Anda di halaman 1dari 5

TEKS EKSPLANASI

A. Mengenal Teks Eksplanasi


 Pengertian Teks Eksplanasi
Teks yang berisi penjelasan-penjelasan tentang suatu fenomena baik alam maupun
sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
 Tujuan Teks Eksplanasi
Memberikan pemahaman yang sejelas-jelasnya kepada pembaca mengenai
fenomena yang terjadi sekaligus menambah wawasan pembaca.
 Ciri Teks Eksplanasi
1. Informasi yang dimuat berdasarkan fakta (bersifat faktual).
2. Membahas suatu fenomena yang bersifat keilmuan atau berhubungan dengan ilmu
pengetahuan.
3. Bersifat informatif dan tidak berusaha memengaruhi pembaca untuk percaya
terhadap hal yang dibahas.
4. Fokus pada fenomena bersifat umum.

 Struktur Teks Eksplanasi


1. Identifikasi Fenomena
Gambaran awal tentang hal yang disampaikan
2. Penggambaran Rangkaian Kejadian.
Rincian proses kejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan pada
bagian sebelumnya.
3. Ulasan
Komentar atau penilaian tentang konsekuensi atas fenomena yang telah dibahas.

 Jenis- jenis Teks Eksplanasi


1. Eksplanasi Sekuensial
Berisi rincian tahapan dalam sebuah fenomena yang menjelaskan fenomena fisik
dengan menghadirkan peristiwa atau fenomena secara berurutan.
Contoh: Metamorfosis Kupu-Kupu dan Produksi Minyak
2. Eksplanasi Kausal
Berisi sebab perubahan dari suatu tahap ke tahap berikutnya atau bisa juga berisi
menjelaskan suatu urutan peristiwa atau fenomena dengan alasan mengapa peristiwa
tersebut terjadi.
Contoh: Penyebab Terjadinya Bencana Alam
3. Eksplanasi Teoretis
Berisi teori-teori yang memungkinkan menjadi alasan suatu fenomena terjadi
meskipun belum tentu dapat sepenuhnya dipahami oleh semua orang
Contoh: Siklus Vulkanisme.
4. Eksplanasi Faktorial
Menjelaskan hasil dari suatu proses, misalnya pada ilmu pengetahuan alam
maupun sosial.
Contoh: Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Iklim
5. Eksplanasi Konsekuensial
Menjelaskan efek atau konsekuensi dari peristiwa atau fenomena tertentu.
Contoh: Efek Gunung Meletus

B. Kebahasaan Teks Eksplanasi


 Konjungsi Kausalitas
Kata penghubung sebab-akibat
Contoh: karena, jika, akibat, agar, oleh sebab itu, dengan demikian, bila, kalau
 Konjungsi Kronologis (Temporal)
Kata penghubung keterangan waktu
Contoh: lalu, kemudian, sebelumnya, selanjutnya, sejak, saat, hingga, sambil, seraya.
 Kata Ganti Benda
Kata yang dipakai untuk menggantikan benda atau objek
Contoh: ini, itu, tersebut
 Kata Teknis (Istilah)
Kata atau istilah yang berkaitan erat dengan suatu bidang tertentu
Contoh: wedhus gembel, gempa tektonik, lempeng, dan lahar merupakan kata teknis di
bidang geografi
 Kata Denotasi
Makna kata yang didasarkan atas penunjukkan yang lugas dan bersifat objektif
Contoh: Bunga tumbuh di halaman (denotatif)
Aku mendapatkan bunga tidur (bukan denotatif)
 Verba Pasif
Kata kerja yang subjeknya dikenai pekerjaan dan biasanya diawali dengan imbuhan di-
dan ter-
Contoh: memakan menjadi dimakan atau termakan
 Penggunaan istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang dengan cermat mengungkapkan satu
makna, konsep proses, keadaan, atau sifat khas dalam bidang tertentu. Dalam teks
eksplanasi istilah-istilah teknis sering digunakan. Istilah dalam bahasa Indonesia
bersumber pada kosakata umum bahasa Indonesia. Proses pembentukan istilah
dilakukan melalui tiga tahap cara sebagai berikut :
a. Pemadanan atau penerjemahan, misalnya busway menjadi jalur bus
b. Penyerapan kosakata asing, misalnya camera menjadi kamera.
c. Gabungan penerjemah dan penyerapan, misalnya subdivision menjadi sub bagian.

C. Identifikasi Informasi Dalam Teks Eksplanasi


1. Teks dalam teks eksplanasi
Teks eksplanasi menjelaskan proses suatu fenomena alam dalam fenomena sosial
dalam teks eksplanasi disusun berdasarkan fakta yang ada. Fakta adalah proses atau
kejadian yang sungguh-sungguh terjadi.
2. Gagasan pokok dalam teks eksplanasi
Paragraf eksplanasi dikembangkan berdasarkan gagasan utama atau pokok. Gagasan
utama adalah gagasan yang dijadikan dasar dalam pengembangan kalimat. Gagasan
utama terdapat pada kalimat utama.
D. Konstruksi Informasi Teks Eksplanasi
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kontraksi berarti susunan dan hubungan kata
dalam kalimat atau kelompok kata. Bagian-bagian pokok teks eksplanasi dan
mengabstraksi atau menyajikan kembali Teks eksplanasi.
1. Bagian-bagian teks eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang disusun secara urut dan sistematis. Pada teks
fantasi diawali dengan pendahuluan yang berisi pernyataan umum. Pernyataan umum
tersebut dijelaskan oleh beberapa deretan penjelas, beberapa penjelas tersebut kadang-
kadang disimpulkan dalam bagian penutup.

2. Susun ulang teks eksplanasi


Abstraksi merupakan penyajian singkat mengenai isi teks secara jelas dan akurat.
Abstraksi berfungsi untuk menjelaskan secara singkat kepada pembaca tentang isi yang
terdapat dalam suatu teks. Berikut beberapa aspek yang perlu kita perhatikan pada saat
mengabstraksikan teks eksplanasi :
a. Membaca teks dengan cermat dan teliti
b. Membaca gagasan-gagasan penting yang tersirat dalam teks
c. Menyusun dan mengembangkan intisari teks berdasarkan gagasan gagasan penting
dengan bahasa kita sendiri

E. Analis Struktur Teks Eksplanasi


1. Analisis struktur teks eksplanasi
Teks eksplanasi terdiri atas tiga bagian :
a. Pernyataan umum
Pernyataan umum adalah bagian paling awal teks eksplantasi. Pernyataan umum
berisi gambaran umum suatu aspek atau peristiwa. Pembaca dapat mengetahui
gambaran isi teks.
b. Penjelasan proses
Pada bagian ini, proses sekaligus hubungan sebab akibat aspek atau peristiwa
dijelaskan. Penjelasan tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan bagaimana
dan mengapa. Sebagian teks eksplanasi hanya menjelaskan proses terjadinya suatu
peristiwa.
c. Penutup
Penutup merupakan bagian paling akhir dalam teks eksplanasi. Bagian ini muncul
setelah pertanyaan bagaimana atau mengapa terjawab. Tidak semua teks eksplanasi
menggunakan penutup. Penutup berisi simpulan atau interpretasi yang berisikan
ringkasan, sudut pandang faktor, atau penyebab munculnya fenomena yang
dijelaskan. Simpulan juga berisi pandangan atau sudut pandang penulis yang bersifat
opsional, boleh ada atau boleh juga tidak.

F. Produksi Teks Eksplanasi


1. Pola pengembangan dalam teks eksplanasi.
Secara umum pola pengembangan teks eksplanasi terdiri atas dua cara yaitu:
a. Pola pengembangan sebab akibat
Teks eksplanasi adalah teks yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan dengan
kata tanya mengapa dan bagaimana. Teks eksploitasi untuk menjawab kata tanya
mengapa digunakan untuk menjelaskan sebab akibat terjadinya sesuatu. Biasanya pola
pengembangan sebab akibat digunakan untuk menjelaskan fenomena sosial budaya
dan teks eksplanasi
b. Pola pengembangan proses
Teks eksplanasi dapat digunakan untuk menjelaskan proses terjadinya suatu
fenomena. Dengan pengembangan proses digunakan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana suatu fenomena terjadi. Pola pengembangan proses dapat digunakan
dengan langkah-langkah berikut:
1) Mengetahui perincian secara menyeluruh.
2) Membagi proses menurut tahap-tahap kejadian.
3) Menjelaskan setiap urutan ke dalam detail-detil yang tegas sehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses dengan jelas.

2. Langkah-langkah penulisan teks eksplanasi sebagai berikut:


a. Menentukan topik / tema
Dalam menyusun sebuah teks eksplanasi kita harus menentukan topik. Topik
adalah sesuatu yang wajib ada dalam menyusun suatu teks. Dalam menentukan
topik, perlu diperhatikan beberapa aspek antara lain adalah.
 Topik yang menarik
 Topik sesuai dengan bidang studi penulis
 Topik jarang ditulis orang
b. Menentukan tujuan penulis
Tujuan penulis merupakan titik tolak seluruh kegiatan menulis. Tujuan penulis
adalah suatu gambaran penulis dalam kegiatan menulis selanjutnya. Dengan
menentukan tujuan penulis akan diketahui isi yang harus dilakukan pada tahap
penulisan.
c. Mengumpulkan data dari berbagai sumber
Data digunakan untuk mendukung penulisan teks. Data berasal dari bahan yang
dikumpulkan untuk menjadikan sebuah topik tulisan, akan tetapi data yang
digunakan harus dipersempit, data dipersempit untuk memusatkan perhatian pada
suatu masalah. Sumber data dapat kita peroleh dari buku-buku referensi, majalah,
hasil wawancara, jurnal ilmiah, atau situs-situs internet
d. Menyusun kerangka
Kerangka dalam penyusunan satu teks digunakan sebagai pola dasar yang akan
dikembangkan menjadi suatu teks utuh. Kerangka disusun mulai dari sederhana
hingga rumit. Kerangka teks terdiri atas pendahuluan, isi dan penutup. Kerangka
pada teks eksplantasi harus disesuaikan dengan struktur teks eksplanasi. Kerangka
dalam menyusun teks eksplanasi harus meliputi pernyataan umum sebagai
pendahuluan, penjelasan proses atau deretan penjelasan sebagai isi, dan penutup
dalam teks eksplanasi dapat berupa simpulan, pernyataan atau interpretasi
e. Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksplantasi
Kerangka yang telah disusun dapat digunakan untuk menulis teks eksplanasi.
Kerangka yang dikembangkan dengan data dan referensi yang telah dikumpulkan.
Proses pengembangan kerangka menjadi teks eksplanasi tergantung pada tingkat
pemahaman penulis terhadap materi yang ditulis. Dengan menggunakan data dan
kerangka yang sudah dibuat, kegiatan menulis teks eksplanasi dapat dilakukan
dengan kreatif, mengalir dan nyata. Alur pengembangan juga harus disusun secara
teliti dan cermat, semakin sistematis, logis dan relevan pada tema yang ditentukan,
semakin berbobot pula yang dihasilkan
f. Penyuntingan teks eksplantasi
Menyeting atau mengedit adalah memperbaiki tulisan atau naskah karangan agar
terhindar dari kesalahan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, menyeting berarti
menyiapkan naskah siap cetak atau siap diterbitkan dengan memperhatikan segi
sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi atau pilihan kata,
dan struktur kalimat). Perhatikan dalam penyuntingan sebagai berikut :
 Ketepatan penulisan huruf, kata, lambang bilangan, serta kecepatan tanda baca.
 Ketepatan penggunaan kata-kata untuk mengungkapkan satu maksud sesuai
dengan situasi dan kondisi
 Keefektifan kalimat untuk mewakili gagasan atau penulisan yang ingin
disampaikan kepada pembaca. Syarat-syarat kalimat efektif sebagai berikut
1) Logis, apabila makna kalimat dapat diterima oleh jalan pikiran atau akal sehat
manusia
2) Hemat, apabila kalimat yang disusun tidak menggunakan kata secara
berlebihan
3) Padu, apabila hubungan antar unsur dalam kalimat tidak sepadan
 Struktur kalimat yang baik harus mengandung unsur S-P.
 Keterpaduan paragraf terjaga dengan baik, sebuah paragraf padu memiliki syarat
sebagai berikut:
1) Kelengkapan
2) Kesatuan
3) Urutan kalimat
4) Koherensi

3. Langkah-langkah menyunting sebagai berikut :


1) Membaca kalimat demi kalimat secara teliti digunakan untuk menentukan kesalahan
yang terjadi pada penulisan teks eksplanasi
2) Membenarkan kesalahan yang terjadi pada penulisan teks
3) Memeriksa keterpaduan paragraf untuk menemukan kesalahan
4) Memperbaiki keruntutan paragraf yang tidak tepat dapat dilakukan dengan cara
membuang kalimat tidak padu, menempatkan paragraf pada urutan tepat, atau
menambahkan paragraf runtut

Anda mungkin juga menyukai