Anda di halaman 1dari 39

ANALISIS STRUKTUR DAN KESALAHAN BERBAHASA

DALAM TEKS BERITA


SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 KERINCI

PROPOSAL PENELITIAN

untuk memenuhi sebagian persyaratan


memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

ENIA LISTIKAL
NIM 19016019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


DEPARTEMEN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR TABEL iv
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus Masalah 7
C. Rumusan Masalah 7
D. Tujuan Penelitian 7
E. Manfaat Penelitian 8
F. Batasan Istilah 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA 10
A. Kajian Teori 10
1. Teks Berita 10
2. Struktur Teks Berita 12
3. Ciri Kebahasaan Teks Berita 14
4. Penganalisisan Teks Berita 18
B. Penelitian yang Relevan 19
C. Kerangka Konseptual 20
BAB III METODE PENELITIAN 22
A. Jenis Penelitian 22
B. Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti 23
C. Data dan Sumber Data 23
D. Instrumen Penelitian 23
E. Teknik Pengumpulan Data 24
F. Teknik Pengabsahan Data 25
G. Teknik Penganalisisan Data 26
DAFTAR PUSTAKA 32

1
DAFTAR GAMBAR

2
DAFTAR TABEL

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Relevan dengan pengimplementasian Kurikulum 2013, pembelajaran

bahasa indonesia berorientasi pada pembelajaran berbasis teks yang terdiri dari

keterampilan menyimak, membaca, memirsa, berbicara, dan menyaji yang

bertujuan agar siswa mampu belajar secara aktif di kelas. Depdikbud(dalam

Khairat, dkk. 2019), menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia berbasis

teks diterapakan dengan prinsip bahwa: (1) bahasa hendaknya dipandang sebagai

teks, (2) penggunaan bahasa merupakan proses pemilihan bentuk kebahasaan

dengan tujuan mengungkapkan makna secara jelas, (3) bahasa bersifat fungsional,

yaitu penggunaan bahasa yang tidak dapat dilepaskan dari konteks karena bentuk

bahasa mencerminkan ide, sikap, nilai, dan ideologi penggunaanya, dan (4) bahasa

merupakan sarana pembentukan kemampuan berpikir manusia.

Dalam kurikulum 2013, pembelajaran bahasa indonesia difokuskan pada siswa

dengan tujuan agar siswa memahami cara memproduksi teks dalam berbagai

situasi baik lisan maupun tulisan. Aspek keterampilan yang termasuk ke dalam

keterampilan memahami adalah menyimak, membaca dan memirsa. Sedangkan

yang termasuk ke dalam keterampilan memproduksi adalah berbicara, menyaji,

dan menulis. Salah satu aspek keterampilan memproduksi yang penting dikuasai

siswa adalah keterampilan menulis.

Keterampilan menulis teks menuntut siswa untuk mampu memberikan

informasi dan pengetahuan yang dimiliki kepada pembaca dalam bentuk tulis

maupun lisan. Melalui kegiatan menulis, siswa diharapkan mampu

mengembangkan ide, pendapat, pikiran, dan gagasannya dengan cara

1
menghasilkan sebuah tulisan. Keterampilan menulis masih menjadi tantangan bagi

siswa, karena masih banyak siswa yang tidak terbiasa menulis, dan juga tidak

mengetahui tahapan dan ketentuan dalam menulis. Sejalan dengan itu, Sudaryat

(2010: 85-86) mengemukakan bahwa “There are many students who still get

diffuculties in writing although learning of writing has been given since they were

in elementary scool or junior high school”. Artinya, masih banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam menulis meskipun pembelajaran menulis telah

diberikan semejak mereka berada di sekolah dasar atau sekolah menengah

pertama. Keterampilan menulis sangatlah bervariasi, salah satu keterampilan

menulis yang dipelajari siswa di sekolah adalah menulis teks berita. Pembelajaran

teks berita bertujuan agar siswa mampu memahami dan memproduksi teks berita.

Tuntutan untuk memahami teks berita terdapat dalam KD 3.1 “mengidentifikasi

unsur-unsur berita yang didengar dan dibaca”, dan KD 4.1 “menyimpulkan isi dari

berita yang dibaca dan didengar”. Pada KD 3.1, siswa diperkenalkan kepada teks

berita dengan mengidentifikasi unsur-unsur pada teks berita yang sudah ada. Hasil

pengenalan tersebut diungkapkan dan didiskusikan sesuai dengan tuntutan KD 4.1.

Untuk memproduksi teks berita diungkapkan dalam KD 3.2 “menelaah struktur

dan kebahasaan teks berita yang didengar dan dibaca”, serta KD 4.2 “menyajikan

data, informasi dalam bentuk berita secara lisan dan tulisan dengan memperhatikan

struktur, kebahasaan, dan aspek lisan”. Untuk bisa memproduksi teks berita, siswa

harus mengetahui terlebih dahulu struktur dan kebahasaan teks berita. Hal itu

dilakukan dengan cara mengidentifikasi teks berita yang disediakan. Setelah siswa

memahami struktur dan kebahasaan teks berita, siswa mulai menulis teks berita

berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lingkungannya. Kegiatan ini

2
dilakukan secara individu untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa

memproduksi teks berita.

Dalam sebuah teks pasti memiliki struktur penulisan. Struktur pada teks

penting untuk dipelajari, karena semakin banyak pengetahuan siswa terhadap

stuktur sebuah teks, semakin tinggi pula kemampuannya untuk menghasilkan

tulisan yang konkret. Dengan demikian, siswa mengetahui bagian apa saja yang

didahulukan ketika menulis sebuah teks.

Diastiti Liana dkk (2012: 176) mengungkapkan, kendala yang dihadapi guru

dan siswa dalam melaksanakan pengajaran keterampilan menulis berita yaitu,

banyak siswa yang mengeluh kesulitan untuk memulai tulisannya. Selain itu,

penggunaan sarana dan penerapan metode pengajaran yang kurang kreatif

merupakan kendala utama yang ditemui. Hal ini berdampak pada siswa, siswa

merasa bosan saat ditugaskan untuk menulis berita. Padahal, penggunaan metode

yang menarik sangat berpengaruh terhadap minat belajar siswa dalam

mengembangkan daya penalarannya.

Menurut Abidin (2013: 187) “ada tiga tujuan utama pembelajaran menulis

dilaksanakan di sekolah, yakni (1) menumbuhkan kecintaan siswa terhadap

kegiatan menulis, (2) mengembangkan kemampuan siswa, (3) membina kreativitas

siswa untuk menulis”. Dengan menguasai keterampilan menulis siswa dapat

mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sehingga membentuk

generasi masa depan yang kreatif dan mampu melahirkan pikiran yang

komunikatif, jelas, runtut serta mudah dipahami oleh orang lain.

Dalam penulisan sebuah teks, pengetahuan dan pemahaman siswa mengenai

struktur teks sangat berpengaruh terhadap kemampuan siswa dalam memproduksi

sebuah teks yang tepat. Struktur merupakan syarat mutlak dalam menulis sebuah

3
teks berita karena, stuktur teks mencerminkan pola pikir penulis. Hal yang sama

juga dikemukakan oleh Baryadi (2017) dalam penelitiannya ia menyatakan bahwa

kegiatan menulis struktur teks dilakukan setelah siswa mengidentifikasi informasi

atau isi teks karena bagian-bagian teks itu lazimnya ditentukan oleh isinya.

Selain struktur, siswa juga perlu memperhatikan kebahasaan yang digunakan

dalam menulis sebuah teks berita. Hal itu karena, setiap struktur teks memiliki

bahasa tersendiri yang digunakan untuk mengekspresikan ide-ide yang dibutuhkan

pada setiap struktur teks. Kebahasaan suatu teks berhubungan dengan satuan-

satuan bahasa yang secara langsung membentuk teks tersebut, salah satunya adalah

kalimat. Siswa dituntut mampu menggunakan kalimat yang efektif dalam

memproduksi teks berita. Hal ini disebabkan karena teks berita harus ditulis

menggunakan bahasa yang sederhana dan tidak berbelit-belit, agar pembaca dapat

memahami setiap informasi yang disampaikan dengan mudah.

Kesalahan berbahasa merupakan suatu kejadian yang berhubungan erat

pada setiap pemakaian bahasa, baik lisan maupun tulis (Supriani & Siregar, 2012).

Kesalahan berbahasa merupakan penyimpangan pemakaian bahasa dari kaidah

kebahasaan yang berlaku(Nurwicaksono & Amelia, 2014). Kesalahan berbahasa

merupakan kesalahan yang menyimpang dari kaidah bahasa baik lisan maupun

tulis(Johan, 2018). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan

berbahasa adalah penyimpangan bahasa baik secara lisan ataupun tulisan yang

tidak sesuai dengan kaidah ketataaturan kebahasaan yang berlaku.

Kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa disebabkan oleh beberapa

faktor. Menurut Norrish (1983), kesalahan berbahasa disebabkan oleh faktor

eksternal siswa yang menjadi lingkungan tempat terjadinya proses belajar

mengajar, seperti pemilihan bahan ajar. Bahan ajar yang terlalu tinggi atau tidak

4
menarik minat pembelajar juga dapat menyebabkan kesalahan berbahasa pada

siswa. Selain bahan ajar, faktor metode pembelajaran dan cara mengajar guru juga

dapat memicu kesalahan berbahasa pada pembelajar serta masih ada beberapa

faktor lainnya, seperti contoh bahasa yang diberikan oleh guru dan faktor yang

berasal dari siswa sendiri.

Berbeda halnya dengan Norrish, Richard (1974), dalam tulisannya

menjelaskan bahwa kesalahan berbahasa yang dialami oleh siswsa disebabkan oleh

beberapa hal, seperti strategi belajar, teknik mengajar, sistem bahasa yang

dipelajari, usia dari pembelajar bahasa dan situasi sosiolinguistik pembelajar

bahasa. Faktor lain yang berpotensi untuk menjadi sumber kesalahan yakni dari

faktor- faktor internal siswa dan dari kerumitan bahasa yang dipelajari. Selain

faktor-faktor yang diutarakan oleh Norrish (1983) dan Richard (1974) masih

terdapat beberapa faktor lainnya yang menyebabkan kesalahan berbahasa seperti

yang diutarakan oleh Pateda (1989) antara lain faktor bahasa ibu dari pembelajar

bahasa, lingkungan, interlingual dan interferensi.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa

dapat terjadi karena faktor eksternal maupun internal dari siswa. Faktor yang

paling serius adalah metode pembelajaran, dan bahan ajar yang digunakan guru

ketika mengajar di kelas.

Kenyataannya di lapangan, struktur teks berita yang digunakan siswa ketika

menulis pada umumnya sudah lengkap. Namun kurang tepat dari segi isi. Hal yang

sama dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Wildan dan Andria

(2019) yang menunjukkan bahwa, pertama dalam menulis teks berita karya siswa

telah menggunakan empat struktur teks berita, yaitu judul berita (head line), baris

tanggal (date line), teras berita (lead), dan tubuh berita (body). Akan tetapi, masih

5
terdapat beberapa penggunaan struktur teks berita yang kurang tepat. Namun,

dalam penggunaan kebakuan kata, frasa, dan kalimat baku lebih dominan

dibanding nonbaku. Kedua, jika dilihat dari kebahasaannya, teks berita karya siswa

telah menggunakan keenam karakteristik kebahasaan, yaitu penggunaan bahasa

bersifat standart (baku), penggunaaan kalimat langsung sebagai variasi dari

kalimat tidak langsung, penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai

penerang kata yang diikutinya, penggunaan kata kerja mental atau kata kerja yang

terkait dengan kegiatan dari hasil pemikiran, penggunaan fungsi keterangan waktu

dan tempat, serta penggunaan konjungsi temporal atau penjumlahan.

Selain itu, Anis (2019) membuktikan bahwa masih ditemukan kesalahan yang

dilakukan siswa dalam pemilihan kata, susunan kalimat, sampai pada tataran

paragraf. Ketika menulis teks berita, siswa kurang memperhatikan pola

pengembangan paragraf dalam menguraikan gagasannya ketika menulis teks

berita. Penulisan teks berita memerlukan penggunaan bahasa yang komunikatif.

Bahasa yang digunakan singkat, padat, jelas, serta mudah dipahami. Tapi

kenyataan di lapangan, masih banyak siswa yang belum bisa menulis kalimat

dengan efektif sehingga sering menimbulkan makna yang ambigu dan sulit untuk

dipahami.

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan

Ageza Agusti, M.Pd yang merupakan salah satu guru mata pelajaran Bahasa

Indonesia di SMP Negeri 17 Kerinci. Peneliti menemukan beberapa permasalahan

siswa dalam menulis teks berita. Pertama, siswa masih belum paham mengenai

struktur teks berita. Kedua, siswa masih belum memahami kebahasaan teks berita

dengan baik, sehingga terjadi berbagai kesalahan dalam menulis teks berita.

6
Alasan dipilihnya SMP Negeri 17 Kerinci sebagai tempat penelitian adalah

sebagai berikut. Pertama, SMP Negeri 17 Kerinci menggunakan kurikulum 2013.

Kedua, belum pernah dilakukannya penelitian tentang struktur dan kebahasaan

teks berita di sekolah tersebut. Pemilihan kelas VIII sebagai objek penelitian

karena siswa tersebut sudah mempelajari mengenai menulis teks berita. Ketiga,

Akreditasi SMP Negeri 17 Kerinci adalah B, dan siswanya banyak yang

merupakan siswa pindahan dari sekolah lain.

Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mendeskripsikan struktur dan

kebahasaan teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci. Penelitian ini

penting untuk diteliti karena masih banyaknya siswa yang kurang mampu menulis

teks berita dan memahami struktur dan kebahasaan teks berita dengan tepat.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini difokuskan pada

kesesuaian struktur dan kesalahan berbahasa dalam teks berita dalam pembelajaran

bahasa Indonesia di kelas VIII SMP N 17 Kerinci.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah tersebut, diajukan dua

rumusan permasalahan penelitian. Kedua rumusan permasalahan tersebut adalah

sebagai berikut. Pertama, bagaimana kesesuaian struktur teks berita karya siswa

kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci? Kedua, bagaimana kebahasaan teks berita

karya siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci?.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsika struktur teks berita karya siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci,

7
dan mendeskripsikan kebahasaan teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17

Kerinci.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada tujuan penelitian tersebut, penelitian ini diharapkan

dapat bermanfaat, baik secara teoritis maupun praktis. Secara teoritis, hasil

penelitian ini diharapkan bermanfaaat dalam bidang pendidikan. penelitian ini

diharapkan dapat mengedukasi dan menambah pengetahuan mengenai kesalahan

berbahasa dalam teks berita.

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak

tertentu, yakni sebagai berikut. Pertama, bagi penulis sendiri menambah

pengetahuan di bidang linguistik tentang struktur dan kebahasaan teks berita, serta

menambah pengalaman dalam mengajarkan cara memproduksi teks berita. Kedua,

memberikan pemahaman kepada pembaca tentang pentingnya memahami struktur

dan kebahasaan teks berita. Ketiga, dapat menjadi referensi bagi guru, tentang apa

saja kesalahan yang sering ditemukan dalam teks berita siswa, sehingga guru dapat

memikirkan strategi untuk permasalahan tersebut.

F. Batasan Istilah

Agar tidak terjadi salah penafsiran, perlu dijelaskan beberapa istilah yang

dipakai dalam proses penelitian ini, yaitu (1) teks berita, (2) struktur teks berita, (3)

kebahasaan teks berita.

1. Teks Berita

Teks berita merupakan teks yang berisi informasi tentang kejadian atau

peristiwa dalam bentuk teks. Teks berita disampaikan dengan menggunakan narasi

8
yang sesuai dengan peristiwa nyata. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah

pembaca dalam memahami alur terjadinya suatu peristiwa (Firdaus, 2019). Dalam

penulisan teks berita harus memperhatikan struktur dan kebahasaan teks. Karena

dua hal tersebut akan selalu ada dalam setiap teks. Teks berita yang akan dianalisis

adalah teks berita yang ditulis oleh siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci.

2. Struktur Teks Berita

Struktur adalah bagian yang saling berhubungan dan saling melengkapi satu

sama lain dalam satu teks. Dalam teks berita, terdapat empat struktur, yaitu judul

berita, kepala berita (lead), tubuh berita, dan ekor berita. Struktur pada teks berita

harus disusun sesuai dengan aturan yang ditentukan. Apabila penempatan struktur

tersebut tidak sesuai dengan sebagaimana mestinya, maka teks berita yang ditulis

akan rancu dan pembaca akan sulit menangkap narasi atau alur kejadian yang

disampaikan.

3. Ciri Kebahasaan Teks Berita

Kebahasaan adalah cara penulis menggunakan kosa kata atau kalimat untuk

menyampaikan informasi dalam teks berita. Kebahasaan pada teks memiliki empat

ciri kebahasaan. Pertama, kebahasaan pada teks berita harus bersifat sederhana

dan menggunakan kata atau kalimat yang mudah dimengerti oleh sebagian besar

pembaca. Kedua, kebahasaan pada teks berita bersifat singkat atau tidak bertele-

tele dan langsung ke pokok masalah. Hal itu bertujuan untuk mengurangi

pemborosan waktu saat membaca teks tersebut. Ketiga, kebahasaan pada teks

berita bersifat padat dan sesuai dengan informasi yang dibutuhkan para pembaca

serta menarik untuk dibaca. Keempat, kebahasaan pada teks berita harus tegas atau

jelas sesuai dengan maksud yang ingin disampaikan penulis. Hal ini bertujuan

supaya pembaca tidak salah dalam menafsirkan teks berita.

9
Penelitian ini terfokus pada analisis kebahasaan dari segi bahasa baku, kalimat

langsung, konjungsi bahwa, kata kerja mental, keterangan waktu dan tempat, serta

konjungsi temporal.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

Berdasarkan permasalahan penelitian, landasan teori yang diuraikan pada

bab ini berfungsi pada tiga bagian, yaitu (1) teks berita, (2) struktur teks dan

kebahasaan teks berita, dan (3) penganalisisan teks berita.

1. Teks Berita

Teks berita adalah suatu teks yang berfungsi menyampaikan kabar atau

informasi kepada masyarakat mengenai suatu peristiwa atau kejadian aktual dan

faktual yang diinformasikan secara tertulis. Dikatakan faktual karena teks berita

ditulis berdasarkan kenyataan, sementara itu aktual berati kejadian yang dituliskan

baru saja terjadi. Dapat disimpulkan bahwa apabila sebuah teks berisi mengenai

segala kejadian atau peristiwa yang baru saja terjadi dan sedang hangat

diperbincangkan oleh masyarakat luas dalam waktu tersebut, maka bisa dikatakan

jenis teks tersebut adalah teks berita.

Priyatni (2014:64) menjelaskan bahwa teks berita adalah ujaran (lisan) atau

tulis yang berfungsi untuk mengekspresikan gagasan. Mengekspresikan gagasan

dalam bentuk teks, harus memilih kata-kata dan strategi yang sesuai dengan tujuan

dan situasi(konteks). Halliday dan Ruqiyah(dalam Mahsun, 2014:1) menerangkan

bahwa teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Bahasa

membawa seseorang mengerti dan paham apa yang dimaksud oleh orang lain.

Dengan kata lain, bahasa adalah mediator antara seseorang dan orang lain. Sejalan

10
dengan itu, Mahsun (2014:1) menyatakan teks adalah satuan bahasa yang

digunakan untuk menyampaikan kritik sosial yang bersifat lisan maupun tulisan

dengan struktur berpikir yang logis.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa teks adalah

rangkaian ujaran yang bersifat lisan maupun tulisan yang digunakan untuk

menyampaikan gagasan, kritik soisal dengan struktur berpikir yang logis.

Ermanto(2009:96) juga mengemukakan berita secara umum dapat dikatakan

informasi baru dalam kehidupan masyarakat juga sama dengan pengertian berita

dalam dunia jurnalistik dan media massa. Dalam dunia media massa, berita tidak

hanya dipandang sebagai informasi terbaru, tetapi sekaligus dipandang sebagai

produk wartawan yang terdapat dalam media massa tersebut. Selain itu, Siregar

(dalam Chaer, 2010:11) menyatakan berita adalah kejadian yang diulang dengan

menggunakan kata-kata. Sering juga ditambah dengan gambar atau hanya berupa

gambar-gambar saja.

Sementara itu, menurut Kokasih (2017:1), berita merupakan informasi yang

berperan sebagai sumber ilmu pemahaman dan penambah wawasan yang ditulis di

media cetak, disiarkan di radio, ditayangkan di televisi, atau diunggah di situs.

Menurut Rahman (2017) teks berita adalah teks yang melaporkan kejadian,

peristiwa atau informasi mengenai sesuatu yang telah atau sedang terjadi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teks berita adalah

teks yang berisi informasi dari suatu peristiwa yang bersifat baru sesuai dengan

kenyataan yang menarik perhatian pembaca dan disampaikan oleh media massa

secara lisan maupun tulisan. Teks berita juga dapat diartikan sebagai teks yang

berisi data yang valid, data tersebut dapat diinterpretasikan, kemudian diedit secara

11
sistematis, dan disebarluaskan secara praktis melalui media massa elektronik dan

cetak.

Berdasarkan pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013, teks berita

merupakan teks yang berfungsi untuk menyampaikan informasi mengenai suatu

kejadian yang layak diangkat sebagai topik berita. Kelayakan suatu kejadian untuk

diangkat sebagai topik berita dapat dilihat dari keterbaruan informasi, pentingnya

informasi, dan makna informasi. Ketiga hal tersebut disesuaikan dengan kebutuhan

pendengar atau pembaca berita (Kemendikbud, 2015:82-83).

Maryani dkk (2013) menjelaskan bahwa teks berita adalah naskah berita yang

berisi fakta mengenai kejadian peristiwa yang hangat, menarik, atau penting bagi

sebagian besar masyarakat yang disampaikan melalui media berkala seperti surat

kabar, radio, televisi atau media online. Teks berita merupakan narasi dalam

bentuk rekon (Kemendikbud, 2017:xiv-xx). Pada teks berita, terdapat rangkaian

peristiwa mengikuti jalan cerita atau logika tertentu. Hal ini bertujuan agar

pembaca dapat mengikuti rangkaian peristiwa melalui jalan cerita.

Penyampaian teks berita harus memenuhi tiga hal, yaitu unsur, struktur, dan

kaidah kebahasaan. Unsur merupakan komponen-komponen kecil yang

membangun sebuah teks. Struktur merupakan susunan yang menghubungkan

unsur berdasarkan pola tertentu. Kaidah kebahasaan merupakan aturan yang

mengatur penggunaan bahasa.

2. Struktur Teks Berita

Suatu teks pasti memiliki struktur, salah satunya teks berita. Struktur teks

berita penting untuk dipelajari karena digunakan untuk mengetahui seluk-beluk

bentuk suatu teks. Berikut penjelasan dari struktur teks berita.

12
Menurut Kemendikbud (2017), struktur berita terdiri atas (1) kepala, (2) tubuh,

dan (3) ekor. Pada bagian kepala berisi ADIKSIMBA (Apa, Di mana, Kapan,

Siapa, Mengapa, dan Bagaimana) yang mana dalam bahasa jurnalistik bisa disebut

5W+1H. Keenam unsur itu lazim ditempatkan di bagian awal pemberitaan. Pada

bagian tubuh, biasanya berisi unsur How atau bagaimana. Sementara itu, bagian

ekor berisi informasi yang tidak begitu penting atau bisa juga disebut uraian berita.

Menurut Assegaf (1991: 49-51) gaya penulisan teks berita lazim disebut

dengan piramida terbalik. Alasan dari gaya penulisan berbentuk piramida terbalik

ini adalah untuk memudahkan pembaca lebih cepat memahami dan mengetahui

apa yang terjadi. Tujuan lainnya yaitu mempermudah redekatur untuk untuk

memotong bagian yang tidak penting dan terletak pada bagian paling bawah.

Bentuk piramida terbalik tersebut terdiri atas judul berita, baris tanggal, teras

berita, dan tubuh berita.

Kepala Berita
(Lead)
Tubuh Berita
Eko
r

Gambar 1
Bentuk Piramida Terbalik
Struktur Teks Berita

Semi (1995:87) mengemukakan bahwa struktur menulis teks berita yang

lengkap sebagai berikut. (1) Judul berita merupakan gambaran topik berita yang
13
berfungsi memberitahukan tentang berita apa yang disajikan. (2) Baris tanggal

merupakan informasi tanggal atau bulan cerita itu ditulis, dan kemudian diiringi

oleh keterangan sumber berita atau inisial surat kabar yang menjadi sumber berita

tersebut. (3) Teks berita merupakan ringkasan berita yang diletakkan dibagian

awal berita. Teras berita merupakan hal penting yang membantu pembaca untuk

mengetahui isi pokok sebuah berita. (4) Tubuh berita merupakan penerusan dan

penjabaran lebih lanjut isi teras berita. Penjabaran itu meliputi penjelasan tentang

kelengkapan peristiwa yang diberikan yang diangap perlu.

Chaer (2010:20) juga berpendapat bahwa struktur penulisan teks berita terdiri

dari empat bagian yaitu, judul atau kepala berita, teras berita, tubuh berita, dan

bagian penutup.

Judul berita harus dibuat sedemikian rupa agar menarik pembaca. Penulisan

judul harus mencerminkan isi berita yang ditulis dengan menggunakan kalimat

yang ringkas dan padat. Selain itu, judul berita juga tidak boleh memberi makna

ganda (ambigu) pada isi berita. Jadi, paling penting dalam penulisan judul berita

adalah dapat menarik pembaca dan daya jual meningkat. Sedangkan, teras berita

merupakan bagian yang penting dari sebuah berita yang ditempatkan pada paragraf

pertama dibawah judul berita. Teras berita berpedoman pada unsur berita yakni

5W+1H. Badan berita atau tubuh berita merupakan penjabaran atau perincian yang

lebih luas tentang teras berita. Jika teras berita sudah dirumuskan, penulisan tubuh

berita umunya hanya meneruskan saja. Untuk bagian penutup berisi harapan yang

disampaikan tentang peristiwa yang diangkat menjadi sebuah berita.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa struktur

teks berita ada empat, yaitu judul berita, teras berita, badan berita/tubuh berita

(body), dan bagian penutup.

14
3. Ciri Kebahasaan Teks Berita

Penyusunan kata dan kalimat pada teks berita dilakukan berdasarkan pada

aturan tertentu. Kata-kata atau kalimat di dalam teks berita memiliki kaidah dan

aturan tersendiri (Kemendikbud, 2017: 15). Kaidah dan aturan tersebut dijadikan

ciri khusus dan pembeda antara teks berita dengan teks-teks lainnya.

Kosasih (2017: 15-17) menyatakan bahwa teks berita terdiri atas enam

kaidah kebahasaan. Pertama, menggunakan bahasa bersifat standar (baku). Hal ini

untuk menjembatani pemahaman banyak kalangan. Kedua, penggunaan kalimat

langsung sebagai variasi dari kalimat tidak langsung. Kalimat langsung ditandai

oleh dua tanda petik ganda (“…”) dan disertai keterangan penyertaannya.

Penggunaan kaliamat langsung terkait dengan pengutipan pernyataan-pernyataan

oleh narasumber berita. Ketiga, penggunaan konjungsi “bahwa” yang bersifat

sebagai penerang kata yang diikutinya. Hal itu terkait dengan pengubahan bentuk

kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Keempat, penggunaan kata kerja

mental atau kerja yang etrkait dengan kegiatan dari hasil pemikiran. Kata-kata

yang dimaksud antara lain, memikirkan, membayangkan, berasumsi, berpraduga,

berkesimpulan, dan beranalogi. Kelima, penggunaan fungsi keterangan waktu dan

tempat sebagai konsekuensi dari perlunya kelengkapan suatu berita yang

mencakup unsur kapan dan dimana. Keenam, penggunaan konjungsi temporer atau

penjumlahan, seperti kemudian, sejak, setelah, awalnya, dan akhirnya. Hal ini

terkait dengan pola penyajian berita yang umumnyamengikuti pola

kronologis(urutan waktu).

a. Penggunaan Bahasa Bersifat Standar(baku)

15
Hal ini bertujuan untuk menjembatani pemahaman banyak kalangan. Bahasa

standar lebih mudah dipahami oleh umum. Bahasa-bahasa yang populer atau

kedaerahan tidak boleh digunakan oleh media-media nasional.

b. Penggunaan Kalimat Langsung

Kalimat langsung ditandai oleh dua tanda petik ganda (“…’) dan disertai

keterangan dari isi kutipan. Penggunaan kalimat langsung berhubungan dengan

pengutipan pernyataan-pernyataan oleh narasumber berita.

Contoh:

1) “Masyarakat, wisatawan, dan pengunjung tidak diperbolehkan mendekati air

terjun saat ini, karena curah hujan masih tinggi sewaktu-waktu bisa

menyebabkan arus air menjadi deras”Paparnya.

2) “Sebelum meletus, gempa tremor semakin rapat dengan amplitudo sekitar 15

milimeter. Karena tremor membesar, gempa vulkanik sudah tidak terekam,”

tutur Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo, Gde Suantika.

c. Penggunaan Konjungsi Bahwa

Penggunaan konjungsi bahwa berfungsi sebagai penerang kata yang

diikutinya. Hal itu terkait dengan pengubahan bentuk kalimat langsung menjadi

kalimat tidak langsung.

Contoh:

1) Data di BNPN menyebutkan bahwa lebih dari 10 ribu hektare hutan dan lahan

di Riau.

2) Sejumlah staf Adpel Manado mengatakan bahwa Kepala Adpel Manado sudah

pulang.

16
3) Aryanna mengatakan bahwa ibunya pingsan dan tidak ada satu pun orang di

rumah yang bisa membaw ake rumah sakit.

d. Penggunaan Kata Kerja Mental

Kata kerja mental adalah kata kerja yang berkaitan dengan kegiatan hasil

pemikiran. Kata-kata yang dimaksud, antara lain memikirkan, membayangkan,

berasumsi, berpraduga, berkesimpulan, dan beranalogi.

Contoh:

1) Mereka memikirkan solusi untuk bisa keluar dari peristiwa-peristiwa yang

memilkan itu

2) Warga membayangkan seandainya hujan itu kembali turun dengan terus-

menerus

e. Penggunaan Keterangan Waktu dan Tempat

Penggunaan keterangan waktu dan tempat berfungsi melengkapi unsur berita, yaitu

unsur kapan dan dimana.

Contoh:

1) Sekitar 08.00 WIB, terjadi badai angina di Singgalang

2) Gempa dengan kekuatan 6,5 Skala Richter berpusat di Mentawai.

f. Penggunaan Konjungsi Temporal

Konjungsi temporal yang biasa digunakan pada teks berita, yaitu kemudian,

sejak, awalnya, akhirnya. Hal ini terkait dengan pola penyajian berita yang

umumnya mengikuti pola kronologis(urutan waktu).

Contoh:

17
1) Sekitar pukul 08.00 WIB, Minggu 15/11/2022, langit Singgalang tampak

mendung. Tak lama kemudian, hujan turun dengan deras beserta angin yang

sangat kencang.

2) “Itu lokasinya mauk perkotaan. Jadi kita melalui jalan Jakarta, kemudian

masuk gang Sibolga,”kata petugas Pemadam Kebakaran Kota Padang, Surip.

4. Penganalisisan Teks Berita


Berikut contoh penganalisisan teks berita sesuai dengan struktur dan

kebahasaan teks berita.

Contoh Berita

Tabel 1
Analisis Struktur Teks Berita

No Struktur Berita Teks Berita Penjelasan

1 Judul Berita

2 Teras Berita Paragraf

3 Tubuh Berita Paragraf

4 Penutup atau Ekor Paragraf


Berita

Tabel 2
Analisis Kebahasaan Teks Berita

No Teks Berita Kebahasaan Berita

Selain memiliki struktur dan kebahasaan teks yang lengkap, unsur 5W+1H juga

tercermin dalam teks berita “…”. Untuk lebih jelasnya mengenai unsur 5W+1H

tersebut, dapat dilihat pada tabel berikut.

18
Tabel 3
Analisis Unsur Teks Berita
No Unsur Teks Berita Penjelasan

1 Apa (What)

2 Siapa (Who)

3 Kapan (Where)

4 Di mana (Where)

5 Mengapa (Why)

6 Bagaimana (How)

B. Penelitian yang Relevan UBAH

Sebelum penelitian ini dilakukan, penulis telah melakukan penelitian

terhadap masalah yang dikemukakan pada penelitian ini. Berdasarkan studi

keperpustakaan yang dilakukan peneliti tentang karakteristik struktur dan

kebahasaan teks berita karya siswa. Ada beberapa penelitian yang relevan dengan

penelitian ini. Pertama, Latifah (2021) dengan judul skripsi “Struktur dan

Kebahasaan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Padang”. Tujuan

penelitian ini untuk mendeskripsikan struktur dan kebahasaan yang terdapat dalam

teks prosedur karya siswa kelas VII SMP Negeri 15 Padang. Persamaaan

penelitian ini dengan penelitian Latifah yaitu sama-sama menganalisis struktur dan

19
kebahasaan teks siswa. Perbedaan penelitian Latifah dengan penelitian ini, yaitu

pada penelitian terdahulu Latifah menganalisis struktur dan kaidah kebahasaan

teks prosedur siswa, sedangkan penelitian ini menganalisis struktur dan

kebahasaan teks berita.

Kedua, Wildani Ulfa (2019) melakukan penelitian yang berjudul “Struktur dan

Kebahasaan Teks Prosedur Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Kota Solok”.

Persamaan antara dua penelitian ini adalah sama-sama meneliti struktur dan

kebahasaan sebuah teks. Perbedaan dua penelitian ini adalah Ulfa meneliti struktur

dan kaidah kebahasaan teks prosedur siswa, sedangkan penelitian ini menganalisis

struktur dan kebahasaan teks berita.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Juvira Lusita (2019) dengan judul

skripsi “Struktur dan Unsur Kebahasaan Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP

Negeri 30 Padang”. Berdasarkan penelitian tersebut, disimpulkan ada bahwa: (1)

dari 40 data penelitian terdapat 1 data yang tidak memiliki identifikasi, sedangkan

39 data memiliki identifikasi. Dari 39 data yang memiliki identifikasi tersebut,

terdapat 20 data yang menggabungkan identifikasi/gambaran umum dengan

deskripsi bagian. (2) dilihat dari segi kebahasaan. Pola dasar kalimat yang paling

banyak digunakan siswa ialah S-P-Pel, sedangkan pola dasar kalimat yang paling

sedikit digunakan ialah S-P-O. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan

karakteristik struktur dan kebahasaan teks deskripsi karya siswa kelas VII SMP

Negeri 30 Padang. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama menganalisis

struktur dan kebahasaan teks. Perbedaan anatara kedua penelitian ini yaitu

penelitian Juvira menganalisis struktur dan kebahasaan teks deskripsi karya siswa.

Sedangkan penelitian ini menganalisis struktur dan kebahasaan teks berita.

20
Penelitian yang akan dilakukan ini berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Objek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci. Judul

penelitian ini adalah “Struktur dan Kebahasaan Teks Berita Siswa Kelas VIII SMP

Negeri 17 Kerinci”. Penelitian ini memfokuskan pada struktur dan kebahasaan

yang digunakan dalam teks berita.

C. Kerangka Konseptual

Teks berita karya siswa perlu dianalisis struktur dan kebahasaan untuk

mengetahui ketepatan siswa dalam membuat sebuah teks. Struktur dalam sebuah

teks diibaratkan cerminan struktur berpikir. Setiap pikiran disusun berdasarkan

struktur yang membangun. Selain struktur, unsur kebahasaan pada teks berita juga

merupakan bagian penting dalam pembuatan teks tersebut. Teks berita mempunyai

enam ciri kebahasaan, yaitu bahasa baku, kalimat langsung, konjungsi bahwa,

konjungsi temporal dan kronologis, keterangan waktu dan tempat, serta kata kerja

mental. Kerangka konseptual penganalisisan struktur dan kebahasaan teks berita

siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci dapat digambarkan seperti berikut ini.

Teks Berita Karya Siswa Kelas


VIII SMP Negeri 17 Kerinci

Struktur Teks Berita Kebahasaan Teks Berita

Judul Berita Bahasa Baku

Teras Berita Kalimat Langsung

Tubuh Berita Konjungsi temporal


dan kronologis
21
Bagian Penutup
Keterangan waktu dan
tempat
Gambar 2
Kerangka Konseptual

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dikatakan penelitian kualitatif

karena data-data yang disajikan dalam penelitian ini dijabarkan secara deskriptif

berupa kata-kata dalam teks berita. Hal ini sejalan dengan pendapat Bogdan dan

Taylor (dalam Moelong, 2012:4) mengatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari oramg-orang atau perilaku yang bisa diamati.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk

mendeskripsikan data yang diperoleh. Artinya, dalam penelitian ini metode

deskriptif digunakan untuk melihat, mendeskripsikan dan menganalisis data yang

berkaitan dengan struktur dan unsur kebahasaan dalam teks berita siswa kelas

VIII SMP Negeri 17 Kerinci. Uraian atau proses pemaparan dan hasil penelitian

dilakukan secara sistematis dan berfokus pada data faktual. Hal ini sesuai dengan

apa yang dilakukan Nazir (2011:54), bahwa metode deskriptif bertujuan untuk

22
mendeskripsikan, menggambarkan atau melukis secara akurat, sistematis, faktual

dan akurat hubungan antara fakta, karakteristik dan fenomena yang diteliti.

Sejalan dengan pendapat di atas, penelitian ini menggunakan penelitian

kualitatif karena dua alasan berikut. Pertama, penelitian ini digunakan untuk

menganalisis tulisan siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci berdasarkan struktur

dan kebahasaan teks berita. Kedua, data atau informasi yang diperoleh berupa

rangkaian kata.

B. Latar, Entri, dan Kehadiran Peneliti

Latar pada penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 17 Kerinci. Penelitian ini

khusus dilakukan untuk menganalisis struktur dan kebahasaan teks berita siswa

kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci.

Entri penelitian ini adalah teks berita yang ditulis oleh siswa kelas VIII SMP

Negeri 17 Kerinci, ditinjau dari kelengkapan dan ketepatan struktur dan

kebahasaan teks berita siswa yang terdapat dalam tulisan teks berita siswa SMP

Negeri 17 Kerinci.

Instrumen kunci yang sangat penting dalam penelitian adalah kehadiran

peneliti. Peneliti melakukan kontak dengan pihak sekolah. Pertama, peneliti

berusaha bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta izin melakukan

penelitian di SMP Negeri 17 Kerinci, serta menjelaskan tujuan dan maksud

peneliti. Kedua, peneliti menemui guru bahasa Indonesia dan menjelaskan secara

keseluruhan mengenai penelitian ynag dilakukan. Ketiga, peneliti meminjam hasil

latihan teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci pada guru bahasa

Indonesia SMP Negeri 17 Kerinci. Tahap selanjutnya, peneliti menganalisis

23
tulisan tersebut dengan memfokuskan pada struktur dan kebahasaannya. Pada

penelitian ini, peneliti terlibat langsung dalam proses pengumpulan data.

Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah penggunaan struktur dan kebahasaan dalam

teks berita karya siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci. Data tersebut

kemudian dianalisis berdasarkan keterurutan dan ketepatan struktur dan

kelengkapan penggunaan kebahasaan teks berita.

Sumber data pada penelitian ini adalah teks berita siswa kelas VIII SMP

Negeri 17 Kerinci sebanyak….teks. Data tersebut didapatkan dengan cara

meminjam latihan menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci

kepada guru Bahasa Indonesia. Objek dalam penelitian ini berjumlah….orang.

Dalam menentukan jumlah objek penelitian, peneliti menggunakan teknik

sampling berimbang(proporsional sampling). Kata "berimbang" merujuk pada

penentuan sampel, peneliti mengambil wakil-wakil dalam tiap kelompok yang ada

dalam masing-masing kelompok dengan jumlah anggota subjek yang ada di dalam

masing-masing kelompok tersebut. Langkah-langkah menentukan jumlah objek

penelitian adalah sebagai berikut.

1. Menghitung jumlah siswa setiap kelas. 4 x 25= 100

2. Menentukan besarnya sampel. Peneliti mengambil 20% dari data,

sehingga jumlah anggota sampel = 20/100x100 orang = 20 orang

3. Pengambilan anggota sampel adalah 20/4 kelas. Jadi masing-masing

kelas diambil sampel 5 orang.

kalau 4 kelas

C. Instrumen Penelitian

24
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri (Human instrument). Hal yang

sama diungkapakan oleh Moelong (2012:9) mengungkapkan bahwa dalam

penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan

alat pengumpul data utama. Selain itu, kedudukan peneliti dalam penelitian

kualitatif adalah peneliti menjadi kata kunci dalam penelitian ini. Penelitian ini

dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan data, penganalisisan,

penafsiran data, dan pelapor hasil penelitian.

Peneliti sebagai instrument yang berfungsi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menganalisis data, menafsirkan data, dan membuat simpulan mengenai

temuannya (Sugiyono, 2010:8). Untuk mengumpulkan data penelitian, peneliti

melakukannya dengan meminjam tugas teks berita siswa kepada guru mata

pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci.

Teknik Pengumpulan Data

Studi Dokumentasi Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik

pancing. Teknik pancing merupakan suatu cara untuk merangsang agar ide yang

ada dalam benak siswa bisa dikemukakan (Sugiani, 2007: 29). Pancingan atau

lanjutan yang dikeluarkan seseorang melalui pancingan itu merupakan satu-

kesatuan yang padu. Padu yang dimaksud adalah gagasan atau ide dalam

pancingan berkaitan erat dengan ide atau gagasan hasil pancingan (Budiani, 1997:

24). Pancingan-pancingan yang diberikan berupa pertanyaan yang membantu

siswa untuk berfikir lebih mudah dan sistematis tentang argument yang adakan

diungkapkan.

Data tersebut dikumpulkan dengan cara mengirim surat ke pihak sekolah,

memohon bantuan agar sekolah memberi izin untuk melakukan teknik pancing

25
mengenai tulisan siswa dalam menulis berita. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah studi kepustakaan. Maksud dari studi kepustakaan adalah

membaca referensi dan sumber yang berhubungan dengan struktur dan ciri

kebahasaan pada teks berita yang terdapat di perpustakaan sebagai bahan acuan

dalam membahas struktur dan kebahasaan pada teks berita siswa kelas VIII SMP

Negeri 17 Kerinci.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap.

Pertama, peneliti membaca dan memahami teks berita karya siswa kelas VIII

SMP Negeri 17 Kerinci. Hal ini bertujuan agar peneliti memperoleh pemahaman

yang jelas tentang isi teks yang akan diteliti agar peneliti mengetahui apakah teks

berita siswa benar atau tidak. Kedua, menandai bagian-bagian yang berkaitan

dengan struktur dan kebahasaan teks berita. Ketiga, menginventarisasi struktur

dan kebahasaan teks berita karya siswa kelas VIII SMP Negeri 17 Kerinci. Data

yang diperoleh dimasukkan dalam tabel berikut.

Tabel 4
Format Pemerolehaan Data Teks Berita

No Nama Siswa Kode Data

D. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

triangulasi. Moelong (2012: 330) mengemukakan bahwa teknik triangulasi adalah

teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data

untuk keperluan pengecekan atau pembanding data. Dalam penelitian ini

keabsahan data dilakukan dengan memanfaatkan pemeriksa lain yang berperan

26
sebagai validator untuk mengecek data dalam penelitian ini adalah Bapak Ageza

Agustia, M.Pd. Keabsahan data dalam penelitian ini juga dilakukan berdasarkan

teori-teori yang terdapat dalam buku rujukan. Pemanfaatan penelitian ini

bertujuan untuk mengurangi kesalahan dalam pengumpulan data.

E. Teknik Penganalisisan Data

Setelah data penelitian diinventarisasikan, tahap selanjutnya adalah

penganalisisan data. Teknik pengalisisan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, mengidentifikasi data sesuai

dengan konsep atau teori struktur dan unsur kebahasaan. Kedua, mengidentifikasi

data berdasarkan teori yang menjadi acuan. Ketiga, menganlisis data dengan cara

mencatat kalimat-kalimat yang berhubungan dengan unsur kebahasaan teks berita.

Keempat, menginterpretasikan data yang sudah dianalisis. Kelima, menyimpulkan

hasil dekripsi data dengan menulis laporan.

Tabel 5
Identifikasi Struktur Teks Berita

No Kode Data Struktur Teks Berita

Judul Teras Tubuh Penutup


Berita Berita Berita Berita

Setelah membaca, memahami, dan menandai bagian-bagian teks berita yang

berkaitan dengan struktur. Selanjutnya, struktur yang telah ditentukan tersebut

diinventarisasikan ke dalam tabel seperti yang terlihat pada tabel 5.

Tabel 6
Inventarisasi Analisis Struktur Teks Berita

27
Kode Data Judul Berita Jumlah Kata

Kemudian, identifikasi struktur teks berita siswa dengan cara menghitung

jumlah kata pada setiap judul berita.

Tabel 7

Inventarisasi Analisis Struktur Teks Berita (Teras Berita)

No Kode Teras Keterangan


Data Berita

Ada Tidak Tepat Tidak


Ada Tepat

Struktur teras berita yang telah ditandai, diinventarisasikan ke dalam tabel 7.

Selanjutnya, identifikasi kelengkapan dan ketepatan struktur teks berita yang telah

ditulis siswa dengan tanda (√) jika ada dan tepat, serta tanda (-) jika tidak ada dan

tidak tepat. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel 7 sebelumnya.

Tabel 8
Inventarisasi Analisis Struktur Teks Berita( Tubuh Berita)

No Kode Tubuh Keterangan


Data Berita

Ada Tidak Tepat Tidak


Ada Tepat

Struktur teras berita yang telah ditandai, diinventarisasikan ke dalam tabel 8.

Selanjutnya, identifikasi kelengkapan dan ketepatan struktur teks berita yang telah

28
ditulis siswa dengan tanda (√) jika ada dan tepat, serta tanda (-) jika tidak ada dan

tidak tepat. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel 8 sebelumnya.

Tabel 9
Inventarisasi Analisis Struktur Teks Berita( Penutup Berita)

No Kode Penutup Keterangan


Data Berita

Ada Tidak Tepat Tidak


Ada Tepat

Struktur teras berita yang telah ditandai, diinventarisasikan ke dalam tabel 9.

Selanjutnya, identifikasi kelengkapan dan ketepatan struktur teks berita yang telah

ditulis siswa dengan tanda (√) jika ada dan tepat, serta tanda (-) jika tidak ada dan

tidak tepat. Kemudian dimasukkan ke dalam tabel 9 sebelumnya.

Tabel 10
Inventarisasi Analisis Kebahasaan Teks Berita(Bahasa Baku)

No Kode Data Bahasa Baku Kata Baku yang Digunakan


Seharusnya

Kaidah kebahasaan bahasa baku yang telah dianalisis sesuai ketepatan

penggunaannya diinventarisasikan ke dalam tabel 10. Selanjutnya, identifikasi

kelengkapan dan ketepatan kaidah kebahasaan teks berita yang telah ditulis siswa.

Tabel 11
Inventarisasi Analisis Kebahasaan Teks Berita(Kalimat Langsung)

No Kode Data Kalimat Ketepatan Keterangan


Langsung Penggunaan Kalimat

29
Langsung

Tepat Tidak
Tepat

Kaidah kalimat langsung yang telah dianalisis sesuai ketepatan

penggunaannya, dinventarisasikan ke dalam tabel 11. Selanjutnya, identifikasi

kelengkapan dan ketepatan kaidah kebahasaan pada teks berita yang ditulis siswa

dengan memberikan tanda (√) jika tepat, serta tanda (-) jika tidak tepat.

Tabel 12
Inventarisasi Analisis Kebahasaan Teks Berita(Konjungsi bahwa)

No Kode Data Konjungsi Ketepatan Keterangan


bahwa Penggunaan
Konjungsi Bahwa

Tepat Tidak
Tepat

Kaidah konjungsi bahwa yang telah dianalisis sesuai ketepatan

penggunaannya, dinventarisasikan ke dalam tabel 12. Selanjutnya, identifikasi

kelengkapan dan ketepatan kaidah kebahasaan pada teks berita yang ditulis siswa

dengan memberikan tanda (√) jika tepat, serta tanda (-) jika tidak tepat.

Tabel 13
Inventarisasi Analisis Kebahasaan Teks Berita(Kata Kerja Mental)

No Kode Data Kata Kerja Ketepatan Keterangan


Mental Penggunaan Kata
Kerja Mental

Tepat Tidak

30
Tepat

Kaidah penggunaan kata kerja mental yang telah dianalisis sesuai ketepatan

penggunaannya, dinventarisasikan ke dalam tabel 13. Selanjutnya, identifikasi

kelengkapan dan ketepatan kaidah kebahasaan pada teks berita yang ditulis siswa

dengan memberikan tanda (√) jika tepat, serta tanda (-) jika tidak tepat.

Tabel 14
Inventarisasi Analisis Kebahasaan Teks Berita
(Keterangan Waktu dan Tempat)

No Kode Data Keterangan Ketepatan Keterangan


Waktu dan Penggunaan
Tempat Keterangan Waktu
dan Tempat

Tepat Tidak
Tepat

Kaidah penggunaan keterangan waktu dan tempat yang telah dianalisis sesuai

ketepatan penggunaannya, dinventarisasikan ke dalam tabel 14. Selanjutnya,

identifikasi kelengkapan dan ketepatan kaidah kebahasaan pada teks berita yang

ditulis siswa dengan memberikan tanda (√) jika tepat, serta tanda (-) jika tidak

tepat.

Tabel 15
Inventarisasi Analisis Kebahasaan Teks Berita
(Konjungsi Temporal)

No Kode Data Konjungsi Ketepatan Keterangan


Temporal Penggunaan

31
Konjungsi temporal

Tepat Tidak
Tepat

Kaidah penggunaan konjungsi temporal yang telah dianalisis sesuai ketepatan

penggunaannya, dinventarisasikan ke dalam tabel 15. Selanjutnya, identifikasi

kelengkapan dan ketepatan kaidah kebahasaan pada teks berita yang ditulis siswa

dengan memberikan tanda (√) jika tepat, serta tanda (-) jika tidak tepat.

32
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, yunus. (2013). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.


Bandung: Rafika Aditama.

Aini, Anis N. (2019). “Analisis Kelayakan Struktur, Unsur, Kebahasaan, dan Pola
Pengembangan Paragraf pada Teks Berita Karya Peserta Didik Kelas
VIII SMP Negeri 31 Semarang dan SMP Islam Al Madina”. Skripsi. Jurusan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri
Semarang.

Anggito, Albi & Johan Setiawan. (2018). Metodologi Penelitian Kulaitatif. Suka
Bumi: Jejak.

Assegaff, Dja’far. (1991). Jurnalistik Masa Kini: Pengantar Ke Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Baryadi, Praptomo Isodarus. (2017). “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks”.


Jurnal Ilmiah Kebudayaan SINTESIA, Vol. 11, No. 1.

Bogdan dan Taylor. (2012). Prosedur Penelitian. Dalam Moleong, Pendekatan


Kualitatif. (him. 4). Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. (2010). Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Rineka Cipta.

Diastiti, Liana, dkk. (2012). Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita


Berbantuan Peta Konsep Siswa Kelas VIII-1 SMP Negeri 20 Padang
Prodi Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang.
Jurnal Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri
B 87.

Ermanto. 2009. Menjadi Wartawan Handal dan Profesonal: Panduan Praktis dan
33
Teoritis (Edisi Revisi). Padang: UNP Press.

Firdaus, Wildan. (2019). “Karakteristik Struktur Dan Kebahasaan Teks Berita Karya
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Padang”. (Skripsi) FBS UNP.

Kemendikbud. (2015). Bahasa Indonesia Ekspresi Diri Dan Akademik. Jakarta:


kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Kemendikbud. (2017). Bahasa Indonesia (Buku Siswa). Jakarta: Kementrian


Pendidikan dan Kebudayaan.

Kosasih. (2017). Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Edisi Revisi 2017.

Jakarta: Kemendikbud.

Mahsun. (2014). Teks Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Maryani, Marta dkk. (2013). Penggunaan Media Gambar Untuk Meningkatkan


Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa Kelas VII SMP Soromadi.
Jakarta: Universitas Pendidikan Ganesha.

Moleong, Lexy j. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nazir, Moh. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Norrish, J. (1983). Language learners and their errors. London: The Macmillan Press.

Pateda, Mansoer. (1989). Analisis Kesalahan. Ende Plores: Nusa Indah.

Priyatni, Endah Tri. (2014). Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam


Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Rahman, Taufiqul. (2017). Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan. Semarang:
Pilar Nusantara. (Buku Online).

Richard, J, C. 1974. Error Analysis: Perspective on Second Language Acquisition.


London: Longman Group Ltd.

Semi, M Attar. (1995). Teknik Penulisan Berita, Feature, dan Article. Bandung:
Mugantara.

34
Septria (2016)

Siregar (dalam Chaer, 2010:11)

Sudaryat, Yayad. (2010). “Taxt-Base Modeling Strategi(TBMS) in Teaching Writing


Skills: The Indonesian Context”. International Journal For Education
Studies, (online),
(https://www.academia.edu/1999694/TextBased_Modeling_Strategy_IBMS_in
TeachingWritingSkillsTheIndonesiaContext) (Diunduh 20 November 2022).

Sugiani, 2007: 29).

Sugiyono, 2010:8)

Supriani & Siregar, 2012

Wildan dan Andria (2019

35

Anda mungkin juga menyukai