untuk memperoleh informasi.
Menurut Tarigan (2008:7), membaca merupakan suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.
Dalam hal ini, membaca suatu usaha untuk menelusuri makna yang ada
dalam tulisan.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah disampaikan di atas,
dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses perubahan bentuk
lambang/tanda/tulisan menjadi wujud bunyi yang bermakna. Membaca itu
bersifat reseptif.

3
2. Tujuan Membaca

Pada dasarnya kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan


memperoleh pesan/memahami makna melalui bacaan. Tujuan membaca
tersebut akan berpengaruh kepada jenis bacaan yang dipilih. Menurut
Anderson (2003:11), ada tujuh macam tujuan dari kegiatan membaca, yaitu:
a. Reading for details or fact (Membaca untuk memperoleh fakta dan
perincian)
b. Reading for main ideas (membaca untuk memperoleh ide-ide utama)
c. Reading for sequence or organization (Membaca untuk mengatahui
urutan/susunan struktur karangan).
d. Reading for inferens (Membaca untuk menyimpulkan).
e. Reading to classify (Membaca untuk mengelompokan /
mengklasifikasikan).
f. Reading to evaluate (Membaca untuk menilai/mengevaluasi).
g. Reading to compare or contrast (Membaca untuk membandingkan /
mempertentangkan)
Tujuan membaca tertentu menuntut teknik membaca tertentu. Ada beberapa
macam variasi tujuan membaca yaitu:
a. Membaca untuk tujuan studi (telaah ilmiah);
b. Membaca untuk bertujuan menangkap garis besar bacaan;
c. Membaca untuk menikmati karya sastra;
d. Membaca untuk mengisi waktu luang;
e. Membaca untuk mencri keterangan tentang suatu istilah (Nurhadi,
2004:12).
Jelaslah bahwa tujuan membaca seseorang itu didasari atas
kebutuhan seseorang atas informasi dan hiburan yang dirasakan penting
baginya.
Hal-hal yang berkaitan antara tujuan membaca dengan proses membaca
yaitu:
a. Memahami adanya berbagai macam dan variasi tujuan membaca.
b. Perlunya membangkitkan atau mendorong timbulnya berbagai tujuan
membaca.

4
c. Perlunya latihan membaca bagi seseorang dengan tujuan membaca
yang bervariasi.
d. Perlunya membina dan mengembangkan berbagai strategi membaca
selaras dengan ragam tujuan membaca.
e. Perlunya membangun perangkat tujuan membaca yang terbimbing
untuk meningkatkan kemampuan membaca.
Tentang tujuan membaca itu banyak urusan yang bisa dibuat,
tergantung dari mana kita melihatnya. Secara garis besar tujuan membaca
itu sangat luas sifatnya karena setiap situasi membaca mempunyai tujuan
tersendiri yang bersifat spesifik.
3. Manfaat Membaca
a. Memperoleh banyak pengalaman hidup
b. Memperoleh pengetahuan umum dan berbagai infomasi tertentu yang
sangat berguna bagi kehidupan
c. Mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan
suatu bangsa
d. Dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia
e. Dapat memperkaya batin, memperluas cakrawala pandang dan pola pikir,
meningkatkan taraf hidup dan budaya keluarga, masyarakat, nusa, dan
bangsa
f. Dapat memecahkan berbagai masalah kehidupan, dapat mengantarkan
seseorang menjadi cerdik pandai.
g. Dapat memperkaya perbendaharaan kata, ungkapan, istilah, dan lain-lain
yang sangat menunjang keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis.
h. Mempertinggi potensialitas setiap pribadi dan mempermantap eksistensi
dll.
4. Hakikat Membaca
a. Membaca adalah kegiatan merespon lambang-lambang cetak atau
lambang tulis dengan menggunakan pengertian yang tepat.
b. Dua tingkat proses dari penerjemahan dan pemahaman: pengarang
menulis pesan berupa kode(tulisan), dan pembaca mengartikan kode itu.

5
Jadi, Hakikat membaca adalah proses yang dilakukan dan digunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan dan informasi, yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Aktivitas atau proses
penangkapan dan pemahaman sejumlah pesan (informasi) dalam bentuk
tulisan.

B. Konsep Dasar Keterampilan Membaca 2


1. Aspek-Aspek Membaca
Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu:
a) Keterampilan yang bersifat ( mechanical skills ) yang dapat di anggap
berada pada urutan yang lebih rendah ( lower order ). Aspek ini
mecangkup :
1) pengenalan bentuk huruf.
2) pengenalan unsur-unsur linguistic (fonem/grafem,kata,frase,pola
klause,kalimat,dan lain-lain).
3) pengenalan hubungan/ korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “ to bark at print “ ).
4) kecepatan membaca bertaraf lambat.
b) Keterampilan yang bersipat pemahaman ( comperehesion skills ) yang
dapat di anggap berada pada urutan yang lebih tinggi ( higher order).
Aspek ini mencangkup :
1) memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).
2) memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang
relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca).
c. Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk).
d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.
2. Jenis-Jenis Membaca
a. Membaca Menyaring
Membaca nyaring adalah suatu aktivitas atau kegiatan yang
merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama
dengan orang lain atau pendengar untuk menangkap serta memahami

6
informasi, pikiran dan perasaan seseorang pengarang.Membaca nyaring
yang baik menuntut agar si pembaca memiliki kecepatan mata yang
tinggi serta pandangan mata yang jauh, karena dia haruslah melihat pada
bahan bacaan untuk memelihara kontak mata dengan para pendengar.
Membaca nyaring itu pada hakekatnya merupakan suatu masalah
lisan. Oleh karena itu maka khusus dalam pengajaran bahasa asing,
aktivitas membaca nyaring lebih dekat atau lebih ditunjukan pada ucapan
dari pada bahan bacaan haruslah dipilih yang mengandung isi dan bahasa
yang relative mudah dipahami
b. Membaca Dalam Hati
Tujuan utama membaca dalam hati adalah untuk memperoleh
informasi.Pada membaca dalam hati ini sang anak mencapai kecepatan
dalam pemahaman frase-frase, memperkaya kosa katanya, dan
memperoleh keuntungan dalam hal keakraban dengan sastra yang baik.
Setelah membaca dalam hati, sang guru dapat menyuruh serta
mendorong para pelajar mengutarakan yang telah mereka baca, dan hal
ini memudahkan pengujian pertumbuhan daya pemahaman dan apresiasi
mereka.Dalam garis besarnya, membaca dalam hati dapat dibagi atas:
1) Membaca Ektensif
Membaca ekstensif berarti membaca secara luas. Obyeknya
meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkat mungkin.
Yang menjadi tujuan dan tuntutan kegiatan membaca ekstensif adalah
untuk memahami isi yang penting-penting dengan cepat dan dengan
demikian membaca secara efisien dapat terlaksana.Membaca ekstensif
ini meliputi pula membaca survey,sekilas, dan dangkal.Berikut ini
penjelasan mengenai membaca survey,sekilas,dan dangkal:
a) Membaca Survey
Sebelum kita mulai membaca makabiasanya kita meneliti terlebih
dahulu apa-apa yang akan kita telaah. Kita mensurvei bahan bacaan
yang akan dipelajari, yang akan ditelaah, dengan jalan:
 memeriksa, meneliti indeks-indeks, daftar kata-kata yang terdapat
dalam buku-buku.

7
 melihat-lihat, memeriksa, meneliti judul-judul bab yang terdapat
dalam buku-buku yang bersangkutan.
 memeriksa, meneliti bagan, skema, outline buku yang
bersangkutan.
b) Membaca Sekilas
Membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat
mata kita bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan
tertulis untuk mencari serta mendapatkan informasi, penerangan.
Ada tiga tujuan utama dalam membaca sekilas ini, yaitu:
 untuk memperoleh suatu kesan umum dari suatu buku atau
artikel, tulisan singkat;
 untuk menemukan hal tertentu dari suatu bahan bacaan;
 untuk menemukan / menempatkan bahan yang diperlukan dalam
perpustakaan.
c) Membaca Dangkal
Membaca dangkal pada dasarnya bertujuan untuk
memperoleh pemahaman yang dangkal yang bersifat luaran, yang
tidak mendalam dari suatu bacaan. Biasanya dilakukan bila kita
membaca demi kesenangan, membaca bacaan ringan yang
endatangkan kebahagiaan di waktu senggang; misalnya cerita
pendek, novelringan, dan sebaginya.
2) Membaca Intensif
Yang dimaksud dengan membaca intensif adalah studi
seksama, telaah teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di
dalam kelas terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai
empat halaman setiap hari. Kuesioner, latihan pola-pola kalimat,
latihan kosa kata, telaah kata-kata, dikte dan diskusi umum merupakan
bagian dan teknik membaca intensif.
Membaca intensif pada hakekatnya memerlukan teks yang
panjangnya tidak lebih dari 500 patah kata ( yang dapat dibaca dalam
jangka waktu 2 menit dengan kecepatan kira-kira 5 patah kata dalam
satu detik) Tujuan utama adalah untuk memperoleh sukses dalam

8
pemahaman penuh terhadap argumen-argumen yang logis, urutan-
urutan retoris atau pola-pola teks, pola-pola simbolisnya; nada-nada
tambahan yang bersifat emosional dan social, pola-pola sikap dan
tujuan sang pengarang, dan juga sarana-sarana linguistic yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Yang termasuk ke dalam kelompok membaca intensif ini ialah:
a) Membaca telaah isi
Membaca telaah isi dapat kita bagi atas:8
 Membaca teliti
Sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka seringkali
kita perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang kita sukai.
Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan antara
lain:
 survei yang cepat untuk memperhatikan/melihat organisasi
dan pendekatan umum;
 membaca secara seksama dan membaca ulang paragraph-
paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan
perincian-perincian penting; dan
 penemuan hubungan setiap paragraf dengan keseluruhan
tulisan atau artikel.
 Membaca pemahaman
Membaca pemahaman (atau reading for understanding)
yang dimaksudkan di sini adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami;
 standar-standar atau norma-norma kesastraan (literary
standards)
 resensi kritis (critical review)
 drama tulis (printed drama)
 pola-pola fiksi (patterns of fiction)

9
 Membaca kritis
Kemampuan membaca pemahaman merupakan dasar bagi
membaca kritis. Membaca kritis (atau critical reading) adalah
sejenis membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh
tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan
hanya mencari kesalahan. Pada umumnya membaca kritis (atau
membaca interptretatif, ataupun membaca kreatif) ini menuntut
dari para pembaca agar mereka;
 memahami maksud penulis
 memahami organisasi dasar tulisan
 dapat menilai penyajian penulis/pengarang
 dapat menerapkan prinsip-prinsip kritis pada bacaan sehari-
hari
 meningkatkan minat baca, kemampuan baca dan berpikir
kritis
 mengetahui prinsip-prinsip pmilihan bahan bacaan
 membaca majalah atau publikasi-publikasi periodik yang
serius.
 Membaca ide
Yang disebut membaca ide atau reading for ideas adalah
sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh,
serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.Agar kita
dapat mencari, menemukan, serta mendapat keuntungan dari
ide-ide yang terkandung dalam bacaan, maka kita harus
berusaha membuat diri kita menjadi pembaca yang baik atau
good reader. Berikut ini akan diperbincangkan apa yang disebut
pembaca yang baik.
b) Membaca telaah bahasa
Membaca telaah bahasa adalah suatu ketrampilan membaca
dengan cara membaca dari segi isi dan bahasa suatu bacaan
sehingga mencerminkan keindahan.jenis-jenis membaca telaah
bahasa antara lain membaca bahasa dan membaca sastra

10
C. Pengembangan Keterampilan Membaca SD

1. Pengertian Pembelajaran Membaca di SD


Pembelajaran membaca adalah suatu kegiatan peningkatan
kemampuan siswa dalam keterampilan membaca. Menurut Heilman (1977),
membaca adalah interaksi dengan bahasa yang sudah dialihkodekan dalam
tulisan. Apabila seseorang dapat berinteraksi dengan bahasa yang sudah
dialihkodekan dalam tulisan, orang tersebut dipandang memiliki
keterampilan membaca. Apabila dihubungkan dengan siswa di SD, berarti
tujuan pembelajaran membaca adalah agar siswa memiliki keterampilan
berinteraksi dengan bahasa yang dialihkodekan dalam tulisan. Bahasa yang
dialihkodekan dalam tulisan disebut teks.
Membaca merupakan aktivitas (kegiatan) memahami bahasa tulis
(teks). Teks merupakan area isi pembelajaran menulis. Artinya, peningkatan
kemampuan siswa untuk terampil membaca hanya bisa dilaksanakan apabila
siswa belajar berinteraksi melalui teks. Ada 2 aktivitas yang dilakukan oleh
pembaca, yakni:
a. Membaca sebagai proses, yakni mengacu pada kegiatan fisik dan
mental
b. Membaca sebagai produk, yakni mengacu pada konsekuensi dari
kegiatan yang dilakukan pada saat proses membaca, misalnya: pembaca
menjadi mengetahui bahwa peningkatan keterampilan membaca itu
penting, atau setelah dia membaca berita pada Koran, dia jadi
mengetahui bahwa landasan untuk pendaratan helicopter George Bush
dibangun dengan dana yang tidak sedikit meskipun itu tidak jadi
digunakan.
Proses membaca merupakan kegiatan yang kompleks dan rumit. Ada
sejumlah aspek yag dituntut dari pembaca. Aspek-aspek itu adalah:
a. Aspek sensori, yakni kemampuan pembaca untuk memahami symbol-
simbol teks
b. Aspek perceptual, yakni kemampuan pembaca untuk
menginterpretasikan symbol-simbol teks (apa yang dilihat dan apa yang
tersirat)

11
c. Aspek schemata, yakni kemampuan pembaca untuk menghubungkan
pesan tertulis dengan struktur pengetahuan dan pengalaman yang telah
ada
d. Aspek berpikir, yakni kemampuan pembaca untuk membuat inferensi
dan evaluasi dari teks.
e. Aspek afektif, yakni kemampuan pembaca untuk membangkitkan dan
menghubungkan minat dan motivasi dengan teks yang dibaca.
Kelima aspek tersebut harus menciptakan suatu hubungan yang
berimbang (harmonis) pada saat proses membaca.
2. Ruang Lingkup Pengembangan
Pembelajaran merupakan kegiatan guru dan siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Pembelajaran membaca di SD adalah suatu kegiatan guru dan
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran membaca. Pengembangan
pembelajaran merupakan upaya peningkatan pencapaian tujuan
pembelajaran. Untuk itu, ruang lingkup pengembangan pembelajaran adalah
upaya peningkatan tujuan pembelajaran. Berarti ruang lingkup
pengembangan pembelajaran membaca adalah upaya peningkatan
pencapaian tujuan pembelajaran membaca.
Pembelajaran membaca di SD tidak dilaksanakan secara khusus,
melainkan pembelajaran itu dilaksanakan dalam mata pelajaran bahasa dan
sastra Indonesia. Pembelajaran itu dilaksanakan kepada siswa mulai dari
kelas I sampai kelas VI oleh guru yang bertugas mengajar di kelas itu.
Terdapat perbedaan orientasi dan focus pembelajaran antara pembelajaran
membaca di kelas I dan II dengan pembelajaran membaca di kelas III, IV, V
dan VI. Di kelas I dan II, pembelajaran membaca dan menulis dipadukan
menjadi satu kegiatan pembelajaran atau lazim diistilahkan dengan MMP
(Membaca Menulis Permulaan). Di kelas III, IV, V dan VI, pembelajaran
MMP tidak dilaksanakan karena pembelajaran membaca dan menulis sudah
dipisahkan atau tidak disatukan seperti di kelas I dan II.
3. Membaca Permulaan
Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II.
Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami dan

12
menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar, sebagai dasar untuk dapat
membaca lanjut (Akhadiah, 1991/1992: 31). Pembelajaran membaca
permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran membaca untuk
menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkatan ini
sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read).
Membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca
untuk memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini
disebut sebagai membaca untuk belajar (reading to learn). Kedua tingkatan
tersebut bersifat kontinum, artinya pada tingkatan membaca permulaan yang
fokus kegiatannya penguasaan sistem tulisan, telah dimulai pula
pembelajaran membaca lanjut dengan pemahaman walaupun terbatas.
Demikian juga pada membaca lanjut menekankan pada pemahaman isi
bacaan, masih perlu perbaikan dan penyempurnaan penguasaan teknik
membaca permulaan.
4. Metode Pembelajaran Membaca
Ada beberapa metode dalam pengajaran membaca permulaan.
Berikut ini adalah metode membaca permulaan dan langkah pelaksanaannya.
a. Metode Abjad
b. Metode Bunyi
c. Metode Suku Kata
d. Metode Kata Lembaga
e. Metode Global (metode kalimat)
f. Metode Struktural Analitik dan Sintetik (SAS)

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keterampilan membaca adalah aktifitas yang kompleks yang melibatkan
berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain
itu keterampilan membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan
manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan kemampuan yang
bersifat instingtif, atau naluri yang dibawa sejak lahir.
Pada dasarnya kegiatan membaca bertujuan untuk mencari dan
memperoleh pesan/memahami makna melalui bacaan. Sedangkan manfaat
membaca yaitu untuk Memperoleh banyak pengalaman hidup, memperoleh
pengetahuan umum dan berbagai infomasi tertentu yang sangat berguna bagi
kehidupan.
Jenis-jenis membaca yaitu ada jenis membaca intensif dan membaca
ektensif. Membaca intensif: membaca telaah isi dan membaca bahasa.
Sedangkan membaca ekstensif: membaca survey, membaca sekilas dan
membaca dangkal.

B. Saran
Membaca sangat penting bagi kita, karena dengan membaca kita bisa
memperoleh manfaat yang salah satunya dapat menambah pengetahuan kita.
Untuk itu mari kita membaca, mambaca dan terus mambaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aderson, N. “Reading” dalam Practical Language Teaching Reading. New.

Harjasujana, dan Mulyati. 2003. Membaca dalam Teori dan Praktek. Bandung:
Mutiara.

Nurhadi. 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca: Suatu Teknik


Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Rusyana, Y. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung: CV


Diponegoro.

Tarigan. H. G. 2008. Membaca. Bandung: Angkasa.

15

Anda mungkin juga menyukai