Di
s
u
s
u
n
Oleh :
Nama : M.Irfan
Nim : 2019040024
Membuat Tulisan Tentang :
Jawaban
Elektrokardiogram
Sejarah
Alexander Muirhead menghubungkan kabel ke pergelangan tangan pasien
yang sakit untuk memperoleh rekaman detak jantung pasien selama kuliah
untuk DSc-nya (dalam listrik) pada tahun 1872 di St. Bartholomew's
Hospital. Aktivitas ini direkam secara langsung dan divisualisasikan
menggunakan elektrometer kapiler Lippmann oleh seorang fisiolog Britania
bernama John Burdon Sanderson.
Seleksi saring
Monitor EKG modern memiliki banyak penyaring untuk pemrosesan sinyal.
Yang paling umum adalah mode monitor dan mode diagnostik. Dalam mode
monitor, penyaring berfrekuensi rendah (juga disebut penyaring bernilai
tinggi karena sinyal di atas ambang batas bisa lewat) diatur baik pada 0,5 Hz
maupun 1 Hz dan penyaring berfrekuensi tinggi (juga disebut penyaring
bernilai rendah karena sinyal di bawah ambang batas bisa lewat) diatur pada
40 Hz. Hal ini membatasi EKG untuk pemonitoran irama jantung rutin.
Penyaring bernilai tinggi membantu mengurangi garis dasar yang
menyimpang dan penyaring bernilai rendah membantu mengurangi bising
saluran listrik 50 atau 60 Hz (frekuensi jaringan saluran listrik berbeda
antara 50 dan 60 Hz di sejumlah negara). Dalam mode diagnostik, penyaring
bernilai tinggi dipasang pada 0,05 Hz, yang memungkinkan segmen ST yang
akurat direkam. Penyaring bernilai rendah diatur pada 40, 100, atau 150 Hz.
Sebagai akibatnya, tampilan EKG mode monitor banyak tersaring daripada
mode diagnostik, karena bandpassnya lebih sempit.
Sadapan
Sadapan ekstremitas
Sadapan I
Sadapan II
Sadapan prekordial
Sadapan prekordial V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 ditempatkan secara langsung di
dada. Karena terletak dekat jantung, 6 sadapan itu tak memerlukan
augmentasi. Terminal sentral Wilson digunakan untuk elektrode negatif, dan
sadapan-sadapan tersebut dianggap unipolar. Sadapan prekordial memandang
aktivitas jantung di bidang horizontal. Sumbu kelistrikan jantung di bidang
horizontal disebut sebagai sumbu Z.
Sadapan V1, V2, dan V3 disebut sebagai sadapan prekordial kanan sedangkan
V4, V5, dan V6 disebut sebagai sadapan prekordial kiri.
Kompleks QRS negatif di sadapan V1 dan positif di sadapan V6. Kompleks QRS
harus menunjukkan peralihan bertahap dari negatif ke positif antara sadapan
V2 dan V4. Sadapan ekuifasik itu disebut sebagai sadapan transisi. Saat terjadi
lebih awal daripada sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan awal.
Saat terjadi setelah sadapan V3, peralihan ini disebut sebagai peralihan akhir.
Harus ada pertambahan bertahap pada amplitudo gelombang R antara
sadapan V1 dan V4. Ini dikenal sebagai progresi gelombang R. Progresi
gelombang R yang kecil bukanlah penemuan yang spesifik, karena dapat
disebabkan oleh sejumlah abnormalitas konduksi, infark otot jantung,
kardiomiopati, dan keadaan patologis lainnya.
Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak
apeks berpindah).
Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris
anterior.
Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea
midaxillaris.
Sadapan dasar
Sebuah elektrode tambahan (biasanya hijau) terdapat di EKG 4 dan 12 sadapan
modern, yang disebut sebagai sadapan dasar yang menurut kesepakatan
ditempatkan di kaki kiri, meski secara teoretis dapat ditempatkan di manapun
pada tubuh. Dengan EKG 3 sadapan, saat 1 dipol dipandang, sisanya menjadi
sadapan dasar bila tiada.
Sebuah EKG yang khas melacak detak jantung normal (atau siklus jantung)
terdiri atas 1 gelombang P, 1 kompleks QRS dan 1 gelombang T.
Sebuah gelombang U kecil normalnya terlihat pada 50-75% di EKG. Voltase
garis dasar elektrokardiogram dikenal sebagai garis isoelektrik. Khasnya, garis
isoelektrik diukur sebagai porsi pelacakan menyusul gelombang T dan
mendahului gelombang P berikutnya.
Analisis irama
Ada beberapa aturan dasar yang dapat diikuti untuk mengenali irama
jantung pasien. Bagaimana denyutannya? Teratur atau tidak? Adakah
gelombang P? Adakah kompleks QRS? Adakah perbandingan 1:1 antara
gelombang P dan kompleks QRS? Konstankah interval PR?
Gelombang P
Selama depolarisasi atrium normal, vektor listrik utama diarahkan dari nodus
SA ke nodus AV, dan menyebar dari atrium kanan ke atrium kiri. Vektor ini
berubah ke gelombang P di EKG, yang tegak pada sadapan II, III, dan aVF
(karena aktivitas kelistrikan umum sedang menuju elektrode positif di
sadapan-sadapan itu), dan membalik di sadapan aVR (karena vektor ini
sedang berlalu dari elektrode positif untuk sadapan itu). Sebuah gelombang P
harus tegak di sadapan II dan aVF dan terbalik di sadapan aVR untuk
menandakan irama jantung sebagai Irama Sinus.
Interval PR
Interval PR diukur dari awal gelombang P ke awal kompleks QRS, yang
biasanya panjangnya 120-200 ms. Pada pencatatan EKG, ini berhubungan
dengan 3-5 kotak kecil.
Segmen ST
Segmen ST menghubungkan kompleks QRS dan gelombang T serta berdurasi 0,08-0,12 s (80-120
ms). Segmen ini bermula di titik J (persimpangan antara kompleks QRS dan segmen ST) dan
berakhir di awal gelombang T. Namun, karena biasanya sulit menentukan dengan pasti di mana
segmen ST berakhir dan gelombang T berawal, hubungan antara segmen ST dan gelombang T
harus ditentukan bersama. Durasi segmen ST yang khas biasanya sekitar 0,08 s (80 ms), yang
pada dasarnya setara dengan tingkatan segmen PR dan TP.
Gelombang T
Gelombang T menggambarkan repolarisasi (atau kembalinya) ventrikel.
Interval dari awal kompleks QRS ke puncak gelombang T disebut
sebagai periode refraksi absolut. Separuh terakhir gelombang T disebut
sebagai periode refraksi relatif (atau peride vulnerabel).
Pada sebagian besar sadapan, gelombang T positif. Namun, gelombang T
negatif normal di sadapan aVR. Sadapan V1 bisa memiliki gelombang T yang
positif, negatif, atau bifase. Di samping itu, tidak umum untuk mendapatkan
gelombang T negatif terisolasi di sadapan III, aVL, atau aVF.
Interval QT
Interval QT diukur dari awal kompleks QRS ke akhir gelombang T. Interval QT
yang normal biasanya sekitar 0,40 s. Interval QT di samping yang terkoreksi
penting dalam diagnosis sindrom QT panjang dan sindrom QT pendek. Interval
QT beragam berdasarkan pada denyut jantung, dan sejumlah faktor koreksi
telah dikembangkan untuk mengoreksi interval QT untuk denyut jantung.
Cara yang paling umum digunakan untuk mengoreksi interval QT untuk
denyut pernah dirumuskan oleh Bazett dan diterbitkan pada tahun 1920.
Rumus Bazett adalah , di mana QTc merupakan interval QT yang dikoreksi
untuk denyut, dan RR adalah interval dari bermulanya satu kompleks QRS ke
bermulanya kompleks QRS berikutnya, diukur dalam detik. Namun, rumus ini
cenderung tidak akurat, dan terjadi kelebihan koreksi di denyut jantung tinggi
dan kurang dari koreksi di denyut jantung rendah.
Gelombang U
Gelombang U tak selalu terlihat. Gelombang ini khasnya kecil, dan menurut
definisi, mengikuti gelombang T. Gelombang U diperkirakan menggambarkan
repolarisasi otot papillaris atau serabut Purkinje. Gelombang U yang menonjol
sering terlihat di hipokalemia, namun bisa ada di hiperkalsemia, tirotoksikosis,
atau pemajanan terhadap digitalis, epinefrin, dan antiaritmia Kelas 1A dan 3,
begitupun di sindrom QT panjang bawaan dan di keadaan pendarahan
intrakranial. Sebuah gelombang U yang terbalik dapat menggambarkan
iskemia otot jantung atau kelebihan muatan volume di ventrikel kiri.
Kumpulan sadapan klinis
Sadapan inferior (sadapan II, III dan aVF) memandang aktivitas listrik
dari tempat yang menguntungkan di dinding inferior (atau
diafragmatik) ventrikel kiri.
Sadapan lateral (I, aVL, V5 dan V6) melihat aktivitas kelistrikan dari
titik yang menguntungkan di dinding lateral ventrikel kiri. Karena
elektrode positif untuk sadapan I dan aVL terletak di bahu kiri, sadapan
I dan aVL kadang-kadang disebut sebagai sadapan lateral atas. Karena
ada di dada pasien, elektode positif untuk sadapan V5 dan V6 disebut
sebagai sadapan lateral bawah.
Sadapan septum, V1 and V2 memandang aktivitas kelistrikan dari titik
yang menguntungkan di dinding septum anatomi kiri, yang sering
dikelmpkkan bersama dengan sadapan anterior.
Sadapan anterior, V3 dan V4 melihat aktivitas kelistrikan dari tempat
yang menguntungkan di anterior ventrikel kiri.
Di samping itu, setiap 2 sadapan prekordial yang berdampingan satu
sama lain dianggap bersebelahan. Sebagai contoh, meski V4 itu sadapan
anterior dan V5 lateral, 2 sadapan itu bersebelahan karena berdekatan
satu sama lain.
Sadapan aVR tak menampakkan pandangan khusus atas ventrikel kiri.
Sebagai gantinya, sadapan ini melihat bagian dalam dinding
endokardium dari sudut pandangnya di bahu kanan.
Sumbu
Deviasi sumbu kiri (-30o hingga -90o) dapat menandakan blok fasciculus
anterior kiri atau gelombang Q dari infark otot jantung inferior.
Deviasi sumbu kanan (+90o hingga +180o) dapat menandakan blok
fasciculus posterior kiri, gelombang Q dari infark otot jantung lateral
atas, atau pola nada ventrikel kanan.
Dalam keadaan blok cabang berkas kanan, deviasi kanan atau kiri
dapat menandakan blok bifasciculus.
Selain arus DC, dapat pula menggunakan arus AC dengan frekuensi 50Hz,
yang mempunyai kemampuan merangsang saraf sensoris,saraf motorik dan,
berefek kontraksi otot.
2) Metode Induksi (Metode Kabel), pada metode ini dapat menimbulkan efek
medan listrik dan medan magnet secara bersamaan. Metode ini dilakukan
dengan cara melilitkan kabel pada daerah yang akan diobati, misal daeah
abdomen (perut).
Efek yang ditimbulkan adalah efek fisiologis dan efek pengobatan. Efek
fisiologi: menimbulkan panas pada jaringan-jaringan yang banyak mengandug
air, banyak pula mendeposit energi, pada otot lebih banyak menyerap energi
gelombang mikro dari pada jaringan lemak. Efek pengobatan: dapat mengobati
penderita yang mengalami ruda paksa (trauma) dan peradangan dan dapat
pula mengobati penderita nyeri dan spasme otot, bisul dan rematik.
Gelombang mikro tidak dapat dipakai pada penderita sirkulasi, karena dapat
menimbulkan pendarahan, trombosit dan flebitis. Pada penderita TBC dan
tumor ganas tidak diperkenankan pengobatan dengan gelombang mikro.
Pada beberapa sumber dari buku fisika membagi earth syok menjadi mikro
syok dan makro syok.
1. Mikro syok, terjadi karena adanya aliran listrik langsung mengikuti arteri
ke jantung. Hal ini dapat terjadi ketika penggunaan karakter untuk
pencatatan EKG, liquid filled catter untuk menyuntikkan pewarnaan bagi
radiografi atau mengukur tekanan darah jantung (internal blood pressure)
dan pemasangan elektroda-elektroda pada alat pacu jantung. Oleh karena
beberapa kateter tebuat dari kawat dan cairan bersifat konduktor listrik,
sehingga arus listrik dalam orde mikro ampere saja telah dapat menyebabkan
mikro syok. Diduga arus listrik sekitar 20 mA dapat menyebabkan fibrilasi
ventrikel. Apabila ada kebocoran arus pada alat yang sedang bekerja, arus
tidak dapat mengalir secara langsung ke bumi tetapi akan melewati alat pacu
jantung yang dipasang pada tubuh penderita kemudian ke bumi. Pada mikro
syok akan terjadi fibrilasi ventrikel yang kemudian diikuti dengan kematian.