Anda di halaman 1dari 31

PROBLEMATIKA MENULIS TEKS PROSEDUR

PADA SISWA KELAS VII-F MTSN 4 TULUNGAGUNG


TAHUN AJARAN 2020/2021

PROPOSAL SKRIPSI

Risqiya Ayu El Fitri (12210173013)

TADRIS BAHASA INDONESIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal skripsi dengan judul “Problematika Menulis Teks Prosedur Pada Siswa

Kelas VII-F Mtsn 4 Tulungagung Tahun Ajaran 2020/2021” yang ditulis oleh
Risqiya Ayu El Fitri, NIM. 12210173013 ini telah diperiksa dan disetujui, serta layak
diujikan.

Tulungagung, 13 September 2021

Ketua Jurusan

Dr. Erna Iftanti, S.S., M.Pd.


NIP. 197203072009012002

i
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan i
Daftar Isi ii

A. Konteks Penelitian 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 5
D. Kegunaan Penelitian 6
E. Penegasan Istilah 7
F. Kajian Pustaka 8
G. Penelitian Terdahulu 16
H. Metode Penelitian 19
1. Rancangan Penelitian 19
2. Kehadiran Peneliti 20
3. Lokasi Penelitian 20
4. Sumber Data 21
5. Teknik Pengumpulan Data 21
6. Analisis Data 22
7. Validitas dan Reliabilitas data 22
I. Tahap-tahap Penelitian 23
J. Sistematika Pembahasan 24
K. Daftar Rujukan sementara 25

ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini akan diuraikan mengenai 6 hal, yaitu: 1)
konteks penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan
penelitian, 5) penegasan istilah, dan 6) sistematika pembahasan. Uraian
secara terperinci akan dipaparkan sebagai berikut.

A. Konteks Penelitian
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia
dengan sesamanya, bahasa sebagai alat menyamaikan pikiran, gagaan,
konsep maupun perasaan karena pada hakikatnya bahasa digunakan
sebagai alat berkomunikasi. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai
alat untuk mengungkapkan perasaan dan gagasan atau mengekspresikan
diri, sebagai alat komnikasi, sebagai alat untuk berinteraksi sosial. Menulis
merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia, aspek
keterampilan menulis adalah suatu hal yang juga terdapat dalam
kurikulum
disamping ketiga aspek lainnya yaitu menyimak, membaca, dan berbicara
yang juga tidak kalah pentingnya. Menuangkan ide pikiran kedalam suatu
tulisan tidaklah mudah, banyak orang pandai berbicara namun tidak
mampu dalam menuangkan ide pikirannya secara tertulis.
Teks prosedur merupakan salah satu teks yang sangat penting
dipelajari untuk keberlangsungan kehidupan sehari-hari. Kosasih (2016:
67) menyatakan bahwa teks prosedur merupakan teks yang menjelaskan
langkah-langkah secara lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara
melakukan sesuatu. Tujuan dari teks prosedur ini ialah untuk memaparkan
penjelasan mengenai langkah-langkah dalam melakukan atau membuat
sesuatu dengan jelas. Teks prosedur memiliki manfaat yang besar dalam
kehidupan. Pada materi menulis teks prosedur, siswa dituntut untuk
mengetahui struktur, isi, ciri-ciri, aspek kebahasaan, dan cara menulis teks
prosedur. Teks prosedur ini sangat penting untuk diajarkan kepada

1
peserta didik karena mereka akan sering alami dalam kehidupan sehari-
hari dalam bermasyarakat. Teks prosedur membantu mengetahui cara-cara
melakukan aktivitas tertentu dan kebiasaan hidup yang benar. Selain itu
juga membantu dalam menggunakan alat dengan benar tanpa harus
membahayakan diri sendiri maupun orang lain, maka untuk mencapai
tujuan yang tepat, teks prosedur harus disusun sesuai dengan urutan yang
benar dan urutanya tidak bisa dibolak-balik.

Pada dasarnya, menulis merupakan kegiatan yang terjadi sangat


aktif, produktif dan tentunya ekspresif. Abbas (2006: 125) mengatakan
“keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan,
pendapat, dan perasaan kepada pihak lain melalui bahasa tulis”. Tarigan
(2008:1) melalui kegiatan menulis, seseorang dapat mengembangkan
gagasan-gagasan. Dengan keterampilan menulis tentu seseorang dengan
mudah dapat merekam, menjelaskan bahkan untuk meyakinkan orang lain.
Dengan demikian disimpulkan bahwa menulis merupakan teknik
seseorang untuk mengungkapkan pikiran dan gagasan menjadi suatu karya
yang dapat dinikmati dan dipahami dalam bentuk tulisan oleh orang lain
maupun diri sendiri.
Pembelajaran menulis teks prosedur merupakan salah satu
keterampilan menuangkan ide pikiran kedalam tulisan. Pembelajaran
menulis teks prosedur dalam kurikulum K13 diterapkan pada siswa kelas
VII SMP. Tujuan utama dalam pembelajaran menulis teks prosedur yaitu
untuk melatih siswa dalam mengembangkan ide dan gagasannya ke dalam
bentuk teks prosedur. Aspek keterampilan yang diharapkan oleh
kurikulum 2013 ini adalah siswa mampu memoroduksi, menyunting,
mengabstraksi dan mengonversi. Darikeempat aspek tersebut tampak jelas
bahwa keterampilan utama yang harus dikuasai oleh siswa adalah
keterampilan memproduksi atau menulis. Berarti, pada kurikulum 2013
ini, siswa diharapkan mampu memproduksi atau menulis teks prosedur
dengan baik.

2
Menulis erat kaitannya dengan berpikir karena menulis bukan
hanya sekedar berbahasa, namun menulis dapat digunakan sebagai wadah
dalam menuangkan hasil pikiran. Semakin banyak menulis maka siswa
akan semakin terlatih untuk berpikir dan bernalar. Namun kenyataanya
masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis, mereka
beranggapan bahwa kegiatan menulis membutuhkan pikiran, waktu, serta
perhatian yang sungguh-sungguh.
Seperti pengalaman yang peneliti temukan ketika sedang
melakukan praktik pengalaman lapangan, problematika yang dialami
siswa yaitu banyak siswa yang belum mampu menuliskan sebuah teks
prosedur. Permasalahan yang tampak ketika siswa ditugaskan untuk
menulis teks prosedur adalah siswa kurang mampu memahami isi,
struktur, dan ciri kebahasaan teks prosedur yang telah dijelaskan oleh
gurunya. Terbukti saat siswa ditugaskan menulis teks prosedur sesuai
dengan struktur dan ciri kebahasaan teks, masih banyak siswa yang
bingung untuk membuat teks tersebut. Dari data yang diperoleh dalam
proses pembelajaran Bahasa Indonesia, nilai siswa dalam menulis teks
prosedur masih tetap rendah.
Permasalaan selanjutnya yang dialami peserta didik saat enuliskan
teks prosedur adalah Banyak siswa mengalami kesulitan dalam
membiasakan menulis karena untuk menulis diperlukan pengetahuan dan
pengalaman. Pengetahuan sangat penting sebagai bahan penulisan di
samping sumber utamanya yakni pengalaman pribadi. Hal ini berarti
bahwa semua orang khususnya peserta didik memiliki potensi untuk
menulis dengan cara mengarahkan peserta didik untuk membuat tulisan
dan menjadikan keterampilan menulis sebagai suatu keterampilan yang
menyenangkan

Dengan dilakukanya penelitian mengenai problematika menulis


pada teks persuasi siswa kelas VIII, dapat diketahui apa saja masalah-
masalah yang sering dialami oleh peserta didik dalam menulis teks

3
persuasi dan membantu pengajar untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa mengenai menulis teks persuai. Selain itu, pengajar juga dapat
memberikan beberapa metode atau model pembelajaran yang lebih
menarik, secara detail dan lebih mendalam kepada peserta didik sebelum
mereka ditugaskan untu menuliskan teks kembali. Berdasarkan apa yang
peneliti paparkan, maka peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai
problematika menulis teks cerpen yang merupakan suatu permasalahan
yang sering dilakukan siswa kelas VIII MTSN 4 Tulungagung dalam
kegiatan menulis, terutama dalam menulis teks persuasi. Berdasarkan hasil
pengamatan penulis dan wawancara terhadap guru bahasa Indonesia
mengenai kegiatan menulis teks persuasi, Sebagian besar siswa kelas VIII
masih kesulitan dalam menuangkan idenya dalam bentuk tulisan. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor Pertama, masih rendahnya minat
siswa dalam menulis teks persuasi yang baik dan mudah dipahami. Kedua,
kurangnya penerapan media dan metode pembelajaran yang efektif dan
kreatif serta menarik.
Penelitian ini berjudul “Problematika Menulis Teks Persuasi Pada
Siswa Kelas VIII-F Mtsn 4 Tulungagung Tahun Ajaran 2020/2021”.
Penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui problematika yang muncul
terkait dengan pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas perlu dikaji
lebih dalam untuk menemukan pemecahan masalah agar pembelajaran
dapat berlangsung dengan maksimal. Selain itu, pencapaian tujuan
pembelajaran bisa berjalan dengan efektif. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini penulis menjabarkan problematika yang muncul di dalam
kelas, khususnya dalam kegiatan menulis teks persuasi kelas VIII-F di
MTSN 4 Tulungagung. Problematika yang muncul bukan hanya
dijabarkan, tetapi penulis juga berusaha untuk memberikan solusi yang
dapat disarankan pada guru.

B. Rumusan Masalah

4
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pembelajaran menulis teks
persuasi pada siswa kelas VIII-F Mtsn 4
Tulungagung Tahun Ajaran 2020/2021?
2. Bagaimana problematika menulis teks persuasi
pada siswa kelas VIII-F Mtsn 4 Tulungagung
Tahun Ajaran 2020/2021?
3. Bagaimana solusi problematika menulis teks
persuasi pada siswa kelas VIII-F Mtsn 4
Tulungagung Tahun Ajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis
teks persuasi pada siswa kelas VIII-F Mtsn 4
Tulungagung Tahun Ajaran 2020/2021?
2. Mendeskripsikan problematika menulis teks
persuasi pada siswa kelas VIII-F Mtsn 4
Tulungagung Tahun Ajaran 2020/2021?
3. Mendeskripsikan Bagaimana solusi
problematika menulis teks persuasi pada siswa
kelas VIII-F Mtsn 4 Tulungagung Tahun
Ajaran 2020/2021?

D. Kegunaan Penelitian

5
Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis dan
praktis sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat menambah perkembangan
keilmuan khususnya dalam keilmuan menulis teks persuasi dan
bermanfaat untuk meningkatkan siswa dalam menulis teks persuasi
yang baik dan mudah dipahami. Serta dapat menambahkan wawasan
pembelajaran mengenai teks persuasi. Hasil dari penelitian ini dapat
dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengembangkan kemampuan
menulis siswa yang sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia) dan umpan balik pembelajaran yang akan datang.

2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian secara praktis:
a) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi
sebagai acuan guru agar dapat lebih meningkatkan kemampuan
siswa dalam hal menulis teks persuasi dengan baik dan benar, serta
dapat membantu mengenai solusi permasalahan dalam problematika
menulis teks persuasi.
b) Bagi siswa, penelitian ini dapat memperluas ilmu yang sedang
dipelajari, terutama dalam menuangkan ide dan gagasan dalam
menulis teks persuasi. Siswa yang selama ini masih kesulitan dalam
mencari dan merangkai kata atau diksi yang tepat dalam menulis
teks persuasi.
c) Bagi peneliti, penilitian ini bermanfaat agar sebagai guru kelak
dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang penggunaan
bahasa Indonesia yang baik dan benar bagi siswa, sehingga dapat
menjadi guru yang lebih berkualitas dalam memberikan pengajaran.
Penelitian ini juga dapat dijadikan referensi untuk terus mencari dan
mengembangkan inovasi dalam hal pembelajaran menuju hasil yang
lebih baik.

6
E. Penegasan Istilah
1. Penegasan Konseptual
a. Pengertian Problematika
Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang
berarti masalah atau persoalan. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2005:896) Problematika berasal
dari kata problem yang dapat diartikan permasalahan atau masalah.
Adapun masalah itu sendiri adalah suatu kendala atau persoalan yang
harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan
antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar
tercapai hasil yang maksimal. Terdapat juga di dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia kata Problematika berarti masih menimbulkan
masalah; hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah yang masih
belum dapat dipecahkan. Jadi, yang dimaksud dengan problematika
adalah kendala atau permasalahan yang masih belum dapat
dipecahkan sehingga untuk mencapai suatu tujuan menjadi terhambat
dan tidak maksimal.
b. Teks Persuasi
Persuasi berarti membujuk dan meyakinkan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005) menjelaskan persuasi adalah (1)
bujukan halus, (2) ajakan kepada seseorang dengan cara memberikan
alasan dan prospek yang meyakinkan, dan (3) himbauan. Keraf (2007:
118) menyatakan bahwa persuasi adalah suatu seni verbal yang
bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar melakukan sesuatu yang
dikehendaki pembicara pada waktu yang akan datang. Berdasarkan
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa persuasi merupakan
paragraf yang berisi imbauan atau ajakan kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu seperti yang diharapkan oleh penulisnya. Oleh
karena itu, paragraf persuasi disertai penjelasan dan fakta-fakta
sehingga meyakinkan dan dapat mempengaruhi pembaca. Teks

7
persuasi memiliki tujuan untuk meyakinkan pembaca bahwa ide,
gagasan, atau pendapat dalam tulisan itu benar dan terbukti sehingga
pembaca melakukan apa yang menjadi ajakan dari tulisan tersebut.
2. Penegasan Operasional
Penegasan secara operasional penelitian berjudul “Problematika
Menulis Teks Persuasi Siswa Kelas VIII-F MTSN 4 Tulungagung
Tahun Ajaran 2020/2021” merupakan kegiatan mengkaji hasil karya
siswa berupa teks persuasi. Kegiatan ini difokuskan pada probelimatika
siswa dalam menulis teks persuasi. Penilitian mengenai problematika
pada teks persuasi ini bertujuan memperluas pengetahuan siswa, guru,
pihak sekolah dan peneliti problem atau masalah yang sering dialami
peserta didik dalam kegiatan menulis teks persuasi serta mengetahui
bagaimana solusi yang tepat dalam masalah tersebut. Penelitian ini
juga sangat bermanfaat bagi para guru dan calon guru untuk
mengetahui lebih luas lagi mengenai persoalan yang kerap terjadi pada
kegiatan menulis teks persuasi, terutama pada pemilihan topik yang
tepatyang sesuai struktur dan kaidah kebahasaan teks persuasi serta
dapat merubah cara mengajar guru agar siswa dapat lebih mudah di
pahami dan diterima oleh siswa.

F. Kajian Pustaka
1. Problematika
a. Definisi Problematika
Problematika berasal dari bahasa Inggris “problematic” yang
berarti masalah atau persoalan. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (2005:896) Problematika berasal
dari kata problem yang dapat diartikan permasalahan atau masalah.
Adapun masalah itu sendiri adalah suatu kendala atau persoalan yang
harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan
antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik, agar
tercapai hasil yang maksimal. Terdapat juga di dalam Kamus Besar

8
Bahasa Indonesia kata Problematika berarti masih menimbulkan
masalah; hal-hal yang masih menimbulkan suatu masalah yang
masih belum dapat dipecahkan. Jadi, yang dimaksud dengan
problematika adalah kendala atau permasalahan yang masih belum
dapat dipecahkan sehingga untuk mencapai suatu tujuan menjadi
terhambat dan tidak maksimal.
Menurut Komarudin dan Tjuparmah S, Kamus Istilah
(145),Permasalahan dapat terjadi dalam lingkup apapun, di manapun
dan kapanpun serta oleh siapapun. Dari pengertian problem di atas,
problem atau sebuah masalah tersebut memiliki sifat-sifat yang
terpenting, diantaranya: a) Negatif, artinya merusak, mengganggu,
menyulitkan, menghalangi alat-alat untuk mencapai tujuan. b)
Mengandung beberapa alternatif pemecahan sehingga masalah itu
masih perlu dipilih atas kemungkinan-kemungkinan pemecahan
melalui penilaian. Sebaliknya apabila pilihan atas alternatif
pemecahan itu telah ditentukan, misalnya melalui proses pembuatan
keputusan analitis maka pemecahan masalah tinggal satu
kemungkinan.
Dalam kegiatan belajar mengajar masih banyak ditemukan
beberapa masalah dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam
kegiatan menulis teks persuasi. Problematika pembelajaran menulis
teks persuasi terdiri dari problematika aspek kebahasaan dan non
kebahasaan. Problematika siswa aspek kebahasaan meliputi
kesalahan dalam pemilihan kata, kemmpuan mengolah emosi, dan
kurangnya bukti atau fakta. Problematika siswa aspek non
kebahasaan meliputi siswa masih sering merasa bingung jika
diberikan kebebasan dalam memilih topik serta kurangnya perhatian
siswa dalam pembelajaran menulis teks persuasi.
Faktor yang menyebabkan problematika menulis juga dibagi
menjadi faktor internal siswa dan faktor eksternal siswa. Faktor
internal yang menyebabkan problematika siswa dalam menulis teks

9
persuasi yaitu sikap negatif siswa, kurangnya motivasi dalam
menulis, kurangnya pemahaman siswa, dan kurangnya ketelitian
siswa. Faktor eksternal terdisi atas pengaturan tempat duduk,
penggunaan metode, kurangnya penggunaan media serta kurangnya
bimbingan orang tua pada anak untuk meningkatkan keterampilan
menulisnya. Problematika tersebut harus diselesaikan secara tepat
sehingga dapat meningkatkan kualitas dalam pembelajaran yang
berpengaruh pada mutu sekolah. Akan lebih baik lagi jika pihak
sekolah mampu malakukan pencegahan agar faktor penyebab
problematika tersebut tidak terjadi pada siswa lainnya.
2. Menulis
a. Pengertian Menulis
Menulis merupakan suatu kegiatan menuangkan gagasan,
pikiran, pengalaman, dan pengetahuan dalam bentuk
catatan dengan menggunakan lambang atau simbol yang dibuat
secara sistematis sehingga dapat dengan mudah dipahami oleh
orang lain. Menulis harus dikembangkan secara dini mulai dari
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Hal tersebut sangatlah
penting sebagai modal awal dari pembelajaran berikutnya.
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
seluruh proses belajar yang dialami oleh siswa. Karena dalam
kegiatan menulis mempunyai banyak keuntungan, yaitu dengan
menulis siswa dapat lebih menggali kemampuan dan potensi dari
dirinya, dan melalui kegiatan menulis siswa dapat mengembangkan
berbagai gagasan. Menurut Tarigan (2008:3-4) Menulis juga bisa
disebut sebagai keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk
berkomunikasi secara tidak langsung, maupun tidak secara tatap
muka dengan orang lain.

b. Fungsi dan Tujuan Menulis

10
Kegiatan menulis merupakan sarana bahasa tulis untuk
berpikir sehingga melalui tugas menulis siswa telah berlatih
berpikir mengungkapkan ide dan berarti mereka telah menguasai
materi yang diberikan. Pada dasarnya tujuan menulis adalah
sebagai bentuk responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis
akan apa yang diperolehnya dari pembaca. Batasan inilah yang
disampaikan. Sementara itu fungsi utama dari tulisan adalah
sebagai alat komunikasi yang tidak langsung.
Darmadi (1996: 2) menyatakan bahwa kemampuan menulis
sebagai perwujudan bentuk komunikasi tidak langsung antara
penulis dan pembaca. Hal ini dipaparkan lebih jelas lagi oleh
Hartig (via Tarigan, 1986: 25) bahwa tujuan menulis sebagai
berikut:

1) Tujuan penugasan (assigment purpose) Tujuan penugasan adalah


menulisnya seseorang hanya karena tugas bukan atas kemauan
sendiri. Contoh dari tujuan penulisan ini misalnya para siswa
yang diberi tugas untuk merangkum buku atau tugas menulis
cerpen, dan sebagainya.

2) Tujuan altruistik (altruistic purpose) Tujuan altruistik adalah


penulisan dengan maksud untuk menyenangkan pembacanya
dan menghargai penalaran penasarannya. Contoh dari tujuan ini
adalah tulisan berupa cerpen, novel, dan sejenisnya yang
bersifat menghibur.

3) Tujuan persuasif (persuasive purpose) Tujuan persuasif adalah


penulisan yang bertujuan untuk meyakinkan para pembaca.
Contohnya karangan berupa kampanye anti narkoba, wacana
iklaa, kampanye partai politik, dan lain-lain.

4) Tujuan informasi (informative purpose) Tujuan informasi adalah


penulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi atau

11
penerangan kepada pembacanya. Contohnya adalah berupa
iklan layanan masyarakat.

5) Tujuan pernyataan diri (self-expressive purpose) Tujuan


pernyataan diri adalah penulisan yang memperkenalkan atau
menyatakan diri sebagai pengarang kepada pembaca.
Contohnya adalah tulisan berupa biografi.

6) Tujuan kreatif (creative purpose) Tujuan kreatif adalah tulisan


yang bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Contohnya adalah tulisan berupa puisi atau prosa, pantun, syair,
lirik lagu, dan lain-lain.

7) Tujuan pemecahan masalah (problem-solving Purpose) Tujuan


pemecahan masalah adalah menulis dengan tujuan untuk
menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi, serta meneliti secara
cermat pikiranpikiran dan gagasannya sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh pembaca. Contohnya adalah
tulisan berupa kritik.

Berdasarkan lima tujuan menulis di atas, maka tujuan


informasi dan persuasiflah yang akan dicapai dalam meningkatkan
keterampilan menulis persuasi. Suatu tulisan yang bertujuan
memberikan informasi dan meyakinkan pembaca agar tertarik
dengan produk baru atau pelayanan yang ditawarkan.

c. Manfaat Menulis
Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
penting dam besar manfaatnya dalam kehidupan seseorang. Manfaat
menulis sebagai berikut (1) menulis dapat digunakan untuk
mengembangkan daya inisiatif dan kreatif. Berkaitan dengan unsur
mekanik seperti bahasa, ejaan, dan tanda baca harus didukung juga
denagn unsur kreativitas yang tidak bisa lepas dari kemampuan berfikir
krisis yakni kemampuan untuk berinisiatif dan berkemampuan

12
menciptakan hal-hal yang baru. (2) menulis juga dapat menyumbang
kecerdasan. Dengan menulis dapat menuangkan pengetahuan,
pengalaman, jenis tulisan sehingga penyajiannya sesuai dengan
konvensi tulisan. Untuk itu diperlukan pengetahuan dan pengalaman
yang luas, kemampuan mengendalikan emosi, menata serta
mengembangkan ide (3) menulis juga dapat menumbuhkan keberanian.
Pada saat menulis akan timbul rasa keberanian yang meliputi
pemikiran, perasaan, sikap, dan gaya untuk disampaikan kepada
pembaca. Karena itu penulis harus berani menerima berbagai keritikan
dari pembaca.
3. Teks Persuasi
a. Pengertian Teks Persuasi
Menurut Waluyo (2016: 193), menuliskan bahwa teks
persuasi adalah ragam teks yang berisi pendapat terdahadap suatu
permasalahan aktual disertai argumen dan data untuk mendukung
pendapat dengan tujuan mengarahkan pikiran pembaca atau
pendengar sehingga mengikuti apa yang disampaikan oleh penulis.
Persuasi berarti membujuk dan meyakinkan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005) menjelaskan persuasi adalah (1)
bujukan halus, (2) ajakan kepada seseorang dengan cara
memberikan alasan dan prospek yang meyakinkan, dan (3)
himbauan. Keraf (2007: 118) menyatakan bahwa persuasi adalah
suatu seni verbal yang bertujuan untuk meyakinkan seseorang agar
melakukan sesuatu yang dikehendaki pembicara pada waktu yang
akan datang. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa persuasi merupakan paragraf yang berisi imbauan atau
ajakan kepada orang lain untuk melakukan sesuatu seperti yang
diharapkan oleh penulisnya.
Selain itu, persuasi atau persuasif juga dapat diartikan yaitu
mengajak, membujuk, atau menyuruh. Sesuai dengan arti katanya,
teks persuasi merupakan sebuah teks yang bertujuan untuk

13
mengajak, membujuk, atau menyuruh pembacanya melakukan
sesuatu sesuai dengan apa yang disampaikan oleh penulis. Tulisan
pada teks persuasi bersifat subjektif karena isinya merupakan murni
pandangan pribadi penulisnya mengenai suatu topik. Maka, tidak
jarang dalam teks persuasi ditemukan data-data pendukung lain
untuk mendukung tulisan tersebut, sehingga pembaca tidak ragu
untuk melakukan apa yang ditulis oleh penulis.
b. Ciri-ciri Teks Persuasi
Menurut Waluyo (2016: 198), ada beberapa ciri-ciri teks
persuasi adalah sebagai berikut:
1) Bersifat mengajak atau mempengaruhi pembaca/pendengar
untuk mempercayai, melakukan, atau menggunakan sesuatu.
2) Mengandung kata-kata ajakan seperti ‘ayo’ dan ‘mari’.
3) Menggunakan imbuhan –lah.
4) Apabila berupa perintah ajakan, kalimat diakhiri dengan tanda
baca seru (!).
5) Terkadang disertai alasan agar pembaca/pendengar yakin.
c. Struktur Teks Persuasi
Menurut Waluyo (2016: 197), ada tiga struktur teks persuasi
yang harus diikuti dalam menyusun teks persuasi diluar dari judul,
yaitu sebagai berikut:
1) Bagian Awal (Pembuka)
Bagian awal dalam teks persuasi merupakan paragraf
awal yang berisi pengenalan tentang tema atau permasalahan
umum yang dibahas (topik besar). Pengenalan konteks perlu
dicantumkan di awal agar pembaca memahami hal yang akan
dibicarakan pada bagian selanjutnya.
2) Bagian Tubuh (Penjelas)
Bagian tubuh merupakan bagian inti dalam teks persuasi.
Pada bagian tubuh ini menjelaskan pokok-pokok masalah

14
(penjabaran masalah) disertai argumen dan data untuk
mendukung atau menguatkan argumen tersebut.
3) Bagian Penutup
Bagian penutup adalah bagian terakhir dalam teks
persuasi. Penulis dapat menegaskan maksud dan tujuan dengan
kalimat ajakan pada bagian penutup.

Menurut Kokasih (2017: 186), ada tiga struktur teks persuasi


diluar dari pengenalan isu yaitu teks diikuti dengan paparan
sejumlah argumen. Setelah itu dinyatakan ajakan-ajakan yang
diakhiri dengan penegasan kembali. Pengenalan isu yaitu
penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan (judul).
Untuk lebih jelas mengenai tiga struktur teks persuasi akan
dijelaskan, yaitu sebagai berikut:

1) Rangkaian argumen, yakni berupa pengantar dan sejumlah


pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang
dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini
dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-
argumennya itu.
2) Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang
didalamnya dinyatakan dorongan kepada
pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan
itu mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat.
Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan
memperkuat ajakanajakan itu.
3) Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya,
yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti
demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.

15
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
Pertama, penilitian ini dilakukan oleh Susti (2017) dengan judul
“Problematika Pembelajaran Menulis Paragraf Narasi Pada Smp Negeri 4
Pasilambena Kabupaten Kepulauan Selayar”. Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan yang bersifat deskriptif kualitatif . karena, penelitian
ini menggambarkan suatu peristiwa , gejala, atau kejadiaan terhadap
individual. selain itu, peneliti juga bermaksud untuk memahami situasi
secara mendalam. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara
menggunakan data dan sumber data dengan observasi , dokumentasi dan
wawancara. Hasil penelitian menggambarkan bahwa problematika
pembelajaran menulis paragraf narasi SMP Negeri 4 Pasilambena
Kabupaten Kepulauan Selayar, Problematika yang dimaksud adalah
Kemampuan menyusun kerangka unsur-unsur paragraf narasi,
Kemampuan mengembangkan paragraf narasi, Kemampuan dalam
menggunakan bahasa yang benar dan Kemampuan menulis paragraf
narasi. Adapun dampak problematika pembelajaran menulis paragraf
narasi terdahap siswa SMP Negeri 4 Pasilambena Kabupaten Kepulauan
selayar adalah rendahnya tingkat pemahaman dan pengetahuan dalam
menulis paragraf narasi .
Kedua, penelitian ini dilakukan oleh Azza Aulia Ramadhani, M.Pd
dan Vrestanti Novalia Santosa, M.Pd. (2020) dengan judul “Problematika
Pembelajaran Menulis Teks Cerpen Kelas VII di SMP Negeri 5 Malang”.
Penelitian ini merupakan penilitian kualitatif. Peneliti memahami dan
menafsirkan problematika pembelajaran di dalam kelas sesuai dengan
pengamatan yang telah dilakukan. Dengan demikan, dapat pula dipahami
bahwa alat bantu penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri,
yakni peneliti sendiri yang berperan sebagai observer atau pengamat

16
sekaligus penganalisis data. Data dalam penelitian ini adalah problematika
pembelajaran menulis teks cerpen sesuai dengan hasil pengamatan yang
telah dilakukan di dalam kelas ketika kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Kemudian, sumber data dalam penelitian ini adalah kegiatan
belajar mengajar kelas VII di SMP Negeri 5 Malang. Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan dengan tahap mengidentifikasi hasil observasi,
lalu mengklasifikasinya sesuai dengan rumusan masalah. Problematika
pembelajaran menulis teks cerpen muncul, yaitu siswa kesulitan dalam
mengurutkan kalimat agar menjadi teks cerpen yang runtut. Hal tersebut
terjadi karena siswa belum mengetahui kata kunci dalam menulis teks
cerpen. Selain itu, siswa juga belum paham bagaimana menyusun teks
yang runtut. Problematika lain yang muncul berdasarkan hasil wawancara
yang dilakukan, guru menemukan ada beberapa siswa yang kesulitan
dalam menentukan konflik maupun resolusi. Selain itu, guru juga
menyatakan bahwa siswa kesulitan dalam mengawali sebuah cerita dan
menentukan konflik.
Ketiga, penelitian ini dilakukan oleh Firdha Khairunnisa (2019),
dengan judul “Problematika Pembelajaran Menulis Teks Narasi Di
Sekolah Menengah Pertama”. Penelitian ini merupakan penilitian
kualitatif. Adapun teknik pengumpulan data dengan cara menggunakan
data dan sumber data dengan observasi , dokumentasi dan wawancara.
Tujuan akhir dalam setiap materi baik berupa teks nonsastra ataupun teks
sastra adalah peserta didik dapat mencipta atau menyampaikan gagasan
melalui tulisan. Problem utama pembelajaran menulis teks narasi ini
datang dari diri guru dan peserta didik. Guru yang tidak menaruh perhatian
penting pada pembelajaran menulis akan berpengaruh pada minat peserta
didik. Peserta didik merasa bahwa pembelajaran menulis sangatlah
menakutkan sehingga mereka tidak tahu kapan harus memulai, dan
bagaimana cara memulai. Kebanyakan guru hanya memberikan tugas
menulis tanpa memberi pembinaan secara intens, padahal menulis
membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Faktor lainnya adalah peserta

17
didik yang tidak memiliki kebiasaan membaca sehingga tidak memiliki
kreativitas untuk menulis. Selain itu, pesreta didik yang tidak gemar
membaca, tidak memiliki banyak kosa kota untuk menyampaikan ide.
Keempat, penelitian ini dilakukan oleh Rosmiati (2020), dengan
judul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis Struktur Teks Persuasi
Menggunakan Model Pembelajaran Problem Based Introduction Siswa
Kelas Viii Smp Pesantren Guppi Samata”. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis struktur teks persuasi siswa kelas
VIII SMP Pesantren Guppi Samata dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Introduction. Metode penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus, masing-masing siklus terdiri atas 4 tahap yaitu; perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Siklus I dan
Siklus II terdiri atas dua kali pertemuan dengan ketuntasan minimal, yaitu
75,00. Subjek penelitian ini adalah kemampuan menganalisis struktur teks
persuasi siswa kelas VIII B SMP Pesantren Guppi Samata berjumlah 22
orang dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Introduction. Teknik analisis data dilakukan secara kuantitatif dan statistik
deskriptif. Berdasarkan hasil analisis data siklus I dan siklus II diketahui
nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam menganalisis struktur teks
persuasi meningkat. Pada siklus I ketidak tuntasan siswa sebesar 77,27%,
sehingga nilai rata-rata siswa sebesar 60,68 (kurang mampu), pada siklus
II nilai rata-rata meningkat menjadi 85,68 (mampu), ketuntasan siswa
yang dicapai sebesar 86,36%. Aktivitas belajar siswa siklus I sebesar 65%
(cukup) dan siklus II meningkat menjadi 100% (sangat baik). Aktivitas
mengajar guru siklus I sebesar 70% (cukup) dan siklus II meningkat
menjadi 96% (sangat baik).
Kelima, penelitian ini dilakukan oleh Desi Dwi Nur Ambarwati
(2016). Penilitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Keterampilan
Menulis Persuasi Dengan Menggunakan Pendekatan Proses Dan Media

18
Poster Pada Siswa Kelas X SMAN 1 Kretek Bantul”. Metode penelitian
yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
mengambil subjek siswa kelasX-1 SMA Negeri 1Kretek. Penelitian ini
dilaksanakan mulai bulan Februari 2016 sampai dengan Maret 2016.
Keterampilan menulis teks persuasi diukur berdasarkan persentase
ketercapaian skor menulis teks persuasi. Prosedur pelaksanaan penelitian
dilaksanakan dalam dua siklus. Pelaksanaan tindakan pada siklus II lebih
menekankan pada aspekaspek peningkatan yang belum optimal pada
siklus I. Teknik pengumpulan data berupa pengamatan, angket,
wawancara, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran
berupa foto. Kriteria keberhasilan tindakan berupa peningkatan proses dan
produk. Keberhasilan proses dilihat dari peningkatan antusias dan sikap
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Keberhasilan produk dilihat dari
hasil skor menulis persuasi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan pendekatan proses dan media poster
dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam menulis teks persuasi.
Selain itu peningkatan proses juga dapat dilihat dari bertambahnya
antusiasme dan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran. Peningkatan
keterampilan hasil menulis teks persuasi dapat dilihat berdasarkan hasil tes
siswa pada pratindakan dengan skor rata-rata sebesar 49,3, siklus I dengan
skor rata-rata sebesar 67,5 dan pada siklus II skor rata-rata sebesar 86,5.
Peningkatan jumlah skor keterampilan menulis teks persuasi dari
pratindakan sampai siklus I sebesar 18,2 dan peningkatan skor dari siklus I
sampai siklus II sebesar 19. Dilihat dari skor kualitatif frekuensi nilai
siswa dalam setiap siklus mengalami peningkatan yang cukup baik. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan prose dan media poster
dapat meningkatkan keterampilan menulis teks persuasi siswa kelasX-1
SMA N 1 kretek.

H. Metode Penelitian

19
1. Rancangan Penilitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualititaf
dengan metode deskriptif. Menurut Moleong (2017: 6) penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud memahami fenomena
yang dialami oleh subjek penelitian dengan cara mendeskripsikannya
melalui kata-kata dan bahasa melalui metode tertentu. Metode
deskriptif merupakan metode yang berusaha menjelaskan secara rinci
fenomena yang dialami oleh subjek penelitian. Oleh karena itu, metode
deskriptif kualitatif ini dipandang sesuai untuk mengkaji dan
menganalisis data secara objektif berdasarkan fakta nyata yang
ditemukan di lapangan. Kemudian dipaparkan secara deskriptif, melalui
analisis isi dari paragraf deskriptif ini sehingga ditemukan problematika
penulisan yang dibuat oleh siswa khususnya dalam penulisan teks
persuasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan
observasi peneliti di MTSN 4 Tulungagung, teks persuasi siswa kelas
VIII-F MTSN 4 Tulungagung, dan referensi yang relevan. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik (observasi,
wawancara, dan dokumentasi).
2. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti hadir sebagai pengamat dan
penganalisis proses maupun hasil karya siswa, tanpa ikut serta dalam
proses pembelajaran. Proses pembelajaran murni dilaksanakan oleh guru
Bahasa Indonesia dan siswa kelas VIII F MTSN 4 Tulungagung. Peneliti
masuk ke dalam kelas untuk mengamati proses pembelajaran menulis
teks persuasi, kemudian menganalisis hasil proses belajar siswa dan hasil
yang ditulis siswa.
3. Lokasi Penelitian
Pemilihan lokasi ini didasarkan pada keadaan pandemi saat ini.
Peneliti memilih sekolah atau madrasah yang sekiranya dapat ditempuh
dan mendukung kegiatan penelitian agar berjalan dengan lancar. Jadi,
peneliti memilih MTSN 4 Tulungagung, ini dengan alasan dekat dengan

20
tempat tinggal dan peneliti juga sudah mendapat izin untuk melakukan
penelitian di madrasah tersebut. Selain itu, peneliti mendapat informasi
dari guru bahasa Indonesia di madrasah tersebut bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia terutama pada kegiatan menulis teks persuasi di
madrasah tersebut masih tergolong rendah dan masih memiliki bebrapa
problematika atau permasalahan, sehingga cocok jika digunakan
sebagai tempat penelitian dengan tujuan agar mendapatkan solusi yang
tepat dalam permasalahan tersebut.
4. Sumber Data
Data adalah sesuatu yang belum mempunyai arti dan masih
memerlukan adanya suatu pengelolaan, data bisa berujuk pada
keadaan, gambar, suara, huruf, angka ataupun simbol- simbol lainya
yang bisa digunakan sebagai bahan untuk melihat lingkungan objek,
kejadian ataupun suatu konsep.
Sumber data merupakan subjek/sampel penelitian. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu:
a. Data Primer
Data primer pada penelitian ini adalah tulisan teks persuasi
siswa kelas VIII-F MTSN 4 Tulungagung yang akan dibahas
mengenai problematika atau permasalahan dalam menulis teks
persuasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII-F MTSN 4 Tulungagung yang menulis teks persuasi.
b. Data Sekunder
Data sekunder digunakan peneliti sebagai bahan acuan untuk
menganalisis data primer problematika atau permasalahan yang
tedapat pada kegiatan menulis teks persuasi siswa kelas VIII-F
MTSN 4 Tulungagung. Data sekunder dalam penelitian ini ada buku
pedoman yang relevan.
5. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2016: 225), terdapat empat teknik
pengumpulan data dalam penelitian kualitatif, yaitu: observasi,

21
wawancara, dokumentasi, dan triangulasi/gabungan. Observasi
Merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data
yang berkaitan dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan
langsung dilapangan. Peneliti berada di tempat itu untuk mendapatkan
bukti- bukti yang valid. Wawancara digunakan untuk bertanya-jawab
agar memperoleh data yang akurat dari subjek penelitian. Wawancara
ini bertujuan untuk memperoleh data penyebab problematika atau
prmasalahan yang dialami siswa sat menulis teks persuasi.
Dokumentasi merupakan cara mengumpul data dengan menggunakan
dokumen sebagai sumber data yang dapat diperoleh dengan melihat
mengabdikan gambar, mencataat, data apa yang ada dalam perubahan
siswa MTSN 4 Tulungagung.
6. Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah
metode analisis kualitatif yang dimulai dengan mempelajari dan
menelaah data yang di kumpulan setelah data dikumpulkan maka di
adakan penyusunan , pengolahan dan interprestasi data untuk diambil
kesimpulan penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan
problematika pembelajaran menulis teks persuasi pada MTSN 4
Tulungagung, sehubungan dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif
maka analisisnya menggunakan analisis induktif berangkat dari fakta-
fakta peristiwa khusus di tarik generalisasi yang mempunyai sifat
umum atau menarik kesimpulan dari yang khusus untuk mendapatkan
yang umum.
7. Validitas dan Reliabilitas Data
a. Validitas Data
Validitas merupakan suatu standar ukuran yang
menunjukkan ketepatan dan kesahihan suatu instrumen. Pada
penelitian ini, terdapat tiga validitas yang digunakan, antara lain:
1. Validitas demokratik

22
Validitas demokratik merupakan standar ukuran yang
menunjukkan ketepatan pada keterlibatan seluruh subjek yang
terdapat dalam penelitian. Pada penelitian ini, validitas
demokratik berperan dalam keterlibatan dan kolaborasi antara
peneliti sebagai pengamat, guru sebagai pelaku tindakan, dan
siswa sebagai objek penelitian dalam menerima segala
pendapat dan saran. Hal ini bertujuan dalam upaya pemecahan
masalah serta solusi dalam problematika menulis siswa kelas
VIII-F MTSN 4 Tulungagung.
2. Validitas proses
Validitas proses merupakan validitas standar ukuran yang
menunjukkan ketepatan pada proses selama penelitian
berlangsung. Validitas proses ditandai dengan keterlibatan
partisipan (peneliti, guru, siswa) dalam melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan selama penelitian
berlangsung. Semua keadaan dan suasana selama penelitian
dinilai dari segala sudut pandang melalui data yang berbeda.
3. Validitas dialogis
Validitas dialogis merupakan validitas standar ukuran yang
menunjukkan ketepatan adanya dialog antara peneliti dan
kolaborator. Pada penelitian ini, validitas dialogis ditandai
dengan adanya wawancara antara

I. Tahap-tahap Penelitian
Menurut Moleong (2016: 127), tahap penelitian secara umum
terbagi menjadi tiga tahap utama, yaitu:
a. Tahap Pra-lapangan
1) Melalukan observasi di lokasi penelitian, MTSN 4 Tulungagung.
2) Membuat rancangan penelitian
3) Mengurus surat izin penelitian

23
4) Menyusun keperluan observasi mendalam, membuat pedoman
pertanyaan untuk wawancara, menyiapkan keperluan dokumentasi
(kamera, perekam suara, dll)
5) Menentukan waktu penelitian dengan pihak sekolah untuk
melakukan observasi dan wawancara.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan
Peneliti melakukan observasi sebagai langkah awal dalam
penelitian, mengecek keadaan sekolah. Selanjutnya, peneliti
melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia
dan siswa kelas VIII-F. Langkah berikutnya, peneliti membuat
dokumentasi hasil karya siswa dengan memotonya.
c. Tahap Analisis Data
Pada tahap analisis data, peneliti mereduksi data yang telah
didapatkan, menyajikan data hasil reduksi dan melakukan penarikan
kesimpulan atau verifikasi sesuai dengan prosedur yang telah
direncanakan.
d. Tahap Penulisan Laporan Penelitian
Pada tahap ini, peneliti menuangkan hasil penelitiannya dan
menyusunnya menjadi sebuah laporan penelitian yang dilengkapi
dengan referensi-referensi yang relevan.
J. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasa pada penelitian ini meliputi tiga bagian
utama, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Bagian awal dalam penelitian ini berisi halaman sampul depan,
halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan
penguji, halaman pernyataan keaslian, motto, halaman persembahan,
kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan abstrak.
2. Bagian Inti
Pemaparan sistematika proposal dengan metode analisis
kualitatif pada penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran

24
dan arahan yang jelas mengenai struktur penulisan penelitian. Selain
itu, juga bertujuan untuk memudahkan pembaca mempelajari dan
memahami hasil penelitian. Terdapat 6 bab utama, yaitu pendahuluan,
kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian, pembahasan, dan
penutup.
Pada BAB I Pendahuluan, membahas mengenai latar belakang,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan. Pada BAB
II Kajian Pustaka, membahas deskripsi teori (problematika, menulis
dan teks persuasi), Pada BAB III Metode Penelitian, membahas
rancangan penelitian, kehadiran penelitian, lokasi penelitian, sumber
data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan
keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian. Pada BAB IV Hasil
Penelitian, membahas paparan data atau temuan penelitian berupa
problematika atau permasalahan dalam penulisan teks persuasi siswa
kelas VIII-F MTSN 4 Tulungagung serta penyebab dan akibat yang
ditimbulkan dari problematika atau permasalahan dalam penulisan teks
persuasi siswa kelas VIII-F MTSN 4 Tulungagung. Pada BAB V
Pembahasan, memaparkan deskripsi secara keseluruhan data atau
temuan penelitian yang dilengkapi dengan pendapat para ahli berupa
problematika atau permasalahan dalam penulisan teks persuasi siswa
kelas VIII-F MTSN 4 Tulungagung. Pada BAB VI Penutup, berisi
simpulan, dan saran.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir dari penelitian ini berisi daftar rujukan, lampiran-
lampiran dan daftar riwayat hidup.

K. Daftar Rujukan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. 2016. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

25
Dalman. 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Desi Dwi Nur Ambarwati, (2016). UPAYA MENINGKATKAN


KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN PROSES DAN MEDIA
POSTER PADA SISWA KELAS X SMA N 1 KRETEK BANTUL.
http://digilib.unimed.ac.id/15610/8/2113311055%20CHAPTER
%20I.pdf

Firdha Khairunnisa, (2016). PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN


MENULIS TEKS NARASI DI SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA.
http://www.conference.unsri.ac.id/index.php/sembadra/article/view/1
600

Irfan Husnawiyah, (2016). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR


MENULIS TEKS PERSUASI MODEL PROBLEM BASED IN
TRUCTION UNTUK SISWA KELAS VIII
SMP.https://core.ac.uk/download/pdf/229627297.pdf

Moleong, J. Lexy. 2016. Metode Penleitian Kualitatif. Bandung: ROSDA

Ramadhani, Azza Aulia, Vrestanti Novalia Santosa, (2020). Problematika


Pembelajaran Menulis Teks Cerpen Kelas VII di SMP Negeri 5
Malang.
http://ejurnal.budiutomomalang.ac.id/index.php/paradigma/article/vi
ew/1070/539

ROSMIATI, (2020). PENINGKATAN KEMAMPUAN


MENGANALISIS STRUKTUR TEKS PERSUASI
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM

26
BASED INTRODUCTION SISWA KELAS VIII SMP
PESANTREN GUPPI SAMATA.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/11664-Full Text.pdf

Sugiyono. 2016. Metode Penleitian; Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.


Bandung: ALFABETA.
SUSTI, (2017). PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN MENULIS
PARAGRAF NARASI PADA SMP NEGERI 4 PASILAMBENA
KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR.
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/3986-Full_Text.pdf

Umi Fauziah, (2019). KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN MENULIS


TEKS PERSUASI MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM
WRITING DAN MODEL INSTRUKSI LANGSUNG DENGAN
MEDIA BAGAN ALIR TEKS PERSUASI BERGAMBAR PADA
PESERTA DIDIK KELAS VIII SMP.
zed.phttp://lib.unnes.ac.id/35507/1/2101415004Optimidf

27
28

Anda mungkin juga menyukai