Anda di halaman 1dari 59

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 015 Koto Perambahan

Kecamatan Kampa. Lokasi sekolah ini cukup strategis karena terletak di

suasana kondusif dan nyaman untuk belajar. Sekolah ini merupakan

sekolah dasar bebasis lingkungan yang dikenal dengan Adiwiyata. Lokasi

sekolah seluas 3534 m². Sekolah ini dikelilingi oleh rumah-rumah

penduduk dan bersebelahan dengan sawah, sehingga warga sekolah

memiliki ruang gerak yang cukup luas. Masyarakat sekitar sekolah

berupaya ikut menjaga keberlangsungan sekolah tersebut agar tetap

kondusif untuk belajar.

SD Negeri 015 Koto Perambahan Mempunyai visi “Unggul Dalam

Iptek Teruji Dalam Prestasi Dengan Memberdayakan Lingkungan Sekolah

yang Agamis, Aman, Sehat, Rindang dan Indah Tahun 2020” yang

dijabarkan dalam misi 1) mengembangkan sikap dan prilaku religius

didalam dan diluar sekolah; 2) menciptakan budaya bekerjasama saling

menghargai, disiplin, jujur dan bekerja keras; 3) meningkatkan

kemampuan yang kreatif, inovatif dan mandiri; 4) menciptakan

lingkungan sekolah rapi, bersih, rindang, sehat dan nyaman; 5) menanam

kepedulian hidup untuk menjaga dan melestarikannya baik didalam

sekolah maupun diluar sekolah; dan 6) menanam rasa memiliki dan

1
mampu memelihara lingkungan sekolah yang aman, sehat, rindang, indah

dan berwawasan lingkungan hidup.

SD Koto Perambahan berdiri sejak tahun 1994 dan masih terus

berkembang hingga saat ini. Total jumlah murid untuk tahun 2019/2020

adalah 167 siswa. Kondisi fisik sekolah bisa dikatakan cukup baik,

misalnya ruang kelas, ruang guru, perpustakaan, kantin, KM/WC, ruang

UKS, ruang TU, lapangan, taman dan tempat parkir.

B. Deskripsi Temuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 Juli 2019 - 04 agustus 2019,

dimana yang diteliti tentang Implementasi Pendidikan Karakter pada

pembelajaran tematik dengan metode wawancara, observasi dan

dokumentasi.

Adapun data yang analisa adalah sesuai dengan tujuan penelitian dan

rumusan masalah yang telah penulis rumuskan dalam penelitian ini. Maka

di sini penulis akan membagi 5 sub bagian yaitu:

1. Pemahaman Kepala Sekolah dan Guru Dalam Implementasi

Pendidikan Karakter pada kurikulum 2013

Kurikulum 2013 mulai diterapkan di SDN 015 Koto Perambahan

pada tahun 2016/2017 di kelas I dan IV, pada tahun 2017/2018 di kelas

II dan V sementara kelas III dan VI masih menerapkan KTSP.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 memang

belum sempurna diterapkan di sekolah ini, dan memang masih ada

2
beberapa konsep dari Kurikulum sebelumnya yakni Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang masih digunakan. Hal

tersebut diperkuat dengan pernyataan kepala sekolah dan guru ketika

ditanya oleh peneliti tentang penerapan kurikulum 2013.

Peneliti : “Sejak kapan sekolah ini menerapkan Kurikulum


2013?
LE : “Dari tahun 2016/2017 sudah diterapkan di kelas I dan
IV, dan di tahun 2017/2018 di kelas II dan V"
(wawancara kepala sekolah tanggal 15 Juli 2019)
TK : “Kurikulum 2013 diterapkan dari tahun 2016/2017”
(wawancara guru kelas 1, tanggal 15 Juli 2019)
TR : “Diterapkan dari tahun 2016/2017, di kelas II dari tahun
2017/2018” (wawancara guru kelas 2, tanggal 15 Juli
2019)
Em : “Dari tahun 2016/2017 di Kelas I dan IV, dan ditahun
2017/2018 di kelas II dan V” (wawancara guru kelas 4,
tanggal 15 Juli 2019)
AD : “Kurikulum 2013 sudah diterapkan di kelas V dari
tahun 2017/2018” (wawancara guru kelas 5
tanggal 15 Juli 2019)

Sebelum kurikulum 2013 diterapkan, Kepala sekolah melakukan

upaya dan persiapan dengan mengikutsertakan guru-guru dalam

pelatihan yang dilaksanakan di tingkat gugus kecamatan maupun

kabupaten. Pelatihan Kurikulum 2013 tersebut bertujuan untuk

memberikan pemahaman kepada guru-guru terkait dengan pelaksanaan

Kurikulum 2013 mulai dari pembuatan Silabus, Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), dan program kegiatan pelaksanaan Kurikulum

2013. Berikut adalah hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru

ketika ditanya mengenai persiapan sebelum kurikulum 2013

diterapkan.

3
Peneliti : “Apa sajakah persiapan yang Bapak/ Ibu
lakukan sebelum Kurikulum 2013 diterapkan?”
LE : “Guru-guru mengikuti pelatihan yang dilaksanakan
di tingkat gugus kecamatan maupun di kabupaten, dan
menyiapkan perangkat pembelajaran” (wawancara
kepala sekolah tanggal 15 Juli 2019)
TK : “Mengikuti Pelatihan di tingkat kecamatan dan
kabupaten” (Senin, 15 Juli 2019)
TR : Mengikuti Pelatihan dan sosialisasi untuk guru” (Senin,
15 Juli 2019)
EM : “Mengikuti Pelatihan, membuat silabus RPP, Program
tahunan dan absensi.” (Senin, 15 Juli 2019)
AD : “Menyiapkan perangkat pembelajaran, ADM, RPP
dan silabus dan Mengikuti pelatihan.” (Senin. 15 Juli
2019)

Kepala sekolah dan guru mendefenisikan kurikulum 2013 adalah

kurikulum yang menggunakan pendekatan tematik yang mengaitkan

beberapa mata pelajaran dalam berbagai tema. Hal ini sesuai dengan

pernyataan kepala sekolah dan guru ketika ditanya oleh peneliti

tentang kurikulum 2013.

Peneliti : “Apa yang bapak/Ibu pahami tentang Kurikulum


2013?”
LE : “yang saya pahami kerikulum 2013 pembelajarannya
menggunakan tema.” (Wawancara kepala sekolah,
tanggal 15 Juli 2019)
TK : “Kurikulum 2013 itu pembelajaran yang menggunakan
tema.” (Wawancara guru kelas I, tanggal 15 Juli 2019)
TR : “Kurikulum 2013 itu lebih susah diterapkan dari KTSP”
(Wawancara guru kelas II, tanggal 15 Juli 2019)
Em : “Kurikulum 2013 mengaitkan pembelajaran dengan
lingkungan sekitar” (Wawancara guru kelas IV, tanggal
15 Juli 2019)
AD : “Kurikulum 2013 itu mengaitkan beberapa mata
pelajaran tidak terpisa.” (Wawancara guru kelas V,
tanggal 15 Juli 2019)

Menurut kepala sekolah dan guru penerapan kurikulum 2013

bertujuan untuk menunjang siswa lebih aktif dalam pembelajaran,

4
mempersiapkan siswa yang berkarakter, dan berprestasi. Sebagaiman

yang di ungkapkan oleh kepala sekolah dan guru.

Peneliti : “Apa tujuan penerapan kurikulum 2013?”


LE : “Menyiapkan siswa yang berprestasi, mandiri dan
berkarakter.” (Wawancara kepala sekolah, tanggal 15
Juli 2019)
TK : “Membentuk siswa lebih berkarakter.” (Wawancara
guru kelas I, tanggal 15 Juli 2019)
TR : “Untuk mendidik anak agar memiliki karakter atau
sikap yang lebih baik.”(Wawancara guru kelas II,
tanggal 15 Juli 2019)
AD : “Untuk menunjang siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran.” (Wawancara guru kelas V, tanggal
15 Juli 2019)

Kepala sekolah dan guru melakukan upaya di dalam maupun di

luar kelas dalam membentuk karakter yang baik kepada siswa. Dalam

hal ini kepala sekolah ingin merumuskan kebijakan untuk menjangkau

pendidikan karakter dengan mengadakan gotong royong bagi seluruh

warga sekolah. Dengan harapan dapat membentuk karakter peduli

lingkungan agar siswa menjadi terbiasa dan melakukan dengan benar.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala sekolah sebagai

berikut.

Peneliti : “Kebijakan yang sudah dan akan bapak


rumuskan untuk menjangakau pendidikan
karakter?
Kepala sekolah : “Meningkatkan disiplin bagi warga sekolah,
memberikan peringatan dan sanksi bagi warga
sekolah yang melanggar tata tertib, dan yang
akan di rumuskan melaksanakan gotong-
royong bagi seluruh warga sekolah.”

Dalam proses pembelajaran di kelas guru menyampaikan materi-

materi tentang pembentukan karakter siswa. Beberapa upaya yang

5
dilakukan guru dalam implementasi pendidikan karakter di kelas,

seperti yang sudah dijelaskan guru:

Peneliti : “Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk


menanamkan nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran?
Guru Kelas 1 : “selalu menanamkan nilai agama, selala
mengingatkan siswa untuk bersikap jujur”
(Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 2 : “Membiasakan siswa untuk berprilaku baik sama
teman dan berdoa sebelum belajar” (Senin, 15
Juli 2019)
Guru Kelas 4 : “Menegur siswa apabila menunjukkan sikap yang
tidak baik dalam belajar.” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 5 : “Guru juga menjadi contoh teladan yang baik
bagi siswa dan membimbing siswa membentuk
karakter yang baik.” (Senin, 15 Juli 2019)

Berdasarkan hasil wawancara di atas kepala sekolah dan guru

mendefenisikan kurikulum 2013 adalah kurikulum yang menggunakan

pendekatan tematik yang mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam

berbagai tema. Kepala sekolah melakukan upaya dan persiapan dengan

mengikutsertakan guru-guru dalam pelatihan yang dilaksanakan di

tingkat gugus kecamatan maupun kabupaten. Pelatihan tersebut

bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada guru-guru terkait

dengan pelaksanaan Kurikulum 2013 mulai dari pembuatan Silabus,

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan program kegiatan

pelaksanaan Kurikulum 2013.

Kepala sekolah membuat kebijakan dengan memberikan sanksi

kepada warga sekolah yang melanggar tata tertib dan akan

merumuskan kebijakan dengan mengadakan gotong - royong bersama

warga sekolah untuk menunjang karakter peduli lingkungan. Dalam

6
proses pembelajaran di kelas guru menyampaikan materi-materi

tentang pembentukan karakter siswa. Guru menanamkan nilai-nilai

karakter melalui pembiasan dan menjadi contoh teladan yang baik bagi

siswa. Hal ini sesuai dengan hasil pengamatan yang peneliti lakukan.

Hasil pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 2.

2. Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Tematik

Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran tematik, hal-

hal yang diteliti meliputi perencanaan dan pelaksanaan pendidikan

karakter pada pembelajaran tematik di kelas. Berikut penjelasan lebih

lanjut tentang hal tersebut.

a. Perencanaan Pembelajaran Tematik

Sebelum melaksanakan pembelajaran, guru membuat

perencanaan pembelajaran seperti silabus dan RPP. Hal tersebut

diperkuat dengan hasil wawancara guru tentang perangkat

pembelajaran apa saja yang perlu disiapkan sebelum melaksanakan

pembelajaran di kelas.

Peneliti : “Apa saja yang dipersiapkan dan


direncanakan sebelum melakukan
pembelajaran?”
Guru Kelas 1 : “Sebelum melakukan pembelajaran, kita
menyiapkan perangkat pembelajaran dulu,
Misalnya silabus, RPP, program semester
dan alat peraga.” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 2 : “Menyiapkan perangkat pembelajaran dulu.
Seperti silabus, RPP, dan program semester.
Mempersiapkan siswa mengikuti pelajaran”
(Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 4 : “Menyiapkan perangkat pembelajaran dulu.
Seperti silabus, RPP, dan program semester.

7
Memotivasi dan memberi semangat siswa
mengikuti pelajaran” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 5 : “Menyiapkan silabus, RPP, alat peraga dan
alat peraga.” (Senin, 15 Juli 2019)

Perencanaan pembelajaran yang digunakan oleh guru di SD

Negeri 015 Koto Perambahan dibuat oleh Tim KKG dalam satu

gugus. Berikut adalah pengakuan dari guru yang menggunakan

silabus dan RPP dari Tim KKG.

Peneliti : “Bagaimana Ibu menyusun silabus dan RPP


tersebut?”
Guru Kelas 1 : “RPP dikembangkan sesuai silabus,
memperhatikan KI dan KD, Kalau
sementara ini untuk pembuatan silabus
dan RPP masih satu kelompok oleh tim
KKG.” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 2 : “Silabus dan RPP sudah disiapkan sebelum
ajaran baru oleh kelompok, satu gugus oleh
tim KKG” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 4 : “Pembuatan silabus dan RPP masih satu
kelompok, satu gugus, oleh tim KKG”
(Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas 5 : “Menyiapkan metode strategi yang digunakn
dan penilaian. Penyusunan silabus dan RPP
masih satu kelompok, oleh tim KKG.”
(Senin, 15 Juli 2019)

Guru juga mengakui bahwa proses pembelajaran yang mereka

lakukan tidak seperti yang tertulis dalam silabus dan RPP.

Pembelajaran dilakukan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi

yang dihadapi (fleksibel). Hal ini dikarenakan banyak faktor,

seperti kondisi siswa, materi, hari efektif untuk belajar, dan

ketersediaan alat peraga. Penjelasan lebih lanjut tentang

perencanaan pembelajaran dalam implementasi pendidikan

8
karakter pada mata pelajaran tematik dapat dijelaskan sebagai

berikut.

1) Silabus

Berdasarkan hasil analisis dokumen, unsur-unsur dari

silabus sudah diintegrasikan dengan pendidikan karakter.

Unsur yang menunjukkan adanya pengintegrasian pendidikan

karakter adalah kompetensi dasar, materi pembelajaran, dan

kegiatan pembelajaran. Sedangkan unsur yang belum

ditemukan adalah indikator, penilaian, dan sumber belajar yang

digunakan. Dalam silabus ini juga belum tercantum nilai-nilai

budaya dan karakter bangsa.

Kompetensi dasar dalam silabus sudah memuat kompetensi

sikap. Kompetensi sikap yang tercantum pada silabus yaitu KD

1 dan KD 2 untuk mata pelajaran PPKn.

“Menerima keberagaman karakteristik individu dirumah”


(Silabus kelas I, KD 1.3 PPKn)
“Bekerja sama dalam konteks kebersamaan dalam
keberagaman karakteristik individu di rumah” (Silabus
kelas I, KD 2.3 PPKn)
“Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku, bangsa,
sosial, dan budaya di Indonesia yang terkait persatuan dan
kesatuan sebagai anugerah Tuhan yang Maha” (Silabus
kelas IV, KD 1.4 PPKn)
“Menampilkan sikap kerja sama dalam bentuk
keberagaman suku, bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia
yang terkait persatuan dan kesatuan” (Silabus kelas IV, KD
1.4 PPKn)
“Menerima nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-
hari sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa” (Silabus
kelas V, KD 1.1 PPKn)

9
“Bersikap jujur sesuai nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari” (Silabus kelas V, KD 1.1 PPKn)

Materi pembelajran dalam silabus ini sudah memuat fakta,

konsep dan prosedur yang relevan. Beberapa materi yang

digunakan dalam pembelajaran yaitu tentang hubungan gambar

pada lambang negara dengan sila-sila pancasila, nilai-nilai yang

terkandung dalam sila pancasila, bentuk-bentuk keberagaman,

makna persatuan dan kesatuan, kerja sama dalam keberagaman,

dan keragaman agama,

Kegiatan pembelajaran sudah mengintegrasikan dengan

pendidikan karakter, karena terdapat beberapa kegiatan

pembelajaran yang dapat mengembangkan karakter tertentu.

Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu

permainan/simulasi, percobaan, diskusi, tanya jawab,

penugasan dan ceramah. Hal tersebut diperkuat dengan

pernyataan guru ketika ditanya oleh peneliti tentang metode

pembelajaran.

Peneliti : “Metode pembelajaran seperti apa yang sudah


ibu lakukan selama ini dalam implementasi
pendidikan karakter?”
TK : “Selama ini seperti ceramah, diskusi, dan
Tanya jawab” (Wawancara guru kelas I,
tanggal 15 Juli 2019)
TR : Ceramah, diskusi, dan Tanya jawab”
(Wawancara guru kelas II, tanggal 15 Juli
2019)
EM : “Metode Ceramah, diskusi dan hal yang lebih
berkesan.” (Wawancara guru kelas IV, tanggal
15 Juli 2019)

10
Teknik penilaian dalam silabus ini sudah menunjukkan

adanya penialaian otentik dan pengintegrasian pendidikan

karakter. Penilaian yang tercantum dalam silabus ini tidak

hanya menilai hasil belajar siswa, tetapi juga menilai proses

belajar siswa. Teknik penilaian yang digunakan untuk menilai

yaitu tes lisan, tes tertulis, fortofolio, unjuk kerja, proyek, dan

pengamatan perilaku. Dalam penilaian sikap siswa guru

mengamati dan memantau perilaku siswa dalam proses

pembelajaran. Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan guru

ketika ditanya oleh peneliti tentang penilaian sikap.

Peneliti : “Bagaimana teknik yang ibu gunakan untuk


menilai sikap siswa dalam pembelajaran di
kelas?”
TK : “Mengamati sikap siswa, sikap sosialnya, cara
brdoanya, dan tingka lakunya.” (Wawancara
guru kelas I, tanggal 15 Juli 2019)
TR : “Memperhatikan dan selalu melakukan
pendekatan terhadap siswa.” (Wawancara guru
kelas II, tanggal 15 Juli 2019)
EM : “Lebih mengenal keseharian siswa dan selalu
memantau perkembangan nya.” (Wawancara
guru kelas IV, tanggal 15 Juli 2019)
AD : “kemampuannya diberi tugas dan memantau
perkembangannya.” (Wawancara guru kelas V,
tanggal 15 Juli 2019)

Silabus juga sudah memanfaatkan sumber belajar yang

bervariatif. Sumber belajar yang digunakan dalam

pembelajaran yaitu buku tematik siswa, media gambar, CD,

surat kabar, dan majalah.

11
Unsur yang belum terdapat dalam silabus adalah indikator.

Dalam silabus juga belum tercantum nilai-nilai budaya dan

karakter bangsa.

Berdasarkan hasil analisis dokumen silabus dan wawancara

perencanaan pembelajaran yang dimiliki oleh guru, dapat

disimpulkan bahwa silabus tersebut terdapat beberapa unsur

yang menunjukkan adanya pengintegrasian pendidikan karakter

dalam pembelajaran tematik. Hal itu dapat dilihat pada

kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran,

penilaian dan sumber belajar. Unsur yang belum menunjukkan

adanya pengintegrasian pendidikan karakter adalah indikator.

2) RPP

Berdasarkan hasil analisis dokumen yang dilakukan oleh

peneliti Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang

digunakan oleh guru sudah tercantum KI-1 dan KI-2 yaitu

tentang sikap religius dan sikap sosial. Berikut rumusan KI-1

dan KI-2 tersebut. KI-1 yaitu “Menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya.” KI-2 yaitu

“Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun,

peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga,

teman, dan guru.”

Kompetensi dasar yang dikembangkan dari KI-1 dan KI-2

juga sudah menunjukkan adanya pengintegrasian karakter

12
tertentu. Kompetensi Dasar yang ditemukan dalam analisis

dokumen RPP sudah sesuai dengan KI yang telah ditentukan,

yaitu terdiri atas rumusan KD-1, KD-2, KD-3, dan KD-4.

Berikut ini adalah contoh kompetensi dasar sikap, yaitu KD

1dan KD 2 untuk mata pelajaran PPKn.

“Menerima hubungan gambar bintang, rantai, pohon


beringin, kepala banteng, dan padi kapas dan sila-sila
pancasila sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.”
(Kelas I, KD 1.1 PPKn)
“Bersikap bekerja sama, disiplin dan peduli sesuai sila-
sila pancasila dalam lambang negara Garuda Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari. (Kelas II, KD 2.2 PPKn)
“Menerima nilai-nilai pancasila dalam kehidupan
sehari-hari sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa”
(Silabus kelas V, KD 1.1 PPKn)
“Bersikap jujur sesuai nilai-nilai pancasila dalam
kehidupan sehari-hari” (Silabus kelas V, KD 1.1 PPKn)

Berdasarkan hasil analisis dokumen RPP, indikator

yang tertulis dalam RPP hanya merumuskan indikator

untuk pencapaian KD-3 dan KD-4. Sedangkan rumusan

indikator untuk pencapaian kompetensi sikap yaitu KD 1-

dan KD-2 tidak ditemukan dalam RPP yang digunakan

untuk pembelajaran. Namun, dalam beberapa indikator KD-

3 dan KD-4 juga dapat dilihat adanya pengintegrasian

pendidikan karakter. Beberapa indikator tersebut adalah

adalah mengidentifikasi sikap-sikap yang sesuai dengan

nilai-nilai yang terkandung dalam sila pancasila secara

tepat, menunjukkan interaksi yang positif melalui diskusi,

dan melakukan refleksi sikap dalam kegiatan belajar.

13
Metode dan pendekatan pembelajaran yang digunakan

bervariatif. Metode pembelajaran yang tercantum dalam

RPP adalah Pemainan/simulasi, diskusi, Tanya jawab,

penugasan dan ceramah. Sedangkan pendekatan yang

digunakan adalah pendekatan tematik dan saintifik yang

terdiri atas mengamati, menanya, mengumpulkan

informasi, eksperimen, mengasosiasi/menalar, dan

brkomunikasi. Pendekatan yang digunakan tersebut dapat

digunakan untuk mengembangkan karakter tertentu.

Kegiatan pembelajaran dalam RPP sudah menunjukkan

kebermaknaan pembelajaran yang diintegrasikan dengan

pendidikan karakter. Dalam kegiatan inti terdapat tugas

yang bermakna, interaksi aktif, penerapan secara

kontekstual, dan mengembangkan karakter tertentu. Selain

itu, kegiatan pembelajaran yang dikembangkan juga sudah

sesuai dengan pendekatan saintifik yang ditentukan.

Beberapa kegiatan saintifik tersebut menggunakan kata

kerja seperti mengamati, menuliskan, bereksplorasi,

mengajukan pertanyaan, berdiskusi, dan memperagakan.

Sedangkan pada kegiatan pendahuluan dan penutup

mengembangkan karakter religius. Beberapa kegiatan yang

dapat mengembangkan karakter tertentu tercantum pada

lampiran.

14
Dalam analisis dokumen RPP, peneliti menemukan

adanya nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dalam

pembelajaran. Nilai-nilai tersebut belum tertulis secara jelas

dalam komponen penilaian sikap. Namun, peneliti

menemukan semua RPP pada satu tema memiliki kesamaan

nilai karakter siswa yang diharapkan. Nilai karakter yang

sudah dirumuskan dalam KI-1 dan KI-2 tidak dinilai. Hal

tersebut menunjukkan ketidaksesuaian antara rumusan KI,

KD, Indikator, dan penilaian sikap.

Penilaian dalam RPP sudah menunjukkan adanya

penilian otentik. Penilaian tidak hanya menilai hasil belajar,

tetapi juga proses pembelajaran. Selain itu, penilaian sudah

mencakup ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Masing-masing ranah tersebut sudah dibuat instrumen

penilaian. Namun, dalam RPP belum mencantumkan secara

jelas teknik penilaian sikap yang akan digunakan, namun

sudah terdapat instrumen penilaian sikap. penilaian

dilakukan melalui observasi dan pengamatan terhadap

siswa dalam proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai

dengan hasil wawancara dengan guru ketika ditanya oleh

peneliti tentang teknik penilaian sikap.

Peneliti : “Bagaimana cara yang Ibu lakukan untuk


menanamkan nilai-nilai karakter dalam
proses pembelajaran di kelas?”

15
TK : “Selalu mengingatkan siswa dengan ajaran
agama, seperti selalu jujur, jangan
mengganggu teman dan lain-lain.”
(Wawancara guru kelas I, tanggal 15 juli
2019)
TR : “Selalu membiasakan siswa baik sesama
teman dan berdoa sebelum belajar.”
(Wawancara guru kelas I, tanggal 15 juli
2019)
EM : “Pembentukan karakter itu merupakan
pembiasaan. Kalau untuk proses
pembelajaran di kelas melakukan
pendekatan terhadap siswa” (Senin, 15 Juli
2019)
AD : “saya melakukan pendekatan dengan
keseharian siswa dan memantau
perkembangannya di dalam maupun di luar
proses pembelajaran.” (Senin, 15 Juli 2019)

Sumber belajar yang digunakan oleh guru belum

beragam. Sumber belajar yang digunakan guru adalah buku

guru dan buku siswa yang sudah diberikan oleh pemerintah.

Namun, terdapat alat dan media belajar yang bervariatif.

Sumber belajar yang tertulis dalam RPP adalah sebagai

berikut.

“Buku Guru dan Buku Siswa, Kelas II, Cetakan ke-2


(Edisi Revisi), Tema 1: “Hidup Rukun” Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta: 2017.

b. Pelaksanaan pembelajaran Tematik

Pelaksanaan pembelajaran tematik peneliti melakukan

wawancara dan observasi pembelajaran di kelas I, II, IV dan V.

Observasi dilakukan selama sepuluh kali pengamatan dalam setiap

kelas.

16
Berdasarkan wawancara dengan guru diperoleh data bahwa

cara yang dilakukan guru untuk menanamkan nilai-nilai karakter

dalam proses pembelajaran tematik adalah dengan melakukan

pembiasaan dan menjadi teladan bagi siswa. Berikut informasi

yang diperoleh ketika peneliti bertanya kepada guru tentang hal

tersebut.

Peneliti : “Bagaimana cara yang ibu lakukan untuk


menanamkan nilai-nilai karakter dalam proses
pembelajaran?”
TK : “selalu menanamkan nilai agama, dan selalu
mengingatkan siswa untuk bersikap jujur”
(Wawancara guku kelas 1, tanggal 15 Juli 2019)
TR : “Membiasakan siswa untuk berprilaku baik sama
teman dan berdoa sebelum belajar” (Wawancara
siswa kelas II, tanggal 15 Juli 2019)
EM : “Menegur siswa apabila menunjukkan sikap yang
tidak baik dalam belajar.” (Wawancara siswa
kelas IV, tanggal 15 Juli 2019)
AD : “Guru juga menjadi contoh teladan yang baik bagi
siswa dan membimbing siswa membentuk
karakter yang baik.” (Senin, 15 Juli 2019)

Berdasarkan hasil observasi pembelajaran tematik di kelas

guru sudah berusaha untuk mengintegrasikan pendidikan

karakter dalam proses pembelajaran tematik. Kegiatan

pembelajaran sudah menunjukkan kebermaknaan pembelajaran

yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter.

Guru selalu memulai kegiatan pembelajaran dengan berdoa

bersama dan mengecek kehadiran siswa. Doa yang dibaca

meliputi doa sebelum belajar, dan hafalan surat-surat pendek.

Aspek berdoa sebelum pelajaran tersebut sesuai dengan hasil

17
wawancara guru yang menyatakan bahwa salah satu aspek

pengembangan nilai religius adalah berdoa setelah pelajaran

seperti berikut.

Peneliti : “Nilai-nilai karakter apa sajahkah yang ibu


sering terapkan dimkelas?
TK : “Untuk nilai Religius yaitu berdoa sebelum dan
sesudah aktivitas pembelajaran.” (Wawancara
guru kelas I, tanggal 15 juli 2019)
TR : Religius, jujur, sopan satun, dan disiplin. Yang
sering Berdoa sebelum belajar.” (Wawancara
guru kelas II, tanggal 15 juli 2019)
EM : “Nilai religius, tanggung jawab, disiplin,
toleransi, dan sosial. Yang sering diterapkan
religius dan sosial.” (Wawancara guru kelas II,
tanggal 15 juli 2019)
AD : “Religius, saling tolong menolong, dan
toleransi.” (Senin, 15 Juli 2019)

Dalam kegiatan inti terdapat tugas yang bermakna, interaksi

aktif, penerapan secara kontekstual, dan mengembangkan

karakter tertentu. Kegiatan pembelajaran yang dikembangkan

juga sudah sesuai dengan pendekatan saintifik yang ditentukan.

Beberapa kegiatan saintifik tersebut menggunakan kata kerja

seperti mengamati, menuliskan, bereksplorasi, mengajukan

pertanyaan, berdiskusi, dan memperagakan. Sedangkan pada

kegiatan penutup guru melakukan refleksi atas pembelajaran

yang berlangsung, menyimpulkan hasil belajar, berdoa bersama

dan mengembangkan karakter tertentu. Hal diatas dapat dilihat

selama proses pembelajaran tematik berlangsung, dari kegiatan

awal hingga kegiatan akhir. Berikut adalah hail implementasi

pendidikan karakter dalam masing-masing kelas.

18
1) kelas I

Observasi dilakukan selama sepuluh kali pertemuan

pada tema “Diriku” yang teridiri atas tiga subtema yaitu

Aku dan Teman Baru, Tubuhku, dan Aku Merawat

tubuhku. Berikut adalah tabel implementasi pendidikan

karakter tema Diriku.

Tabel 4.1
Implementasi Pendidikan Tema Diriku

N Nilai Karakter Keterangan


o

1 Religius Guru mengajak siswa berdoa


sebelum dan setelah pelajaran.

2 Jujur Guru berkrliling memastikan siswa


mengerjakan tugas dengan tertib.

3 Toleransi Setiap siswa mendapatkan giliran


untuk memperkrnalkan temannya.

4 Disiplin Guru mengecek kehadiran siswa,


kelengkapan belajar siswa.

5 Kerja keras Guru meminta siswa menjawab


pertanyaan guru tentang bilangan
menggunakan jari mereka.

6 Kreatif Siswa mengurutkan kartu gambar


bilangan 1-10.

7 Mandiri Siswa membaca lambang bilangan


yang ditunjuk oleh guru secara acak.

8 Rasa Ingin Tahu Siswa mencari huruf yang kosong


pada kartu nama yang diberikan
guru.

9 Semangat Kebangsaan Guru membagi siswa bekerja dalam

19
kelompok yang berbeda untuk
menyelesaikan tugas tertentu.

10 Bersahabat/Komunikatif Guru meminta siswa untuk


memperhatikan temannya
memperkenalkan diri.

11 Cinta Damai Guru memberikan kesempatan yang


sma kepada siswa untuk
memperkenalkan diri.

12 Peduli Lingkungan Guru meminta siswa menjaga


kbersihan dan membuang sampah
pada tempatnya.

13 Peduli sosial Guru menciptakan kerukunan


dengan meminta siswa untuk saling
berkenalan dengan teman barunya.

14 Tanggung jawab Guru memberikan berbagai


penugasan yang harus diselesaikan
oleh siswa, baik secara berkelompok
maupun mandiri.

2) kelas II

Observasi dilakukan selama sepuluh kali pertemuan

pada tema “Hidup Rukun” yang teridiri atas tiga subtema

yaitu Hidup Rukun di Rumah, Hidup Rukun di Tempat

Bermain, dan Hidup Rukun di Sekolah. Berikut adalah

tabel implementasi pendidikan karakter tema Hidup Rukun.

Tabel 4.2
Implementasi Pendidikan Karakter Tema Hidup Rukun

N Nilai Karakter Keterangan


o

20
1 Religius Guru mengajak siswa berdoa
sebelum dan setelah pelajaran.

2 Jujur Guru berkrliling memastikan siswa


mengerjakan tugas dengan tertib.

3 Toleransi Setiap siswa mendapatkan giliran


yang sama untuk membaca teks
certita.

4 Disiplin Guru mengecek kehadiran siswa,


kelengkapan belajar siswa.

5 Kerja keras Guru meminta siswa mencari


informasi mengenai contoh
pengamalan sila pertama pancasila
dalam kehidupan sehari-hari.

6 Kreatif Siswa menceritakan


pengalamannya terkait penerapan
sila pertama dalam kehidupannya.

7 Mandiri Guru meminta siswa menceritakan


tentang cara menyelesaikan
perbedaan pendapat di rumah.

8 Demokrasi Guru dan siswa bertanya jawab


tentang hal yang dilakukan didalam
masyarakat dalam perayaan Hut
kemerdekaan.

9 Rasa Ingin Tahu Guru meminta siswa mencari


kalimat ungkapan dan maknanya.

10 Semangat Kebangsaan Guru membagi siswa bekerja dalam


kelompok yang berbeda untuk
menyelesaikan tugas tertentu.

11 Cinta Tanah Air Siswa mencari informasi mengenai


kegiatan dan macam-macam dalam
perayaan Hut kemerdekaan.

13 Bersahabat/Komunikatif Guru bertanya tentang simbol-


simbol yang terdapat pada gambar
burung garuda.

21
14 Cinta Damai Guru mengingatkan siswa didalam
tempat bermain tidak ada perbedaan
yang membeda-bedakan teman.

15 Gemar Membaca Guru meminta siswa mencari


informasi dan mengamati harga
tiket masuk tempat wisata yang
terdapat bilangan tiga angka.

16 Peduli Lingkungan Guru mengingatkan siswa untuk


tidak membuang sampah
sembarangan.

17 Peduli sosial Guru menciptakan kerukunan


dengan mengingatkan siswa
pentingnya untuk menjaga kerja
sama dalam lingkungan masyarakat
maupun sekolah.

18 Tanggung jawab Guru memberikan berbagai


penugasan yang harus diselesaikan
oleh siswa, baik secara
berkelompok maupun mandiri.

3) Kelas IV

Observasi dilakukan selama sepuluh kali pertemuan pada

tema “Indahnya Kebersamaan” yang teridiri atas tiga subtema

tema yaitu Keberagaman Budaya Bangsaku, Kebersamaan

dalam keberagaman, dan bersyukur atas keberagaman.

Tabel 4.3
Implementasi Pendidikan Karakter Tema Indahnya Kebersamaan

N Nilai Karakter Keterangan


o

1 Religius Guru mengajak siswa berdoa


sebelum dan setelah pelajaran.

22
2 Jujur Guru berkrliling memastikan siswa
mengerjakan tugas dengan tertib.

3 Toleransi Guru berkeliling dan membimbing


siswa yang mengalami kesulitan
dalam kerja kelompok.

4 Disiplin Guru mengecek kehadiran siswa,


kelengkapan belajar siswa.

5 Kerja keras Guru meminta siswa melakukan


percobaan sederhana untuk
membuktikan sumber bunyi.

6 Kreatif Siswa membunyikan dan memilih


benda-benda yang terdapat di kelas
dan sekitarnya dengan cara yang
berbeda.

7 Mandiri Guru meminta siswa secara


berpasangan untuk saling
menceritakan pengalaman mereka
tentang keragaman suku
dilingkungan mereka yang mereka
ketahui.

8 Demokrasi Guru mengajukan pertanyaan


kepada siswa. “Bagaimana sikap
kalian kepada teman yang berasal
dari suku yang berbeda?” Siswa
menjawab dengan pendapat masing-
masing.

9 Rasa Ingin Tahu Guru meminta siswa untuk mencari


informasi lebih tentang kragaman
sosial budaya di tempat tinggal
siswa.

10 Semangat Kebangsaan Guru membagi siswa bekerja dalam


kelompok yang berbeda untuk
menyelesaikan tugas tertentu.

11 Cinta Tanah Air Siswa mencari informasi tentang


keragaman budaya Indonesia dan
tempat tinggal mereka.

23
13 Bersahabat/Komunikatif Guru berkeliling mengamati siswa
belajar dalam kelompok.

14 Cinta Damai Guru meminta siswa menjaga sikap


persatuan dan kesatuan dalam
perbedaan.

15 Gemar Membaca Guru membolehkan siswa mencari


informasi dari berbagai sumber
tentang keragaman budaya
Indonesia

16 Peduli Lingkungan Guru mengecek petugas


pelaksanaan piket.

17 Peduli sosial Guru menciptakan kerukunan


dengan meminta siswa untuk
menjaga persatuan dan kesatuan
dalam perbedaan di lingkungan
sehari-hari maupun didalam kelas.

18 Tanggung jawab Guru memberikan berbagai


penugasan yang harus diselesaikan
oleh siswa, baik secara berkelompok
maupun mandiri.

4) Kelas V

Observasi dilakukan selama sepuluh kali pertemuan pada

tema “Organ Gerak Hewan dan Manusia” yang teridiri atas tiga

tema yaitu Organ Gerak Hewan, Organ Gerak Manusia, dan

Lingkungan dan Manfaatnya. Berikut adalah tabel

implementasi pendidikan karakter tema Organ Gerak Hewan

dan Manusia.

Tabel 4.4
Implementasi Pendidikan Tema Organ Gerak Hewan dan Manusia

N Nilai Karakter Keterangan

24
o

1 Religius Guru mengajak siswa berdoa sebelum


dan setelah pelajaran.

2 Jujur Guru berkrliling memastikan siswa


mengerjakan tugas dengan tertib.

3 Toleransi Guru memberikan kesempatan yang


sama kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran.

4 Disiplin Guru mengecek kehadiran siswa,


kelengkapan belajar siswa.

5 Kerja keras Guru meminta siswa menganalisis


sikap-sikap yang sesuai dengan sila
pancasila.

6 Kreatif Siswa menggambarkan peta wilaya RT


tempat tinggalnya.

7 Mandiri Guru menceritakan gambar yang telah


dibuatnya dihadapan guru dan teman-
temannya.

8 Demokrasi Guru memberi kesempatan siswa untuk


menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran yang telah diikuti.

9 Rasa Ingin Tahu Guru memberikan narasi tentang


contoh prilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam sila
pancasila.

10 Semangat Kebangsaan Guru membagi siswa bekerja dalam


kelompok yang berbeda untuk
menyelesaikan tugas tertentu.

11 Cinta Tanah Air Siswa mengamati peta geografir pulau-


pulau di Indonesia.

12 Menghargai Prestasi Guru memberikan apresiasi kepada

25
gambar yang telah dibuat siswa

13 Bersahabat/Komunikatif Guru bertanya jawab tentang materi


yang telah dipelajari.

14 Cinta Damai Guru membagi siswa dalam kelompok


yang berbeda sosial ekonominya untuk
berdiskusi.

15 Gemar Membaca Guru mempersilakan siswa untuk


mencari sumber referensi tentang
kondisi geografis pulau-pulau yang ada
di Indonesia.

16 Peduli Lingkungan Guru meminta siswa memperhatikan


sampah di kelasnya sebelum memulai
pembelajaran.

17 Peduli sosial Guru menciptakan kerukunan dengan


meminta siswa untuk menerapkan nilai-
nilai sila pancasila dalam kehidupan
sehari-hari.

18 Tanggung jawab Guru memberikan berbagai penugasan


yang harus diselesaikan oleh siswa,
baik secara berkelompok maupun
mandiri.

3. Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan oleh Guru dalam

Pembelajaran Tematik di Kelas

Guru sudah mengimplementasikan pendidikan karakter dalam

pembelajaran. Observasi yang peneliti lakukan di kelas I, II, IV, dan V

selama sepuluh kali pengamatan setiap kelas. Peneliti menemukan

nilai-nilai karakter yang dikembangkan oleh guru dalam pembelajaran.

Berikut ini penjelasan nilai karakter dalam masing-masing kelas.

1) Kelas 1

26
Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas I terdapat

empat belas nilai karakter yang teramati. Nilai-nilai karakter

tersebut dikembangkan oleh guru dalam tema Diriku, yang terdiri

atas tiga subtema yaitu Aku dan Teman Baru, Tubuhku dan Aku

Merawat Tubuhku. Nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, bersahabat, cinta damai, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan tanggung jawab. Berikut ini adalah tabel nilai-nilai

karakter yang dikembangkan dalam proses pembelajaran tematik

yang dikembangkan oleh guru pada tema Diriku.

Tabel 4.5
Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan dalam Pembelajaran Tematik

Nilai Pertemuan Ke-


Karakter

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Aku dan Teman Tubuhku Aku Merawat


Baru Tubuhku

Religius √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Jujur _ _ _ _ _ √ _ _ √ _

Toleransi √ √ √ √ √ √ √ √ √ _

27
Disiplin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kerja keras _ _ _ √ - √ √ √ √ √

Kreatif _ _ _ √ √ √ √ √ √ √

Mandiri √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Rasa Ingin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tahu

Semangat _ _ _ √ _ √ _ √ √ √
Kebangsaan

Bersahabat/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif

Cinta Damai _ √ √ √ √ √ _ √ √ √

Peduli _ _ √ _ √ √ √ √ √ √
Lingkungan

Peduli sosial √ √ √ _ √ _ √ √ √ _

Tanggung _ _ _ _ _ √ _ - √ √
jawab

2) Kelas II

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas II terdapat

delapan belas nilai karakter yang teramati. Nilai-nilai karakter

tersebut dikembangkan oleh guru dalam tema Hidup Rukun yang

terdiri atas tiga subtema yaitu Hidup Rukun di Rumah, Hidup

Rukun di Tempat Bermain dan Hidup Rukun di Sekolah. Nilai

28
tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras,

kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,

cinta tanah air, bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Berikut ini adalah

tabel nilai-nilai karakter yang dikembangkan dalam proses

pembelajaran tematik yang dikembangkan oleh guru pada tema

Hidup Rukun.

Tabel 4.6
Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan dalam Pembelajaran Tematik

Nilai Karakter Pertemuan Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Hidup Rukun di Hidup Rukun di Hidup


Rumah Tempat Bermain Rukun
di sekolah

Religius √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Jujur √ _ _ √ √ √ _ √ √ √

Toleransi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Disiplin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kerja keras √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kreatif √ √ _ √ √ √ √ √ √ √

Mandiri _ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Demokrasi _ √ √ _ _ √ √ √ √ √

Rasa Ingin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

29
Tahu

Semangat _ √ √ _ _ _ √ _ _ _
Kebangsaan

Cinta Tanah air _ √ _ _ _ √ _ _ _ _

Menghargai √ _ _ √ _ _ _ _ √ _
Prestasi

Bersahabat/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif

Cinta Damai √ _ √ √ √ √ √ √ √ √

Gemar _ _ _ √ _ _ _ _ _ _
membaca

Peduli √ √ _ _ _ √ _ _ _ _
Lingkungan

Peduli sosial _ √ √ _ √ √ √ √ _ √

Tanggung √ _ √ √ √ √ √ √ √ √
jawab

3) Kelas IV

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas IV terdapat

delapan belas nilai karakter yang teramati. Nilai-nilai karakter

tersebut dikembangkan oleh guru dalam tema Indahnya

Kebersamaan, yang terdiri atas tiga subtema yaitu Keberagaman

Budaya Bangsaku, Kebersamaan dalam Keberagaman dan

Bersyukur atas Keberagaman. Nilai tersebut adalah religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa

30
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat, cinta

damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan

tanggung jawab. Berikut ini adalah tabel nilai-nilai karakter yang

dikembangkan oleh guru dalam proses pembelajaran tematik pada

tema Indahnya Kebersamaan.

Tabel 4.7
Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan dalam Pembelajaran Tematik

Pertemuan Ke-

Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Karakter
Keberagaman Budaya Kebersamaan Bersyukur
Bangsaku Dalam atas
Keberagaman Keberagaman

Religius √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Jujur √ _ √ √ √ √ _ √ √ √

Toleransi √ √ √ √ _ √ √ _ _ √

Disiplin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kerja keras √ _ √ √ √ √ √ √ √ √

Kreatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Mandiri _ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Demokrasi _ √ √ _ √ √ √ √ √ √

Rasa Ingin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tahu

Semangat √ √ √ √ _ √ √ √ _ √
Kebangsaan

31
Cinta Tanah √ √ _ √ √ √ √ √ √ √
air

Menghargai _ _ √ √ _ √ √ √ _ _
Prestasi

Bersahabat/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif

Cinta Damai √ √ √ √ √ √ √ √ √ _

Gemar √ √ _ √ _ _ _ √ _ _
membaca

Peduli _ √ √ √ √ √ √ _ √ √
Lingkungan

Peduli sosial √ √ √ √ √ √ √ √ √ _

Tanggung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jawab

4) Kelas V

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V terdapat

delapan belas nilai karakter yang teramati. Nilai-nilai karakter

tersebut dikembangkan oleh guru dalam tema Organ Gerak Hewan

dan Manusia yang terdiri atas tiga subtema yaitu Organ Gerak

Hewan, Organ Gerak Manusia dan Lingkungan dan

Manfaatnya.Nilai tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin,

kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, bersahabat, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Berikut ini adalah tabel nilai-nilai karakter yang dikembangkan

32
dalam proses pembelajaran tematik yang dikembangkan oleh guru

pada tema Hidup Rukun.

Tabel 4.8
Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan dalam Pembelajaran Tematik
Kelas V

Pertemuan Ke-

Nilai
Karakter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Organ Gerak Organ Gerak Lingkungan dan


Hewan Manusia manfaatnya

Religius √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Jujur √ _ _ √ √ √ √ √ √ √

Toleransi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Disiplin √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kerja keras √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Kreatif √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Mandiri √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Demokrasi √ √ √ _ √ √ _ √ √ √

Rasa Ingin √ √ √ √ √ √ _ √ √ √
Tahu

Semangat √ √ _ _ √ √ √ _ √ _
Kebangsaan

Cinta Tanah _ _ _ _ √ √ √ _ √ √
air

Menghargai _ √ √ _ √ √ √ _ √ _
Prestasi

33
Bersahabat/ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Komunikatif

Cinta Damai √ √ _ √ √ √ √ _ _ _

Gemar _ _ _ _ _ √ _ _ _ √
membaca

Peduli _ √ _ _ √ _ √ √ √ _
Lingkungan

Peduli sosial √ √ _ √ √ √ _ _ _ _

Tanggung √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
jawab

4. Lingkungan Sekolah yang Mendukung Implementasi Pendidikan

Karakter

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah diperoleh data

bahwa sekolah sudah mewujudkan lingkungan yang berkarakter.

Berikut informasi yang diperoleh ketika peneliti bertanya kepada

kepala sekolah tentang hal tersebut.

Peneliti : “Bagaimana cara bapak dalam mewujudkan


lingkungan yang berkarakter?”
Kepala Sekolah : “Dengan cara memberikan penghargaan dan
pujian agar siswa termotivasi dalam hal-hal
yang lebih baik” (Senin, 15 Juli 2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat diperoleh informasi

bahwa kepala sekolah memberikan penghargaan bagi siswa yang

berprestasi dalam kegiatan-kegiatan yang di lingkungan sekolah. Agar

siswa termotivasi untuk melakukan hal-hal yang baik yang dapat

34
menunjang pembentukan karakter. Beberapa kegiatan tersebut seperti

keagamaan, pramuka, olah raga, upacara dan kegiatan lainnya. Hal

tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan guru ketika ditanya

oleh peneliti tentang kegiatan yang menunjang pembentukan karakter

diluar kelas.

Peneliti : “Kegiatan apa saja yang menunjang


pembentukan karakter di luar kegiatan
pembelajaran di kelas?”
Guru Kelas I : “Kegiatan-kegiatan seperti upacara hari senin,
pembiasaan agama dan ekstrakulikuler.”
(Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas II : “Seperti membaca yasin, pembiasaan agama
dan pramuka.” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas IV : “Kegiatan seperti olahraga, pramuka,
pembiasaan agama, upacara dan gotong
royong.” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas V : “Ekstrakulikuler seperti, pramuka, olahraga,
kegiatan keagamaan, upacara dan gotong
royong.” (Senin, 15 Juli 2019)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, lingkungan sekolah

sudah mendukung implementasi pendidikan karakter. Hal tersebut

dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan pembiasaan dan kebiasaan positif

di sekolah. Berikut adalah tabel implementasi pendidikan karakter

pada pembiasaan dan kebiasaan positif di lingkungan sekolah.

Tabel 4.9
Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembiasaan dan Kebiasaan
Positif di Lingkungan Sekolah

No Nilai Karakter Keterangan

1 Religius Sekolah mengundang uztad pengajian dalam


merayakan hari besar maulid Muhammad
SAW.

35
2 Toleransi Sekolah memberikan perlakuan yang sama
terhadap seluruh warga sekolah tanpa
membedakan status sosial.

3 Disiplin Sekolah menyediakan catatan kehadiran di


meja piket dan siswa selalu berpakaian rapi dan
lengkap.

4 Kerja keras Sekolah memiliki pajangan tentang slogan


kerja disetiap pintu masuk kelas

5 Kreatif Sekolah mengadakan perlombaan taman class


yang diikuti masing-masing kelas.

6 Mandiri Setiap wali kelas membuat kelompok untuk


bertanggung jawab memelihara taman.

7 Demokrasi Sekolah melibatkan warga sekolah dalam


pengambilan keputusan bersama.

8 Semangat Kebangsaan Sekolah melakukan upacara setiap hari senin


dan hari-hari besar nasional.

9 Cinta Tanah Air Siswa menggunakan bahasa Indonesia


dilingkungan sekolah.

10 Menghargai prestasi Sekolah memberikan penghargaan kepada


siswa yang berprestasi.

11 Bersahabat/Komunikatif Warga sekolah menggunakan bahasa sopan


dalam berkomunikasi.

12 Cinta Damai Sekolah mengadakan gotong royong bersama


untuk menciptakan suasana sekolah yang
harmonis.

36
13 Gemar Membaca Sekolah menyediakan perpustakaan bagi siswa.

14 Peduli Lingkungan Sekolah menyediakan tong sampah pada setiap


kelas.

15 Peduli sosial Sekolah melakukan penghimpunan dana sosial


untuk korban bencana alam.

16 Tanggung jawab Guru membuat laporan untuk setiap kegiatan


yang dilakukan di sekolah

5. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Mengimplementasikan

Pendidikan Karakter di Kelas

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru,

beliau menyebutkan hambatan atau kendala yang dihadapi dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter pada mata pelajaran

tematik. Berikut pernyataan dari kepala sekolah.

Peneliti : “Apakah kesulitan atau kendala yang Bapak


hadapi dalam mengimplementasikan pendidikan
karakter di sekolah ini?”
Kepala Sekolah : “Kendala dari orang tua, tidak semua orang tua
yang mendukung karakter anak tersebut. Di
sekolah sudah diterapkan tetapi di rumah kurang
bimbingan dari orang tua. (Senin, 15 Juli 2019)

Sedangakan pernyataan dari guru kelas sebagai berikut.

Peneliti : “Apakah kesulitan atau kendala yang muncul


ketika Ibu mengimplementasikan pendidikan
karakter?” “Metode seperti apa yang ibu
lakukan menanamkan nilai- nilai karakter
dalam proses pembelajaran?”
Guru Kelas I : “Peran orang tua, terkadang tidak mendapat
dukungan dari keluarga siswa, dan sarana dan
prasarana yang belum memadai.” (Senin, 15 Juli
2019)

37
“Untuk mengelola pembelajaran di kelas,
selama ini masih menggunakan ceramah,
diskusi dan Tanya jawab.” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas II : “Kendalanya itu pada siswa yang memiliki
kemampuan kurang, tetapi tetap diberi motivasi
dan bimbingan. Disini peran orang tua sangat
diperlukan untuk membentuk karakter anak.”
(Senin, 15 Juli 2019)
“Dalam penerapan metode pembelajaran. Saya
masih sering menerapkan diskusi, ceramah, dan
Tanya jawab.” (Senin, 15 Juli 2019)
Guru Kelas IV : “Banyak kebiasaan atau keseharian siswa yang
kurang baik di lingkungannya terbawa ke
sekolah, sehingga guru mengalami kesulitan
dalam melakukan pembiasaan karakter” (Senin
15 Juli 2019)
“Metode yang digunakan belum bervariatif,
masih menggunakan ceramah diskusi, dan
Tanya jawab.” (Senin 15 Juli 2019)
Guru Kelas V : “Banyak siswa yang belum maksimal dalam
pembelajaran, tingka laku di rumah atau
kebiasaan yang kurang baik dibawa di sekolah
dan fasilitas yang kurang memadai”
(Senin, 15 Juli 2019)
“Selama ini masih menggunakan ceramah,
diskusi dan Tanya jawab.” (Senin, 15 Juli 2019)

Hambatan atau kendala yang dihadapi oleh guru saat

mengimplementasikan pendidikan karakter pada pembelajaran tematik

adalah keterbatasan media dan metode pembelajarandan serta faktor

lingkungan. Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan

oleh peneliti saat pembelajaran tematik di kelas. Guru jarang

menggunakan media pembelajaran untuk menjelaskan materi

pembelajaran pada siswa. Guru hanya menggunakan buku siswa untuk

menjelaskan materi pembelajaran, karena masing-masing siswa

mempunyai buku siswa sebagai pegangan untuk belajar. Selain itu,

guru juga belum kreatif dalam menerapkan berbagai metode

38
pembelajaran. Hal ini juga sesuai dengan hasil observasi peneliti

lakukan. Metode pembelajaran yang sering diterapkan oleh guru

adalah ceramah, tanya jawab, diskusi, dan penugasan.

Kendala lain yang dihadapi guru adalah faktor lingkungan yang

kurang mendukung, sangat berpengaruh bagi terlaksananya tujuan dari

pendidikan karakter. Karena siswa mempunyai waktu lebih banyak di

rumah daripada di sekolah. Di luar sekolah tentunya siswa bergaul

dengan keluarga dan masyarakat sekitar. Selama peneliti melakukan

observasi, terdapat dua orang siswa yang selalu bersikap kurang baik,

yaitu berkata tidak sopan. Sehingga sikap atau kebiasaan siswa yang

kurang baik terlihat di sekolah. Beberapa siswa tertentu saja yang

masih bersikap kurang baik. Sehingga guru kesulitan untuk

memberikan perlakuan pada anak tersebut agar dapat bersikap dengan

baik.

Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan

guru, guru menjelaskan dari beberapa hambatan atau kendala yang ada

seperti fasilitas yang kurang memadai. Seperti belum tersedianya

ruangan guru, ruangan kepala sekolah dan mushollah. Untuk

sementara ruangan guru memakai ruangan kelas, ruangan kepala

sekolah memakai ruangan perpustakaan dan fasilitas untuk beribadah

bagi siswa belum ada. Hal ini berpengaruh bagi terlaksananya tujuan

dari pendidikan karakter. Selama peneliti melakukan observasi, telihat

di waktu istirahat hanya terdapat beberapa siswa yang melakukan

39
ibadah sholat dzuhur di ruangan guru. Berikut adalah hasil wawancara

lainnya dengan kepala sekolah.

Peneliti : “Apakah Sekolah ini mempunyai sarana dan


prasarana untuk implementasi pendidikan
karakter?”
Kepalah Sekolah : “Sarana sudah cukup memadai, tetapi msih
ada beberpa ruangan yang belum tersedia,
seperti ruangan guru, kepala sekolah dan
mushollah.” (Senin, 15 Juli 2019)

Pernyataan diatas diperkuat oleh guru kelas I dan V ketika ditanya

mengenai hambatan dalam implementasi pendidikan karakter, sebagai

berikut.

Peneliti : “Apakah kesulitan atau kendala yang muncul


ketika Ibu mengimplementasikan pendidikan
karakter?”
Guru Kelas I : “Peran orang tua, terkadang tidak mendapat
dukungan dari keluarga siswa, dan sarana dan
prasarana yang belum memadai.” (Senin, 15
Juli 2019)
Guru Kelas V : “Banyak siswa yang belum maksimal dalam
pembelajaran, tingka laku di rumah atau
kebiasaan yang kurang baik dibawa di
sekolah dan fasilitas yang kurang
memadai” (Senin, 15 Juli 2019)

Kesimpulannya, hambatan yang dihadapi guru dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter pada pembelajaran tematik

adalah media pembelajaran dan variasi metode pembelajaran yang

masih terbatas, peran orang tua yang belum maksimal, serta sarana dan

prasarana yang belum memadai.

C. Pembahasan

Pembahasan ini akan membahas lebih lanjut mengenai pemahaman

kepala sekolah dan guru, implementasi pendidikan karakter, nilai-nilai

40
karakter yang dikembangkan, lingkungan sekolah mendukukung

implementasi pendidikan karakter, dan hambatan yang dihadapi guru

dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dalam pembelajaran

tematik di SDN 015 Koto Perambahan.

1. Pemahaman kepalah sekolah dan guru SDN 015 Koto

Perambahan dalam implementasi pendidikan karakter pada

kurikulum 2013

Pendidikan Dasar dan Menengah telah menerapkan kurikulum baru

sebagai pengganti Kurikulum KTSP 2006. Kurikulum baru tersebut

dinamakan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 telah diterapkan mulai

tahun pelajaran 2013/2014 secara bertahap untuk beberapa sekolah

sasaran yang dipilih. Sejak tahun pelajaran 2014/2015 Kurikulum 2013

telah diimplementasikan oleh seluruh sekolah secara nasional. Dengan

Kurikulum 2013 diharapkan dapat menghasilkan insan Indonesia yang

produktif, kreatif, inovatif, efektif melalui penguatan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi serta dapat mengatasi

kelemahan-kelemahan yang ada pada kurikulum sebelumnya

(Permendiknas No 81 A tahun 2013).

Berdasarkan hasil penelitian, SDN 015 Koto Perambahan mulai

menerapkan Kurikulum 2013 pada tahun 2016/2017 di kelas I dan IV,

pada tahun 2017/2018 di kelas II dan V sementara kelas III dan VI

masih menerapkan KTSP. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada

Kurikulum 2013 memang belum sempurna diterapkan di sekolah ini,

41
dan memang masih ada beberapa konsep dari Kurikulum sebelumnya

yakni Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang masih

digunakan.

Untuk melaksanakan Kurikulum 2013 tersebut berbagai upaya

telah dilakukan kepala sekolah. Diantaranya mengikutsertakan guru-

guru dalam pelatihan Kurikulum 2013 yang dilaksanakan di tingkat

gugus kecamatan maupun kabupaten. Kompetensi guru memegang

peranan penting dalam menentukan sukses-tidaknya implementasi

sebuah kurikulum. Pemahaman implementasi kurikulum 2013 adalah

bagian dari pemenuhan kompetensi pedagogik serta kompetensi

profesional guru. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Mulyasa

(Kemendiknas, 2010) Guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi

sekaligus, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, personal, dan

sosial.

Penerapan kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan

manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi

dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan

afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan masyarakat,

berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Tujuan tersebut,

menunjukkan arah, dan proses penyelenggaraan pendidikan yang

sejatinya berkualitas dan berbasis karakter.

Pengimplementasian pendidikan karakter, setiap sekolah memiliki

kultur sekolahnya masing-masing, yang menjadi ciri khas dari

42
sekolahnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SDN 015

Koto perambahan mengimplementasikan pendidikan karakter dengan

kultur sekolah yang menekankan adanya penanaman nilai peduli

lingkungan dalam keseharian di sekolah. Pendekatan dari kepala

sekolah yang demokratis turun langsung pemberian contoh sebagai

panutan guru dan siswa. Dalam hal ini kepala sekolah akan

merumuskan kebijakan bagi seluruh warga sekolah baik siswa maupun

guru untuk mengadakan kegiatan rutin gotong royong. Dengan

harapan dapat membentuk karakter peduli lingkungan agar siswa

menjadi terbiasa dan melakukan dengan benar. Hal tersebut sesuai

dengan pendapat yang dikemukan Fadlillah (2013:166-188) untuk

memperkenalkan pendidikan karakter kepada anak usia dini dapat

dilakukan melalui metode keteladanan dan dan pembiasaan.

Berdasarkan hasil penelitian, guru juga sudah melakukan proses

pembelajaran tematik yang mana di dalamnya terdapat nilai-nilai

karakter untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam proses

pembelajaran tersebut, dimulai dari pengenalan tentang nilai-nilai

kebaikan, kemudian memfasilitasi siswa untuk memperoleh kesadaran

akan pentingnya nilai-nilai kebaikan, dan membentuk nilai-nilai

karakter baik dalam tingkah laku siswa. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Asmani (2011:59) yang menyatakan bahwa pendidikan

karakter yang terpadu dalam pembelajaran merupakan pengenalan

nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dan

43
internalisasi nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari

melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun

luar kelas pada semua mata pelajaran,

Berdasarkan beberapa hal tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa

SDN 015 Koto perambahan sudah menerapkan kurikulum 2013. Untuk

meningkatkan pemahaman guru terhadap Kurikulum 2013 sekolah

telah mengikutsertakan guru-guru dalam pelatihan Kurikulum 2013

yang dilaksanakan di tingkat gugus kecamatan maupun kabupaten.

Dalam implementasi pendidikan karakter, kepala sekolah akan

merumuskan kebijakan dengan mengadakan kegiatan rutin berupa

gotong royong bagi semua siswa dan guru, serta menjadi teladan bagi

guru dan siswa. Bagi guru juga sudah melakukan proses pembelajaran

tematik yang mana di dalamnya terdapat nilai-nilai karakter dimulai

dari pengenalan tentang nilai-nilai kebaikan, kemudian memfasilitasi

siswa untuk memperoleh kesadaran akan pentingnya nilai-nilai

kebaikan, dan membentuk nilai-nilai karakter baik dalam tingkah laku

siswa.

2. Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Berdasarkan hasil penelitian, guru sudah mengintegrasikan nilai-

nilai karakter ke dalam setiap kegiatan pembelajaran tematik, dari awal

hingga akhir pembelajaran. Guru menciptakan pembelajaran yang

dialogis dan interaktif dengan menerapkan berbagai metode

pembelajaran. Implementasi pendidikan karakter yang dilakukan guru

44
dapat dilihat mulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Anik Ghufron

(Zubaedi, 2011: 263-264) yang mengemukakan bahwa pengintegrasian

nilai-nilai karakter ke dalam kegiatan pembelajaran berarti

memadukan, memasukkan, dan menerapkan nilai-nilai yang diyakini

baik dan benar dalam rangka membentuk, mengembangkan, dan

membina tabiat atau kepribadian peserta didik sesuai jati diri bangsa

tatkala kegiatan pembelajaran berlangsung.

Guru mengimplementasikan beberapa kegiatan. Guru selalu

memulai kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa berdoa

bersama. Selain itu, guru juga mengecek kehadiran siswa.

Guru menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam kegiatan

inti seperti metode ceramah bervariasi, tanya jawab, pemberian tugas,

permainan, percobaan, dan diskusi kelompok. Selanjutnya peneliti

dapat menyimpulkan, bahwa pengintegrasian nilai-nilai karakter dalam

proses pembelajaran dapat berjalan efektif dengan menggunakan

metode pembelajaran diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok ini

sering dilakukan oleh guru kelas. Metode diskusi kelompok dilakukan

ketika guru memberikan penugasan yang harus diselesaikan secara

berkelompok. Metode tersebut sesuai dengan pendapat yang

dikemukakan oleh Thomas Lickona (Muchlas Samani, 2013: 147)

yang menyarankan agar pendidikan karakter berlangsung efektif maka

guru dapat mengimplementasikan berbagai metode pembelajaran.

45
Beberapa metode pendidikan karakter adalah metode diskusi dan role

playing. Selanjutnya dalam proses pembelajaran, guru melakukan

kegiatan spontan seperti mengingatkan siswa yang berdoa dengan

sikap yang kurang baik. Wibowo (2012: 84) menyebutkan bahwa salah

satu model pengintegrasian pendidikan karakter di sekolah adalah

program pengembangan diri berupa kegiatan spontan yaitu kegiatan

yang dilakukan secara spontan pada saat itu juga. Guru perlu

melakukan kegiatan spontan tersebut karena terkadang siswa tidak

mengetahui bahwa apa yang dilakukan adalah salah. Kegiatan yang

langsung dilakukan tersebut akan memberikan dampak tersendiri,

sehingga siswa tidak mengulanginya kembali.

Berdasarkan hasil penelitian, dalam pembelajaran tematik guru

menggunakan materi pelajaran menjadi bahan atau media untuk

mengembangkan nilai-nilai pendidikan karakter. Berdasarkan hasil

observasi, seperti tema yang sedang dipelajari, beberpa tema tersebut

seperti Diriku, Hidup Rukun, Indahnya Kebersamaan, dan Organ gerak

Hewan dan manusia. Secara garis besar, pokok-pokok yang dipelajari

meliputi cara menjaga kerukunan, menjaga persatuan dan kesatuan,

berbagai macam nilai-nilai pancasila, dan nilai-nilai karakter yang

dapat diteladani dari penerapan nilai-nilai pancasila di kehidupan

sehari-hari. Materi yang dipelajari ada yang berupa teks bacaan tentang

Hidup rukun dan gambar burung garuda maupun simbol-simbol sila

pancasila. Guru menggali pesan moral dan nilai-nilai karakter yang

46
dapat diteladani oleh siswa yang terdapat dalam materi tersebut. Guru

bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang sedang dipelajari.

Hal ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan oleh

Kemendiknas (Wibowo, 2012: 72-75) bahwa prinsip penting dalam

pengembangan pendidikan karakter salah satunya adalah nilai tidak

diajarkan tetapi dikembangkan. Guru tidak perlu mengubah pokok

bahasan yang sudah ada, tetapi menggunakan materi pokok bahasan itu

untuk mengembangkan nilai-nilai karakter.

Sumber belajar yang digunakan oleh guru belum bervariatif. Guru

menggunakan buku guru dan buku siswa sebagai acuan utama dalam

kegiatan pembelajaran. Guru semestinya menggunakan berbagai

sumber belajar yang bervariatif agar siswa mendapatkan pengalaman

belajar yang bermakna. Dalam pembelajaran tematik.

3. Nilai-Nilai Karakter yang Dikembangkan dalam Pembelajaran

Tematik di SDN 015 Koto Perambahan

Berdasarkan hasil penelitian, guru sudah melakukan proses

pembelajaran tematik yang mana di dalamnya terdapat nilai-nilai

karakter untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hasil

observasi, berikut ini ada delapan belas nilai karakter yang teramati

dari guru di SDN 015 Koto Perambahan, yaitu religius, jujur, toleransi,

disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat

47
dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,

peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut tidak

disampaikan secara langsung pada siswa, tetapi secara tersirat dalam

cara bertindak dan cara mengajar yang dilakukan oleh guru.

Nilai-nilai yang dikembangkan tersebut sesuai dengan nilai

karakter yang diidentifikasi oleh Kemendiknas (Wibowo, 2012: 43-44)

untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa yaitu religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini ada Sembilan nilai yang

selalu dikembangkan oleh guru, yaitu:

a. Religius: Nilai ini terlihat saat guru mengajak berdoa sebelum dan

setelah pelajaran, mendampingi siswa selama berdoa.

b. Jujur: Nilai ini terlihat saat guru melarang siswa menyontek buku

dan teman, ketika siswa sedang mengerjakan tugas. Guru meminta

siswa mengerjakannya secara mandiri sesuai kemampuan masing-

masing siswa. Nilai jujur ini dikembangkan dalam kegiatan inti.

c. Toleransi: Nilai ini terlihat saat guru membagi siswa untuk bekerja

dalam kelompok yang berbeda. Kelompok dibentuk secara

heterogen dengan berbagai cara, seperti pengundian, sesuai nomor

48
presensi, dan sesuai tempat duduk siswa. Nilai ini dikembangkan

dalam kegiatan inti.

d. Disiplin: Nilai ini terlihat saat guru mengecek kehadiran siswa di

awal pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru mengecek

kelengkapan belajar siswa, seperti penugasan, dan buku siswa. Di

akhir pembelajaran, guru memeriksa kelengkapan seragam sekolah

siswa.

e. Kerja keras: Nilai ini terlihat saat guru memberikan tugas secara

individu maupun kelompok yang menumbuhkan sikap berpikir dan

pantang menyerah. Nilai ini dikembangkan dalam kegiatan inti.

f. Kreatif: Nilai ini terlihat saat guru memberi tugas yang dapat

menumbuhkan daya pikir siswa. Nilai ini dikembangkan dalam

kegiatan inti.

g. Mandiri: Nilai ini terlihat saat guru memberikan kesempatan siswa

menjawab petanyaan secara mandiri. Nilai ini dikembangkan

dalam kegiatan inti.

h. Rasa ingin tahu: Nilai ini terlihat saat guru bertanya jawab dengan

siswa ketika sedang menjelaskan suatu materi pelajaran. Selain itu,

guru menciptakan rasa ingin tahu siswa dengan memberikan

berbagai penugasan yang menuntut kreatifitas dan rasa ingin tahu

siswa. Nilai rasa ingin tahu ini dikembangkan pada kegiatan inti.

49
i. Bersahabat/komunikatif: Nilai ini terlihat saat guru bertanya jawab

dengan siswa. Nilai ini dikembangkan dalam kegiatan inti dan

kegiatan penutup

Ada pula lima nilai yang hampir sering diterapkan oleh guru dalam

pembelajaran, yaitu:

a. Semangat Kebangsaan: Nilai ini terlihat saat guru membagi siswa

ke dalam kelompok agar bekerja sama dengan teman sekelas yang

berbeda. Nilai ini dikembangkan pada kegiatan inti.

b. Cinta Damai Nilai ini terlihat saat guru menciptakan suasana kelas

yang damai. Nilai ini dikembangkan pada kegiatan inti.

c. Peduli Lingkungan: Nilai ini terlihat saat guru memeriksa dan

mengingatkan siswa untuk melakanakan piket kelas, baik di awal

maupun akhir kegiatan pembelajaran. Selain itu, dalam

pembelajaran, guru mengingatkan siswa untuk menjaga kebersihan

kelas apabila mengerjakan tugas prakarya di dalam kelas. Nilai ini

dikembangkan dalam kegiatan awal, init, dan akhir.

d. Peduli Sosial Nilai ini terlihat saat guru menciptakan suasana kelas

yang rukun. Guru memberikan pengertian pada siswa yang tidak

mau bekerja dengan kelompok yang berbeda jenis kelamin. Selain

itu, guru juga membiasakan siswa untuk berbagi dengan temannya

apabila ada siswa yang tidak membawa kelengkapan belajar yang

ditugaskan oleh guru pada pembelajaran sebelumnya. Nilai peduli

sosial ini dikembangkan pada kegiatan inti.

50
e. Tanggung Jawab: Nilai ini terlihat saat guru memberikan berbagai

penugasan, baik secara mandiri maupun berkelompok. Guru

meminta siswa untuk menyelesaikannya dalam waktu tertentu.

Nilai ini dikembangkan dalam kegiatan inti.

Ada pula empat nilai yang jarang diterapkan oleh guru dalam

pembelajaran, yaitu:

a. Demokratis: Nilai ini terlihat saat guru dan siswa saling bertanya

jawab dan guru meminta siswa memberikan pendapatnya. Nilai ini

dikembangkan dalam kegiatan inti.

b. Cinta Tanah Air: Nilai ini terlihat saat guru meminta siswa untuk

mencari informasi tentang kekayaan budaya Indonesia. Nilai ini

dikembangkan dalam kegiatan inti.

c. Menghargai Prestasi: Nilai ini terlihat saat guru memberikan

penghargaan atas hasil karya siswa. Nilai ini dikembangkan dalam

kegiatan inti.

d. Gemar Membaca: Nilai ini terlihat saat guru meminta siswa

mencari informasi lebih tentang keragaman sosial budaya bangsa

Indonesia. Nilai ini dikembangkan dalam kegiatan inti.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam pembelajaran tematik guru

mengembangkan dan menanamkan delapan belas nilai karakter yang

dikembangkan oleh Kemendiknas. Guru juga mengembangkan dan

menanamkan nilai kerjasama, teliti, santun, dan percaya diri.

51
4. Lingkungan Sekolah SDN 015 Koto Perambahan Mendukung

Implementasi Pendidikan Karakter

Berdasarkan hasil penelitian, sekolah sudah mengembangkan

kegiatan di lingkungan sekolah yang di dalamnya terdapat nilai-nilai

karakter untuk mencapai tujuan pendidikan. Berdasarkan hasil

observasi, berikut ini ada enam belas nilai karakter yang teramati

dalam lingkungan SDN 015 Koto Perambahan, yaitu religius,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat dan

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli

sosial, dan tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut terdapat pada

pembiasaan dan kebiasaan positif di lingkungan sekolah.

Nilai-nilai yang dikembangkan tersebut sesuai dengan nilai

karakter yang diidentifikasi oleh Kemendiknas (Wibowo, 2012: 43-44)

untuk pendidikan budaya dan karakter bangsa yaitu religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin

tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini ada enam belas nilai yang

dikembangkan oleh sekolah, yaitu:

52
a. Religius: Nilai ini dikembangkan sekolah pada kegiatan merayakan

hari-hari besar keagamaan. Sekolah mengundang ustadz pengajian

pada acara tersebut.

b. Toleransi: Nilai ini dikembangkan sekolah dengan memberikan

perlakuan yang sama terhadap seluruh warga sekolah yang

melanggar aturan sekolah.

c. Disiplin: Nilai ini terlihat pada guru melakukan absensi di meja

piket. Dan pada siswa yang selalu berpakaian rapid dan lengkap

dengan atributnya.

d. Kerja Keras: Nilai ini dikembangkan sekolah dengan mengadakan

perlombaan taman class dan memajang slogan atau motto tentang

kerja disetiap pintu kelas.

e. Kreatif: Nilai ini terlihat saat siswa berlomba untuk memelihara

dan menjaga taman di depan kelas masing-masing

f. Mandiri: Nilai ini terlihat saat siswa menyiram tanaman, dan

menjemput guru ke kantor ketika jam pergantian mata pelajaran.

g. Demokrasi: Nilai ini dikembangkan saat sekolah melibatkan warga

sekolah dalam mengambil keputusan.

h. Semangat Kebangsaan: Nilai ini dikembangkan saat warga sekolah

melakukan upacara setiap hari senin, upacara hari nasional seperti

Hut kemerdekaan.

i. Cinta Tanah Air: Nilai ini terlihat saat siswa dalam berkomunikasi

membiasakan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

53
j. Menghargai Prestasi: Nilai ini terlihat saat guru memberikan

penghargaan seperti piala bagi siswa yang berprestasi.

k. Bersahabat/Komunikatif: Nilai ini terlihat saat warga sekolah

menggunakan bahasa yang sopan dalam berkomunikasi.

l. Cinta Damai: Nilai ini dikembangkan sekolah melalui gotong

royong untuk menciptakan suasana sekolah yang nyaman dan

tentram.

m. Gemar Membaca: Nilai dikembangkan sekolah dengan

menyediakan ruangan perpustakaan bagi siswa.

n. Peduli Lingkungan: Nilai ini terlihat dari sekolah yang sudah

menyediakan tong sampah untuk masing-masing kelas, kamar

mandi/wc guru dan siswa, dan tong sampah 3 warga.

o. Peduli Sosial: Nilai ini dikembangkan sekolah dengan meminta

melakukan penghimpunan dana suka rela untuk korban bencana

alam.

p. Tanggung Jawab: Nilai ini dikembangkan sekolah dengan meminta

laporan pada setiap kegiatan yang dilakukan

Nilai-nilai karakter lain yang belum dikembangkan oleh sekolah

adalah jujur dan rasa ingin tahu. Sekolah belum menyediakan fasilitas

tempat temuan barang hilang, kotak saran dan pengaduan, dan

madding sebagai media informasi bagi warga sekolah. Jika ada temuan

barang hilang maka dititipkan di ruangan guru atau meja piket dan

informasi masih ditempelkan di jendela ruangan guru. Sekolah

54
seharusnya menyediakan fasilitas temuan barang hilang dan mading

untuk informasi.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam implementasi pendidikan

karakter, lingkungan sekolah mengembangkan dan menanamkan enam

belas nilai karakter yang dikembangkan oleh Kemendiknas.

Lingkungan sekolah sudah mendukung implementasi nilai karakter.

5. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam Mengimplementasikan

Pendidikan Karakter di SDN 015 Koto Perambahan

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru, dapat diketahui bahwa

hambatan yang dihadapi guru dalam mengimplementasikan pendidikan

karakter pada pembelajaran tematik adalah media pembelajaran/alat

peraga dan variasi metode pembelajaran yang masih terbatas, kondisi

lingkungan keluarga serta sarana dan prasarana yang belum memadai.

Faktor utama yang menjadi hambatan dalam implementasi

pendidikan karakter pada mata pelajaran tematik adalah ketersediaan

sarana dan prasarana berupa media pembelajaran dan fasilitas sekolah.

Hal tersebut juga disampaikan oleh Arifin (Wibowo, 2012:70) yang

menjelaskan bahwa kelemahan pada aspek sarana dan prasarana

sekolah yang masih terbatas mengakibatkan proses penginternalisasian

pendidikan karakter tidak bisa efektif dan optimal. Media

pembelajaran diperlukan dalam pembelajaran untuk memudahkan guru

dalam menjelaskan materi dan membantu siswa untuk memahami

55
materi. Media pembelajaran juga dapat digunakan untuk

mengembangkan karakter tertentu. Hasil observasi di lapangan, guru

belum memanfaatkan media pembelajaran yang beragam. Buku paket

masih menjadi acuan guru untuk mengajar. Dan musholla diperlukan

untuk menjalankan ibadah dan aktivitas keagamaan lainnya. Dan dapat

Mengembangkan karakter tertentu melalui pembiasaan keagamaan.

Hasil observasi di lapangan, siswa belum melakukan kegiatan sholat

dzuhur bersama, hanya terdapat beberapa siswa yang melakukan sholat

dzuhur di dalam ruangan guru.

Guru juga belum menerapkan metode pembelajaran yang

bervariatif. Berdasarkan hasil observasi, guru sering menerapkan

metode Tanya jawab, ceramah, diskusi, dan penugasan. Guru sebagai

pendidik yang profesional semestinya mengembangkan kemampuan

profesionalnya untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan

terus belajar agar terus berkembang. Hal tersebut sesuai dengan

pendapat Daryanto dan Sujendro (2014: 11) yang menjelaskan bahwa

belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang

dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada

hanya mendengarkan guru menjelaskan.

Hambatan berupa media dan metode pembelajaran tersebut

seharusnya dapat diatasi oleh guru dengan mengembangkan

kemampuan profesional guru untuk menciptakan pembelajaran yang

bermakna bagi siswa. Guru dapat menggunakan berbagai alat dan

56
bahan yang sederhana untuk dijadikan media pembelajaran bagi siswa.

Guru juga dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariatif.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, guru masih jarang

menerapkan metode seperti bermain peran dan mendongeng.

Walaupun pemahaman guru terhadap beberapa metode pembelajaran

masih kurang, guru dapat belajar dari siapapun dan dari manapun

tentang hal tersebut. Sehingga pembelajaran dapat berjalan secara

optimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Hidayatullah (2012: 76-77)

yang menjelaskan bahwa guru harus memiliki beberapa karakter mulia

agar bisa berhasil menginternalisasikan pendidikan karakter terhadap

anak didiknya. Salah satu karakter tersebut adalah kompeten, yaitu

kemampuan guru dalam menyelenggarakan pembelajaran dan

memecahkan berbagai masalah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Faktor yang terakhir adalah lingkungan, yaitu lingkungan keluarga.

Lingkungan tersebut sangat berpengaruh bagi pembentukan karakter

siswa. Karena siswa mempunyai waktu lebih banyak di dalam

lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan

yang pertama dan utama untuk pendidikan karakter bagi anak.

Pembentukan karakter anak dilakukan oleh orang tua melalui berbagai

pola asuh. Eka (2008: 110) berpendapat bahwa pada usia SD

perkembangan moral siswa ditandai dengan kemampuan anak untuk

memahami aturan, norma, dan etika yang berlaku di masyarakat.

Perilaku moral tersebut banyak dipengaruhi oleh pola asuh orang tua

57
serta orang orang di sekitarnya. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai

karakter perlu ditanamkan sejak dini pada siswa.

Selanjutnya, sikap siswa selama di sekolah merupakan pembawaan

yang diperoleh dari lingkungan. Selama peneliti melakukan observasi,

terdapat beberapa siswa tertentu yang sering berprilaku tidak sopan.

Seperti diketahui dalam pernyataan Saptono (2011:33) bahwa kunci

keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter tidak hanya ditentukan

oleh keterlibatan orang-orang dalam, tetapi ia juga ditentukan oleh

adanya keterlibatan orang-orang luar sekolah. Mereka adalah orang tua

siswa dan komunitas karakter. Sekolah perlu menggerakkan mereka

agar terlibat secara optimal dalam mewujudkan sekolah karakter.

Sehingga implementasi pendidikan karakter dapat berjalan dengan

baik.

Berdasarkan beberapa hal tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa

guru SD Negeri 015 Koto Perambahan cenderung belum

mengembangkan kemampuan profesional seorang guru dalam

mengelola pembelajaran dengan menggunakan media, metode

pembelajaran. Media yang ada di sekolah memang terbatas dan metode

pembelajaran belum bervariatif, serta komunikasi dengan orang tua

siswa masih terbatas. Faktor yang lain adalah berasal dari keluarga,

karena pendidikan karakter tidak akan berhasil tanpa dukungan dari

orang tua siswa. Namun hal itu bukan menjadi penghalang bagi guru

untuk tidak mengimplementasikan pendidikan karakter pada

58
pembelajaran tematik yang sesuai dengan amanah Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2003 dan Permendikbud Nomor 57 Tahun 2014.

59

Anda mungkin juga menyukai