Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS TEKS WACANA TULIS (WACANA NARASI)

Tugas Mata Kuliah Pragmatik Bahasa Indonesia


yang Dibina oleh Dr. Tressyalina, S.Pd., M.Pd.

Enia Listikal
19016019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA DAN DAERAH
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
Analisis Wacana secara Gramatikal dan Leksikal

A. Analisis Gramatikal
1. Referensi atau Pengacuan
a. Pengacuan Endoforis
Pengacuan endoforis adalah pengacuan dalam teks atau pengacuan
pada referen yang ada di dalam teks (Arifin dkk., 2018:26). Yang
digunakan sebagai alat pengacu pada pengacuan endoforis ialah
pronomina persona, pronomina demonstratif, ataupun komparatif.
Contoh dalam Kalimat

Sinar mentari pagi menerobos masuk melewati sela – sela jendela


kamarku. Sinar itu menyinari wajahku hingga aku terbangun.

Frasa "sinar itu" Pada kalimat kedua mengacu pada objek sinar
matahari yang ada di dalam teks pertama yang menjadi antesedennya.
Anteseden adalah unsur yang mendahului atau yang mengikuti yang
diacu oleh kata atau ungkapan dalam suatu klausa atau kalimat.
2. Konjungtor atau Penghubung
a. Konjungtor adversatif (namun, tetapi)
Konjungtor adversatif berfungsi untuk menghubungkan dua
gagasan yang berlawanan atau menyatakan kontras.
Contoh dalam Kalimat:

Namun, ketika aku mencari topiku di dalam tas, betapa terkejutnya


aku ternyata topiku tidak ada di sana.

Namun, ditengah perjalanan motorku tiba – tiba berhenti mendadak.

Namun, tidak di sangka guru BK menghampiriku dan mencatat


namaku.
b. konjungtor kausal (misalnya: sebab, karena)
Konjungsi kausalitas adalah konjungsi atau kata hubung yang
menyatakan sebab-akibat.
Contoh dalam kalimat:

Sesudahnya aku pamit kepada kedua orang tuaku dan langsung


berangkat menuju sekolah dengan mengendarai sepeda motorku.

Kemudian, aku sarapan pagi bersama ayah dan ibuku.

Kemudian aku juga ikut mempersiapkan diri untuk mengikuti upacara.

Lalu, kami pun mendapat hukuman untuk membersihkan toilet


sekolah.
Kata penghubung temporal berfungsi untuk menghubungkan kata dan kalimat
yang memiliki hubungan dalam hal waktu.

3. Substitusi atau Pergantian


Substitusi (penggantian) adalah proses dan hasil penggantian unsur
bahasa oleh unsur lain dalam satuan yang lebih besar. Penggantian ini
dilakukan untuk memperoleh unsur pembeda atau untuk menjelaskan struktur
tertentu (Kridalaksana dalam Arifin, dkk., 2018:62). Substitusi merupakan
hubungan gramatikal, dan lebih bersifat hubungan kata dan makna.
Contoh dalam kalimat :

Kemudian, aku sarapan pagi bersama ayah dan ibuku. Sesudahnya aku pamit
kepada kedua orang tuaku dan langsung berangkat menuju sekolah dengan
mengendarai sepeda motorku.

Frasa "kedua orang tuaku" pada kalimat itu merupakan bentuk yang
menggantikan unsur lain yang telah disebutkan, yaitu Ayah dan Ibu.
Penggantian itu menyebabkan kalimat tersebut berkaitan secara kohesif.

B. Analisis Leksikal
1. Repetisi
adalah pengulangan satuan lingual (bunyi, suku kata, kata, atau bagian
kalimat) yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks
yang sesuai. Dalam teks di atas tidak ditemukan unsur repitisi ini.
2. Sinonimi
Sinonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang
sama; atau ungkapan yang maknanya kurang lebih sama dengan ungkapan lain
(Abdul Chaer, 1994:85).
Contoh dalam kalimat:

Aku pun membuka mataku dengan sangat berat dan melihat ke arah jam
dinding yang ada di kamarku.
Frasa "Aku" dan "mataku" adalah bentuk sinonimi morfem bebas dengan
morfem terikat.
3. Antonimi
Antonimi dapat diartikan sebagai nama lain untuk benda atau hal yang
lain; atau satuan lingual yang maknanya berlawanan/beroposisi dengan satuan
lingual yang lain. antonimi juga disebut oposisi makna. Dalam teks di atas
tidak mempunyai unsur Antonimi.
4. Kolokasi (Sanding Kata)
Kolokasi atau sanding kata asosiasi tertentu dalam menggunakan pilihan
kata yang cenderung digunakan secara berdampingan.
Contoh dalam kalimat:

Setelah mandi, aku segera berpakaian sekolah dengan rapi. Kemudian, aku
sarapan pagi bersama ayah dan ibuku. Sesudahnya aku pamit kepada kedua
orang tuaku dan langsung berangkat menuju sekolah dengan mengendarai
sepeda motorku.
5. Hiponimi (Hubungan Atas-Bawah)
Hiponimi dapat diartikan sebagai satuan bahasa (kata, frasa, kalimat) yang
maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satuan lingual yang
lain.Dalam teks di atas tidak mempunyai unsur hiponimi.
6. Ekuivalensi (Kesepadanan)
Ekuivalensi adalah hubungan kesepadanan antara satuan lingual tertentu
dengan satuan lingual yang lain dalam sebuah paradigma. Dalam teks di atas
tidak mempunyai unsur ekuivalensi.

Anda mungkin juga menyukai