Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti wanita
karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan apabila sudah memasuki
stadium lanjut. Namun, kebanyakan penderita datang pada stadium lanjut
(Stadium III dan IV) sehingga hampir setengah dari angka kejadian kanker
payudara berakhir dengan kematian (Sutrisna, 2010).
World Health Organization (2013) menyatakan bahwa insiden
penderita kanker payudara pada tahun 2012 sebanyak 1,7 juta wanita. Pada
tahun 2013 ditemukan 2.240 kasus baru dan setiap tahun jumlah penderita
kanker payudara bertambah 7 juta orang, jika tidak segera dikendalikan
WHO memperkirakan pada tahun 2030 rata-rata penderita kanker di dunia
akan naik sebesar 300% dan 70% penyumbangnya adalah negara
berkembang termasuk Indonesia.
Menurut Kemenkes RI (2015), prevalensi kanker payudara di
Indonesia mencapai 0,5% dari 1000 perempuan. Di Sumatera Utara
khususnya kota Medan, jumlah penderita kanker payudara pada tahun
2014 mencapai 786 orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah
Sakit Murni Teguh Medan, pasien kanker payudara adalah pasien tertinggi
dan jumlah pasien kanker payudara yang mendapat perawatan paliatif
(Januari-Mei) sebanyak 65 orang.
American Cancer Society (2013) menyatakan kanker memiliki
prognosis baik apabila didiagnosa pada stadium awal dan menggunakan
obat-obatan yang efektif. Pengobatan kanker payudara tergantung pada
jenis, lokasi dan tingkat penyebarannya. Beberapa jenis pengobatan kanker
payudara diantaranya mastektomi/pembedahan, kemoterapi dan radiasi
(Pamungkas, 2011).
WHO (2010), menyatakan bahwa semua pasien kanker membutuhkan
perawatan paliatif, yang berarti bahwa perawatan paliatif diberikan tanpa
memperdulikan stadium penyakit. Berdasarkan Annual Summary of Vital

1
Statistic United State, pasien yang menerima perawatan paliatif di hospice
care pada tahun 2005 sebanyak 1,2 jutajiwa, yang meninggal sebanyak
423.00 jiwa (36%) dan pada tahun 2006 sebanyak 1,3 juta jiwa menerima
perawatan paliatif di hospice care, yang meninggal sebanyak 26.000 jiwa
(2,2%). Berdasarkan data tersebut, pemberian perawatan paliatif pada
penderita kanker payudara berdampak baik dalam menurunkan angka
kematian.
Menurut penelitian Barton et al (2010), pasien kanker memiliki
kebutuhan yang tinggi terhadap perawatan paliatif. Kebutuhan perawatan
paliatif dipengaruhi masalah-masalah yang timbul akibat perubahan pada
faktor fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Faktor fisik dipengaruhi gejala
yang terjadi akibat kanker tersebut dan pengobatan yang diperoleh. Faktor
psikologis dipengaruhi kecemasan dan depresi akibat kehilangan harapan,
kehilangan kontrol, dan kehilangan kebebasan dalam melakukan aktivitas.
Faktor sosial dipengaruhi oleh kesulitan sosial pada pasien kanker. Faktor
spiritualitas merupakan salah satu yang paling dibutuhkan (Nuhonni,
2010).Kekosongan spiritual dan kerohanian akan menimbulkan
permasalahan psikologis, sosial, dan spiritual.
Menurut penelitian Wulandari (2012), penderita kanker setiap tahun
mengalami peningkatan di Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta namun
belum tersedia instalansi khusus untuk perawatan paliatif dan hasil
observasi yang telah dilakukan ditemukan bahwa sebagian besar perawat
lebih memfokuskan penatalaksanaan pasien pada tindakan kuratif saja,
perawat kurang memperhatikan penatalaksanaan psikologis, sosial dan
spiritual dikarenakan perawat tidak hanya menangani satu orang pasien

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep teoritis dari penyakit kanker mammae?
2. Apa pengertian pelayanan paliatif kanker mammae?
3. Bagaimana penatalaksanaan pelayanan paliatif kanker mammae?
4. Apa saja gangguan pada pasien kanker mammae?

2
5. Bagaiaman asuhan keperawatan pada pasien kanker mammae?

C. Tujuan
1. Umum
Tujuan umum dari makalah ini adalahuntuk mengetahui implementasi
perawatan paliatif oleh perawat pada penderita kanker mammae.
2. Khusus
a. Untuk mengetahui konsep teoritis dari penyakit kanker mammae?
b. Untuk mengetahui pengertian pelayanan paliatif kanker
mammae?
c. Untuk mengetahui penatalaksanaan pelayanan paliatif kanker
mammae?
d. Untuk mengetahui gangguan pada pasien kanker mammae?
e. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien kanker
mammae?

3
BAB II
PELAYANAN PALIATIF PADA PASIEN
KANKER MAMMAE

A. Konsep Dasar Teoritis


1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker payudara merupakan kanker invasif yang pertumbuhannya
abnormal dan tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltratif
dan destruktif, serta dapat bermetastase (Brunner & Suddarth, 2010).
Kanker payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi
pertumbuhan yang berlebihan atau perkembangan yang tidak
terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara dan tumbuh didalam
kelenjar payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara (Pamungkas, 2011).

2. Etiologi
Wijaya & Putri, 2013 menjelaskan Tidak ada satupun sebab
spesifik, sebaliknya terdapat serangkaian faktor genetik, hormonal dan
kemudian kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker
payudara.
Penyebab dari kanker payudara masih belum jelas, tetapi ada
beberapa faktor yang berkaitan erat dengan munculnya keganasan
payudara yaitu: virus, faktor lingkungan, faktor hormonal dan
familial.
1. Wanita risiko tinggi daripada pria (99:1)
2. Usia: risiko tertinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga: ada riwayat keluarga kanker payudara pada
ibu/saudara perempuan
4. Riwayat menstrual
- Early menarche (sebelum 12 tahun)

4
- Late menopause (setelah 50 tahun)
5. Riwayat kesehatan
6. Riwayat reproduksi: melahirkan anak pertama diatas 30 tahun,
menggunakan alat kontrasepsi oral yang lama, penggunaan terapi
estrogen.
7. Terapi radiasi: terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen.
8. Life style: diet lemak tinggi, mengkonsumsi alcohol (minum 2x
sehari), obesitas, trauma payudara, status sosial ekonomi tinggi,
merokok.

3. Pathofisiologi
Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan
ciri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak
mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi
jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel
tersebut terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya.
Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel di mana telah terjadi
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antar sel-sel normal (Setyaningsih, et al 2012)
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase:
1. Fase induksi: 15-30 tahun
Sampai saat ini belum dipastikan sebab terjadinya kanker, tapi
faktor lingkungan mungkin memegang peranan besar dalam
terjadinya kanker pada manusia. Kontak dengan karsinogen
membutuhkan waktu bertahun-tahun samapi bisa merubah jaringan
displasi menjadi tumor ganas. Hal ini tergantung dari sifat, jumlah,
dan konsentrasi zat karsinogen tersebut, tempat yang dikenai

5
karsinogen, lamanya terkena, adanya zat-zat karsinogen atau ko-
karsinogen lain, kerentanan jaringan dan individu.
2. Fase in situ: 1-5 tahun
Pada fase ini perubahan jaringan muncul menjadi suatu lesi pre-
cancerous yang bisa ditemukan di serviks uteri, rongga mulut, paru-
paru, saluran cerna, kandung kemih, kulit dan akhirnya ditemukan
di payudara.
3. Fase invasi
Sel-sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi meleui
membrane sel ke jaringan sekitarnya ke pembuluh darah serta limfe.
Waktu antara fase ke 3 dan ke 4 berlangsung antara beberpa minggu
sampai beberapa tahun.
4. Fase diseminasi: 1-5 tahun
Bila tumor makin membesar maka kemungkinan penyebaran ke
tempat-tempat lain bertambah.

4. Tanda Dan Gejala


Menurut Setyaningsih, et al 2012, penemuan tanda-tanda dan gejala
sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan secara dini.
Kebanyakan dari kanker ditemukan jika dudah teraba, biasanya oleh
wanita itu sendiri.
1. Terdapat massa utuh (kenyal)
Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan,
bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan).
2. Nyeri pada daerah massa
3. Adanya lekukan ke dalam/dimping, tarikan dan retraksi pada area
mammae. Dimpling terjadi karena fiksasi tumor pada kulit atau
akibat distorsi ligamentum cooper. Cara pemeriksaan: kulit area
mammae dipegang antara ibu jari dan jari telunjuk tangan pemeriksa
l;alu didekatkan untuk menimbulkan dimpling.

6
4. Edema dengan Peaut d’oramge skin (kulit di atas tumor berkeriput
seperti kulit jeruk).
5. Pengelupasan papilla mammae.
6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area putting susu serta keluarnya
cairan secara spontan kadang disertai darah.
7. Ditemukan lesi atau massa pada pemeriksaan mamografi.

5. Penataklasanaan
a. Medis
Beberapa tindakan pengobatan untuk kanker payudara, yaitu :
a) Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk
mengangkat payudara (Pamungkas, 2011). Tujuan pengobatan
adalah untuk mempertahankan atau memulihkan fungsi normal
daerah yang sakit setelah pembedahan. Pada periode
pascaoperasi, pasien dapat mengalami beberapa efek fisik
maupun psikologis.
b) Terapi Radiasi adalah cara pengobatan yang sangat efektif untuk
menghancurkan sel-sel kanker pada payudara yang mungkin
masih berada di sekitar jaringan tubuh setelah pembedahan
(Pamungkas, 2011). Efek samping pascaradiasi bersifat sementara
dan biasanya terdiri atas reaksi kulit dari ringan sampai sedang
dan keletihan. Keletihan merupakan hal yang normal dan bukan
sebagai tanda kekambuhan yang terjadi akibat pasien sering ke
unit onkologi dan pengobatan yang berlangsung selama beberapa
minggu.
c) Kemoterapi
Kemoterapi digunakan untuk mengobati sistemik penyakit yang
dapat dikombinasikan dengan operasi atau terapi radiasi untuk
mengurangi ukuran tumor sebelum operasi, untuk
menghancurkan sel-sel tumor yang tersisa pasca operasi (Hinkle
dan Cheever, 2013). Beberapa efek samping yang tidak

7
diinginkan akan timbul selama proses kemoterapi. Efek samping
muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa waktu
setelah pengobatan (Bakhtiar, 2012). Berat ringannya efek
samping kemoterapi tergantung beberapa hal antara lain jenis obat
kemoterapi yang digunakan, kondisi fisik dan psikologis
penderita kanker payudara.
b. Keperawatan Palliatif
Menurut Kemenkes,2013. Pada pelayanan paliatif, pasien memiliki
peran yang penting dalam membuat keputusan yang akan diambil. Tujuan
pelayanan paliatif bagi setiap pasien berbeda dan dibuat dengan
memperhatikan hal yang ingin dicapai oleh pasien bila memungkinkan, hal
ini biasanya disampaikan dalam bentuk fungsi tubuh misalnya Aku ingin
bisa melakukan….atau kejadian penting misalnya Aku ingin melihat
anakku menikah.
Secara umum pelayanan paliatif bertujuan untuk menghilangkan nyeri
dan gejala lain, meningkatkan kualitas hidup, memberikan dukungan
psikososial dan spiritual serta memberikan dukungan kepada keluarga
selama pasien sakit dan selama masa dukacita. Prinsip-prinsip pada
pelayanan paliatif pasien kanker yaitu :
a) Menghilangkan nyeri dan gejala fisik lain
b) Menghargai kehidupan dan menganggap kematian sebagai
proses normal
c) Tidak bertujuan mempercepat atau menghambat kematian
d) Mengintegrasikan aspek psikologis, sosial dan spiritual
e) Memberikan dukungan agar pasien dapat hidup seaktif mungkin
f) Memberikan dukungan kepada keluarga sampai masa dukacita
g) Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan
pasien dan keluarganya
h) Menghindari tindakan yang sia sia

8
6. Stadium Kanker Payudara
Kanker payudara memiliki tahapan atau stadium yang akan
menandai parah tidaknya kanker payudara tersebut. Stadium kanker
payudara menurut American joint committee on Cancer dalam
Sastrosudarmo (2012) adalah sebagai berikut :
a. Stadium 0 : Kanker in situ, dimana sel sel kanker belum
menyebar keluar.
b. Stadium I : Tumor masih sangat kecil dan belum menyebar.
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 – 2,25 cm.
Kemungkinan penyembuhan secara sempurna
adalah 70%.
c. Stadium II A : Pada stadium II A, penderita akan mengalami atau
berada pada kondisi sebagai berikut : tumor dengan
diameter kurang dari 2-5 cm sudah menyebar ke
kelenjar getah bening, tumor dengan diameter 2-5cm
belum menyebar ke kelenjar getah bening, dan tidak
ada tanda-tanda tumor pada payudara, tapi
ditemukan pada titik-titik di kelenjar getah bening.
d. Stadium II B : Pada stadium II B, penderita kanker payudara akan
mengalamu atau berada pada kondisi sebagai berikut
: tumor dengan diameter lebih besar dari 5cm belum
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, tumor
dengan diameter 2-5cm sudah menyebar ke kelenjar
getah bening ketiak.
e. Stadium III A : Pada stadium III A, penderita kanker payudara akan
mengalami atau berada pada kondisi sebagai
berikut : tumor dengan diameter kurang dari 5cm
sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak,
tumor dengan diameter lebih dari 5cm sudah
menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

9
f. Stadium III B : Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam
kulit payudara atau ke dinding dada atau telah
menyebar ke kelenjar getah bening di dalam dinding
dada dan tulang dada.
g. Stadium IV : Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan
dinding dada, misalnya ke hati, tulang atau paru-paru.
Stadium lanjut pada kanker payudara adalah stadium
III dan IV.

B. Pengertian Pelayanan Paliatif Kanker Mammae


Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian
dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak
normal, cepat dan tidak terkendali. Kanker payudara (Carcinoma
mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal dari
parenchyma.
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penelitian
dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya,
sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ
atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya
dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak.
Fokus terapi pada kanker tahap akhir bersifat paliatif (mengurangi rasa
sakit). Dokter berupaya untuk memperpanjang serta memperbaiki kualitas
hidup pasien.
Pada stadium lanjut, pasien dengan penyakit kronis tidak hanya
mengalami berbagai masalah fisik seperti nyeri, sesak nafas, penurunan
berat badan, gangguan aktivitas tetapi juga mengalami gangguan
psikososial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien dan
keluarganya. Maka kebutuhan pasien pada stadium lanjut suatu penyakit
tidak hanya pemenuhan/ pengobatan gejala fisik, namun juga pentingnya
dukungan terhadap kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual yang

10
dilakukan dengan pendekatan interdisiplin yang dikenal sebagai perawatan
paliatif.
Perawatan paliatif adalah pendekatan yang bertujuan memperbaiki
kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah yang
berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa melalui
pencegahan dan peniadaan melalui identifikasi dini dan penilaian yang
tertib serta penanganan nyeri dan masalah-masalah lain, fisik, psikososial
dan spiritual (….).
Pelayanan paliatif pasien kanker adalah pelayanan terintegrasi oleh
tim paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan memberikan
dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang berhubungan
dengan kondisi pasien dengan mencegah dan mengurangi penderitaan
melalui identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri
dan masalah masalah lain, baik masalah fisik, psikososial dan spiritual,
dan pelayanan masa duka cita bagi keluarga (Kemenkes,2013).

C. Gangguan Pasien Kanker Mammae


1. Fisik
Gejala fisik juga dapat muncul karena pengobatan yang dilakukan.
Kemoterapi atau radiasi dibagian tertentu dapat memberikan efek
samping mual, muntah, tidak nafsu makan, cepat lelah dsb. Nyeri atau
gangguan fungsi bagian tubuh yang dioprasi dapat terjadi akibat oprasi.
Kondisi tirah baring dalam waktu lama dapat menimbilkan pasien
merasa semakin lelah, gangguan buang air besar, luka dibagian tubuh
yang tertindih dsb. Kondisi lain yang menyertai yang telah ada
sebelumnya juga dapat menambah gejala yang muncul.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa operasi dan kemotrafi
mengakibatkan rasa nyeri, bahkan mnyebabkan kerusakan tubuh yang
berpotensi menyebabkan hilangnya fungsi tubuh secara permanenn
sedangkan efek samping dari meotrafi adalah alopesia, mual, muntah
dan hot flushes (Setyaningsih, et al 2012)

11
2. Psikologis
Gangguan psikologis dapat juga muncul akibat gejala fisik,
progresifitas penyakit, kecacatan yang timbul, perubahan bentuk tubuh,
ketergantungan fisik, kelelahan fisik, kegagalan pengobatan, biaya yang
harus dibayarkan, komunikasi yang buruk dengan petugas kesehatan
Dampak psikososial yang dialami penderita kanker payudara yaitu
distress yang akan mempengaruhi kualitas kehidupan mereka. Penderita
akan mengalami anxietas terutama terhadap respon pasangan nya
karena penderita merasa sudah tidak menarik lagi dan tidak di inginkan.
Anxietas dan depresi sering kali dirasakan ketika berada pada tahap
lanjut, menjalani pengobatan, menunggu hasil uji diagnostic, dan
sebaginya. Sedangkan pemicu stress biasanya berasal dari hilangnya
kemandirian dan kontrol diri, keputusasaan, ketidakberdayaan,
perubahan citra diri dan fungsi tubuh, menjelang kematian
(Mustikasari,2017).
3. Spiritual
Masalah spiritual dan agama seperti menganggap penyakit akibat
hukuman, menyalahkan diri sendiri, hidup tidak berguna dapat menjadi
sumber penderitaan (Endiyono,vol 14 No 2. 2016).

12
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan
1. Keluhan Utama
Sesak dialami klien sejak bulan Juli dan mengeluh semakin sesak
sebelum masuk rumah sakit.

2. Riwayat kesehatan sekarang: klien merasakan sesak saat beraktivitas


a. Provocative/palliative
Apa penyebabnya : terdapat penumpukan cairan di paru-paru
Hal-hal yang memperbaiki keadaan klien mengatakan beristirahat
saat keluhan sesak dirasakan
b. Quantity/quality
Bagaimana dirasakan : klien mengatakan sesak semakin parah
ketika melakukan aktivitas
Bagaimana dilihat : Klien terlihat menggunakan otot-
oto pernafasan dan pernafasan cuping
hidung dan post pemasangan drain
(kanker telah metastase di paru dan
mengakibatkan efusi pleura)
c. Region
Dimana lokasinya : di kedua lapang paru
Apakah menyebar : tidak ada
d. Severity (mengganggu aktivitas) : aktivitas terganggu
e. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya): sesak
dialami saat beraktivitas

3. Riwayat kesehatan masa lalu

13
a. Penyakit yang pernah dialami : klien menderita kanker
payudara sejak 1 yang lalu dan menolak tindakan operasi
pengangkatanpayudara
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan : klien dibawa ke rumah
sakit untuk mendapatkan pengobatan
c. Pernah dirawat/dioperasi: klien pernah dioperasi
pengangkatan tumor di payudara kiri satu tahun yang lalu.
d. Alergi : Klien tidak menderita alergi makanan ataupun obat-
obatan.

4. Riwayat kesehatan keluarga


a. Orang tua : Ayah klien menderita hipertensi dan diabetes
mellitus
b. Saudara kandung : tidak ada penyakit
c. Penyakit keturunan yang ada : Tidak ada
d. Anggota keluarga yang meninggal : saudara ayah meninggal
e. Penyebab meninggal : Diabetes mellitus

5. Riwayat/keadaan psikososial
a. Bahasa yang digunakan : bahasa Indonesia
b. Persepsi pasien tentang penyakitnya : klien tetap memiliki
semangat untuk sembuh.

6. Konsep diri

Body image Baik


Ideal diri Pasien ingin cepat sembuh
Harga diri Baik
Peran Pasien ibu dari 2 anak

7. Keadaan emosi : stabil

14
8. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara: pasien tampak ramah

dengan orang lain dan mau menceritakan tentang kondisinya.

9. Hubungan dengan keluarga : harmonis

10. Hubungan dengan saudara: harmonis

11. Hubungan dengan orang lain: baik

12. Kegemaran : menonton tv dan berkumpul bersama keluarga


13. Daya adaptasi : klien sulit beradaptasi dengan lingkungan baru dan
mengatakan sulit tidur selama di rumah sakit
14. Mekanisme pertahanan diri: selalu berdoa dan berusaha untuk
kesembuhan
15. Pemeriksaan fisik :
a. Keadaan umum : composmentis
b. Tanda-tanda vital:
c. Suhu tubuh: 36,70C Nadi : 78x/i
d. Tekanan darah: 110/70 RR : 02 3 l/i
e. Pemeriksaan kepala:
a) Kepala:
Bentuk Bulat dan simetris
Ubun-ubun Keras dan tidak cekung
Kulit kepala Bersih dan tidak nada
luka
b) Rambut:
Penyebaran dan Merata
keadaan rambut
Bau Tidak berbau
Warna kulit Sawo matang

a. Mata :

15
c) Kelengkapan dan kesimetrisan : mata kanan dan kiri
lengkap dan simetris
d) Palpebra : tidak terdapat peradangan pada palpebral
e) Konjungtiva dan sclera : baik, tidak anemia, tidak ada
ikterik
f) Pupil : normal, respon pada cahaya ada dan isokor
g) Kornea dan iris: tidak ada peradangan, iris berwarna hitam
dan respon pada cahaya ada.
h) Visus : penglihatan baik

b. Hidung :
a) Tulang hidung/posisi sptumnasi : posisi septumnasi
berada medial
b) Lubang hidung: lubang hidung kanan dan kiri simetris,
tidak ada secret, tidak ada peradangan
c) Cuping hidung : ada pernafasan cuping hidung

c. Telinga :
a) Bentuk telinga : normal, simetris kiri dan kanan
b) Ukuran telinga : normal
c) Lubang telinga : serum dalam batas normal, tidak ada
peradangan
d) Ketajaman pendengaran : pendengaran baik

d. Mulut dan faring :


a) Keadaaan bibir : mukosa bibir kering
b) Keadaan gigi dan gusi : gigi bersih, tidak ada gusi
berdarah
c) Keadaan lidah : indra perasa berkurang, mengeluh pahit di
bagian lidah
d) Orofaring : uvula berada di medial
e) Posisi trakea : berada di tengah

16
f) Tiroid : tidak ada pembesaran tiroid
g) Suara : jelas
h) Kelenjar limfa : tidak ada pembesaran kelenjar limfa
i) Vena jugularis : tidak ada peningkatan pada vena jugularis

e. Pemeriksaan payudara dan ketiak :

a) Ukuran dan bentuk payudara : tidak normal, payudara

kiri dan kanan tidak simetris, payudara kiri

membengkak dan ada luka, terdapat bekas luka operasi

payudara.

b) Warna payudara dan areola : warna payudara kanan

sesuai dengan warna kulit dan areola payudara kanan

normal. Warna payudara kiri kehitaman dan ada luka,

areola payudara berwarna hitam

c) Kelainan payudara dan putting : payudara kanan tidak

ada kelainan, payudara kiri terdapat kelainan, dan

teraba keras.

f. Status mental :
a) Kondisi emosi dan perasaan : stabil
b) Orientasi : mampu berorientasi pada waktu, tempat dan
orang dengan baik
c) Proses berpikir : mampu berpikir dengan baik
d) Motivasi atau kemauan : memiliki motivasi untuk sembuh
e) Persepsi: pasien akan cepat sembuh
f) Bahasa : bahasa Indonesia dengan

17
B. Analisis Data

NO. Data Subjektif/Objektif Etiologi Masalah


1. DS: Kanker Payudara Nutrisi kurang dari tubuh
Pasien mengatakan ada
perubahan sensi rasa, sering Terapi: agen kemoterapi
mual dan muntah setelah
setelah mengalami
kemoterapi, kurang selera Bekerja pada bagian atas
makan setelah muntah, ludah saluran cerna
terasa lengket.
DO:
Merangsang kemoreseptor di
TTV: terpasang O2 3 l/I, HR:
chemoreseptor trigger zone
78x/I, TD: 110/70, T: 36,70
C, tidak tertarik untuk
makan, kurang minat pada Memicu mual dan muntah
makanan, tonus otot lemah
dan mukosa kering.
Nafsu makan berkurang
2. DS: Hyperplasia pada sel mammae Ketidakefektifan pola nafas
Pasien mengatkan mengalami
sesak dan nafas terasa Mendesak jaringan mammae
pendek.
DO: Peningkatan konsentrasi
Nafas cuping hidung, fase mammae
ekspirasi lama, pernafasan
pursed-lip, terpasang O2 Mammae membengkak, massa
:33/I,penggunaan otot bantu tumor mendesak ke jaringan
nafas. luar

Infiltrasi pleura Parietale

Ekspansi paru menurun

Penurunan energi menurun

18
Gangguan pola nafas
3. DS: Hiperplasi pada sel mammae Kerusakan intergritas kulit
Nyeri saat ditekan pada luka
payudara Menekan jaringan sekitar
DO:
Gangguan pada permukaan Mammae membengkak
kulit atau epidermis, luka
berwarna kemerahan dan Massa tumor mendesak
pinggir luka berwarna kejaringan luar
kehitaman, dan tidak ada
tanda infeksi Perfusi jaringan terganggu

Faktor mekanik (terkena


tekanan)

Ulkus

Gangguan intergitas kulit

C. Diagnosa Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan
muntah.
2. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan energi
dan kelelahan.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan factor mekanik
(terkena tekanan)

19
D. Intervensi Keperawatan
No. Diagnose Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Nutrisi kurang dari Setelah dilakukan 1x24 pemeriksaan 1.Sesuaikan diet sebelum dan
kebutuhan tubuh status gizi pasien dapat terpenuhi, sesudah pemberian obat
berhubungan dengan dengan kreteria hasil: sesuai dengan kesukaan
mual dan muntah Indicator Tujuan dan toleransi pasie.
Klien dan keluarga 4 2. Cegah gangguan
mengetah ui penyebab pandangan, bau, dan
dan cara menguran gi
bunyi-bunyi yang tidak
keluhan mual dan
muntah menyenangkan di
Klien dan keluarga 4 lingkungan pasien.
bersedia berpartisip asi
melakuka n relaksasi 3. Gunakan distrasi relaksasi
otot progresif dan imajinasi sebelum
dan sesudah kemoterapi
Keluhan mual dan 4
muntah berkurang 4. mengajarkan teknik
relaksasi progresif.
Klien mengtakan akan
mengikuti diet yang
dianjurkan
2. Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan 1x24 pemeriksaan, 1.pantau adanya pucat dan
nafas berhubungan status respirasi dan status tanda vital sianosis
dengan penurunan energi pasien dapat terpenuhi dengan 2. pantau kecepatan irama,
dan kelelahan. kreteria hasil: kedalaman, dan usaha
Indicator Tujuan respirasi.
Menunjukkan pola 4 3. pantau pola pernafasan.
pernafasan efektif 4. ajarkan kepada pasien dan
dibuktikan dengan status
keluarga pasien tentang
pernafasan tidak
berbahaya. teknik relaksasi.

Menunjukkan status 4 5. ajarkan batuk efektif.
pernafasan : dibuktikan
vertilitas tidak

20
terganggu ditandai
dengan kedalam
indpirasindan
kemudahan bernafas,
ekspansi dada simentris,
tidak ada penggunaan
otot bantu.
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan 1x24 pemeriksaan, 1. perawatan tempat insisi:
kulit berhubungan intergritas jaringan pasien dapat pembersihan, pemantauan,
dengan factor mekanik terselesaikan dengan kreteria hasil: dan penigkatan proses
(terkena tekanan) Indicator Tujuan penyembuhan luka yang
Menunjukkan 4 ditutup dengan jahitan
penyembuhan luka atau staples.
ditandai dengan
2. perawatan luka pencegahan
penyatuan kulit
Menunjukkan integritas 4 komplikasi luka dan
kulit tanpa adanya lesi peningkatan proses
jaringan.

penyembuhan luka.

Menunjukkan 4 3. inspeksi luka pada saat


penyembuhan kulit pengganti balutan.
ditandai dengan
drainase purulen. 4. inspeksi luka adanya
kemerahan dan
pembengkakan.
5. ajarkan perawatan luka dan
tanda infeksi.

21
E. Implementasi dan Evaluasi
No. Implementasi Evaluasi
Diagnosa
1. 1. Melakukan anamnesa pada pasien S: pasien mengatakan masih
2. Melakukan pengkajian mual dan muntah mengalami mual dan
3. Mengajarkan teknik relaksasi otot progresif pada muntah.
pasien dan keluarga. O: Pasien tampak lemah.
4. Menganjurkan makan porsi kecil tapi sering. A: Masalah belum teratasi
sebagian.
P: intervensi dilanjutkan dengan
melakukan teknik relaksasi
otot progresif
2. 1. memanantau adanya pucat dan sianosis S: Pasien mengatakan masih
2. memantau kecepatan irama, kedalaman, dan usaha masih sesak dan terasa
respirasi. tertekan dibagian dada.
3. memantau pola pernafasan. O: Tidak ada suara tambahan dan
4. mengajarkan kepada pasien dan keluarga pasien beberapa kali batuk dan
tentang teknik relaksasi. berusaha mengeluarkan
5. mengajarkan batuk efektif. sputum.
A: Masalah belum teratasi,pasien
masih mengalami sesak.
P: Intervensi dilanjutkan dengan
menganjurkan pasien batuk
efektif.

22
3. 1. menginspeksi luka pada saat pergantian balutan S: pasien mengatakan nyeri saat
2. menginspeksi adanya kemerahan dan pembengkakan luka tertekan.
3. mengajarkan perawatan luka dan tanda infeksi O: Balutan telah diganti, tidak
ada tanda infeksi.
A: masalah belum teratasi
P: Intervensi dilanjutkan.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kanker payudara merupakan penyakit yang paling ditakuti wanita
karena penyakit ini tidak dapat disembuhkan apabila sudah memasuki
stadium lanjut. Namun, kebanyakan penderita datang pada stadium lanjut
(Stadium III dan IV) sehingga hampir setengah dari angka kejadian kanker
payudara berakhir dengan kematian (Sutrisna, 2010).
Adapun gangguan pada pasien kanker mammae yaitu Gejala fisik juga
dapat muncul karena pengobatan yang dilakukan. Kemoterapi atau radiasi
dibagian tertentu dapat memberikan efek samping mual, muntah, tidak
nafsu makan, cepat lelah dsb. Gangguan psikologis dapat juga muncul
akibat gejala fisik, progresifitas penyakit, kecacatan yang timbul,
perubahan bentuk tubuh, ketergantungan fisik, kelelahan fisik, kegagalan
pengobatan, biaya yang harus dibayarkan, komunikasi yang buruk dengan
petugas kesehatan (Mustikasari,2017). Masalah spiritual dan agama seperti
menganggap penyakit akibat hukuman, menyalahkan diri sendiri, hidup
tidak berguna dapat menjadi sumber penderitaan (Endiyono,vol 14 No 2.
2016).

B. Saran
Melalui makalah ini diharapkan setiap tenaga kesehatan dapat saling
bersinergi guna menerapkan perawatan yang yang maksimal bagi pasien
paliatif khususnya pada klien dengan kanker mammae.

24
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (2010).Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta:
EGC.
Ediyono,dkk.Jurnal Ilmiah ilmu-ilmu Kesehatan, Vol.14 No.02, Agustus,2016.
Mustikasari,dkk.Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol 20 No. 2,Juli 2017.
Sastrosudarmo, W. (2012). Kanker The Silent Kanker.Cetak Edisi I Graha Media;
Jakarta.
Sjamsuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. EGC : Jakarta
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman teknis pelayanan paliatif kanker.
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
Jakarta
WHO. (2010). Cancer, (Online). Diakses tanggal 7 Januari 2012 dari
htt://www.who.int/cancer/en/index.html

25

Anda mungkin juga menyukai