BAB II
KAJIAN PUSTAKA
bahasa arab dikenal juga dengan istilah Thalib bentuk jamaknya adalah
Thullab yang artinya adalah orang yang mencari, maksudnya adalah orang -
Secara lebih detil para ahli mendefinisikan peserta didik sebagai orang
yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu, atau peserta didik
merupakan orang yang belum dewasa dan memilki sejumlah potensi dasar
12
.Syarif Al-Qusyairi. Kamus Akbar Arab-. (Surabaya: Giri Utama), h.68
13
.Undang – undang Republik No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Bab 1 Pasal 1 No 4.
pokok persolan dan tumpuan perhatian dalam semua proses transformasi yang
Material).
Dalam pengertian ini peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki
potensi yang bersifat laten sehingga dibutuhkan binaan dan bimbingan untuk
fitrahnya14.
oleh karenanya, peserta didik adalah subjek atau pribadi yang otonom yang
ingin diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan
14
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.39.
Ciri khas seorang peserta didik yang perlu dipahami oleh seorang pendidik
1. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
manusiawi.
Beberapa ciri khas peserta didik tersebut diatas harus diketahui dan
mengatur kondisi dan strategi yang relevan dengan kebutuhan peserta didik.
adalah seorang yang memiliki potensi dasar yang perlu dikembangkan melalui
pendidikan baik secara fisik maupun psikis baik pendidikan itu dilakukan di
tersebut berada. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hadiyanto
15
Umar Tirtarahardja dan Lasula, Pengantar Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 2000), cet. Ke-1, h.
52 – 53.
aspek yang terdapat dalam diri peserta didik untuk dikembangkan sehingga
sebagai objek dan subjek belajar penting dipahami terlebih dahulu mengenai
hakikat manusia sebab manusia adalah kunci dan soal utama. Bagaimana
lainnya meskipun individu yang satu berbeda dari individu yang lainnya.
yaitu;
1. Pandangan Psikoanalitik.
psikologis yang memang sejak semula sudah ada pada setiap diri individu.
16
.Prayitno, Dasar Teori dan Praksis Pendidikan,( Jakarta :Grasindo, 2009), h.63.
Dalam hal ini individu tidak memegang kendali atau tidak menentukan atas
2. Pandangan Humanistik
selalu berkembang dan berubah untuk menjadi pribadi yang lebih maju dan
hidupnya sebagian oleh rasa tanggung jawab sosial dan sebagian lagi oleh
kehendak bebas dan oleh karenanya memiliki kemampuan untuk berbuat lebih
banyak bagi dirinya lebih dari yang diprediksikan oleh psikoanalisis maupun
behavioris.
sejauh kemampuan kita. Dan apakah nanti potensi kita dipenuhi atau
17
Semiun Yustinus, Teori Kepribadian dan Terapi Psikoanalitik Freud, (Yogyakarta:Kansius,2006),
h.115
keterbatasan factual. Ini berarti bahwa apa yang akan dilakukan tidak dapat
diramalkan19.
4. Pandangan Behavioristik
oleh faktor - faktor yang datang dari luar. Faktor lingkungan inilah yang
18
.Yustinus, Psikologi Pertumbuhan–Model–Model Kepribadian Sehat (Yogyakarta, Kanisius,1991),
h.88.
19
.http://pendidikantataniaga.blogspot.com/2011/10/hakekat-peserta-didik.html tanggal akses 16
november 2014.
Siswa atau peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang
uraian diatas bahwa siswa atau peserta didik menjadi pokok persoalan dan
sebagai pihak yang ingin meraih cita – cita memiliki tujuan dan kemudian
belajarnya. Jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali
adalah peserta didik, bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru setelah itu
bagaimana cara yang tepat untuk bertindak, alat dan fasilitas apa yang cocok
subjek belajar.
dirinya bukan sebagai objek, tetapi sebagai subjek yang aktif dalam kegiatan
kemampuan tertentu hanya saja belum mencapai tingkat optimal. Oleh karena
itu lebih tepat kalau mereka dikatakan sebagai subjek dalam proses belajar
mengajar sehingga siswa disebut sebagai subjek belajar yang secara aktif
guru.
sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan berlangsung sepanjang hidup
manusia.
karena itu bilamana terjadi perubahan struktur baik dalam organisasi maupun
adanya pemunculan sifat - sifat yang baru yang berbeda dari sebelumnya
sebelumnya20.
bayi, anak – anak dan remaja. Selama perubahan selama masa dewasa dan
dalam diri individu atau organisme baik fisik (jasmani) maupun psikis
mendalam atau meluas baik fisik maupun psikis berlangsung secara beraturan
20
Muhammad Syamsussabri, “Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik”, Jurnal
Perkembangan Peserta Didik, Volume 1 Nomor 1 tahun 2013, h.3
21
Syamsu Yusuf. L.N,dan Nani. M. Sughandi, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: Raja Gravindo
Persada,2012), cet. Ke-3, h.2
1. Teori Nativisme.
2. Teori Empirisme.
sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan, sedang faktor bakat tidak ada
dilahirkan jiwa anak dalam keadaan suci, bersih seperti kertas putih yang
22
Abin Syamsuddin Makmun,Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran Modul,
(Bandung: Remaja Rosydakarya,1996), h.57
3. Teori Konvergensi.
kedua faktor yaitu pembawaan dan lingkungan. Seorang anak pada waktu
dengan baik.
4. Teori Rekapitulasi.
5. Teori Naturalisme.
pada dasarnya baik ia jadi buruk dan jahat karena pengaruh kebudayaan.
Maka dari itu ia menganjurkan supaya kembali kepada alam dan menjauhkan
kebiasaan kepada anak untuk berkembang menurut kodrat yang baik. Dalam
pendidikan guru tidak boleh menghukum tetapi hukuman harus diberikan oleh
alam sendiri. Teori yang dikemukakan oleh J.J. Rousseau berkaitan dengan
anak dalam kontek pendidikan adalah lemah sebab tidak semua kebudayaan
Melihat pesan dalam kata “Tut Wuri Handayani” yakni “Tut Wuri”
aliran ini mengakui akan adanya pembawaan, bakat ataupun potensi – potensi
yang ada pada anak sejak dilahirkan. Dengan kata “Tut wuri” berarti si
potensi - potensi apa yang timbul dan terlihat pada anak didik untuk
Handayani” hampir sama dengan aliran konvergensi dari William Stern yang
23
Cholil Umam, Iktishar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: Duta Aksara Surabaya, 1998), h.34
24
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,(Bandung: Rosyda Karya, 1994), h.49
yang sehat dan potensial mendukung mereka berkembang kearah yang lebih
Tabel 2.1.
Bertambahnya perbendaharaan
imajinasi kreatifnya.
sebaya.
rambut halus.
Pergantian gigi,
(menstruasi/mimpi basah).
dihadapainya25.
Hal lain berkaitan dengan perkembangan peserta didik yang juga harus
biologis, aspek kognitif, aspek afektif, aspek didaktis dan aspek – aspek
berikut:
25
Sutirna, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik, (Yogyakarta: Andi Offset, 2013), cet. Ke-
1, h.17
Tabel. 2.2.
Menurut Aristoteles.
Tabel. 2.3.
hati.
Tabel. 2.4.
peradaban modern.
Tabel. 2.5.
Menurut Piaget.
Tabel. 2.6.
Konvensi
1. Menghindari hukuman dan mendapatkan ganjaran
26
Alfinar Aziz, Psikologi Pendidikan, Modul Orientasi Pembekalan Calon PNS, 2003, h.16.
4. Aspek Didaktis
Tabel. 2.7.
tinggi.
27
Sutirna, Perkembangan dan Pertumbuhan Peserta Didik, Ibid, h.22–32.
Sebagai manusia yang berpotensi maka di dalam diri peserta didik ada
suatu daya yang dapat tumbuh dan berkembang di sepanjang usianya. Potensi
peserta didik sebagai daya yang tersedia, sedang pendidikan sebagai alat yang
ampuh untuk mengembangkan daya itu. Bila peserta didik adalah sebagai
1. Peserta didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang
khas sehingga ia merupakan insan yang unik. Potensi – potensi khas yang
perkembangannya.
pada pihak lain. Karena itu, setahap demi setahap orang tua atau pendidik
Sarana atau alat dan evaluasi tidak dapat berperan lebih banyak bila pendidik
merupakan pribadi tersendiri atau pribadi unik, setiap anak berbeda di dunia
ini tidak ada dua orang anak yang benar – benar sama walaupun mereka anak
kembar yang berasal dari satu sel telur (Identical – twins) ini disebabkan
pendirian, kesanggupan dan pikiran yang orisinil yang lain dari pada yang
lain. Inisiatif persorangan yang mencapai jalan – jalan baru sering membawa
29
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta Rineka
Cipta,2005), h.52-53.
menjadi dua yaitu perbedaan secara vertikal dan perbedaan secara horizontal.
1. Perbedaan fisik mencakup usia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin,
suku.
30
Suwarno, Pengantar Umum Pendidikan,(Jakarta: /Rineka Cipta, 1992), h.83
31
Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Dipdik, Ibid, h.50.
Adiwiyata, oleh sebab itu penting dijabarkan dengan jelas perihal pendidikan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan kehendak), sosial dan moralitas
manusia serta merupakan alat terpenting untuk menjaga diri dan memelihara
bahwa lingkungan hidup merupakan sistem kehidupan yang terdiri atas ruang,
fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk
jasmaniah di dalam tubuh seperti gizi dan lain – lain. Dan secara psikologis
yang luas. Sebuah sistem meliputi benda - benda mati, benda hidup seperti
biota, makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya, keadaan alam serta
hidup lainnya.
33
Efendi Ridwan, et al, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Ibid, h.179
34
Dalyono, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Rineka Cipta, 1997), h.129.
usaha yang dilakukan secara sadar, terencana dan berlangsung seumur hidup
harus diberikan kepada anak sejak dini agar mereka mengerti dan tidak
35
Bintani Khairi, “Peranan Warga Sekolah dalam Menyukseskan Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan (Sekolah Adiwiyata) di SMP Negeri 2 Ciamis”, Skripsi Sarjana Psikologi Pendidikan dan
Bimbingan, (Yogyakarta: Digilib Universitas Negeri Yogyakarta, 2012), h.17.td.
berbagai pihak sejak awal tahun 1970 - an. Selama ini pelaksanaan pendidikan
lingkungan hidup secara terpisah. Dewasa ini disadari bahwa berbagai upaya
yang telah, sedang dan akan dilakukan dalam pendidikan lingkungan hidup
dasar, namun untuk kelas – kelas yang lebih tinggi (Tingkat SMP dan SMA),
36
Ellen Landriany, “Impelementasi Kebijakan Adiwiyata dalam Upaya Mewujudkan Pendidikan
Lingkungan Hidup di SMA Kota Malang”, Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan, Volume
2, Nomor 1, Januari 2014. t.d.
yang lain.
yang utuh.
disiplin ilmu baru yang diberi nama pendidikan lingkungan hidup (PLH) yang
kemudian dijadikan mata pelajaran yang terpisah dari ilmu lain, dan dengan
suatu unit atau seri pokok bahasan yang disiapkan untuk dipadukan ke dalam
mata pelajaran tertentu serta membangun suatu program inti yang bertitik
Oleh karena itu, merubah sikap manusia kearah positif melalui jalur
hidup dilaksanakan secara terpadu oleh instansi sesuai dengan bidang tugas
37
Naskah Garis – garis Besar Haluan 1993, Bab 3 E4, 674
berisi,
hidup.
lingkungan hidup.
ayat 1 bahwa sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan bebudaya
lingkungan39
Sekolah Adiwiyata merupakan suatu tempat yang baik dan ideal untuk
memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang
38
Undang – undang No 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, Ibid h.5
39
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013
sekolah Adiwiyata diharapkan akan tercipta warga sekolah yang peduli dan
berkelanjutan di daerah40.
lingkungan hidup dan sekaligus sebagai media yang mampu mendukung dan
dilandasi oleh kesadaran dan pemahaman atas kondisi lingkungan sekolah dan
lingkungan sekitar.
40
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan, 2011, H.3
terlibat aktif dalam segala kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat
hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
dan kelestarian lingkungan hidup. Sehubungan dengan itu prinsip utama dari
41
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kemendikbud, Buku Panduan Adiwiyata,Wujudkan Sekolah
Peduli dan Berbudaya Lingkungan,2009, h.5
42
Rachmat Mulyana, “Peranan Etika Lingkungan Melalui Sekolah Perduli dan Berbudaya
Lingkungan”, Jurnal Tabularasa PPS UNIMED, Vol.6. No.2, Desember 2009, h.177
sumber dana dan daya, peningkatan suasana belajar lebih nyaman dan lebih
komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mengkonsep dan
berikut:
43
Rachmat Mulyana, Peranan Etika Lingkungan Melalui Sekolah Perduli dan Berbudaya Lingkungan
Ibid, h.178.
hidup oleh semua warga sekolah selaras dengan prinsip – prinsip dasar
dasar (SD dan yang sederajat) dan sekolah menengah (SMP dan SMA atau
yang sederajat).
dengan baik. Kebijakan ini nantinya dapat menjadi basis pengelolaan program
lingkungan.
lingkungan meliputi;
44
Lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No 2 Tanggal 16 Maret Tahun 2009
partisipatif adalah;
luar.
3. Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh pihak luar.
lain.
3. Peningkatan upaya penghematan energi, air, alat belajar dan lain – lain.
7. Pelaksanaan Adiwiyata.
sekolah. Unsur dan peran masing – masing tim adalah sebagai berikut;
45
Lampiran Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Ibid, h.2
menteri lingkungan.
3. Tim Kabupaten Kota, terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Badan
4. Tim sekolah, terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Guru, Siswa dan
sekolah.
Bagan 2.1
Pemberian Penghargaan
Adiwiyata Tingkat
Nasional
Bagan 2.2
Pemberian Penghargaan
Adiwiyata Tingkat Provinsi
Bagan 2.3
Pembinaan
Pelaksanaan pembinaan Sekolah yang
menyelenggarakan program Adiwiyata di Kabupaten /
Kota
Pemberian Penghargaan
Adiwiyata Tingkat
Kabupaten/Kota
Bagan 2.4
Usulan pernghargaan
Adiwiyata tingkat
Kabupaten / Kota
dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Hal yang bersifat
materi misalnya seorang individu memberikan sesuatu kepada pihak lain demi
negatif terhadap pihak lain sebagai contoh seorang melakukan kerja bakti demi
efisiensi dan efektivitas hidupnya. Hal ini dilakukan dengan cara menajamkan
posisi perannya, sesuatu yang kemudian menjadi bidang spesialis agar lebih tepat
dijelaskan dalam paparan diatas adalah seluruh warga sekolah termasuk peserta
didik sebagai konsumen primer yang merasakan langsung berbagai layanan yang
diberikan sekolah. oleh karenanya antara sekolah dan peserta didik terdapat
hubungan simbiosis mutualisme dimana peserta didik tidak semata menjadi objek
46
Yudi Bakti Nagari “Analisis Kontribusi Pemberian Beasiswa Djarum Terhadap Peningkatan
Prestasi Akademik Mahasiswa Penerima Tahun Angkatan 2010/2011 Daerah Istimewa Yogyakarta”,
Skripsi Sarjana Pendidikan Teknik Elektronika,(Yogyakarta: Digilib Universitas Negeri Yogyakarta,
2012), h.11.td.
pasif hanya menerima layanan pendidikan yang layak akan tetapi dituntut aktif
sosial formal yang didirikan oleh maupun yayasan tertentu sebagai salah satu
sebuah lembaga. Secara garis besar komponen – komponen yang dimiliki oleh
sekolah misalnya kepala sekolah, guru kelas, guru mata pelajaran, guru ekstra
kurikuler, tenaga tata usaha, laboran, pustakawan, pesuruh, dan lain sebagainya.
Jumlah dan jenis personil sekolah ini disesuaikan dengan kebutuhan personil
sekolah.
kurikulum, dana dan segala komponen sekolah selain manusia yang bisa disebut
4. Proses Pendidikan.
Proses pendidikan ini mencakup keseluruhan kegiatan belajar yang diikuti siswa
sebagaiama diharapkan.
Menurut Wisnu Giyono peserta didik berstatus sebagai subjek didik yang
memiliki ciri khas dan otonomi ingin mengembangkan diri dan mendidik secara
yang berasal dari pendidik (Guru) termasuk pengetahuan, keterampilan dan nilai
dalam proses kegiatan Adiwiyata karena siswa merupakan pelaksana dari setiap
kebijakan yang dibuat oleh sekolah. Dalam dunia pendidikan siswa adalah aktor
penting yang menjalankan peran utama dalam dunia pendidikan. Dengan semakin
meningkatnya peran siswa dalam dunia pendidikan maka semakin bagus pula
Berdasar pada dua kewajiban peserta didik yang dijelaskan diatas, dapat
dan mengikuti seluruh kegiatan pendidikan dengan baik dan selalu berperan aktif
peserta didik, dukungan, peran dan kontribusi mereka sebagai generasi penerus
47
Undang – undang Republik Indnesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 5
Pasal 12.
mendasar.
baik yang dilaksanakan dalam internal maupun eksternal sekolah seperti ikut
masyarakat dan peserta didik yang lain, dan kemudian melaksanakannya bersama
– sama.
Serbu sampah tiga puluh detik (Sersam Putik) adalah program kebersihan
kelas dan sekitarnya. Setiap siswa harus mencari dan menemukan sampah – di
setiap siswa harus menjaga kebersihan bangkunya masing – masing baik pada
pembelajaran.
sekolah. Secara teknis, dari program ini siswa diwajibkan membawa satu pot
Program Sasisatum, Sersam Putik dan Clean desk adalah contoh kecil
lingkungan) dan masih banyak lagi peran serta mereka yang dapat diamati pada
setiap kegiatan – kegiatan lingkungan yang aktif mereka ikuti baik di lingkungan
48
http://Eprints.Uny.Ac.Id/7807/, Diakses Pada Tanggal 12 Mei,2015.
49
Keterangan : Dokumen Adiwiyata SMP Negeri 4 Surabaya.