Anda di halaman 1dari 13

KARTUL

0 -120 2
202
PENGEMBANGAN MODUL MENULIS ESAI ARGUMENTATIF
BERPERSPEKTIF LOGIKA TOULMIN DAN
PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MATEMATIKA

Agustinus Alex Suyanto (nama siswa)


Paulus Aditya Panamokta, M.Hum. (nama guru)

Kelas XI IPS 5 No. 10


SMA KOLESE GONZAGA

E-mail: agustinus.suyanto@gonzaga.sch.id

Abstrak

Penelitian ini mengangkat permasalahan penulisan esai argumentatif berperspektif


logika Toulmin yang sangat penting dikuasai oleh mahasiswa tetapi tidak diimbangi dengan
keterampilan menulis dan pedoman pembelajaran menulis esai argumentatif berperspektif
logika Toulmin. Tujuan dari penelitian ini adalah penulis mampu mengembangkan modul
menulis esai argumentatif berperspektif logika Toulmin serta diintegrasikan dengan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) pada mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall dalam
Sugiyono (2015). Penelitian tersebut mengacu pada sepuluh tahapan dari Borg dan Gall yang
peneliti sederhanakan menjadi enam tahapan, yaitu penelitian dan pengumpulan informasi,
pengembangan produk, uji validasi, revisi produk tahap pertama, uji coba produk, dan revisi
produk tahap kedua. Hasil pengembangan modul dapat disimpulkan sebagai berikut: (1)
Berdasarkan hasil tes awal menulis esai argumentatif, mahasiswa belum mampu menulis esai
argumentatif sesuai kaidah; (2) Pengembangan produk modul ini dilakukan dengan
menentukan judul tujuan, pemilihan bahan, penyusunan kerangka, dan pengumpulan bahan
yang relevan terhadap materi menulis esai argumentatif.
Berdasarkan hasil analisis validasi, modul pembelajaran “Jitu Menulis Esai
Argumentatif Berspektif Logika Toulmin” memperoleh akumulasi skor rata-rata sebesar 4,43
dengan kategori “sangat baik”, dan memiliki persentase kelayakan sebesar 88,64%. Jadi,
modul ini layak digunakan sebagai panduan belajar dalam menulis esai argumentatif.

Kata kunci: modul, menulis esai argumentatif, logika Toulmin, Paradigma Pedagogi
Reflektif (PPR).

Development of a Module on Writing an Argumentative Essay in


perspective with Toulmin’s logic and the Paradigm of Reflective Pedagogy
for Mathematics Education Study Program of Sanata Dharma University

Abstract

This research raised an issue on writing an argumentative essay in perspective with


Toulmin’s logic which is very important for students to master however, not balanced with
writing skills and learning guidelines for writing an argumentative essay in perspective with
Toulmin's logic. The purpose of this research is that the researcher is able to develop a
module of writing an argumentative essay in perspective with Toulmin’s logic and also
integrated with The Paradigm of Reflective Pedagogy (PPR) in Bahasa Indonesia course in
Mathematics Education Study Program of Sanata Dharma University.
This research uses Research and Development method according to Brog and Gall
(from Sugiyono, 2015). The research refers to the ten stages of Brog and Gall that have being
simplified into six stages, namely research and information gathering, product development,
validation test, first-stage product revisions, product trials, and second-stage product
revisions. The result can be concluded as follows : (1) Based on the result of the pre-test on
writing an argumentative essay, the students have not been able to write an argumentative
essay accordingly; (2) The development of the module is done by determining the topic of
purpose, choosing materials, organizing, and collecting materials which are relevant in
writing an argumentative essay.
Based on the result of validation analysis, learning module entitled “Jitu Menulis
Esai Argumentatif Berspektif Logika Toulmin” gained an average accumulation score of
4.43 with the category “very good”, and has an eligible percentage of 88.64%. Therefore,
the module is feasible to be used as a learning guideline for students in writing an
argumentative essay.

Keywords: module, writing an argumentative essay, Toulmin’s logic, The Paradigm of


Reflective Pedagogy (PPR).

Pendahuluan

Kemampuan mahasiswa dalam bidang menulis sangat diperhatikan pada saat mahasiswa
memasuki dunia kerja maupun lingkungan akademik. Kemampuan tersebut dapat membantu
mahasiswa untuk menuliskan pendapat secara rinci berdasarkan data dan fakta. Kemampuan
tersebut akan berkembang secara baik dan benar ketika mahasiswa mampu mengasah dan
mengolah kemampuan menulis. Mahasiswa perlu mengasah kemampuan dalam menuliskan
pendapat secara baik dan benar untuk meningkatkan kualitas penyampaian pendapat di dalam
penulisan. Kualitas penulisan mahasiswa salah satunya dapat terlihat dari kemampuan
mahasiswa menuliskan berbagai pandangan-pandangannya dan mengemas suatu pokok
pikiran.
Jenis tulisan yang sesuai untuk menampung pendapat dari mahasiswa tersebut adalah
tulisan esai argumentatif. Mahasiswa dapat menggunakan jenis tulisan esai argumentatif karena
tulisan ini mampu menampung pendapat mahasiswa berdasarkan latar belakang, data dan fakta,
serta solusi. Tulisan esai argumentatif juga dapat mengajak pembaca mengikuti pola pikir
penulis sehingga pembaca akan menyetujui pendapat serta pandangan penulis karena
dilengkapi data dan fakta yang mendukung. Oleh karena itu, menulis esai argumentasi penting
dikuasai oleh mahasiswa supaya mahasiswa memiliki tempat untuk menuangkan pendapat
berdasarkan data dan fakta serta dapat dipublikasikan secara akademik maupun di dalam jurnal.
Pengembangan modul menulis esai argumentatif berperspektif Logika Toulmin dan
Paradigma Pedagogi Reflektif pada Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Sanata
Dharma sangat perlu diteliti sehingga pembaca dapat menggunakan modul ini sebagai bahan
referensi mengasah kemampuan menulis esai argumentatif. Berdasarkan masalah tersebut
penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan modul menulis esai argumentatif berperspektif
Logika Toulmin dan Paradigma Pedagogi Reflektif pada Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma. Peneliti juga berharap hasil penelitian ini dapat
digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan bahan ajar dan dapat digunakan sebagai
masukan positif terhadap peningkatan kualitas pendidikan di perguruan tinggi.

Tinjauan Teoritis

Bagian tinjauan teoritis mengemukakan tentang menulis argumentatif, esai, esai


argumentatif menurut Logika Toulmin, dan modul.
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena dapat memudahkan para pelajar untuk
berekspresi dalam tulis menulis. Selain itu, menulis dapat mendorong seseorang untuk berpikir
kritis. Menulis juga dapat meningkatkan daya kreasi para pelajar untuk mengembangkan daya
pikir yang inovatif dan produktif. Hal tersebut selaras dengan pandangan Lado dalam Tarigan
(1994: 21), menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi
bahasa. Representasi tersebut berarti mewakili wujud dari bahasa yang diekspresikan dalam
tulisan menjadi satu kesatuan yang utuh. Hal tersebut diperkuat oleh pandangan Rofi’uddin,
dkk. (2002: 159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran,
gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau
pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahasa tulis. Berdasarkan pandangan Lado dan
Rofi’uddin dkk. dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu wujud
pengekspresian gagasan melalui media tulis yang dituliskan sesuai dengan kaidah penulisan.
Argumentasi merupakan suatu ungkapan yang berisi pendapat dan isi ungkapan tersebut
memiliki landasan berpikir yang konkret serta dapat dipertanggungjawabkan. Pendapat
tersebut didukung oleh pendapat Choesin dalam Winarto, dkk. (2004: 49), argumentasi
termasuk inti dari bagian terbanyak penulisan ilmiah. Pada sebuah tulisan ilmiah, penulis dapat
menyampaikan pendapatnya mengenai suatu gejala, konsep atau teori. Penyampaian tersebut
diharapkan penulis dapat menyakinkan pembacanya akan kebenaran pendapatnya. Pendapat
tersebut didukung oleh Keraf (2007: 3), argumentatif adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk meyakinkan dan mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka
percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembaca.
Wacana yang memerlukan proses berpikir yang logis seperti itulah yang tergolong karangan
argumentatif.
Berdasarkan pengertian menulis dan argumentasi, peneliti menyimpulkan bahwa menulis
argumentasi merupakan suatu kegiatan mengungkapkan pendapat dengan cara ditulis
berdasarkan kaidah penulisan. Pendapat tersebut berdasarkan kenyataan dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Rahayu
(2007:168), menulis argumentasi berarti mengemukakan masalah dengan mengambil sikap
pasti untuk mengungkapkan segala persoalan dengan segala kesungguhan intelektualnya,
bukan sekadar mana suka atau pendekatan emosional.
Esai termasuk bentuk tulisan yang memuat beberapa paragraf dan terbagi menjadi 3
kelompok paragraf utama yaitu paragraf pembuka, isi, dan penutup. Esai ini dapat digunakan
untuk mengomunikasikan informasi atau perasaan dan dapat mempengaruhi pikiran pembaca.
Hal tersebut didukung oleh pendapat Wijayanti, dkk. (2011: 161), esai dapat diartikan sebagai
tulisan yang terdiri atas beberapa paragraf. Tulisan tersebut membicarakan suatu topik dari
sudut pandang penulis. Bedanya dengan paragraf, esai membahas topik yang lebih dalam
sehingga memerlukan beberapa paragraf untuk mengupas topik yang diangkat. Hal tersebut
didukung oleh pernyataan The Columbia Electronic Encyclopedia (2012), kata essay berasal
dari bahasa Perancis, yang artinya mencoba atau berusaha. Esai adalah tulisan yang terdiri dari
beberapa paragraf yang membahas tentang suatu topik. Esai dapat digunakan untuk
mengomunikasikan informasi, opini atau perasaan dan biasanya menyajikan argumen tentang
sebuah topik.
Stephen Toulmin merupakan seorang filsuf dari Inggris yang mengembangkan pendekatan
praktis untuk menganalisis logika argumen sehari-hari. Stephen Toulmin termasuk filsuf dan
pendidik yang mengabdikan karirnya untuk mengembangkan analisis penalaran moral.
Toulmin mengklasifikasikan enam elemen penting dalam sebuah argumen. Tiga elemen yang
terpenting adalah klaim (claims), dasar argumen (grounds), dan pendukung (warrants). Ketiga
elemen Toulmin selanjutnya adalah dukungan penjamin (backing), modalitas (modals
qualifier), dan sanggahan (rebuttals).
Modul merupakan bahan ajar yang disusun untuk membantu peserta didik dalam
memahami materi ajar secara mandiri. Hal tersebut didukung oleh pendapat Prastowo (2012:
106), modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa, sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka agar mereka dapat belajar
secara mandiri dengan bimbingan minimal dari pendidik. Sejalan dengan Prastowo, dalam
diklat Direktoral Tenaga Kependidikan (2008:3), modul merupakan bahan ajar cetak yang
dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga
media untuk belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar
sendiri. Artinya, pembaca dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran pengajar secara
langsung.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research & Development


(R&D). Penelitian pengembangan merupakan metode penelitian yang digunakan untuk
mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran. Pengembangan modul pembelajaran ini didasarkan pada pengembangan
Research & Development Borg dan Gall dalam Sugiyono (2015). Menurut ahli tersebut, model
pengembangannya memuat panduan sistematika langkah-langkah penelitian yang dilakukan
peneliti. Dalam salah satu langkah itu, peneliti dapat mengukur standar kelayakan produk yang
dirancangnya.
Peneliti memperoleh sumber data dari dosen dan mahasiswa peserta mata kuliah Bahasa
Indonesia, kelas c, di Program Studi Matematika. Selain itu, data yang didapatkan dalam
penelitian ini adalah data-data yang dihasilkan berdasarkan pengumpulan informasi.
Penelitian dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Tempat penelitian ini
dilakukan di kelas C, ruang K.305 pada mata kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi
Pendidikan Matematika, Kampus III, Paingan, Yogyakarta.
Sumber data dalam penelitian ini meliputi satu dosen pengampu mata kuliah bahasa
Indonesia dan mahasiswa peserta mata kuliah bahasa Indonesia di Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma, yang berjumlah 30 orang.
Data penelitian didapatkan dari mahasiswa dan dosen pengampu mata kuliah bahasa
Indonesia. Mahasiswa sebagai sumber data dapat memberikan empat data, yakni (1) berbagai
informasi awal tentang menulis esai argumentatif, (2) kesulitan-kesulitan dalam menulis esai
argumentatif, (3) saran desain modul pembelajaran menulis esai yang diinginkan, dan (4) hasil
tulisan mahasiswa berupa esai argumentatif.
Teknik penelitian yang digunakan peneliti yaitu mengumpulkan data dalam beberapa
tahap. Tahap pertama, peneliti mengumpulkan data menggunakan instrumen kuantitiatif
berupa angket untuk menemukan masalah dan potensi yang ada di suatu objek penelitian.
Tahap kedua, pengumpulan data berupa angket diperlukan untuk mengetahui pengalaman
awal mahasiswa terkait menulis esai argumentatif dan informasi yang diperlukan pada saat
akan membuat rancangan produk. Tahap ketiga pengumpulan data diperlukan pada saat
menguji rancangan atau desain modul. Pada tahap ini peneliti memperoleh pendapat,
komentar, dan saran-saran dari ahli dan praktisi terhadap rancangan produk yang telah dibuat.
Berdasarkan teknik pengumpulan data, peneliti menggunakan instrumen penelitian secara
kualitatif dan kuantitatif. Instrumen yang peneliti gunakan yaitu: tes, wawancara, angket, dan
observasi.
Teknik analisis data berguna untuk mengetahui cara peneliti menganalisis data-data yang
telah diperoleh melalui berbagai instrumen penelitian yang telah dibuat. Teknik analisis data
yang digunakan peneliti yaitu teknik analisis hasil tes, teknik analisis hasil wawancara, teknik
analisis lembar angket, dan teknik analisis validasi produk dengan menggunakan acuan
konversi pada pendekatan PAP (penilaian acuan patokan).

Hasil Penelitian

Hasil penelitian wawancara sebagai berikut. Wawancara dilakukan kepada satu


narasumber, yaitu Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A. Narasumber tersebut merupakan dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan Matematika, kelas C,
tahun ajar 2017/2018. Wawancara tersebut peneliti laksanakan pada tanggal 23 Otober 2018
pukul 15.00 WIB di ruangan narasumber tepatnya wilayah ruang dosen Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Dari hasil wawancara peneliti dengan narasumber, ada beberapa poin
penting yang harus diperhatikan dalam pengembangan modul pembelajaran, yaitu (1) manfaat
modul pembelajaran Bahasa Indonesia, (2) ketersediaan buku referensi yang digunakan dalam
proses pembelajaran, (3) kendala dan solusi yang akan dihadapi pembelajaran di kelas, (4)
strategi pembelajaran, (5) pembelajaran dengan menggunakan modul, (6) pentingnya
pengembangan bahan ajar.
Dalam upaya memperoleh informasi tambahan, peneliti menyebarkan angket kepada
subjek penelitian yaitu mahasiswa peserta Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi
Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma yang berjumlah 30 responden.
Penyebaran angket ini dilakukan di kelas C, ruang K.305, Kampus III, Paingan pada Selasa,
25 Oktober 2017, pukul 11.00 – 11.45 WIB. Angket atau kuesioner yang disebarkan kepada
mahasiswa ini untuk mengetahui pengalaman awal mahasiswa dalam menulis esai
argumentatif, mengetahui kesadaran mahasiswa tentang pentingnya menulis karangan
argumentatif, mengetahui kesulitan mahasiswa dalam menulis esai argumentatif, dan
mendapatkan masukan terkait pengembangan produk modul pembelajaran menulis esai
argumentatif. Berikut disajikan tabel rata-rata angket analisis kebutuhan mahasiswa.
Tabel 1. Hasil Analisis Kebutuhan Awal Mahasiswa

Σ Skor Rata-
No. Deskripsi Penilaian % Kategori
(N=30) rata

Penulisan esai argumentatif penting


1 121 4,033 81% Sangat Setuju
dikuasai oleh para mahasiswa.
Penulisan esai argumentatif
2 menunjang penulisan karya ilmiah 134 4,467 89% Sangat Setuju
mahasiswa (artikel, makalah).
Esai argumentatif bermanfaat untuk
3 mengemukakan aspirasi dalam 125 4,167 83% Sangat Setuju
kehidupan sehari-hari.
Logika berpikir kritis merupakan
4 aspek penting dalam penulisan esai 141 4,7 94% Sangat Setuju
argumentatif.

Penggunaan modul dapat


5 mempermudah penguasaan materi 127 4,233 85% Sangat Setuju
terkait menulis esai argumentatif.

Referensi materi untuk menulis esai


6 argumentatif belum banyak 101 3,367 67% Setuju
ditemukan.

Saya mampu menuangkan gagasan


7 melalui penulisan esai argumentatif 106 3,533 71% Setuju
sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Strategi pembelajaran yang tepat
dalam penulisan esai argumentatif
8 124 4,133 83% Sangat Setuju
penting untuk meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa.
Strategi pembelajaran yang tepat
dalam penulisan esai argumentatif
9 131 4,367 87% Sangat Setuju
penting untuk mencapai kompetensi
belajar mahasiswa.

Rata-rata 123,3 4,111 82% Sangat Setuju

Observasi kelas menjadi salah satu aspek penting dalam pengumpulan data. Observasi
kelas ini terdiri dari observasi aktivitas dosen di kelas secara umum, aktivitas dosen, dan
aktivitas mahasiswa. Dosen yang peneliti observasi ialah Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A.
selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia, Program Studi Pendidikan
Matematika, Universitas Sanata Dharma. Observasi telah dilakukan di kelas C, ruang K.305,
Kampus III, Paingan pada Selasa, 1 November 2017, pukul 10.00 – 12.45 WIB. Observasi
berguna untuk melihat kondisi awal pembelajaran di kelas. Seluruh data observasi ini akan
menjadi pertimbangan peneliti dalam menentukan strategi pembelajaran yang terintegrasi
dengan produk modul pembelajaran yang akan dihasilkan.
Hasil observasi dosen di kelas secara umum menunjukkan bahwa dosen sudah mengajar
dengan baik. Data menunjukkan bahwa dosen pengampu sudah melakukan 16 butir aspek dari
17 butir aspek yang peneliti amati. Dosen pengampu cukup aktif dan bersemangat dalam
mengajar. Dosen sudah melakukan kegiatan apersepsi dengan baik sehingga mampu
menumbuhkan minat belajar mahasiswa. Selain itu, dalam menjelaskan materi pelajaran, dosen
menggunakan media berupa power point. Dosen pengampu juga memberikan penguatan pada
setiap kompetensi dasar yang telah dijelaskannya. Pembawaan dosen pengampu yang santai
dan akrab dengan mahasiswa, membuat perkuliahan terkesan efektif dan efisien. Namun di sisi
lain, dosen pengampu masih memiliki kekurangan dalam mengajar. Peneliti mengamati bahwa
dosen pengampu masih kurang menulis materi atau kerangka berpikir di papan tulis sehingga
kurang mudah diterima oleh mahasiswa meskipun sudah membuat power point. Selain itu, gaya
berbicara dosen pengampu masih kurang jelas sehingga mahasiswa masih bertanya tentang
tugas maupun latihan yang diberikan kepada mahasiswa. Namun, kekurangan itu tidak terlalu
menghambat proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di kelas.

Pembahasan

Berdasarkan angket yang telah dibagikan kepada responden dapat disimpulkan bahwa (1)
responden sudah sadar akan manfaat menulis esai argumentatif dalam ranah akademis; (2)
logika berpikir kritis menjadi landasan penting untuk menulis esai argumentatif; (3) responden
meyakini penggunaan modul pembelajaran dapat membantu mahasiswa dalam belajar menulis
esai argumentatif; (4) responden tidak tahu referensi yang tepat untuk belajar menulis esai
argumentatif; (5) responden sedikit mengetahui mengenai kemampuan mereka untuk menulis
esai argumentatif; (6) responden meyakini bahwa penggunaan strategi belajar yang tepat
mampu meningkatkan motivasi dan keterampilan mahasiswa dalam menulis esai argumentatif.
Selain data tentang pengalaman awal mahasiswa, peneliti merangkum berbagai pendapat
responden terkait (1) kendala menulis esai argumentatif, (2) penggunaan strategi belajar yang
tepat, dan (3) masukan responden untuk pengembangan modul pembelajaran yang akan dibuat
peneliti. Berdasarkan rangkuman tersebut, peneliti mengelompokkan pendapat responden
sebagai berikut:
Terdapat lima pendapat inti mengenai kendala menulis esai argumentatif. Kelima pendapat
tersebut yaitu (1) kesulitan dalam mengembangkan topik dan tema (9 responden); (2) kesulitan
dalam merangkai kata-kata yang sesuai dengan KBBI dan PUEBI (15 responden); (3) kesulitan
memberikan tanggapan dan ide gagasan (14 responden); kesulitan dalam mencari referensi
yang sesuai untuk landasan teori dan masalah (8 responden) dan adanya minat baca yang
rendah dikarenakan faktor eksternal (5 responden).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti membuat sebuah modul dan telah divalidasi
berdasarkan aspek isi, penyajian, bahasa, dan grafik.
Isi/materi yang disajikan di dalam modul telah diubah sesuai dengan kebutuhan dan
pengembangan modul. Penggantian dan penjabaran lebih mendalam tentang suatu teori telah
terlihat di dalam modul ini. Penyajian contoh, rangkuman, uji formatif, refleksi, aksi, dan
evaluasi juga telah disesuaikan dengan kebutuhan pembaca. Modul ini sebelumnya menyajikan
soal-soal latihan setelah penulisan rangkuman lalu diikuti soal aksi, soal uji formatif, dan
diakhiri kegiatan refleksi. Hal tersebut kurang selaras dengan pandangan Pedagogi Reflektif
yang penulis jadikan rujukan. Penulis kemudian mengubah sajian soal-soal tersebut. Pada
perintah pengerjaan soal juga lebih diperjelas dengan adanya instruksi pengerjaan soal tersebut.
Hal itu belum terdapat pada modul yang belum direvisi. Kejelasan makna dan bahasa yang
digunakan sangat membantu pembelajar serta membangun kedekatan emosional dalam proses
pembelajaran.

Gambar 1. Contoh Modul yang Telah Divalidasi

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan produk berupa


modul pembelajaran untuk mahasiswa yang berjudul “Jitu Menulis Esai Argumentatif
Berperspektif Logika Toulmin” memperoleh simpulan sebagai berikut.
Hasil angket yang telah diisi oleh 30 responden menyatakan sangat setuju bahwa penulisan
esai argumentasi penting dikuasai mahasiswa. Namun, hal tersebut belum selaras dengan
kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa. Hal ini berdasarkan hasil kuesioner yang telah
peneliti lakukan. Hasil angket tersebut sebagai berikut: (1) responden belum memiliki referensi
yang memadai untuk menulis esai argumentatif; (2) responden kurang mengerti ketentuan dan
kaidah penulisan esai argumentatif, (3) responden kesulitan untuk menuangkan ide ke dalam
bentuk tulisan. Oleh sebab itu, penulis menawarkan adanya pengembangan modul khususnya
materi menulis esai argumentasi agar mahasiswa dapat dengan mudah mengungkapkan
gagasan-gagasannya di bidang menulis serta memperkaya pengetahuan tentang penulisan esai
argumentasi sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Saran

Peneliti menyampaikan beberapa saran sehingga diharapkan dapat berguna bagi


kepentingan perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak-pihak terkait. Saran ini ditujukan bagi
dosen, mahasiswa, dan peneliti lain yang diuraikan sebagai berikut:
Bagi Dosen
Dosen diharapkan memberikan porsi yang lebih dari cukup kepada mahasiswa untuk
belajar menulis. Peran dosen sangat vital dalam hal memotivasi, memberikan bahan referensi
untuk acuan belajar menulis dan mengajak mahasiswa berpikir manfaat kegiatan menulis.
Dosen juga diharapkan dapat menjadi fasilitator mahasiswa dalam hal belajar menulis esai
yang baik dan benar sesuai kaidah. Hal ini dikarenakan mahasiswa dapat bertukar pikiran dan
mampu mengembangkan gagasan dalam tulisannya. Kegiatan tersebut dapat menunjang
kegiatan belajar yang aktif dan produktif.
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menuangkan gagasannya dengan baik dan benar di dalam
tulisan esai argumentatif meskipun berasal dari berbagai latar belakang ilmu pendidikan. Salah
satunya dengan berani menuangkan gagasan melalui media menulis karangan esai argumentasi
pada perlombaan esai di tingkat regional maupun nasional. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan masukan atau pedoman untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa.
Selain itu, mahasiswa juga diharapkan untuk meningkatkan kesadaran akan berpikir kritis
dalam menuangkan gagasannya.
Bagi Peneliti Lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai penelitian pengembangan
produk terkait keterampilan menulis esai argumentatif berperspektif Logika Toulmin dengan
disinergikan berdasarkan pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif. Penelitian ini masih
memiliki kekurangan dalam berbagai hal seperti materi, metode pembelajaran, dan contoh-
contoh. Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini menjadi penelitian yang
lebih baik lagi. Selain itu, peneliti juga mengharapkan ada pengembangan produk lain yang
serupa maupun berbeda keterampilan.

Daftar Referensi

Achmadi, Muchsin. 1988. Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arsyad, Azhar. 1997. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. KBBI Darling. Diakses tanggal 18
Februari 2017 dari http://www.kbbi.kemedikbud.go.id.
Columbia University. 2012.The Columbia Electronic Encyclopedia. 6th ed. New York:
Columbia University Press.
Dalman. 2015. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. 2013. Menyusun Bahan Ajar Modul untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.
Yogyakarta: Gava Media.

Fisher, A. 1988. The Logic of Real Arguments. Cambridge: Cambridge University Press.
Nasiroh, Alfiyatun. 2016. Pola dan Kadar Ketajaman Argumen Paragraf-Paragraf
Argumentasi Bagian Pembahasan Artikel Jurnal Terakreditasi Bidang Kelautan Tahun
2015. Yogyakarta: S.Pd. Universitas Sanata Dharma.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya.


Nurhadi. 2017. Handbook of Writing (Panduan Lengkap Menulis). Jakarta: Bumi Aksara.
Pujiono, Setyawan.2011. Penerapan Strategi Catalisting untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Esai. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Rahayu, Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi: Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Jakarta: Grasindo.
Rani, Abdul., dkk. 2006. Analisis Wacana: Sebuah Kajian Bahasa dalam Pemakaian. Malang:
Bayumedia Publishing.
Rofi’uddin, Ahmad. & Damiyati Zuhdi. 2002. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di
Kelas Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
Rottenberg, A.T. 1988. Elements of Argumen, a Text and Reader. New York: St. Martin’s
Press.
Subagja, J. 2010. Paradigma Pedagogi Reflektif: Mendampingi Peserta Didik Menjadi Cerdas
& Berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.
Toulmin, Stephen R., et al. 1979. An Introduction to Reasoning. New York: Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai