Anda di halaman 1dari 13

MATERI AJAR TEKS EKSPLANASI

Satuan Pendidikan : SMPN 3 X KOTO


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VIII/ Ganjil
Materi Pokok : Teks Eksplanasi
Alokasi Waktu : 8 x 40 Menit(4 Jam Pelajaran)
Pertemuan : 1-4
Penyusun : Enia Listikal
Guru pamong : Yusnidar, S.Pd

Indikator Pembelajaran
A. Menentukan Ciri-Ciri teks Eksplanasi
B. Meringkas Teks Eksplanasi
C. Menelaah Isi, Struktur, dan Kaidah Teks Eksplanasi
D. Menulis Teks Eksplanasi
Tujuan Pembelajaran
PERTEMUAN 1(2 X 40 Menit)
A. Mengidentifikasi Ciri-ciri Teks Eksplanasi
1. Pegertian Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan proses terjadinya peristiwa dengan
sejelas-jelasnya. Teks eksplanasi berisi tentang proses 'mengapa' dan 'bagaimana'
kejadian-kejadia alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi.
Kejadian-ejadian tersebut saling berhubungan(sebab-akibat) dan memiliki proses.

Lalu, gimana ya caranya kita tahu bahwa sebuah teks itu disebut sebagai teks eksplanasi?
Yuk, kenali ciri-ciri dan struktur teks eksplanasi!
2. Ciri-ciri Teks Eksplanasi
Mengidentifikasi ciri-ciri teks eksplanasi dari teks eksplanasi yang disediakan.
Teks 1
Tsunami
Tsunami adalah istilah yang berasal dari Jepang, terdiri atas dua kata tsu dan name
yang berarti ‘pelabuhan’ dan ‘gelombang’. Para ilmuan mengartikannya sebagai
gelombang pasang atau gelombang laut akibat gempa. Tsunami adalah gelombang laut
besar yang datang dengan cepat dan tiba-tiba menerjang kawasan pantai. Gelombang
tersebut terbentuk akibat dari aktivitas gempa atau gunung merapi yang meletus di bawah
laut. Besarnya gelombang tsunami menyebabkan banjir dan kerusakan ketika
menghantam daratan pantai.
Pembentukan tsunami terjadi karena permukaan dasar laut naik turun di sepanjang
patahan selama gempa berlangsung. Patahan tersebut mengakibatkan terganggunya
keseimbangan air laut. Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga gelombang yang
besar pula. Beberapa saat setelah terjadi gempa, air laut akan surut. Setelah surut, air laut
kembali ke arah daratan dalam bentuk gelombang besar. Selain itu, pembentukan tsunami
juga disebabkan oleh letusan gunung merapi di dasar lautan. Letusan tersebut
menyebabkan tingginya pergerakan air laut atau perairan di sekitarnya. Semakin besar
tsunami, semakin besar pula banjir atau kerusakan yang terjadi saat menghantam pantai.
Tsunami memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan
besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat tsunami tersebut menghantam
permukiman penduduk sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita
harus selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita tidak
perlu terlalu khawatir karena tidak semua tsunami membentuk gelombang besar. Selain
itu, tidak semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti dengan tsunami.

1. Teks berisi penjelasan-penjelasan tentang proses mengapa dan bagaimana suatu


fenomena alam terjadi.
2. Memuat informasi berdasarkan fakta
3. Informasi bersifat keilmuan(sains)
4. Teks berisi paparan petunjuk melakukan sesuatu
5. Menjelaskan mengapa sesuatu terjadi sebagaimana adanya
6. Terdapat tesis (teori yang didukung oleh argumen)
7. Terdapat hubungan sebab akibat
8. Fokus pembicaraan bukan manusia
9. Bertujuan meyakinkan orang

▼Bukan Ciri-ciri teks Eksplanasi


3. Pola Pengembangan Teks Eksplanasi
a. Pola Pengembangan
Ketika menulis teks eksplanasi, terkadang kita perlu menggunakan pola
pengembangan. Pola pengembangan teks ini adalah pola yang menjelaskan
bagaimana cara penulis menyajikan atau menyampaikan informasi kepada pembaca
dalam teks. Jenis pola pengembangan teks ini dibagi menjadi lima, yaitu pola
deduktif, induktif, proses, contoh, dan kausalitas.

b. Pola Deduktif
Pola deduktif adalah pola pengembangan yang mengurutkan dari umum ke
khusus. Teks dengan pola ini memberikan kesimpulan atau gagasan utama di bagian
awal teks.

c. Pola Induktif
Pola induktif merupakan pola pengembangan paragraf yang mengurutkan dari
informasi khusus ke umum. Kesimpulan atau gagasan utama pada pola ini diletakkan
di bagian akhir teks.

d. Pola Proses
Pola proses adalah pengembangan paragraf yang tersusun atas beberapa kalimat
secara runtut sehingga membentuk satu gagasan yang utuh. Dengan begitu, paragraf
tertentu tidak langsung mengandung kesimpulan berupa kalimat yang eksplisit, tapi
disimpulkan atas kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut.

e. Pola Contoh
Pola pengembangan paragraf ini menyajikan gagasan utama atau pokok pikiran
yang kemudian diuraikan menjadi gagasan penjelas dalam bentuk ilustrasi atau
contoh.

f. Pola Kausalitas
Teks eksplanasi yang menggunakan pola kausalitas memiliki unsur kalimat sebab-
akibat di dalamnya.
PERTEMUAN 2
B. Meringkas Teks Eksplanasi
PERTEMUAN 3
C. Menelaah Isi, Struktur, dan Kaidah Teks Eksplanasi
1. Struktur Teks Eksplanasi
a) Pernyataan Umum
Berisi penjelasan umum tentang fenomena yang akan dibahas, bisa berupa
pengenalan fenomena tersebut atau penjelasannya. Dalam contoh teks di atas,
penjelasan umum yang dituliskan dalam teks berupa gambaran secara umum
mengenai pengertian tsunami, mengapa tsunami terjadi, dan bagaimana proses
terjadinya peristiwa tsunami tersebut.
b) Deretan Penjelas
Menjelaskan proses mengapa dan bagaimana peristiwa tsunami bisa terjadi atau
tercipta. Selain itu, deretan penjelas juga mendeskripsikan dan merinci sebab akibat
dari peristiwa tsunami tersebut sehingga tidak heran jika pada bagian ini jumlah
paragrafnya lebih dari satu.
c) Interpretasi (Opsional)
Interpretasi adalah tindakan memberikan tanggapan secara teoritis terhadap
sesuatu. Dalam teks eksplanasi, bagian interpretasi ini menjadi penutup yang bersifat
pilihan (opsional) dan bukan keharusan. Adapun teks penutup ini berkaitan dengan 
intisari atau kesimpulan dari pernyataan umum dan deretan penjelas, sedangkan
sifatnya yang opsional memberikan keleluasaan bagi penulis dalam hal menanggapi
isi dari pernyataan umum dan deret penjelas, baik itu berupa tanggapan maupun
pengambilan kesimpulan.
a) Identifikasi Fenomena
Di bagian ini, sebuah teks eksplanasi menjelaskan tentang gambaran umum
fenomena/peristiwa alam yang akan dibahas. Poinnya bisa mengangkat tentang proses
bagaimana fenomena alam tersebut bisa terjadi.
b) Rangkaian Kejadian
Setelah mengetahui secara umum fenomena yang akan dibahas, pada bagian ini
dijelaskan tentang penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut.
Kamu bisa melakukan deskripsi dalam beberapa paragraf terkait sebab dan akibatnya.
Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.
c) Interpretasi
Interpretasi dalam teks eksplanasi dapat dikatakan sebagai ulasan atau penarikan
kesimpulan. Kamu bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena
yang diangkat dalam teks tersebut.
a) Pernyataan Umum
Di bagian pernyataan umum ini, sebuah teks eksplanasi menjelaskan
tentang gambaran umum fenomena/peristiwa alam yang akan dibahas. Poinnya bisa
mengangkat tentang proses bagaimana fenomena/peristiwa alam tersebut bisa terjadi.
b) Urutan Sebab Akibat / Deretan Penjelas
Setelah mengetahui secara umum fenomena yang akan dibahas, pada bagian ini
dijelaskan tentang penyebab dan akibat yang ditimbulkan dari fenomena tersebut.
Kamu bisa melakukan deskripsi dalam beberapa paragraf terkait sebab dan akibatnya.
Bagian ini disebut juga dengan deretan penjelas.
c) Interpretasi
Interpretasi dalam teks eksplanasi dapat dikatakan sebagai penarikan kesimpulan.
Kamu bisa memberikan tanggapan atau pernyataan terkait fenomena yang diangkat
dalam teks tersebut.
2. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi
Teks eksplanasi pada umumnya memiliki ciri bahasa sebagai berikut:

a. Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional (kata kerja aktif).
b. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal, misalnya jika, bila, sehingga, sebelum,
pertama, dan kemudian.
c. Menggunakan kalimat pasif.
d. Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh
karena itu, sehingga.
e. Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu,
setelah itu, pada akhirnya.
f. Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata
ganti penceritanya. Kata ganti yang dimaksud, misalnya, Kabupaten Bandung,
burung, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Papua.
g. Di dalam teks itu pun sering dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan
topik yang dibahasnya.
h. Bersifat informatif
i. Menggunakan kata penunjuk waktu

PERTEMUAN 4
D. Menulis Teks Eksplanasi
1. Menentukan Kejadian atau Fenomena
Bagian ini merupakan bagian yang pertama kali harus dilakukan. Dengan
merencanakan objek atau topik yang akan ditulis, penulis dapat mengumpulkan bahan
tulisan berupa informasi dan data yang dibutuhkan. Informasi dan data itu dapat
diperoleh dari berbagai sumber, misalnya buku, hasil menelitiaan, observasi, atau
narasumber atau tokoh ahli.

2. Mengumpulkan Informasi atau Bahan Tulisan


Bagian ini merupakan bagian yang paling penting dan krusial. Sebab, jika salah
mengambil informasi atau sumber informasi, misalnya mencantumkan informasi yang
tidak valid, maka tidak hanya berakibat terhadap kualitas tulisan, tapi juga
menimbulkan berbagai dampak dari pembacanya. Bisa jadi teks eksplanasi yang telah
disusun dicap sebagai hoax. Maka dari itu, penulis sangat perlu berhati-hati dalam
mencari informasi atau bahan tulisan.
3. Membuat Kerangka Tulisan
Dengan membuat kerangka, tulisan akan terstruktur dan terpandu. Jadi, jika
nantinya ide terlalu melebar dapat dikendalikan dengan adanya kerangka. Kerangka
teks tentunya kita buat dengan mengacu kepada struktur teks eksplanasi yang terdiri
dari penjelasan umum, penjelasan proses, dan penutup.
4. Menulis dengan Mengembangkan Kerangka
Setelah menulis kerangka, langkah selanjutnya adalah mengembangkannya
menjadi teks utuh. Hal yang perlu dilakukan dalam proses ini adalah mengembangkan
kerangka dengan menambah atau memasukan informasi atau bahan tulisan yang
sudah diperoleh. Misalnya (1) memperjelas informasi umum yang telah disusun
dalam kerangka, (2) menambahkan peristiwa-peristiwa yang mirip, (3) menjelaskan
kapan, dimana, dan bagaiman peristiwa itu terjadi, dan (4) menuliskan pandangan
atau respon terhadap peristiwa-peristiwa yang telah dijelaskan.
5. Merevisi atau Menyunting Tulisan
Bagian terakhir yang tak kalah penting adalah menyunting, mengedit, atau
merevisi teks eksplanasi yang telah dikembangkan dari kerangka. Pada bagian ini,
penulis dapat mengedit tata bahasa, penggunaan diksi yang baku, ataupun memeriksa
kelengkapan dan ketepatan data yang mendukung ide tulisan. Hal yang perlu diingat
dalam proses mengedit ini adalah jangan sampai mengubah ide atau objek penulisan
teks eksplanasi yang telah ditetapkan dalam kerangka tulisan.
6. Memilihkan atau Menentukan Judul
Pemilihan judul teks eksplanasi biasanya tak terlalu jauh dari ide atau peristiwa
yang menjadi topik penulisan. Biasanya judul bisa ditetapkan langsung pada saat
Menyusun kerangka tulisan. Akan tetapi, pemilihan judul juga dapat dilakukan pada
langkah terakhir. Pemilihan judul setelah penulisan dan penyuntingan teks biasanya
akan lebih baik. Pilihan kata atau diksi untuk judul biasanya akan terasa lebih tepat
atau mengena.

E. Contoh Teks Eksplanasi


Awal pemerintahan Kabupaten Bandung dimulai sejak Piagam Sultan Agung Mataram
pada tanggal 20 April 1641. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari jadi
Kabupaten Bandung.
Sebelum mencapai bentuk pemerintahan sekarang, Kabupaten Bandung mengalami
perkembangan kekuasaan dari zaman ke zaman. Pada masa Kerajaan Pajajaran berkuasa,
sekitar akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, di tatar Periangan belum ada bentuk
kabupaten, hanya terdiri atas beberapa keprabuan. Istilah keprabuan diambil dari kata prabu
yang berarti ‘leluhur’ atau ‘raja muda’.
Pada tahun 1575 yang berkuasa di daerah Pajajaran adalah pemerintahan Islam.
Dilanjutkan pemerintahan Mataram (1621–1677) dan pemerintahan Belanda. Saat Mataram
berkuasa itulah, nama keprabuan diubah menjadi kabupaten.
Berdasarkan piagam itu, Sultan Agung diangkat Tumenggung Wiraangunangun
sebagai Bupati Bandung. Ketika itu, pemerintahan Kabupaten Bandung berpusat di daerah
Krapyak atau Bojongasih. Tepatnya di tepi Sungai Cikapundung, dekat muaranya yaitu
Sungai Citarum. Nama Krapyak kemudian berganti menjadi Citeureup. Nama itu hingga kini
tetap abadi menjadi salah satu nama desa di Dayeuhkolot.
Pada masa Bupati Wiranatakusumah II (1794-1829) Ibu Kota Kabupaten Bandung
dipindahkan dari Krapyak (Dayeuhkolot) ke pinggir Sungai Cikapundung atau Alun-alun
Bandung sekarang. Pemindahan tersebut berdasarkan perintah Gubernur Jenderal Hindia
Belanda,”Deandels”. Peristiwa itu terjadi pada 25 Mei 1810. Alasan pemindahan tersebut
akan memberikan prospek baik terhadap perkembangan wilayah itu. Pada saat itu Deandels
yang mendapat julukan "Mas Galak" tengah membuat jalan dari Anyer ke Panarukan.
Kebetulan jalur tersebut melewati tatar Priangan atau Kota Bandung pada saat sekarang ini.

Tsunami
Tsunami adalah istilah yang berasal dari Jepang, terdiri atas dua kata tsu dan name
yang berarti ‘pelabuhan’ dan ‘gelombang’. Para ilmuan mengartikannya sebagai gelombang
pasang atau gelombang laut akibat gempa. Tsunami adalah gelombang laut besar yang datang
dengan cepat dan tiba-tiba menerjang kawasan pantai. Gelombang tersebut terbentuk akibat
dari aktivitas gempa atau gunung merapi yang meletus di bawah laut. Besarnya gelombang
tsunami menyebabkan banjir dan kerusakan ketika menghantam daratan pantai.
Pembentukan tsunami terjadi saat dasar laut pemukaannya naik turun di sepanjang patahan
selama gempa berlangsung. Patahan tersebut mengakibatkan terganggunya keseimbangan air
laut. Patahan yang besar akan menghasilkan tenaga gelombang yang besar pula. Beberapa
saat setelah terjadi gempa, air laut akan surut. Setelah surut, air laut kembali ke arah daratan
dalam bentuk gelombang besar. Selain itu, pembentukan tsunami juga disebabkan oleh
letusan gunung merapi di dasar lautan. Letusan tersebut menyebabkan tingginya pergerakan
air laut atau perairan di sekitarnya. Semakin besar tsunami, makin besar pula banjir atau
kerusakan yang terjadi saat menghantam pantai.
Tsunami memang telah menjadi salah satu bencana yang menyebabkan kerusakan
besar bagi manusia. Kerusakan terbesar terjadi saat tsunami tersebut menghantam
permukiman penduduk sehingga menyeret apa saja yang dilaluinya. Oleh sebab itu, kita harus
selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi bencana ini. Namun, kita tidak perlu
terlalu khawatir karena tidak semua tsunami membentuk gelombang besar. Selain itu, tidak
semua letusan gunung merapi atau gempa yang terjadi diikuti dengan tsunami.

Banjir
Mendengar kata banjir memang sudah tidak asing lagi terdengar ditelinga kita. Banjir adalah
fenomena alam yang bersumber dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama
pada daerah aliran sungai (DAS). Banjir terjadi karena sebab alam dan tindakan manusia.
Penyebab alami banjir adalah erosi dan sedimentasi, curah hujan, pengaruh fisiografi/geofisik
sungai, kapasitas sungai, drainase lahan, dan pengaruh air pasang. Penyebab banjir karena
tindakan manusia adalah perubahan tata guna lahan, pembuangan sampah, kawasan padat
penduduk di sepanjang sungai, dan kerusakan bangunan pengendali banjir.

Penyebab Alami Banjir


Sebagai akibat perubahan tata guna lahan, terjadi erosi sehingga sedimentasi masuk ke sungai
dan daya tampung sungai menjadi  berkurang. Hujan yang jatuh ke tanah airnya akan menjadi
aliran permukaan (run-off) di atas tanah dan sebagian meresap ke dalam tanah, yang tentunya
bergantung pada kondisi tanahnya. Ketika suatu kawasan hutan diubah menjadi permukiman,
hutan yang bisa menahan aliran permukaan cukup besar diganti menjadi permukiman dengan
resistensi aliran permukaan kecil. Akibatnya ada aliran permukaan tanah menuju sungai dan
hal ini berakibat adanya peningkatan debit aliran sungai yang besar.
Penyebab Banjir karena Faktor Sosial
Perubahan tata guna lahan merupakan penyebab utama banjir dibandingkan dengan yang
lainnya. Apabila suatu hutan yang berada dalam suatu aliran sungai diubah menjadi
permukiman, debit puncak sungai akan meningkat antara 6 sampai 20 kali. Angka 6 dan
angka 20 ini bergantung pada jenis hutan dan jenis permukiman. Demikian pula untuk
perubahan yang lainnya akan terjadi peningkatan debit puncak yang signifikan. Deforestasi,
degradasi lingkungan dan pembangunan kota yang penuh dengan bangunan beton dan jalan-
jalan aspal tanpa memperhitungkan drainase, daerah resapan, dan tanpa memperhatikan data
intensitas hujan dapat menyebabkan bencana alam banjir.

Pembuangan sampah di DAS membuat sungai tersumbat sampah. Jika air melimpah, air akan
keluar dari sungai karena daya tampung saluran berkurang. Kawasan padat penduduk di
sepanjang sungai/drainase dapat menjadi penghambat aliran dan daya tampung sungai.
Masalah kawasan kumuh dikenal sangat penting sebagai faktor sosial terhadap masalah banjir
daerah perkotaan.
Soal UH Kelas VIII
-soal menjodohkan
Kata Penunjuk Waktu
Akhir-akhir ini, istilah gempa bumi sering dibicarakan oleh banyak orang. Sepanjang abad 20
dan 2, gempa telah mengakibatkan banyak kematian dan kerugian material yang sangat besar.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tak pernah ada peristiwa alam lain dalam sejarah
yang berpengaruh langsung pada manusia, selain gempa bumi. Bencana gempa bumi telah
menjadi peristiwa yang sangat ditakuti.space

1. Kata penunjuk waktu pada teks eksplanasi di atas adalah ….


a. oleh karena itu
b. akhir-akhir ini
c. mengakibatkan
d. Peristiwa
e. Dalam sejarah
Jawaban: B. Akhir-akhir ini
Pembahasan:

2. Berdasarkan strukturnya, teks eksplanasi di atas merupakan bagian ….


a. kronologis [urutan peristiwa]
b. penyebab maupun akibat
c. pengenalan objek
d. asal usul peristiwa
e. kesimpulan
Jawaban: c. pengenalan objek Pembahasan: Teks eksplanasi adalah teks yang
menjelaskan mengenai suatu fenomena yang ada di dunia. Fenomena tersebut dapat
berupa fenomena alam dan fenomena sosial.

3. Kata penunjuk waktu pada teks eksplanasi di atas adalah


a. oleh karena itu
b. akhir-akhir ini
c. mengakibatkan
d. peristiwa
e. dalam sejarah
Jawaban: b. akhir-akhir ini
Pembahasan: kata penunjuk waktu merupakan kata yang berkaitan dengan waktu.

4. Pernyataan yang tidak sesuai dengan teks di atas adalah


a. Gempa bumi adalah peristiwa alam yang berpengaruh langsung pada manusia
b. Gempa bumi di dasar laut bisa menyebabkan tsunami
c. Bencana gempa bumi telah menjadi peristiwa yang sangat ditakuti
d. Sepanjang abad 20 dan 21, gempa telah mengakibatkan banyak kematian
e. akhir-akhir ini, istilah gempa bumi sering dibicarakan oleh banyak orang
Jawaban: b. Gempa bumi di dasar laut bisa menyebabkan tsunami Pembahasan:
pernyataan yang ada dalam teks tersebut adalah jawaban a, c, d, e peristiwa dalam
sejarah

Musim kemarau atau musim kering adalah musim di daerah tropis yang dipenuhi oleh system
muson. Untuk dapat disebut musim kemarau, curah hujan per bulan harus di bawah 60 mm
per bulan [20 mm per dasarian] selama tiga dasarian berurut-turut. Wilayah tropika di Asia
Tenggara dan Asia Selatan, Australia bagian timur laut, Afrika dan sebagian Amerika Selatan
mengalami musim ini. Musim kemarau adalah pasangan dari musim penghujan dalam
wilayah dwimusim. Musim kemarau panjang adalah musim kemarau yang sangat panas
dalam jangka waktu yang panjang. Gejala ENSO dikenal dapat memperpanjang durasi musim
ini sehingga mengakibatkan kekeringan berkepanjangan.
5. Paragraf tersebut merupakan bagian dari struktur teks eksplanasi yang merupakan bagian
….
a. pernyataan umum
b. deretan penjelas
c. interpretasi
d. tesis
e. orientasi
Jawaban: a. pernyataan umum Pembahasan: dalam paragraf tersebut termasuk dalam
teks eksplanasi yaitu pada bagian penyataan umum.

6. Wilayah yang tidak mengalami musim kemarau adalah


a. Asia Tenggara
b. Asia Selatan
c. Afrika
d. Amerika Utara
e. Indonesia
Jawaban: d. Amerika Utara
Pembahasan: dalam paragraf tersebut wilayah yang tidak mengalami musim kemarau
adalah amerika utara.

7. Urutan struktur teks eksplanasi yang tepat adalah ….


a. deretan penjelas, pernyataan umum, interpretasi
b. pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi
c. pernyataan umum, interpretasi, deretan penjelas
d. interpretasi, deretan penjelas, pernyataan umum
e. pernyataan umum, interpretasi, koda
Jawaban: b. pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi
Pembahasan: Pada sebuah teks eksplanasi akan kelihatan adanya keterkaitan yang
tidak terlepaskan antara satu kejadian dengan kejadian lain sebelum dan sesudahnya.
Secara umum teks eksplanasi disusun dengan struktur yang terdiri atas tiga bagian
yaitu pernyataan umum, deretan penjelas, interpretasi.
8. Perhatikan kerangka teks eksplanasi berikut! [1] Proses terjadinya gempa bumi [2]
Penyebab terjadinya gempa bumi [3] Definisi gempa bumi [4] Akibat gempa bumi [5]
Simpulan gempa bumi Jika dikembangkan menjadi sebuah teks eksplanasi, urutan kerangka
yang tepat adalah ….
a. [3], [1], [2], [4], [5]
b. [!], [2], [3], [4], [5]
c. [3], [4], [1], [5], [2]
d. [2], [4], [5], [1], [3]
Jawaban: a. [3], [1], [2], [4], [5]
Pembahasan: Teks eksplanasi adalah teks yang memaparkan suatu kejadian yang
sedang terjadi urutan yang tepat adalah jawaban a.

Bacalah teks eksplanasi berikut untuk menjawab soal nomor 9-10!

[1] Dengan tenaga yang besar dalam gelombang air tersebut, sangat wajib kita bangunan di
daratan bisa tersapu dengan mudah. [2] Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan
yang tak terbayangkan. [3] Gelombang tersebut bisa mencapai 500 sampai 30 kilometer per
jam dilautan. [4] Pada saat mencapai bibir pantai, kecepatannya tersebut sudah bisa
menyebabkan kerusakan yang parah.
9. Kalimat yang merupakan pendapat dinyatakan pada nomor ….
a. [1] dan [2]
b. [2] dan [3]
c. [3] dan [4]
d. [4] dan [5]
e. [1] dan [5]
Jawaban: a. [1] dan [2]
Pembahasan: Opini atau pendapat adalah perkiraan, pikiran, atau tanggapan tentang
suatu hal [seperti orang atau peristiwa]. Opini atau pendapat yang ada dalam teks
tersebut adalah jawaban a

10. Kalimat pada teks eksplanasi di atas yang mempunyai unsur kausalitas [sebab-akibat]
adalah nomor ….
a. [1]
b. [2]
c. [3]
d. [4]
e. [5]
Jawaban: e. [5]
Pembahasan: Unsur kausatif adalah bentuk verba yang menyatakan. Sebab atau
menjadikan unsur kausatif dalam teks tersebut adalah jawaban e.
11. Kalimat pada teks eksplanasi di atas yang mempunyai konjungsi syarat adalah nomor ….
a. [1]
b. [2]
c. [3]
d. [4]
e. [5]
Jawaban: a. [1]
Pembahasan: Konjungsi syarat menjelaskan bahwa suatu hal dapat terjadi bila syarat-
syarat yang disebutkan itu dipenuhi. Kata-kata yang menyatakan hubunagn ini adalah
jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana

Referensi:
Kosasih, E. (2017). Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII Semester I. Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Anda mungkin juga menyukai