Anda di halaman 1dari 5

4.

2 Analisis Aspek Reproduksi


Ikan mas (Cyprinus carpio) yang diamati kelompok berasal dari ciparanje dengan jenis
kelamin jantan. Berdasarkan hasil pengamatan reproduksi ikan Mas (Cyprinus carpio) oleh
kelompok 4, diperoleh hasil sebagai berikut:

Hasil pengamatan kelompok dapat dilihat Tingkat Kematangan Gonad ikan mas (Cyprinus carpio)
kelompok 4 berada pada TKG I yang berarti gonad sangat kecil dan seperti benang dan transparan.
Penampang gonad pada ikan jantan pipih keabu-abuan. Berat dari gonad nya sebesar 0.01 gram
dan berat tubuh seberat 246 gram.

4.2.1 Rasio Kelamin


Rasio kelamin adalah perbandingan antara jantan dan betina dalam suatu populasi. Rasio
kelamin dihitung dengan cara membandingkan jumlah ikan jantan dan betina yang diperoleh
(Haryani 1998). Dari hasil pengamatan, didapatkan nilai rasio kelamin angkatan sebagai berikut :

Rasio Kelamin Ikan Mas

41%

59%

Jantan (♂) Betina (♀)

Gambar 5. Grafik Rasio Kelamin Ikan Mas (Cyprinus carpio)


Berdasarkan data grafik reproduksi rasio kelamin terdapat rata-rata berjenis kelamin jantan
sebanyak 32 ekor dengan persentase 59% dan yang berjenis kelamin betina sebanyak 22 dengan
persentase 41% dari total 54 ekor ikan yang telah diamati gonadnya. Sehingga dapat dikatakan
bahwa rasio kelamin dari seluruh sampel angkatan adalah 1 : 1, namun jenis kelamin jantan lebih
mendominasi daripada kelamin jantan.
Berdasarkan chisquare kuadrat dapat di simpulkan bahwa nilai x2 hitung lebih besar dari pada nilai
x2 tabel dengan nilai x2 hitung sebesar 22.16 sedangkan nilai x2 tabel sebesar 0.823063274
sehingga dapat di simpulkan bahwa hipotesis Ho di tolak maka perbandingan jenis kelamin jantan
seimbang dengan jenis kelamin betina (1:1), hal tersebut sesuai dengan hipotesis, yaitu jika nilai
x2 hit > x2 tabel, maka Ho di tolak, dan Jika nilai x2 hit < x2 tabel, maka Ho di terima.

4.2.2 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)


Berikut merupakan grafik tingkat kematangan gonad dan betina :

Tingkat Kematangan Gonad Jantan


8 7 7
Junlah Ikan (Ekor)

7 6
6
5
4 3 3
3 2 2
2 1 1
1
0

Bobot (gram)

TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V

Gambar 1. Tingkat Kematangan Gonad Jantan

Tingkat Kematangan Gonad Betina


3.5 3 3
3
Persentase

2.5 2 22 2
2
1.5 11 11 1 1 1 1
1
0.5
0

Interval

TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V

Gambar 2. Tingkat Kematangan Gonad Betina


Berdasarkan hasil pengamatan tingkat kematangan gonad jantan (Gambar 6) menunjukan
hasil terbanyak TKG IV sebanyak 18 ekor sedangkan TKG ikan betina (Gambar 7) mendapatkan
hasil terbanyak pada TKG III dengan jumlah ikan sebnyak 8 ekor.
Menurut Effendie (1979) Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan dengan dua cara,
yang pertama dengan cara histologi yang dilakukan di laboratorium dan yang kedua yaitu dengan
cara pengalaman morfologis yang dapat dilakukan di laboratorium maupun di lapangan. Penentuan
tingkat kematangan gonad dilakukan pengamatan secara morfologi dengan mengacu pada kriteria
tingkat kematngan gonad (TKG).

4.3.3 Indeks Kematangan Gonad

Indeks Kematangan Gonad


12% 10.58%
9.81%
10%

8%
IKG (%)

6% 5.19%
3.26% 3.54%
4%

2%
0.48% 0
0.00% 0.00% 0 0 0
0%
1 2 3 4 5
Indeks Kematangan Gonad (IKG)

(♂) (♀)

Gambar 8. Indeks Kematangan Gonad


Ikan dikatakan matang gonad dan siap memijah bilamana IKG > 19 %. Dan indeks tersebut
semakin bertambah besar dan nilai tersebut akan mencapai batas kisar maksimum pada saat akan
terjadi pemijahan (Johnson 1971). Terdapat faktor-faktor utama yang mampu mempengaruhi
kematangan gonad ikan, antara lain suhu dan makanan, tetapi secara relatif perubahannya tidak
besar dan di daerah tropik gonad dapat masak lebih cepat (Effendie 2002).
Menurut Effendie (2002) ikan yang mempunyai berat tubuh lebih berat maka akan memiliki
berat gonad yang jauh lebih berat. Umumnya pada ikan betina nilai indeks IKG lebih besar
dibandingkan ikan jantan. Setiap pertambahan bobot gonad pada ikan betina sebesar 10-25%
sedang pada ikan jantan sebesar 5-10%.
Ikan yang kami amati memiliki nilai IKG sebesar 0.04% hal ini dapat dikatakan bahwa ikan
kami belum siap memijah karena masih dalam tahap berkembang dan nilai IKG masih dibawah
19%
4.2.4 Hepato Somatik Indeks (HSI)
Berikut merupakan hepato somatic indeks (HSI) ikan.

Hepato Somatik Indeks (HSI)


0.70%
0.58%
0.60%
0.50%
HSI (%)

0.40% 0.35%
0.31%
0.30% 0.26%

0.20%
0.10%
0.00%
I II III IV V
Tingkat Kematangan Gonad (TKG)

Gambar 3. Hepato Somatik Indeks

Berdasarkan grafik pengamatan Hepato somatik indeks (HSI) pada ikan mas menunjukan
persentase tertinggi berada pada TKG I dengan nilai persentase sebesar 0.58% sedangkan yang
terendah berada di TKG III dengan persentase 0,26%. Sulistiono et al (2001) Nilai HSI tidak hanya
dipengaruhi ketersediaan makanan di perairan tetapi juga dengan TKG. Pada saat pematangan
gonad, organ aktif menentukan kebutuhan vitelogenin sehingga organ hati bertambah berat dan
ukurannya pun bertambah.

4.2.5 Fekunditas
Pada hasil pengamatan kelompok kami, fekunditas belum terlihat karena berada pada TKG
I yang mana bentuk testes be. Hal ini sesuai pernyataan Nikolsky (1963) fekunditas merupakan
jumlah telur yang terdapat dalam ovari ikan yang dinamakan fekunditas mutlak atau fekunditas
total. Fekunditas hanya dapat dihitung pada ikan-ikan dengan TKG IV .

4.2.6 Diameter Telur


Berdasarkan data yang didapatkan, ikan mas yang diamati oleh kelas perikanan C kelompok
4 tidak memiliki telur sehingga diameter telur tidak dapat dihitung.
Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dari suatu telur yang diukur dengan
mikrometer berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat kematangan gonad garis tengah telur
yang ada dalm ovarium emakin besar. Masa pemijahan setiap spesies ikan berbeda-beda, ada
pemijahan secara singkat ( total leptolepisawner), tetapi banyak pula pemijahan waktu yang
panjang (partial leptolepisawner) ada pada ikan yang berlangsung beberapa hari. Semakin
meningkat tingkat kematangan, garis tengah yang ada dalam ovarium semakin besar pula (Arief
2009).

4.2.7 Tingkat Kematangan Telur (TKT)


Berdasarkan dari data yang didapatkan, ikan mas yang diamati memiliki presentase IKG
tertinggi yaitu pada TKG III yang terdapat pada 1 ekor ikan mas jantan dengan nilai 28.20%
sehingga tingkat kematangan telur pada ikan tersebut sudah mencapai tahap matang, hal ini sesuai
dengan pernyataan Affandi (2002) menambahkan bahwa semakin besar persentase IKG maka
semakin tinggi tingkat kematangan telur ikan tersebut.
Tingkat kematangan telur ditentukan berdasarkan kriteria pergeseran posisi inti telur menuju kutub
animal dan peluruhan atau penghancuran membrane telur. Berdasarkan pergeseran posisi inti
tersebut terdapat empat kriteria posisi inti telur sebelum telur tersebut dapat diovulasikan yaitu
central germinal vesicle (cGV) atau tahap inti ditengah, migrating germinal vesicle (mGV) atau
tahap inti yang bermigrasi dari tengah menuju tepi, peripheral germinal vesicle (pGV) atau tahap
inti di tepi dan germinal vesicle breakdown (GVBD) atau tahap inti yang telah melebur (Yaron
dan Levavi 2011).

Anda mungkin juga menyukai