Anda di halaman 1dari 14

ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARYA


ILMIAH MELALUI PROJECT BASED LEARNING DENGAN METODE
OBSERVASI DAN EKSPERIMEN
SISWA KELAS XI IPS 4 DI SMA NEGERI 3
KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Oleh:
Dra. Sri Wuryanti,M.Pd
Email : swuryanti7@gmail.com

Saat ini keterampilan menulis karya ilmiah sangatlah diperlukan dalam semua
disiplin keilmuan, itulah sebabnya sangat penting bagi seorang siswa untuk dapat
menguasai keterampilan tersebut. Karya Ilmiah merupakan sebuah produk dari
kreasi ide hasil pemikiran seseorang berdasarkan hasil penelitian. Sayangnya,
kebanyakan siswa merasa bahwa menulis karya ilmiah itu sulit, karena harus
melalui proses yang panjang dan penguasaan materi yang bagus. Selain itu,
kebanyakan siswa merasa malu karena tidak memiliki kemampuan menulis yang
baik, mereka juga terkendala dalam menuangkan ide dalam tulisan yang panjang
dan sistematis. Itulah sebabnya, dalam penelitian ini, guru mencoba sebuah
solusi dari persoalan tersebut, yaitu dengan mendesain proses pembelajaran
dengan model project based learning yang dikombinasikan dengan metode
observasi dan eksperimen. Dengan menggabungkan model dan metode tersebut,
guru berharap siswa dapat bereksperimentasi dalam sebuah proyek kecil yang
nyata mereka alami, sehingga mereka tidak merasa kesulitan dalam menuliskan
sebuah karya ilmiah, apa yang mereka alami dan amati, serta ujikan, mereka
tinggal menulisnya. Dalam sebuah proses pembelajaran yang cukup panjang
dengan dua tahapan siklus, dimana siklus I difokuskan pada pengamatan hasil
karya ilmiah sebelumnya, dan pada siklus II difokuskan pada pelaksanaan proyek
dan pelaporannya, akhirnya diperoleh hasil bahwa metode dan model tersebut
dapat meningkatkan keterampilan menulis karya ilmiah sebesar 62%.

Kata kunci: Eksperimen,Karya Ilmiah, Observasi, Project Based Learning

1
A. Pendahuluan

Pada tingkat SMA, keterampilan yang harus dikuasai siswa bukan lagi
pada tahapan merangkai kalimat atau paragraf, akan tetapi sudah memasuki
tahapan menulis teks, bahkan pada tingkat kelas XI keterampilan yang harus
dikuasai siswa adalah menulis sebuah wacana, salah satunya adalah dalam
bentuk karya ilmiah. Sesuai dengan perkembangan kurikulum yang berlaku
saat ini, yaitu kurikulum 2013, maka keterampilan menulis merupakan sebuah
aplikasi dari adanya kegiatan literasi. Siswa dituntut agar mampu
mengembangkan potensi nya dalam menulis dengan dukungan dari berbagai
sumber belajar.
Karya ilmiah adalah karangan yang disusun berdasarkan suatu hasil
penelitian. Sebagai karangan hasil penelitian maka didalamnya harus ada
komponen (1) masalah penelitian, (2) metode penelitian, (3) tujuan penelitian,
(4) landasan teori penelitian, (5) objek penelitian, dan (6) hasil penelitian,
serta dilengkapi (7) daftar pustaka acuan (Chaer, 2011:181). Masalah
penelitian mencakup cara mencari masalah, latar belakang, identifikasi
masalah, dan rumusan masalah. Metode penelitian adalah cara memecahkan
masalah. Kajian teori merupakan konsep pikiran atau teori yang relevan
dengan penelitian. Objek penelitan adalah sesuatu yang diteliti. Hasil
penelitian berupa data-data yang dijelaskan kemudian ditarik kesimpulan dan
saran. Daftar rujukan merupakan daftar sumber referensi yaang dijadikan
acuan
Permasalahan umum yang sering muncul terkait penulisan karya
ilmiah, seperti yang dikemukakan Rosidi (2005:1) yaitu adanya anggapan dari
kalangan siswa bahwa menyusun karya tulis ilmiah merupakan pekerjaan yang
sulit. Siswa selalu membayangkan betapa rumitnya menemukan sebuah
masalah, proses pengambilan datanya, pengolahannya, maupun teknik
penulisannya. Siswa juga berfikir tentang lamanya waktu penyelesaian karya
tulis ilmiah tersebut. Hal ini mengakibatkan kekurang-beranian siswa untuk
mencoba menulis karya ilmiah sederhana

2
Menurut Wardhana dan Ardianto (2007:5) Secara umum dua
penyebab utama yang menjadi faktor penghambat kegiatan menulis yaitu
faktor internal yang berasal dari diri sendiri dan faktor eksternal yang berasal
dari luar. Faktor internal meliputi: (1) belum memiliki kebiasaan membaca,
(2) belum memiliki kemampuan berbahasa yang baik dan (3) belum ada minat
(keinginan) untuk menulis. Faktor eksternal terdiri atas (1) kesulitan mendapat
bahan acuan (referensi), (2) kesulitan menemukan topik, dan (3) kesulitan
menyusun kalimat. Berdasarkan beberapa faktor tersebut faktor internal belum
memiliki kebiasaan membaca yang paling berpengaruh.
Pendapat Wardhana dan Ardianto tersebut, ternyata juga terjadi pada
siswa kelas XI IPS 4 di SMA Negeri 3 Kediri. Meskipun menjadi salah satu
sekolah yang berada di tengah kota, ternyata tidak begitu berpengaruh
terhadap kemampuan siswa dalam menulis karya ilmiah. Umumnya, siswa di
daerah perkotaan lebih memiliki akses untuk belajar dan juga satu langkah
lebih maju dalam hal kemampuan belajar dibandingkan dengan siswa yang
berada di pinggiran kota.
Penguasaan keterampilan menulis Karya Ilmiah, siswa siswi kelas XI
IPS 4 masih tertinggal dari kelas lainnya, hal ini dapat dilihat dari hasil tes
pra-penelitian yang dilakukan guru terhadap keterampilan menulis karya
ilmiah. Hasilnya adalah cukup mengejutkan, nilai rata-rata klasikal
menunjukkan bahwa keterampilan menulis karya ilmiah rata-rata adalah 70,38
dengan ketuntasan klasikal sebesar 38%.
Melalui pengamatan singkat dan tanya jawab dengan siswa, faktor
yang menjadi penyebab kesulitan mereka dalam menulis karya ilmiah adalah
mereka merasa kesulitan menemukan topik yang harus mereka angkat dalam
penulisan karya ilmiah, mereka juga beranggapan bahwa menulis karya ilmiah
adalah pekerjaan yang sulit karena membutuhkan proses penelitian yang
panjang sehingga siswa menjadi bosan. Faktor lainnya adalah kurangnya
minat baca untuk mencari referensi, kesulitan merangkai paragraf yang
koheren, serta kurangnya kemampuan berbahasa yang baik.

3
Untuk itulah, dalam kesempatan ini, guru berinisiatif untuk merancang
sebuah model pembelajaran yang mungkin sudah banyak digunakan dalam
pembelajaran kurikulum 2013, yaitu pembelajaran berbasis proyek akan tetapi
dikombinasikan dengan metode observasi dan eksperimen. Pembelajaran
berbasis proyek adalah sebuah metode pembelajaran yang menekankan pada
proses. Desain model pembelajaran yang digunakan guru tidak lah sama
dengan pembelajaran berbasis proyek pada umumnya, jika biasanya
pembelajaran berbasis proyek dilakukan dengan cara meminta siswa membuat
sebuah proyek karya ilmiah saja, akan tetapi dalam pembelajaran kali ini,
tugas proyek diawali dengan proses observasi dan analisis hasil karya ilmiah
pada tahun sebelumnya. Dengan demikian, siswa mempunyai gambaran dan
bahan ide untuk membuat karya serupa dengan ide pokok dari mereka sendiri.
Proses selanjutnya adalah siswa secara berkelompok melakukan
sebuah proyek percobaan setelah terlebih dahulu mengamati permasalahan
yang ada disekitarnya yang dapat dijadikan sebagai bahan percobaan dan
selanjutnya dibuat laporan percobaan dalam bentuk laporan hasil penelitian
berupa karya ilmiah. Dari hasil eksperimen yang dilakukan siswa, diharapkan
mereka dapat lebih mudah menuangkan ide dalam menulis, karena segala nya
dilakukan berdasarkan apa yang mereka lakukan dalam kegiatan observasi dan
eksperimentasi.
Dengan cara menggunakan model dan metode yang variatif yaitu
kombinasi antara proyek, observasi, dan eksperimen diharapkan permasalahan
siswa dalam menulis karya ilmiah dapat teratasi dengan baik.
Bertolak dari alasan di atas, maka permasalahan yang menjadi fokus
dalam penelitian adalah: (1)Bagaimana peningkatan proses pembelajaran
menggunakan model project based learning melalui metode observasi dan
eksperimen dalam upaya meningkatkan keterampilan menulis Karya Ilmiah
pada siswa kelas XI-IPS 4 di SMA Negeri 3 Kediri?; (2) Bagaimana
peningkatan keterampilan menulis Karya Ilmiah pada siswa kelas XI-IPS 4 di
SMA Negeri 3 Kediri dalam pembelajaran menggunakan model project based
learning melalui metode observasi dan eksperimen?

4
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kediri pada kelas XI-IPS
4 tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan
selama 6 bulan pada semester genap, yaitu mulai bulan Januari 2018 sampai
dengan bulan Juni 2018. Kegiatan yang dilaksanakan dalam kurun waktu
tersebut meliputi penyusunan proposal penelitian, dan pelaksanaan penelitian.
Penelitian ini bersifat kolaboratif yang melibatkan siswa-siswi kelas XI-IPS 4
SMA Negeri 3 Kediri yang terdiri dari 32 siswa. Tahapan penelitian terdiri
dari 2 siklus yaitu: siklus I penerapan project based learning dengan metode
observasi, siklus II penerapan project based learning dengan metode
eksperimen dan observasi. Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah
metode observasi dan tes. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan
tugas/tes. Teknik analisis menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif
sederhana dengan memanfaatkan perhitungan persentase dan penyajian data
berupa grafik dan diagram. Sedangkan untuk desain penelitian nya adalah
desain penelitian tindakan

5
6
BAB IV
Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Proses Pembelajaran Menulis Karya Ilmiah dengan Project Based


Learning melalui metode observasi dan eksperimen
Pembelajaran berbasis proyek (PjBL) merupakan pendekatan,
strategi, atau metode pembelajaran yang berpusat pada Peserta didik,
bersifat antar disiplin ilmu (integrasi mata pelajaran), dan berjangka
panjang. Project based learning (PjBL) merupakan strategi belajar
mengajar yang melibatkan Peserta didik untuk mengerjakan sebuah proyek
yang bermanfaat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat atau
lingkungan. Melalui metode proyek ini, Peserta didik akan memiliki hasil
kerja dirinya yang diperoleh dari belajar, karya ini berupa produk akhir dari
aktivitas belajar (Sani, 2014:171—172).
Dalam penelitian ini, produk yang diharapkan dapat dihasilkan oleh
siswa adalah Karya Ilmiah berupa laporan hasil penelitian atau studi

7
eksperimen yang dilakukan oleh siswa. Untuk dapat membaut karya
tersebut, guru mendesain proses pembelajaran sedapat mungkin sesuai
dengan realita.
Proses pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek secara nyata
terlaksanan pada siklus II, sedangkan pada siklus I hanyalah simulasi saja.
Secara jelas pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dijelaskan
dengan diagram sebagai berikut.
1.Penentuan masalah yang akan
2. diteliti
Menyusun ataukerangka
diuji penelitian (masalah-
3.Penyusunan
tahapan-solusi)
JadwalPelaksanaa neksperimen

6.Evaluasi produk KTI (oleh guru


5.Penyusunan
dan teman) laporan Karya Ilmiah dan presentasi/publikasi
4.Pelaksanaan hasil eksperimen
kegiatan penelitian dengan monit

Proses pembelajaran dilalui dengan dua tahapan siklus yang


digambarkan sebagai berikut.
1. Pada siklus I sebagai simulasi dilakukan dengan menerapkan PBL
dengan pengamatan terhadap contoh Karya Ilmiah dan
mempresentasikan karya tersebut
2. Pada siklus II dilakukan dengan menerapkan PBL berdasarkanstudi
ilmiah atau eksperimen yang dilakukan siswa sendiri.
Berikut ini disajikan secara ringkas tahapan proses pembelajaran
dengan model PBL.

Tabel 1 Perbandingan proses PBL dari prasiklus hingga siklus II

Tahapan PBL Prasiklus Siklus I Siklus II


Penentuan - Guru menunjukkan Siswa menentukan

8
masalah contoh hal yang akan
diteliti, menentukan
rumusan masalah
dan hipotesis
Menyusun - Siswa Membuat kerangka
kerangka mengidentifikasi KTI
penelitian sistematika KTI
Menyusun - - Menyusun agenda
jadwal penelitian, tempat
penelitian
Penelitian - Siswa Siswa melakukan
mengidentifikasi isi penelitian diluar jam
KTI belajar B. Indonesia
Pembuatan - Siswa Presentasi
laporan dan mempresentasikan menggunakan
publikasi hasil pengamatan KTI proyektor layaknya
seminar
Evaluasi - Guru dan siswa Guru dan siswa
menarik kesimpulan menarik kesimpulan
Hasil 58,57 83,57 (aktif) 90,95 (sangat aktif)
Pengamatan (kurang)
Siswa
Hasil 69 81,66 (baik) 87 (sangat baik)
pengamatan (cukup)
guru
Proses 63,79 82,61 (baik) 88,98 (sangat baik)
keseluruhan (cukup)

Secara keseluruhan, pelaksanaan model PBL dengan materi Karya


Ilmiahberjalan dengan baik pada siklus I dengan prosentase skor
pengamatan 82,61%, selanjutnya meningkat pada siklus II dengan

9
prosentase sebesar 88,98% dengan kategori sangat baik. Berikut ini
gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan model project based learning
dan metode observasi dan eksperimen.

2. Learningmelalui metode observasi dan eksperimen


Pembelajaran menggunakan Model Project Learning dengan
metode observasi dan eksperimen yang dilakukan dalam penelitian ini,
menunjukkan adanya perubahan yang signifikan dari prasiklus, siklus I,
hingga siklus II. Model pembelajaran ini dianggap sesuai dengan
karakteristik materi dan tujuan pencapaian kompetensi, sehingga hasilnya
dapat diperoleh secara maksimal.
Hasil penilaian Prasiklus menunjukkan bahwa prosentase
ketuntasan klasikal masih sangat jauh dari target pencapaian ketuntasan
secara klasikal yaitu 90%, sedangkan pada tahap pra siklus hanya 38%,
untuk itu maka perlu untuk memberikan tindakan atau penerapan model
pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi yang akan dikuasai oleh
siswa. Dalam hal ini guru menerapkan Model Project Learning dengan
metode observasi dan eksperimen.
Pada siklus I dapat diketahui bahwa terdapat 75% siswa yang
dapat dinyatakan tuntas belajar karena telah melampaui ambang batas
minimal nilai atau KKM 75, sedangkan sisanya 25% belum dinyatakan
tuntas karena nilainya kurang dari KKM. Berdasarkan perolehan
tersebut, maka siklus penelitian ini dinyatakan belum berhasil dan harus
melanjutkan pada siklus II karena nilai ketuntasan secara klasikal belum
memenuhi target yaitu 90% tuntas.
Pada siklus II dapat diketahui bahwa terdapat 100% siswa yang
dapat dinyatakan tuntas belajar karena telah melampaui ambang batas
minimal nilai atau KKM 75. Berdasarkan perolehan tersebut, maka siklus
penelitian ini dinyatakan berhasil dan karena nilai ketuntasan secara
klasikal telah memenuhi target yaitu 90% tuntas. Dengan demikian dapat
pula disimpulkan bahwa penerapan Model Project Learning dengan

10
metode observasi dan eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar
Bahasa Indonesia khususnya pada pemcapaia kompetensi Keterampilan
menulis Karya Ilmiah.
Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat digambarkan grafik
perbandingan prasiklus hingga siklus II.

Perbandingan Hasil Ketuntasan Belajar

1
100,00%

62,00% 75,00%
00,00%

80,00%
25,00%
38,00%
60,00%

40,00% 0,00%

Tidak tuntas
20,00%
Tuntas
0,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

TuntasTidak tuntas

Grafik 4.6
Perbandingan ketuntasan klasikal

Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan ketuntasan dari prasiklus,


siklus I, hingga siklus II. Pada prasiklus ketuntasan belajar hanya 38%
meningkat menjadi 75% pada siklus I dengan tindakan Model Project
Learning dengan metode observasi, selanjutnya untuk meningkatkan
ketuntasan klasikal pada siklus II, dilakukan tindakan berupa Model Project
Learning dengan eksperimen sehingga diperoleh ketuntasan klasikal sebesar

11
100%. Sebaliknya, angka ketidak tuntasan menurun dari 62% menjadi 0%
pada akhir siklus.
B.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah :
1) Terjadi peningkatan proses pembelajaran dengan model project based
learning melalui metode observasi dan eksperimen dengan indicator utama
adalah kegiatan siswa dan guru di dalam kelas, peningkatan ini dapat
dilihat dari prosentase pengamatan proses pembelajaran dari prasiklus
63,79% dengan kategori Cukup meningkat pada siklus I menjadi 82,61%
dengan kategori Baik, meningkat lagi pada siklus II menjadi 88,98%
dengan kategori Sangat Baik.
2) Terdapat peningkatan signifikan ketuntasan klasikal ditinjau dari penilaian
pengetahuan dan keterampilan, pada pra siklus skor rata-rata siswa hanya
mencapai 70,38 dengan ketuntasan hanya 38%, meningkat pada siklus I
menjadi 78,38 dengan ketuntasan klasikal 75%, Pada siklus II rata-rata dan
ketuntasan klasikal meningkat menjadi 82,80 dengan ketuntasan sebesar
100% pada siklus akan tetapi ketuntasan pada aspek pengetahuan untuk
siklus I adalah 91% sedangkan untuk aspek keterampilan adalah 90,63%,
ketika kedua skor digabungkan maka diperoleh ketuntasan klasikal 100%

12
.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Chaer.2011.Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka.


Cipta

Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk Kurikulum 2013.


Jakarta: Bumi Aksara

Akhadiah, dkk. 1988. Menulis. Bandung: Dikbud dan Dikjen Dikdasmen

Arifin, Zainal. 2008. Dasar-Dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : grasindo

Dewanto, dkk. 2007. Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Semarang : Unnes


Press

Djuroto,T. dan Suprijadi B. 2003. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah.


Bandung:PT Remaja Rosda Karya

Doyin, Mukh., dan Wagiran. 2009. Bahasa Indonesia: Pengantar Penulisan


Karya Ilmiah. Semarang : Unnes Press

Kurniawan,Khaerudin. 2006. Model pengajaran menulis bahasa Indoonesia.


http://www.ialf.edu/kipbipa/parers/KhaerudinKurniawan.do
c (diunduh 2 Januari 2018).

Mulyati, Yeti, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas.
Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka

13
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan
Sastra.Yogjakarta : PT Hanindita

Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut. Yogyakarta: Kanisius

Rosmaida. 2006. Manfaat Menulis Ilmiah. http://id.shvoong.com/(diunduh 2


Januari 2018).

Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran saintifik untuk kurikulum 2013. Jakarta:


Bumi Aksara

Sudjana. 2001. Tuntunan penyusunan karya ilmiah: makalah, skripsi,


disertasi. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Insan


Cendekia

Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa

Wardhana dan Ardianto. 2007. Menyingkap rahasia jadi penulis. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

14

Anda mungkin juga menyukai