Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Bindo Sastra 2 (1) (2018): 159–167 159

EFEKTIVITAS MODEL DECISION MAKING DALAM PEMBELAJARAN


MENULIS PARAGRAF PERSUASIF SISWA KELAS X SMK TRISAKTI
BATURAJA

Awalludin
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Baturaja
awalludinawri@gmail.com

Diterima: 24 Januari 2018. Disetujui: 29 Maret 2018. Diterbitkan: 27 April 2018

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMK Trisakti Baturaja
menulis paragraf persuasif sebelum menggunakan model pembelajaran decision making,(2)
mendeskripsikan kemampuan siswa kelas X SMK Trisakti Baturaja menulis paragraf persuasif setelah
menggunakan model pembelajaran decision making, dan (3) mendeskripsikan efektivitas model
pembelajaran decision making dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif siswa kelas X SMK
Trisakti Baturaja. Populasi penelitian 123 orang dan sampel 41 orang. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan tes menulis paragraf
persuasif dan teknik analisis data menggunakan teknik statistik dengan rumus uji t (t-test). Hasil
penelitian ini menunjukkan rata-rata skor yang diperoleh pada tes awal adalah 61,29 dan pada tes akhir
77,76 dengan peningkatan skor sebesar 16,47. Dari perhitungan data diperoleh t hitung 8,22 dan t tabel
pada taraf signifikansi 5% sudah diketahui yaitu 2,02. Dalam hal ini, t hitung lebih besar dibandingkan
dengan t tabel (8,22 > 2,02). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran decision
making efektif digunakan dalam pembelajaran menulis paragraf persuasif siswa kelas X SMK Trisakti
Baturaja.
Kata kunci: efektivitas, decision making, menulis, paragraf persuasif.

Abstract
The purpose of this study is to (1) describe the ability of the students of class X of SMK Trisakti Baturaja
to write a persuasive paragraph before using the decision making learning model, (2) describe the ability
of grade X students of SMK Trisakti Baturaja to write a persuasive paragraph after using decision
making learning model, and (3) describe the effectivity of learning model decision making in learning to
write persuasive paragraph of students of class X SMK Trisakti Baturaja. The study population is 123
people and the sample is 41 people. The method used in this research is the experimental method. Data
collection techniques using persuasive paragraph writing tests and data analysis techniques using
statistical techniques with t test formula (t-test). The results of this study indicate the average score
obtained in the pretest is 61.29 and in the posttest 77.76 with a high increase score of 16.47. From the
calculation data obtained t arithmetic 8.22 and t table at 5% significance level is known that is 2.02. In
this case, t arithmetic is greater than t table (8.22> 2.02). Thus, it can be concluded that the model of
decision making learning is effective used in learning to write persuasive paragraph of students of class
X SMK Trisakti Baturaja.

Keywords: effectivity, decision making, writing, persuasive paragraph.

© Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Palembang

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
160 Awalludin, Efektivitas Model Decision Making

Pendahuluan Model pembelajaran merupakan kerangka


Menulis merupakan suatu konseptual berupa pola prosedur sistematik
keterampilan berbahasa yang dipergunakan yang dikembangkan berdasarkan teori dan
secara tidak langsung, tidak secara tatap digunakan dalam mengorganisasikan proses
muka dengan orang lain. Hal ini seperti belajar mengajar untuk mencapai tujuan
dikemukakan oleh Tarigan (2008:3), belajar (Sani, 2013:89). Model
keterampilan menulis memerlukan pembelajaran yang digunakan dalam
kesungguhan untuk mengolah, menata, dan penelitian ini adalah model pembelajaran
mempertimbangkan secara kritis gagasan Decision Making. Pengambilan keputusan
yang akan dituangkan dalam bentuk tulisan. (decision making) merupakan keputusan
Lebih lanjut, Tarigan (2008:3) menyatakan sebagai hasil pemecahan masalah yang
bahwa keterampilan menulis tidak mungkin harus didasari atas logika dan
dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi pertimbangan, penetapan alternatif terbaik,
keterampilan tersebut baru dapat dikuasai serta harus mendekati tujuan yang telah
oleh orang yang rajin berlatih. ditetapkan (Soenhadji, 2013:2).
Salah satu materi yang terdapat Peneliti menggunakan model
dalam mata pelajaran bahasa Indonesia tersebut karena sesuai dengan materi
adalah paragraf persuasif. Materi tersebut pembelajaran tentang paragraf persuasif dan
tercantum dalam silabus pembelajaran lebih spesifik pada kegiatan menulis. Siswa
bahasa Indonesia di SMK Trisakti Baturaja dituntut untuk menggali potensi diri dengan
dengan Standar Kompetensi Menulis: membuat keputusan dari pilihan-pilihan
mengungkapkan informasi melalui yang ada dan menuangkannya ke dalam
penulisan paragraf dan teks pidato. sebuah tulisan, serta tindakan yang diambil
Kompetensi Dasarnya adalah ‘Menulis dapat dipertanggungjawabkan. Sejalan
gagasan untuk meyakinkan atau mengajak dengan hal tersebut, Benjamin dan Charles
pembaca bersikap atau melakukan sesuatu (dikutip Gomulya, 2015:3) menyatakan
dalam bentuk paragraf persuasif’. Subana bahwa para pembuat keputusan yang baik
(2011:195) menjelaskan bahwa mengikuti proses yang lebih baik pula.
pembelajaran bahasa Indonesia merupakan Selain itu, para pembuat keputusan yang
suatu kegiatan yang berencana dan lebih baik juga menyadari adanya proses
bertujuan. Oleh karena itu, dalam berpikir yang mereka lakukan.
pelaksanaannya diperlukan teknik-teknik Berdasarkan hal-hal tersebut,
pembelajaran agar tujuan pembelajaran peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
bahasa Indonesia dapat tercapai. dengan judul Efektivitas Model Decision
Berdasarkan hasil observasi yang Making dalam Pembelajaran Menulis
peneliti peroleh pada saat mengajarkan Paragraf Persuasif Siswa Kelas X SMK
materi tentang menulis paragraf persuasif, Trisakti Baturaja.
siswa masih kurang memperhatikan Paragraf adalah seperangkat
penjelasan teori. Akibatnya, siswa tidak kalimat yang membicarakan suatu gagasan
termotivasi untuk mengikuti proses belajar atau topik (Arifin dan Tasai, 2010:115).
mengajar, sehingga akan berdampak pada Senada dengan pendapat tersebut, Tarigan
nilai hasil belajar siswa. (2008:5) mengungkapkan “Paragraf adalah
Berdasarkan daftar nilai yang seperangkat kalimat yang tersusun logis dan
peneliti peroleh dari salah satu guru mata sistematis yang merupakan satu kesatuan
pelajaran bahasa Indonesia di SMK Trisakti ekspresi pikiran yang relevan dan
Baturaja, hasil belajar siswa pada materi mendukung pikiran pokok yang tersirat
menulis paragraf persuasif masih rendah. dalam seluruh karangan”. Selain itu, Finoza
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang (2010:189) menyatakan bahwa paragraf
telah ditetapkan yaitu 75,00 sedangkan nilai merupakan satuan bentuk bahasa yang
hasil latihan siswa rata-rata 65,00. umumnya merupakan gabungan beberapa
Salah satu upaya untuk kalimat.
meningkatkan hasil belajar siswa dalam Berdasarkan pendapat ketiga ahli
menulis paragraf persuasif tersebut adalah tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf
dengan menggunakan model pembelajaran. adalah satuan bentuk bahasa yang terdiri

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
Jurnal Bindo Sastra 2 (1) (2018): 159–167 161

dari seperangkat kalimat yang tersusun diperlukan agar susunan tulisan menjadi
logis—sistematis dan membicarakan suatu sistematis dan logis. Susunan pembahasan
gagasan atau topik serta ekspresi pikiran yang tepat untuk paragraf ini adalah
dalam seluruh karangan. susunan logis dengan urutan sebab akibat.
Paragraf persuasif merupakan suatu Dengan begitu, pembaca langsung
seni verbal yang bertujuan untuk dihadapkan pada masalah yang sedang
meyakinkan seseorang agar melakukan dibahas; 3) Mengumpulkan bahan untuk
sesuatu yang dikehendaki pembicara pada paragraf persuasif, bahan dapat diperoleh
waktu ini atau pada waktu yang akan melalui kegiatan pengamatan, wawancara,
datang (Keraf, 2010:118). Sejalan dengan dan penyebaran angket kepada responden.
pendapat tersebut, Kosasih (2010:253) Pada saat mengumpulkan bahan, kita dapat
berpendapat bahwa paragraf persuasif membuat catatan, baik kutipan langsung
merupakan paragraf yang bertujuan maupun tidak langsung yang nantinya dapat
membuat pembaca percaya, yakin, dan dijadikan sebagai barang bukti; 4) Menarik
terbujuk akan hal-hal yang simpulan dari paragraf persuasif, penarikan
dikomunikasikan yang mungkin berupa simpulan dalam suatu paragraf persuasif
fakta, suatu pendirian umum, suatu harus kita lakukan dengan benar agar tujuan
pendapat ataupun perasaan seseorang. kita tercapai. Suatu kesimpulan dapat
Berdasarkan kedua pendapat ahli dibuat apabila data yang diperoleh telah
tersebut, dapat disimpulkan bahwa paragraf dianalisis. Penarikan kesimpulan dapat
persuasif merupakan paragraf yang dilakukan dengan cara induktif atau
bertujuan untuk mempengaruhi, deduktif; 5) Menutup paragraf persuasif,
meyakinkan, membujuk, dan membuat pada bagian ini, penulis akan
pembaca percaya sehingga pembaca tertarik memberitahukan inti dan maksud dari
akan hal-hal yang dikomunikasikan dan penjabaran fakta-fakta yang ada dalam
melakukan sesuatu yang dikehendaki paragraf tersebut dalam 1—2 kalimat
penulis pada waktu ini atau pada waktu berupa ajakan atau himbauan yang biasanya
yang akan datang. terletak di akhir kalimat (induktif).
Ciri-ciri paragraf persuasif Ada 3 dasar melakukan persuasif, yaitu
(Fariyanti, 2010:21) adalah 1) Persuasif 1) Watak dan Kredibilitas, persuasif akan
berasal dari pendirian bahwa pikiran berlangsung sesuai dengan harapan penulis
manusia dapat diubah; 2 Harus bila para pembaca telah mengenal penulis
menimbulkan kepercayaan para sebagai orang yang berwatak baik. Bila
pembacanya; 3) Persuasi harus dapat pembaca belum mengenal watak penulis,
menciptakan kesepakatan atau penyesuaian sekurang-kurangnya dalam persuasif itu
melalui kepercayaan antara penulis dan sendiri penulis yang tidak sadar akan
pembaca; 4) Persuasi sedapat mungkin memperlihatkan pula wataknya yang
menghindari konflik agar kepercayaan tidak sebenarnya. Watak dan seluruh kepribadian
hilang dan supaya kesepakatan pendapatnya penulis diketahui dari seluruh tulisannya.
tercapai; 5) Persuasi memerlukan fakta dan Singkatnya, orang yang akan mengadakan
data. persuasif harus memiliki kemampuan
Menurut Fariyanti (2010:21—22) berpikir secara teratur, selalu
langkah-langkah menyusun paragraf memperlihatkan simpati, dan mempercayai
persuasif adalah 1) Menentukan topik dan orang lain; 2) Kemampuan Mengendalikan
tujuan dalam paragraf persuasif, pada Emosi, maksudnya kesanggupan penulis
paragraf persuasif, tujuan menulis dapat untuk mengobarkan emosi dan sentimen
dikemukakan secara langsung. Misalnya, pembaca. Kemampuan ini sekaligus juga
topik yang dibuat oleh penulis adalah merupakan aspek perbedaan yang lain
tentang objek wisata “Goa Putri”. Tujuan antara argumentasi dan persuasif. Oleh
penulisan yang dapat dirumuskan adalah sebab itu, secara moral dan bertanggung
meyakinkan pembaca bahwa objek wisata jawab, penulis harus menyiapkan isi yang
tersebut sangatlah menarik untuk sesuai dengan maksud yang akan dicapai
dikunjungi; 2) Membuat kerangka karangan persuasinya; 3) Bukti-bukti, syarat ketiga
paragraf persuasif, kerangka tulisan yang harus dipenuhi agar penulis dapat

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
162 Awalludin, Efektivitas Model Decision Making

berhasil dalam persuasinya adalah yang menjadi ukuran dalam pengambilan


kesanggupan untuk memberikan bukti-bukti keputusan. Keputusan yang sudah diambil
mengenai suatu kebenaran. Yang terpenting harus dapat dijelaskan dan
adalah bagaimana fakta yang diberikan dipertanggungjawabkan.
dapat dijalin dengan faktor-faktor Langkah-langkah model Decision
emosional, sehingga dapat tercapai maksud Making menurut Lefudin (2014:194—195)
pembicara (Keraf, 2010:121—123). meliputi : 1) Guru menginformasikan
Menurut Fariyanti (2010:21), tujuan dan perumusan masalah; 2) Secara
pendekatan yang dipakai dalam persuasif klasikal tayangan gambar, wacana atau
adalah pendekatan emotif yang berusaha kasus permasalahan yang sesuai dengan
membangkitkan dan merangsang emosi. materi pelajaran atau kompetensi yang
Setiap orang selalu terlibat dalam diharapkan; 3) Buatlah pertanyaan agar
tindakan pembuatan keputusan atau siswa dapat merumuskan permasalahan
decision making. Prawirosentono dan sesuai dengan gambar, wacana atau kasus
Primasari (2014:96) mengungkapkan yang disajikan; 4) Secara individu siswa
“Decision making adalah proses memilih diminta mengidentifikasikan permasalahan
atau menentukan berbagai kemungkinan di yang terdapat di lingkungan sekitar siswa
antara situasi-situasi yang tidak pasti. yang sesuai dengan materi yang dibahas
Pengambilan keputusan juga meminta dan cara pemecahannya; 5) Secara individu
seseorang harus membuat prediksi ke siswa diminta mengemukakan alasan
depan, memilih salah satu di antara dua mereka memilih alternatif tersebut; 6)
pilihan atau lebih, dan membuat estimasi Secara individu siswa diminta mencari
(prakiraan). Selanjutnya, Ralp C. Davis penyebab terjadinya masalah tersebut; 7)
dikutip Soenhadji (2013:2) menyatakan Secara individu siswa diminta
“Pengambilan keputusan (decision making) mengemukakan tindakan untuk mencegah
merupakan keputusan sebagai hasil terjadinya masalah tersebut.
pemecahan masalah yang harus didasari
atas logika dan pertimbangan, penetapan Metode Penelitian
alternatif terbaik, serta harus mendekati Metode yang digunakan dalam
tujuan yang telah ditetapkan”. Dengan penelitian ini adalah metode eksperimen
demikian, dalam pengambilan keputusan dengan bentuk one group pretest-posttest
bukan semata-mata bertujuan untuk designs. Populasi penelitian ini adalah
memperoleh informasi atau pengetahuan, seluruh siswa kelas X SMK Trisakti
tetapi juga dilandasi oleh pertimbangan Baturaja yang berjumlah 3 kelas dengan
secara nalar dan penilaian serta tindakan 123 orang dengan sampel sebanyak 41
yang diambil akan dapat orang. Teknik pengumpulan data yang
dipertanggungjawabkan.
digunakan dalam penelitian ini adalah tes
Prawirosentono dan Primasari
menulis paragraf persuasif. Teknik analisis
(2014:101) juga menjelaskan terdapat 3
data menggunakan teknik statistik. Untuk
unsur dalam suatu pengambilan keputusan,
melakukan penilaian menulis paragraf,
yaitu 1) Beberapa Pilihan yang Tersedia
peneliti menggunakan rubrik berikut ini.
(Available Alternatives), siswa akan
membuat keputusan dengan memilih dari Tabel 1. Rubrik Penilaian Menulis Paragraf
beberapa tema yang sudah ditetapkan Persuasif
peneliti sebelum membuat paragraf Skor Kriteria
persuasif; 2) Hal-hal yang di luar Kendali I 27—30 Sangat Baik: isinya menarik,
Pengambilan Keputusan (States Of Nature), S substantive, dapat meyakinkan
keputusan yang sudah ditetapkan terkadang I pembaca, relevan dengan
tidak semulus yang dibayangkan. Misalnya, permasalahan dan tuntas.
setelah siswa sudah mengambil keputusan 22—26 Baik: informasi cukup,
dalam memilih tema, ia kehabisan kata-kata substansi cukup, cukup
atau bahkan ia merasa bingung bagaimana menarik dan meyakinkan
pembaca, relevan dengan
cara mendeskripsikannya; 3) Hasil (Pay
masalah tetapi tidak lengkap
Off), unsur lain adalah hasil atau pay off

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
Jurnal Bindo Sastra 2 (1) (2018): 159–167 163

Skor Kriteria Skor Kriteria


17—21 Cukup: informasi terbatas, A 5—10 Kurang: tidak menguasai
substansi kurang, tidak cukup S aturan, terdapat banyak
menarik dan meyakinkan A kesalahan, tidak komunikatif,
pembaca, permasalahan tidak tidak layak nilai.
cukup.
13—16 Kurang: tidak berisi, tidak ada M 5 Sangat Baik: menguasai
substansi, tidak menarik dan E aturan penulisan, hanya
meyakinkan, tidak ada K terdapat beberapa kesalahan
permasalahan. A ejaan.
N 4 Baik: kadang-kadang terjadi
O 18—20 Sangat Baik: ekspresi lancar, I kesalahan ejaan tetapi tidak
R gagasan diungkapkan dengan K mengaburkan makna
G jelas, padat, tertata dengan 3 Cukup: sering terjadi
A baik, urutan logis, kohesif kesalahan ejaan, makna
N 14—17 Baik: kurang lancar, kurang membingungkan atau kabur.
I terorganisasi tetapi ide utama 2 Kurang: tidak menguasai
S terlihat, beban pendukung aturan penulisan, terdapat
A terbatas, urutan logis tetapi banyak kesalahan ejaan, tulisan
S tidak lengkap. tidak terbaca, tidak layak nilai.
I 10—13 Cukup: tidak lancar, gagasan (Sumber: Nurgiyantoro, 2010:441—442)
kacau, terpotong-potong,
urutan dan pengembangan Hasil dan Pembahasan
tidak logis.
7—9 Kurang: tidak komunikatif,
tidak terorganisasi, tidak layak 1. Pretest (Tes Awal)
nilai. Penelitian ini dilaksanakan di SMK
Trisakti Baturaja dengan sampel kelas
K 18—20 Sangat Baik: menggunakan X.AP sebanyak 41 orang. Pengumpulan
O kata-kata ajakan dan ungkapan data penelitian dilakukan dengan cara tes
S tepat, menguasai tertulis dan dilaksanakan hari Kamis
A pembentukkan kata. tanggal 6 April 2017. Pada saat pretest,
K 14—17 Baik: penggunaan kata-kata skor menulis paragraf persuasif sebelum
A ajakan cukup dan ungkapan menggunakan model pembelajaran
T kadang-kadang kurang tepat
Decision Making dapat dilihat pada tabel
A tetapi tidak mengganggu.
10—13 Cukup: penggunaan kata-kata berikut.
ajakan kurang tepat, sering Tabel 2. Hasil Pretest Menulis Paragraf
terjadi kesalahan penggunaan Persuasif
kosakata, dan dapat merusak No. Nama Nilai Kategori
makna 1. WAS 69 Cukup Mampu
7—9 Kurang: penggunaan kata- 2 YA 46 Kurang Mampu
kata ajakan asal-asalan, 3 Has 43 Gagal
pengetahuan tentang kosakata 4 AEH 62 Cukup Mampu
rendah, tidak layak nilai. 5 JP 78 Mampu
P 22—25 Sangat Baik: konstruksi 6 Sus 64 Cukup Mampu
E kompleks tetapi efektif, hanya 7 MRK 70 Mampu
N terjadi sedikit kesalahan 8 Fit 45 Gagal
G penggunaan bentuk 9 YM 59 Cukup Mampu
G kebahasaan. 10 ML 59 Cukup Mampu
U 18—21 Baik: konstruksi sederhana 11 IRP 59 Cukup Mampu
N tetapi efektif, kesalahan kecil 12 SAD 66 Mampu
A pada konstruksi kompleks, 13 FA 73 Mampu
A terjadi sejumlah kesalahan 14 WA 60 Cukup Mampu
N tetapi maka tidak kabur. 15 MWP 62 Cukup Mampu
11—17 Cukup: terjadi kesalahan 16 IS 60 Cukup Mampu
B serius dalam konstruksi 17 MMA 55 Kurang Mampu
A kalimat, makna 18 ASy 70 Sangat Mampu
H membingungkan atau kabur.

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
164 Awalludin, Efektivitas Model Decision Making

No. Nama Nilai Kategori No. Nama Nilai Kategori


19 AS 39 Gagal
6 Sus 77 Mampu
20 WK 52 Kurang Mampu
7 MRK 69 Mampu
21 Fit 74 Mampu
8 Fit 69 Mampu
22 WPS 78 Mampu
23 ZR 61 Cukup Mampu 9 YM 81 Sangat Mampu
24 AR 57 Cukup Mampu 10 ML 73 Mampu
25 Rah 63 Cukup Mampu 11 IRP 92 Sangat Mampu
26 Her 82 Sangat Mampu 12 SAD 75 Mampu
27 ASa 64 Cukup Mampu 13 FA 76 Mampu
28 RG 55 Kurang Mampu 14 WA 73 Mampu
29 SA 59 Cukup Mampu 15 MWP 70 Mampu
30 GA 63 Cukup Mampu 16 IS 72 Mampu
31 TIP 55 Kurang Mampu 17 MMA 89 Sangat Mampu
32 RS 72 Mampu 18 ASy 75 Mampu
33 RTPS 72 Mampu 19 AS 87 Sangat Mampu
34 RAU 74 Mampu 20 WK 75 Mampu
35 PS 69 Mampu 21 Fit 81 Sangat Mampu
36 RE 60 Cukup Mampu 22 WPS 78 Mampu
37 NN 42 Gagal 23 ZR 77 Mampu
38 EI 59 Cukup Mampu 24 AR 68 Mampu
39 TFA 43 Gagal 25 Rah 78 Mampu
40 FSK 70 Mampu 26 Her 93 Sangat Mampu
41 NNu 59 Cukup Mampu 27 ASa 70 Mampu
Total 2513 61,29 28 RG 84 Sangat Mampu
29 SA 65 Cukup Mampu
Berdasarkan tabel tersebut, dapat 30 GA 73 Mampu
31 TIP 67 Mampu
disimpulkan bahwa pada saat pretest siswa
32 RS 78 Mampu
kelas X SMK Trisakti Baturaja masih rata-
33 RTPS 92 Sangat Mampu
rata mendapatkan nilai cukup mampu 34 RAU 88 Sangat Mampu
dalam menulis paragraf persuasif sebelum 35 PS 89 Sangat Mampu
menggunakan model pembelajaran 36 RE 89 Sangat Mampu
Decision Making. 37 NN 89 Sangat Mampu
38 EI 78 Mampu
2. Posttest (Tes Akhir) 39 TFA 58 Cukup Mampu
a. Deskripsi Data Tes 40 FSK 70 Mampu
Penelitian ini dilaksanakan di SMK 41 NNu 89 Sangat Mampu
Trisakti Baturaja dengan sampel penelitian Total 3188 77,76
kelas X.AP sebanyak 41 orang siswa.
Pengumpulan data penelitian dilakukan Berdasarkan tabel tersebut, dapat
dengan cara tes tertulis dan dilaksanakan disimpulkan bahwa pada saat posttest nilai
hari Rabu, 3 Mei 2017. Adapun hasil siswa mengalami peningkatan yang sangat
posttest menulis paragraf persuasif setelah signifikan. Siswa kelas X SMK Trisakti
menggunakan model pembelajaran Baturaja rata-rata mampu dalam menulis
Decision Making dapat dilihat pada tabel paragraf persuasif setelah menggunakan
berikut ini. model pembelajaran Decision Making.
Berdasarkan hasil penelitian
Tabel 3. Hasil Posttest Menulis Paragraf terhadap kemampuan siswa kelas X SMK
Persuasif Trisakti Baturaja menulis paragraf persuasif
No. Nama Nilai Kategori sebelum diterapkan model pembelajaran
1. WAS 89 Sangat Mampu Decision Making diketahui siswa kelas X
2 YA 90 Sangat Mampu SMK Trisakti Baturaja yang mendapat nilai
3 Has 62 Cukup Mampu 80—100 sebanyak 1 orang atau 2,44%
4 AEH 60 Cukup Mampu (sangat mampu), siswa yang mendapat nilai
5 JP 80 Sangat Mampu 66—79 sebanyak 14 orang atau 34,15%

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
Jurnal Bindo Sastra 2 (1) (2018): 159–167 165

(mampu), siswa yang mendapat nilai 56— orang atau 51,22%. Siswa yang mendapat
65 sebanyak 14 orang atau 34,15% (cukup nilai 56—65 sebanyak 4 orang atau 9,76%.
mampu), siswa yang mendapat nilai 46—55 Siswa yang mendapat nilai 46—55 dan
sebanyak 7 orang atau 17,07% (kurang siswa yang mendapat nilai 45 ke bawah
mampu), dan siswa yang mendapat nilai 45 tidak ada atau 0%. Untuk lebih jelasnya,
ke bawah sebanyak 5 orang atau 12,20% penilaian tersebut dapat dilihat pada tabel
(gagal). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat berikut ini.
pada tabel berikut.
Tabel 5. Kategori Penilaian Posttest Menulis
Tabel 4. Kategori Penilaian Pretest Menulis Paragraf Persuasif
Paragraf Persuasif No. Nilai Freku Persentase Kategori
No. Nilai Freku Persentase Kategori ensi (%) Penilaian
ensi (%) Penilaian 1. 80—100 16 39,02 Sangat
1. 80—100 1 2,44 Sangat Mampu
Mampu 2. 66—79 21 51,22 Mampu
2. 66—79 14 34,15 Mampu 3. 56—65 4 9,76 Cukup
3. 56—65 14 34,15 Cukup Mampu
Mampu 4. 46—55 - 0 Kurang
4. 46—55 7 17,07 Kurang Mampu
Mampu 5. 00—45 - 0 Gagal
5. 00—45 5 12,20 Gagal Jumlah 41 100
Jumlah 41 100
Berdasarkan tabel tersebut, dapat
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada 16 orang (39,02%)
disimpulkan bahwa siswa yang mampu termasuk dalam kategori sangat mampu
menulis paragraf persuasif sebelum karena sudah mampu dalam menulis
menggunakan model pembelajaran paragraf persuasif dan sudah sesuai dengan
Decision Making adalah 1 orang berada isi paragraf tersebut. Lalu, ada 21 orang
dalam kategori penilaian sangat mampu (51,22%) termasuk dalam kategori mampu
karena sudah paham dan mengerti tentang karena sudah mampu menulis paragraf
menulis paragraf dan selalu mendapat nilai persuasif tetapi masih ada sedikit kesalahan
tertinggi di kelasnya. Lalu, ada 14 orang dalam mekanik. Ada 4 orang (9,76%)
berada dalam kategori penilaian mampu termasuk dalam kategori cukup mampu
karena sudah mampu dalam menulis karena cukup mampu dalam menulis
paragraf persuasif walaupun masih ada paragraf persuasif dan masih terdapat
beberapa kalimat yang tidak sempurna. Ada beberapa kesalahan dalam penggunaan
14 orang dalam kategori penilaian cukup bahasa dan mekanik. Kemudian, siswa yang
mampu karena mereka cukup mampu mendapat nilai 46—55 dalam kategori
dalam menulis paragraf persuasif, tetapi kurang mampu dan siswa yang mendapat
banyak terdapat kesalahan di bagian nilai 00—45 dalam kategori penilaian gagal
penggunaan bahasa dan mekanik. Siswa tidak ada.
yang termasuk dalam kategori kurang Berdasarkan deskripsi hasil
mampu terdapat 7 orang karena banyak penelitian siswa kelas X SMK Trisakti
terdapat kesalahan di bagian kosakata, Baturaja bahwa pembelajaran menulis
penggunaan bahasa, dan mekanik. Siswa paragraf persuasif dengan menggunakan
yang mendapat penilaian kategori gagal model pembelajaran Decision Making
terdapat 5 orang karena tidak mampu mengalami peningkatan. Hal ini terlihat
menulis paragraf persuasif dan tidak sesuai dari rata-rata skor yang diperoleh pada tes
dengan isi serta salah di bagian organisasi, awal adalah 61,29 dan pada tes akhir 77,76
kosakata, penggunaan bahasa, dan mekanik. terdapat peningkatan skor yang cukup
Berdasarkan hasil penelitian setelah tinggi sebesar 16,47.
diterapkan model pembelajaran Decision Dari hasil pengujian tes “t” dapat
Making, siswa kelas X SMK Trisakti disimpulkan bahwa ada perbedaan skor
Baturaja yang mendapat nilai 80—100 rata-rata antara tes awal dan tes akhir
sebanyak 16 orang atau 39,02%. Siswa karena ada efektivitas yang signifikan hal
yang mendapat nilai 66—79 sebanyak 21 itu dapat diketahui dari pengujian tes “t”

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
166 Awalludin, Efektivitas Model Decision Making

yang menunjukkan bahwa thitung> ttabel atau demikian, guru dapat memvariasikan
8,22 > 2,02 pada taraf signifikansi 5%. Hal metode pengajaran yang dapat
ini menunjukkan bahwa model meningkatkan kemampuan siswa dalam
pembelajaran Decision Making efektif menulis paragraf persuasif.
dalam pembelajaran menulis paragraf
persuasif pada siswa kelas X SMK Trisakti Simpulan
Baturaja. Berdasarkan hasil penelitian
Nilai rata-rata pada tes awal tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut.
(pretest) sebesar 61,29 dan rata-rata nilai Sebelum diterapkan model
pada tes akhir (posttest) sebesar 77,76. Hal pembelajaran Decision Making, siswa yang
ini berarti bahwa hasil tes awal lebih kecil mendapat nilai 80—100 terdapat 1 orang
dibandingkan dengan hasil tes akhir, (2,44%). Siswa yang yang mendapat nilai
dengan selisih yaitu 16,47. Hal ini 66—79 terdapat 14 orang (34,15%). Siswa
menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil yang mendapat nilai 56—65 terdapat 14
tes siswa. Oleh sebab itu, dapat orang (34,15%). Siswa yang mendapat nilai
disimpulkan bahwa model pembelajaran 46—55 terdapat 7 orang (17,07%). Siswa
Decision Making efektif dalam yang mendapat nilai 00—45 terdapat 5
pembelajaran menulis paragraf persuasif orang (12,20%).
pada siswa kelas X SMK Trisakti Baturaja. Setelah diterapkan model
Keberhasilan peningkatan hasil pembelajaran Decision Making, siswa yang
belajar siswa pada saat tes akhir ini mendapat nilai 80—100 ada 16 orang
disebabkan oleh pada saat pembelajaran (39,02%). Siswa yang yang mendapat nilai
menulis paragraf persuasif siswa sudah antara 66—79 terdapat 21 orang (51,22%).
diberikan perlakuan. Perlakuan yang Siswa yang mendapat nilai antara 56—65
diberikan menggunakan model terdapat 4 orang (9,76%). Siswa yang
pembelajaran Decision Making. Penelitian mendapat nilai 46—55 dan nilai 00—45
ini menunjukkan hasil yang baik. Hal ini tidak ada.
diketahui dari hasil belajar siswa yang Berdasarkan hasil penelitian
meningkat. Dengan kata lain, pembelajaran tersebut, pembelajaran menulis paragraf
menulis paragraf persuasif dengan persuasif menggunakan model
menggunakan model pembelajaran pembelajaran Decision Making mengalami
Decision Making berpengaruh terhadap peningkatan dari rata-rata skor pada tes
pembelajaran menulis paragraf persuasif awal adalah 61,29 dan pada tes akhir 77,76
siswa kelas X SMK Trisakti Baturaja. terdapat peningkatan skor yang cukup
Pada akhir bahasan ini, peneliti tinggi sebesar 16,47. Dengan demikian,
menyimpulkan bahwa penelitian ini telah dapat disimpulkan bahwa model
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. pembelajaran Decision Making efektif
Pada saat penelitian dilaksanakan terdapat digunakan dalam pembelajaran menulis
perbedaan dalam proses pembelajaran dan paragraf persuasif siswa kelas X SMK
peningkatan belajar siswa. Perbedaan ini Trisakti Baturaja.
dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar yang berbeda antara tes awal
dan tes akhir. Dengan adanya perbedaan Daftar Pustaka
kemampuan tes awal dan tes akhir ini dapat Arifin, E.Z. & Tasai, S.A. (2010). Cermat
dikatakan bahwa penggunaan model Berbahasa Indonesia. Jakarta:
pembelajaran Decision Making Akademika Pressindo.
berpengaruh terhadap pembelajaran
menulis paragraf persuasif siswa kelas X Fariyanti, M. (2010). Memahami EYD
SMK Trisakti Baturaja. Untuk Menyunting Karangan.
Penerapan model pembelajaran Bogor: Quadra.
Decision Making dalam pembelajaran
menulis paragraf persuasif masih jarang Finoza, L. (2010). Komposisi Bahasa
dilakukan. Hal tersebut disebabkan metode Indonesia. Jakarta: Diksi Insan
ini merupakan metode baru. Dengan Mulya.

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)
Jurnal Bindo Sastra 2 (1) (2018): 159–167 167

Gomulya, B. (2015). Problem Solving and Sani, R.A. (2013). Inovasi Pembelajaran.
Decision Making For Jakarta: Bumi Aksara.
Improvement: Cara Cerdas dan Soenhadji, I.M. (2013). Teori Pengambilan
Efektif dalam Memecahkan Keputusan. Depok: Universitas
Masalah dan Mengambil Gunadarma.
Keputusan untuk Meningkatkan
Kinera Organisasi. Jakarta: Subana. (2011). Strategi Belajar Mengajar
Gramedia Pustaka Utama. Bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia.
Keraf, G. (2010). Argumentasi dan Narasi.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Tarigan, D. (2008). Membina Keterampilan
Menulis Paragraf dan
Kosasih, E. (2010). Kompetensi Pengembangannya. Bandung:
Ketatabahasaan: Cermat Angkasa.
Berbahasa Indonesia. Bandung:
Yrama Widia. Tarigan, H.G. (2008). Menulis: Sebagai
Suatu Keterampilan Berbahasa.
Lefudin. (2014). Belajar dan Bandung: Angkasa.
Pembelajaran. Yogyakarta: Budi
Utama.

Nurgiyantoro, B. (2010). Penilaian


Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta:
BPFE.

Prawirosentono, S. & Primasari, D. (2014).


Manajemen Stratejik dan
Pengambilan Keputusan
Korporasi. Jakarta: Bumi Aksara.

Available online at: http://jurnal.um-palembang.ac.id/index.php/bisastra/index


ISSN 2549–5305 (print), ISSN 2579–7379 (online)

Anda mungkin juga menyukai